BEDAH I
“Askep pada sistem pernapasan dengan kasus kanker paru”
DOSEN PEMBIMBING
Nursyamsi, S.Kep, Ns
DISUSUN OLEH
Kelompok 7
PRODI S1 KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
“Askep pada sistem pernapasan dengan kasus kanker paru” tepat pada
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
1.Ibu Dr. Muriyati, S.Kep, M.Kes dan Ibu Nursyamsi, S.Kep, Ns selaku
3.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
Penyusun
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI…....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
4.) Etiologi..........................................................................................13
Geissler, 1999)...............................................................................21
ii
10.) Penatalaksanaan Medis menurut (Paramita, 2011) ....................22
B. KONSEP KEPERAWATAN
A. Kesimpulan........................................................................................68
B. Saran..................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan prognosis yang sering kali buruk. Kanker paru biasanya tidak
kanker paru terjadi akibat merokok. Oleh karena itu, pencegahan yang
pernapasan itu sendiri dari jaringan ikat di luar saluran pernapasan. Dari
saluran pernapasan, sel kanker dapat berasal dari sel bronkus, alveolus,
1
bronkus dan kanker paru. Kedua istilah ini lalu dianggap sebagai sinonim
belaka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru maupun yang
oleh kumpulan perubahan genetika pada sel epitel saluran nafas yang
3
dapat mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapat dikendalikan.
a. Anatomi Paru
rongga dada bagian atas, bagian samping dibatasi oleh otot dan
4
Paru diselubungi oleh lapisan yang mengandung kolagen dan
struktur yang melewati hilus keluar masuk dari paru. Paru dipersarafi
serabut parasimpatis (dari arteri vagus). Serabut eferen dari pleksus ini
b. Fisiologi Paru
5
antara darah dan atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan
(Syafrullah,2015).
1.) Pertukaran udara paru: yang berarti masuk dan keluarnya udara
residu.
6
4.) Regulasi pertukaran udara dan aspek-aspek lain pernapasan.
yaitu:
mencapai ± 3000ml.
ml.
4.) Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada
7
2.) Kapasitas Residu Fungsional sama dengan volume cadangan
normal.
ukuran serta adanya sel ganas yang terlihat yaitu kanker paru
Wibisono,2015):
a. Karsinoma selskuamosa
8
sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus dan
mediastinum.
b. Adeno karsinoma
yang jauh.
9
keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus dan mediastinum.
Gambaran lain pada karsinoma sel kecil, yang paling jelas pada
Tabel 1.1 TNM Klasifikasi Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil
T2 Tumor>3cmtetapi≤7cmatautumordengansalahsatudariberikut
10
paru
T3 Tumor > 7cm atau yang langsung menyerang salah satu dari berikut:
di bronkus utama < 2cm distal karina tetapi tanpa keterlibatan karina
atau nodul
Tumor dari berbagai ukuran yang menyerang salah satu dari berikut:
Langsung
11
Ipsilateral
Metastase (M)
12
Stadium
T2 N0 M0.
N M1.
4. Etiologi
Namun, kanker paru-paru juga terjadi pada orang yang tidak pernah
merokok dan pada mereka yang tidak pernah terkena asap rokok
yang jelas.
13
memperbaiki kerusakan ini. Akan tetapi, dengan paparan berulang, sel-
menimbulkan kanker.
5. Faktor Risiko
meningkat sekitar 13 kali lipat oleh kebiasaan merokok yang aktif dan
sekitar 1,5 kali lipat oleh pajanan pasif asap rokok dalam waktu yang
mulai merokok pada usia yang lebih muda akan lebih berisiko untuk
14
c. Polusi udara, banyak sekali polusi udara yang dapat menyebabkan
kanker paru lebih banyak pada daerah urban sebagai hasil dari
d. Asap pabrik/industri/tambang.
diferensiasi sel.
onkogen resesif.
kanker paru adalah 10 kali untuk laki-laki perokok dan 5 kali untuk
15
6. Manifestasi Klinik (Tanda dan Gejala)
cepat, dalam 1 bulan setelah mulai batuk, sudah dapat timbul nyeri
dada atau sesak. Keadaan umum pada umumnya juga akan mundur
pinggang, mata kuning, gangguan fungsi otak, dsb. Salah satu ciri yang
agak khas pada kanker paru (tentunya juga kanker organ-organ lain)
metastasis.
16
a. Karsinoma in situ. Pada karsinoma in situ, sama sekali belum ada
berlokasi awal di apeks (kiri atau kanan) yang disertai oleh nyeri bahu
atau lengan ipsilateral. Nyeri bahu dan lengan ini disebabkan oleh
17
7. Patofisiologi
dan sekunder. Primer yaitu berasal dari merokok, asap pabrik, zat
lendir yang akan menangkap kotoran kecil agar keluar dari paru-
paru. Jika silia hilang maka akan terjadi deskuamasi sehingga timbul
pengendapan karsinogen.
besar.
18
sehingga menimbulkan obstruksi bronkus dengan gejala dispnea
ringan.
& Kusuma,2015).
stadium akhir. Di bagian organ paru, sel kanker terus berkembang dan
bisa mematikan sel imunologi. Artinya, sel kanker bersifat imortal dan
itu adalah end organ bagi sel kanker atau tempat berakhirnya sel
19
8. Pemeriksaan Diagnostik menurut (Paramita, 2011)
mendeteksi lesi sampai 2 tahun sebelum gejala terlihat. Uji ini juga
20
f. Biopsi jaringan pada tempat metastatik yang bisa diakses meliputi
memprediksi prognosis.
1999)
ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian
21
d. Biopsi : Dapat dilakukan pada nodus skalen, nodus limfe hilus, atau
f. Skan radioisotop : Dapat dilakukan pada paru, hati, otak, tulang, dan
i. Skan tulang : CT skan otak, hati; skan gallium hati, limpa, tulang:
a. pembedahan
stadium II, atau stadium III terpilih, kecuali jika tumor tidak bisa
b. Terapi radiasi
22
2.) Kemoterapi preradiasi membantu meningkatkan respon.
stadium III (saat penyakit terbatas pada hemitoraks dan pada nodus
limfa supraklavikular).
digunakan.
c. Kemoterapi
dan doxorubicin.
d. Terapi Laser
23
e. Imunoterapi
3.) Kemoterapi
24
biasanya diberikan untuk menangani kanker, termasuk
Procarbazine.
4.) Imunoterapi
a.) klien tumor paru yang operable tetapi risiko jika dilakukan
pembedahan.
180-200 rad/hari.
25
Komplikasi yang mungkin timbul adalah sebagai berikut.
pengobatan.
daerah penyinaran.
a.) Efusi pleura dapat menjadi masalah bagi klien kanker paru.
b.) Efusi timbul akibat adanya tumor pada pleura viseralis dan
26
12. Komplikasi
oleh rasa nyeri yang sangat dan disusul oleh fraktur patologis. Ikterus
dan mual dan rasa penuh di perut atas dapat timbul bila sudah ada
27
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
6.) Alamat: Jumlah kejadian Ca paru dua kali lebih banyak di daerah
7.) No. RM: Dapat dicatat sesuai dengan urutan pasien masuk.
28
8.) Pekerjaan: Pekerjaan yang berhubungan erat dengan asap dan zat
keluarga, atau pasien dan keluarga. Dari pasien biasanya jika pasien
b. Riwayat Kesehatan
2.) KeluhanUtama
29
nafas; nyeri dada dapat bersifat lokal atau pleuritik
b.) Alergi : Kaji alergi klien terhadap makanan, obat, plester, dan
lain-lain.
atau tidak.
30
hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya
sebelum MRS.
lainnya.
c. Pengkajian Keperawatan
31
2.) Pola nutrisi/ metabolic (ABCD)
BAK
32
e.) Karakter :Cair
g.) Kemandirian
Dibantu BAB
penurunan.
Makan / minum ✓
Toileting ✓
Berpakaian ✓
33
Berpindah ✓
Ambulasi / ROM ✓
pengkajian.
baik.
34
c.) Harga diri: Klien biasanya merasa malu memiliki
(>40 tahun).
Ca paru.
paru lainnya.
35
12.) System nilai & keyakinan
d. Pemeriksaan Fisik
1.) Kepala
36
2.) Mata
3.) Telinga
4.) Hidung
5.) Mulut
merah, gigi bersih tidak ada karies gigi. Palpasi: tidak ada
pembesaran tonsil.
37
6.) Dada
Paru Jantung
Inspeksi: Betuk dada kadang tidak simetris, Inspeksi: Tidak ada pembesaran jantung
kaji adanya retraksi dada Palpasi: Tidak ada edema dan nyeri tekan
kaji adanya kemungkinan flail chest Auskultasi: Tidak ada bunyi jantung
Wheezing
7.) Abdomen
nafsu makan.
8.) Urogenital
9.) Ekstremitas
38
10.) Kulit dan kuku
dingin.
1.) Definisi
2.) Penyebab
Subjektif
Dispnea
Objektif
39
a.) PO2 menurun
b.) Takikardia
Subjektif
a.) Pusing
Objektif
a.) Sianosis
b.) Diaforesis
c.) Gelisah
dalam/dangkal)
1.) Definisi
2.) Penyebab
Fisiologis
40
a.) Spasme jalan napas
Situasional
Objektif
Subjektif
a.) Dispnea
c.) Otropnea
Objektif
a.) Gelisah
41
b.) Sianosis
c. Nyeri (Kronis)
1.) Definisi
2.) Penyebab
Subjektif
Objektif
a.) Gelisah
42
4.) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
Objektif
b.) Waspada
d.) Anoreksia
Diagnosa Tambahan:
b. Intoleransi aktivitas
c. Kelemahan
d. Ketidakseimbangan nutrisi
e. Kecemasan, dll.
43
3. Intervensi Keperawatan menurut (PPNI, Standar Intervensi
3. Bunyi napas
(5) a. Observasi :
44
8. Gelisah menurun (5) biot ataksik).
. toraks
b. Terapeutik :
pasien.
pemantauan.
c. Edukasi :
prosedur pemantauan
45
2.) Informasikan hasil
2. Terapi oksigen
Definisi :
Memberikan tambahan
mengatasi kondisi
Tindakan :
a. Observasi :
oksigen
oksigen
diberikan cukup
perlu
46
melepaskan oksigen saat
makan
hipoventilasi
atelektasis
oksigen
pemasangan oksigen
b. Terapeutik :
jika perlu
jalan napas
peralatan pemberian
oksigen
47
tambahan, jika perlu
pasien
c. Edukasi :
keluarga cara
menggunakan oksigen di
rumah.
d. Kolaborasi :
dosis oksigen
Definisi :
berhenti merokok.
48
Tindakan :
a. Observasi :
kemampuan menerima
informasi.
b. Terapeutik :
media edukasi.
kesehatan sesuai
kesepakatan.
c. Edukasi :
kering, batuk,
tenggorokan gatal).
49
3.) Jelaskan aspek
psikososial yang
mempengaruhi perilaku
merokok.
hidung, inhaler)
merokok.
50
5. Mekonium (pada batuk.
(5) sputum
(5) karakteristik).
pasien
sputum.
c. Edukasi:
51
keluarkan dari mulut
(dibulatkan) selama 8
detik.
3 kali.
ke-3.
d. Kolaborasi :
Definisi :
Mengidentifikasi dan
napas.
Tindakan :
a. Observasi :
52
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
tambahan (mis.gurgling,
kering).
warna, aroma)
b. Terapeutik :
servikal)
atau fowler
jika perlu
detik
53
sebelum penghisapan
endotrakeal
forsep McGill
perlu
c. Edukasi :
kontraindikasi
efektif.
d. Kolaborasi :
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
3. Pemantauan Respirasi
Definisi :
Mengumpulkan dan
54
memastikan kepatenan jalan
pertukaran gas.
Tindakan :
a. Observasi :
napas.
(seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes,
biot ataksik).
batuk efektif
sputum
jalan napas
ekspansi paru
55
9.) Monitor nilai AGD
toraks
b. Terapeutik :
pasien.
pemantauan.
c. Edukasi :
prosedur pemantauan
4. Manajemen asma
Definisi :
Mengidentifikasi dan
menyebabkan bronkospasme.
Tindakan :
56
a. Observasi :
kedalaman napas
agitasi, penurunan
kesadaran)
tambahan (mis.
Wheezing, mengi)
b. Terapeutik :
fowler 30-45’
mempertahankan SpO2
>90%
57
hidrasi
c. Edukasi :
meningkatkan kebutuhan
oksigen
lip breathing
lingkungan ekstrem,
alergi makanan)
d. Kolaborasi :
bronkodilator sesuai
58
indikasi (mis. Albuterol,
metaproterenol)
responsif dengan
bronkodilator (mis.
Prednisolone,
methylprednisole,
aminophylline.
(5) konstan.
59
menurun (5) nyeri.
60
(5) TENS, hipnosis, akupresur,
61
(5) analgetik secara tepat
nonfarmakologis untuk
d.) Kolaborasi :
perlu.
2. Perawatan kenyamanan
Definisi :
Tindakan :
a. Observasi :
gatal, sesak)
dan spiritual.
b. Terapeutik :
62
2.) Berikan kompres dingin atau
hangat.
nyaman
diinginkan.
c. Edukasi :
pilihan terapi/pengobatan
imajinasi terbimbing
d. Kolaborasi :
63
3. Terapi Relaksasi
Definisi :
Tindakan :
a. Observasi :
energi, ketidakmampuan
sebelumnya.
relaksasi.
b. Terapeutik :
64
1.) Ciptakan lingkungan tenang dan
memungkinkan.
relaksasi.
c. Edukasi :
nyaman.
65
sensasi relaksasi.
terbimbing).
4. Pemberian Analgesik
Definisi :
Tindakan :
a. Observasi :
nyeri.
66
sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
b. Terapeutik :
respons pasien.
c. Edukasi :
samping obat.
d. Kolaborasi :
67
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paru – paru adalah suatu organ yang sangat vital didalam tubuh
manusia sebab paru – paru adalah alat pernapasan pada manusia, pada
dasarnya penyakit paru – paru itu tidaklah berat hal iini semuanya berawal
racun kedalam tubuhnya melalui paru – paru yaitu dengan cara mengisap
dasarnya lebih banyak penyakit paru – paru yang bisa disembuhkan dari
pada penyakit paru yang belum bisa disembuhkan hal ini semua
B. Saran
menjadi bekal ataupun referensi bagi mahasiswa kelak, dan kami sangat
68
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman teman
sekalian.
69
DAFTAR PUSTAKA
70