Studi kasus ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah
Keperawatan Anak Semester IV
Disusun Oleh :
NAMA : YUSTIN LIMBONG KAMONTO
KELAS : 2B
NIM : P00320018098
Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat dan Hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan tugas
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Bayi Dengan Diagnosa
DISPNEA “
Studi kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak semester genap keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak atas segala bantuannya sehingga makalah ini dapat tersusun,
semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Penyusun berharap semoga studi
kasus ini dapat bermanfaat dalam dunia pengetahuan khususnya ilmu
keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangatlah
penyusun harapkan demi kesepurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi...............................................................................................
1.2 Etiologi ..............................................................................................
1.3 Patofisiologi ......................................................................................
1.4 Komplikasi..........................................................................................
1.5 Pemeriksaan Penunjang .....................................................................
1.6 Penatalaksanan...................................................................................
1.1 Definisi
Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika melakukan
aktivitas fisik.Sesak napas merupakan gejala
dari beberapa penyakit dan dapat bersifat akut atau kronis .Sesak napas dikenal juga
dengan istilah “Shortness Of Breath”. Dyspnea atau sesak nafas dibedakan menjadi 2
yaitu :
1. Dyspnea akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan
keruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-
paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada.
2. Dyspneakronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, dan kelainan pita suara.
1.2 Etiologi
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang fisiologi
meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas antara O2 dan
CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak
napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu penting,
namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran pernapasn maka ruang mati akan
meningkat. Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas
juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea. Dispnea juga dapat terjadi pada
orang yang mengalami penurunan terhadap compliance paru, semakin rendah kemampuan
terhadap compliance paru maka makinbesar gradien tekanan transmural yang
harusdibentuk selama inspirasi untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal.
Penyebab menurunnya compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya
jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama.
1.3 Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.unit fungsional dasar dari
hepar disebut lobuldan unit ini unit karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan
berkembang nyainflamasi padahepar, pola normal pada hepar terganggu.gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan
sel-sel hepar.setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh
oleh respon system imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.oleh
karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar
normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsulahati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di
uluhati.Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap normal, tetapi
karena adanya kerusakan sel hati dan duktuliempeduintrahepatik,
makaterjadikesukaranpengangkutanbillirubintersebutdidalamhati.selainitujugaterjadikesuli
tandalamhalkonjugasi.akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang
sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja
mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).karena bilirubin
konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi kedalam kemih, sehingga
menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal padai kterus.
1.4 Komplikasi
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskuler, emboliparu, penyakit paru
interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru
(emfisema,bronkitis,asma),kecemasan. Sesaknapas dapat disebabkan oleh beberapa penyakit
seperti asma,penggumpalan darah pada paru–paru sampai pneumonia. Sesak napas juga dapat
disebabkan karena kehamilan(PricedanWilson,2006). Dalam bentuk kronisnya, sesak napas
atau dispnea merupakan suatu gejala penyakit–penyakit seperti asma, emfisema, berupa
penyakit paru–paru lain.
1. Memposisikan pasien pada posisi setengah duduk atau berbaring dengan bantal yang
tinggi.
b. Terapi Farmako
1. Olahraga teratur
2. Menghindari alergen
3. Terapiemosi
C. Farmako
1. Quickreliefmedicine
3. Longreliefmedicine
4.Pengobatan yang digunakan untuk mengobati inflamasi pada sesak nafas, mengurangi
odem dan mukus berlebih, memberikan kontrol untuk jangka waktu yang lama.
Contoh:Kortikosteroid bentuk inhalas.
2.1 BAB II
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN BAYI
Nomor RM : ……………………………..........
Nama Klien : …An. H………………………..
Tanggal Lahir/usia : …2 Bulan………………………
Tanggal Masuk : …18 mei 2020………………….
Jenis Kelamin : …laki-laki…………......................
Tanggal Pengkajian : …18 mei…………………................
Cara Masuk : IRJ (InstalasiRawatJalan)
√ Unit Emergency
DokterPribadi
1 RIWAYATBAYI
.
Apgar Score : …10………………..
Berat Badan : ……2800………..gram
Panjang Badan : ……53…………….cm
Komplikasi : √Tidak ada HR Fetus abnormal
Kelahiran : Aspirasi meconium Prolaps uteri
Lain–lain
……………………………………………………………………………………
2 RIWAYATIBU
.
Usia kehamilan :……………Minggu
Gravida………….Para………….Abortus……………………(GP A)
Kelahiran : Spontant
Operasi Sectio Saecaria
Alasan:
……………………………………………………………………..
Komplikasi :Tidakada Preklamsi/toxemia
Kehamilan : √Prenatal care Suspect sepsis
Abortio/placenta previa Pre/post term
Lainlain:
Refleks-refleks :
Menangis : √Kuat Lemah Kelainan sebutan……………
Sucking(menghisap) :√Kuat Lemah Kelainan sebutan……………
Rooting(menoleh) : √Kuat Lemah Kelainan sebutan……………
Graps(menggemgam) : √Kuat Lemah Kelainan sebutan…………… Babinski
: Kuat Lemah Kelainan sebutan…………..
Moro : Kuat Lemah Kelainan sebutan…………..
Tonic neck : KuatLemah Kelainan sebutan……………
Telinga/hidung/tenggorokan :
1. Telinga : √Normal Abnormal
2. Hidung : √Simetris obstruksi cupinghidung
3. Palate : √Normal Abnormal
Abdomen: Lunak Keras Datar
Lingkarperut:……………………cm
Liver: dibawah<2cm batas rusuk kanan
dibawah>2cm batas rusuk kanan
4 RIWAYATSOSIAL :
. a. Namaorang tua
- Ayah : jamal
- Ibu : alina
:…………………………………………………………………………………………………
……..
b. Alamat : BTN batu marupa
:…………………………………………………………………………………………………
……..
c. Telephone
:…………………………………………………………………………………………………
…….
d. Pekerjaan
- ayah :
swasta
- ibu: ibu
rumah tangga
:…………………………………………………………………………………………………
………
e. Genogram
:…………………………………………………………………………………………………
5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
. Fotorontgen
……………………………………………………………………………………………………………
2.2 KLASIFIKASI DATA
A. Data Subjektif
1. Orang tua Klien mengatakan anaknya batuk-batuk dan sesak
2. Orang tua klien mengatakan anaknya demam terus-menerus
3. Orangn tua klien mengatakan klien tidak mau menyusu
4. Orang tua klien mengatakan anaknya susah tidurkarenasesak
5. Orang tua klien mengatakan anaknya gelisah dan menangis terus
6. Keluarga klen dan orang tua klien sangat khawatir dengan kondisi
bayinya.
B. Data Objektif
1. Klien nampak batuk terus dan gelisah
2. klien nampak sesak napas
3. nampak klien cengeng bila ingin disusui
4. Berat badan klien turun dari dari 5 Kg menjadi 4 Kg.
5. klien nampak pucat
6. keluarga nampak gelisah dan selalu menanyakan kondisi bayinya.
7. Terdengar suara weesing dan nampak klien bernafas sangat cepat
8. Nampak klien menangis
9. Tanda-tanda vital:
Suhu : 38,5 º C
Nadi : 120x/m
Pernafasan : 30x / m
2.3 Analisa Data
Batuk inefektif
2 DS : Hipertermi
o Ibu klien mangatakan Kuman mengeluarkan
anaknya demam terus- endotoksin
menerus
DO :
Klien nampak teraba panas Merangsang
prostaglandin E2
(pirogen leukosi &
pirogen endokrin
Mencapai hipotalamus
(set point)
3 DS : Ansietas
o Keluarga klien
kesulitan bernafas
mengatakan sangat
khawatir dengan kondisi
anaknya, maka dari itu
Gelisah
anaknya di bawa ke RS.
DO :
o Keluarga klien nampak
gelisah dan selalu
menanyakan kondisi Merasa ketakutan akan
2.4 INTERVENSI
No. Dx.Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
tidak efektif b.d tindakan keperawatan 1. Observasi
hipersekresi jalan selama 4x24 jam Maka, - monitor pola napas
napas, proses infeksi bersihan jalan napas (frekuensi, kedalaman,
d.d batuk tidak efektif, meningkat dengan usaha napas).
sputum berlebih. kriteria Hasil : - monitor bunyi napas
1. Batuk efektif tambahan
meningkat - monitor sputum
2. Produksi sputum 2. Terapeutik
menurun - pertahankan kepatenan
3. Whezzing menurun jalan napas dengan head-
4. Gelisah menurun tilt dan chin lift
5. Frekuensi napas - lakukan suction
membaik 3. Edukasi
6. Pola napas membaik - anjurkan asupan 2000
ml/hari
4. Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik, jika perlu
2.5 SOP
SOP PEMBERIAN SUCTION
Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas atau pun cairan tubuh melalui penghisapan
dengan alat suction.
Alatsuction
Prosedur Kerja
a. Persiapan Alat
- Canule section.
- Mesin suction.
- Sarung tangan.
2. Cuci tangan.
4. Persiapan Pasien:
5. Pastikan identitas pasien.
7. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan.
c. Pelaksanaan
3. Cuci tangan.
6. Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala sedikit ekstensi
11. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar (+5 detik
untuk anak, +10 detik untuk dewasa)
15. Observasi secret tentang warna, bau dan volumenya bereskan alat.
Ruang rawat inap, unit gawat darurat, perinatologi, ruangintensif, OK, ruangintensif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dispnea atau sesak napas yaitu perasaan sulit bernapas yang biasanya terjadi ketika kitamelakukan
aktivitasfisik. Sesak napas adalah suatu gejala dari beberapa penyakit yang dapat bersifat kronis.
Sesak napas juga dikenal dengan istilah “ShortnessOfBreath”. Kejadian-kejadian sesak nafas
bergantung dari tingkat keparahan dan sebabnya.
Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls (rangsangan) keotak dari saraf yang
berakhir diparu-paru, tulangiga, ototdada, atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan
interpretasi pasien.
Pada beberapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan memikirkan penyebabnya.
Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagaicara, sesak napas yang tidak menyenangkan,
merasa sulit untuk menggerakkan otot dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada.
Dyspnea (Sesak Nafas) akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan
keruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru dan
pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada.
Dyspnea (Sesak Nafas) kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK), emfisema, Inflamasi paru-paru, tumor, kelainan pita suara.
Oksigen adalah sumber energi utama, maka mutlak diperlukan dalam jumlah berlimpah agar setiap
sel dapat melakukan metabolisme. Beberapa penyebab sulit bernafas diantaranya:
Sesak Nafas karena Faktor Keturunan. Yang memang dari sono-nya memiliki paru-paru dan organ
pernafasan lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka bagian-bagian tubuh akan
memulai fungsi tidak normal. Kabar baiknya, ini tidak otomatis membuat tubuh menderita, sebab
secara alamia kan melindungi diri sendiri. Namun demikian, sistem pertahanan bekerja ekstra,
bahkan kadang-kadang alergi dan asma timbul sebagai reaksi dari sistem pertahanan tubuh yang
bekerja terlalu keras.
Sesak Nafas karena Faktor lingkungan. Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan sesaknafas.
Demikian pula dengan serbuk sari bunga (pollen) dan partikel lain. Bekerja dilingkungan berdebu
atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan. Polusi pada saluran hidung disebabkan pula
oleh rokok yang dengan langsung dapat mengurangi suplai oksigen.
Sesak Nafas karena Produksi lendir yang berlebihan akan menyumbat saluran udara. Makanan yang
menyebabkan produksi lendir berlebih adalah produk dari susu, tepung, nasiputih, dan permen.
Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan. Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan sehingga
lendir pada paru-paru dan saluran nafas mengental. Kondisi ini juga menjadi situasi yang
menyenangkan bagi mikro bau untuk berkembangbiak.
Masalah pada susunan tulang atau otot tegang pada punggung bagian atas akan menghambat
sensor syaraf dan bioenergi dari dan menuju paru-paru.
3.2 Saran
Pemberian materi yang lebih mendalam dapat meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan disamping
pengarahan dan bimbingan yang senantiasa diberikan sehingga keberhasilan dalam
tugas dapat dicapai