Anda di halaman 1dari 3

AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN

by : Damon Wicaksi, SST, M.Kes

1. Membangun kebijakan kesehatan publik


Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehatan sering diabaikan, oleh karena itu
adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan
dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil
kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah
maupun swasta. Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTU di Paiton-Probolinggo,
para pengambil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan untung
ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-
kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam pengertian luas.
Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik. Diharapkan tercipta lingkungan
yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat.
Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok terpapar
pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb.
3. Pemberdayaan masyarakat
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan
kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider), tetapi pelayanan kesehatan juga
merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan (health provider) dan pihak
yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar
memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif masyarakat
untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses
pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak
hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan sangatlah diharapkan.
Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (UKBM),
seperti posyandu, UKGMD, Saka Bhakti Husada, Poskestren, dll.
4. Mengembangkan kemampuan personal
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu mutlak
diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang
kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut
semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan
keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terampil tentunya individu dan masyarakat perlu
dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu masyarakat juga perlu dilatih
mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat.
Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya
pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
5. Berorientasi pada layanan kesehatan
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehat,
masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan. selain itu masyarakat perlu
diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan
sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36
tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu
diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita contoh),
bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.
6. Meningkatkan tanggung jawab sosial terhadap kesehatan
Para pembuat keputusan harus mempunyai komitmen tanggung jawab yang kuat. Semua sektor,
baik sektor yang berurusan dengan masyarakat umum maupun sektor swasta. Harus mempromosikan
kesehatan, baik dalam kebijaksanaan maupun praktik, sebagai berikut :
a) Menghindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain
b) Melindungi lingkungan dan menjamin terus dimanfaatkannya sumber daya
c) Membatasi produksi dan perdagangan barang-barang yang berbahaya seperti tembakau dan
senjata, termasuk juga membatasi praktik pemasarannya yang tidak sehat
d) Menjaga keselamatan masyarakat, baik di tempat umum maupun di tempat kerja
e) Memasukan dampak kesehatan sebagai integral dari kebijakan pembangunan
7. Meningkatkan investasi kesehatan dan keadilan sosial
Di banyak negara, investasi kesehatan yang ada tidak mencukupi dan sering kali tidak efektif.
Peningkatan investasi untuk pembangunan kesehatan memerlukan pendekatan multi sektor yang benar,
termasuk sumber-sumber daya tambahan untuk pendidikan, yang juga mencakup sektor kesehatan.
investasi yang lebih besar untuk kesehatan, dan re-orientasi investasi yang telah ada baik di dalam
maupun di luar negeri mempunyai potensi yang sangat bermakna bagi pembangunan manusia,
kesehatan dan kualitas hidup
Investasi di bidang kesehatan harus mencerminkan kebutuhan kelompok-kelompok tertentu
seperti para wanita, anak-anak, manula,serta masyarakat yang miskin
8. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama bidang kesehatan
Kemitraan antara lembaga pembangunan, donor dan pemerintah diperlukan dalam keberhasilan
kegiatan keselamatan ibu. Kemitraan ini telah dilaksanakan di beberapa daerah, menunjukkan
kemitraan antara penyandang dana, pelayanan kesehatan pemerintah dan tokoh masyarakat.
Komitmen nasional terhadap kesehatan ibu oleh Bapenas dan Depkes memberikan lingkungan yang
mendukung pelayanan kesehatan ibu. Pemerintah telah menempatkan satu bidan disetiap desa dengan
mendidik 55.000 bidan didesa dalam kurun waktu delapan tahun. Pondok bersalin desa dilayani oleh
bidan, dukun bayi, dan kader disediakan untuk memberikan pelayanan antenatal dan persalinan
ditingkat desa.
Disamping itu, kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi dilaksanakan untuk mendukung
kegiatan ini serta disediakan sarana komunikasi radio dengan fasilitas merespon obstetri gawat. Agar
upaya keselamatan ibu tidak hanya sekedar retorika tetapi menjadi kenyataan diperlukan komitmen
kuat dari penentu kebijakan, pengelola program dan masyarakat. Implikasi program keselamatan ibu
mencakup hal berikut:
a) Menjamin kehadiran tenaga kesehatan pada setiap persalinan;
b) Memperluas akses terhadap pelayanan kebidanan di tingkat masyarakat;
c) Meningkatkan akses terhadap pelayanan obstetri esensial, termasuk pelayanan gawat darurat;
d) Menyediakan pelayanan terpadu kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana dan
pelayanan pasca aborsi;
e) Menjamin kesinambungan pelayanan yang berhubungan dengan sarana rujukan dan didukung
oleh bahan habis pakai, alat, obat dan transportasi yang memadai.
9. Membangun infrastruktur yang kuat
Untuk mengembangkan infrastruktur kesehatan, harus di cari mekanisme pembiayaan baru baik
lokal, nasional, maupun global. Insentive dan rangsangan harus diciptakan untuk memengaruhi
tindakan pemerintah,lembaga swadaya masyarakat. Institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk
memaksimalkan mobilisasi sumber daya promosi kesehatan
Berbagai tatanan kesehatan merupakan dasar kelembagaan untuk menembangkan infrastruktur
yang di perlukan dalam promosi kesehatan.tantangan-tantangan baru di bidang kesehatan menunjukan
bahwa jaringan kerja yang baru perlu diciptakan untuk mencapai lintas sektor. Jaringan kerja tersebut
harus membentuk kerja sama baik di dalam ataupun dalam negara, da mempermudah pertukaran
informasi tentang strategi yang efektif untuk setiap tatanan
Pelatihan dan praktik kepemimpinan lokal harus di dorong untuk menunjang kegiatan promosi
kesehatan. Dokumentasi berbagai pengalaman promosi kesehatan dari berbagai penelian dan laporan
kegiatan, harus di tingkatkan untuk memperbaiki perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Semua
negara harus mengembangkan promosi kesehatanyang di sesuaikan dengan lingkungan politik, hukum,
pendidikan, sosial dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai