Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENYAKIT MENULAR

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

Didan Yehezkiel Bima Putra P05170020046

Maroni P05170020058

Rahma Nuranisa P05170020066

Shela Ramadania P05170020071

Wike Afrilia Ningsih P05170020078

DOSEN PENGAMPU: RINI PATRONI, S.ST., M.Kes.

JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

POLTEKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penyakit Haemophilus Influenza” dan tidak
luput kami sampaikan terimakasih kepada Bunda Rini Patroni S.ST., M.Kes sebagai dosen
pembimbing, Kami ucapkan terimakasih juga terhadap teman-teman yang sudah ikut
memberi saran yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses membuat
makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kita semua
untuk menambah pengetahuan tentang judul makalah yang disebutkan diatas.

Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari aspek
materi, sistematika penulisan, maupun dari aspek bahasa yang digunakan. Oleh karena itu,
semua saran perbaikan dan pembangunan untuk makalah ini kami terima dengan senang hati.

Wassalamualaikum wr.wb

Bengkulu, 14 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. iv
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... v
A. Marfologi.......................................................................................... 4
B. Mekanisme Infeksi dan Klinis......................................................... 5
C. Patogenesis....................................................................................... 6
D. Diaknosa.................................................................................. 7
E. Pengobatan.............................................................................. 8
F. Pencegahan............................................................................. 9
BAB III PENUTUP.................................................................................................. vi
A. Kesimpulan......................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haemophilus influenza merupakan suatu istilah asing di telinga mereka. Apa
itu Haemophilus Influenza? Yah, Istilah Haemophilus Influenza ini merupakan bahasa
latin dari salah satu jenis bakteri. Istilah ini mungkin hanya santer di kalangan
kedokteran saja. Tapi bagi kita, merupakan suatu kebutuhan juga untuk mempelajari
jenis bakteri ini, bagaimana wujudnya, apa dampaknya, dan segala tentang bakteri ini.
Bakteri Haemophilus influenza pertama kali ditemukan oleh Richard Pfeiffer 1892
ketika sedang terjadi wabah influenza. Haemophilus influenza disalah artikan sebagai
penyebab influenza sampai tahun 1933,ketika etiologi virus flu menjadi jelas.
Bakteri ini sering ditemukan di selaput mukosa saluran napas atas pada
manusia. Bakteri ini menjadi penyebab meningitis pada anak-anak dan terkadang
menyebabkan infeksi pada orang dewasa. Ciri khas marfologi dari organisme ini
adalah terlihat sebagai kokobasil pendek atau seperti rantai pendek. Pada biakan
marfologinya bergantung pada umur dan pembenihan. Setelah kira-kira 6-8 jam
dalam pembenihan diperkaya, bentuk kokobasilnya ditemukan terbanyak.

B. Rumusan Masalah
1) Apa itu haemophilus influenza?
2) Apa saja gejala yang ditimbulkan oleh bakteri haemophilu influenza?
3) Bagaimana Pencegahan haemophilus influenza?
4) Bagaimana Pengobatan haemophilus influenza?

C. Tujuan
1) Mengetahui tentang haemophilus influenza
2) Mengetahui apa saja gejala haemophilus influenza
3) Mengetahui pencegahan haemophilus influenza
4) Mengetahui pengobatan haemophilus influenza
5)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Marfologi
Haemophilus influenzae adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan
berbagai jenis infeksi pada bayi dan anak-anak. Bakteri yang semula disebut Bacillus
Pfeiffer ini diartikan juga sebagai organisme yang hidup bebas pertama yang memiliki
seluruh genome sequencing. Haemophilus influenzae atau yang biasa disingkat H.
influenzae adalah bagian dari mikroflora normal pada bagian atas saluran pernapasan
pada manusia. Haemophilus influenzae bergerak di antara sel-sel epitel pada saluran
pernapasan untuk menginvasi dan menimbulkan penyakit.
Haemophilus influenzaemempunyai ukuran 1 m x 0.3 m. Bakteri ini bebentuk
batang negative Gram dan merupakan bakteri yang tidak harus membutuhkan
oksigen untuk pertumbuhannya. Pada tahun 1930, bakeri ini dibagi menjadi 2 jenis
yaitu koloni R yang dibentuk oleh kuman-kuman yang tidak ramah lingkungan (tak
bersimpai) dan koloni S yang dibentuk oleh sebaliknya, yaitu oleh kuman-kuman
yang bersimpai.
Haemophilus influenzae sangat peka terhadap desinfektan dan kekeringan. Bakteri ini
tumbuh optimum pada suhu 37oC dan pada pH 7.4 sampai 7.8 dalam suasana CO2
10%. Tumbuh di media kultur yang membutuhkan faktor X (hemin) suatu derivat
haemoglobin yang termostabil, dan faktor V (NAD atau NADP) yang termolabil.
Media kultur yang digunakan untuk membiakkan Haemophilus influenzae adalah agar
coklat (karena mengandung faktor X dan V). Haemophilus influenzae juga dapat
dibiakkan di media agar darah jika diinokulasikan bersama bakteri lain yang
menghasilkan dan melepaskan NAD (misal: Staphylococcus aureus), dan dikultur itu
akan terlihat mengelilingi bakteri penghasil NAD tersebut atau disebut fenomena
satelit. Bakteri Haemophilus influenzae mempunyai kapsul, dan tidak bergerak.
Bakteri ini dapat ikut aliran darah atau terkadang menetap di sendi dan dapat
menyebar melalui droplet pernafasan atau melalui kontak langsung.

B. Mekanisme Infeksi dan Mekanisme Klinis


Mekanisme Infeksi
Infeksi oleh haemophilus influenzae terjadi setelah mengisap droplet
yang berasal dari penderita baru sembuh, atau carrier, yang biasanya menyebar
secara langsung saat bersin atau batuk. Haemophilus influenza menyebabkan
sejumlah infeksi pada saluran pernafasan bagian atas seperti faringitis, otitis
media, dan sinusitis yang terutama penting pada penyakit paru kronik.
Meningitis karena haemophilus influenzae jarang terjadi pada bayi berumur
kurang dari 3 bulan dan tidak umum dijumpai pada anak-anak diatas umur 6
tahun. Pada anak-anak, selain meningitis, haemophilus influenzae tipe b juga
menyebabkan penyakit bacterial epiglottitis akut.

Mekanisme Klinis
Gejala-gejala klinis yang disebabkan penyakit ini cukup banyak,
tergantung letak infeksi dan jenis penyakit yang disebabkannya. Anak-anak
mungkin memiliki gejala klinis yang berbeda tiap pribadi, namun jika
disimpulkan, gejala klinis tersebut adalah Irritability (kekurangan makanan
dan nutrisi saat bayi, demam (pada bayi prematur temperaturnya dibawah
normal), sakit kepala, muntah, sakit di leher, sakit di punggung, posisi badan
yang tidka biasa, kepekaan terhadap cahaya, epiglottitis, dyspnoea (sulit
bernafas), dysphagia (sulit menelan), septic arthritis, cellulitis, pneumonia,
sepicaemia, osteomyelitis, bacteramia, dan empyema. Kasus Hib jarang terjadi
pada bayi di bawah 3 bulan atau di atas 6 tahun. Biasanya terjadi pada umur 4-
18 bulan.

C. Patogenesis

Haemophilus influenzae tidak menghasilkan eksotoksin dan peranan antigen


somatik toksiknya pada penyakit alamiah belum jelas. Organisme yang tidak
bersimpai termasuk anggota flora normal saluran pernapasan manusia. Simpai bersifat
antifagositik bila tidak terdapat antibodi antisimpai khusus. Haemophilus influenzae
yang memiliki simpai khususnya tipe b menyebabkan infeksi pernapasan supuratif
(sinusitis, laringotrakeitis, epiglotitis, otitis) dan pada anak kecil meningitis. Darah
dari orang dengan umur kira-kira 3-5 tahun memiliki daya bakterisidal kuat terhadap
Haemophilus influenzae, dan infeksi klinik lebih jarang terjadi pada orang itu. Namun
sekarang antibodi bakterisidal sudah jarang ditemukan pada 25% orang AS dan
infeksi yang bersifat klinik lebih sering terjadi pada orang dewasa. Haemophilus
influenzae yang dapat digolongkan atau tidak bersimpai tipe b umumnya
menyebabkan otitis media (mekanisme patogeniknya belum jelas). Bakteri ini dan
pneumonia menjadi penyebab utama otitis media bacterial dan sinusitis akut.
Organisme ini dapat ikut aliran darah atau terkadang menetap di sendi. Jika menetap
di sendi maka bakteri dapat menyebabkan Artritis Infeksiosa.

D. Diaknosa
Dalam mendiagnosis penyakit ini, dapat dipergunakan cairan serebrospinal, sputum,
dan cairan telinga sebagai bahah pemeriksaan. Dari bahan ini dibuat preparat Gram,
dan ditanam pada perbenihan agar coklat yang dieramkan dalam suasana CO2 10%.
Ada 3 cara untuk mendiagnosanya, yaitu dengan Staphylococcus streak technique,
untuk mengasingkan Haemophilus influenzae, terutama dari bahan-bahan yang tidak
terkontaminasi dengan kuman-kuman lain seperti cairan serebrospinal dan darah. Cara
lain adalah dengan reaksi Quellung yang khas sangat membantu diagnosis, kecuali
untuk kuman-kuman tak bersimpai. Sedangkan untuk menegakkan diagnosis
meningitis, digunakan deteksi antigen polisakarida simpai di dalam cairan tubuh.

E. Pencegahan
Sementara untuk pencegahannya, dapat digunakan vaksin khas polisakarida
simpai (vaksin PRP). Disarankan juga untuk menjaga pola hidup bersih di daerah
yang padat penduduk.

F. Pengobatan
Pemilihan antibiotika yang akan digunakan dapat ditentukan dengan tes
kepekaan secara in vitro. Kebanyakan H. influenzae peka terhadap ampisilin,
khloramfenikol, tetrasiklin, sulfonamida dan kotrimoksasol, dan terapi dengan salah
satu atau kombinasi obat-obat ini, namun kepekaan kumannya sendiri dan hasil suatu
terapi tidak dapat diperkirakan. Terapi untuk anak atau bayi yang terinfeksi meningitis
karena Hbi dapat diberikan dexamethasone atau campuran dari cefotaxime
sodium/ceftriaxone sodium/ampicillin dengan chloramphenicol.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Haemophilus influenzae bersimpai penularannya dari orang ke orang melalui
jalur pernapasan. Penyakit akibat haemophilus influenzae tipe b dapat dicegah dengan
pemberian vaksin konjugat Haemophilus b pada anak-anak. Anak-anak dengan usia 2
bulan atau lebih dapat diimunisasi dengan vaksin konjugat haemophilus influenzae
tipe b dengan satu dari dua pembawa dengan dosis boster yang sesuai anjuran. Anak-
anak usia 15 bulan atau lebih dapat diberi toksoid difteri (yang tidak bersifat
imunogenik pada anak-anak yang lebih muda). Kontak dengan pasin yang menderita
infeksi klinik memberi resiko kecil bagi orang dewasa saja, karena memberi resiko
nyata bagi sudara kandung yang nonimun dan anak-anak nonimun lain yang berusia
di bawah 4 tahun yang brkontak erat. Profilaksis dan rifampin sangat dianjurkan bagi
anak-anak tersebut.

B. Saran
Dari makalah ini harapan penulis semoga pembaca bisa memahami tentang
morfologi haemophilus influenzae yang. Serta mengetahui beberapa gejala dan
penyakit yang bisa di timbulkan oleh bakteri haemophilus influenzae. Semoga
makalah bisa bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Haemophilus_influenzae

http://mikrobia.wordpress.com/2007/05/17/haemophilus-influenzae/

http://www.medicastore.com. Senin 5 Februari 2007

http://www.bmb.leeds.ac.uk/mbiology/ug/ugteach/icu8/introduction/bacteria.html

Anda mungkin juga menyukai