DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK RUANGAN SRIKAYA
TAHUN 2022
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Etiologi
d. Rentang Respon
1) Respon adaptif :
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah menurut
(Keliat, 2018), yaitu :
1) Mengkritik diri sendiri
f. Mekanisme Koping
4. Penatalaksanaan
a. Identifikasi klien
2. Pohon Masalah
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat di angkat adalah :
1. Harga diri rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Risiko isolasi sosial
No Pasien Keluarga
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi kemampuan Mendiskusikan masalah yang
dan aspek positif yang dimiliki dirasakan keluarga dalam
pasien merawat pasien
2. Membantu pasien menilai Menjelaskan pengertian, tanda
kemampuan pasien yang masih dan gejala harga diri rendah yang
dapat digunakan dialami pasien beserta proses
terjadinya
3. Membantu pasien sesuai Menjelaskan cara – cara merawat
kemampuan yang dipilih pasien isolasi social
4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
6. Meganjurkan pasien
memasukkan dalam kegiatan
harian
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga mempraktekkan
harian pasien cara merawat pasien dengan
harga diri rendah
2. Melatih kemampuan kedua Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP3K
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge
planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
5. Implementasi
6. Evaluasi
Nama : Tn. M
Ruangan : Srikaya
Jam :
Pertemuan : Ke 1 (BHSP)
A. Orientasi
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Zaqia nur ivaturahma , saya
biasa dipanggil suster Iva” “saya disini bersama dengan 9 orang teman saya” Nama bapak
siapa? senang nya dipanggil siapa?” “bisa saya minta waktunya sebentar bapak untuk
berbincang-bincang? “ yah, kurang lebih 15 menit”
“Apakah bapak bersedia?”
B. Kerja
“Saya dan teman – teman saya adalah perawat yang dinas diruang Srikaya ini, kami dinas
diruangan ini selama 1 minggu.”
“Hari ini kami dinas pagi dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore , jadi selama 1 minggu ini saya
dan teman – teman saya yang akan merawat bapak.”
“saat ini bapak ceritakan apa yang bapak rasakan dan mengapa sampai ada ditempat ini ? “
C. Terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak M sekarang?”
“Apakah bapak masih ingat nama saya ?”
“Boleh bapak sebutkan kembali ?”
“Baiklah bapak, besok saya akan dating lagi untuk berbincang-bincang dengan bapak, apakah
bapak bersedia ? Bapak mau kita berbincang-bincang ? Jam berapa ?”
“baiklah bapak sampai jumpa besok yah, silahkan bapak untuk istirahat”
“Wassalamualaikum, selamat pagi”
D. Evaluasi
Implementasi Evaluasi
Melakukan Bina Hubungan Saling Percaya S:
- Pasien menjawab salam
- Pasien menyebutkan namanya
- Pasien menceritakan perasaannya saat ini
- Pasien menceritakan kejadian sampai
mengapa dia ada di Rs
- Pasien masih mengingat nama perawat
- Pasien mau mengadakan kontrak waktu
untuk bertemu kembali
O:
- Pasien mau berjabat tangan dengan
perawat
- Pasien tampak lebih banyak diam
- Pasien tidak mampu memulai
pembicaraan
- Pasien menjawab pertanyaan dengan
datar
- Kontak mata pasien kurang
- Pasien tampak gelisah
A:
Pasien mampu membina hubungan saling
percaya dengan perawat
P:
Lanjutkan SP1P harga diri rendah
Ruangan Rawat : Ruangan Srikaya Tanggal dirawat : 18 Januari 2022
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. M (L)
Umur : 47 Tahun
No CM : 073771
Saat Pengkajian :
Saat pengkajian pasien mengatakan sering mendengar suara – suara, pasien juga
mengatakan dirinya tak pernah di hargai karna selalu disalahkan dan di marahi ketika
ada masalah dirumahnya. Pasien merasa seperti sendirian tidak punya siapa – siapa.
Saat pengkajian pasien terlihat sedih, gelisah dan bingung. pasien terlihat putus asa
saat menceritakan masalahnya tentang apa yang telah dia perbuat.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu dan saat ini sudah yang ke 3 kali
pasien masuk RSJ. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, karena pasien tidak rutin
minum obat sehingga keluarga membawanya kembali ke RSJ . Pasien pernah
mengalami trauma aniaya fisik saat pasien bekerja di bengkel pasien pernah di pukuli
orang dan pasien pernah mengalami penolakan dari keluarganya, ketika terjadi
sesuatu masalah didalam keluarga pasien selalu disalahkan dan dimarahi.
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Pasien mengatakan
memiliki pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu pasien pernah di
pukuli orang saat bekerja dibengkel.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. TTV
TD : 120/90 mmHg N : 90 x/m
S : 36,0 C P : 20 x/m
2. Ukur
BB : 56 kg TB : 160 cm
3. Keluhan fisik
Tidak ada keluhan fisik pasien
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh :
Pasien mengatakan dirinya menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Identitas :
Pasien mengatakan sebelum masuk RS dirinya bekerja di bengkel. Pasien
merasa bersyukur dengan pekerjaanya.
c. Peran :
Pasien adalah seorang suami dan ayah dari 3 orang anak, pasien mengatakan
bahwa dirinya mampu memberikan nafkah kepada keluarganya.
d. Ideal diri :
Pasien berharap tidak pernah lagi di salahkan dan di marahi oleh keluarganya
dan pasien berharap cepat keluar dari RSJ.
e. Harga diri :
Pasien merasa tidak mempunyai harga diri karna selalu disalahkan dan
dimarahi oleh keluarganya
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti :
Pasien mengatakan orang yang paling berarti bagi kehidupannya adalah anak –
anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat :
Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi apapun dalam
masyarakat namun pasien selalu terlibat dalam kegiatan di masyarakat
misalnya seperti kerja bakti. Dan sekarang pasien mengatakan malas untuk
berinteraksi dengan orang lain karena tidak mau menerima dirinya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien mengatakan jarang berhubungan dengan orang lain karena merasa tidak
ada yang perlu dibicarakan, pasien lebih sering diam dan berbaring ditempat
tidur. Pasien juga merasa curiga dengan orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam, pasien juga selalu melakukan ibadah tepat waktu,
pasien mengetahui jika beribadah membuat pasien jauh lebih tenang.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan setiap jumat selalu shalat jumat, dan biasa mengikuti
pengajian di malam jumat .
Ruangan : Srikaya
POHON MASALAH
Ruangan : Srikaya
SP1K
10. Mendiskusikan
masalah yang
dirasakan keluarga
dalam merawat
pasien
11. Menjelaskan
pengertian, tanda
dan gejala harga
diri rendah yang
dialami pasien
beserta proses
terjadinya
12. Menjelaskan cara
– cara merawat
pasien isolasi
sosial
SP2K
13. Melatih keluarga
mempraktekkan
cara merawat
pasien dengan
harga diri rendah
14. Melatih keluarga
mempraktekkan
cara merawat
langsung kepada
pasien harga diri
rendah
SP3K
15. Membantu
keluarga membuat
jadwal aktivitas di
rumah termasuk
minum obat
16. Menjelaskan
follow up pasien
setelah pulang
SP2P
6. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
7. Memberikan
kesempatan kepada
klien
mempraktikan cara
berkenalan dengan
satu orang.
8. Membantu klien
memasukkan
kegiatan latihan
berbincang-
bincang dengan
orang lain dalam
kegiatan harian.
Sp3p
9. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
10. Memberikan
kesempatan kepada
klien
mempraktikkan
cara berkenalan
dengan dua orang
atau lebih.
11. Menganjurkan
klien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian.
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan
keperawatan keperawatan
3. Koping 1. Klien dapat SP1P
individu Membina 1. Membantu klien
tidak efektif hubungan mengenal koping
saling percaya yang tidak efektid
2. Klien dapat 2. Menganjurkan
Membantu koping konstruktif
klien mengenal : bicara terbuka
koping yang dengan orang lain
tidak efektid 3. Memasukan ke
3. Klien dapat jadwal kegiatan
Menganjurkan harian
koping
konstruktif :
bicara terbuka
dengan orang
lain
4. Klien dapat
Memasukan ke
jadwal kegiatan
harian
SP2P
4. Mengevaluasi
pelaksanaan
jadwal kegiatan
harian
5. Mengajarkan
koping kosntruktif
: melakukan
kegiatan
6. Masukan ke
jadwal kegiatan
harian
Sp3p
7. Mengevaluasi
pelaksanaan
jadwal kegiatan
harian
8. Mengajarkan
koping konstruktif
: latihan
fisik/olahraga
9. Masukan ke
jadwal kegiatan
harian
Pertemuan : Ke 2 (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
a) Pasien mengatakan seperti tidak punya harga diri karna selalu disalahkan dan
dimarahi oleh keluarganya ketika ada masalah dirumah
b) Pasien mengatakan dirinya pernah dipukuli orang saat bekerja dibengkel
2. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah
3. Tindakan keperawatan
a) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b) Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c) Membantu klien memilih atau menetapkan kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien
d) Melatih klien sesuai dengan dengan kemampuan yang dipilih
e) Memberikan pujian yang wajar terhadap kebersihan klien
f) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Jam :
Pertemuan ke 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
1. Isolasi sosial
Intervensi : SP1P
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi bapak!” masih ingat dengan saya? Benar pak! saya suster yang
merawat bapak
b. Validasi
c. Kontrak
- Topik
“sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan berbincang-bincang
- Waktu
- Tempat
2. Fase kerja
“bapak”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan bapak siapa?
Menurut bapak apa keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain? Kalau bapak tidak tahu saya akan
punya banyak teman, saling menolong, saling bercerita, dan tidak selalu
pak.“selamat pagi, kenalkan nama saya N, hobi main bola, asal dari poso, nama
bapak siapa?, hobi bapak apa?, asal bapak dari mana?”. Coba bapak praktekan
yang saya ajarlkan tadi. Bagus... bapak dapat mempraktekkan apa yang saya
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
2) Evaluasi Objektif
b. Tindak Lanjut
dengan orang lain dan cara berkenalan yang benar. Saya harap bapak dapat
1. Topik
2. Waktu
“besok saya datang kembali jam 10:00, berapa lama bapak punya waktu
saja?”
3. Tempat
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah pasien sering
memendamnya (tidak mau mencesritakan pada orang lain.
2. Diagnosa
Keperawatan Koping individu inefektif
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien
dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.
b. Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
c. Klien merasa lebih tenang.
4. Tindakan keperawatan
5. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam
terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien.
6. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap
perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
7. Ajarkan klien teknik relaksasi dan mekanisme koping.
B. Strategi Pelaksanaan I : Klien dengan koping individu iefektif
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya ?, bagus….
2. Evaluasi / validasi:
“Baiklah, bagaimana perasaan hari ini?”Ada keluhan tidak ?”
3. Kontrak Topik :
“Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang
keadaan bapak? Waktu : “Saya rasa 30 menit cukup pak. Apakah pak bersedia?”
Tempat : “pak mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.”
FASE KERJA
“Baiklah pak, bisa pak jelaskan kepada saya bagaimana biasanya cara bapak untuk
menghadapi masalah dalam hidup?”Baik pak, lalu bagaimana perasaan pak terkait
masalah yang sedang bapak hadapi saat ini ?”. “Saya mengerti pak sangat sulit
menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya memang pak harus bisa
menghadapi dan mengatasi masalah ini. Sabar ya, pak.” “Saya tidak bermaksud untuk
tidak mendukung pak. Tapi coba bapak pikir, jika pak pulang ke rumah nanti, pak
akan menjalankan peran sebagai kepala keluarga lagi. Jadi pak harus berusaha
menghadapi semuanya agar anggota keluarga yang pak pimpin dapat kembali ke jalan
yang seharusnya.” “pak, seluruh cobaan yang dihadapi manusia semua sudah diatur
oleh Tuhan. Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegahnya,termasuk saya
ataupun pak sendiri. Dan saya yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan di
luar batas kemampuan seseorang untuk menghadapinya.”. “pak sudah bisa
memahaminya?” “pak tidak perlu cemas. , Sebaiknya pak mengisi dengan kegiatan
kegiatan positif dan kesibukan lainnya agar bapak tidak memikirkan kejadian yang
bapak alami saat ini. Saya percaya pak mempunyai keahlian yang bisa digunakan. pak
juga tidak akan hidup sendiri. pak masih punya keluarga dan orang lain yang sayang
dan peduli pak. Disamping itu, anak-anak pak juga masih memerlukan perhatian pak
saat ini.” “Untuk mengurangi rasa cemas pak, sekarang pak ikuti teknik relaksasi yang
saya lakukan. Coba sekarang pak tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian
hembuskan perlahan-lahan.” “Ya, bagus sekali pak, seperti itu.”“ pak juga bisa
meluapkan amarah bapak dengan cara berteriak atau menangis. Tetapi saran saya, jika
pak ingin berteriak sekencangkencangnya, sebaiknya pak pergi ke pantai atau ke
tempat yang jauh dari keramaian agar tidak mengganggu aktivitas orang-orang
sekitar.Dengan cara seperti itu, beban yang ibu hadapi akan sedikit berkurang dan pak
akan mampu menghadapi permasalahan yang muncul.”
FASE TERMINASI
Evaluasi :
a. Subjektif: “Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apa ibu sudah mulai
memahami kondisi yang sebenarnya terjadi?”
b. Objektif : “Kalau begitu, coba ibu jelaskan lagi, hal-hal yang ibu dapatkan dari
perbincangan kita tadi dan coba ibu ulangi teknik relaksasi yang telah kita
lakukan.” Tindak Lanjut : “Ya, bagus sekali bu. Nah, setiap kali ibu merasa
cemas, ibu dapat melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali ibu merasa bahwa
ibu tidak terima dengan kenyataan ini, ibu dapat mengingat kembali
perbincangan kita hari ini. Kontrak yang akan datang: ”Sudah 30 menit ya, bu.
Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok sekitar jam 09.00
saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang hal – hal positif yang
dapat ibu lakukan untuk mengisi waktu. Mungkin besok kita bisa berbincang-
bincang di taman depan ya bu.” “Apa ada yang ingin ibu tanyakan?”Baiklah,
kalau tidak ada, saya pamit dulu ya bu.” Masukan dari bu ria : ( prinsip SP
pada resiko koping tidak efektif )
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI