Asuhan Keperawatan
PERTUSIS
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun asuhan keperawatan ini dengan baik dan tepat waktu. Tugas
ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang Pertusis .
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah asuhan
keperawatan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan asuhan keperawatan ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah
Keperawatan Anak dan kepada pihak yang telah membantu ikut serta dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................................................
BAB II..................................................................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................................................................
BAB III................................................................................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang Pertusis Pada Anak serta bagaimana asuhan
keperawatan Pertusis Pada Anak. Pertusis adalah suatu infeksi akut saluran nafas yang
mengenai setiap pejamu yang rentan, tetapi paling sering dan serius pada anak-anak. mengenai
setiap pejamu yang rentan, tetapi paling sering dan serius pada anak-anak.
(Behrman, 1992). (Behrman, 1992).
Penyakit ini ditandai dengan demam dan perkembangan batuk semakin berat. Batuk
adalah gejala khas adalah gejala khas dari batuk rejan dari batuk rejan atau pertusis. Seranagn
batuk terjadi tiba-tiba dan berlanjut terus tanpa henti hingga seluruh udara didalam paru-paru
terbuang keluar. Akibatnya saat napas berikutnya pasien pertusis telah kekurangan udara
sehingga bernapas dengan cepat, suara pernapasan berbunyi seperti pada bayi yang baru lahir
berumur kurang dari 6 bulan dan pada orang dewasa bunyi ini sering tidak terdengar. Batuk pada
pertusis biasanya sangat parah hingga muntah-muntah dan penderita sangat kelelahan setelah
serangan batuk.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah hal-hal apa saja yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan pertusis pada anak.
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas asuhan keperawatan pertusis pada anak.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dan etiologi dari pertusis
2. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway dari pertussis
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala klinis serta penatalaksanaan dari pertusis
4. Untuk mengetahui pencegahan dari pertusis
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit ini dapat menyerang segala umur. Namun kebanyakan menyerang pada anak-
anak. Infeksi dari penyakit ini akan sangat berbahaya apabila menyerang infant. Tozzi et al
(2005) menyatakan setidaknya pada tahun 1990-an, 20-40 juta kasus pertussis terjadi di
seluruh dunia dan sekitar 400.000 kematian tiap tahun. Seki tar 90 % infant dibawah 6 bulan
yang terinfeksi pertussis meninggal. Sedangkan pada orang dewasa walaupun gejala yang
dihadapi lebih ringan namun mereka dapat menularkan penyakit tersebut pada orang lain
terutama anak-anak yang yang belum mandapatkan imunisasi
b. Etiologi
Secara umum pertussis disebabkan oleh Bordotella pertussis. Namun kadang pula
disebabkan oleh Bordotella parapertussis. Dua pathogen tersebut adalah pathogen manusia
sendiri sedangkan B.bronchiseptica merupakan pathogen yang lazim pada binatang.
Walaupun pada umumnya pertussis ditularkan langsung pada manusia melalui percikan ludah
penderita, penularan dari binatang bisa saja terjadi. Hal ini ditemukan terutama pada orang
yang system imunnya sedang mengalami penurunan ataupun pada anak-anak yang bermain-
main dengan binatang dan belum menerima imunisasi.
Pada stadium ini biasanya tidak dipikirkan diagnosis pertussis karena sering tidak dapat
dibedakan dengan penyakit influenza.
d. Patofisiologi Penyakit
1. Narasi
Mulainya penyakit, biasanya muncul sebagai akibat pilek tanpa demam yang
berlanjut dengan suatu peningkatan jumlah serangan batuk yang menjadi hebat dan
paroksimal. Biasanya lebih lazim dimulai pada malam hari, tetapi kemudian lebih banyak
batuk selama siang hari dengan 20 atau lebih serangan dalam 24 jam. Anak membuat
usaha keras untuk membersihkan jalah nafas dari lendir , dan bila ini dipaksa keluar, maka
akan diikuti dengan “rejan” yang khas dan sering muntah.
2. Bagan/Pathway
Akumulasi sekret disaluran
pernafasan
Peningkatan
Sesak nafas Iskemia jaringan tekanan intra
paru abdomen
KETIDAK EFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN Atelektasis Menekan syaraf
NAFAS pada abdomen
Terganggunya
fungsi pernafasan Nyeri pada saat
batuk
Peningkatan
frekuensi NYERI
pernafasan
POLA NAFAS
TIDAK EFEKTIF
e. Pemeriksaan Diagnostik
1. Peningkatan leukosit 15.000-45.000/mm3 dengan ditandai limfositosis.
2. Isolasi bakteri dari sekresi daerah nasofaring sebagai penunjang.
3. Pengggunaan metode polymerase chain reaction (PCR).
4. Tes serologi yang berdasarkan identifikasi variasi yang signifikan pada IgA dan IgG dalam
melawan faktor virulensi dari B.pertussis selama acute phase dan convalescent
phase (tozzi et al,2005).
f. Penatalaksanaan
1. Antibiotik
a. Eritromisin dengan dosis 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.Obat ini
menghilangkan B.pertussis dan nasofaring dalam 2-6 hari (rata-rata 3-6 hari), dengan
demikian memperpendek kemungkinan penyebaran infeksi. Eritromisin juga
“menggugurkan” atau menyembuhkan pneumonia.Oleh karena itu, sangat penting
dalam pengobatan pertussis khususnya pada bayi muda.
b. Ampisilin dengan dosis 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
c. Azythromycin 10 mg/kgBB pada hari pertama diikuti dosis harian 5 mg/kgBB
(maksimum 1000 mg pada hari pertama dan 500 mg pada hari 2-5), menunjukkan
hasil yang efektif menyembuhkan 97 % kasus setelah 2-3 hari dan 100% setelah 14-1
hari (tozziet al:2005).
d. Lain – lain : kloramfenikol, tetrasiklin, kotrimoksazol, dan lainnya.
2. Imunoglobulin bila diperlukan
3. Ekspetoran dan mukolitik
4. Kodein diberikan bila terdapat batuk – batuk yang berat
5. Luminal sebagai sadativa
b. Klasifikasi Data
1. Data Subyek :
- Paling Banyak terdapat pada tempat yang padat penduduknya. Usia yang paling
rentan terkena penyakit pertusis adalah anak dibawah usia 5 tahun.
- Cara penularannya yang sangat cepat
- Imunisasi dapat mengurangi angka kejadian dan kematian yang disebabkan oleh
pertusis
- Batuk ini disebabkan karena bordetella pertusis
- Disalah satu negara yang belum melaksanakan prosedur imunisasi rutin, masih
banyak terdapat penyakit pertusis
2. Data Objek :
- Anak tiba-tiba batuk keras secara terus menerus
- Batuk yang sukar berhenti
- Muka menjadi berhenti
- Batuk yang sampai keluar air mata
- Kadang sampai muntah disertai keluarnya sedikit darah, karna batuk yang sangat
keras
- Biasanya terjadi pada malam hari
c. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
2. Pola napas tidak efektif
3. Nyeri akut
d. Intervensi Keperawatan
e. Implementasi
f. Evaluasi
Mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan
keperawatan yang telah diberikan. Semua kriteria yang digunakan pada tahap evaluasi ditulis
sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hasil akhir asuhan keperawatan. Biasanya
evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana :
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keoperawatan.
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang
objektif.
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertussis adalah suatu penyakit suatu infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
bakteri Bordotella pertussis. Namun kadang pula disebabkan oleh Bordotella parapertussis.
Pertussis sering juga disebut sebagai tussis quinta, whooping cough atau batuk rejan
Penyakit ini ditandai dengan demam dan perkembangan batuk semakin berat. Penyakit ini
kebanyakan menyerang pada anak-anak dan akan sangat berbahaya apabila menyerang
infant. Hal ini ditemukan terutama pada orang yang system imunnya sedang mengalami
penurunan ataupun pada anak-anak yang bermain-main dengan binatang dan belum
menerima imunisasi. Masa tunas rata-rata pertussis adalah 7 hari dan berkisar antara 620
hari. Pada umumnya penyakit berlangsung selama 6-8 minggu .
B. Saran
Pertussis merupakan suatu penyakit pernapasan yg menyerang semua umur terutama pada
anak-anak. Perawat diharapkan memiliki ilmu dan pengetahuan tentang penyakit pertussis ini,
sehingga perawat mampu memberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi
pasien. Hal ini berhubungan dengan peran perawat sebagai seorang care provider yang
mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan benar .
DAFTAR PUSTAKA
1. Sataloff RT, Johns MM, Kost KM. Kumpulan Asuhan Keperawatan (Askep Pertusis). 2012;7.
Available from: https://www.scribd.com/doc/305290419/askep-pertusis
2. Pokja DPST. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia [Internet]. 3rd ed. Jakarta Selatan; 2017.
328 p. Available from: http://www.inna-ppni.or.id
3. Pokja DPST. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia [Internet]. 1st ed. Jakarta Selatan; 2018.
527 p. Available from: http://www.inna-ppni.or.id
4. Pokja DPST. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. 2019;193. Available from: http://www.inna-
ppni.or.id