Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY N

DENGAN POST PARTUM SPONTAN HARI KE 2

DI BANGSAL KANA KAMAR NO 9

RSUD WONOSARI

Disusun Oleh :

Yuni Indri Astutik

20201315

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTUL

2022/2023
A. Pengertian
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung < dari 24 jam.
(Abdul Bari, 2011)
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
dari rahim, sampai 6 minggu berikutnya disertai dengan pulihnya kembali organ-
organ yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami peruabahan seperti
perlukaan,keluarnya cairan berupa lochea dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan (Suherni, 2011)
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang dpiperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi kembali normal seperti sebelum hamil (Bobak,
2011)
Periode post partus adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada
keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru
( Mitayani, 2011).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf
dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi
penurunan hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai
penenang otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua Turunnya kadar hormone estrogen dan
progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta
4. Teori iritasi mekanik Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala
janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

C. Manifestasi klinis

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita


memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan
(prepatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Lightening atau setting, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering atau susah kencing (potasirkula) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah dari janin
4. Perasaan sakit perut dan pinggang karena adanya kontraksi lemah dari uterus
yang disebut “fase labor paint”
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya nertamba dan bisa
bercampur lender darah (bloody shoe)

D. Patofisiologi
1. Adaptasi Fisiologis
a. Involusi uterus
Proses kembalinya uterus k keadaaan semula sebelum hamil dan melahirkan,
keadaan ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kintraksi otot-otot
polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada pada garis
tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus uteri
bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus
uterus mencapai kurang lebih cm di atas umbilicus, fundusturun kira-kira
sampai 2 cm setiap 24 jam.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uteru meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterij
yang sangat besar. Homeostatis pasca partum dicapai terutama akibat
kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit
dan pembentukan bekuan
2. Adaptasi Psikologis
Menurut (Gerry Morgan & Hamaaailton, 2011) adaptasi psikologis ibu
postpartum dibagi menjadi 3 fase yaitu :
a. Fase taking in (ketergantungan) fase ini dimulai dari hari kedua stelah
melajirkan, dimana ibu membutuhkan pelayanan dan perlindungan
b. Fase taking hold (ketergantungan kemandirian) fase ini diulai pada hari ketig
setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima.
Ibunsiap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal baru
c. Fase letting go (kemandirian) dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam
setelah melahirkan. System keluarga telah menyesuaikan diri dengan
anggotanya yang baru.
E. Pathways

F. Klasifikasi
Tahapan yang terjadipada masa nifas menurut (Saleha, 2011) adalah sebagai berikut :
1. Periode immediate postpartum
Masa sgera setelah plasenta lahir 24 jam. Pada masa ini sering terdapat masalah,
misalnya perdarahan pada atonia uteri. Oleh karena itu harus dilakukan
pemeriksaan kontraksi uterus dengan teratur, pengeluaran lochea, dan
pemeriksaan tanada vital
2. Peripde early postpartum 24 jam sampai 1 minggu
Pada fase ini bisa dipastikan involusi uteridalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makan dan minum, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode late postpartum antara 1 minggu sampai 5 minggu
Pada periode ini tetp dilakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling keluarga berencana.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksan Laboratorium :
Pemeriksaan leboratorium yang dilaksanakan antara lain :

a. Preparat saline basah untuk memeriksa adanya tricomona


b. Preparat basah potasium peroxide digunakan untuk memeriksa adanya
jamur candidiadan adanya gardnerela.
c. Urinalisis
d. Kultur gonorrhoe dan herpes servik
e. Kultur cerviks
f. Pemeriksaan darah lengkap
g. Pemerilsaan virus herpes simplek tipe 1 dan 28
h. Westrern blood untuk pemeriksaan virus HIV9.
i. Chlamidia yaitu tes kultur atau tes untuk mendeteksi antigen
2. USG untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta
3. Kardiografi untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin
4. Amniocentesis pemeriksaan sitology air ketuban
5. Amnioskopi melihat kekeruhan air ketuban
6. Uji oksitosin untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus
7. Pemeriksaan sitology vagina

H. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama, sakit perut, perdarahan, neri pada luka jahitan, takut bergerak
3. Riwayat kehamilan, umur kehamilan serta riwayat penyakit yang menyertai
4. Riwayat persalinan (tempat persalinan normal atau komplikasi, keadaan bayi,
keadaan ibu)
5. Riwayat nifas yang lalu (pengeluaran ASI, BB bayi, rowayat KB)
6. Pemeriksaan fisik (keadaan umum pasien, abdomen, saluran cerna, alat kemih,
lochea, vagina perineum dan rectum, ekstremitas, kemampuan perawatan diri)
7. Pemeriksaan psikososial (respon dan perspsi keluarga, status psikologis ayah,
respon keluarga terhadap bayi)
I. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan
b. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan perawatan vulva
c. Ansietas berhubungan dengan ketidaksiapan pemberian ASI

J. Rencana Tindakan
a. Nyeri akut berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan
Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam diharapkan nyeri akut teratsi dengan
kriteria hasil :
- Skala nyeri berkurang
- TTV dalam batas normal
- Tidak ada respon verbal/non verbal dari ketidaknyamanan

Intervensi :

- Monitor TTV
- Kaji nyeri pasien secara komprehensif
- Kaji factor penyebab nyeri
- Berikan posisi yang nyaman
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesic
- Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan perawatan vulva
b. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan perawatan vulva
Setelah dilakukan tikdakan selama 2x24 jam diharapkan resiko infeksi teratasi
dengan kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Kebersihan vulva hygene meningkat
- Pengetahuan pasien mengneai vulva hygigene menigngkat

Intervensi :

- Kaji darah perineum vulva


- Kaji penegetahuan pasien tentang vulva hygiene
- Ajarkan perawatan luka
- Anjurkan pasien cuci tangan sebelum memegang daerah vulv
c. Ansietas berhubungan dengan ketidaksiapan pemberian ASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x224 jam diharapkan ansietas
berkurang dengan kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda ansietas
- Pasien Nampak lebih rileks
- Pasien memahami cara mengurangi kecemasan
- Pengetahuan pasiein menegnai pemberian asi meningkat

Intervensi :

- Monitor KU pasien
- Identifikasi penyebab ansietas
- Berikan informasi atau edukasi kesehatan
- Dukung ibu untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
- Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
- Ajarkan perawatan payudara post partum (pijat oksitosin)

K. Implemetasi
Implementasi adalah serangkaian yang dilakukan oleh seorang perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih tinggi yang menggambarkan bahawa kriteria hasil yang dihrapkan tecapai
Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya untuk mengawasi dan mencatat respon
pasien terhadap tindakan keperawatan yang gelah dilakukan (Nettina, 2012)

L. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan terus menerus untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bgaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung,
2011)
DAFTAR PUSTAKA

BOBAK, l.j.2010. Buku Ajar Persalinan Normal. Jakarta : EGC

Saifudin, Abdul Bari, 2012. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina pustaka
Srwono Prawirodiharjo : Jakarta

Saleha, Siti. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Suherni, 2011. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai