Dosen pembimbing :
Hamdana S.kep,NS,M.kep
Disusun Oleh :
penurunan ejection fraction, isi sekuncup (stroke voleume) dan peningkatan volume akhir
distolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri naik dengan akibat tekanan
atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan antrium kiri di atas 25 mmHg yang lama akan
Pemburukan hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infark, tetapi juga
daerah iskemik di sekitarnya. Miokard yang masih relative baik akan mengadakan
curah jantung, tetapi dengan akibat peningkatan kebutuhan oksigen miokard. Kompensasi
ini jelas tidak akan memadai bila daerah yang bersangkutan juga mengalami iskemik atau
bahkan sudah fibrotic. Bila infark kecil dan miokard yang harus berkompensasi masih
normal, pemburukan hemodinamik akan minimal. Sebaliknya bila infark luas dan
miokard yang harus berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark lama, tekanan
akhir diastolic ventrikel kiri akan naik dan gagal jantung terjadi. Sebagai akibat IMA
sering terjadi perubahan bentuk serta ukuran ventrikel kiri dan tebal jantung ventrikel
baik yang terkena infark maupun non infrak. Perubahan tersebut menyebabkan
remodeling ventrikel yang nantinya akan mempengaruhi fungsi ventrikel dan timbulnya
aritmia.
Perubahan-perubahan hemodinamik IMA ini tidak statis. Bila IMA makin tenang
fungsi jantung akan membaik walaupun tidak diobati. Hal ini disebabkan karena daerah-
daerah yang terjadi iskemik mengalami perbaikan. Daerah-daerah yang tadinya iskemik
karena terbentuk jaringan parut yang kaku. Miokard sehat dapat pula mengalami
brkepanjangan atau infark meluas. Terjadinya penyulit mekanis seperti rupture septum
ventrikel, regurgitasi mitral akut dan aneurisma ventrikel akan memburuk faal
hemodinamik jantung.
Aritmia merupakan penyulit IMA tersering dan terjadi terutama pada menit-menit
atau jam-jam pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh perubahan-perubahan
masa refraktur, daya hantar rangsangan dan kepekaan terhadap rangsangan. Sistem saraf
otonom juga berperan besar terhadap terjadinya aritmia. Pasien IMA inferior umumnya
meningkat, sedangkan peningkatan tonus siimpatis pada IMA inferior akan mempertinggi
kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan infark. (Price & Wilson, 2006)
B. PATHWAYS
Aterosklerosis Thrombosis
Konstraksi arterikoronaria
Oksigen menurun
Meningkat cemas
Penurunan
curah jantung
intoleransi aktifitas
Resiko kelebihan
volume cairan
ekstravaskuler
1. Farmakologi AMI
lebih lanjut. Obat-obatan ini di gunakan untuk melarutkan bekuan darah yang
c. Ateplase Hanya di gunakan untuk infark miokard akut. Di gunakan dengan injeksi
50 mg/Vial
d. Beta Blocker Obat-obatan ini menurunkan beban kerja jantung. Bisa di gunakan
e. Atenolol tab.50 mg
h. Aspirin
i. Bivalirudin
j. Valsartan tab-NI 80 mg 1. Dosis : 1x80 mg per hari di tingkatkan sampai 160 mg.
pasca Infark miokard awal 2x20 mg per hari dapat di tingkatkan menjadi 2x40,
80,160 mg perhari 2. Efek samping : pusing, lelah, sakit kepala, hypokalemia 3.
Kontra indikasi : sirosis hati, ibu hamil, dan menyusui, gagal hati berat
k. Losartan Dosis :awal 1x50 mg/hari dapat di tingkatkan menjadi 100 mg/hari
l. Fedipin Dosis : dewasa :5-10 mg 3 X per hari, interval pemberian 2 dosis paling
sedikit 2 jam ; di minum sebelum makan dengan sedikit cairan. d. Ficor Dosis :
dosis lainnya tidak boleh kurang dari 2 jam, atau dengan petunjuk dokter.
m. Udopa Dosis : dewasa awal 2,5 mcg/kg bb/ menitscrinfus. Pasien sakit berat awal
5 mcg/ kg bb/ menit, di tingkatkan secara bertahap sebesar 5-10 mcg/ kg bb/
n. Vasoner 1. Dosis : tunggal 5-10 mg, rata-rata 3 X sehari 4-10 mg sebelum makan
samping :sensasi rasa panas, sakitkepala, mual, pening, rasa lesu Kontra indikasi :
o. Anti Hipertensi ( ACE inhibitor) a. Cardace Dosis :awal 1 X sehari 2,5 mg.
per hari Efek samping hipotensi di awal, mual, pusing, sakitkepala, mengantuk,
batuk Interaksiobat : suplemen kalium dan agen hematkalium. Diuretic dan anti
awal sehari 2,5 mg selama 2-4 minggu dapat di tingkatkan maksimal sehari 10-20
reaksi hipotermi, pusing, sakitkepala, diare, batuk, mual, lemah. d. Metropil Dosis
perhari Kontra indikasi : gangguan pembuluh darah ginjal, idio patik. f. Tenapril
pectoris, aritmia, nyeri dada g. Triatec Dosis :hipertensi awal 1x2,5mg per hari.
Pemeliharaan: 2,5-5 mg per hari Efek samping : jantung dan system syaraf ginjal
dan elektrolit keseimbangan, saluran pernafasan. Kontra indikasi :riwayat edema
p. Anti disritmia a. Mexited Dosis : awal 400-500 mg, seteah 2 jam di berikan dosis
pemeliharaan tiap 6-8 jam 200 mg Efek samping : mual, muntah, rasa tidak enak,
Dewasa; awal 300 mg per hari. Bb <50 kg dengan insufisiensi ginjal, hati, dan
hari dibagi 3-4 dosis Efek samping : mulut kering, penglihatan kabur, retensi
kemih Kontra indikasi :blok AV drajat 2 dan 3, syok kardiogenik, payah jantung.
D. TERAPI DIET
Program mengatur berat badan yaitu kombinasi terapi dari diet dan aktivitas fisik
dan dukungan modifikasi perilaku sangat efektif dalam mendukung orang-orang obese
dalam menurunkan berat badan. Pendekatan yang hanya fokus pada aspek lifestyle sangat
lama dalam mendukung penurunan berat badan. Akhir-akhir ini banyak orang yang
berjuang mengontrol berat badan mereka dengan pola makan yang tidak menentu, dan
melewatkan makan utama padahal hal tersebut tidaklah benar karena justru orang yang
melewatkan satu waktu makan utama akan menybabkan dia akan overeat atau makan
berlebih diwaktu makan berikutnya. Program manajemen berat badan membantu orang
obese dalam mengatur pola makannya termasuk makan utama yang tidak dianjurkan
untuk dilewatkan. Orang yang memiliki waktu antara makan utama yang lama cenderung
menguras glikogen dalam tubuh dan penyimpanan glukosa darah yang mungkin akan
menyebabkan orang akan mencari makanan utamanya yang padat energi. Oleh karena itu
perlu beberapa diet yang efektif agar tetap bisa menurunkan berat badan tanpa harus
melewatkan makan.
akan mengurangi berat badan anda. Sebuah studi menunjukkan bahwa menurunkan
asupan kalori 600 kkal perhari sangat efektif dalam menurunkan berat badan. Anda
bisa mencoba mengurangi 600 kkal anda perhari, jika di konversi kedalam makanan
sumber karbohidrat yang biasa kita makan mungkin sekitar 250 gr nasi, 40 gr/1 lbr roti
ketika sarapan, dan mengurangi setengah sendok gula setiap kali minum teh atau kopi.
Diet rendah lemak mendukung anda dalam menurunkan berat badan dan resiko
makronutrien lainnya oleh karena itu mengurangi asupan lemak dalam diet yang
dilakukan secara sukses dapat menurunkan total kalori yang diperoleh. Pengganti makan
utama Pendekatan ini dapat dilakukan dalam upaya anda menurunkan berat badan,
dimana anda mengganti satu atau dua waktu makan anda dengan produk-produk
makanan yang tinggi serat dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral. Dengan begitu
asupan energi anda akan berkurang, sedangkan anda dapat tetap merasa kenyang dan
terutama tetap dapat menikmati santapan makanan yang lezat. Metode ini tidak
merekomendasikan anda untuk mengganti semua waktu makan utama anda dengan
makanan pengganti, tetap saja anda harus makan makanan sumber karbohidrat lemak dan
Pada diet ini anda dianjurkan untuk mengurangi kalori 450 kkal-800 kkal perhari dan
tidak boleh lebih. Selain itu anda diharuskan mengkonsumsi tinggi protein (70-100
gr/hari), 2 liter air, dan suplementasi vitamin dan mineral. Tujuannya adalah untuk
memelihara tubuh anda ketika anda tidak mendapatkan asupan kalori yang biasanya anda
makan, membuat otot lebih bertenaga. Dari sebuah penelitian bahwa metode diet ini
Diet rendah karbohidrat adalah intake karbohidrat antara 30% hingga 40% atau
sekitar 200 gr (AKG) setiap harinya selama fase penurunan berat badan berjalan. Namun
diet ini tidakharus anda lakukan terus menerus, melainkan secara berangsur dilakukan
peningkatan karbohidrat. Diet rendah karbohidrat ini tidak mengatur intake protein dan
lemak, dengan tujuan agar meskipun menjalankan diet rendah karbohidrat ini, anda tidak
akan merasa kelaparan, selain itu efek mengenyangkan dari protein membantu control
(IG), dampak diet glikmik dapat mencegah fluktuasi gula darah. Makanan yang berserat
memiliki indeks glikemik rendah (<55), semakin rendah IG suatu makanan maka akan
semakin lama makanan tersebut dicerna oleh pencernaan anda. IG yang rendah akan
membuat anda merasakan rasa kenyang yang panjang, oleh karena itu pilihlah makanan
yang memiliki IG rendah, mengganti sarapan dengan roti gandum putih, mengisi brunch
dengan salad buah dan sayur, serta mengonsumsi kurma sebagai dessert anda.
E. Penatalaksanaan
Menurut Brunner dan Suddart pada tahun 2005 tujuan penatalaksanaan medis
pemberian oksigen, dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk mempertahankan
sementara tirah baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Tiga kelas obat-
1. Fasodilator
intravena.
2. Antikoagulan
3. Tromboliti
Tujuan trombolitik adalah untuk melarutkan setiap trombus yang telah terbentuk
di arteri koroner, memperkecil penyumbata dan juga luasnya infark. Agar efektif,
obat ini harus diberikan pada awal awitan nyeri dada. Tiga macam obat trombolitik
yang terbukti bermanfaat melarutkan trombus adalah: streptokinase, aktifator
Pemberian oksigen. Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri oksigen yang dihirup
dengan observasi kecepatan dan irama pertukaran pernafasan, dan pasien mampu
bernafas dengan mudah. Saturasi oksigen dalam dara secara bersamaan diukur
dengan pulsa oksimetri. Analgetik. Pemberian analgetik dibatasi hanya untuk pasien
yang tidak efektif diobati dengan nitrat dan antikoagulan. Analgetik pilihan masih
tetap morfin sulfat yang diberikan secara intravena dengan dosis meningkat 1-2 mg.
F. Pencegahan
sekunder.
gaya hidup, berhenti merokok, rutin berolahraga, menjaga berat badan, yang ideal,
mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes militus, dan mengontrol tekanan
darah.
2. Pencegahan sekunder yaitu mencegah pada pasien beresiko tinggi yang memiliki
serta menyiapkan akses layanan gawat darurat atau rumah sakit bila terjadi serangam
infrak
G. Pemeriksaan laboraterium
EKG di lakukan pada saat seseorang mengalami gejala penyakit jantung seperti,
nyeri dada, sulit bernafas, cepat lemah, jantung berdebar, dan gangguan irama
jantung. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi maalah kesehatan yang berkaitan dengan
jantung coroner
Hasil EKG yang abnormal biasanya akan memiliki pola detak jantung yang tidak
berime atau memiliki ritme yang tidak beratur. Jika hasil EKG abnormal pada kasus
ini, aktivitas tertentu akan dibatasi sesuai dengan penyakit yang diidap.
Pemeriksaan anzim jantung adalah tes yang dilakukan untuk mengukur enzim yang
dihasilkan oleh jantung, pada kondisi normal jumlah enzimjantung dalam darah tidaklah
banyak namun pada orang yang mengalami penyakit jantung seperti troponin I (Tnl),
menggunakan zat pewarna khusu dan bantuan radiologi. Hasil angiografi akan dikatakan
normal apabila darah dalam pebuluh dara lancer dan tidak ada penyumbatan
4. CK (Kreatinin Fosfokinase)
Pada IMA konsentrasi dalam serum meningkat 6-8 jam setelah onset infark, mencapai
puncak setelah 24 jam dan turun kembali dalam waktu 3-4 hari. Enzim ini juga banyak
terdapat pada paru, otot skelet, otak, uterus, sel, pencernaan dan kelenjar tiroid. Selain
pada infark miokard, tingkat abnormalitas tinggi terdapat pada penyakit otot, kerusakan
Terdapat terutama di jantung, otot skelet, otak, hati dan ginjalDilepaskan oleh sel
otot miokard yang rusak atau mati. Meningkat dalam 8-36 jam dan turun kembali
Enzim ini terdapat di jantung dan eritrosit dan tidak spesifik. Dapat meninggi bila
ada kerusakan jaringan tubuh. Pada IMA konsentrasi meningkat dalam waktu 24-48 jam,
mencapai puncaknya dalam 3-6 hari dan bisa tetap abnormal 1-3 minggu. Isoenzimnya
lebih spesifik.
kompleks protein yang terdapat pada filamen tipis otot jantung. Troponin T akan
terdeteksi dalam darah beberapa jam sampai dengan 14 hari setelah nekrosis miokard.
FORMAT PENGKAJIAN
No. RM : 00.59.77.58
Ruangan : Tulip
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Telp. :-
2. Alasan masuk RS : Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke
punggung dan kedua tangan, nyeri bertambah saat berktivitas dan berkurang saat
berbaring, nyeri seperti tertimpah benda berat dan nyeri hilang timbul, dengan skala nyeri
6 Nyeri mengakibatkan klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien meminta
bantuan kepada istrinya untuk membantu kebutuhannya. Nyeri berdenyut dengan durasi
5-10 menit. Klien mengatakan sesak,pusing, lemas, mual, dan susah menelan, serta
gelisah.
3. Riwayat Penyakit
Severity : nyeri seperti tertimpah benda berat dan nyeri hilang timbul,
dengan skala nyeri 6. Dengn durasi nyeri 5-10 menit
4. Data Medik
B. Diagnosa Medik
Penyebab :-
Riwayat pengobatan : -
2. Riwayat alergi : Klien mengatakn tidak memiliki alergi
3. Riwayat immunisasi :-
4. Lain-lain :-
Simbol genogram :
identik
: Perempuan : Berpisah
: lahir mati
Genogram klien :
Kesimpulan :
Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti jantung
koroner, tekanan darah tinggi ataupun diabetes militus, klien merupakan anak kempat dari 5
bersaudara memiliki 1 orang istri dan 4 orang anak, 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
2. Harapan klien thd keadaan peny.-nya : klien mengatakan ingin cepat sembuh dan
beraktifitas seperti biasanya
9. Perhatian thd org lain & lawan bicara : klien bersikap komprehensip dan
menjawab semua pertanyaan dengan baik.
11. Bahasa yang sering digunakan : bahasa indonesia yang baik dan benar
13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah : Pasien lancar dalam menjalankan ibadah 5
waktunya. Setelah sakit klien hanya dapat mengerjakan ibadah hanya diatas tempat
tidurrnya.
14. Keyakinan tentang kesehatan : klien khawatir jika kesehatan semakin menurun,
1. Makan
Sebelum MRS : Klien mengatakan makan 3 sampai 4 kali setiap hari, nafsu makan
baik,jenis makanan nasi sayur, lauk pauk. klien lebih sering
memakan lauk ikan dan daging, klien juga mengatakan tidak
memiliki alergi ataupun pantangan makanan, BB 96 Kg. klien
mengatakan tidak memiliki pantangan apa pun saat makan, akan
tetapi klien mengatakan pernah berkonsultasi dengan tenaga medis
lalu klien di intruksikan untuk mengurangi makanan dengan kadar
lemak jenuh tinggi, dan memperbanyak sayuran, namun klien tidak
melaksanakannya.
IMT = BB / TB (m²)
IMT = 175(m²) / 95 kg
IMT = 95 / 3,06
IMT = 31,04
2. Minum
Sebelum MRS: klien mengatakan minum air 6-7 gelas/hari, dengan jumlah 1600.
Setelah MRS : pasien mengatakan hanya minum 6 gelas/ hari dengan jumlah 1440cc
ditambah dengan jumlah 240cc infuse RL 10tpm
Balance cairan :
Intake = 1440cc+240cc
= 1680cc
Output = urine+IWL
IWL = 10ml/kg BB
=10 x 95kg
=1350 ml
=1680-1350
= 330ml
3. Tidur
Sebelum MRS : Klien mengatakan saat dirumah tidur 6-8 jam sehari dengan
pembagian malam 6 jam serta tidur pada siang hari 1 jam.
Setelah MRS : saat dirumah sakit 4-5 jam sering terbangun ketika tidur. Dengan
pembagian tidur malam 4 jam dan siang 1 jam.
4. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum MRS :Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1-2 kali sehari dengan
tekstur yang lembek
Setelah MRS : klien mengatakan setelah dirawat dirumah sakit baru BAB 1x
dengan tekstur sedikit keras.
5. Eliminasi urine/BAK
Sebelum MRS : Klien mengatakan saat dirumah dapat buang air kecil 4-6 x/hari
dengan jumlah 800- 1200 ml dan warna kuning muda serta bau yang khas.
Setelah MRS : Saat sakit klien tidak memiliki masalah klien juga tetap dapat
buang air kecil 4 x/hari dengan jumlah 400 ml warna kekuningan dan berbau khas
Sebelum MRS: Klien mengatakan setiap hari bekerja sebagai penjahit konveksi. Saat
libur waktunya digunakan untuk pergi memancing. Jika melakukan aktivitas berlebih
klien merasa sesak dan lelah. Olahraga yang sering klien lakukan adalah lari-lari kecil
yang dilakukan pagi hari.
Setelah MRS : waktu klien hanya digunakan untuk beristirahat ditempat tidur
segala sesuatu dilakukan diatas tempat tidur dan dibantu oleh keluarga.
7. Personal hygiene
Setelah MRS : saat dirumah sakit klien hanya dilap lap saja pada saat pagi hari tidak
menggosok gigi dan tidak mencuci rambut
VII.PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
BB : 95 kg
TB : 175 Cm
Vital sign
Nadi : 115x/Menit
Nafas : 22x/Menit
Suhu : 36,5 C
2. Head to toe
o Sistem pernapasan : Jalan nafas klien paten, klien terlihat sedikit sesak, klien
terlihat sesak saat dan setelah melakukan aktivitas, RR 22x/m irama teratur, Inspeksi :
pergerakan dinding dada simetris terdapat ictus cordis Aukultasi: tidak ada suara
tambahan, irama pernafasan teratur dan dalam Perkusi: terdengar suara sonor dilapang
paru Palpasi: tidak teraba adanya benjolan , klien tidak batuk klien terpasang alat
bantu pernafasan oksigen 3L/m
o Sistem kardiovaskuler : Nadi teraba 115 x/m irama teratur, tidak terdapat distensi
vena jugularis, warna pucat, CRT 3 detik, akral teraba hangat. Kulit muka klien
terlihat pucat, konjungtiva ananemis, bibir klien tidak sianosis, tidak terdapat distensi
vena jugularis, keadaan kuku klien pucat, dada simetris,
1) Inspeksi : pola nafas tidak teratur, tidak deformitas bentuk tulang dada
2) Auskultasi : dan saat dilakukan auskultasi jantung pada area ICS 2 kanan, ICS 2
kiri terdengar suara desiran jantung yang memanjang (mur-mur).
3) Perkusi : saat dilakukan perkusi pada ruang sejajar intercostals ke 5 kiri pada
midclavikula terdengar suara pekak
4) Palpasi : saat dilakukan palpasi jantung pada area apeks jantung ICS kiri teraba
denyutan iktus cordis 2cm, Kecepatan denyut apical 115x/m irama sinus takikardi
rhytem, klien mengeluh lemah, lelah, dada berdebar debar, klien mengalami
kardiomegali CTR 58%
o Sistem Pencernaan : Keadaan mulut klien sedikit bersih, tidak ada lesi dan
stomatitis, klien mengalami kesulitan dalam menelan, tidak ada keluhan nyeri pada
perut, bising usus 10x/m, tidak ada keluhan nyeri abdomen saat dipalpasi, tidak
terdapat distensi abdomen, klien tidak terpasang kolostomy.
o Sistem Endokrin : Nafas klien tidak berbau keton, tidak terdapat gangrene,
tidak tremor, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat tandatanda
peningkatan gula darah
o Sistem Urogenital : Klien tidak mengalami distensi kandung kemih, tidak ada
nyeri tekan ataupun perkusi, klien tidak terpasang kateter, frekuensi BAK 3-4x / hari,
jumlah output urine 300cc, keadaan genital baik dan tidak ada kelainan
o Sistem Penglihatan : Posisi mata klien simetris antara kiri dan kanan,
pergerakkan bola mata: bisa bergerak ke segala arah, konjungtiva ananemis, sclera
anikterik, reaksi pupil mengecil saat didekatkan cahaya dan membesar saat dijauhkan
cahaya,reaksi pada cahaya +/+ tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak ada
masalah dalam penglihatan klien.
LAB :
Pemeriksaan darah
Hematokrit 40 42-52 %
MCV 77 fl 79-99 fL
MCH 26 pg 27-31 pg
Hitung jenis
Basofil 0 0-1 %
Esinofil 0 2-4 %
Batang 0 3-5 %
Segmen 71 50-70 %
Limfosit 23 25-40 %
Monosit 6 2-8 %
Kimia :
V2, V3, V4
CTR :58 %
DATA FOKUS :
5. Skala nyeri 6
9. tampak sianosis
ANALISA DATA :
Data subjektif :
3. Skala nyeri 6
Data Subjektif :
Data Objektif :
Data subjektif :
Data Objektif :
1. Gambaran EKG
menunjukkan Iskemia
2. Sianosis
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Definisi :
Data subjektif :
Data Objektif
3. Skala nyeri 6
Definisi :
Data Subjektif :
Definisi :
Data subjektif :
Data Objektif :
2. Sianosis
Intervensi Keperawatan
Rancangan tindakan keperawatan
Diskusikan jenis
analgesik yang
disukai untuk
mencapai analgetik
optimal jika perlu
Pertimbangan
penggunaan infus
kontinu atau bolus
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk meoptimalkan
respon pasien
Dokumentasikan
respon terhadap efek
analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
Edukasi
Edukasi
Jelaskan penyebab,
priode dan pemicu
nyeri
Anjurkan menitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
Pemberian analgesik,
jika perlu,
Pengaturan posisi
Definisi :
Menempatkan bagian
tubuh untuk
meningkatkan kesehatan
fisiologis dan psikologis.
Tindakan :
Observasi
1. Monitor status
oksigenasi sebelum
dan sesudah
mengubah posisi
2. Monitor alat traksi
agar selalu tepat.
Terapiutik
Edukasi
1. Informasikan saat
melakukan
perubahan posisi
2. Ajarkan
menggunakan postur
yang sesuai.
Kolaborasi :
Pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
perlu
Terapi Relaksasi
Definisi :
Menggunakan teknik
peregangan untuk
mengurangi tanda dan
gejala ketidaknyamanan
seperti nyeri, ketegangan
otot, atau kecemasan.
Tindakan :
Observasi
Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
digunakan secara
efektif
Monitor respon terapi
relaksasi
Terapiutik
Ciptakan lingkungan
yang tenang dan
nyaman
Berikan informasi
tertulis
Gunakan pakaian
longgar
Gunakan nada suara
yang lembut
Edukasi
Jelaskan tujuan,
manfaat dari terapi
ini
Jelaskan intervensi
relaksasi
Anjurkan klien
mengulangi setiap
saat terapinya
Terapiutik:
Sediakan lingkungan
yang nyaman dan
rendah stimulus
Lakukan latihan
rentan gerak pasif
atau aktf ]
Berikan aktifitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi :
Anjurkan melakukan
aktifitas secara
bertahap
Anjurkan
menghubungi
peratwat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan \
Kolaborasi
I. EBNP
I. ANALISA PI(C)OT
Jurnal 1 : Kecepatan Penurunan Nyeri Klien Infark Miokard Akut Dengan Pemberian
Oksigenasi
1. Population/ patien
Populasi pada penelitian ini adalah pasien penyakit infark miokard akut yang telah di
diagnosis oleh dokter yang mengalami nyeri dada
2. Intervensi
Nyeri akut pada IMA akan menggunakan teknik pemberian oksigenasi untuk
menghilangkan atau mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman
Terapi pemberian oksigen adalah merupakan salah satu dari terapi pernafasan
dalam mempertahankan oksigenasi pada jaringan yang adekuat, secara klinis
pemberian oksigenasi bertujuan untuk :
a. untuk mengatasi nyeri dada akibat dari suatu keadaan hipoksemia
b. untuk menurunkan daya kerja nafas
c. menurunkan daya kerja miokard jantung
Jurnal 2 : Hubungan Pemberian Terapi Oksigenasi Dengan Nyeri Dada Dan Saturasi
Oksigen Pada Pasien Infark Miokard Akut Di Igd Rsud Sidoarjo
1. Population/ patien
Populasi pada penelitian ini adalah klien yang mengalami nyeri dada pada klien IMA
Di Igd Rsud Sidoarjo
2. Intervensi
Salah satu tindakan untuk mencegah perluasan Infark Miokard Akut
dan nyeri dada adalah terapi oksigenasi. Terapi oksigen bertujuan untuk
mempertahankan oksigenasi jaringan tetap adekuat dan dapat menurunkan kinerja
miokard akibat kekurangan suplai oksigen (Reny, 2016)
Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan oksigen
dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95 – 100 %. Pada neonatus
dengan gangguan sistem pernafasan akan mengalami perubahan pada
oksigenasinya (Andarmoyo, 2012)
3. Comparison intervension (-)
4. Out come
Keuntungan intervensi : dengan terapi oksigenasi menggunakan masker/ sungkup
membuat konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula.
Manfaat intervensi : diharapkan bahwa dengan teknik pemeberian oksigenasi
dapat menurunan nyeri pada klien IMA
Efek : Salah satu mencegah perluasan infark dengan oksigenasi. Terapi oksigen
yang bertujuan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan tetap adekuat dan
dapat menurunkan kinerja miokard akibat kekurangan suplai oksigen
(Andarmoyo, 2012).
Budi Widiyanto (2014) menyatakan bahwa pada pasien infark miokard
akut di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Jawa Tengah, didapatkan hasil bahwa
adanya pengaruh pemberian oksigenasi terhadap peningkatan saturasi oksigen
pasien IMA. Sebagian besar pasien IMA mengalami peningkatan saturasi atau
saturasi dalam batas 95 – 100% terjadi setelah diberikan terapi oksigenasi
5. Time
pasien mendapatkan terapi oksigen 6 – 8 Lpm dan hampir setengahnya (45%) >8
Lpm.
Jurnal 3 : Penderita Jantung Koroner (Pjk) Dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenasi
1. Population/ patien
Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami saturasi oksigen dengan
dx ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan nyeri. Menurut Wilkinson
(2013), diagnosa Ketidakefektian Pola Napas berhubungan dengan Nyeri merupakan
inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat
2. Intervensi
Pemberian terapi oksigen pada PJK dapat memperbaik pola nafas yang dapat
menimbulkan nyeri dada
Menurut Retnosari (2016), Salah satu tindakan untuk mencegah sesak pada pasien
PJK adalah terapi oksigen bertujuan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan
tetap adekuat dan dapat menurunkan kerja miokard akibat kerusakan suplai
oksigen
3. Comparison intervension (-)
4. Out come
Keuntungan intervensi : dengan pemberian terapi oksigen dapat memantu untuk
mempertaankan oksigen jaringan tetap adekuat meskipun membutuhkan biaya
dalam perawatan RS
Manfaat intervensi : terapi oksigen dapat membantu menurunkan sesak pada klien
PJK yang dapat menimbulkan nyeri
Efek : Widiyanto & Yamin (2014) bahwa pemberian terapi oksigenasi terhadap
perubahan saturasi oksigen melalui pemeriksaan oksimetri mampu mempengaruhi
peningkatan suplai oksigen pada pasien dengan gangguan jantung
5. Time
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dapat diatasi dengan
pemberian terapi oksigen nasal kanul 3 liter/menit
V. CRITICAL ANALYSIS
DAFTAR PUSTAKA
Payne, Anne and Barker, Helen. Advancing Dietetics and Clinical Nutrition; Obesity. 2010.
Elsevier, UK
Fathoni, M., 2011. Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Disfungsi Endothel, dan Manifestasi
Myrtha, R., 2011. Perubahan Gambaran EKG pada Sindrom Koroner Akut (SKA). CDK,. 541-542
Ishihara, M., 2012. Acute Hyperglycemia in Patients With. Circulation Journal, Volume 76,. 563
– 571.
DEPKES, 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi Kesehatan Jantung.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Wiwin Susilodewi.(2015). Kecepatan Penurunan Nyeri Klien Infark Miokard Akut Dengan
Pemberian Oksigenasi
PERKI, 2015. Pedoman Tatalaksana PJK. Jakarta: Centra Communications Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Vike Naura Widyaresmi.(2018).Hubungan Pemberian Terapi Oksigenasi Dengan Nyeri Dada
Dan Saturasi Oksigen Pada Pasien Infark Miokard Akut Di Igd Rsud Sidoarjo
Alamsyah Sulasri, Hasbullah, A.Fahira Nur Vidyanto Hermiyanti, Bertin Ayu Wandira.(2019)
Penderita Jantung Koroner (Pjk) Dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenasi