Disusun Oleh :
Vera Lusiana
19037140062
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III
.................................... ............................................
Kepala Ruangan
.....................................
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada
Praktek Klinik Keperawatan III
.................................... ............................................
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Vera Lusiana
Ruangan : Bougenville
1. Definisi
Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkulosis masuk ke dalam jaringan paru
melalui airbond infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai
seluruh organ tubuh manusia, tetapi sebagian besar menyerang organ paru.
2. Etiologi
2. Bersifat aerob
4. Mudah mati terkena sinar ultra violet (matahari) serta tahan hidup
3. Manifestasi Klinis
1) Gejala respratorik
a) Batuk
Keluhan batuk, timbul paling awal dan merupakan gangguan yang paling
sering dikeluhkan.
b) Batuk darah
Keluhan batuk darah pada klien TB Paru selalu menjadi alasan utama klien
Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena
ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraks, anemia, dan
lain-lain.
d) Nyeri dada
Nyeri dada pada TB Paru termasuk nyeri pleuritik ringan.Gejala ini timbul
2) Gejala sistematis
a) Demam
Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau malam hari
mirip demam atau influenza, hilang timbul, dan semakin lama semakin
Keluhan yang biasa timbul ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat
4. Penatalaksanaan Medis
terjadinya resistensi terhadap obat. Pengobatan membutuhkan waktu yang lama 6-8
5. Penatalaksanaan Penunjang
BTA positip.
dilakukan foto thorax atau SPS ulang, bila foto thorax dinyatakan positip
maka dinyatakan seseorang tersebut dinyatakan BTA positip, bila foto thorax
tidak mendukung maka dilakukan SPS ulang, bila hasilnya negatip berarti
bukan TB paru.
d) Uji Tuberkulin yaitu periksaan guna menunjukan reaksi imunitas seluler yang
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
yang diderita klien, dan tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit yang
dideritannya.
2. Keluhan utama Keluhan utama ialah keluhan yang paling menganggu klien.
ialah :
1) Batuk : batuk bisa menunjukkan adanya penyakit paru yang serius. fat
5) Mengi.
sakit, seperti sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa kali
dimana pertama kali keluhan di rasakan, apa yang dilakukan ketika keluhan
usaha apa yang dilakukan untuk mengurangi keluhan tersebut apakah usaha
pula kapan kapan penyakit terjadi dan waktu perawatannya. Tanyakan apakah
adanya riwayat sesak napas, batuk lama, batuk darah dari anggota keluarga
yang lain. Adanya penyakit darah tinggi dan kencing manis dapat
lingkungan kerja klien dan juga kebiasaan sosial yang dilakukannya. Seperti
3. Nyeri Akut
4. Hipertermi
5. Defisit Nutrisi
6. Intoleransi Aktivitas
7. Resiko Infeksi
Penyebab :
Fisiologis :
3. Disfungsi neuromuskuler.
8. Proses infeksi .
9. Respon alergi.
Situasional :
1. Merokok aktif.
2. Merokok pasif.
3. Terpajan polutan.
Objektif :
3. sputum berlebih.
4. Mengi, wheezing dan / atau ronkhi kering.
Subjektif :
1. Dispnea.
2. Sulit bicara.
3. Ortopnea.
Objektif :
1. Gelisah.
2. Sianosis.
2. Sklerosis multipel.
3. Myasthenia gravis.
[TEE] ).
6. Cedera Kepala
7. Stroke
8. Kuadriplegia
2. Rochi 5 menurun
3. Gelisah 5 menurun
4. Frekuensi nadi 5 membaik
SIKI RASIONAL
ManajemenJalanNafas (I. 01011)
Observasi
1. Monitor polanapas (frekuensi, 1. Mengetahui frekuensi, kedalaman,
kedalaman, usahanapas) irama pernafasan
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. 2. Ronki dan weezing menyertai sional
Gurgling, mengi, weezing, obstruksi jalan napas / kegagalan
ronkhikering) napas
Teraupeutik 3. memudahkan klien untuk batuk
4. untuk memaksimalkan bernafas
3. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu 5. terhindar dari dehitdrasi
4. Berikanoksigen, jikaperlu 6. kolaborasi pemberian obat dengen
dokter
Edukasi :
5. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jikatidakkontraindikasi.
Kalaborasi .
6. Kolaborasipemberianbronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jikaperlu.
Definisi : Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab
2. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernafas, kelemahan otot pernapasan)
3. Gangguan neuromuscular
4. Penurunan energi
6. Sindrom hipoventilasi
7. Kecemasan
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
Cheyne-stokes)
Subjektif
1. Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
5. Multiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Intoksikasi alkohol
SLKI SIKI
Pola napas L.01004 Manajemen Jalan Napas (I.01011)
1. Dispnea Observasi :
2. Penggunaan otot bantu 1. Monitor pola napas
napas 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
3. Frekuensi napas wheezing, ronkhi kering)
Terapeutik :
3. Posisikan semi fowler atau fowler
4. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
5. Ajarkan batuk efektif
3. Nyeri Akut
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lamat dan berintensitas
subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Tampak meringis
3. Gelisah
5. Sulit tidur
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
5. Menarik diri
7. Diaforesis
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
Tingkatan Nyeri
2. Gelisah (5 Menurun )
3. Meringis (5 Menurun )
SIKI RASIONAL
MANAJEMEN NYERI
Observasi Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik durasi, 1. Mengetahuilokasi, karakteristik durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri 2. mengetahui skala nyeri
3. Identifikasi faktor yang memperberat 3. Mengetahui faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri dan memperingan nyeri
Terapeutik Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk 1. Untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, TENS, hipnosis, akupresur, terapi
hipnosis, akupresur, terapi musik, musik, biofeedback, terapi pijat,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, aromaterapi, teknik imajinasi
teknik imajinasi terbimbing, kompres terbimbing, kompres hangat dingin,
hangat dingin, terapi bermain terapi bermain
2. Kontrol lingkungan yang memperberat 2. lingkungan yang memperberat rasa
rasa nyeri (mis. suhu ruangan, nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan) pencahayaan, kebisingan)
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu 1. Mengetahui tentang penyebab,
nyeri periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 2. Mengetahui strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara Kolaborasi
Kolaborasi 1. Mengurangi rasa nyeri pada klien
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
4. Hipertermia
Penyebab
1. Dehidrasi
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. (tidak tersedia)
Objektif
Subjektif
1. (tidak tersedia)
Objektif
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
Termoregulasi:
1. Menggigil (5 menurun )
2. Takikardi (5 menurun )
3. Pucat (5 menurun )
5. Defisit Nutrisi
Penyebab:
Objektif :
Subjektif :
2. Kram/nyeri abdomen
Objektif :
8. Diare
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Celebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
8. Kerusakan neuromuskular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
14. Enterokolitis
Status Nutrisi
SIKI RASIONAL
MANAJEMEN NUTRISI
Observasi Observasi
1. Identifikasi status nutrisi 1. Mengetahui status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan 2. Mengetahui alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai 3. Mengetahui makanan yang disukai
4. Monitor berat badan 4. Mengetahui berat badan
Terapeutik Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika 1. Klien terlihat bersih
perlu 2. Untuk mencegah terjadinya konstipasi
2. Berikan makan tinggi serat 3. Nafsu makan bertamabah
untuk mencegah konstipasi Kolaborasi
3. Berikan suplemen makanan, jika perlu 1. Untuk mengeurangi nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),
6. Intoleransi Aktivitas
Penyebab
2. Tirah baring
3. Kelemahan
4. Imobilitas
Subjektif
1. Mengeluh lelah
Objektif
Subjektif
3. Merasa lemah
Objektif
4. Sianosis
1. Anemia
5. Aritmia
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan muskuloskeletal
Toleransi Aktivitas
SIKI RASIONAL
MANAJEMEN ENERGI (I. 05178)
Observasi
1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang 1. Untuk mengetahui gangguan fungsi
mengakibatkan kelelahan tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor pola dan jam tidur 2. Untuk mengetahui pola dan jam tidur
3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan 3. Untuk mengetahui lokasi dan
selama melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama melakukan
Terapeutik aktivitas
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah Terapeutik
stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan) 1. lingkungan nyaman dan rendah
2. Berikan aktivitas distraksi yang stimulus (mis. cahaya, suara,
menyenangkan kunjungan)
3. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika 2. Agar aktivitas distraksi yang
tidak dapat berpindah atau berjalan menyenangkan
Edukasi 3. Agar duduk di sisi tempat tidur, jika
1. Anjurkan tirah baring tidak dapat berpindah atau berjalan
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara Edukasi
bertahap 1. Agar klien istirahat yang cukup
Kolaborasi 2. Untuk melakukan aktivitas secara
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara bertahap
meningkatkan asupan makanan Kolaborasi
1. Agar mengetahui gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
7. Risiko Infeksi
Faktor Risiko
3. Malnutrisi.
Gangguan peristaltik,
Kerusakan integritas kulit,
Merokok,
Penurunan homolobin,
Imununosupresi,
Leukopenia,
1. AIDS.
2. Luka bakar.
4. Diabetes melitus.
5. Tindakan invasi.
7. Penyalahgunaan obat.
9. Kanker.
11. Imunosupresi.
12. Lymphedema.
13. Leukositopedia.
Tingkat Infeksi
1. kebersihan badan (5 meningkat )
2. kemerah (5 menurun)
3. nyeri (5 menurun )
4. bengkak (5 menurun )
SIKI RASIONAL
Edukasi Pencegahan Infeksi
Observasi
1. Periksa kesiapan dan kemampuan 1. agar klien siap dalam menerima
menerima informasi informasi
Terapeutik 2. Mengetahui tentang faktor-faktor
1. Siapkan materi, media tentang faktor- penyebab, cara identifikasi dan
faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan risiko infeksi di rumah sakit
pencegahan risiko infeksi di rumah maupun di rumah
sakit maupun di rumah 3. Mengetahui tenntang tanda dan gejala
2. Jelaskan tanda dan gejala infeksi infeksi lokal dan sistemik
lokal dan sistemik 4. Mencegah terjadinya infeksi
3. Anjurkan mengikuti tindakan 5. Mengetahuin cara memeriksa kondisi
pencegahan sesuai kondisi luka atau luka operasi
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka 6. Mecegah penularan infeksi dengan cara
atau luka operasi mencuci tangan
5. Ajarkan cara mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta DPPP PPNI
PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta DPPP PPNI
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta DPPP PPNI
Jaya Hewati dkk 2017. Faktor- faktor yang Berhubungan Dengan Tubercolosis Paru.
Wijaya, & Putri, . KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori