Disusun Oleh:
YOGYAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Pertama kami panjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya saya diberikan kesehatan dan
kesempatan sehinnga saya bisa meyelesaikan makalah keperawatan medikal
bedah III yang berjudul "Asuhan Keperawatan Pada Pasien Varicella" dengan
tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
yang diampu oleh Ibu Supatmi S. Kep, ns. M. Kep
Penulis
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
2.1 Konsep Penyakit Varicella.................................................................................3
A. Definisi varicella................................................................................................3
B. Etiologi varicella................................................................................................3
C. Klasifikasi varicella............................................................................................4
D. Patofisiologi varicella.........................................................................................5
E. Pathway..............................................................................................................7
F. Manifestasi klinik...............................................................................................8
G. Komplikasi varicella...........................................................................................8
H. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................9
I Penatalaksanaan...............................................................................................11
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Varicella...........................................................13
BAB III............................................................................................................................25
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................41
4.1 Kesimpulan......................................................................................................41
4.2 Saran................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................42
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui Definisi dari penyakit varicella
b. Mengetahui Etiologi penyakit varicella
1
c. Mengetahui Patofisiologi penyakit varicella
d. Mengetahui pathway penyakit varicella
e. Mengetahui Manifestasi penyakit varicella
f. Mengetahui Komplikasi penyakit varicella
g. Mengetahui Pemeriksaan penunjang penyakit varicella
h. Mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan penyakit
varicella
i. Mengetahui Konsep asuhan keperawatan pada pasien varicella
j. Mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien varicella
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi varicella
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia
penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri
terkenal dengan nama Chicken pox.
Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh
virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular
yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala
demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung
cairan.
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular,
yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap,
2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh
vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella.
Varisela adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa
secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox
(Kapita Selekta, 2000)
B. Etiologi varicella
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut
Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut
juga virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula
3
menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi
klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan
virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita varisela
tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa
ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma
sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam
cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela dapat dilihat dengan
mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan
yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia
C. Klasifikasi varicella
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2:
1) Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut
sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan
syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan
kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat
rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu
menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang
sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk
mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah
pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan
fetus.
2) Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal
antara 5 hari sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang
lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal.
Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG),
kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan
lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang
4
menderita varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya.
Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain
ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus
diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi
maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal
biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG.
Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela,
hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir
intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2
bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk
memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir
profilaksis bila terpajan varisela maternal
D. Patofisiologi varicella
Menyebar Hematogen.
5
manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar
getah bening.
6
E. Pathway
7
F. Manifestasi klinik
Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari
Didahului stadium prodromal yang ditandai :
1) Demam
2) Malaise
3) Sakit kepala
4) Anoreksia
5) Sakit punggung
6) Batuk kering
7) Sore throat yang berlangsung 1-3 hari.
Stadium : erupsi yang ditandai dengan terbentuknya verikula yang
khas, seperti tetesan embun (teardrops) vesikula akan berubah menjadi
pustule, kemudian pecah menjadi kusta, sementara proses ini berlangsung,
timbul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar
secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap,
2000 : 94 – 95 )
G. Komplikasi varicella
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi
komplikasi dapat berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum
ditemukan adalah :
1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air
terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang
dewasa.
2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan
cenderung lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini
ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak
dapat mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang
8
berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan
komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat dan seluruh
tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok
tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari.
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis,
pneumonia, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis,
otitis, arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan
kelainan congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari
menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada
neonatus
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Tzanck
9
bahwa lesi kulit disebabkan oleh herpesvirus (termasuk varicella-
zoster virus) tetapi tidak secara spesifik mengonfirmasi adanya
varicella-zoster virus (VZV) itu sendiri.[2,15]
2. Pemeriksaan Serologis
3. Isolasi Virus
10
PCR dapat menggunakan sampel selain cairan lesi kulit,
misalnya cairan serebrospinal, saliva, dan darah. Akan tetapi, PCR yang
menggunakan cairan dari lesi kulit (vesikel) dilaporkan akan
memberikan hasil yang terbaik. Sampel lain memiliki risiko hasil
negatif palsu yang lebih tinggi daripada sampel lesi kulit. Kekurangan
PCR adalah fasilitasnya jarang tersedia
b. Penatalaksanaan
1. Terapi Suportif
2. Medikamentosa
11
hingga berat. Kelompok ini meliputi orang yang berusia >12 tahun,
orang dengan penyakit pulmonal dan kutaneus kronis, orang dengan
terapi salisilat jangka panjang, dan orang dengan pengobatan steroid.
3. Acyclovir
12
Pemberian VZIG dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
defisiensi IgA dan riwayat anafilaksis terhadap pemberian
immunoglobulin manusia
13
B. Masalah yang lazim muncul pada klien
1. Kerusakan integritas kulit
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Nyeri akut
4. Hipertermi
5. Resiko infeksi
C. Intervensi
14
Usia yang ekstrim mempertahankan pasien
Kelembaban kulit kelembaban kulit dan Memandikan pasien
Obat-obatan perawatan alami dengan sabun dan air
Internal : hangat
Perubahan status metabolik
Tulang menonjol Defisit
imunologi
Faktor yang berhubungan
dengan perkembangan
Perubahan sensasi
Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor (elastisitas
kulit)
2. Ketidakseimbangan nutrisi NOC : Nutrition
kurang dari kebutuhan Nutritional Status : Management
tubuh food and Fluid Intake aji adanya alergi
Definisi : Kriteria Hasil : makanan Kolaborasi
Intake nutrisi tidak cukup Adanya peningkatan dengan ahli gizi untuk
untuk keperluan berat badan sesuai menentukan jumlah
metabolisme tubuh dengan tujuan erat kalori dan nutrisi yang
Batasan karakteristik : Berat badan ideal sesuai dibutuhkan pasien.
badan 20 % atau lebih di dengan tinggi badan Anjurkan pasien untuk
bawah ideal Dilaporkan Mampu meningkatkan intake Fe
adanya intake makanan mengidentifikasi Anjurkan pasien untuk
yang kurang dari RDA kebutuhan nutrisi meningkatkan protein
(Recomended Daily Tidak ada tanda tanda dan vitamin C erikan
Allowance) malnutrisi substansi gula Yakinkan
15
Membran mukosa dan Tidak terjadi penurunan diet yang dimakan
konjungtiva pucat berat badan yang mengandung tinggi
Kelemahan otot yang berarti serat untuk mencegah
digunakan untuk konstipasi erikan
menelan/mengunyah makanan yang terpilih
Luka, inflamasi pada ( sudah dikonsultasikan
rongga mulut dengan ahli gizi)
Mudah merasa kenyang, Ajarkan pasien
sesaat setelah mengunyah bagaimana membuat
makanan catatan makanan harian.
Dilaporkan atau fakta Monitor jumlah nutrisi
adanya kekurangan dan kandungan kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
B pasien dalam batas
normal
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan Monitor
lingkungan selama
makan Jadwalkan
16
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan Monitor
kulit kering dan
perubahan pigmentasi
onitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah onitor
mual dan muntah
Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan Monitor
pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3. Nyeri akut NOC : Pain Management
Definisi : Pain Level, ain control, Lakukan pengkajian
17
Sensori yang tidak omfort level nyeri secara
menyenangkan dan Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
pengalaman emosional yang Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
muncul seta aktual atatu nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi,
potensial kerusakan nyeri, mampu kualitas dan faktor
jaringan atau menggunakan teknik presipitasi Observasi
menggambarkan adanya non farmakologi untuk reaksi nonverbal dari
kerusakan (Asosiasi Studi mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
Nyeri Internasional): mencari bantuan) Analgesic
serangan mendadak atau Melaporkan bahwa Administration
pelan intensitasnya dari nyeri berkurang dengan Tentukan lokasi,
ringan sampai berat yang menggunakan karakteristik, kualitas,
dapat diantisipasi dengan manajemen nyeri dan derajat nyeri
akhir yang dapat diprediksi Mampu mengenali sebelum pemberian obat
dan dengan durasi kurang nyeri (skala, intensitas, Cek instruksi dokter
dari 6 bulan. frekuensi dan tanda tentang jenis obat,
Batasan karakteristik : nyeri) Menyatakan rasa dosis, dan frekuensi
Laporan secara verbal atau nyaman setelah nyeri Cek riwayat alergi Pilih
non verbal berkurang analgesik yang
Fakta dari observasi Tanda vital dalam diperlukan atau
Posisi antalgic untuk rentang normal kombinasi dari
menghindari nyeri analgesik ketika
Gerakan melindungi pemberian lebih dari
Tingkah laku berhati-hati satu
Muka topeng Tentukan pilihan
Gangguan tidur (mata sayu, analgesik tergantung
tampak capek, sulit atau tipe dan beratnya nyeri
gerakan kacau, entukan analgesik
menyeringai) pilihan, rute pemberian,
Terfokus pada diri sendiri dan dosis optimal
Fokus menyempit Pilih rute pemberian
18
(penurunan persepsi waktu, secara IV, IM untuk
kerusakan proses berpikir, pengobatan nyeri secara
penurunan interaksi dengan teratur Monitor vital
orang dan lingkungan) sign sebelum dan
Tingkah laku distraksi, sesudah pemberian
contoh : jalan-jalan, analgesik pertama kali
menemui orang lain Berikan analgesik tepat
dan/atau aktivitas, aktivitas waktu terutama saat
berulang-ulang) nyeri hebat
Respon autonom (seperti Evaluasi efektivitas
diaphoresis, perubahan analgesik, tanda dan
tekanan darah, perubahan gejala (efek samping)
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh
kesah) Perubahan dalam
nafsu makan dan minum
Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis)
4. Hipertermia NOC : Temperature regulation
Definisi : suhu tubuh naik Thermoregulation Monitor suhu minimal
diatas rentang normal Kriteria Hasil : tiap 2 jam Rencanakan
Batasan Karakteristik: Suhu tubuh dalam monitoring suhu secara
kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal kontinyu
19
rentang normal serangan Nadi dan RR dalam Monitor TD, nadi, dan
atau konvulsi (kejang) kulit rentang normal RR Monitor warna dan
kemerahan pertambahan RR Tidak ada perubahan suhu kulit
takikardi saat disentuh warna kulit dan tidak Monitor tanda-tanda
tangan terasa hangat Faktor ada pusing, merasa hipertermi dan
faktor yang berhubungan : nyaman hipotermi Tingkatkan
penyakit/ trauma intake cairan dan nutrisi
peningkatan Selimuti pasien untuk
metabolisme aktivitas yang mencegah hilangnya
berlebih pengaruh kehangatan tubuh
medikasi/anastesi Ajarkan pada pasien
ketidakmampuan/penurunan cara mencegah
kemampuan untuk keletihan akibat panas
berkeringat terpapar Diskusikan tentang
dilingkungan panas pentingnya pengaturan
dehidrasi pakaian yang suhu dan kemungkinan
tidak tepat efek negatif dari
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu,
20
dan RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan Monitor
TD, nadi, RR, sebelum,
selama,
dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari
nadi Monitor frekuensi
dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
dentifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
5. Resiko Infeksi Definisi : NOC : NIC :
Peningkatan resiko Immune Status Infection Control
masuknya organisme Knowledge : Infection (Kontrol infeksi)
21
patogen control isk control Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil : setelah dipakai pasien
Prosedur Infasif Klien bebas dari tanda lain Pertahankan teknik
Ketidakcukupan dan gejala infeksi isolasi
pengetahuan untuk Mendeskripsikan Batasi pengunjung bila
menghindari paparan proses penularan perlu Instruksikan pada
patogen penyakit, factor yang pengunjung untuk
Trauma Kerusakan jaringan mempengaruhi mencuci tangan saat
dan peningkatan paparan penularan serta berkunjung dan setelah
lingkungan Ruptur penatalaksanaannya, berkunjung
membran amnion Menunjukkan meninggalkan pasien
Agen farmasi kemampuan untuk Gunakan sabun
(imunosupresan) Malnutrisi mencegah timbulnya antimikrobia untuk cuci
Peningkatan paparan infeksi tangan
lingkungan patogen Jumlah leukosit dalam Cuci tangan setiap
Imonusupresi batas normal sebelum dan sesudah
Ketidakadekuatan imum Menunjukkan perilaku tindakan kperawtan
buatan hidup sehat Gunakan baju, sarung
Tidak adekuat pertahanan tangan sebagai alat
sekunder (penurunan Hb, pelindung Pertahankan
Leukopenia, penekanan lingkungan aseptik
respon inflamasi) selama pemasangan alat
Tidak adekuat pertahanan Ganti letak IV perifer
tubuh primer (kulit tidak dan line central dan
utuh, trauma jaringan, dressing sesuai dengan
penurunan kerja silia,cairan petunjuk umum
tubuh statis,perubahan Gunakan kateter
sekresi pH,perubahan intermiten untuk
peristaltik) menurunkan infeksi
Penyakit kronik kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
22
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal Monitor
hitung granulosit, WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi Batasi
pengunjung Saring
pengunjung terhadap
penyakit menular
Partahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p Berikan
perawatan kuliat pada
area epidema Inspeksi
kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas,
drainase Ispeksi kondisi
luka / insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
23
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
D. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
intervensi dan masalah gangguan intebritas kulit dikatakan teratasi
apabila :
b. Fungsi kulit dan membran mukosa baik dengan parut minimal
c. Krusta berkurang
d. Suhu kulit, kelembapan dan warna kulit serta membran mukosa
normal alami, tidak terjadi kelainan neurogik.
e. Tidak terjadi kelainan respiratorik
24
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VARICELLA
3.1 Pengkajian
Identitas Klien:
Nama : Tn. B
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penanggung Jawab:
Nama : Ny. F
25
Umur : 51 tahun
Agama : Islam
1. Keluhan Utama
Klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di seluruh
tubuhnya
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RS Guna Sehat diantar oleh orang tuanya dengan
keluhan klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di
seluruh tubuhnya. Terasa nyeri di area ruam yang berisi air, dan
terasa nyeri saat dipegang, nyeri seperti cekit-cekit, terasa hilang
timbul
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
4. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien khawatir kalau penyakit yang diderita klien
semakin parah, dan berharap agar cepat sembuh.
c. Pola Nutrisi dan Metabolisme
26
Diet/Suplemen khusus : Tidak ada
d. Pola Eliminasi
BAB:
27
Waktu : Malam
Bicara : Normal
Penglihatan : Normal
1. Pemeriksaan Umum
28
Klien tampak sehat/sakit/sakit berat: Sakit
2. Tanda-tanda vital
3. Kulit
Kelembaban : Kering
4. Kepala
5. Mata
Inspeksi : Simetris
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Putih
6. Telinga
Kebersihan : Bersih
29
7. Hidung dan Sinus
Kebersihan : Bersih
9. Leher
Trakea : Simetris
10. Thorak/Paru
11. Jantung
30
12. Abdomen
Inspeksi : Simetris
13. Ekstremitas
14. Neurologis
Status Mental : Normal
Motorik : Normal
Sensorik : Tidak ada gangguan pada sistem sensorik
DO:
TTV: TD: 150/110 mmHg, N:
90 x/menit, RR: 22 x/menit, S:
38oC
Kulit kemerahan
31
dipegang
Q: Seperti cekit-cekit
S :3
T : Hilang timbul
DO:
3.4 Intervensi
32
Menunjukkan
temperatur dalam didaerah ketiak atau 2. Kompres hangat
batas normal dahi memberikan efek
vasodilatasi
3. Anjurkan klien pembuluh darah
untuk istrahat ditempat sehingga dapat
tidur/tirah baring meningkatkan
pengeluaran panas
4. Anjurkan untuk tubuh melalui pori-
menggunakan pakaian pori
yang tipis dan
menyerap keringat 3. Mencegah
terjadinya
5. Kolaborasi peningkatan
dengan dokter dalam metabolisme tubuh
pemberian obat dan membantu proses
antipiretik penyembuhan
5. Antipiretik
berfungsi dalam
menurunkan suhu
tubuh
2 Setelah dilakukan 1. Observasi reaksi 1. memantau respon
asuhan keperawatan nonverbal dari nyeri
selama 2×24 jam ketidaknyamanan
diharapkan Nyeri akut 2. Untuk mengurangi
teratasi, dengan KH: 2. Ajarkan teknik nyeri
relaksasi
1. Mampu 3. Dapat menekan
mengontrol nyeri 3. Kolaborasi skala nyeri
(tahu penyebab nyeri, pemberian analgetik
mampu menggunakan untuk mengurangi nyeri
tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
menyari bantuan)
2. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan
33
manajemen nyeri
3. Mampu
mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
5. Mampu
melindungi kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
34
3.5 implementasi dan Evaluasi
35
jam 07.45 T : Hilang timbul
3. berkolaborasi
pemberian analgetik
untuk mengurangi nyeri O : Pasien tampak menahan
ttd
nyeri
A : Nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi (no.
1,2,3)
III Jam 07.50 S:-
1. menganjurkan pasien
O: Masih terdapat ruam
untuk menggunakan
pakaian yang longgar berisi air dan kemerahan
ttd
A :Kerusakan integritas kulit
jam 07.55
2. mengHindari kerutan belum teratasi
pada tempat tidur
P : Lanjutkan intervensi (no.
ttd
jam 08.00 1,2,3,4,5)
3. menjaga kebersihan
kulit agar tetap bersih
dan kering
ttd
jam 08.10
4. memonitor kulit akan
adanya kemerahan
ttd
jam 08.15
5. mengedukasi dalam
menghindari penyebab
varicella
ttd
36
jam 07.10 S:37,5°c
memberi kompres hangat Kulit teraba hangat
didaerah ketiak atau dahi A : Hipertermi teratasi
ttd sebagian
jam 07.20 P : Lanjutkan intervensi (no.
menganjurkan klien untuk 1,3,4,5)
istrahat ditempat tidur/tirah
baring
ttd
jam 07.25
menganjurkan untuk
menggunakan pakaian yang tipis
dan menyerap keringat
ttd
jam 07.30
berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat antipiretik
ttd
II Jam 07.35 S : Pasien mengatakan masih
mengobservasi reaksi nonverbal sedikit nyeri di area ruam
dari ketidaknyamanan Skala nyeri 2
ttd O: Pasien masih nampak
jam 07.40 gelisah
mengajarkan teknik relaksasi A: Nyeri akut teratasi
ttd sebagian
jam 07.45 P: Lanjutkan intervensi (no.
berkolaborasi pemberian 2,3)
analgetik untuk mengurangi nyeri
ttd
37
III Jam 07.50 S:-
menganjurkan pasien untuk O: Kulit masih kemerahan
menggunakan pakaian yang A: Kerusakan integritas kulit
longgar teratasi sebagian
ttd P : Lanjutkan intervensi (no.
jam 07.55 1,3,5)
mengHindari kerutan pada
tempat tidur
ttd
jam 08.00
menjaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
ttd
jam 08.10
memonitor kulit akan adanya
kemerahan
ttd
jam 08.15
mengedukasi dalam menghindari
penyebab varicella
ttd
38
didaerah ketiak atau dahi A : Hipertermi teratasi
ttd P : intervensi di hentikan
jam 07.20
menganjurkan klien untuk
istrahat ditempat tidur/tirah
baring
ttd
jam 07.25
menganjurkan untuk
menggunakan pakaian yang tipis
dan menyerap keringat
ttd
jam 07.30
berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat antipiretik
ttd
II Jam 07.35 S : Pasien mengatakan sudah
mengobservasi reaksi nonverbal tidak nyeri
dari ketidaknyamanan Skala nyeri 1
ttd O: Pasien nampak senang dan
jam 07.40 tersenyum
mengajarkan teknik relaksasi A: Nyeri akut sudah teratasi
ttd P: intervensi dihentikan
jam 07.45
berkolaborasi pemberian
analgetik untuk mengurangi
nyeri
ttd
III Jam 07.50 S:-
menganjurkan pasien untuk O: Kulit masih kemerahan
menggunakan pakaian yang A: Kerusakan integritas kulit
39
longgar teratasi sebagian
ttd P : Lanjutkan intervensi (no.
jam 07.55 1,2, 3)
mengHindari kerutan pada
tempat tidur
ttd
jam 08.00
menjaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
ttd
jam 08.10
memonitor kulit akan adanya
kemerahan
ttd
jam 08.15
mengedukasi dalam menghindari
penyebab varicella
ttd
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa. Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella
Zooster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus
ini menyebabkan penyakit Varicella. Sedangkan kreativitasnya menyebabkan
Herpes Zooster. Pada beberapa kelompok yaitu , Bayi dibawah usia 28 hari
dan Orang dengan kekebalan tubuh rendah.
4.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa (i) dapat mengetahui apa itu Varicella dan
jadikan sebagai ilmu keperawatan dalam kehidupan sehari-hari
41
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/cacar-air/diagnosis
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/cacar-air/penatalaksanaan
42