Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VARICELLA

Disusun Oleh:

1. Annisa Wulandari (20201289)

2. Yuni Indri Astutik (20201315)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

AKPER KARYA BAKTI HUSADA

YOGYAKARTA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Pertama kami panjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya saya diberikan kesehatan dan
kesempatan sehinnga saya bisa meyelesaikan makalah keperawatan medikal
bedah III yang berjudul "Asuhan Keperawatan Pada Pasien Varicella" dengan
tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
yang diampu oleh Ibu Supatmi S. Kep, ns. M. Kep

Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak


yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Di dalam makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh


karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Bantul, 26 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
2.1 Konsep Penyakit Varicella.................................................................................3
A. Definisi varicella................................................................................................3
B. Etiologi varicella................................................................................................3
C. Klasifikasi varicella............................................................................................4
D. Patofisiologi varicella.........................................................................................5
E. Pathway..............................................................................................................7
F. Manifestasi klinik...............................................................................................8
G. Komplikasi varicella...........................................................................................8
H. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................9
I Penatalaksanaan...............................................................................................11
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Varicella...........................................................13
BAB III............................................................................................................................25
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................41
4.1 Kesimpulan......................................................................................................41
4.2 Saran................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................42
BAB I
PENDAHULUAN
 

1.1 Latar Belakang


Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular,
yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap,
2000 : 94) Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-
negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun.
Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat. Namun di
negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang
dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi
diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada
remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

1.2 Rumusan Masalah


a. Definisi penyakit varicella
b. Etiologi penyakit varicella
c. Patofisiologi penyakit varicella
d. Pathway penyakit varicella
e. Manifestasi penyakit varicella
f. Komplikasi penyakit varicella
g. Pemeriksaan penunjang penyakit varicella
h. Penatalaksanaan medis dan keperawatan penyakit varicella
i. Konsep asuhan keperawatan pada pasien varicella
j. Asuhan keperawatan pada pasien varicella

1.3 Tujuan
a. Mengetahui Definisi dari penyakit varicella
b. Mengetahui Etiologi penyakit varicella

1
c. Mengetahui Patofisiologi penyakit varicella
d. Mengetahui pathway penyakit varicella
e. Mengetahui Manifestasi penyakit varicella
f. Mengetahui Komplikasi penyakit varicella
g. Mengetahui Pemeriksaan penunjang penyakit varicella
h. Mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan penyakit
varicella
i. Mengetahui Konsep asuhan keperawatan pada pasien varicella
j. Mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien varicella

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Penyakit Varicella

A. Definisi varicella
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia
penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri
terkenal dengan nama Chicken pox.
Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh
virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular
yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala
demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung
cairan.
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular,
yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap,
2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh
vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella.
Varisela adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa
secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox
(Kapita Selekta, 2000)

B. Etiologi varicella
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut
Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut
juga virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula

3
menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi
klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan
virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita varisela
tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa
ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma
sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam
cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela dapat dilihat dengan
mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan
yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia

C. Klasifikasi varicella
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2:
1) Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut
sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan
syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan
kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat
rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu
menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang
sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk
mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah
pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan
fetus.
2) Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal
antara 5 hari sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang
lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal.
Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG),
kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan
lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang

4
menderita varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya.
Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain
ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus
diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi
maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal
biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG.
Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela,
hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir
intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2
bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk
memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir
profilaksis bila terpajan varisela maternal

D. Patofisiologi varicella
Menyebar Hematogen.

Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar


Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini
virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.

Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh


bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian
dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam
waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan
bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas
pada kulit yang mengering akan terlepas.

Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah


dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari
batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak
langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh

5
manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar
getah bening.

Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan


pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada
masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang
tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini. Varicella
pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin
empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-
anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.

Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih


banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh
persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian
semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela
semakin bertambah berat.

6
E. Pathway

7
F. Manifestasi klinik
Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari
Didahului stadium prodromal yang ditandai :
1) Demam
2) Malaise
3) Sakit kepala
4) Anoreksia
5) Sakit punggung
6) Batuk kering
7) Sore throat yang berlangsung 1-3 hari.
Stadium : erupsi yang ditandai dengan terbentuknya verikula yang
khas, seperti tetesan embun (teardrops) vesikula akan berubah menjadi
pustule, kemudian pecah menjadi kusta, sementara proses ini berlangsung,
timbul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar
secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap,
2000 : 94 – 95 )

G. Komplikasi varicella
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi
komplikasi dapat berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum
ditemukan adalah :
1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air
terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang
dewasa.
2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan
cenderung lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini
ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak
dapat mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang

8
berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan
komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat dan seluruh
tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok
tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari.
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis,
pneumonia, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis,
otitis, arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan
kelainan congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari
menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada
neonatus

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat membantu penegakkan diagnosis,


terutama pada kasus yang atipikal. Pemeriksaan yang dapat dilakukan
adalah tes Tzanck, pemeriksaan serologis, dan isolasi virus dengan
polymerase chain reaction ataupun kultur.[1,5]

1. Tes Tzanck

Tes Tzanck merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang


mudah dilakukan dan berbiaya terjangkau. Tes ini dilakukan dengan
mengambil kerokan dari dasar vesikel kulit. Kerokan lalu diberi
pewarnaan Giemsa dan diperiksa di bawah mikroskop.

Hasil positif akan memberikan gambaran badan inklusi dan sel


datia berinti banyak. Namun, tes Tzanck hanya mengonfirmasi

9
bahwa lesi kulit disebabkan oleh herpesvirus (termasuk varicella-
zoster virus) tetapi tidak secara spesifik mengonfirmasi adanya
varicella-zoster virus (VZV) itu sendiri.[2,15]

2. Pemeriksaan Serologis

Pemeriksaan serologis dilakukan untuk mendeteksi adanya


antibodi spesifik varicella. Pemeriksaan ini biasanya bersifat kurang
sensitif bila dibandingkan dengan polymerase chain reaction (PCR)
tetapi lebih mudah dijumpai daripada fasilitas PCR.

Adanya IgM menandakan infeksi aktif tetapi sulit membedakan


infeksi primer, reinfeksi, dan reaktivasi. Sementara itu, adanya IgG bisa
mengindikasikan infeksi baru maupun imunitas dari vaksinasi. Tidak
adanya antibodi pada hasil pemeriksaan tidak dapat mengeksklusi
infeksi VZV karena antibodi baru dapat terdeteksi ketika gambaran lesi
kulit muncul.

Setelah era vaksinasi varicella, pemeriksaan serologis umumnya


tidak diperlukan pada anak, remaja, dan orang dewasa yang sehat
karena tingginya tingkat serokonversi. Pemeriksaan serologis dapat
dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu immunoassay enzim, tes
aglutinasi lateks, indirect fluorescent antibody, complement fixation,
dan fluorescent antibody to membrane assay.[2,3,5]

3. Isolasi Virus

Isolasi varicella-zoster virus (VZV) melalui kultur cairan vesikel


memberikan diagnosis yang definitif. Namun, kultur ini sulit dilakukan
dan biasanya hanya positif pada <40% kasus. Polymerase chain
reaction (PCR) merupakan alternatif yang lebih sensitif untuk
mengidentifikasi VZV dan membutuhkan waktu yang lebih singkat
daripada kultur.

10
PCR dapat menggunakan sampel selain cairan lesi kulit,
misalnya cairan serebrospinal, saliva, dan darah. Akan tetapi, PCR yang
menggunakan cairan dari lesi kulit (vesikel) dilaporkan akan
memberikan hasil yang terbaik. Sampel lain memiliki risiko hasil
negatif palsu yang lebih tinggi daripada sampel lesi kulit. Kekurangan
PCR adalah fasilitasnya jarang tersedia

b. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan varicella atau cacar air (chickenpox) pada anak


yang sehat umumnya hanya bersifat suportif karena varicella pada
populasi ini biasanya bersifat self-limiting. Namun, pemberian antivirus
bisa dipertimbangkan, terutama untuk kelompok pasien yang berisiko
komplikasi, misalnya orang dewasa dan orang immunocompromised.

1. Terapi Suportif

Losion kalamin yang diberikan secara topikal dapat membantu


meringankan pruritus pada lesi kulit. Selain itu, antihistamin dapat
diberikan untuk mengurangi rasa gatal. Pasien dianjurkan untuk
menjaga higienitas tubuh dan membersihkan diri dengan air hangat
untuk menghindari infeksi sekunder bakteri.

Untuk mengatasi demam, pasien dapat menerima paracetamol.


Pemberian aspirin tidak disarankan karena dapat menyebabkan sindrom
Reye. Asupan cairan yang cukup juga disarankan untuk pasien
varicella. Selain itu, pasien disarankan untuk tidak menggaruk lesi kulit
agar terhindar dari infeksi sekunder.[1,2,6]

2. Medikamentosa

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan


acyclovir pada kelompok orang dengan risiko infeksi varicella sedang

11
hingga berat. Kelompok ini meliputi orang yang berusia >12 tahun,
orang dengan penyakit pulmonal dan kutaneus kronis, orang dengan
terapi salisilat jangka panjang, dan orang dengan pengobatan steroid.

3. Acyclovir

Acyclovir umumnya diberikan secara peroral. Akan tetapi, orang


dewasa dan orang immunocompromised dapat memiliki risiko
morbiditas yang lebih tinggi, sehingga terapi acyclovir secara
intravena dapat dipertimbangkan. Pemberian acyclovir dapat
dimulai dalam 24–48 jam sejak onset lesi kulit.

Dosis acyclovir untuk anak-anak adalah 20 mg/kgBB sebanyak 4


kali/hari untuk 5 hari. Sementara itu, dosis acyclovir untuk orang
dewasa adalah 800 mg sebanyak 4-5 kali/hari selama 5–7 hari. Efek
samping acyclovir oral berkaitan dengan saluran cerna, sedangkan
efek samping acyclovir intravena berkaitan dengan saraf pusat.
[2,5,6,16]

4. Immunoglobulin Varicella Zoster (VZIG)

Pemberian VZIG diindikasikan pada orang immunocompromised


yang sangat rentan, bayi baru lahir dari ibu yang mengalami
varicella sebelum atau setelah melahirkan, bayi prematur, anak usia
<1 tahun, dan ibu hamil.

VZIG direkomendasikan untuk diberikan secepatnya atau hingga


10 hari setelah orang terpapar varicella. VZIG diberikan secara
intramuskular dengan dosis minimal 125 IU. Efek samping VZIG
umumnya jarang. Akan tetapi, pasien dapat mengalami nyeri pada
daerah injeksi, sakit kepala, lemas, menggigil, dan mual.

12
Pemberian VZIG dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
defisiensi IgA dan riwayat anafilaksis terhadap pemberian
immunoglobulin manusia

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Varicella


A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat Tanda : penurunan kekuatan tahanan
2. Integritas ego Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan,
kekuatan, kecacatan.Tanda : ansietas, menangis, menyangkal,
menarik diri, marah.
3. Makan/cairan Tanda : anorexia, mual/muntah
4. Neuro sensori Gejala : kesemutan area bebas Tanda : perubahan
orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi corneal,
kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan
5. Nyeri / Kenyamanan Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan,
gerakan udara, peruban suhu
6. Keamanan Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti
selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trambus mikrovaskuler
pada kulit.
7. Data subjektif Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu
makan dan sakit kepala
8. Data Objektif :
a) Integumen : kulit hangat, pucat dan adanya bintik-bintik
kemerahan pada kulit yang berisi cairan jernih.
b) Metabolik : peningkatan suhu tubuh.
c) Psikologis : menarik diri.
d) GI : anoreksia.
e) Penyuluhan : tentang perawatan luka varicela.

13
B. Masalah yang lazim muncul pada klien
1. Kerusakan integritas kulit
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Nyeri akut
4. Hipertermi
5. Resiko infeksi

C. Intervensi

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
1 Kerusakan integritas kulit NOC : NIC :
Definisi : Tissue Integrity : Skin Pressure Management
Perubahan pada epidermis and Mucous Anjurkan pasien untuk
dan dermis Batasan Membranes menggunakan pakaian
karakteristik : Gangguan Kriteria Hasil : yang longgar
pada bagian tubuh Integritas kulit yang Hindari kerutan padaa
Kerusakan lapisa kulit baik bisa dipertahankan tempat tidur agar
(dermis) (sensasi, elastisitas, kebersihan kulit agar
Gangguan permukaan kulit temperatur, hidrasi, tetap bersih dan kering
(epidermis) pigmentasi) Mobilisasi pasien (ubah
Faktor yang berhubungan : Tidak ada luka/lesi posisi pasien) setiap dua
Eksternal : pada kulit erfusi jam sekali
Hipertermia atau hipotermia jaringan baik Monitor kulit akan
Substansi kimia Menunjukkan adanya kemerahan
Kelembaban udara pemahaman dalam Oleskan lotion atau
Faktor mekanik (misalnya : proses perbaikan kulit minyak/baby oil pada
alat yang dapat dan mencegah derah yang tertekan
menimbulkan luka, tekanan, terjadinya sedera Monitor aktivitas dan
restraint) Immobilitas fisik berulang Mampu mobilisasi pasien
Radiasi melindungi kulit dan Monitor status nutrisi

14
Usia yang ekstrim mempertahankan pasien
Kelembaban kulit kelembaban kulit dan Memandikan pasien
Obat-obatan perawatan alami dengan sabun dan air
Internal : hangat
Perubahan status metabolik
Tulang menonjol Defisit
imunologi
Faktor yang berhubungan
dengan perkembangan
Perubahan sensasi
Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor (elastisitas
kulit)
2. Ketidakseimbangan nutrisi NOC : Nutrition
kurang dari kebutuhan Nutritional Status : Management
tubuh food and Fluid Intake aji adanya alergi
Definisi : Kriteria Hasil : makanan Kolaborasi
Intake nutrisi tidak cukup Adanya peningkatan dengan ahli gizi untuk
untuk keperluan berat badan sesuai menentukan jumlah
metabolisme tubuh dengan tujuan erat kalori dan nutrisi yang
Batasan karakteristik : Berat badan ideal sesuai dibutuhkan pasien.
badan 20 % atau lebih di dengan tinggi badan Anjurkan pasien untuk
bawah ideal Dilaporkan Mampu meningkatkan intake Fe
adanya intake makanan mengidentifikasi Anjurkan pasien untuk
yang kurang dari RDA kebutuhan nutrisi meningkatkan protein
(Recomended Daily Tidak ada tanda tanda dan vitamin C erikan
Allowance) malnutrisi substansi gula Yakinkan

15
Membran mukosa dan Tidak terjadi penurunan diet yang dimakan
konjungtiva pucat berat badan yang mengandung tinggi
Kelemahan otot yang berarti serat untuk mencegah
digunakan untuk konstipasi erikan
menelan/mengunyah makanan yang terpilih
Luka, inflamasi pada ( sudah dikonsultasikan
rongga mulut dengan ahli gizi)
Mudah merasa kenyang, Ajarkan pasien
sesaat setelah mengunyah bagaimana membuat
makanan catatan makanan harian.
Dilaporkan atau fakta Monitor jumlah nutrisi
adanya kekurangan dan kandungan kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
B pasien dalam batas
normal
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan Monitor
lingkungan selama
makan Jadwalkan

16
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan Monitor
kulit kering dan
perubahan pigmentasi
onitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah onitor
mual dan muntah
Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan Monitor
pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3. Nyeri akut NOC : Pain Management
Definisi : Pain Level, ain control, Lakukan pengkajian

17
Sensori yang tidak omfort level nyeri secara
menyenangkan dan Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
pengalaman emosional yang Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
muncul seta aktual atatu nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi,
potensial kerusakan nyeri, mampu kualitas dan faktor
jaringan atau menggunakan teknik presipitasi Observasi
menggambarkan adanya non farmakologi untuk reaksi nonverbal dari
kerusakan (Asosiasi Studi mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
Nyeri Internasional): mencari bantuan) Analgesic
serangan mendadak atau Melaporkan bahwa Administration
pelan intensitasnya dari nyeri berkurang dengan Tentukan lokasi,
ringan sampai berat yang menggunakan karakteristik, kualitas,
dapat diantisipasi dengan manajemen nyeri dan derajat nyeri
akhir yang dapat diprediksi Mampu mengenali sebelum pemberian obat
dan dengan durasi kurang nyeri (skala, intensitas, Cek instruksi dokter
dari 6 bulan. frekuensi dan tanda tentang jenis obat,
Batasan karakteristik : nyeri) Menyatakan rasa dosis, dan frekuensi
Laporan secara verbal atau nyaman setelah nyeri Cek riwayat alergi Pilih
non verbal berkurang analgesik yang
Fakta dari observasi Tanda vital dalam diperlukan atau
Posisi antalgic untuk rentang normal kombinasi dari
menghindari nyeri analgesik ketika
Gerakan melindungi pemberian lebih dari
Tingkah laku berhati-hati satu
Muka topeng Tentukan pilihan
Gangguan tidur (mata sayu, analgesik tergantung
tampak capek, sulit atau tipe dan beratnya nyeri
gerakan kacau, entukan analgesik
menyeringai) pilihan, rute pemberian,
Terfokus pada diri sendiri dan dosis optimal
Fokus menyempit Pilih rute pemberian

18
(penurunan persepsi waktu, secara IV, IM untuk
kerusakan proses berpikir, pengobatan nyeri secara
penurunan interaksi dengan teratur Monitor vital
orang dan lingkungan) sign sebelum dan
Tingkah laku distraksi, sesudah pemberian
contoh : jalan-jalan, analgesik pertama kali
menemui orang lain Berikan analgesik tepat
dan/atau aktivitas, aktivitas waktu terutama saat
berulang-ulang) nyeri hebat
Respon autonom (seperti Evaluasi efektivitas
diaphoresis, perubahan analgesik, tanda dan
tekanan darah, perubahan gejala (efek samping)
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh
kesah) Perubahan dalam
nafsu makan dan minum
Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis)
4. Hipertermia NOC : Temperature regulation
Definisi : suhu tubuh naik Thermoregulation Monitor suhu minimal
diatas rentang normal Kriteria Hasil : tiap 2 jam Rencanakan
Batasan Karakteristik: Suhu tubuh dalam monitoring suhu secara
kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal kontinyu

19
rentang normal serangan Nadi dan RR dalam Monitor TD, nadi, dan
atau konvulsi (kejang) kulit rentang normal RR Monitor warna dan
kemerahan pertambahan RR Tidak ada perubahan suhu kulit
takikardi saat disentuh warna kulit dan tidak Monitor tanda-tanda
tangan terasa hangat Faktor ada pusing, merasa hipertermi dan
faktor yang berhubungan : nyaman hipotermi Tingkatkan
penyakit/ trauma intake cairan dan nutrisi
peningkatan Selimuti pasien untuk
metabolisme aktivitas yang mencegah hilangnya
berlebih pengaruh kehangatan tubuh
medikasi/anastesi Ajarkan pada pasien
ketidakmampuan/penurunan cara mencegah
kemampuan untuk keletihan akibat panas
berkeringat terpapar Diskusikan tentang
dilingkungan panas pentingnya pengaturan
dehidrasi pakaian yang suhu dan kemungkinan
tidak tepat efek negatif dari
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu,

20
dan RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan Monitor
TD, nadi, RR, sebelum,
selama,
dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari
nadi Monitor frekuensi
dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
dentifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
5. Resiko Infeksi Definisi : NOC : NIC :
Peningkatan resiko Immune Status Infection Control
masuknya organisme Knowledge : Infection (Kontrol infeksi)

21
patogen control isk control Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil : setelah dipakai pasien
Prosedur Infasif Klien bebas dari tanda lain Pertahankan teknik
Ketidakcukupan dan gejala infeksi isolasi
pengetahuan untuk Mendeskripsikan Batasi pengunjung bila
menghindari paparan proses penularan perlu Instruksikan pada
patogen penyakit, factor yang pengunjung untuk
Trauma Kerusakan jaringan mempengaruhi mencuci tangan saat
dan peningkatan paparan penularan serta berkunjung dan setelah
lingkungan Ruptur penatalaksanaannya, berkunjung
membran amnion Menunjukkan meninggalkan pasien
Agen farmasi kemampuan untuk Gunakan sabun
(imunosupresan) Malnutrisi mencegah timbulnya antimikrobia untuk cuci
Peningkatan paparan infeksi tangan
lingkungan patogen Jumlah leukosit dalam Cuci tangan setiap
Imonusupresi batas normal sebelum dan sesudah
Ketidakadekuatan imum Menunjukkan perilaku tindakan kperawtan
buatan hidup sehat Gunakan baju, sarung
Tidak adekuat pertahanan tangan sebagai alat
sekunder (penurunan Hb, pelindung Pertahankan
Leukopenia, penekanan lingkungan aseptik
respon inflamasi) selama pemasangan alat
Tidak adekuat pertahanan Ganti letak IV perifer
tubuh primer (kulit tidak dan line central dan
utuh, trauma jaringan, dressing sesuai dengan
penurunan kerja silia,cairan petunjuk umum
tubuh statis,perubahan Gunakan kateter
sekresi pH,perubahan intermiten untuk
peristaltik) menurunkan infeksi
Penyakit kronik kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi

22
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal Monitor
hitung granulosit, WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi Batasi
pengunjung Saring
pengunjung terhadap
penyakit menular
Partahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p Berikan
perawatan kuliat pada
area epidema Inspeksi
kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas,
drainase Ispeksi kondisi
luka / insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien

23
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif

D. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
intervensi dan masalah gangguan intebritas kulit dikatakan teratasi
apabila :
b. Fungsi kulit dan membran mukosa baik dengan parut minimal
c. Krusta berkurang
d. Suhu kulit, kelembapan dan warna kulit serta membran mukosa
normal alami, tidak terjadi kelainan neurogik.
e. Tidak terjadi kelainan respiratorik

24
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VARICELLA

3.1 Pengkajian

Identitas Klien:

Nama                    : Tn. B

Umur                    : 20 tahun

Jenis Kelamin       : Laki-laki

Agama                  : Islam

Pendidikan           : SMA

Pekerjaan              : Swasta

Status                   : Belum menikah

Alamat                 : Sleman, Yogyakarta

Suku Bangsa        : Jawa

Tgl Masuk            : 25 Februari 2022

Tgl Pengkajian     : 25 februari 2022

No. RM                : 22055

Penanggung Jawab:

Nama                    : Ny. F

25
Umur                    : 51 tahun

Jenis Kelamin       : Perempuan

Pekerjaan              : Ibu Rumah Tangga

Agama                  : Islam

Alamat                 : Sleman, Yogyakarta

Hubungan             : Ibu Kandung

1. Keluhan Utama
Klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di seluruh
tubuhnya
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RS Guna Sehat diantar oleh orang tuanya dengan
keluhan klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di
seluruh tubuhnya. Terasa nyeri di area ruam yang berisi air, dan
terasa nyeri saat dipegang, nyeri seperti cekit-cekit, terasa hilang
timbul
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
4. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien khawatir kalau penyakit yang diderita klien
semakin parah, dan berharap agar cepat sembuh.
c. Pola Nutrisi dan Metabolisme

26
Diet/Suplemen khusus                                   : Tidak ada

Nafsu makan                                                  : Menurun

Penurunan sensasi kecap, mual, stomatitis     : Tidak ada

Kesulitan menelan (disfagia)                         : Tidak ada

Gigi                                                                : Lengkap

Frekuensi Makan                                            : 1-2x sehari

Jenis Makanan                                                : Nasi, Sayur, dan buah

Pantangan/alergi                                             : Ikan

d. Pola Eliminasi
BAB:

Frekuensi                                                        : 2x sehari

Warna                                                             : Kuning

Waktu                                                                        : Tidak teratur

Konsistensi                                                     : Lunak

Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia)   : Tidak ada


BAK:

Frekuensi                                : 4-5x sehari

Kesulitan                                : Tidak ada

e. Pola Aktivitas dan Latihan

Kekuatan Otot                             : Normal

Kemampuan ROM                       : Normal

Keluhan saat beraktivitas             : –

f. Pola Istirahat dan Tidur

Lama tidur                                   : 4-6 jam

27
Waktu                                          : Malam

g. Pola Kognitif dan Persepsi

Status mental                               : Normal

Bicara                                           : Normal

Kemampuan memahami               : normal

Tingkat Ansietas                          : Sedang

Penglihatan                                  : Normal

Ketidaknyamanan/Nyeri              : Nyeri Akut

h. Persepsi Diri dan Konsep Diri


Perasaan Klien tentang masalah kesehatan ini : Klien merasa malu
dan minder
i. Pola peran hubungan
Pekerjaan                                      : Swasta
Sistem Pendukung                       : Keluarga
j. Pola Koping dan toleransi aktivitas
Hal yang dilakukan saat ada masalah                  : Cerita dengan orang
terdekat atau keluarga
Penggunaan obat untuk menghilangkan stress    : Tidak ada
Keadaan emosi dalam sehari-hari                        : Tegang
k. Keyakinan dan Kepercayaan
Agama                                                      : Islam
Pengaruh agama dalam kehidupan          : Percaya akan ajaran
agamanya

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum             : Tampak gelisah

Penampilan Umum: Bersih dan rapi

28
Klien tampak sehat/sakit/sakit berat: Sakit

Kesadaran: Compos Mentis

BB: 60 kg TB: 170 cm

2. Tanda-tanda vital

TD : 150/110 mmHg, ND : 90 x/menit, RR  : 22 x/menit, S  : 38oC

3. Kulit

Warna Kulit : Tampak kemerahan

Kelembaban : Kering

Turgor Kulit  : Elastic berkurang

Ada/Tidaknya edema : Tidak ada

4. Kepala

Inspeksi : Rambut bersih

Palpasi  : Ada ruam berisi air

5. Mata

Inspeksi  : Simetris

Fungsi penglihatan    : Normal

Ukuran pupil    : Normal

Konjungtiva : Anemis

Sklera : Putih

6. Telinga

Fungsi pendengaran         : Tidak ada gangguan fungsi pendengaran

Kebersihan                       : Bersih

Sekret                               : Tidak ada

29
7. Hidung dan Sinus

Fungsi Penciuman            : Baik

Pembengkakan                 : Tidak ada

Perdarahan                       : Tidak ada

Kebersihan                       : Bersih

Sekret                               : Tidak ada

8. Mulut dan Tenggorokan

Membran Mukosa            : Kering

Kebersihan Mulut            : Bersih

Keadaan Gigi                   : Lengkap

Tanda Radang                 : Tidak ada

Trismus                            : Tidak ada

Kesulitan Menelan           : Tidak ada

9. Leher

Trakea                  : Simetris

Kelenjar Limfe     : Ada

Kelenjar Tiroid     : Tidak ada pembesaran

10. Thorak/Paru

Inspeksi                : Dada simetris

Perkusi                 : Tidak ada massa dan peningkatan produksi mukus

Auskultasi            : Pernafasan stridor (ngorok)

11. Jantung

Inspeksi                : Iktus kordis terlihat

30
12. Abdomen

Inspeksi                : Simetris

Auskultasi            : Peristaltik usus

Palpasi                  : Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites

13. Ekstremitas

Ekstremitas Atas              : Pergerakan Normal

Ekstremitas Bawah          : Pergerakan Normal

14. Neurologis
Status Mental                   : Normal
Motorik                            : Normal
Sensorik                           : Tidak ada gangguan pada sistem sensorik

3.2 Analisa data

No Symptom Etiologi Problem


1 DS: Penyakit varicella Hipertermi

Klien mengeluh badannya


demam

DO:
TTV: TD: 150/110 mmHg, N:
90 x/menit, RR: 22 x/menit, S:
38oC

Kulit kemerahan

Kulit terasa hangat

Peningkatan suhu tubuh diatas


kisaran normal
2 DS: Penyakit varicella Nyeri akut

Klien mengatakan nyeri saat

31
dipegang

P :Ruam berisi air

Q: Seperti cekit-cekit

R :Di sekitar ruam

S :3

T : Hilang timbul

DO:

Pasien tampak gelisah


Terdapat ruam berisi air,
berwarna kemerahan
3 DS: Penyakit varicella Kerusakan
-
integritas kulit
DO:
Ruam yang muncul semakin
banyak, ruam tersebut muncul
diarea tubuh, wajah, leher,
tangan dan kepala

3.3 Diagnosa Keperawatan


a. Hipertermi b.d penyakit varicella
b. Nyeri akut b.d penyakit varicella
c. Kerusakan integritas kulit b.d penyakit varicella

3.4 Intervensi

N Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


o hasil (NIC)
dx (NOC)
1 Setelah dilakukan 1.      Observasi TTV: 1.      TTV merupakan
asuhan keperawatan suhu, nadi, tekanan acuan untuk
selama 2×24 jam darah, pernapasan mengetahui keadaan
diharapkan Hipertermi umum pasien
teratasi, dengan KH: 2. Beri kompres hangat

32
Menunjukkan
temperatur dalam didaerah ketiak atau 2.      Kompres hangat
batas normal dahi memberikan efek
vasodilatasi
3.      Anjurkan klien pembuluh darah
untuk istrahat ditempat sehingga dapat
tidur/tirah baring meningkatkan
pengeluaran panas
4.      Anjurkan untuk tubuh melalui pori-
menggunakan pakaian pori
yang tipis dan
menyerap keringat 3.      Mencegah
terjadinya
5.      Kolaborasi peningkatan
dengan dokter dalam metabolisme tubuh
pemberian obat dan membantu proses
antipiretik penyembuhan

4.      Pakaian yang


tipis akan membantu
mengurangi
penguapan tubuh

5.      Antipiretik
berfungsi dalam
menurunkan suhu
tubuh
2 Setelah dilakukan 1.      Observasi reaksi 1. memantau respon
asuhan keperawatan nonverbal dari nyeri
selama 2×24 jam ketidaknyamanan
diharapkan Nyeri akut 2. Untuk mengurangi
teratasi, dengan KH: 2.      Ajarkan teknik nyeri
relaksasi
1.      Mampu 3. Dapat menekan
mengontrol nyeri 3.      Kolaborasi skala nyeri
(tahu penyebab nyeri, pemberian analgetik
mampu menggunakan untuk mengurangi nyeri
tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
menyari bantuan)

2.      Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan

33
manajemen nyeri

3.      Mampu
mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)

4.      Menyatakan rasa


nyaman setelah nyeri
berkurang
3 Setelah dilakukan 1.      Anjurkan pasien 1.      Pakaian yang
asuhan keperawatan untuk menggunakan longgar agar
selama 2×24 jam pakaian yang longgar meminimalkan
diharapkan Kerusakan gesekan dengan kulit
integritas kulit 2.      Hindari kerutan
teratasi, dengan KH: pada tempat tidur 2. mencegah
terjadinya tekanan   
1.      Integritas kulit 3.      Jaga kebersihan dari jaringan lunak
yang baik bisa kulit agar tetap bersih
dipertahankan dan kering 3. agar luka cepat
(sensasi, elastisitas, sembuh dan tidak
temperatur, hidrasi, 4.      Monitor kulit terjadi infeksi
pigmentasi) akan adanya kemerahan
4. mengantisipasi
2.      Tidak ada 5.      Edukasi dalam terjadinya iritasi
luka/lesi pada kulit menghindari penyebab
varicella 5. mengajarkan
3.      Perfusi jaringan kepada keluarga dan
baik pasien dari
pencegahan penyebab
4.      Menunjukkan penyakit varicella
pemahaman dalam
proses perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya cedera
berulang

5.      Mampu
melindungi kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami

34
3.5 implementasi dan Evaluasi

No Hari/tgl Implementasi Evaluasi


dx
1 Jumat/25 Jam 07.00 S : Pasien mengatakan masih
1. mengobservasi TTV: demam
Feb 2022
suhu, nadi, tekanan
darah, pernapasan O: Kulit teraba hangat
ttd
jam 07.10 Td : 140/70 mmHg
2. memberi kompres
hangat didaerah ketiak N : 90x/menit
atau dahi
ttd Rr: 22x/menit
jam 07.20
3. menganjurkan klien S : 38,5°c
untuk istrahat ditempat
tidur/tirah baring A: Hipertermi belum teratasi
ttd
jam 07.25 P: Lanjutkan intervensi (no
4. menganjurkan untuk 1,2,3,4,5)
menggunakan pakaian
yang tipis dan
menyerap keringat
ttd
jam 07.30
5. berkolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
antipiretik
ttd
II Jam 07.35 S : Pasien mengatakan masih
1. mengobservasi reaksi
merasa nyeri di
nonverbal dari
ketidaknyamanan P :Ruam berisi air
ttd
Q: Seperti cekit-cekit
jam 07.40
2. mengajarkan teknik R :Di sekitar ruam
relaksasi
S :3
ttd

35
jam 07.45 T : Hilang timbul
3. berkolaborasi
pemberian analgetik
untuk mengurangi nyeri O : Pasien tampak menahan
ttd
nyeri
A : Nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi (no.
1,2,3)
III Jam 07.50 S:-
1. menganjurkan pasien
O: Masih terdapat ruam
untuk menggunakan
pakaian yang longgar berisi air dan kemerahan
ttd
A :Kerusakan integritas kulit
jam 07.55
2. mengHindari kerutan belum teratasi
pada tempat tidur
P : Lanjutkan intervensi (no.
ttd
jam 08.00 1,2,3,4,5)
3. menjaga kebersihan
kulit agar tetap bersih
dan kering
ttd
jam 08.10
4. memonitor kulit akan
adanya kemerahan
ttd
jam 08.15
5. mengedukasi dalam
menghindari penyebab
varicella
ttd

No. Hari/Tgl Implementasi Evaluasi


Dx
I Sabtu/26 Jam 07.00 S : Pasien mengatakan masih
Feb 2022 mengobservasi TTV: suhu, nadi, sedikit demam tapi tidak
tekanan darah, pernapasan seperti kemarin
ttd O: Td :140/70mmHg,
N:88x/menit, Rr:22x/menit,

36
jam 07.10 S:37,5°c
memberi kompres hangat Kulit teraba hangat
didaerah ketiak atau dahi A : Hipertermi teratasi
ttd sebagian
jam 07.20 P : Lanjutkan intervensi (no.
menganjurkan klien untuk 1,3,4,5)
istrahat ditempat tidur/tirah
baring
ttd
jam 07.25
menganjurkan untuk
menggunakan pakaian yang tipis
dan menyerap keringat
ttd
jam 07.30
berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat antipiretik
ttd
II Jam 07.35 S : Pasien mengatakan masih
mengobservasi reaksi nonverbal sedikit nyeri di area ruam
dari ketidaknyamanan Skala nyeri 2
ttd O: Pasien masih nampak
jam 07.40 gelisah
mengajarkan teknik relaksasi A: Nyeri akut teratasi
ttd sebagian
jam 07.45 P: Lanjutkan intervensi (no.
berkolaborasi pemberian 2,3)
analgetik untuk mengurangi nyeri
ttd

37
III Jam 07.50 S:-
menganjurkan pasien untuk O: Kulit masih kemerahan
menggunakan pakaian yang A: Kerusakan integritas kulit
longgar teratasi sebagian
ttd P : Lanjutkan intervensi (no.
jam 07.55 1,3,5)
mengHindari kerutan pada
tempat tidur
ttd
jam 08.00
menjaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
ttd
jam 08.10
memonitor kulit akan adanya
kemerahan
ttd
jam 08.15
mengedukasi dalam menghindari
penyebab varicella
ttd

No. Hari/Tgl Implementasi Evaluasi


Dx
I Minggu/27 Jam 07.00 S : Pasien mengatakan sudah
Feb 2022 mengobservasi TTV: suhu, nadi, tidak demam
tekanan darah, pernapasan O: Td :130/80mmHg,
ttd N:88x/menit, Rr:22x/menit,
jam 07.10 S:36.7°c
memberi kompres hangat Kulit teraba normal

38
didaerah ketiak atau dahi A : Hipertermi teratasi
ttd P : intervensi di hentikan
jam 07.20
menganjurkan klien untuk
istrahat ditempat tidur/tirah
baring
ttd
jam 07.25
menganjurkan untuk
menggunakan pakaian yang tipis
dan menyerap keringat
ttd
jam 07.30
berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat antipiretik
ttd
II Jam 07.35 S : Pasien mengatakan sudah
mengobservasi reaksi nonverbal tidak nyeri
dari ketidaknyamanan Skala nyeri 1
ttd O: Pasien nampak senang dan
jam 07.40 tersenyum
mengajarkan teknik relaksasi A: Nyeri akut sudah teratasi
ttd P: intervensi dihentikan
jam 07.45
berkolaborasi pemberian
analgetik untuk mengurangi
nyeri
ttd
III Jam 07.50 S:-
menganjurkan pasien untuk O: Kulit masih kemerahan
menggunakan pakaian yang A: Kerusakan integritas kulit

39
longgar teratasi sebagian
ttd P : Lanjutkan intervensi (no.
jam 07.55 1,2, 3)
mengHindari kerutan pada
tempat tidur
ttd
jam 08.00
menjaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
ttd
jam 08.10
memonitor kulit akan adanya
kemerahan
ttd
jam 08.15
mengedukasi dalam menghindari
penyebab varicella
ttd

40
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa. Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella
Zooster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus
ini menyebabkan penyakit Varicella. Sedangkan kreativitasnya menyebabkan
Herpes Zooster. Pada beberapa kelompok yaitu , Bayi dibawah usia 28 hari
dan Orang dengan kekebalan tubuh rendah.

4.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa (i) dapat mengetahui apa itu Varicella dan
jadikan sebagai ilmu keperawatan dalam kehidupan sehari-hari

41
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan.Salemba Medika : Jakarta

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/cacar-air/diagnosis

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/cacar-air/penatalaksanaan

42

Anda mungkin juga menyukai