Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

BP (BRONKOPNEUMONIA)

Disusun Oleh : Veviola Fitri

NIM : 2130282088

CI AKADEMIK CI KLINIK

( ) ( Ns. Elly Usman, S. Kep )

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHTAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

T.A 2021/2022
A. LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim yang biasanya
dari satu infeksi saluran pernafasan bawah akut. Denga gejala batuk disertai
dengan sesak nafas disebabkab agen infeksius seperti virus bakteri dan fungi
(Huda, 2015).
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru, yang berhubungan dengan cairan.
Penyebabnya termasuk berbagai agen infeksi,iritan kimi, dan terapi radiasi.
(Wong 2009). Bronkopneumonia digunakan unutk menggambarkan pneumonia
yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di
sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak.
2. ETIOLOGI
a. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus
aureus, streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza,
eneterobacter.
b. Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat, setelah
system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri
tersebut segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
c. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini menyerang
saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat memicu pneumonia,
terutama pada anak-anak.
d. Organism mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia jenis ini
berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia yang
diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut
pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang segala jenis usia.
e. Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans (Meadow, 2015).
3. KLASIFIKASI
a. Aspirasi pneumonia
Terjadi apabila tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru- paru.pada
bayi baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau asi.
b. Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri sepertistreptococcus
pneumonia dan haemophylus influenzae. Gejala akanmuncul 1-2 hari setelah
terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari demam,batuk lalu sesak nafas.
c. Pneumonia akibat faktor lingkungan
Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi.bila tidak
segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan Broncopneumoniadan
selanjutnya menjadi pneumonia (Meadow, 2015).

4. MANIFESTASI KLINIS
Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk berdahak, sputum kehijauan
atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan menggigil. Disertai nafas yang
pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis ,nyeri tajam atau seperti ditusuk. Salah
satu nyeri atau kesulitan selama bernafas dalam atau batuk.
Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya darah, sakit kepala
atau mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab. Gejala lain berupa hilang
nafsu makan, kelelahan,kulit menjadi pucat, mual, muntah, nyeri sendi atau otot.
Tidak jarang bentuk penyebab pneumonia mempunyai variasi gejala yang lain.
Misalnya pneumonia yang disebabkan oleh Legionella dapat menyebabkan nyeri
perut dan diare, pneumonia karena tuberkulosis atau Pneumocystis hanya
menyebabkan penurunan berat badan dan berkeringat pada malam hari. Pada
orang tua manifestasi dari pneumonia mungkin tidak khas. Bayi dengan
pneumonia lebih banyak gejala, tetapi pada banyak kasus, mereka hanya tidur
atau kehilangan nafsu makan (Wong, 2009).

5. KOMPLIKASI
a. Gangguan pertukaran gas
b. Obstruksi jalan napas
c. Gagal pernapasan pleura effusion (bactery pneumonia) (Meadow, 2015).

6. PATOFISIOLOGI
Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh
mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi. Meskipun lebih dari
seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit
dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus. Penyebab paling
sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan
infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit :
a.Virus

Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya virus masuk
kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan
hidung. setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini sering
menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel atau melalui
suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.

Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan


paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin
yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli.

Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi
pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai tambahan dari proses
kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan kemudian menyebabkan
fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap
infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan
komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus.

Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti vitus influensa,virus


syccytial respiratory(RSV),adenovirus dan metapneumovirus.Virus herpes
simpleks jarang menyebabkan pneumonia kecuali pada bayi baru lahir. Orang
dengan masalah pada sistem imun juga berresiko terhadap pneumonia yang
disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).

b. Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di
udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah
ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.
Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti
hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah
memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara
alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk
mengirim neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel darah putih,menuju
paru.Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan mereka
juga melepaskan cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.
Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada pneumoni yang
disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil,bakteri,dan cairan dari sekeliling
pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi oksigen. Bakteri
sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan
penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan tekanan darah
rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung.
Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas
pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema. Penyebab paling
umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus
pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri atipikal.Penggunaan istilah “Gram
positif” dan “Gram negatif” merujuk pada warna bakteri(ungu atau merah) ketika
diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah “atipikal”
digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih
sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik
yang berbeda dari bakteri yang lain.
c. Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin terjadi
pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obat-obatan
imunosupresif atau masalah kesehatan lain.patofisiologi dari pneumonia yang
disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang disebabkan
bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering disebabkan oleh
Histoplasma capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis jiroveci dan
Coccidioides immitis. Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah
sungai Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika
Serikat bagian barat daya.
d. Parasit
Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit ini
secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki
tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya melalui darah.
Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi seluler dan
respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi oksigen.Salah satu tipe dari
sel darah putih,eosinofil berespon dengan dahsyat terhadap infeksi
parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan pneumonia eosinofilik yang
menyebabkan komplikasi yang mendasari pneumonia yang disebabkan
parasit.Parasit paling umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah
Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis. a adalah Toxoplasma
gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis (Meadow, 2015)

4. PATHWAY

Sumber: (Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu)
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
a. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial);
dapat juga menyatakan abses).
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosa organisme
khusus.
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosa keadaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosi
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosa dan mengangkat benda asing
(Meadow, 2015).

6. PENATALAKSANAAN

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena halitu
perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya :

1. Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.


2. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
3. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia
mikroplasma.
4. Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
5. Kebersihan pulmonari yang baik seperti: napas dalam, batuk, terpi fisik dada
(Meadow, 2015).

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN

Gejala pertama adalah pilek atau batuk berdahak, kemudian berkembang menjadi
sesak nafas, nyeri dada, pernafasan cepat, demam, menggigil, nyeri otot dan nyeri
kepala. Gejala yang paling umum pada anak adalah napas cepat, demam, dan
sesak. Bronkopneumonia disebabkan virus biasanya gejalanya lebih ringan.
Bronkopneumonia yang berat dapat mengganggu pertukaran udara di paru-paru
sehingga darah yang di alirkan ke seluruh tubuh akan kekurangan oksigen.
a. Identitas Klien
Seperti nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, suku atau bangsa,
agama, pendidikan, sumber air minum, sumber air kotor, tempat pembuangan
sampah, dll.
b. Keluhan Utama
Saat dikaji keluhan utama yang dialami biasanya sesak nafas, disebabkan karena
lumen bronkus yang tersumbat akibat adanya eksudat, disertai dengan secret yang
tidak bisa keluar.
c. Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
Biasanya diawali dengan infeksi saluran pernafasan atas seperti mengalami batuk
menetap. Dengan produksi sputum setiap hari berturut-turut selama minimum tiga
bulan pada saat bangun pagi tiap tahunnya, sedikitnya dua tahun produksi sputum
berwarna hijau, putih atau kuning dan banyak sekali. Suhu tubuh penderita
biasanya kisaran 39-40oC disertai kejang dan demam tinggi.
- Riwayat penyakit dahulu
Biasanya penderita bronkopneumonia mempunyai riwayat penyakit yang dapat
memicu terjadinya bronkopneumonia seperti riwayat merokok, terpaan polusi
kimia dalam jangka panjang misalnya seperti debu atau asap.
- Riwayat penyakit keluarga
Biasanya terdapat anggota keluarga yang mempunyai penyakit saluran pernafasan
atau paru-paru dan menularkan kepada anggota keluarganya.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe penderita bronkopneumonia menurut Riyadi 2009:
1. Kepala :
a. bentuk kepala
b. warna rambut
c. distribusi rambut
d. ada lesi atau tidak
e. hygiene
f. ada hematoma atau tidak
2. Mata :
a. sklera berwarna merah (ada peningkatan suhu tubuh)
b. kaji reflek cahaya
c. konjungtiva anemis atau tidak
d. pergerakan bola mata
3. Telinga :
a. simetris atau tidak
b. kebersihan
c. tes pendengaran
4. Hidung :
a. ada polip atau tidak
b. nyeri tekan
c. kebersihan
d. pernafasan cuping hidung
e. fungsi penciuman
5. Mulut``:
a. warna bibir (sianosis atau tidak)
b. mukosa bibir lembab atau tidak
c. mukosa bibir kering (suhu tubuh meningkat)
d. reflek menghisap
e. reflek menelan
6. Dada :
Paru-paru
a. Inspeksi
Pernafasan cepat, biasanya penderita menggunakan otot bantu pernafasan,
dada terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, warna kulit pucat,
bibir sianosis dan dasar kuku
b. Auskultasi
Suara paru ronchi, bunyi nafas krekels atau mengi.
c. Palpasi
Terdapatnya nyeri tekan.
d. Perkusi
Didapatkan suara sonor
Jantung
a. Inspeksi
terdapat pembesaran dada sebelah kiri atau tidak
b. Auskultasi
ada atau tidaknya suara tambahan di jantung nomal (S1: lub dan S2: dub)
c. Palpasi
adanya nyeri tekan atau tidak
d. Perkusi
suara jantung (normal: pekak)
7. Abdomen :
a. inspeksi : bentuk, ada lesi atau tidak
b. Auskultasi : bising usus meningkat atau normal (4-9x/menit)
c. Palpasi : nyeri tekan, nyeri lepas, turgor kulit <3 detik, splenomegali,
hepatomegali
d. Perkusi : suara abdomen (normal: timpani)
8. Ekstremitas:
a. pergerakan sendi terbatas (nyeri sendi)
b. Kelelahan
c. Kelemahan
d. CRT <2 detik dan keluhan
9. Genetalia dan anus :
a. laki-laki: penis, skrotum; perempuan: labia minora, labia mayora, klitoris.
b. Fungsi BAB
c. Fungsi BAK

d. DIAGNOSA
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak
efektif, suara tambahan, sianosis
b. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus kapiler d.d
bunyi napas tambahan
c. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d
akral teraba dingin,kulit pucat
e. INTERVENSI

No Diangnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan Latihan batuk efektif
tidak efektif b.d keperawatan 3x24 jam a.identifikasi kemampuan
sekresi yang tertahan bersihan jalan napas membaik batuk
d.d batuk tidak dengan kriteria hasil: b.monitor adanya retensi
efektif,suara a. Mendemontrasikan sputum
tambahan,sianosis batuk efektif dan suara c.jelaskan tujuan dan
napas yang prosedur batuk tidak
bersih,tidak ada efektif
sianosis
b. Menunjukkan jalan Menajemen jalan napas
napas yang paten a.monitor pola napas
c. Mampu b.monitor bunyi napas
mengidentifikasi dan tambahan
mencegah faktor c.monitor sputum
penyebab
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi
gas b.d keperawatan 3x24 jam, a.monitor
ketidakseimbangan gangguan pertukaran gas frekuensi,irama,kedalaman
ventilasi perfusi pasien teratasi dengan kriteria dan upaya napas
,perubahan hasil: b.monitor pola napas
membrane alveolus a. mendemostrasikan c.monitor kemampuan
kapiler d.d bunyi peningkatan ventilasi batuk efektif
napas tambahan dan oksigenasi yang d.monitor adanya
adekuat sumbatan jalan napas
b. memelihara e.monitor saturasi oksigen
kebersihan paru dan terapi oksigen
bebas dari tanda a.monitor kecepatan aliran
distress pernapasan oksigen
c. mendemostrasikan b.monitor posisi alat terapi
batuk efektif dan suara oksigen
napas yang bersih, c.monitor aliran oksigen
tidak ada sianosis dan secara periodic dan
dypneu pastikan fraksi yang
d. AGD dalam rentang diberikan cukup
normal
3. Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi
efektif b.d penurunan keperawatan selama 3x24 jam a.periksa sirkulasi perifer
konsentrasi pasien menunjukkan b.identifikasi faktor risiko
hemoglobin d.d akral keefektifan jalan napas gangguan sirkulasi
teraba dingin,kulit dibuktikan dengan kriteria
pucat hasil:
a. tekanan darah sistol
normal
b. tekanan diastol normal
c. edema perifer
menurun
d. turgor kulit membaik

f. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang baik dengan menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat pada kebutuhan klien, faktor – faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhankeperawatan, strategi implementasi keperawatan dan
kegiatan komunikasi (Dinarti dan Mulyani, 2017).
g. EVALUASI
Evaluasi atau tahap penilaian merupakan tindakan perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien mencapai tujuan yang
disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Wahyuni, 2016).

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. 2003. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Depkes RI, (2007). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007.

Meadow, Roy.2015. Notes pediatrik Edisi 7. Erlangga. Jakarta.

Nurarif, amin huda. 2015. Nanda: aplikasi Asuhan Keperawatan nic-noc. Mediaction
Jogja : Yogyakarta

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.


PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan Kriteria Hasil
Keperwatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Suriadi, Skp. MSN & Rita Yuliani, Skp. M.Psi. (2010) ”Asuhan Keperawatan Pada
Anak” , Edisi 2.  Jakarta : EGC

Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Edisi 6. Jakarta :
EGC

Yolanda, Natharina. 2015. Bronkopnemonia.http://wwwerjanya.net/faq/11825-


bronkopneumonia.html. di akses Senin, 06 desember pada pukul 12.45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai