Disusun Oleh :
NIM. 19037140014
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
A. Definisi
Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru paru yang biasanya
yang menyebabkan paru paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang
yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA). Dengan
gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substan asing, berupa
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui
Pneumonia adalah infeksi pada jaringan parenkim paru. Hal ini sering
terjadi. dengan angka kejadian tahunan di komunitas sebesar 5-11 per 1000
dirawat di rumah sakit sekitar 5-12%, dan sekitar 1.2-10% memerlukan perawatan
B. Etiologi
droplet dan sering disebabkan oleh streptoccus pneumonia, melalui slang infuse
aeruginosa dan enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan keadaan
penggolongannya yaitu:
Bacillus Friedlander.
3. Mycoplasma Pneumonia.
Asing
6. Pneumonia Hipostatik.
7. Sindrom Loeffler.
C. Manifestasi Klinis
hidung, ronki, dan retraksi dinding dada atau sering disebut tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam (chest indrawing). Penyakit yang sering terjadi pada anak-
anak ini ditandai dengan ciri-ciri adanya demam, batuk disertai nafas cepat
(takipnea) atau nafas cepat. Gejala dan tanda pneumonia tergantung kuman
penyebab, usia. status imunologis, dan beratnya penyakit. Gejala dan tanda
dibedakan menjadi gejala umum infeksi (non spesifik), gejala pulmonal, pleural,
a. Demam
b. Menggigil
c. Sefalgia
d. Gelisah
D. Klasifikasi
1. Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau
lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia
Dijumpai pada H. influenza pada pasien prokok, pathogen atipikal pada lansia,
gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit
(Nurarif, 2016).
2. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada faktor yaitu: tingkat berat sakit, adanya resiko untuk jenis
pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia. Faktor utama
steroid/antibiotic
toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema
paru, dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat (Nurarif, 2016).
E. Patofisiologi
mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi meskipun lebih dari
dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus. Penyebab paling
sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan
1. Virus.
Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak biasanya virus
masuk ke dalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut
dan hidung setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini
sering menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel atau
melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis. Ketika sistem imun (DI.
Sel darah putih sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang
membuat cairan masuk ke dalam alveoli. Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan
pertukaran gas). Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru, banyak virus
merusak organ lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ terganggu. Virus
juga dapat membuat tubuh lain rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini,
disebabkan oleh virus. Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti
pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga beresiko
2018).
2. Bakteri
udara dihirup, tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah
ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh. Banyak bakteri hidup pada bagian
atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung, mulut dan sinus dan dapat
mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga
penghubung Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang
adalah tipe dari pertahanan sel darah putih, menuju paru Neutrophil menelan dan
menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun. Hal ini menyebabkan demam,
menggigil dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan
jamur. Neutrophil bakteri dan cairan dari sekeliling pembuluh darah. mengisi
alveoli dan mengganggu transportasi oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru
yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau
bahkan fatal seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada
bagian-bagian tubuh seperti otak, ginjal dan jantung. Bakteri juga dapat berjalan
dan bakteri atipikal. Penggunaan istilah "Gram positif" dan "Gram negatif"
merujuk pada warna bakteri (ungu atau merah) ketika diwamai menggunakan
pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari
bakteri yang lain. Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia
pada hidung atau mulut dari banyak orang schat. Streptococcus pneumoniae,
pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus. Gram positif penting lain
penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif. Beberapa dari
Moraxella catarrhalis. Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan
Alveoli
Leukosit +
Kapasitas vital, fibrinmengalami Nekrosis
compliance menurun, konsolidasi hemoragik
hemoragik
Leukositosis
Intoleransi aktivitas
Hipertermi
bersih.
2 BGA (Blood Gas Analysis). Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada
3. JDL leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada
4. LED meningkat
5. Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat dan
komplain menurun.
7. Bilirubin meningkat
H. Penatalaksanaan
1. Indikasi MRS:
b. Sianosis
f. Imunokompromis.
dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi
mekanik.
4. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). Jumlah
5. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap melalui selang
nasogastrik.
6. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal.
penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada
karena jamur
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
atau sekunder petugas kesehatan atau data rekam medis. Data yang diperoleh
berupa
data obyektif (yang dapat dilihat atau diperiksa) maupun subyektif (dari
a. Identitas klien.
e. Riwayat penyakit dalam keluarga apakah ada yang menderita penyakit paru-
paru.
f. Riwayat kehamilan dan persalinan: anak lahir tidak langsung menangis, ketuban
h. Status nutrisi: BB. TB. LILA. Termasuk gizi baik, kurang atau buruk
1. Sistem neurologi : tingkat kesadaran dari compos mentis sampai coma, skor
2. Sistem pemafasan :
wheezing
3. Sistem kardiovaskuler: slanosis, pucat, akral hangat/dingin, CRT < 3detik/ >3
detik
/ eliminasi frekuensi BAB, BAK, perlu bantuan atau tidak, urin output.
6. Sistem Integumen: warna kulit (pucat, sianosis, mottled, kuning), terdapat luka
2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemia
Definisi
Penyebab
a. Dehidrasi
f. Respon trauma
g. Aktivitas berlebihan
h. Penggunaan inkubator
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
2. Kejang
3. Takikardi
4.Takipnea
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Observasi
Terapeutik
tubuh pasien
Edukasi
mungkin
Kolaborasi
Definisi
Penyebab
Fisiologis
3. Disfungsi Neuromuskuler
8. Proses infeksi
9. Respon allergi
Situasional
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
3. Terpajan polutan
Subjektif Objektif
3. Sputum berlebih
kering
neonatus)
Subjektif Objektif
1. Dispnea 1. Gelisah
2. Sklerosis Multipel
3. Myasthenia Gravis
[TEE])
6. Cedera kepala
7. Stroke
8. Kuadriplegia
Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Observasi
kering)
Terapeutik
sesak nafas
Edukasi
efektif
Kolaborasi
nafas
Definisi
Penyebab
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
5. Gangguan Neuromuskuler
gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
15. Kecemasan
Subjektif Objektif
kussmaul, Cheyne-stokes)
Gejala & Tanda Minor
Subjektif Objektif
meningkat
2. Cedera Kepala
3. Trauma thoraks
5. Multiple Sclerosis
6. Myasthenia Gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegi
9. Intoksikasi Alkohol
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Observasi
alami pasien
Monitor pola napas (seperti bradipnea, Untuk mengetahui pola napas yang
ekspansi paru
pasien
Monitor saturasi oksigen Untuk mengetahui saturasi oksigen
pada pasien
Terapeutik
Edukasi
klien
DAFTAR PUSTAKA
Utama Saktya. Y.A (2018). Buku Ajar Keperawatan Medkal Bedah Sistem
Respirasi. Yogyakarta: CV Budi Utama