FOLIKULITIS
Dosen pembimbing :
Hamid S.Kep.Ns
Nama penyusun :
Vista Avesia
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpaham rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
FOLIKULITISbahwa keberhasilan kami dalam bentuk terselesaikannya penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
beberapa pihak. Pada kesempatan ini kami hendak menyampaikan rasa terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik untuk secara moral maupun
material secara langsung maupun tidak langsung, kepada Kedua orang tua kami yang
selalu memotivasi saya dan Hamid S.Kep.Ns, Selaku Dosen S1 Keperawatan
STIKES Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang. Sekaligus pembimbing Mata Kuliah
Sistem Integumen semester 7.
Hanya ucapan terima kasih yang bisa saya ungkapkan. Semoga Allah SWT,
membalas semua kebaikan yang diberikan dengan rahmat yang tiada tara. Amiin.
Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami mengharapkan saran dan kritik bersifat membangun
untuk perbaikan makalah dan Asuhan Keperawatan ini. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.......................................................................................
b. Rumusan Masalah...................................................................................
c. Tujuan......................................................................................................
2. BAB II PEMBAHASAN II
a. Definisi dari Folikulitis……………........................................................
b. Klasifikasi dari Folikulitis…….............................................................
c. Etioligi dari Folikulitis.............................................................................
d. Manifestasi Klinik dari Folikulitis………………................................
e. WOC dari Folikulitis …………………………………………………
f. Pemeriksaan penunjang dari Folikulitis……….....................................
g. Penatalaksanaan Folikulitis …………………………………………..
h. Komplikasi dari Folikulitis……………..................................................
i. Asuhan Keperawatan dari Folikulitis……………....................................
3. BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Folikulitis adalah adanya inflamasi dan peradangan di dinding dan ostia
folikel rambut membentuk pustule (nanah) di dasar folikel (akar rambut). Tipe
inflamasi ini tergantung penyebab dan derajat yang dapat ditentukan dengan
biopsi.(Corwin, 2011)
Pada folikulitis superfisial, inflamasi terjadi di bagian infundibular sedangkan
pada folikulitis dalam, inflamasi tidak hanya sampai folikel dalam tetapi
menyebar juga ke dermis. Folikulitis dalam dapat kita evaluasi dari lesi kronis
folikulitis superfisial, dan dari lesi skar yang ditimbulkan.
Terdapat istilah perifolikulitis, di tangan, yakni adanya peradangan seringnya
limfosit dijaringan perifolukuler dengan menyebar ke dermis retikuler. Folikulitis
dan parifolikulitis dapat terjadi tunggal atau bersamaan akibat dari disrupsi dan
iritasi.(Corwin, 2011)
Sebenarnya akne atau jerawat adalah bentuk noninfeksius dari folikulitis. Ini
telah menjadi paradima, dimana patogenesis dari akne sekarang akibat dari
inflamasi primer di perifolikuler. Hiperkeratinisasi terjadi akibat obstruksi
folikuler, dimana terjadi akumulasi sebum dan akibatnya folikel membesar.
Bakteri Propiobakterium acnes, membentuk biofilm dan lipase untuk
menghancurkan trigliserid sebum menjadi asam lemak dan mengaktifkan
imunitas bawaan melalui reseptor 2 toll-like.
Infeksi ini tidak memiliki kecenderungan gender, artinya baik laki-laki dan
perempuan memiliki kemungkinan yang sama. Infeksi ini juga dapat terjadi pada
seluruh rentang usia.(Corwin, 2011)
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan
higien buruk. (Corwin, 2011)
Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan
pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.
Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
superficial atau hanya di permukaan sajadan yang letaknya lebih dalam lagi
disebut profunda. (Rahayu, 2007)
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang
umumnya disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul
sebagai bintik-bintik kecil disekeliling folikel rambut. (Rifki, 2011)
2.3 ETIOLOGI
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil
di bawah kulit.Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada
seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti
bibir.
Etiologi yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah kuman
staphylococcus aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :
a. Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini
menyebabkan folikulitis gram negatif pada pasien yang mendapat
terapi antibiotik jangka panjang)
b. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam
lingkungan hangat dan memiliki PH tinggi serta kandungan klorin
yang rendah) (Kowalak, 2011)
2.5 WOC
Penyumbatan
folikel
Kerusakan folikel
rambut
folikulitis
Pembengkakan
pembengkakan
Di garuk
Peningkatan
Gangguan citra
tekanan lokal Kerusakan
tubuh
integritas
kulit
Nyeri akut
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada
b. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan
diagnosis folinokulitis
c. Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya
memperlihatkan S. aureus)
d. Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi.
(Kowalak, 2011)
2.8 KOMPLIKASI
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi
meskipun infeksi dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :
1. Selulitis
Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya
superfisial, akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau
menyebar ke nodus limfatikus dan aliran darah.
2. Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit
( subkutan ). Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna
kemerahan. Tetapi beberapa hari kemudian dapat berisi pus, sehingga
akan membesar dan lebih sakit.
3. Skar
Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat (
hipertropik / skar keloid ) atau hipopigmentasi
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas Pasien :
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, no. register, tanggal MRS,
diagnosa medis
b. Keluhan Utama :
Biasanya tampakkemerahan yang nyeri pada wajah, punggung, leher,
atau dada
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya Pasien datang dengan keluhannya adalah kemerahan yang
nyeri, adanya komedo yang berbentuk difolikel di wajah, leher, dada
dan punggung. Nyerinya terasa dibakar (panas) dan hilang timbul.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Biasanya klien memiliki riwayat hiegin yang buruk dan biasanya
terdapat infeksi sebelunya ( luka pada permukaan kulit kecuali telapak
tangan).
c. Riwayat Penyakit keluarga :
Biasanya ada salah satu keluarga yang menderita penyakit yang sama
sebelumnya.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Tanda-Tanda Vital
TD :
Nadi :
Suhu :
RR :
Pengkajian Funggsional Gordon
4. Pola Persepsi Kesehatan
Adanya riwayat infeksi sebelumya.
Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
5. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu,
6. Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
7. Hygiene personal yang kurang.
Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
8. Pola Nutrisi Metabolik
Biasanya pola makan sehari-harisedikit mengalani gangguan
Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar
atau perih.
9. Pola Eliminasi
Sering berkeringat.
Tanyakan pola berkemih dan bowel.
10. Pola Aktivitas dan Latihan
Pemenuhan sehari-hari terganggu.
Kelemahan umum, malaise.
Toleransi terhadap aktivitas rendah.
Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan
11. Pola Tidur dan Istirahat
Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
Mimpi buruk.
12. Pola Persepsi Kognitif
Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
Pengetahuan akan penyakitnya.
13. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Perasaan tidak percaya diri atau minder.
Perasaan terisolasi.
14. Pola Hubungan dengan Sesama
Hidup sendiri atau berkeluarga
Frekuensi interaksi berkurang
Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
15. Pola Reproduksi Seksualitas
Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
16. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
Emosi tidak stabil
Ansietas, takut akan penyakitnya
Disorientasi, gelisah
17. Pola Sistem Kepercayaan
Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
Agama yang dianut
B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
baik
3. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
C. INTERVENSI
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit
Kriteria Hasil : Nyeri terkontrol/teratasi
INTERVENSI RASIONAL
Kaji skala nyeri Perubahan karakter, lokasi,
Dorong ekspresi, perasaan intensitas nyeri dapt
tentang Nyeri mengindikasikan
Ajarkan teknik relaksasi, komplikasi
distraksi, massage, guiding Pernyataan
imajenery memungkinkanpengungka
Berikan aktivitasterapeutik pan emosi dan
tepat sesuaidengan kondisi dapatmeningkatkan
danusia pasien mekanisme koping
Kolaborasi pemberian Memfokuskan kembali
analgesiksesuai indikasi pehatian, meningkatkan
relaksasi dan
meningkatkan rasa control
yang dapat menurunkan
ketergantungan
farmakologis
Membantu mengurangi
konsentrasi nyeri yang
dialami dan memfokuskan
kembali perhatian.
Perubahan metode untuk
penghilangan nyeri
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
baik
Kriteria Hasil : pengembangan peningkatan penerimaan diri
INTERVENSI RASIONAL
Kaji adanya gangguan padacitradiri Gangguan citra diri akan
pasien menyertai setiap
Berikan kesempatan penyakit atau keadaan
untukpengungkapan,dengarkandengan yang tampak nyata bagi
cara terbuka dan tidak menghakimi pasien. Kesan seseorang
untuk mengekspresikan perasaan terhadap dirinya sendiri
Bantu pasien yang cemas dalam akan berpengaruh pada
mengembangkan kemampuanuntuk konsep diri
menilai diri dan mengenalidiri serta Pasienme mbutuhkan
mengatasi masalah. pengalaman didengarkan
Dorong pasien untuk bersosialisasi dan dipahami
dengan orang lain dan Bantu pasien Menetralkan kecemasan
kea rah penerimaan diri yang tidak perlu terjadi
dan memulihkan realitas
situasi
Membantu dalam
meningkatkan sosialisasi
dan penerimaan diri
3. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
Kriteria Hasil : pasien dapat mempertahankan integritas kulit
INTERVENSI RASIONAL
Inspeksi kulit terhadap menandakan area sirkulasi
perubahan warna, turgor buruk/kerusakan yang dapat
Pantau masukan cairan dan menimbulkan pembentukan
hidrasi kulit serta membran dekubitus/infeksi
mukosa mendeteksi adanya dehidrasi
Anjurkan menggunakan atau hidrasi berlebihan yang
pakaian katun yang longgar mempengaruhi sirkulasi dan
Berikan matras busa/flotasi integritas jaringan pada
tingkat seluler
mencegah iritasi dermal
langsung dan meningkatkan
evaporasi lembab kulit
menurunkan tekanan lama
pada jaringan, yang dapat
membatasi perfusi seluler
yang menyebabkan
iskemia/nekrosis
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Folikulitis adalah adanya inflamasi dan peradangan di dinding dan
ostia folikel rambut membentuk pustule (nanah) di dasar folikel (akar rambut).
Tipe inflamasi ini tergantung penyebab dan derajat yang dapat ditentukan
dengan biopsi.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada
bentuk kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di
sekeliling satu atau beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus (
pustul ), ditengahnya mengandung rambut serta adanya krusta disekitar daerah
inflamasi. Infeksi terasa gatal dan agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu
menyakitkan.
3.2 SARAN