Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERTUSIS PADA ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Pengampu : Ns. Leni Agustin, M.Kep

Oleh :
Lion Guntur Prasetyo
(19037140027)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi Robbil “Alamin Segala puji bagi allah tetap kami haturkan, yang
mana atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami bisa
merasakan nikmatnya iman dan islam. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kapada
Nabi Muhammad SAW, penutup dari seluruh nabi dan rasul utusan-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “MAKALAH PERTUSIS ” dengan baik
dan tepat waktu.
Untuk selanjutnya mudah-mudahan Makalah ini dapat memberikan manfaat yang
cukup besar bagi penulis maupun bagi pembaca. Kami menyadari Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan hanyalah orang biasa yang tidak lepas dari yang namanya salah.
Maka penulis mengharapkan saran ataupun kritikan yang membangun yang sekiranya akan
memberikan dampak positif pada penulis untuk penulisan yang selanjutnya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan diridhoi oleh Allah SWT.

Aammin ya robbal Aalammin

Bondowoso, 15 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover...............................................................................................................................

Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar isi..........................................................................................................................ii

BAB I LANDASAN TEORI.........................................................................................1

1.1....................................................................................................................................Definisi
...................................................................................................................................1
1.2....................................................................................................................................Etiologi
...................................................................................................................................1
1.3....................................................................................................................................Manifes
tasi Klinis..................................................................................................................1
1.4....................................................................................................................................Pathwe
y WOC......................................................................................................................3
1.5....................................................................................................................................Pemerik
saan Penunjang..........................................................................................................3
1.6....................................................................................................................................Penatal
aksanaan Medis.........................................................................................................4

BAB II ASKEP TEORI................................................................................................5

2.1. Pengkajian................................................................................................................5

2.2. Diagnosa Keperawatan............................................................................................6

2.3. Intervensi..................................................................................................................7

2.4. Implementasi............................................................................................................8

2.5. Evaluasi....................................................................................................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................10

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................10

3.2. Saran........................................................................................................................10

LAMPIRAN...................................................................................................................11

ii
iii
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1. Definisi
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis atau agen infeksi lainnya,
seperti B. parapertussis, B. bronchiseptica. Mycoplasma pneumonlae, maupun
adenovirus, pertussis sering disebut juga sebagai batuk rejan, batuk seratus hari,
whooping cough, tussis quinta atau violent cough
Manusia adalah satu-satunya pejamu perussis. Penulatan terjadi melalui dproplet
penderita pertussis lainnya, baik anak-anak ataupun dewasa. Namun, pertussis paling
sering dialami oleh balita (60%) dengan resiko berat lahir rendah atau imunikompromais.
1.2. Etiologi
Pertusis biasanya disebabkan diantaranya Bordetella pertussis (Hemophilis pertusis).
Suatu penyakit sejenis telah dihubungkan dengan infeksi oleh bordetella para pertusis, B.
Bronchiseptiea dan virus.
Adapun ciri-ciri organisme ini antara lain :
1. Berbentuk batang (coccobacilus)
2. Tidak dapat bergerak
3. Bersifat gram negative.
4. Tidak berspora, mempunyai kapsul
5. Mati pada suhu 55 º C selama ½ jam, dan tahan pada suhu rendah (0º- 10º C)
6. Dengan pewarnaan Toluidin blue, dapat terlihat granula bipolar metakromatik
7. Tidak sensitive terhadap tetrasiklin, ampicillin, eritomisisn, tetapi resisten terhdap
penicillin
8. Menghasilkan 2 macam toksin antara lain :
a. Toksin tidak yahan panas (Heat Labile Toxin)
b. Endotoksin (lipopolisakarida)
1.3. Manifestasi Klinis
Pada Pertusis, masa inkubasi 7-14 hari, penyakit berlangsung 6-8 minggu atau lebih
dan berlangsung dalam 3 stadium yaitu :
1. Stadium kataralis / stadium prodomal / stadium pro paroksimal
a. Lamanya 1-2 minggu
b. Gejala permulaannya yaitu timbulnya gejala infeksi saluran pernafasan bagian
atas, yaitu timbulnya rinore dengan lender yang jernih:

1
1) Kemerahan konjungtiva, lakrimasi
2) Batuk dan panas ringan
3) Anoreksia kongesti nasalis
c. Selama masa ini penyakit sulit dibedakan dengan common cold
d. Batuk yang timbul mula-mula malam hari, siang hari menjadi semakin hebat,
sekret pun banyak dan menjadi kental dan lengket

2. Stadium paroksimal / stadium spasmodic


a. Lamanya 2-4 minggu
b. Selama stadium ini batuk menjadi hebat ditandai oleh whoop (batuk yang
bunyinya nyaring) sering terdengar pada saat penderita menarik nafas pada
akhir serangan batuk. Batuk dengan sering 5 – 10 kali, selama batuk anak tak
dapat bernafas dan pada akhir serangan batuk anak mulai menarik nafas denagn
cepat dan dalam. Sehingga terdengar bunyi melengking (whoop) dan diakhiri
dengan muntah.
c. Batuk ini dapat berlangsung terus menerus, selama beberapa bulan tanpa adanya
infeksi aktif dan dapat menjadi lebih berat.
d. Selama serangan, wajah merah, sianosis, mata tampak menonjol, lidah terjulur,
lakrimasi, salvias dan pelebaran vena leher.
e. Batuk mudah dibangkitkan oleh stress emosional missal menangis dan aktifitas
fisik (makan, minum, bersin dll).

3. Stadium konvaresens
a. Terjadi pada minggu ke 4 – 6 setelah gejala awal
b. Gejala yang muncul antara lain : Batuk berkurang
c. Nafsu makan timbul kembali, muntah berkurang
d. Anak merasa lebih baik
e. Pada beberapa penderita batuk terjadi selama berbulan-bulan akibat gangguan
pada saluran pernafasan.

2
1.4. Pathwey (WOC)

1.5. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
1. Haemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell/WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red blood cell/RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV ,MCH ,MCHC)
7. Laju endap darah atau Eritrityce sedimentation rate (ESR)
8. Hitung jenis leukosit (diff count)
9. Platelet distribution width (PDW)
10. Red cell distribution width (RDW)
2. Kultur
Batuk rejen (Pertusis) disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, B. pertussis
adalah coccobacillus sangat kecil Gram-negatif yang muncul tunggal atau
berpasangan.
3. PCR dan tes serologi
4. Pemeriksaan foto toraks

3
1.6. Penatalaksanaan Medis
Anti mikroba Pemakai obat-obatan ini di anjurkan pada stadium kataralis yang dini.
Eritromisin merupakan anti mikroba yang sampai saat ini dianggap paling efektif
dibandingkan dengan amoxilin, kloramphenikol ataupun tetrasiklin. Dosis yang dianjurkan
50mg/kg BB/hari, terjadi dalam 4 dosis selama 5-7 hari. Kortikosteroid
1. Betametason oral dosis 0,075 mg/lb BB/hari
2. Hidrokortison suksinat (sulokortef) I.M dosis 30 mg/kg BB/ hari kemudian diturunkan
perlahan dan dihentikan pada hari ke-8
3. Prednisone oral 2,5 – 5 mg/hari Berguna dalam pengobatan pertusis terutama pada
bayi muda dengan seragan proksimal.Salbutamol

4
BAB II
ASKEP TEORI
2.1.Pengkajian
Pengkajian riwayat kesehatan yang lengkap pada pasien harus dilakukan, yang
menunjukkan kemungkinan tanda dan gejala batuk yang terus menerus, dehidrasi,
menurunnya nafsu makan, cyanosis. Menetapkan kapan gejala mulai timbul, apa yang
menjadi pencetusnya, apa yang dapat menghilangkan atau meringankan gejala tersebut dan
apa yang memperburuk gejala adalah bagian dari pengkajian, juga mengidentifikasi setiap
riwayat alergi atau adanya penyakit yang timbul bersamaan.
Pada tahap pengkajian, dilakukan juga pemeriksaan fisik pada pasien. Pemeriksaan fisik
pada pasien pertusis didasarkan pada :
1. Pernafasan B1 (breath)
a) Bentuk dada : normal Dengan bentuk dada tidak normal seperti :
1. sternum menonjol ke depan (pigeon chest)
2. bentuk dada bulat seperti gentong (barel chest)
b) Pola napas : tidak teratur Dengan pola napas tidak teratur seperti :
1. dispnoe = sesak nafas yang sangat berat
2. kussmaul = pernafasan yang cepat dan dalam
3. chayne stokes = pernafasan yang cepat tetapi ada periode apnoe (tidak ada nafas)
c) Suara napas : ronchi Adanya hambatan atau benda padat yang menghambat saluran
nafas mengakibatkan suara nafasnya grok-grok.
d) Sesak napas : tidak Tidak adanya penyempitan jalan nafas.
e) Batuk : ya Batuk dimulai pada malam hari, siang hari semakin menjadi hebat, secret
pun menjadi banyak dan menjadi kental dan lengket. Batuk menjadi hebat ditandai
oleh whoop ( batuk yang bunyinya nyaring) dan diakhiri dengan muntah.
f) Retraksi otot bantu napas ; tidak ada Tidak adanya penarikan dari otot bantu nafas.
Jika pasien memakai otot bantu pernafasannya maka pernafasannya berat.
g) Alat bantu pernapasan : tidak Pasien tidak menggunakan alat bantu seperti nasal canul
dan masker
2. Kardiovaskular B2 (blood)
a) Irama jantung : regular
b) Nyeri dada : tidak
c) Bunyi jantung ; normal

5
d) Akral : hangat, kering dan merah.
3. Persyarafan B3 (brain)
a) Penglihatan (mata) : konjungtiva
b) Pendengaran (telinga) : tidak ada gangguan
c) Penciuman (hidung) : tidak ada gangguan
4. Perkemihan B4 (bladder)
a) Kebersihan : bersih
b) Bentuk alat kelamin : normal
c) Uretra : normal
5. Pencernaan B5 (bowel)
a) Nafsu makan : menurun
b) Porsi makan : tidak habis
c) Mulut : bersih
d) Mukosa : lembap
6. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
a) Kemampuan pergerakan sendi : bebas
Pada pasien pertusis selain pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaan
penunjang yang meliputi : pemeriksaan sputum.
Pemeriksaan diagnistik
1. Peningkatan leukosit 15.000-45.000/mm3 dengan ditandai limfositosis.
2. Isolasi bakteri dari sekresi daerah nasofaring sebagai penunjang.
3. Pengggunaan metode polymerase chain reaction (PCR).
4. Tes serologi yang berdasarkan identifikasi variasi yang signifikan pada IgA dan IgG
dalam melawan faktor virulensi dari B. pertussis selama acute phase dan
convalescent phase (tozzi et al,2005).
2.2.Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum ditandai
dengan: Frekuensi nafas tidak normal, bunyi nafas tidak normal dan sianosis.
3. Nyeri berhubungan dengan batuk menetap ditandai dengan: Nyeri dada dan Gelisah

6
2.3.Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
NOC NIC
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas 3140
napas tidak keperawatan selama 3x24 jam  Posisikan pasien
efektif maka ketidak efektifan bersihan untuk memaksimalkan
berhubungan jalan nafas dapat teratasi dengan ventilasi
dengan akumulasi kriteria hasil :  Buang secret dengan
secret NOC status pernafasan (0415) motivasi pasien untuk
041501 Frekuensi pernafasan (5) melakukan batuk atau
041502 Irama pernafasan (5) menyedot lender
041532 Kepatenan jalan nafas (5)  Motivasi pasien untuk
041515 Dispnue dengan aktivitas bernafas pelan, dalam,
ringan (5) berputar, dan batuk
 Intruksi bagaimana
agar bias melakukan
batuk efektif
2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan asuhan  Ajarkan pasien
efektif keperwatan 3x24 jam diharapkan bagaimana
berhubungan ketidak efektifan pola nafas dapat menggunakan inhaler
dengan teratasi dengan kriteria hasil : sesuai resep
peningkatan 041501 Frekuensi Pernafasan (5) sebagaimana mestinya
produksi sputum 041532 Suara auskultasi nafas (5)  Lakukan penyedotan
ditandai dengan: 041532 Kepatenan jalan nafas (5) melalui endotrakea
Frekuensi nafas 041508 Saturasi oksigen (5) atau nasotrakea
tidak normal, 041513 Sianosis (5) sebagaimana mestinya
bunyi nafas tidak  Indentifikasi
normal dan kebutuhan
sianosis. actual/potensial pasien
untuk memasukkan
alat membuka jalan
nafas

7
3 Nyeri Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri : akut
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam  Lakukan intervensi
dengan batuk maka nyeri dapat teratasi dengan nonvarmakologi untuk
menetap ditandai Kriteria hasil : penyebab nyeri dan
dengan: Nyeri 301603 efek samping terpantau apa yang dinginkan
dada dan Gelisah (5) pasien dengan tepat
301604 mengambil tindakan  Monitor status dan
untuk mengurangi nyeri (5) pernafasan sebelum
301605 mengambil tindakan memberikan opioid
untuk memberikan kenyamanan dan interval teratur
301606 informasi diberikan untuk saatopioid dibeikan
mengelola obat-obatan  Cegah dan kelola efek
samping pengobatan
 Sediakan informasi
akurat pada keluarga
dan pasien mengenai
pengalaman nyeri
pasien

2.4.Implementasi
DIAGNOSA IMPLEMENTASI
KEPPERAWATAN
Bersihan jalan napas tidak  Memposisikan pasien untuk memaksimalkan
efektif ventilasi
 Membuang secret dengan motivasi pasien untuk
melakukan batuk atau menyedot lender
 Memotivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam,
berputar, dan batuk
 Mengintruksi bagaimana agar bias melakukan batuk
efektif

8
Pola nafas tidak efektif  Mengajarkan pasien bagaimana menggunakan
inhaler sesuai resep sebagaimana mestinya
 Melakukan penyedotan melalui endotrakea atau
nasotrakea sebagaimana mestinya
 Mengindentifikasi kebutuhan actual/potensial pasien
untuk memasukkan alat membuka jalan nafas

Nyeri akut  Melakukan intervensi nonvarmakologi untuk


penyebab nyeri dan apa yang dinginkan pasien
dengan tepat
 Memonitori status dan pernafasan sebelum
memberikan opioid dan interval teratur saatopioid
dibeikan
 Mencegah dan kelola efek samping pengobatan
 Menyediakan informasi akurat pada keluarga dan
pasien mengenai pengalaman nyeri pasien

2.5.Evaluasi
1. Evaluasi dari Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret
adalah jalan nafas efektif dan tidak ada secret
2. Evaluasi dari Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum ditandai dengan: Frekuensi nafas tidak normal, bunyi nafas tidak normal dan
sianosis. Adalah pola nafas efektif dan frekuensi nafas normal
3. Evaluasi dari Nyeri berhubungan dengan batuk menetap ditandai dengan: Nyeri dada
dan Gelisah adalah nyeri dada yang dirasakan menghilang

9
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertussis adalah suatu penyakit suatu infeksi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh bakteri Bordotella pertussis. Namun kadang pula disebabkan oleh
Bordotella parapertussis. Pertussis sering juga disebut sebagai tussis quinta, whooping
cough atau batuk rejan Penyakit ini ditandai dengan demam dan perkembangan batuk
semakin berat. Penyakit ini kebanyakan menyerang pada anak-anak dan akan sangat
berbahaya apabila menyerang infant. Hal ini ditemukan terutama pada orang yang
system imunnya sedang mengalami penurunan ataupun pada anak-anak yang
bermain-main dengan binatang dan belum menerima imunisasi. Masa tunas rata-rata
pertussis adalah 7 hari dan berkisar antara 620 hari. Pada umumnya penyakit
berlangsung selama 6-8 minggu.
3.2. Saran
Pertussis merupakan suatu penyakit pernapasan yg menyerang semua umur
terutama pada anak-anak. Perawat diharapkan memiliki ilmu dan pengetahuan tentang
penyakit pertussis ini, sehingga perawat mampu memberikan intervensi keperawatan
yang sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini berhubungan dengan peran perawat
sebagai seorang care provider yang mampu memberikan asuhan keperawatan dengan
baik dan benar.

10
LAMPIRAN

11
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai