Dosen Pengampu :
apt. Putu Rika Veryanti., S.Farm, M.Farm-Klin
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Mega Arum Sekar Melati 19330068
Nadia Sari Setianingrum 19330070
Karina Kusuma 19330071
Tiwi Qori Asrima 19330073
Indira Fasabila 19330075
Sabrina Hafidz 19330076
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, berkah, dan ridho
nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan Mikrobiologi
Sputum”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Diagnostik Klinik (B) dan
diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada para pembaca. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu apt. Putu Rika Veryanti., S.Farm, M.Farm - Klin selaku Dosen mata
kuliah Diagnostik Klinik (B) di Institut Sains dan Teknologi Nasional yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Penulis berharap semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, mohon maaf jika banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisannya serta penulis setulus hati menerima masukan baik kritik maupun saran yang
membantu guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut paradigma sehat, diharapkan orang tetap sehat dan lebih sehat, sedangkan
yang berpenyakit lekas dapat di sembuhkan agar sehat. Untuk segera dapat disembuhkan,
perlu di tentukan penyakitnya dan pengobatan yang tepat, serta prognosis atau ramalan
yaitu ringan, berat, atau fatal.
Dalam menentukan diagnosis suatu penyakit, diperlukan beberapa uji laboratorim
yaitu pemeriksaan spesimen yang diambil dari pasien. Pemeriksaan laboratorium adalah
suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel
dari penderita. Sampel yang diambil dapat berupa darah, urin, feses, dahak, sekret vagina,
dan sebagainya untuk menentukan diagnosa disertai dengan uji lainnya sebagai
penunjang. Sekumpulan pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan tujuan tertentu
misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko, memantau perkembangan
penyakit, memantau perkembangan pengobatan, dan lain-lain. Mengetahui ada tidaknya
kelainan atau penyakit yang banyak di jumpai dan potensial membahayakan.
Tes atau pemeriksaan dapat secara kimia klinik, hematologi, imunologi, serologi,
mikrobiologi klinik, dan parasitologi klinik. Metode pemeriksaan pemeriksaan terus
berkembang dari kualitatif, semi kuantitatif, dan dilaksanakan dengan cara manual,
semiotomatik, otomatik, sampai robotik. Hal ini berarti peralatan pun berkembang dari
yang sederhana sampai yang canggih dan mahal hingga biaya tes pun dapat meningkat.
Ada beberapa penyakit saluran penapasan yang mulai banyak menyerang masyarakat
indonesia. Seperti tuberkulosis pulmonal, bakteri pneumonia, bronkitis kronis, dan
sebagainya. Oleh karena hal tersebut, perlu dilakukan tes terhadap spesimen guna
menentukan penyakit-penyakit tersebut yaitu dengan menggunakan dahak atau sputum.
4
1.2 Rumusan Masalah
4. Apa saja hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan sputum ?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
dikeluarkan dengan tekanan intra thorakal dan intra abdominal yang tinggi, dibatukkan
udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun
tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna, volume dan konsistensinya, kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara
spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri (Price Wilson,
2011).
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan
secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.
7
2.4 Jenis Pemeriksaan Sputum
1. Pewarna gram :
Pemeriksaaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan informasi tentang jenis
mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.
2. Kultur Sputum :
Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk mengidentifikasi organisme spesifik guna
menegakkan diagnosis definitif.
3. Sensitifitas :
Pemeriksaan sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan
mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat
dalam sputum.
4. Basil tahan asam (BTA) :
Pemeriksaan BTA dilakukan untuk menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa,
yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh
alkohol asam
5. Sitologi :
Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan (karsinoma)
pada paru - paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari percabangan trakheobronkhial;
sehingga mungkin saja terdapat sel - sel malignan. Sel - sel malignan menunjukkan
adanya karsinoma, tidak terdapatnya sel ini bukan berarti tidak adanya tumor atau tumor
yang terdapat tidak meruntuhkan sel.
6. Tes Kuantitatif :
Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam. Pemeriksaan kualitatif harus sering
dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir, pus, atau bukan.
Jika bahan yang diekspektorat berwarna kuning-hijau biasanya menandakan infeksi
parenkim paru (pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif, klien diberikan wadah
khusus untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang pada akhir 24 jam. Jumlah
serta karakter isinya dicatat dan diuraikan.
8
d. Handuk kertas,
e. Label yang berisi lengkap,
f. Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap,
g. Obat kumur.
3. Pelaksanaan :
Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya
akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya. Berikan informasi dan
instruksi berikut pada klien :
a. Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan
spesimen sputum,
b. Jangan menyentuh bagaian dalam wadah spesimen,
c. Untuk mengeluarkan sputum langsung ke dalam wadah sputum,
d. Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,
e. Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri saat
batuk,
f. Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup
analisis),
g. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai.
9
c. Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi yang
dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari jalan
udara ke dalam faring
d. Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya,
pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke
dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain
e. Bantu klien untuk mengulang batuk sampai terkumpul jumlah sputum yang cukup
f. Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan
mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain
g. Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan disinfektan.
Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian luar wadah
dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas
h. Lepas dan buang sarung tangan.
10
2.6 Hal - hal Yang Perlu Diperhatikan saat Pemeriksaan Sputum
Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan
untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar.Waktu yang diperlukan untuk
pengambilan sputum adalah 3 kali pengambilan sputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu :
● Sputum sewaktu (S) hari -1
➢ Kumpulkan sputum spesimen pertama pada saat pasien berkunjung
➢ Beri pot sputum pada saat pasien pulang untuk keperluan pengumpulan sputum
pada hari berikutnya.
Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva,
maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum. Sebaiknya, pilih sputum yang
mengandung unsur-unsur khusus seperti : darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum susah
keluarkan lakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril
guayakolat (expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam
sebelum pengambilan sputum.
11
Teknik lain untuk mengeluarkan sputum bila sputum juga tidak bisa didahakkan,
sputum dapat diambil secara:
c. Lung biopsy
Biopsi paru adalah prosedur untuk mendapatkan sampel kecil jaringan paru-paru untuk
pemeriksaan (Depkes RI,2011). Jaringan biasanya diperiksa di bawah mikroskop, dan
dapat dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk kultur. Pemeriksaan mikroskopis
dilakukan oleh ahli patologi. Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi
adanya penyakit atau mencocokkan jaringan organ sebelum melakukan transplantasi
12
organ. Resiko yang dapat ditimpulkan oleh kesalahan proses biopsi adalah infeksi dan
pendarahan. Jaringan yang akan diambil untuk biopsi dapat berasal dari bagian tubuh
manapun, di antaranya kulit, perut, ginjal, hati , dan paru- paru.
13
2.9 Penyakit Yang Disebabkan oleh Sputum
1. Adanya gangguan pada saluran pernapasan
seperti infeksi virus atau reaksi alergi pada sistem pernapasan yang ditandai dengan
dahak bening yang berlebihan
2. Bronkitis yang disebabkan virus
Bronkitis yang disebabkan oleh infeksi virus umumnya menyebabkan batuk dengan
dahak berwarna putih.
3. PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan gangguan pada paru-paru yang
berjalan dalam jangka waktu yang lama dan menimbulkan penyempitan pada saluran
pernapasan. Kondisi ini dapat disertai batuk dengan dahak berwarna putih.
4. Penyakit asam lambung
Penyakit asam lambung (GERD) menyebabkan asam lambung naik ke tenggorokan.
Hal ini menyebabkan dinding tenggorokan teriritasi. Sebagai respons alami, dinding
tenggorokan yang teriritasi akan memproduksi lendir yang biasanya berwarna
keputihan.
5. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh
tubuh secara efektif. Kondisi ini dapat disertai dengan penumpukan cairan tubuh,
termasuk pada paru-paru, sehingga meningkatkan produksi dahak berwarna putih.
6. Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan jaringan paru-paru yang sering kali mengiringi
gangguan pernapasan lainnya. Selain batuk berdahak warna hijau atau kuning,
penderitanya juga bisa merasakan gejala lain, seperti demam, napas pendek, atau sesak
napas. Pada kondisi tertentu, dahak dapat bercampur darah.
7. Bronkitis
Bronkitis umumnya diawali dengan batuk kering yang kemudian menjadi batuk
berdahak, lalu seiring waktu menimbulkan dahak berwarna hijau atau kuning.
Bronkitis yang berdahak hijau biasanya diawali oleh infeksi virus yang kemudian
diikuti oleh infeksi bakteri.
8. Sinusitis
Dahak hijau atau kuning juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebabkan
peradangan pada sinus atau sinusitis. Selain keluarnya dahak ini, Anda juga mungkin
14
merasakan sejumlah gejala lain, misalnya rasa tekanan pada wajah dan hidung
tersumbat.
9. Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri yang dapat menular. Kondisi ini ditandai
dengan batuk lama (lebih dari 2 minggu) dan sering kali batuk darah. Gejala lainnya
adalah demam dan keringat di malam hari, serta penurunan berat badan.
10. Kanker paru
Dahak berwarna merah merupakan salah satu gejala kanker paru-paru. Penyakit ini
juga menimbulkan berbagai macam gangguan pernapasan, seperti nyeri dada dan
sesak napas, serta penurunan berat badan.
11. Emboli paru
Emboli paru disebabkan oleh penyumbatan darah pada arteri paru (arteri
pulmonalis). Penyumbatan darah ini umumnya disebabkan oleh gumpalan darah
yang mengalir dari bagian tubuh lain. Pada emboli paru dapat terjadi keluhan batuk
berdahak merah atau merah muda, nyeri dada, dan sesak napas.
12. Cystic fibrosis
Cystic fibrosis adalah salah satu kondisi yang bisa menyebabkan dahak menjadi
sangat kental dan lengket, sehingga mudah menjebak bakteri atau jamur dan
akhirnya berwarna cokelat. Ini merupakan penyakit paru kronis yang bersifat genetik
dan dapat sangat mengganggu kerja paru untuk bernapas.
13. Abses paru
Abses paru terjadi ketika terdapat infeksi yang menyebabkan jaringan paru-paru
meradang dan dipenuhi nanah. Selain menimbulkan batuk dengan dahak yang
kecokelatan atau mengandung darah, kondisi ini dapat juga disertai dengan bau
napas yang tidak sedap.
14. Pneumokoniosis
Ini merupakan gangguan paru-paru yang sulit disembuhkan. Kondisi ini bisa terjadi
jika Anda menghirup banyak debu industri, seperti debu asbes yang
menyebabkan asbestosis atau debu silika yang menyebabkan silicosis.
15. Infeksi jamur
Infeksi jamur hitam Exophiala dermatitidis juga dapat menyebabkan dahak
berwarna hitam. Ini adalah kondisi yang jarang terjadi, dan biasanya lebih sering
dialami oleh penderita cystic.
15
2.10 Manfaat Sputum
1. Pemeriksaan sputum bersifat mikroskopik dan penting untuk diagnosis etiologi
berbagai penyakit pernapasan.
2. Pemeriksaan mikroskopik dapat menjelaskan organisme penyebab penyakit pada
berbagai pneumonia bacterial, tuberkulosa, serta berbagai jenis infeksi jamur.
3. Pemeriksaan sitologi eksfoliatif pada sputum dapat membantu diagnosis karsinoma
paru - paru. Sputum dikumpulkan untuk pemeriksaan dalam mengidentifikasi
organisme patogenik dan menentukan apakah terdapat sel - sel malignan atau tidak.
Aktifitas ini juga digunakan untuk menkaji sensitivitas (di mana terdapat peningkatan
eosinofil). Secara umum, kultur sputum digunakan dalam mendiagnosis untuk
pemeriksaan sensitivitas obat dan sebagai pedoman pengobatan.
16
• Mukolitik
Mukolitik (mucolytic) adalah salah satu jenis obat batuk yang digunakan sebagai obat
pengencer dahak yang kental agar mudah dikeluarkan.
Ada beberapa jenis obat batuk mukolitik yang tersedia, diantaranya :
ambroxol, acetylcysteine, bromhexine, dan mecysteine
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea melalui mulut.
Biasanya juga disebut dengan ecpectoratorian. Pemeriksaan sputum diperlukan jika
diduga terdapat penyakit paru-paru. Membran mukosa saluran pernafasan berespons
terhadap inflamasi dengan meningkatkan keluaran sekresi yang sering mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.
Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan
untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Sputum yang dikeluarkan oleh seorang
pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya karena
kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada
pembentukan sputum itu sendiri.
3.2 Saran
Pengambilan spesimen berupa sputum berguna dalam penentuan diagnosa dan untuk
mengetahui penyakit saluran pernapasan seperti tuberkulosis pulmonal, bakteri
pneumonia, bronkitis kronis, dan sebagainya. Spesimen yang telah diambil untuk sampel
kemudian diperiksa di laboratorium secara kimia klinik, hematologi, imunologi, serologi,
mikrobiologi klinik, ataupun parasitologi klinik. Sehingga apabila ada hal-hal yang
dirasakan kurang baik pada saluran pernapasan, hendaknya segera melakukan
pengecekan untuk mengetahui apakah ada gangguan atau penyakit dalam saluran
pernapasan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Rakyat.
https://www.scribd.com/document/366454582/Makalah-Sputum
Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta: UI
19