Anda di halaman 1dari 18

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI

UMUR 2 BULAN DENGAN DIAGNOSA DISPNEA


RS BAHTERAMAS KOTA KENDARI

Studi kasus ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah
Keperawatan Anak Semester IV

Disusun Oleh :
NAMA : YUSTIN LIMBONG KAMONTO
KELAS : 2B
NIM : P00320018098

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat dan Hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan tugas
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Bayi Dengan Diagnosa
DISPNEA “
Studi kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak semester genap keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak atas segala bantuannya sehingga makalah ini dapat tersusun,
semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Penyusun berharap semoga studi
kasus ini dapat bermanfaat dalam dunia pengetahuan khususnya ilmu
keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangatlah
penyusun harapkan demi kesepurnaan makalah ini.

Kendari, 18 Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi...............................................................................................
1.2 Etiologi ..............................................................................................
1.3 Patofisiologi ......................................................................................
1.4 Komplikasi..........................................................................................
1.5 Pemeriksaan Penunjang .....................................................................
1.6 Penatalaksanan...................................................................................

BAB II : TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN


DIAGNOSA DISPNEA
2 .1 Pengkajian.........................................................................................
2.2 Klasifikasi Data .................................................................................
2.3 Analisa Data ......................................................................................
2.4 Diagnosa Keperawatan......................................................................
2.5 Intervensi...........................................................................................
2.6 SOP…………………………………………………………………..
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika melakukan
aktivitas fisik.Sesak napas merupakan gejala
dari beberapa penyakit dan dapat bersifat akut atau kronis .Sesak napas dikenal juga
dengan istilah “Shortness Of Breath”. Dyspnea atau sesak nafas dibedakan menjadi 2
yaitu :
1. Dyspnea akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan
keruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-
paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada.
2. Dyspneakronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, dan kelainan pita suara.

1.2 Etiologi
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang fisiologi
meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas antara O2 dan
CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak
napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu penting,
namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran pernapasn maka ruang mati akan
meningkat. Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas
juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea. Dispnea juga dapat terjadi pada
orang yang mengalami penurunan terhadap compliance paru, semakin rendah kemampuan
terhadap compliance paru maka makinbesar gradien tekanan transmural yang
harusdibentuk selama inspirasi untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal.
Penyebab menurunnya compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya
jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama.

1.3 Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.unit fungsional dasar dari
hepar disebut lobuldan unit ini unit karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan
berkembang nyainflamasi padahepar, pola normal pada hepar terganggu.gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan
sel-sel hepar.setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh
oleh respon system imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.oleh
karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar
normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsulahati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di
uluhati.Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap normal, tetapi
karena adanya kerusakan sel hati dan duktuliempeduintrahepatik,
makaterjadikesukaranpengangkutanbillirubintersebutdidalamhati.selainitujugaterjadikesuli
tandalamhalkonjugasi.akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang
sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja
mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).karena bilirubin
konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi kedalam kemih, sehingga
menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal padai kterus.

1.4 Komplikasi
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskuler, emboliparu, penyakit paru
interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru
(emfisema,bronkitis,asma),kecemasan. Sesaknapas dapat disebabkan oleh beberapa penyakit
seperti asma,penggumpalan darah pada paru–paru sampai pneumonia. Sesak napas juga dapat
disebabkan karena kehamilan(PricedanWilson,2006). Dalam bentuk kronisnya, sesak napas
atau dispnea merupakan suatu gejala penyakit–penyakit seperti asma, emfisema, berupa
penyakit paru–paru lain.

1.5 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas darah arteri dan
pemeriksaan diagnostic fotothorak, EKG.
1.6 Penatalaksanaan
1.Oksigenasi

a. Penanganan Umum Dispnea

1. Memposisikan pasien pada posisi setengah duduk atau berbaring dengan bantal yang
tinggi.

2. Diberikan oksigen sebanyak 2-4 liter permenit tergantung derajat sesaknya

3. Selanjutnya diberikan sesuai dengan penyakit yang di derita.

b. Terapi Farmako

1. Olahraga teratur

2. Menghindari alergen

3. Terapiemosi

C. Farmako

1. Quickreliefmedicine

2. Pengobatan yang digunakan untuk merelaksasi otot-otot saluran pernapasan, memudahkan


pasien bernapas dan digunakan saat serangan datang. Contoh:bronkodilator

3. Longreliefmedicine

4.Pengobatan yang digunakan untuk mengobati inflamasi pada sesak nafas, mengurangi
odem dan mukus berlebih, memberikan kontrol untuk jangka waktu yang lama.
Contoh:Kortikosteroid bentuk inhalas.
2.1 BAB II
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN BAYI

Nomor RM : ……………………………..........
Nama Klien : …An. H………………………..
Tanggal Lahir/usia : …2 Bulan………………………
Tanggal Masuk : …18 mei 2020………………….
Jenis Kelamin : …laki-laki…………......................
Tanggal Pengkajian : …18 mei…………………................
Cara Masuk :  IRJ (InstalasiRawatJalan)
 √ Unit Emergency
 DokterPribadi
1 RIWAYATBAYI
.
Apgar Score : …10………………..
Berat Badan : ……2800………..gram
Panjang Badan : ……53…………….cm
Komplikasi : √Tidak ada HR Fetus abnormal
Kelahiran : Aspirasi meconium Prolaps uteri
Lain–lain

……………………………………………………………………………………
2 RIWAYATIBU
.
Usia kehamilan :……………Minggu
Gravida………….Para………….Abortus……………………(GP A)
Kelahiran : Spontant
Operasi Sectio Saecaria
Alasan:
……………………………………………………………………..
Komplikasi :Tidakada Preklamsi/toxemia
Kehamilan : √Prenatal care  Suspect sepsis
Abortio/placenta previa Pre/post term
Lainlain:

3 PENGKAJIAN FISIK ……………………………………………………………………….......


.

Refleks-refleks :
Menangis : √Kuat Lemah Kelainan sebutan……………
Sucking(menghisap) :√Kuat Lemah Kelainan sebutan……………
Rooting(menoleh) : √Kuat Lemah Kelainan sebutan……………
Graps(menggemgam) : √Kuat Lemah Kelainan sebutan…………… Babinski
: Kuat Lemah Kelainan sebutan…………..
Moro : Kuat Lemah Kelainan sebutan…………..
Tonic neck : KuatLemah Kelainan sebutan……………

Kekuatanaktivitas :Aktif √TenangLethargie


Flaccid Paralisistremoraktifitaskejang
Kepala/leher :
a. Lingkarkepala :………… cm
b. Fontanel : Lunak √Keras
Datar CembungCekung
c. Muka/wajah :√SimetrisAsimetris
d. Bentukkepala :√Normal Caput susidaneum
Cephalo hematoma

Mata :√Bersih Berair

Telinga/hidung/tenggorokan :
1. Telinga : √Normal Abnormal
2. Hidung : √Simetris obstruksi cupinghidung
3. Palate : √Normal Abnormal
Abdomen: Lunak Keras Datar
Lingkarperut:……………………cm
Liver: dibawah<2cm batas rusuk kanan
dibawah>2cm batas rusuk kanan

Thorax :√simetris Asimetris


Retraksi
Klavikula: Normal Abnormal
Paru-paru: a.suara napas bilateral : Samatidak sama
b. Suara napas terdengar : √diseluruh daerah paru
tidak terdengar…………
 berkurang…………………
c. Suara napas :Bersih√ronchiRales √Wheezing
√SekretGrunting
d. Pernapasan : Spontan:RR……30……….x/mnt;O2…….liter
Ventilator:CPAP………………..,MV……………
FI02…………………….PIP/PEEP………………….
RR……………x/mnt

Jantung:a. Bunyi:Reguler √Irreguler  Murmur


b.HR:…………...x/mnt
c. Capillaryrefill………………….
Ekstremitas :ROM bebas ROM terbatas tidak dapat dikaji
Nadi perifer:
KUAT LEMAH
Bracia lR BracialL
FemoralR FemoralL

Atasdanbawah Sama Tidaksama
Umbilicius : √Normal Abnormal RadangBasahKering
Jumlah pembulu darah…………………………………….
Genital :Normal Wanita √Normal Laki-laki
Ambiguos Kelainan……………………
Anus :Patent Imperforate
Spine :√Normal Abnormal
Kulit : a. Warna:Pink PallorJaundice Cyanosis
b. Rash :Ecchymosis Petechiae Pustul
c.Tandalahir:………………………………………………
d.Kelembapan:  Lembap √Kering e.
Turgor: Baik Sedang Buruk f.
Lanugo Vernixcaseosa
Temperatur :Ruangn :…………………C Incubator:…………………C
Tubuh :…………………C

4 RIWAYATSOSIAL :
. a. Namaorang tua
- Ayah : jamal
- Ibu : alina
:…………………………………………………………………………………………………
……..
b. Alamat : BTN batu marupa
:…………………………………………………………………………………………………
……..
c. Telephone
:…………………………………………………………………………………………………
…….
d. Pekerjaan
- ayah :
swasta
- ibu: ibu
rumah tangga
:…………………………………………………………………………………………………
………
e. Genogram
:…………………………………………………………………………………………………
5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
. Fotorontgen
……………………………………………………………………………………………………………
2.2 KLASIFIKASI DATA

A. Data Subjektif
1. Orang tua Klien mengatakan anaknya batuk-batuk dan sesak
2. Orang tua klien mengatakan anaknya demam terus-menerus
3. Orangn tua klien mengatakan klien tidak mau menyusu
4. Orang tua klien mengatakan anaknya susah tidurkarenasesak
5. Orang tua klien mengatakan anaknya gelisah dan menangis terus
6. Keluarga klen dan orang tua klien sangat khawatir dengan kondisi
bayinya.
B. Data Objektif
1. Klien nampak batuk terus dan gelisah
2. klien nampak sesak napas
3. nampak klien cengeng bila ingin disusui
4. Berat badan klien turun dari dari 5 Kg menjadi 4 Kg.
5. klien nampak pucat
6. keluarga nampak gelisah dan selalu menanyakan kondisi bayinya.
7. Terdengar suara weesing dan nampak klien bernafas sangat cepat
8. Nampak klien menangis
9. Tanda-tanda vital:
Suhu : 38,5 º C
Nadi : 120x/m
Pernafasan : 30x / m
2.3 Analisa Data

No Data Etilogi Masalah


1 DS : Bersihan jalan nafas
o orang tua klien tidak efektif
sekresi yang tertahan
mengatakan anaknya
batuk-batuk dan sesak
DO :
o Klien selama di RS Penumpukan sekret
nampak batuk terus dan
gelisah nampak sesak Menginfeksi
sesak Bronkus
o Tanda-tanda vital:
 Suhu : 38,5 º C
 Nadi : 120x/m
 Pernafasan : 30x / m

Batuk inefektif
2 DS : Hipertermi
o Ibu klien mangatakan Kuman mengeluarkan
anaknya demam terus- endotoksin
menerus
DO :
Klien nampak teraba panas Merangsang

dengan suhu 38,5 0


C, pengeluaran zat pirogen

Nadi : 120x/m, P : oleh leukosit pada

28x / m dn TD : 95/60 jaringan yg meradang


mmHg
Melepas zat IL-1,

prostaglandin E2
(pirogen leukosi &
pirogen endokrin

Mencapai hipotalamus
(set point)

3 DS : Ansietas
o Keluarga klien
kesulitan bernafas
mengatakan sangat
khawatir dengan kondisi
anaknya, maka dari itu
Gelisah
anaknya di bawa ke RS.
DO :
o Keluarga klien nampak
gelisah dan selalu
menanyakan kondisi Merasa ketakutan akan

anaknya. penyakit anaknya

2.4 Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
2. Hipertermi b.d proses penyakit (infeksi) d.d suhu tubuh diatas batas normal.
3. Ansietas b.d kebutuhan tidak terpenuhi, ancaman terhadap kematian, d.d Tampak
gelisah, sulit tidur.

2.4 INTERVENSI
No. Dx.Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
tidak efektif b.d tindakan keperawatan 1. Observasi
hipersekresi jalan selama 4x24 jam Maka, - monitor pola napas
napas, proses infeksi bersihan jalan napas (frekuensi, kedalaman,
d.d batuk tidak efektif, meningkat dengan usaha napas).
sputum berlebih. kriteria Hasil : - monitor bunyi napas
1. Batuk efektif tambahan
meningkat - monitor sputum
2. Produksi sputum 2. Terapeutik
menurun - pertahankan kepatenan
3. Whezzing menurun jalan napas dengan head-
4. Gelisah menurun tilt dan chin lift
5. Frekuensi napas - lakukan suction
membaik 3. Edukasi
6. Pola napas membaik - anjurkan asupan 2000
ml/hari
4. Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik, jika perlu

2. Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia


penyakit (infeksi) d.d tindakan keperawatan 1. Observasi
suhu tubuh diatas batas selama 4x24 jam - Identifikasi penyebab
normal Maka,Termoregulasi hipetermia
Membaik dengan kriteria - monitor suhu tubuh
Hasil : - monitor kadar elektrolit
1. 1. Pucat menurun 2. Terapeutik
2. 2. Takikardia Menurun - sediakan lingkungan
3. 3. Hipoksia Menurun yangdingin
4. 4. Suhu tubuh membaik - longgarkan pakaian atau
5. 5. Suhu kulit membaik lepaskan pakaian
- hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
3. Edukasi
- Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit i.v,
Jika perlu
4. Ansietasb.d kebutuhan Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
tidak terpenuhi, tindakan keperawatan 1. Observasi
ancaman terhadap selama 4x24 jam - identifikasi saat tingkat
kematian, d.d Tampak Maka,Dukunga ansietas berubah (mis.
gelisah, sulit tidur. Keluarga meningkat kondisi, waktu, stresor)
dengan kriteria hasil : - monitor tanda-tanda
1. Jaringan sosial yang ansietas (verbal atau
membantu meningkat nonverbal)
2. Terapeutik
- temani pasien untuk
mengurangi kecemasan,
Jika memungkinkan
- dengarkan dengan penuh
perhatian
- gunakan pendekatan yang
tenang dan meyankinkan
3. Edukasi
- informasikan secara
faktual mengenal
diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
- anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
- latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat anti-ansietas, Jika
perlu

2.5 SOP
SOP PEMBERIAN SUCTION

- Definisi tindakan suction

Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas atau pun cairan tubuh melalui penghisapan
dengan alat suction.

- Tujuan penggunaan suction

Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas.

Melancarkan jalan nafas.

Alatsuction

Prosedur Kerja

a. Persiapan Alat

- Bakin strument berisi:pinsetanatomi2, kasa secukupnya.

- NaCl atau air matang.

- Canule section.

- Perlak dan pengalas.

- Mesin suction.

- Sarung tangan.

b. Persiapan Perawat yang akan melakukan tindakan suction/pengisapan

1. Lakukan pengecekan program terapi pasien.

2. Cuci tangan.

3. Tempatkan alat didekat pasien.

4. Persiapan Pasien:
5. Pastikan identitas pasien.

6. Kaji kondisi pasien.

7. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan.

8. Jaga privasi pasien.

c. Pelaksanaan

1. Beritahu p asien bahwa tindakan akan segera dimulai.

2. Cekalat-alat yang akan digunakan.

3. Cuci tangan.

4. Dekatkan alat-alat kesisi tempat tidur pasien.

5. Pakai sarung tangan.

6. Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala sedikit ekstensi

7. Berikan Oksigen2–5 menit

8. Letakkan pengalas dibawah dagu pasien

9. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung

10. Masukkan kanul section dengan hati-hati (hidung±5cm,mulut±10cm)

11. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar (+5 detik
untuk anak, +10 detik untuk dewasa)

12. Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas

13. Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning

14. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya

15. Observasi secret tentang warna, bau dan volumenya bereskan alat.

16. Lepaskan handscoen.

17. Rapihkan kembali pasien.

18. Berikan reinforcement positif pada pasien.

19. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.

20. Kembalikan peralatan.

21. Cuci tangan.


Unit Terkait/Kerja

Ruang rawat inap, unit gawat darurat, perinatologi, ruangintensif, OK, ruangintensif

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dispnea atau sesak napas yaitu perasaan sulit bernapas yang biasanya terjadi ketika kitamelakukan
aktivitasfisik. Sesak napas adalah suatu gejala dari beberapa penyakit yang dapat bersifat kronis.
Sesak napas juga dikenal dengan istilah “ShortnessOfBreath”. Kejadian-kejadian sesak nafas
bergantung dari tingkat keparahan dan sebabnya.

Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls (rangsangan) keotak dari saraf yang
berakhir diparu-paru, tulangiga, ototdada, atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan
interpretasi pasien.

Pada beberapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan memikirkan penyebabnya.

Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagaicara, sesak napas yang tidak menyenangkan,
merasa sulit untuk menggerakkan otot dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada.

Macam-Macam Sesak Napas (Dyspnea)

Dyspnea (Sesak Nafas) akut

Dyspnea (Sesak Nafas) akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan
keruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru dan
pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada.

Dyspnea (Sesak Nafas) kronis

Dyspnea (Sesak Nafas) kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK), emfisema, Inflamasi paru-paru, tumor, kelainan pita suara.

Penyebab Sesak Nafas

Oksigen adalah sumber energi utama, maka mutlak diperlukan dalam jumlah berlimpah agar setiap
sel dapat melakukan metabolisme. Beberapa penyebab sulit bernafas diantaranya:

Sesak Nafas karena Faktor Keturunan. Yang memang dari sono-nya memiliki paru-paru dan organ
pernafasan lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka bagian-bagian tubuh akan
memulai fungsi tidak normal. Kabar baiknya, ini tidak otomatis membuat tubuh menderita, sebab
secara alamia kan melindungi diri sendiri. Namun demikian, sistem pertahanan bekerja ekstra,
bahkan kadang-kadang alergi dan asma timbul sebagai reaksi dari sistem pertahanan tubuh yang
bekerja terlalu keras.

Sesak Nafas karena Faktor lingkungan. Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan sesaknafas.
Demikian pula dengan serbuk sari bunga (pollen) dan partikel lain. Bekerja dilingkungan berdebu
atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan. Polusi pada saluran hidung disebabkan pula
oleh rokok yang dengan langsung dapat mengurangi suplai oksigen.

Sesak Nafas karena Produksi lendir yang berlebihan akan menyumbat saluran udara. Makanan yang
menyebabkan produksi lendir berlebih adalah produk dari susu, tepung, nasiputih, dan permen.

Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan. Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan sehingga
lendir pada paru-paru dan saluran nafas mengental. Kondisi ini juga menjadi situasi yang
menyenangkan bagi mikro bau untuk berkembangbiak.

Masalah pada susunan tulang atau otot tegang pada punggung bagian atas akan menghambat
sensor syaraf dan bioenergi dari dan menuju paru-paru.

3.2 Saran
Pemberian materi yang lebih mendalam dapat meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan disamping
pengarahan dan bimbingan yang senantiasa diberikan sehingga keberhasilan dalam
tugas dapat dicapai

Anda mungkin juga menyukai