OLEH
NOPRIYANTO
2021207209102
1. Definisi
Miokard Infark adalah nekrosis miokard akibat akibat aliran darah ke otot jantung
mendadak akibat terhentinya sirkulasi koroner yang ditandai dengan adanya sakit dada
yang khas lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat dan dengan pemberian
Infark miokardium mengacu pada proses Rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang (Smeltzer & Bare, 2002)
2. Etiologi
arteri koroner karena spasme atau desekting aorta dan arteri koroner.
Adapun faktor resiko yang menyebabkan terjadinya Miokard Infark dan dapat diubah
adalah :
a. Mayor
yaitu Merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia dan pola
b. minor
yaitu Stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) dan inaktifitas
fisik.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu Hereditas/keturunan, Usia lebih dari 40
tahun, Ras, insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam. pria lebih sering terjadi dari
pada wanita.
3. Patofisiologi
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 – 45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler
yang irreversibel dan kematian otot atau nekrosis.Bagian miokardium yang mengalami
infark akan berhenti berkontraksi secara permanen. Jaringan yang mengalami infark
terjadi pada bagian dalam dinding ventrikel. Letak infark berkaitan dengan penyakit pada
daerah tertentu dalam sirkulasi koroner, misalnya infark anterior dinding anterior
disebabkan karena lesi pada ramus desendens anterior arteria koronaria sinistra, infark
dinding inferior biasanya disebsbkan oleh lesi pada arteria coronaria kanan.
Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis.,
kehilangan daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemia disekitarnya juga mengalami
gangguan kontraksi.
Dengan menurunnya fungsi ventrikel, diperlukan tekanan pengisian diastolik dan volume
kontraksi (sesuai hukum starling). Tekanan pengisian sirkulasi dapat ditingkatkan lewat
retensi natrium dan air oleh ginjal sehingga infark miokardium biasanya disertai
pembesaran ventrikel kiri. Sementara, akibat dilatasi kompensasi kordis jantung dapat
terjadi hipertrofi kompensasi jantung sebagai usaha untuk meningkatkan daya kontraksi
4. Manifestasi Klinis
c. Sesak, dispnoe
e. Diaphoresis
h. Aritmia Cardiac
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium:
Creatin fosfakinase (CPK) . Iso enzim CKMB meningkat. Hal ini terjadi karena
kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1
mU/ml. Kadar enzim ini sudah naik pada hari pertama (kurang lebih 6 jam sesudah
Kadar enzim ini biasanya baru naik pada 12-48 jam sesudah serangan dan akan
LDH (Lactic De-hydroginase). Normal kurang dari 195 mU/ml. Kadar enzim baru
naik biasanya sesudah 48 jam, akan kembali ke nilai normal antara hari ke 7 dan 12
6. Penatalaksanaan
a. Istirahat total
Anti koagulan.
Anti trombolitik
Antilipemik
Vasodilator perifer
7. Komplikasi
menimbulkan gerakan dinding yang abnormal dan mengubah daya kembang ruang
mengosongkan diri, maka besar curah sekuncup berkurang sehingga volume sisa
ventrikel meningkat. Akibatnya tekanan jantung sebelah kiri meningkat dan
b. Syok kardiogenik
Diakibatkan karena disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang
masif, biasanya mengenai lebih dari 40% ventrikel kiri. Timbul lingkaran setan
Disfungsi iskemik atau rupture nekrosis otot papilaris akan mengganggu fungsi
katub mitralis, memungkinkan eversi daun katup ke dalam atrium selama sistolik.
atrium kiri dengan dua akibat pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan kongesti
pada atrium kiri dan vena pulmonalis. Volume aliran regugitasi tergantung dari
d. Rupture jantung
Rupture dinding ventrikel jantung yang bebas dapat terjadi pada awal perjalanan
Dinding nekrotik yang tipis pecah sehingga terjadi perdarahan masif ke dalam
kantong perikardium yang relatif tidak alastis tak dapat berkembang. Kantong
perikardium yang terisi oleh darah menekan jantung ini akan menimbulkan
tanponade jantung. Tanponade jantung ini akan mengurangi alir balik vena dan
curah jantung.
e. Tromboembolisme
Nekrosis endotel ventrikel akan membuat permukaan endotel menjadi kasar yang
dapat terlepas dan terjadi embolisasi sistemik. Daerah kedua yang mempunyai
potensi membentuk trombus adalah sistem vena sistenik. Embolisasi vena akan
f. Perikarditis
g. Sindrom Dressler
Sindrom pasca infark miokardium ini merupakan respon peradangan jinak yang
h. Aritmia
(MCI)
A. Pengkajian
Adapun pengkajian pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskular: Miocard Infark
(MCI) adalah :
1. Aktivitas
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menoton, jadwal olah raga
tidak teratur.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat sebelumnya arteri coroner, gagal jantung koroner, masalah tekanan
Tanda : Tekanan darah : dapat naik, turun; perubahan postural dicatat dari tidur sampai
duduk/berdiri.
Bunyi jantung : Murmur, bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot
papilar.
3. Integritas Ego
Gejala : Menyangkal gejala penting, takut mati, perasaan ajal Sudah dekat, marah
4. Eliminasi
5. Makanan/Cairan.
Tanda : Penurunan turgor kulit : kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat
badan
6. Higiene
7. Neurosensori
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun, duduk dan istirahat
8. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak, tidak hilang dengan istirahat, lokasi
tipikal pada dada anterior, substernal, dapat menyebar ke tangan, rahang dan wajah,
epigastrium.
9. Pernafasan
Gejala : Stress saat ini: contoh; kerja, keluarga kesulitan koping dengan stressor yang
ada.
Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus- menerus,
11. Penyuluhan/pembelajaran
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
koroner.
1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda-tanda vital pasien. - variasi penampilan dan
iskemia jaringan keperawatan selama 1x24 Mulai dari TD, nadi, suhu, perilaku pasien karena
sekunder terhadap jam diharapkan nyeri yang RR. nyeri terjadi sebagai
sumbatan arteri dirasakan pasien dapat - Kaji skala nyeri pasien mulai temuan pengkajian,
koroner. berkurang. dari lokasi intensitas (0- kebanyakan pasien IM
KH : 10),lamanya , kualitas (Infark Miocard) tampak
- Skala nyeri pasien (dangkal, menyebar) dan sakit, distraksi, dan
berkurang. penyebarannya. Mengkaji berfokus pada nyeri.
- Tidak terlihat skala nyeri dengan meminta - Nyeri sebagai pengalaman
tanda-tanda pasien untuk memilih satu subjektif dan harus di
ekspresi nyeri. angka dari angka 1-10, angka gambarkan oleh pasien,
- Pasien mampu berapa yang mewakili rasa bantu klien untuk menilai
mempraktekan cara nyerinya. nyeri dengan
mengurangi rasa - Ajarkan pasien tekhnik membandingkan dengan
nyerinya. distraksi, dengan melakukan pengalaman yang lain.
aktifitas yang klien sukai, - Karena dengan
tetapi aktifitas yang mengalihkan rasa nyeri
dilakukan tidak boleh yang dengan melakukan aktivitas
membutuhkan tenaga extra. lain, dapat membantu klien
- Berikan pasien posisi yang mengalihka rasa nyerinya,
nyaman, yang dapat sehingga klien tidak merasa
membantunya mengurangi nyeri lagi.
rasa nyerinya. - Posisi yang nyaman
- Ajarkan pasien untuk relax, membuat klien lebih relax.
dengan melakuka nafas - Dengan nafas dalam pasien
dalam. akan terasa lebih relax,
- Berikan pasien lingkungan sehingga secara tidak
yang tenang dan nyaman. langsung, nyeri yang
- Kolaborasi dengan tim medis dirasakan dapat teralihkan.
dalam pemberian obat untuk - Lingkungan yang tenang
mngatasi nyeri. dan nyaman dapat
- Kolaborasi dengan tim medis membantu pasien untuk
lain dalam pemberian lebih relax lagi.
oksigen . - Peberian obat dan oksigen
dapat membantu pasien
untuk mengurangi rasa
nyeri nya dengan
membantu kerja jantung
dalam memompa darah
untuk mmenuhi kebutuhan
oksigen tubuh.
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan - Catat / dokumentasi - Dengan mencatat frekuensi
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 frekuensi jantung, irama jantung dan perubahan
ketidakseimbangan jam diharapkan klien dapat dan perubahan TD TD , maka kita dapat
antara suplai oksigen melakukan aktifitas sehari- sebelum, selama, sesudah mengetahui aktifitas apa
miokard dan hari. aktivitas sesuai indikasi. saja yang dapat membuat
kebutuhan. KH : - Kaji pola aktifitas sehar- klien lelah.
- Klien mampu hari yang biasa dilakukan - Dengan mengkaji pola
memenuhu pasien. aktifitas sehari-hari klien
kebutuhan aktifitas - Kaji aktifitas sehari-hari kita dapat mengetahui
sehari-harinya. yang tidak bisa klien kegiatan pasien yang biasa
kerjakan. dilakukan, sehingga jika
- Anjurkan pasien ada beberapa kegiatan yang
menghindari peningkatan tidak dapat pasien lakukan
tekanan abdomen. secara mandiri maka minta
- Minta kepada keluarga keluarga ntuk
untuk membantu klien membantunya.
dalam melakukan aktifitas - Aktivitas yang memerlukan
sehari-harinya. menahan nafas dan
- Anjurkan klien untuk tidak menunduk dapat
dulu melakukan aktifitas mengakibatkan bradicardia,
yang memerlukan energy dan tachicardia dengan
yang banyak. peningkatan tekanan darah
- Batasi jam pasien, dalam - Dengan membatasi jam
sehari 3 jam melakukan aktifitas dan jam istirahat,
aktifitas, 2 jam istirahat. maka pasien tidak akan
kelelahan dan dapat
melakukan aktifitas sehari-
harinya lagi.
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan - dengarka bunyi nafas - Krekels menunjukkan
penurunan curah keperawatan selama 1x24 pasien. kongesti paru, mungkin
jantung berhubungan jam diharapkan penurunan - Kaji ada tidak nya bunyi terjadi karena penurunan
dengan perubahan curah jantung tidak terjadi. murmur fungsi miocard.
frekuensi, irama, KH : - Pantau frekuensi jantung - Menunjukkan gangguan
konduksi elektrikal - mempertahankan dan irama, catat disritmia aliran darah normal dalam
stabilitas melalui telemetri. jantung contoh : katub
hemodinamik, - Catat respons pernafasan tidak baik, kerusakan
- penurunan episode terhadap aktivitas dan septum atau vibrasi.
dispnoe, peningkatan istirahat - Frekuensi dan irama
- peningkatan dengan cepat. jantung berespon terhadap
toleransi terhadap - Berikan pasien makanan obat dan aktivitas sesuai
aktivitas yang lembut dan mudah dengan terjadinya
dikunyah. komplikasi/distrimia
- Atur jadwal istirahat - Kelebihan latihan
pasien dengan benar. peningkatan kebutuhan
- Hindari melakuakn oksigen dan mempengaruhi
kegiatan yang berat. fungsi miocardia.
- Berikan oksigen tambahan - Makan besar dapat
sesuai indikasi. meningkatkan kerja
miodardia dan kafein
adalah perangsang
langsung pada jantung
yang dapat meningkatkan
frekuensi jantung.
- Meningkatkan jumlah
sediaan oksigen untuk
kebutuhan miocard,
menurunkan iskemia dan
disritmia
4 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda-tanda pasien - Vasokontriksi sistemik
ketidakefektifan keperawatan selama 1x24 kekurangan oksigen, diakibatkan oleh penurunan
perfusi jaringan jam diharapkan tidak seperti kuku kebiruan, kulit curah jantung yang di
berhubungan dengan terjadi ketidakefektifan lembab, tampak pucat. buktikan oleh penurunan
penurunan/penghentia perfusi jaringan. - Anjukan klien untuk tidak perfusi kulit dan penurunan
n aliran darah KH : menggunakan pakaian nadi.
- Nilai Gas darah yang ketat. - Pakaian yang ketat dapat
pasien normal - Catat RR pasien tiap 4 jam menghambat aliran darah.
- Dipsnea tidak ada sekali. - Dengan memantau hasil
- Pasien dapat - Pantau hasil lab pasien, AGD, maka kita dapat
bernapas normal mulai dari trombosit, mengetahui nilai AGD apa
leukosit , dan AGD pasien saja dari pasien yang tidak
seluruhnya tiap 2 hari normal, sehingga kita
sekali. sudah dapat memberikan
tindakan pertama.
4. WOC
Arterisklerosis
Penimbunan
plak di arteri
Resiko tinggi
Suplai darah ke jantung tidak adekuat ketidakefektifan Aliran darah
perfusi jaringan tersumbat
iskemia
Jantung
Infark Miokard memompa
darah lebih
CKMB menurun, LDH Merangsang Tekanan darah cepat
1 > LDH 2 keluarnya asam laktat menurun Irama dan frekuensi
Kebutuhan o2 Kontraksi miokard
jantung meningkat menurun jantung berubah
Merangsang Menurunnya Penurunan
Cedera sel Perubahan dari PH Vaso dilatasi
ardiac output
reseptor nyeri
seluler sel pembuluh darah Resiko tinggi penurunan
metabolisme aerobic
menjadi anaerobik curah jantung
Penurunan
Merangsang kemampuan tubuh
pengeluaran untuk menyediakan
histamin energi
Intoleransi Aktifitas
Nyeri akut
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2012, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system kardivaskular dan hematologi, Jakarta: Salemba Medika .
Muttaqin, Arif. 2012, Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi, Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, Taufan. 2011, Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit dalam, Yogyakarta; Nuha medika
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS MAHASISWA
Nama : Nopriyanto
B. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn W
Umur : 78 tahun
Pekerjaan : Tani
Status : Kawin
No Register : 929457
D. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada sekret
2. Breathing
RR 30 x/menit, irama tidak teratur, dalaaam, suara nafas vesikuler, tidak ada tarikan otot intercosta, tidak ada nafas cuping
hidung, tidak ada wheezing maupun ronkhi, reflek batuk ada,
3. Circulation
Tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 110 x/menit, teratur, kuat, suhu 37,4 0 C, akral dingin, tidak gelisah, tidak ada sianosis, kulit
tidak pucat, capillary refill 3 detik, terdapat nyeri dada kiri dan menjalar kepunggng kiri, nyeri seperti tertimpa benda berat
4. DISABILITY
Reaksi pupil kiri/kanan (+) terhadap cahaya, besar pupil kanan 2/kiri 2. Tingkat kesadaran c0mposmentis. GCS 15 .
5. EXPOSURE/ENVIRONMENT/EVENT: -
E. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keadaan umum
Kien tampak lemah
2. Kesadaran
Kompos mentis, GCS 15 ( E4M6V5 )
3. Tanda-tanda vital
TD : 180/ 100 mmHg
HR : 110x / menit
RR : 30x / menit
Suhu : 37,5oC
SaO2 : 90%
4. Kepala
Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, lurus, tidak mudah dicabut, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
5. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kurang lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif,
penglihatan baik
6. Telinga
Simetris antara telinga kanan dan telinga kiri, tidak ada discharge, tidak ada serumen, pendengaran baik
7. Hidung
Tidak terdapat secret, bersih, tidak hiperemis, tidak ada septum deviasi,
8. Leher
Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak ada peningkatan JVP, JVP = R – 2 cmH2O
9. Dada
Paru - paru
I : Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan otot intercosta
Abdomen
I : Datar
Pe : Timpani
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral dingin, tonus otot baik, nilai kekuatan otot 5, pergerakan
terbatas,
11. Genitalia
Bersih, tidak ada hemoroid.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
II. ANALISA DATA
Do:
Do:
Do:
1. Tidak terjadi penurunan curah jantung - Kaji ulang TTV tiap jam Krekels menunjukkan kongesti paru,
setelah dilakukan tindakan keperawatan - Kaji ulang adanya sianosis, mungkin terjadi karena penurunan
selama 2 x 24 jam dengan kriteria hasil : akral dingin fungsi miocard.
- Anjurkan klien untuk Menunjukkan gangguan aliran darah
- TD : 120/ 80 mmHg
istirahat normal dalam jantung contoh : katub
- Nadi : 60 – 100 x/menit
- Batasi aktifitas klien tidak baik, kerusakan septum atau
- RR : 16 – 24 x/menit
- Berikan makanan sesuai vibrasi.
- Tidak ada sianosis
diitnya Frekuensi dan irama jantung berespon
Akral hangat
- Kolaborasi pemberian obat terhadap obat dan aktivitas sesuai
sesuai indikasi dengan terjadinya komplikasi/distrimia
- Kolaborasi pemberian Kelebihan latihan peningkatan
oksigen kebutuhan oksigen dan mempengaruhi
- fungsi miocardia.
- Makan besar dapat meningkatkan kerja
- miodardia dan kafein adalah perangsang
- langsung pada jantung yang dapat
- meningkatkan frekuensi jantung.
- Meningkatkan jumlah sediaan oksigen
- untuk kebutuhan miocard, menurunkan
- iskemia dan disritmia
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Nyeri hilang / berkurang setelah dilakukan
- Pertahankan tirah baring dan variasi penampilan dan perilaku pasien
tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
posisi yang nyaman karena nyeri terjadi sebagai temuan
dengan kriteria hasil :
- Kaji tingkat nyeri klien pengkajian, kebanyakan pasien IM (Infark
- Pasien mengatakan nyeri hilang / ( kwalitas, durasi, skala ) Miocard) tampak sakit, distraksi, dan
berkurang - Ajarkan tehnik relaksasi berfokus pada nyeri.
- Ekspresi wajah rilex dengan tarik nafas panjang Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan
- Skala nyeri 0-3 dan mengeluarkannya pelan- harus di gambarkan oleh pasien, bantu
- TTV dalam batas normal : pelan melalui mulut klien untuk menilai nyeri dengan
membandingkan dengan pengalaman
TD : 120/ 80 mmHg - Monitor TTV tiap jam yang lain.
Nadi : 60 – 100 x/menit - Berikan lingkungan yang Karena dengan mengalihkan rasa nyeri
RR : 16 – 24 x/menit tenang dan nyaman dengan dengan melakukan aktivitas lain, dapat
Suhu : 36-37 oC membatasi pengunjung membantu klien mengalihka rasa
- Kolaborasi medis untuk nyerinya, sehingga klien tidak merasa
pemberian analgetik nyeri lagi.
- Kolaborasi Posisi yang nyaman membuat klien
pemberian )ksigen lebih relax.
Dengan nafas dalam pasien akan terasa
lebih relax, sehingga secara tidak
langsung, nyeri yang dirasakan dapat
teralihkan.
Lingkungan yang tenang dan nyaman
dapat membantu pasien untuk lebih
relax lagi.
Peberian obat dan oksigen dapat
membantu pasien untuk mengurangi
rasa nyeri nya dengan membantu kerja
jantung dalam memompa darah untuk
mmenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
-
3 Klien mampu mendemonstrasikan - catat frekuensi, irama jantung, - Dengan mencatat frekuensi jantung dan
peningkatan toleransi aktifitas setelah perubahan tekanan darah, sebelum, perubahan TD , maka kita dapat
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x selama dan sesudah aktifitas mengetahui aktifitas apa saja yang dapat
24 jam dengan kriteria hasil : - batasi aktifitas saat nyeri membuat klien lelah.
- berikan aktifitas senggang yang tidak - Dengan mengkaji pola aktifitas sehari-
-TTV dalam batas normal
berat hari klien kita dapat mengetahui
TD : 120/ 80 mmHg - anjurkan klien menghindari tekanan kegiatan pasien yang biasa dilakukan,
Nadi : 60 – 100 x/menit abdomen ( mengejan ) saat defekasi sehingga jika ada beberapa kegiatan
RR : 16 – 24 x/menit - kaji ulang tanda/ gejala yang yang tidak dapat pasien lakukan secara
Suhu : 36-37 C o
menunjukkan tidak toleransi terhadap mandiri maka minta keluarga ntuk
- akral hangat aktifitas membantunya.
- melaporkan tidak adanya nyeri dada / - evaluasi EKG setiap hari - Aktivitas yang memerlukan menahan
nyeri dada terkontrol - kolaborasi : rujuk ke program nafas dan menunduk dapat
rehabilitasi jantung mengakibatkan bradicardia, dan
tachicardia dengan peningkatan tekanan
darah
- Dengan membatasi jam aktifitas dan
jam istirahat, maka pasien tidak akan
kelelahan dan dapat melakukan aktifitas
sehari-harinya lagi..