DISUSUN OLEH
JEANE SRIANI SUHARTO NIM PO0220219018
ARI SUPRIADI NIM PO0220219007
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ataskehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dalam “Asuhan Keperawatan Penyakit
Jantung Bawaan (PJB)’’
Akhir kata, kami menyadari bahwa Makalahini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................6
A. Tinjauan Teoritis Keperawatan Anak Penyakit Jantung Bawaan..................................................6
A. Definisi........................................................................................................................................6
B. Etiologi........................................................................................................................................6
C. Tanda dan Gejala.......................................................................................................................7
D. Patofisiologi................................................................................................................................7
E. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................................................................9
B. Konsep Asuhan Keperawatan Anak Penyaki Jantung Bawaan (PJB)........................................10
2. Klasifikasi Data.........................................................................................................................12
3. Masalah Keperawatan..............................................................................................................12
4. Intervensi Keperawatan............................................................................................................12
5. Implementasi............................................................................................................................18
6. Evaluasi....................................................................................................................................18
BAB III.......................................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan defek lahir yang sering ditemukan dan
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua jenis kelainan bawaan. Studi di
negara maju dan di negara berkembang menunjukkan bahwa terdapat 1,2 insidens penyakit
jantung bawaan di berbagai tempat seluruh dunia. Namun angka tersebut masih cukup
tinggi yaitu berkisar 8-10 bayi per 1000 kelahiran hidup dan 30% diantaranya menunjukkan
gejala pada minggu pertama kehidupan (Kirana, 2013).
PJB digolongkan menjadi dua, yaitu penyakit jantung bawaan asianotik dan sianotik
yang biasanya ditandai dengan sesak napas saat pemberian ASI dan selalu berkeringat
pada dahi terutama dalam keadaan setelah melakukan aktifitas fisik (Primasari, dkk, 2012).
Selain itu, menurut Lyn Betz (2009)mengatakan PJB juga ditandai dengan badan tampak
lemah,tidak mau makan, adanya peningkatan frekuensi pernapasan/sesak napas, posisi
lutut atau kepala ke dada selama serangan atau setelah latihan, adanya jari berbentuk
tabuh dan kebiruan pada tubuh anak .PJB pada anak terutama yang mengalami sianotik
dapat mengakibatkan kegawatan apabila tidak ditangani secara benar, seperti terjadinya
perdarahan, hemotoraks, gagal jantung kongestif bahkan dapat menyebabkan kematian.
Bayi dengan sianosis disertai hipoksemia dapat mengakibatkan kejang-kejang dan karena
sianosis yang berat tersebut dapat menyebabkan hipoksia otak. Anak dengan penyakit
jantung bawaan yang berat akan mengalami pertumbuhan yang sangat lambat sehingga
tumbuh kembang anak terganggu (Hidayat, 2008).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan kasus penyakit jantung bawaan ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mendiskripsikan asuhan keperawatan pada anak dengan kasus Penyakit
Jantung Bawaan.
2. Tujuan khusus
a.Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada anak dengan kasus penyakit jantung
bawaan
b.Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada anak dengan kasus
penyakit jantung bawaan
4
c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada anak dengan kasus penyakit
jantung bawaan
d.Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada anak dengan kasus penyakit
jantung bawaan
e.Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada anak dengan kasus penyakit
jantung bawaan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Penyakit jantung kongenital merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat kelainan
dalam perkembangan jantung dan pembuluh darah, sehingga dapat mengganggu
dalam fungsi jantung atau yang dapat mengakibatkan sianosis dan asianosis (Alimul,
2008). Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang disebabkan oleh
gangguan perkembangan sistem kardiovaskular pada embrio yang diduga karena
adanya faktor endogen dan eksogen (Ngastyah, 2012).
B. Etiologi
Menurut Nursalam (2008), PJB merupakan gangguan perkembangan jantung yang
diduga terjadi pada masa embrio yang dapat disebabkan Toxoplasmosis, Rybella,
Cytomegalovirus, Herpes (TORCH) yang diserita oleh ibu, pemakaian obat-obatan dan
terkena sinar radiasi.
Penyebab PJB tidak diketahui secara pasti namun diduga karena adanya faktor
pranatal dan faktor genentik antara lain adanya kemungkinan infeksi campak jerman
(rubella) selama kehamilan, mengkonsumsi alkohol selama kehamilan, usia ibu yang
lebih dari 40 tahun, penyakit diabetes tipe I selama kehamilan sedangkan faktor genetik
disebabkan karena adanya multifaktor seperti mempunyai abrasi kromosom, memiliki
keluarga yang menderita penyakit jantung kongenital, dan anak yang dilahirkan dengan
anomali kongenital lain selain jantung (Wong, 2009).
6
b. Peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan
c. Dispnea awitan mendadak
d. Perubahan kesadaran, iritabilitas sitem saraf pusat yang dapat berkembang sampai
letargi dan sinkop serta menimbulkan kejang, dan kematian.
e. Adanya jari tabuh (Clubbing finger)
f. Adanya peningkatan tekanan darah setelah beberapa tahun mengalami sianosis dan
polisitemia berat.
g. Anak melakukan gerakan posisi jongkok yang dilakukan anak untuk mengurangi
aliran balik vena dari ekstremitas bawah dan meningkatkan aliran darah pulmonal
dan oksigenisasi arterial sitemik.
h. Anak mengalami gagal dalam tumbuh kembang.
i. Anak tampak pucat.
j. Mengalami penurunan toleransi terhadap latihan / beraktivitas.
k. Adanya asidosis (darah mengandung banyak asam).
l. Terdengar mur-mur saat dilakukan auskultasi pada jantung terutama pada garis
sternal kiri atas.
m. Adanya posisi lutut / kepala ke dada selama serangan atau setelah latihan /
beraktivitas.
D. Patofisiologi
PJB diklasifikasikan menjadi 2 yaitu asianotik dan sianotik, PJB asianotik terdapat patent
duktus arteriousus (PDA) yang terjadi akibat kegagalan penutupan duktus arteriosus pada
bayi berusia beberapa minggu pertama. Konsekuensi hemodinamika pada PDA bergantung
pada ukuran duktus dan tahanan vaskular pulmonalis, pada saat lahir tahanan dalam
sirkulasi pulmonal dan sistemik hampir sama besarnya sehingga menyamakan tahanan
dalam aorta dan arteri pulmonalis. Setelah tekanan sistemik melampaui tekanan pulmonalis,
darah mulai memintas dari aorta melewati duktus menuju arteri pulmonalis (terjadi pirau kiri
ke kanan). Darah tambahan akan mengalami sirkulasi ulang lewat paru-paru dan kemudian
kembali ke atrium kiri serta ventrikel kiri. Efek yang ditimbulkan dari perubahan sirkulasi ini
adalah peningkatan beban kerja pada sisi kiri jantung dan peningkatan kongesti dan
kemungkinan peningkatan tekanan ventrikel kanan dan hipertrofi (Wong, 2009).
Selain PDA juga terdapat defek septum atrium (ASD) merupakan lubang abnormal pada
sekat yang memisahkan kedua belah atrium, hal ini terjadi karena tekanan atrium kiri agak
melebihi atrium kanan maka darah mengalir dari atrium kiri ke kanan sehingga terjadi
7
peningkatan aliran darah yang kaya oksigen ke dalam sisi kanan jantung. Kendati
perbedaan tekanan rendah, kecepatan aliran darah yang tinggi, tetap dapat terjadi karena
rendahnya tahanan vaskular paru dan semakin besarnya daya kembang atrium kanan yang
selanjutnya akan mengurangi resisten aliran. Meskipun terjadi pembesaran atrium dan
ventrikel kanan, gagal jantung jarang terjadi pada ASD yang tidak mengalami komplikasi.
Biasanya perubahan pada pembuluh darah paru hanya terjadi sesudah beberapa puluh
tahun kemudian jika defeknya tidak diperbaiki (Wong, 2009). PJB yang disertai dengan
sianotik, salah satunya adalah tetralogi of fallot (ToF). Pada ToF terdapat 4 kelainan pada
jantung yakni defek septum ventrikel, stenosis pulmonalis, hipertrofi ventrikel kanan dan
overriding aorta. Pada awalnya ToF diawali dengan dengan adanya defek septum ventrikel
(VSD), hal tersebut terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk sempurna.
8
Faktor eksogen ( pada ibu saat hamil
dengan Riwayat penyakit sindrom Faktor endogen (kelainan
rubella,riwayat Lupus eritematosus, DM, kromosom (riwayat Sindrom down)
,kebiasaan merokok dan minum alkohol) ,defisiensi imun)
Kelainan
struktur jantung
Asianotik
Kerusakan Tekananp
Mk : gg
Kebocoran Beban volume Edema Eksudasi pembuluh aru
pertukaran pulmonal cairan darah
aorta bertambah pada gas
ventrikel kanan 14
dan arteri
9
Tekanan ventrikel
¹Defek septum Sianotik
Darah masuk ke ventrikel kiri > ventrikel kanan
ventrikel (ToF)
kiri
15
Emboli
trombus
Hipoksia polisetemia
O
2ke perifer hipoksemia
Respon
squating Metabolisme Resiko abses
Mk : pola nafas tidak Hipertrofi
(jongkok) anaerob cerebri
kesemutan Sesak efektif jaringan otak
Iskemik
sianosis Bayi cepat lelah saat menetek, Mk : intoleransi Kejang
berjalan, beraktifitas Asam laktat jaringan otak
aktifitas
Clabbing finger
Nafsu menetek Asidosis
Mk : resiko infeksi O2 di otak Mk : resiko ketidak
Mk : ketidakefektifan berkurang metabolik
efektifan perfusi
perfusi jaringan perifer jaringan cerebri
Berat badan Daya imun ISPA Pernafasan
cepat dan dalam
a. Farmakologis
b. Non-Farmakologis
a. Sedangkan Secara Non-Farmakologis dapat Diberikan Tambahan Susu Formula
dengan kalori yang tinggi dan suplemen untuk air Susu Ibu dibutuhkan pada bayi
yang menderita PJB. Terutama pada bayi yang lahir premature dan bayi-bayi
yang cepat lelah saatmenyusui.
b. Pada Pasien/Anak Yang Menghadapi atau dicurigai menderita PJB dapat
dilakukan tindakan , Seperti:
c. Menempatkan pasien khususnya neonatus pada lingkungan yang hangat dapat
dilakukan dengan membedong atau menempatkannya pada inkhubator.
d. MemberikanOksigen
e. Memberikan cairan yang cukup dan mengatasi gangguan elektrolit serta asambasa.
2. Klasifikasi Data
3. Masalah Keperawatan
Berdasarkan diagnosis keperawatan NANDA (2015-2017), diagnosis keperawatan yang
mungkin muncul :
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload, perubahan
kontraktilitas, perubahan preload,dan perubahan volume darah sekuncup.
3. Tanda-tanda
vital
a. Rentang nadi
radial dalam
batas normal
b. Rentang
pernafasan dalam
batas normal
c. Tekanan darah
sistolik dan
diastol dalam
batas normal
d. Kedalaman saat
inspirasi tidak
ada deviasi dalam
kisaran normal
Terapi nutrisi
a) Memantau makanan
dan menghitung
asupan kalori harian
b) Pilih makanan dan
minuman untuk
nutrisi makanan
c) Berikan pasien
makanan tinggi
protein, tinggi kalori,
d) Mengajar diet dan
perencanaan yang
diperlukan
Tingkat kelelahan
a. Tingkat
kelelahan tidak
ada
b. Gangguan
konsentrasi
menurun tidak
ada
c. Tingkat stres
tidak ada
d. Kualitas tidur
tidak terganggu
e. Saturasi oksigen
tidak terganggu
f. Kualitas istirahat
tidak terganggu
2. Pengetahuan
keselamatan diri
a. Menggambar
kan untuk
mengurangi
risiko cedera
b. Menggambar
kan perilaku
yang berisiko
tinggi
3. Status nutrisi
a. Status nutrisi
tidak
menyimpang
dari batas
normal
b. Asupan gizi
tidak
menyimpang
dari batas
normal
c.Asupan
makanan tidak
menyimpang
dari batas
normal
d.Asupan cairan
tidak
menyimpang
dari batas
normal
e. Energi tidak
menyimpang
dari batas
normal
f. Rasio berat
badan tidak
menyimpang
dari batas
normal
4. Implementasi Keperawatan
Menurut perry & Potter (2009) Implementasi merupakan tahap keempat
dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan. Rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis
yang tepat, intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang
diinginkan untuk mendukung dan menningkatkan status kesehatan klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat anda melakukan
kontak dengan pasien. Setelah melaksanakan intervensi, kumpulkan data
subjektif dan objektif dari klien, keluarga. Selain itu juga meninjau ulang
pengetahuan tentang status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya,
pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Hasil telah terpenuhi, berarti tujuan
untuk klien juga telah terpenuhi. Bandingkan perilaku dan respon klien
sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan (Perry & Potter, 2009).