TUGAS MIKOBIOLOGI
“ poliovirus “
Anggota Kelompok :
PRODI FARMASI 4B
UNIVERSITAS KADIRI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmad, taifik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Mikrobiologi dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan dan penyusunan makalah ini
merupakan serangkaian aktivitas terpadu dan komprehensif dalam mencapai pembelajaran
agar tercapai secara maksima dan optimal.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkana oleh keterbatasan pengetahuan
dan wawasan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapakan kritik dan saranuntuk
menyempurnakan makalah ini.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada ibu Nur Fahma Laily.,
M.farm., Aptselaku dosen matakuliah dan kepada semua pihak yang the membantu dalam
penyusunan makalah ini.
(Penyusu)
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Bekalang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Definisi Poliovirus.......................................................................................................3
2.2 Klasifikasi....................................................................................................................3
2.3 Morfologi.....................................................................................................................3
2.4 Siklus Replikasi...........................................................................................................3
2.5 Cara Penularan Dan Masa Inkubasi............................................................................3
2.6 Patologi Dan Gejala Klinis..........................................................................................3
2.7 Diagnosa Laboratorium...............................................................................................3
2.8 Pencegahan Dan Pengobatan.......................................................................................3
2.9 Epidemiologi...............................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................5
KESIMPULAN..........................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit yang ditimbukan oleh penyakit ini adalah poliomyelitis atau polio yang
merupakan penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Polio adlah
penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui
kontak manusia masuk melalui mulut atau minuman yang terkontaminasi feses
(QQ_Scarlet, 2008).
Ciri khas dari penderita polio adalah kerusakan saraf. Kerusakan itu bermula dari
virus yang megalami inkubasi 5-35 hari didalam tubuh. Selanjutnya virus akan
berkembang petama kali dalam dinding faring (leher dalam) atau saluran cerna bagian
bawah.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi poliovirus
2. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi polioviru
1
3. Untuk mengetahui dan memahami morfologi dari poliovirus
4. Untuk mengetahui dan memahamisiklus replikasi
5. Untuk mengetahui dan memahami cara penularan dan masaikubasi poliovirus
6. Untuk mengetahui dan memahami patologi dan gejala klinis yang timbul
7. Untuk mengetahui dan memahami diagnosa laboratorium poliovirus
8. Untuk mengetahui dan memahami pencegahan dan pengobata pada penyakit polio
9. Untuk mengetahui dan memahami epidemiologi dari poliovirus
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Klasifikasi
2.3 Morfologi
polio virus merupakan virus kecil dengan diameter 20-32 nm, berbentuk sferis dengan
utamanya yaitu RNA yang terdiri dari 7,433 nukleotida, bertahan pada pH 3-10,
sehingga dapat asam lambung dan empedu. Polio virus tidak rusak beberapa hari
dalam temperatur 2°C-8°C, tubuh terdapat gliserol, eter, fenol 1% dan bermacam-
macam detergen, namun poliovirus tidak aktif atau mati pada suhu 50°C-55°C selama
30 menit,bahan oksidator, formalin, klorin dan sinar UV
Terlampir dengan sel membran milik inang, pemasukan virus asam nukleat
dianggap terjadi melalui satu dari dua cara — melalui pembuatan pori di membran
plasma, dimana RNA memasuki sitoplasma atau virus itu diserap melalui endositosis
yang dibantu oleh reseptor.
Karena virus polio adalah virus RNA untai tunggal positif, genom yang
dilepaskan bisa langsung dipakai sebagai RNA duta yang selanjutnya ditranslasikan.
Saat masuk, virus membajak mesin penerjemahan gen, menghambat sintesis protein
sel supaya produksi protein virus ditingkatkan. Tidak seperti mRNA sel inang, ujung
3
5' dari RNA polio virus itu sangat panjang — sekitar 700 nukleotida. Bagian genom
virus ini dikenal sebagai situs masuk ribosom internal (IRES) yang mengarahkan
terjemahan virus RNA. Mutasi genetik di bagian ini bisa mencegah produksi protein
virus. IRES pertama kali ditemukan di virus polio RNA.
Penyakit ini merupakan infeksi menular karena polio virus yang bisa masuk ke
dalam tubuh. Selain itu, virus ini juga bisa memasuki aliran darah dan mengalir ke
sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan.
1. Virus yang masuk ke tubuh melalui mulut dan menginfeksi saluran usus.
2. Cara penularan polio juga bisa melalui paparan kotoran pengidap polio.
3. Percikan ludah saat pengidapnya bersin atau batuk.
4. Melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi kotoran atau percikan
yang mengandung virus polio.
b. Masa inkubasi
Untuk masa inkubasi biasanya 7 hingga 10 hari, dengan rentang 4 hingga 35 hari.
b. Gejala klinis
Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka telah
terinfeksi polio, sebab virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala
atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Meskipun demikian, penderita
polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada orang lain.
Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang
menyebabkan kelumpuhan (paralisis). Berikut adalah gejala kedua jenis polio
tersebut:
Polio nonparalisis
4
Polio nonparalisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan.
Gejala polio ini muncul 6-20 hari sejak terpapar virus dan bersifat ringan. Gejala
berlangsung selama 1-10 hari, dan akan menghilang dengan sendirinya. Gejala
tersebut meliputi:
Demam
Sakit kepala
Radang tenggorokan
Muntah
Otot terasa lemah
Kaku di bagian leher dan punggung
Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai
Polio paralisis
Polio paralisis adalah jenis polio yang berbahaya karena dapat
menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen.
Gejala awal polio paralisis serupa dengan polio nonparalisis. Namun dalam waktu
1 minggu, akan muncul gejala berupa:
Hilangnya refleks tubuh
Ketegangan otot yang terasa nyeri
Tungkai atau lengan terasa lemah
5
Oral Ppolio Vaccine (OPV)
Untuk jenis vaksin ini aman, efektif dan memberikan perlindungan jangka
panjang sehingga sangat efektif dalam menghentikan penularan virus.
Vaksin ini diberikan melalui oral. Setelah vaksin ini bereplikasi di usus
dan diekskresikan.
Monovalent Oral Polio Vaccine (mOPV1 dan mOPV3)
Sebelum mengembangkan tOPV, OPV Monovalen (moPVs) dikembang-
kan pada ala tahun 1950-an. Vaksin polio ini memberikan kekebalan
hanya pada satu jenis dari tiga sarotipe OPV, namun tidak memberikan
perlindungan terhadap dua jenis lainnya. OPV Monovalen untuk virus
polio tipe 1 (mopV1) dan tipe 3 (mOPV3) dilisensikan lagi pada tahun
2005 dan akhirnya mendapat respon imun melawan serotip yang lain.
Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV)
setelah April 2016, vaksin virus Polio Oral Trivalen diganti dengan vaksin
virus Polio Oral Bivalen (bOPV). Bivalen OPV hanya mengandung virus
serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang sama seperti pada
vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan respons imun yang lebih baik
terhadap jenis virus Polio tipe 1 dan 3 dibandingkan dengan OPV trivalen,
namun tidak memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.
Inactivated Polio Vaccine (IPV)
sebelum bulan April 2016, vaksin virus Polio Oral Trival (topV) adalah
vaksin utama yang digunakan untuk imunisasi rutin terhadap virus Polio.
Dikembangkan pada tahun 1950 oleh Albert Sabin, tOPV terdiri dari
campuran virus polio hidup dan dilemahkan dari ketiga serotipe tersebut.
tOPV tidak mahal, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang
untuk ketiga serotipe virus Polio. Vaksin Trivalen ditarik pada bulan April
2016 dan diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV), yang
hanya mengandung virus dilemahkan vaksin tipe 1 dan 3.
b. Pengobatan
Ada dua bentuk vaksin polio, yaitu suntik (IPV) dan obat tetes mulut (OPV).
Polio dalam bentuk obat tetes mulut (OPV-0) diberikan kepada bayi sesaat
6
setelah lahir. Selanjutnya, vaksin polio akan diberikan sebanyak empat dosis,
baik dalam bentuk suntik (IPV) atau obat tetes mulut (OPV).
2.9 Epidemiologi
7
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Rossmann, Michael G.; Kuhn, Richard J.; Wimmer, Eckard; Mukhopadhyay, Suchetana;
Bowman, Valorie D.; Peng, Xiaozhong; Bator, Carol M.; Chipman, Paul R.; Mueller,
Steffen (2003-04-15). "Complexes of Poliovirus Serotypes with Their Common
Cellular Receptor, CD155". Journal of Virology (dalam bahasa Inggris). 77 (8):
4827–4835.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio/