Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN

FOLIKULITIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Integumen

Dosen pembimbing :

Hamid S.Kep.Ns

Nama penyusun :

Intiya Eka Lestari

Vista Avesia

PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN


STIKES BAHRUL ULUM
TAMBAKBERAS JOMBANG
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpaham rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
FOLIKULITISbahwa keberhasilan kami dalam bentuk terselesaikannya penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
beberapa pihak. Pada kesempatan ini kami hendak menyampaikan rasa terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik untuk secara moral maupun
material secara langsung maupun tidak langsung, kepada Kedua orang tua kami yang
selalu memotivasi saya dan Hamid S.Kep.Ns, Selaku Dosen S1 Keperawatan
STIKES Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang. Sekaligus pembimbing Mata Kuliah
Sistem Integumen semester 7.
Hanya ucapan terima kasih yang bisa saya ungkapkan. Semoga Allah SWT,
membalas semua kebaikan yang diberikan dengan rahmat yang tiada tara. Amiin.
Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami mengharapkan saran dan kritik bersifat membangun
untuk perbaikan makalah dan Asuhan Keperawatan ini. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih.

Jombang,03 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.......................................................................................
b. Rumusan Masalah...................................................................................
c. Tujuan......................................................................................................
2. BAB II PEMBAHASAN II
a. Definisi dari Folikulitis……………........................................................
b. Klasifikasi dari Folikulitis…….............................................................
c. Etioligi dari Folikulitis.............................................................................
d. Manifestasi Klinik dari Folikulitis………………................................
e. WOC dari Folikulitis …………………………………………………
f. Pemeriksaan penunjang dari Folikulitis……….....................................
g. Penatalaksanaan Folikulitis …………………………………………..
h. Komplikasi dari Folikulitis……………..................................................
i. Asuhan Keperawatan dari Folikulitis……………....................................
3. BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan ini terjadi di folikel.Faktor resiko terjadi trauma pada kulit
dan higien buruk. Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan
karena banyak individu yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter.
Dengan penanganan yang tepat, pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik.
Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua hingga tiga minggu. Prognosis
pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan kondisi fisik pasien serta
kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi.
Di Amerika Serikat, Organisme Malassezia dapat ditemukan pada kulit dalam
75-98% dari orang sehat. Organisme ini merupakan bagian dari flora normal kulit
dan banyak individu dengan Malassezia yang tidak memiliki tanda-tanda atau
gejala dari folikulitas atau penyakit lainnya. Kolonisasi oleh M.furfur dimulai
segera setelah lahir, dan kehadiran puncak dari yeast (ragi) terjadi pada akhir
masa remaja dan kehidupan dewasa muda, berlepatan dengan bertepatan dengan
menempatnya aktivitas kelenjar sebasea dan konsentrasi lipid di kulit. (wolf,
2012).
Pitirosporum ovale hair pada 90-100% dari permukaan kulit yang sehat,
jumlah terbanyak terdapat pada dada dan punggung. Iklim tertentu mempengaruhi
presentase orang dengan Pitiriasis ovale dan jumlah orang dengan Pitirosporum
Folikulitis. Masyarakat yang tinggal diiklim hangat dan lembab memiliki insiden
yang lebih tinggi dari Pitirosporum Folikulitis. Salah satu klinik di Filipina
mencatat bahwa 16% dari semua kunjangan pasien adalah kasus Pitirosporum
Folikulitis. (wolf, 2012).
Pada Tahun 2008 dari China menyebutkan bahwa 1,5% dari semua pasien
kulit di diagnose dengan pitirosparum ovale folliculitis, sebagian besar dari
mereka sehat, dan rata-rata ddeasa muda. Laporan Pitirosporum Folikulitis
bervariasi, laki-laki dan perempuan 1:1. Pitirosporum Folikulitis sering terjadi
pada anak muda, orang dewasa muda dan usia tua yaitu pada mereka yang berusia
13-45 tahun. Dan lebih banyak ditemui di daerah tropis, mungkin karena
kelembapan tinggi dan suhu panas. (wolf, 2012 ; Bramono etel., 2015).Di
Indonesia sendiri sulit ditentukan insiden folikulitis karena banyak individu yang
yang terkena infeksi ini tidak berobat ke dokter.dengan penanganan yang tepat
pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik.
.Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain :selulitis,
furunkulosis, skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.Folikulitis
dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang
persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien folikulitis miminimalkan
gesekan pakaian dan hindari mencukur didaerah yang sering timbul gatal iika
memang harus di cukur gunakan jel dan silet baru dan bersih. Terbagi 2 yaitu secara
sistemik dan secara tropikal :Penisilin G prokain,amisilin amoxilin.(perdozqi,2011)

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa definisi dari Folikulitis ?
b. Apa saja Klasifikasi dari Folikulitis ?
c. Bagaimana Etiologi dari Folikulitis ?
d. Apa saja Manifestasi Klinik dari Folikulitis ?
e. Bagaimana WOC dari Folikulitis ?
f. Bagaimana Pemeriksaan penunjang Folikulitis ?
g. Bagaimana penatalaksanaan dari Folikulitis ?
h. Bagaimana Komplikasi dari Folikulitis ?
i. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari Folikulitis ?
1.3 TUJUAN
j. Untuk mengetahi Definisi dari Folikulitis
k. Untuk mengetahui Klasifikasi dariFolikulitis
l. Untuk mengetahui Etiologidari Folikulitis
m. Untuk mengetahui Manifestasi Klinik dari Folikulitis
n. Untuk mengetahui WOC dari Folikulitis
o. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang dariFolikulitis
p. Untuk mengetahui Penatalaksanaandari Folikulitis
q. Untuk mengetahui Komplikasi Folikulitis
r. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Folikulitis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Folikulitis adalah adanya inflamasi dan peradangan di dinding dan ostia
folikel rambut membentuk pustule (nanah) di dasar folikel (akar rambut). Tipe
inflamasi ini tergantung penyebab dan derajat yang dapat ditentukan dengan
biopsi.(Corwin, 2011)
Pada folikulitis superfisial, inflamasi terjadi di bagian infundibular sedangkan
pada folikulitis dalam, inflamasi tidak hanya sampai folikel dalam tetapi
menyebar juga ke dermis. Folikulitis dalam dapat kita evaluasi dari lesi kronis
folikulitis superfisial, dan dari lesi skar yang ditimbulkan.
Terdapat istilah perifolikulitis, di tangan, yakni adanya peradangan seringnya
limfosit dijaringan perifolukuler dengan menyebar ke dermis retikuler. Folikulitis
dan parifolikulitis dapat terjadi tunggal atau bersamaan akibat dari disrupsi dan
iritasi.(Corwin, 2011)
Sebenarnya akne atau jerawat adalah bentuk noninfeksius dari folikulitis. Ini
telah menjadi paradima, dimana patogenesis dari akne sekarang akibat dari
inflamasi primer di perifolikuler. Hiperkeratinisasi terjadi akibat obstruksi
folikuler, dimana terjadi akumulasi sebum dan akibatnya folikel membesar.
Bakteri Propiobakterium acnes, membentuk biofilm dan lipase untuk
menghancurkan trigliserid sebum menjadi asam lemak dan mengaktifkan
imunitas bawaan melalui reseptor 2 toll-like.
Infeksi ini tidak memiliki kecenderungan gender, artinya baik laki-laki dan
perempuan memiliki kemungkinan yang sama. Infeksi ini juga dapat terjadi pada
seluruh rentang usia.(Corwin, 2011)
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan
higien buruk. (Corwin, 2011)
Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan
pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.
Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
superficial atau hanya di permukaan sajadan yang letaknya lebih dalam lagi
disebut profunda. (Rahayu, 2007)
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang
umumnya disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul
sebagai bintik-bintik kecil disekeliling folikel rambut. (Rifki, 2011)

2.2 KLASIFIKASI FOLIKULITAS


1. Folikulitis berdasarkan letaknya
a. Folikulitis superficial
 Pseudomonas Folikulitis
Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan
sampai dengan adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian
tubuh yang tertutup pakaian renang dengan air yang terkontaminasi
dengan pseudomonas.
 Tinea Barbae
Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau
Trychopyton mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah
dagu pria ( jenggot ). Tinea barbae menyebabkan timbulnya bintik-
bintik putih yang gatal.
 Pseudofolikulitis Barbae
Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis
barbae menyebabkan jenggot menjadi keriting.
 Pityrosporum Folikulitis
Lebih sering terjadi pada dewasa muda.Folikulitis tipe ini
menimbulkan gejala kemerahan, pustul dan gatal pada daerah
punggung, dada dan kadang-kadang daerah bahu, lengan atas dan
wajah. Disebabkan oleh infeksi ragi, seperti malassezia furfur, sama
halnya seperti jamur yang menyebabkan ketombe.
b. Folikulitis profundan
 Folikulitis Gram negative
Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik
jangka panjang dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu
keseimbangan normal bakteri pada hidung, yang akan mempermudah
berkembangnya bakteri yang berbahaya ( Bakteri Gram-negatif ). Pada
umumnya hal ini tidak membahayakan, karena flora di hidung akan
kembali normal apabila pemakaian antibiotik dihentikan.
 Folikulitis Eosinofilik
Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif.Folikulitis tipe ini
memiliki gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang
bernanah (pus), terutama terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi
pada punggung dan lengan atas.Luka biasanya menyebar, sangat gatal
dan seringkali menimbulkan hipopigmentasi. (Anonymus, 2009)
2. Folikus berdasarkan penyebabnya
a. Folikulitis bakterial
Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka,
goresan, sayatan bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel
rambut. Bakteri dapat terperangkap di folikel dan infeksi dapat menyebar
dari folikel rambut ke bagian lain dari tubuh.Folikulitis bakterial bisa
dangkal atau mendalam.Folikulitis dangkal, yang disebut juga impetigo,
terdiri dari bintil berisi nanah yang terangkat dari kulit.Bintil itu sering
dikelilingi oleh lingkaran kemerahan.
Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan
melibatkan lebih banyak folikel untuk menghasilkan furunkel dan
karbuncle.Ini lebih serius daripada folikulitis dan dapat menyebabkan
kerusakan permanen dan menimbulkan luka yang membekas pada
kulit.Folikulitis bakterial biasanya terjadi pada anak-anak dan orang
dewasa.Staphylococcus aureus adalah penyebab folikulitis bakterial
terbanyak.Ini juga menyebabkan sikosis, yaitu infeksi kronis yang
melibatkan seluruh folikel rambut.Selain itu spesies streptococcus,
pseudomonas, proteus dan bakteri coliform juga menjadi penyebab
folikulitis bakterial.
b. Folikulitis jamur
Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur.
Infeksi jamur dangkal ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur
dalam menyerang lapisan kulit yang lebih dalam. Infeksi dari folikel
rambut juga dapat menyebar ke dalam darah atau organ dalam.
Jamur Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi
kandida adalah penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis
dermatophytic paling sering disebabkan oleh spesies zoofilik, yaitu
spesies jamur yang menunjukkan daya tarik atau persamaan dengan
hewan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintil folikuler di sekitar
plak eritematosa berwarna merah yang mengeras. Penetrasi jamur yang
dalam menyebabkan peradangan yang tinggi dan menentukan besarnya
kerontokan rambut yang terjadi akibat infeksi.
c. Folikulitis virus
Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel
rambut. Infeksi karena virus herpes sederhana (HSV) sering berubah
menjadi luka berbintil atau borok, dan akhirnya menjadi kerak. Infeksi
yang disebabkan oleh kontagiosum moluskum mengindikasikan sebuah
imunitastertahan yang bermanifestasi sebagai papula berwarna keputihan
dan gatal yang berada di daerah jenggot. Ada juga beberapa laporan
tentang folikulitis yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster.
d. Folikulitis parasit
Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil
yang bersembunyi di dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di
sana. Kutu rambut seperti demodex folliculorum dan demodex brevis
adalah penghuni alami pada folikel pilo-sebaceous manusia. (Anonymus,
2011)

2.3 ETIOLOGI
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil
di bawah kulit.Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada
seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti
bibir.
Etiologi yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah kuman
staphylococcus aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :
a. Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini
menyebabkan folikulitis gram negatif pada pasien yang mendapat
terapi antibiotik jangka panjang)
b. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam
lingkungan hangat dan memiliki PH tinggi serta kandungan klorin
yang rendah) (Kowalak, 2011)

2.4 MANIFESTASI KLINIS


Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk
kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu
atau beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus ( pustul ),
ditengahnya mengandung rambut serta adanya krusta disekitar daerah inflamasi.
Infeksi terasa gatal dan agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu
menyakitkan.Tempat predileksi folikulitis superfisial yaitu di tungkai bawah.
Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan
sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang
lebih berat yaitu sangat sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan
jaringan ikat apabila telah sembuh. (Anonymus, 2009)

2.5 WOC

- Gesekan saat Keringat Infamasi Cedera


bercukur berlebih kulit kulit
- Gesekan pakaian

Penyumbatan
folikel

Kerusakan folikel
rambut

Staphylococcus menginfeksi folikel rambut

folikulitis

Defter masuk lebi dalam kejaringan rambut dan


jaringan kulit disekitarnya atau perifolikuler

Pergerakan sel PMN kedaerah infeksi


Respon inflamasi

Peningkatan Peningkata Dilepaskan


pe
permeabilita n mediator
s vaskuler permeabilit kimiawi
as vaskuler
Kebocoran Kebocoran histamin
cairan di cairan di
intestisial intestisial
Gatal

Pembengkakan
pembengkakan
Di garuk

Peningkatan
Gangguan citra
tekanan lokal Kerusakan
tubuh
integritas
kulit
Nyeri akut
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada
b. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan
diagnosis folinokulitis
c. Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya
memperlihatkan S. aureus)
d. Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi.
(Kowalak, 2011)

2.7 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN


Terapi folikulitis dapat dibagi menjadi preventif dan terapi
farmakologis,untuk tindakan preventif dapat dilakukan dengan menghilangkan
faktor predisposisi yang dapat meyebabkan kondisi tersebut,misal : (
rook,fitz,color,habif)
a. mencuci tangan dengan antiseptik
b. anjurkan klien untuk tidak mencukur daerah yang lesi atau bagian
rambut halus
c. pengobatan topikal
d. kolaborasi dengan tim medis untuk memaksimalkan terapi
e. jaga hygine klien
Jenis-jenis obat yang diberikan pada folikulitis :
a. Benzyl peroksida
b. Ampisislin 250mg
c. Cotrimokzasol
d. Terbinafine250mg
e. Itrakonazol 100mg
f. Itrakonazol 100mg
1. Pencegahan
a. Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik. Untuk
menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri
tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri
tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air
panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang
menggunakan air panas)
b. Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti
sprei, selimut, sarung bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini
harus dicuci memakai air panas
c. Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera
membuangnya dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak,
2011)

2.8 KOMPLIKASI
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi
meskipun infeksi dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :
1. Selulitis
Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya
superfisial, akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau
menyebar ke nodus limfatikus dan aliran darah.
2. Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit
( subkutan ). Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna
kemerahan. Tetapi beberapa hari kemudian dapat berisi pus, sehingga
akan membesar dan lebih sakit.
3. Skar
Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat (
hipertropik / skar keloid ) atau hipopigmentasi

4. Kerusakan folikel rambut


Hal ini akan mempermudah terjadinya kebotakan permanen (Anonymus,
2009)
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas Pasien :
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, no. register, tanggal MRS,
diagnosa medis
b. Keluhan Utama :
Biasanya tampakkemerahan yang nyeri pada wajah, punggung, leher,
atau dada
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya Pasien datang dengan keluhannya adalah kemerahan yang
nyeri, adanya komedo yang berbentuk difolikel di wajah, leher, dada
dan punggung. Nyerinya terasa dibakar (panas) dan hilang timbul.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Biasanya klien memiliki riwayat hiegin yang buruk dan biasanya
terdapat infeksi sebelunya ( luka pada permukaan kulit kecuali telapak
tangan).
c. Riwayat Penyakit keluarga :
Biasanya ada salah satu keluarga yang menderita penyakit yang sama
sebelumnya.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Tanda-Tanda Vital
TD :
Nadi :
Suhu :
RR :
Pengkajian Funggsional Gordon
4. Pola Persepsi Kesehatan
Adanya riwayat infeksi sebelumya.
Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
5. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu,
6. Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
7. Hygiene personal yang kurang.
Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
8. Pola Nutrisi Metabolik
Biasanya pola makan sehari-harisedikit mengalani gangguan
Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar
atau perih.
9. Pola Eliminasi
Sering berkeringat.
Tanyakan pola berkemih dan bowel.
10. Pola Aktivitas dan Latihan
Pemenuhan sehari-hari terganggu.
Kelemahan umum, malaise.
Toleransi terhadap aktivitas rendah.
Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan
11. Pola Tidur dan Istirahat
Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
Mimpi buruk.
12. Pola Persepsi Kognitif
Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
Pengetahuan akan penyakitnya.
13. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Perasaan tidak percaya diri atau minder.
Perasaan terisolasi.
14. Pola Hubungan dengan Sesama
Hidup sendiri atau berkeluarga
Frekuensi interaksi berkurang
Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
15. Pola Reproduksi Seksualitas
Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
16. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
Emosi tidak stabil
Ansietas, takut akan penyakitnya
Disorientasi, gelisah
17. Pola Sistem Kepercayaan
Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
Agama yang dianut

B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
baik
3. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
C. INTERVENSI
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit
Kriteria Hasil : Nyeri terkontrol/teratasi
INTERVENSI RASIONAL
 Kaji skala nyeri  Perubahan karakter, lokasi,
 Dorong ekspresi, perasaan intensitas nyeri dapt
tentang Nyeri mengindikasikan
 Ajarkan teknik relaksasi, komplikasi
distraksi, massage, guiding  Pernyataan
imajenery memungkinkanpengungka
 Berikan aktivitasterapeutik pan emosi dan
tepat sesuaidengan kondisi dapatmeningkatkan
danusia pasien mekanisme koping
 Kolaborasi pemberian  Memfokuskan kembali
analgesiksesuai indikasi pehatian, meningkatkan
relaksasi dan
meningkatkan rasa control
yang dapat menurunkan
ketergantungan
farmakologis
 Membantu mengurangi
konsentrasi nyeri yang
dialami dan memfokuskan
kembali perhatian.
 Perubahan metode untuk
penghilangan nyeri
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
baik
Kriteria Hasil : pengembangan peningkatan penerimaan diri

INTERVENSI RASIONAL
 Kaji adanya gangguan padacitradiri  Gangguan citra diri akan
pasien menyertai setiap
 Berikan kesempatan penyakit atau keadaan
untukpengungkapan,dengarkandengan yang tampak nyata bagi
cara terbuka dan tidak menghakimi pasien. Kesan seseorang
untuk mengekspresikan perasaan terhadap dirinya sendiri
 Bantu pasien yang cemas dalam akan berpengaruh pada
mengembangkan kemampuanuntuk konsep diri
menilai diri dan mengenalidiri serta  Pasienme mbutuhkan
mengatasi masalah. pengalaman didengarkan
 Dorong pasien untuk bersosialisasi dan dipahami
dengan orang lain dan Bantu pasien  Menetralkan kecemasan
kea rah penerimaan diri yang tidak perlu terjadi
dan memulihkan realitas
situasi
 Membantu dalam
meningkatkan sosialisasi
dan penerimaan diri
3. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
Kriteria Hasil : pasien dapat mempertahankan integritas kulit

INTERVENSI RASIONAL
 Inspeksi kulit terhadap  menandakan area sirkulasi
perubahan warna, turgor buruk/kerusakan yang dapat
 Pantau masukan cairan dan menimbulkan pembentukan
hidrasi kulit serta membran dekubitus/infeksi
mukosa  mendeteksi adanya dehidrasi
 Anjurkan menggunakan atau hidrasi berlebihan yang
pakaian katun yang longgar mempengaruhi sirkulasi dan
 Berikan matras busa/flotasi integritas jaringan pada
tingkat seluler
 mencegah iritasi dermal
langsung dan meningkatkan
evaporasi lembab kulit
 menurunkan tekanan lama
pada jaringan, yang dapat
membatasi perfusi seluler
yang menyebabkan
iskemia/nekrosis
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Folikulitis adalah adanya inflamasi dan peradangan di dinding dan
ostia folikel rambut membentuk pustule (nanah) di dasar folikel (akar rambut).
Tipe inflamasi ini tergantung penyebab dan derajat yang dapat ditentukan
dengan biopsi.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada
bentuk kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di
sekeliling satu atau beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus (
pustul ), ditengahnya mengandung rambut serta adanya krusta disekitar daerah
inflamasi. Infeksi terasa gatal dan agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu
menyakitkan.

3.2 SARAN

Folikulitis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan dan personal


hygine, gunakan krim saat mencukur agar kulit tidak terluka dan jangan
menggunakan pakaian yang ketat agar tidak teradi gesekan antara kulit dan
pakaian. Cuci dan keringkan pakaian sebelum kembali di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/pathway-folikulitis-dll.html. Diakses pada tanggal 03


Oktober 2018 pukul 23.20 WIB
http://ulymiladiyah.blogspot.com/2015/10/folikulitis.html. Diakses pada tanggal 03
Oktober 2018 pukul 23.20 WIB
http://funnursing.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-folikulitis.html. Diakses
pada tanggal 03 Oktober 2018 pukul 23.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai