Di Susun Oleh :
Nama: Sunardi
NIM : 2019.C.11a.1029
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, karunia,serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan
Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Diagnosa Medis Tuberkulosis Paru (TB
Paru) Diruang Gardenia RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya dengan baik
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan
pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai penyakit Tuberkulosis Paru ( TB Paru ).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta.A, S.Kep.,Ners, Selaku Koordinator PPK1 Semester IV
tahun 2021
4. Nia Pristina, S. Kep., Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua
Sunardi
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi
iv
Menurut Price dan Wilson (2006) proses pernafasan dimana oksigen
dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida
dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga proses . Proses yang
pertama yaitu ventilasi, adalah masuknya campuran gas-gas ke dalam dan ke
luar paru-paru. Proses kedua, transportasi yang terdiri dari beberapa aspek
yaitu difusi gas-gas antar alveolus dan kapiler (respirasi eksternal), distribusi
darah dalam sirkulasi pulmonal. Proses ketiga yaitu reaksi kimia dan fisik dari
oksigen dan karbondioksida dengan darah.
1. Hidung/naso : Nasal
Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 saluran udara
yang pertama, mempunyai 2 lubang (kavumrasi) dipisahkan oleh sekat
hidung ( septum nasi), terdapat bulu – bulu yang berguna untuk menyaring
udara debu, dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
2. Faring
Meruapakan tempat persimpanan anatara jalan makan, yang berbentuk
seperti pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak
sampai dengan osofagus.
3. Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan atau
penghasil suara yang dipakai berbicara dan beryanyi, terletak didepan bagian
faring.
4. Trakea
Batang tenggorokan kira- kira panjangnya 9 cm, trakea berupa cincin
tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan lingkaran fibrosa.
5. Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yang terdapat pada
ketinggian vertebrata torakolis ke IV dan V.
v
6. Paru – paru
Merupakan sebuah alat yang sebagian besar teridiri dari gelembung–
gelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel
endotel. Pernafaan paru – paru merupakan pertukaran oksigen dan
karbondiokasida yang terjadi pada paru – paru atau pernapasan eksternal,
oksigen di ambiloleh sel darah merah dibawa ke jantung disampaikan ke
seluruh tubuh.
7. Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari paru karena
terdapat perbedaan tekanan antara intrapulmonal (tekanan intraalveoli dan
tekanan intrapleura) dengan tekanan intrapulmonal lebih tinggi dari tekanan
atmosfir maka udara akan masuk menuju ke paru, disebut inspirasi. Bila
tekanan intapulmonal lebih rendah dari tekanan atmosfir maka udara akan
bergerak keluar dari paru ke atmosfir disebut ekspirasi.
8. Transportasi oksigen
Tahap kedua dari proses pernafasan mencakup proses difusi di dalam
paru terjadi karena perbedaan konsentrasi gas yang terdapat di alveoli kapiler
paru, oksigen mempunyai konsentrasi yang tinggi di alveoli dibanding di
kapiler paru, sehingga oksigen akan berdifusi dari alveoli ke kapiler paru.
Sebaliknya, karbondioksida mempunyai konsentrasi yang tinggi di kapiler
paru dibanding di alveoli, sehingga karbondioksida akan berdifusi dari kapiler
paru ke alveoli. Pengangkutan oksigen dan karbondioksida oleh sistem
peredaran dara, dari paru ke jaringan dan sebaliknya, disebut transportasi dan
pertukaran oksigen dan karbondioksida darah. Pembuluh darah kapiler
jaringan dengan sel-sel jaringan disebut difusi. Respirasi dalam adalah proses
metabolik intrasel yang terjadi di mitokondria, meliputi penggunaan oksigen
dan produksi karbondioksida selama pengambilan energi dari bahanbahan
nutrisi.
vi
1.1.3 Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet
Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa
minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600 C dalam
15-20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan,
sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor
terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.(FKUI,2005).
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar
matahari dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu
tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang
menderita mastitis tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah
(droplet) di udara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan
terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi
melalui udara. Bakteri juga dapat masuk ke sistem pencernaan manusia melalui
benda/bahan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri. Sehingga dapat
menimbulkan asam lambung meningkat dan dapat menjadikan infeksi lambung.
(Wim de Jong, 2005).
1.1.4 Klasifikasi
Menurut Dep.Kes (2003), klasifikasi TB Paru dibedakan atas :
1.) Berdasarkan organ yang terinvasi
TB Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk
pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru
dibagi menjadi 2, yaitu :
a. TB Paru BTA Positif Disebut TB Paru BTA (+) apabila sekurang
kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu)
hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak SPS positif disertai pemeriksaan
radiologi paru menunjukan gambaran TB aktif.
b. TB Paru BTA Negatif Apabila dalam 3 pemeriksaan spesimen dahak
SPS BTA negatif dan pemeriksaan radiologi dada menunjukan
vii
gambaran TB aktif. TB Paru dengan BTA (-) dan gambaran radiologi
positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan, bila menunjukan
keparahan yakni kerusakan luas dianggap berat.
1.1.5 Patofisiologi
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau
dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat
menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan
gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel
infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas atau paru-
paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang dari 5
mikromilimeter.
Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas
perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit (biasanya sel T)
adalah imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan
makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. Raspon
ini desebut sebagai reaksi hipersensitifitas (lambat).
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi
sebagai unit yang terdiri dari 1-3 basil. Gumpalan basil yang besar cendrung
tertahan dihidung dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan penyakit
(Dannenberg1981). Setelah berada diruang alveolus biasanya dibagian bawah
lobus atas paru- paru atau dibagian atas lobus bawah, basil tuberkel ini
membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak didaerah
tersebut dan memfagosit bakteria namun tidak membunuh organisme ini.
Sesudah hari-hari pertama leukosit akan digantikan oleh makrofag . Alveoli
yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
viii
Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa atau
proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus difagosit atau berkembang biak
didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju kelenjar getah
bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh
limposit. Reaksi ini butuh waktu 10-20 hari.
Nekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keju
yang biasa disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan
jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast
menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa
membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberke.
ix
10
Mycrobacterium tuberkulosis
Defisit pengetahuan
TB Paru
B1: Breathing B2: Blood B3: Brain B4: Bladder B5: Bowel B6: Bone
Kehilangan cairan Penyubatan Bakteri Reaksi infeksi dan Profiferasi sel epitel di
Miobacterium Perubahan cairan
dan elektrolit pembuluh darah merusak parenkim sekeliling basil dan
intrapleura
paru membentuk dinding
Terhirup kesaluran antara basil dan organ
Ketidakseimbangan Aliran darah tidak
asam basa adekuat pernafasa masuk ke
paru-paru,dan masuk ke Reaksi sistematis Reaksi sistematis Menyebar melalui kelenjar
alveoli getah bening, ke kelenjar
Asidosis metabolik Iskemik paru regional menimbulkan
reaksi oksidasi
Mual, bb turun
Resfon imflamasi Anoreksia, mual, dan
Nafas cepat dan
berat badan menurun
dangkal Penurunan suplai O2 Proses peradangan
keotak
Produksi mediator Resiko kekurangan
nyeri nyeri cairan dan elektrolit
Produksi secret Mengalami perkejuan
Pergerakan otot meningkat Risiko defisit nutrisi
meningkat
menurun
Nusiseptor
terangsang Difusi 02 menurun
11
1.2.7 Komplikasi
Menurut Sudoyo (2007) penyakit tuberkulosis paru bila tidak ditangani
dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi
dini dan komplikasi lanjut.
1. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus, Poncet’s
arthropathy.
2. Komplikasi lanjut : Obstruksi jalan nafas ; Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis (SOFT), kerusakan parenkim berat ; SOPT / fibrosis paru, kor
pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal nafas dewasa (ARDS),
sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.
b. Dahak pagi hari berisi semua dahak yang terkumpul selama 1-2 jam
pertama
c. Dahak setempat kedua ketika pasien kembali membawa dahak pagi hari
2. Rontgen Dada
Dilakukan untuk melihat kondisi sebagian besar bagin tubuh termasuk
masalah pada organ dalam serta menampilkan kondisi pada tulang, sendi dan
mangamati perkembangan penyakit serta mengetahui kemajuan dari pengobatan
yang di lakukan.
kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan
harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak
perubahan).
16
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu
lama.
1.1.2 Etiologi
1. Situasional
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
persetujuan.
2. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan
17
jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah
2007).
1.2.3 Klasifikasi
kontak mata kurang, perilaku tidak asertif, mengkritik diri sendiri dan menolak
hal positif yang ada pada dirinya (menolak diri sendiri).
1.2.4 Patofisiologi
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena
individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang prilaku klien
sebelumnya bahkan kecendrungan lingkungan yang selalu memberi respon
negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu
berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau merasa gagal
menjalankan fungsi dan peran.
Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan
fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan
tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi
secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah kronis. Psikodinamika terjadinya Harga Diri Rendah dapat dijelaskan
pada gambar 2.2 berikut ini :
19
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang
menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil
wawancara dan observasi (Kemenkes, RI)
a. Data subjektif
Pasien mengungkapkan tentang:
20
1.2.6 Komplikasi
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial:menarik diri,
isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial (DepKes RI, 1998, dalam Wijayaningsih, 2015:52). Isolasi sosial menarik
diri sering ditunjukan dengan perilaku antara lain:
1. Data Subjektif
a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan ataupun pembicaraan.
21
1. Biodata
1) Identitas Pasien
Nama, alamat, umur, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan.
1) Keluhan Utama
Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB paru meminta
pertolongan dari tim kesehatan dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
Batuk darah
Keluhan batuka darah pada klien dengan TB paru selalu menjadi alasan
utama pasien untuk meminta pertolongan kesehatan. Hal ini disebabkan rasa takut
klien pada darah yang keluar dari jalan napas. Perawat harus menanyakan
seberapa banyak darah yang keluar atau hanya berupa blood streak, berupa
garis, atau bercak-bercak darah.
Sesak napas
Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkin paru sudah luas atau karena
ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraks, anemia, dan
lain-lain.
Nyeri dada
Nyeri dada TB paru termasuk nyeri pleuritik ringan. Gejala ini timbul
apabila system persarafan di pleura terkena TB.
Demam
25
Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul, dan semakin lama semakin
panjang serangannya, sedangkan masa bebas serangan semakin pendek.
5) Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
Pengkajian psikologi pasien meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status
emosi, kognitif, dan perilaku pasien. Perawat mengumpulkan data hasil
pemeriksaan awal pasien tentang kapasitas fisik dan intelektual saat ini Perawat
juga perlu menanyakan kondisi pemukiman tempat tinggal klien hal ini penting
mengingat TB paru sangat rentan dialami oleh mereka yang bertempat tinggal di
pemukiman padat dan kumuh karena populasi bakteri TB paru lebih mudah
hidup ditempat yang kumuh dengan ventilasi dan pencahayaan sinar matahari
kurang.
6) Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital
Keadaan umum pada klien dengan TB paru dapat dilakukan secara selintas
pandang dengan menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu
dinilai secara umum tentang kesadaran pasien terdiri atas composmentis, apatis,
somnolen, spoor, soporkoma, atau koma.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien TB paru biasanya
didapatkan peningktan suhu tubuh secra signifikan, frekuensi napas meningkat
apabila disertai sesak napas, denyut nadi biasanya meningkat seirama dengan
peningkatan suhu tubuh dan bfrekuensi pernapasan, dan tekanan darah biasanya
sesuai dengan adanya penyakit penyulit seperti hipertensi.
B. B1 (Breathing)
a) Inspeksi
Bentuk dada, gerakan pernapasan, batuk, sputum.
b) Palpasi
27
C. B2 (Blood)
a) Inspeksi
Inspeksi tentang adanya parut dan keluhan kelemahan fisik.
b) Palpasi
Denyut nadi perifer melemah.
c) Perkusi
Batas jantung mengalami pergeseran pada TB paru dengan efusi pleura
massif mendorong ke sisi sehat.
D. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya composmentis ditemukan adanya sianosi perifer
apabila gangguan perfusi jaringan berat.
E. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan.
Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut
merupakan tanda awal dari syok. Pasien diinformasikan agar terbiasa
dengan urine yang berwarna jingga pekat dan berbau yang menandakan
funsi ginjal masih normal sebagai ekskresi karena meminum OAT terutama
Rifampisin.
F. B5 (Bowel)
28
G. B6 (Bone)
Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien dengan TB paru. Gejala
yang muncul antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap,
dan jadwal olahraga menjadi tak teratur.
B. RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN
1. Keluhan Utama :
Demam disertai batuk-batuk kurang lebih 1 bulan
1. Apa penyebabnya :
B. Quantity / Quality
1. Bagaimana dirasakan :
D. Lama dirawat : -
E. Alergi
GENOGRAM KELUARGA :
Laki-laki
Perempuan
Tinggal serumah
34
-----
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Compas Mentis
b. Ekspresi Wajah : Meringis
c. Bentuk badan : Bungkuk
d. Cara berbaring/bergerak : Bebas
e. Bicara : Baik
f. Suasana Hati : Sedih
g. Penampilan : Kurang rapi
h. Fungsi kognitif : :
Orientasi Waktu : Pasien mengatahui malam dan siang
Orientasi Orang : Pasien mengetahui petugas kesehatan dan
keluarga
Orientasi Tempat : pasien mengetahui bahwa beliau berada di
Rumah Sakit.
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 39 0
C / Axilla Rektal Oral
b. Nadi /HR : 100 x/Menit
35
c. Pernapasan/RR : 27 x/Menit
d. Tekanan Darah/BP : 110/90 mmHg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : Tidak merokok
Batuk, sejak satu bulan yang lalu
Batuk darah, sejak : tidak ada
Sputum, warna kuning
Sianosis
Nyeri dada
Dyspnoe Orthopnoe Lainnya
Sesak nafas Saat inspirasi Saat aktivitas Saat
istirahat
Type Pernafasan Dada Perut Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya
Irama Pernafasan Teratur Tidak teratur
Suara Nafas Vesikuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Nafas tambahan Wheezing Ronchi kering
Ronchi basah (rales) Lainnya
Keluhan lainnya : Pasien mengatakan Batuk batuk selama1 bulan
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif.
5. CARDIOVASCULER ( BLEEDING )
Nyeri, lokasi
Vertigo Gelisah Aphasia
Kesemutan
Nervus Kranial IV: (Trokhlearis) Pasien dapat menggerakkan bola mata ke atas
dan ke bawah
Nervus Kranial VI: (Abdusen) Pasien dapat menggerkan mata ke semua sisi
Uji Koordinasi :
Keluhan Lain :
…………………………………………………………………………
Masalah :
………………………………………………………………………….
b. Telinga/Pendengaran :
Fungsi Pendengaran : Berkurang Berdengung
Tuli
c. Hidung/Penciuman :
Bentuk : Simetris Asimetris
Lesi
Patensi
Obstruksi
Nyeri tekan sinus
Transluminasi
Cavum Nasal Warna ………………….. Integritas
………………..
Septum nasal Deviasi Perforasi
Peradarahan
Sekresi, warna …………………
Polip Kanan Kiri Kanan dan kiri
Clitoris : ……………………………………….
Labia : ……………………………………….
Uretra : ………………………………………..
Kebersihan : Baik Cukup Kurang
Kehamilan : ………….............………. minggu
Taksiran Partus : ……………………...……
Lainnya
: .............................................................................................
.........
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting : Menonjol Datar Lecet Mastitis
Warna areola …………………………………………..
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan Lainnya :
……………………………………………………………………….............
Masalah Keperawatan :
5. Konsep Diri :
Gambaran Diri : Pasien sadar bahwa dirinya sakit
Ideal Diri : Pasien ingin cepat Sembuh
Identitas Diri : Pasien sadar bahwa dia adalah seorang Ibu
Harga Diri : Pasien merasa kalau dirinya tidak pernah dihargai orang lain
dan dijauhi orang lain karena penyakitnya
Peran : Membantu orang tua dirumah.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
6. Aktivitas Sehari-hari :
sebelum sakit dan di rawat di RS, pasien mengurung diri di kamar
dan sedangkan setelah di rawat di RS pasien hanya di dalam kamar rawat.
3. Nilai-Pola Keyakinan
E. SOSIAL – SPIRITUAL.
1. Kemampuan berkomunikasi : Kurang baik
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
3. Paracetamol 3x500 mg
4. Nystatin oral drops 4x2 cc
5. Fluconazole oral 1x100 mg
ANALISIS DATA
Pasien mengatakan demam Bakteri masuk ke pernafasan Bersihan jalan nafas tidak
disertai batuk-batuk atas dan mencapai alveolus efektif.
↓
DO: Muncul reaksi radang
- Terpasang cairan infus ↓
RL/D5 Terjadi pengeluaran secret
- Terpasang oksigen 3-4 ↓
Lpm Produksi secret meningkat
↓
TTV :
Bersihan jalan nafas tidak
TD : 130/70 mmHg efektif
N : 87
RR : 22 x/menit
S : 35,4 ℃
- Warna sputum : kuning
kehijauan
- Suara nafas vesikuler
- Nafas tambahan ronchi
kering
2. Harga diri rendah situasional Setelah melakukan Strategi 1. Membantu klien memilih Klien dapat melakukan pekerjaan
berhubungan dengan kondisi
pertemuan dengan asuhan kegiatan yang akan dilatih positifnya dengan baik.
emosional
keperawatan kepada pasien selama sesuai dengan kemampuan 2. Klien Mampu merapikan
1x30 menit diharapkan kondisi klien tempat tidurnya
rendah diri pasien berkurang dengan 2. Melatih klien sesuai 3. Klien menunjukkan
kriteria hasil : dengan kemampuan yang ekspresi senang
dipilih. ketika diberi pujian.
- Klien dapat mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif 3. Memberi pujian yang 4. Melatih perilaku
yang dimiliki. wajar terhadap keberhasilan yang dapat meningkatkan
- Klien dapat menilai
kemampuan yang dapat klien harga diri.
digunakan. 4. Menganjurkan klien
- Klien mengikuti program
pengobatan secara optimal memasukkan kedalam jadwal
2
kegiatan harian
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3
Jum’at / 09 Juli Diagnosa 2 S: Klien mengatakan ingin segera sembuh dan kembali
2021, 11:00 berkumpul dengan keluarga.
1. Membantu klien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
O : Klien terlihat baik melakukan pekerjaanya.
2. Melatih klien sesuai dengan
kemampuan yang dipilih. A : Ekspresi senang ketika diberi pujian.
3. Memberi pujian yang wajar P : - Melatih perilaku yang dapat meningkatkan harga
terhadap keberhasilan klien diri.
Menganjurkan klien memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian - Pantau Aktivitas
5
DAFTAR PUSTAKA