Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN ONKOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN ONKOLOGI PADA KANKER PARU

Dosen Pembimbing:
Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes.

Disusun Oleh:
Kelompok 4 / A1-A2016
1. Chusnul Hotimah 131611133004
2. Sarah Maulida Rahmah 131611133006
3. Cucu Eka Pertiwi 131611133007
4. Alfera Novitasari 131611133029
5. Erva Yulinda M 131611133033
6. Yenni Nistyasari 131611133035
7. Elin Nur Annisa 131611133037
8. Novalia PusPitasary 131611133044

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur hadirat Allah SWT. atas limpahan karunia, rahmat, dan
hidayah-Nya makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN ONKOLOGI
PADA KANKER PARU” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa
disampaikan terima kasih atas bantuan Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas Ibu Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes. yang telah
memberikan bimbingan dengan baik secara materi ataupun lisan.
Harapan untuk kedepannya, semoga makalah ini dapat memberikan
kontribusi, pengalaman, dan ilmu yang lebih bagi pembaca tentang “Asuhan
Keperawatan Onkologi pada Kanker Paru”.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca diharapkan mampu
mengevaluasi lebih lanjut demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat
meningkatkan usaha dalam mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Surabaya, 31 Agustus 2018


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Definisi......................................................................................................4
2.2 Etiologi .....................................................................................................4
2.3 Patofisiologi ..............................................................................................6
2.4 WOC..........................................................................................................8
2.5 Manifestasi klinis.......................................................................................9
2.6 Klasifikasi Kanker paru.............................................................................10
2.7 komplikasi.................................................................................................11
2.8 penatalaksanaan.........................................................................................12
BAB 3 KASUS......................................................................................................14
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................15
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................23
5.1 Kesimpulan................................................................................................23
5.2 Saran..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia,


dengan prognosis yang sering kali buruk. Kaker paru biasanya tidak dapat
di obati dan penyembuhan hanya mungkin dilakukan dengan jalan
pembedahan, di mana sekitar 13 % dari klien yang menjalani pembedahan
mampu bertahan selama 5 tahun. Matastasis penyakit biasanya muncul dan
hanya 16 % klien yang penyebaran penyakitnya dapat dilokalisasi pada
saat diagnosis. Dikarenakan terjadinya metastasis, penatalaksanaan kanker
paru sering kali hanya berupa tindakan paliatif (mengatasi gejala) di
bandingkan dengan kuratif (penyembuhan). Di perkirakan 85% dari
kanker paru terjadi akibat merokok. Oleh karena itu pencegahan yang
paling baik adalah “jangan memulai untuk merokok” (Somantri, 2012 :
112).

Sebetulnya suatu proses kanker di paru dapat berasal dari saluran


pernapasan itu sendiri dari jaringan ikat diluar saluran pernapasan. Dari
saluran pernapasan, sel kanker dapat dapat berasal dari sel bronkus,
alveolus, atau dari sel – sel yang memproduksi mucus yang mengalami
degenerasi maligna. Karena pertumbuhan suatu proses keganasan selalu
cepat dan bersifat infasif, proses kanker tersebut selalu sudah mengenai
saluran pernapasan, sel – sel penghasil mucus, maupun jaringan ikat
(Danusantoso, 2013 : 311).

Perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan (care provider)


memiliki peran dalam melaksanakan intervensi keperawatan yaitu
pelaksanaan mamajemen penanganan nyeri (Urden et al., 2010 dalam nur
intan hayati 2014). Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya
bersama pasien yang mengalami nyeri dibandingkan tenaga professional

1
perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai kesempatan untuk
membantu menghilangkan nyeri dan efek yang membahayakan. Peran
pemberi perawatan primer adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati
penyebab nyeri dan meresepkan obat – obatan untuk menghilangkan nyeri
(Suzanne C. smeltzer, 2013).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari kanker paru?


2. Apa etiologi dari kanker paru?
3. Bagaimana Patofisiologi kanker paru?
4. Bagaimana WOC dari kanker paru?
5. Bagaimana manifestasi klinis kanker paru?
6. Apa Klasifikasi dari kanker paru?
7. Bagaimana komplikasi dari kanker paru?
8. Bagaimana Penatalaksanaan dari kanker paru?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan terhadap pasien dengan gangguan
kanker paru?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui definisi dari kanker paru.


2. Mengetahui etiologi dari kanker paru.
3. Mengetahu patofisiologi dari kanker paru.
4. Mengetahui WOC dari kanker paru.
5. Mengetahui manifestasi klinis dari kanker paru.
6. Mengetahui klasifikasi dari kanker paru.
7. Mengetahui komplikasi dari kanker paru.
8. Mengetahui penatalaksanaan dari kanker paru.
9. Mengetahui Asuhan Keperawatan terhadap pasien dengan gangguan
kanker paru.

1.4 MANFAAT

2
1. Bagi institusi pendidikan
Memberikan informasi kepada institusi tentang asuhan
keperawatan kanker paru di masyarakat sebagai bahan kajian dan
pertimbangan dalam penerapanasuhan keperawatan kanker paru.

2. Bagi mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan mahasiswa sehingga dapat
menerapkan asuhan keperawatan kanker paru.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Definisi
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik
yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang
berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus/bronchogenic carcinoma).
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan
metastasis tumor di paru (Suryo, 2010). Metastasis tumor di paru adalah
tumor yang tumbuh sebagai akibat penyebaran (metastasis) dari tumor
primer organ lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni tumor
ganas yang berasal dari epitel bronkus. Kanker paru-paru adalah
pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru
dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap
rokok.( Suryo, 2010).

2.2 Etiologi

1. Merokok
Sebanyak 90% dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai
akibat dari penggunaan tembakau (Jusuf, 2005). Menghisap pipa dan
cerutu dapat juga menyebabkan kanker paru, meskipun risikonya tidak
setinggi menghisap rokok. Dimana seorang yang merokok satu bungkus
rokok per hari mempunyai suatu risiko mengembangkan kanker paru
yang 25 kali lebih tinggi daripada seorang yang tidak merokok,
perokok-perokok pipa dan cerutu mempunyai suatu risiko kanker paru
yang kira-kira 5 kali daripada seseorang yang tidak merokok. Asap
tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia,
banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen
(Jusuf, 2005). Dua karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap
tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagai nitrosamines dan
polycyclic aromatic hydrocarbons.

4
2. Paparan asbes
Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate
fibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru
seiring dengan paparan pada asbes-asbes (Dodi, 2011). Kanker paru dan
mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura atau dari lapisan rongga
perut yang disebut peritoneum) dikaitkan dengan paparan pada asbes-
asbes. Menghisap rokok secara dramatis meningkatkan kemungkinan
mengembangkan suatu kanker paru yang berhubungan dengan asbes
pada pekerja-pekerja yang terpapar. Pekerja-pekerja asbes yang tidak
merokok mempunyai suatu risiko sebesar lima kali mengembangkan
kanker paru daripada bukan perokok, dan pekerja-pekerja asbes yang
merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar
daripada bukan perokok.
3. Radon Gas
Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang
adalah suatu pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif)
(Harryanto, 2005). Ia pecah atau hancur membentuk produk-produk
yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Radon gas adalah
suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12%
dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau
15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan
kanker paru setiap tahun di Amerika, membuat radon penyebab utama
kedua dari kanker paru di Amerika. Radon gas dapat bergerak melalui
tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah diantara fondasi-
fondasi, pipa-pipa, saluransaluran, atau tempat-tempat terbuka lainnya.
Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat terdeteksi
dengan kotak-kotak tes yang sederhana.
4. Kecenderungan Keluarga (genetik)
Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan
menghisap tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya
mengembangkan kanker paru menyarankan bahwa faktor-faktor lain,
seperti kepekaan genetik individu, mungkin memainkan suatu peran
dalam menyebabkan kanker paru. Pada faktor genetik terdapat mutasi/
perubahan beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni: a.

5
Proto onkogen adalah gen yang mengkode dan mengatur pembentukan
protein untuk pertumbuhan. b. Tumor supressor gene adalah gen yang
mengurangi kemungkinan bahwa sebuah sel dalam organisme multisel
akan berubah menjadi sel tumor. c. Gene encoding enzyme adalah
enzim yang mengkode gen yang mengalami mutasi.
5. Polusi Udara
Sebanyak 1 % kematian karena kanker paru disebabkan oleh
pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan
yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat
membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif untuk
mengembangkan kanker paru (Harryanto, 2005).
6. Kekurangan Vitamin A dan C
Kandungan betakaroten dari vitamin A bersama dengan vitamin
E dan C berperan aktif sebagai antioksidan yang mampu melawan
radikal bebas yang mampu mencegah terjadinya kanker (Dodi, 2011).
Fakta menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi telah terbukti menjadi
toksik (racun) bagi sel kanker.
7. Konsumsi Zat Karsinogen
Zat kimia ini umumnya berasal dari pewarna, pengawet,
maupun bahan tambahan makanan atau inuman yang berbahaya bagi
tubuh.

2.3 Patofisiologi

Etiologi yang menyerang percabangan segmen sub bronkus


menyebabkan silia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, bisa timbul
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus
yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan
diikuti supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa
batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat
terdengar pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan

6
biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker
paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar
limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka. Karakteristik
dari kanker ini adalah sel-sel kanker mampu menginvasi jaringan yang
sehat disekitarnya serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain melalui
sistem limfe (limfogen),pembuluh darah (hematogen), dan lapisan serosa
(transcoelomic spread) dan tumbuh sebagai tumor metastasis. Liver, paru-
paru, tulang, otak, dan kelenjar adrenal merupakan organ tempat metastasis
yang paling sering melalui jalur hematogen. Transportasi metastasis dapat
melalui saluran limfe, pembuluh darah, ruang di tubuh dan transplantasi.
Penyebaran melalui saluran limfe disebut limfogen. Daerah tujuan
penyebaran limfogen adalah kelenjar getah bening (KGB) regional.
Misalnya daerah tujuan metastasis payudara adalah KGB ketiak; melanoma
di kaki, KGB lipat paha dlsb. Gejala metastasis KGB adalah
pembengkakan KGB Penyebaran melalui pembuluh darah disebut
hematogen. Daerah tujuan penyebaran hematogen adalah alat tubuh yang
kaya dengan darah misalnya otak, tulang, hati dan paru. Gejala metastasis
otak adalah sakit kepala, kejang dan vertigo; tulang, nyeri dan patah tulang;
hati, pembengkakan hati dan kuning; dan paru, batuk – batuk darah dan
sesak napas.( Dr Bahar, 2010)

7
2.4 WOC

Faktor Resiko : Karsinogen, rokok,


radon gas, genetic, polusi udara, polusi
industry, min Vit A& C

Menyerang percabangan segmen


/ sub bronkus

Silia hilang +
dekuamasi

Pengendapan karsinogen

Metaplasia, dysplasia,
hyperplasia

Sel-sel abnormal
hyperplasia

Kanker paru-paru

Mutasi gen dan sel Tekanan tumor pd kemoterapi


jaringan penunjang dan Obtruksi
epitel paru tumbuh
radioterapi bronkus
tak terkendali Nyeri (dada,
(tumor) Resiko tulang, RR
infeksi Kerontokan meningkat ,
abdomen)
rambut, Mengi,
Iritasi massa perubahan dipsneu,
Demam Kelemaha
tumor warna kulit Penurunan
Obat n
Peningkatan Batuk transport
antibiotik MK: MK :
produksi sekresi Oksigen
& Intoleransi Koping
trakheobronkhial Anoreksia stridor
Kompres aktivitas individu
(secret meningkat) Intake MK:
tidak
menurun efektif Gangguan
Alergi
8 Pertukaran
MK :
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Ronchi + MK: Ggn
pemenuhan
nutrisi
MK :
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas

2.4 Manifestasi Klinis

1. Gejala awal

Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh


obstruksi pada bronkus.

2. Gejala umum

Batuk yang tidak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu),


kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk
mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang
sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam
berespon terhadap infeksi sekunder.

Tanda bahaya pada pasien dengan kanker paru-paru adalah :

1) Hoarsenes (Parau).
2) Perubahan pola napas.
3) Batuk persisten atau perubahan batuk.
4) Sputum mengandung darah.
5) Sputum berwarna kemerahan atau purulen.
6) Hemoptasis.
7) Nyeri dada.
8) Nyeri dada, punggung, dan lengan.
9) Efusi pleura, pneumonia, atau bronkitis.
10) Dispnea.
11) Demam berhubungan dengan satu atau dua tanda lain.
12) Wheezing.
13) Penurunan berat badan.
14) Clubbing finger

9
2.5 Klasifikasi Kanker Paru-paru

1. Karsinoma sel kecil atau oat cell (small cell carcinoma)

Lokasi tumor di tengah-tengah(80%), berkembang cepat dan sering


berbentuk malign. Banyak bermetastasis melalui limfe dan sistem
sirkulasi. Berhubungan dengan sindrom paraneoplastik. Prognosis
jelek, dapat bertahan hidup biasanya tidak lebih dari 2 tahun dengan
pengobatan.

2. Karsinoma skuamosa atau epidermoid

Berhubungan erat dengan rokok. Berkembang lambat, kurang


invasif, metastasis sering kali terbatas di rongga thorax termasuk nodus
limfe regional, pleura, dan dinding dada. Sering kali terlokalisasi di
tengah atau cabang bronchus segmental, sedangkan pada lokasi perifer,
cavitas dapat terbentuk di jaringan paru-paru. Biasanya berhubungan
dengan gejala obstruksi dan pneumonia, pasien mengeluh nyeri dada,
batuk, dispnea dan hemoptisis.

3. Adenokarsinoma (adenocarcinoma)

Tumor terletak di daerah perifer, berkembang lambat dan


penyebarannya secara hematogen. Frekuensi tinggi metastasis ke otak,
letak lain termasuk adrenal, hati, tulang, dan ginjal. Tipe predominan
pada yang bukan perokok dan sering pada wanita. Sering timbul dalam
fibrotik paru-paru

4. Karsinoma sel besar (large cell carcinoma)

1) Sering kali berbentuk tumor bermassa lebih besar daripada


adenokarsinoma. Perkembangannya pun juga lambat. Perifer, lesi
subpleura dengan nekrotik.

10
2) Prognosis buruk.

3) Berbagai keterbatasan sering menyebabkan dokter specialis Patologi


Anatomi mengalami kesulitan menetapkan jenis sitologi/histologis
yang tepat. Karena itu, untuk kepentingan pemilihan jenis terapi,
minimal harus ditetapkan, apakah termasuk kanker paru karsinoma sel
kecil (KPKSK atau small cell lung cancer, SCLC) atau kanker paru
jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK, nonsmall cell lung cancer,
NSCLC).

2.6 Komplikasi

Kanker paru dapat memicu timbulnya beberapa penyakit kain.


Penyakit tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1) Efusi pleura. Terjadi karena sel kanker memproduksi cairan sehingga


memenuhi rongga pleura.
2) Sindrom Vena kava superior. Muncul akibat penekanan atau invasi
massa ke vena cava superior, sehingga menimbulkan gejala ini.

3) Obstruksi bronkus. Terjadi karena sel kanker intrabronkial menyumbat


langsung atau sel kanker di luar bronkus menekan bronkus sehingga
terjadi sumbatan.

4) Invasi Dinding Toraks.

5) Batuk darah (Hemoptisis).

6) Kompresi penekanan Esofogus.

7) Kompresi sumsum tulang. Biasanya terjadi karena efek samping obat


maupun radiasi. Gejala yang paling sering muncul adalah leucopenia
dan trombositopenia.

8) Metastasis sel kanker ke bagian tubah yang lain. Merupakan komplikasi


paling umum pada kasus kanker. Bisa terjadi secara intrapulmonal

11
maupun ekstrapulmonal seperti metastasis ke tulang maupun ke otak.
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003:17 )

9) Esofagitis, hilang satu minggu sampai dengan sepuluh hari sesudah


pengobatan pneumonitis.

2.7 Penatalaksanaan

1) Manajemen Tanpa Pembedahan

a. Terapi Oksigen

Jika terjadi hipoksemia, perawat dapat memberikan oksigen


via masker atau nasal canula sesuai dengan permintaan. Bahkan
jika pasien tidak terlalu jelas hipoksemianya, dokter dapat
memberikan oksigen sesuai yang dibutuhkan untuk memperbaiki
dispnea dan rasa cemasnya.

b. Terapi Obat

Jika pasien mengalami bronkospasme, dokter dapat


memberikan obat golongan bronkodilator (seperti pada pasien
dengan asma) dan kortikosteroid untuk mengurangi bronkospasme,
inflamasi, dan edema.

c. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada pasien


dengan kanker paru-paru, terutama pada small cell lung cancer
karena metastasis. Kemoterapi dapat juga digunakan bersamaan
dengan terapi surgikal (pembedahan). Agen kemoterapi yang
biasanya diberikan untuk menangani kanker, termasuk kombinasi
dari:

 Cyclophosphamide, deoxorubicin, methotrexate, dan


procarbazine.
 Etoposide dan cisplatin.

 Mitomycin, vinblastine, dan cisplatin.

d. Imuniterapi

12
Banyak pasien dengan kanker paru-paru mengalami gangguan
imun. Agen imunoterapi (cytokin) biasa diberikan.

e. Terapi radiasi
f. Terapi laser

g. Torasentesis dan Pleurodesis

2) Manajemen Bedah

Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk non-small


cell carcinoma stadium I dan II. Pembedahan juga merupakan bagian
dari combine modality therapy, misalnya kemoterapi untuk non-small
cell carcinoma stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan
yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan
sindroma vena kava superior berat.

Prinsip pembedahan adalah sedapat pengangkatan sel kanker


termasuk jaringan kelenjar getah bening intrapulmoner, dengan
lobektomi maupun pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji
hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi.
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003:8).

13
BAB 3
KASUS

Pasien bernama Tn. T berusia 43 tahun, BB 50kg, TB 164cm, yang bekerja


sebagai buruh datang ke RS Sehat Jasmani dengan keluhan batuk selama
2minggu terakhir dan kadang disertai darah, sesak nafas dan nyeri pada dada serta
ada perubahan pada pengecapan. Ia didiagnosis mederita kanker paru. Tn. T
memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan ia merupakan perokok lebih dari 5
batang perhari serta suka mengonsumsi minuman beralkohol. Setelah diperiksa
didapat hasil tanda-tanda vital, suhu: 38,6 ᵒC; nadi: 110x/menit; TD:120/80
mmHg ; RR:27x/menit

14
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN

4. 1 PENGKAJIAN
a) Anamnesis
o Identitas:
- Nama : Tn. T
- Jenis Kelamin: Laki- laki
- Umur : 43th
- Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
- Agama : Islam
- Pendidikan : SLTA
- Pekerjaan : Buruh
o Keluhan Utama
Klien mengeluh baatuk selama 2 minggu terakhir, kadang disertai
darah, sesak nafas, nyeri pada dada, serta ada perubahan pada
pengecapan
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh dadanya sakit dan sesak ketika bernafas. Klien sering
batuk dan terkadang mengeluarkan darah. Saat ini nafsu makan klien
menurun dan berat badan menurun. Sebelum masuk RS klien
memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan merupakan perokok aktif
serta suka mengonsumsi minuman beralkohol.
o Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien tidak pernah dirawat di RS dan tidak memiliki riwayat penyakit
o Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah klien pernah mengalami penyakit yang sama dan sudah
meninggal 5 tahun yang lalu
o Perilaku yang Mempengaruhi Kesehatan
Klien merupakan perokok aktif dapat menghabiskan lebih dari 5
batang rokok dalam sehari, klien juga sering mengonsumsi minuman
beralkohol
b) Pemeriksaan Fisik
o Tanda-tanda Vital
Suhu: 38,6 ᵒC Nadi:110x/menit TD:120/80 mmHg RR:
27x/menit
o Inspeksi
Keadaan umum : Kesadaran klien compos mentis
Kepala : Simetris, tidak ada gangguan
Leher : Simetris, tidak ada gangguan

15
Wajah : Wajah tampak menahan nyeri, tidak ada perubahan
fungsi, simetris
Mata : Konjungtiva anemis
Hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung
Mulut dan faring : Mulut tidak ada masalah, faring terdapat
penumpukan sputum
Thoraks : Pernafasan meningkat
Abdomen : Normal
o Palpasi: Pergerakan dada tidak simetris
o Perkusi: Bunyi redup pada daerah paru
o Auskultasi: Wheezing pada daerah paru

4. 2 Analisis Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DS:klien mengeluh Ca paru Gangguan pertukaran gas
dadanya sesak
Obstruksi bronkus
DO: RR: 27x/menit,
Nadi: 110x/menit. RR meningkat
Terdapat otot bantu
nafas. Pernafasan cuping Penurunan transport
hidung oksigen ke tubuh

Gangguan pertukaran gas

DS: klien mengeluh Ca paru Nyeri


dadanya sakit
Tumor menekan pada
DO: klien terlihat jaringan penunjang sekitar
kesakitan. Skala nyeri 3
Nyeri
DS: keluarga klien Ca paru Ketidakseimbangan
mengatakan klien tidak nutrisi: kurang dari
menghabiskan Infeksi pada paru-paru kebutuhan tubuh
makannya dan jarang

16
karena ketika makan Batuk
selalu batuk sehingga
sulit untuk makan. Anoreksia

DO: klien terlihat tidak Intake nutrisi menurun


menghabiskan
makan,BB turun Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh

4. 3 Diagnosa

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran


alveolar-kapiler.
(Domain 3,Eliminasi. Kelas 4,Fungsirespirasi. Kode 00030)
Definisi : Kelebihan atau deficit oksigenasi dan/atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolar-kapiler.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (mis., infeksi,
iskemia, neoplasma)
(Domain 12, Kenyamanan. Kelas 1, Kenyamanan Fisik. Kode 00132)
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan (International Association for the Study of
Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
(Domain 2, Nutrisi. Kelas 1, Makan. Kode 00002)
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolic

4. 4 Intervensi Keperawatan

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran


alveolar-kapiler.

(Domain 3,Eliminasi. Kelas 4,Fungsirespirasi. Kode 00030)

Definisi :
Kelebihan atau deficit oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran
alveolar-kapiler.
Tujuan, Kriteria Hasil Intervensi Rasional

17
 Memaksimalkan
Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas ventilasi klien untuk
tindakan keperawatan (3140) bernafas lebih
selama 1x24 jam  Posisikan klien nyaman
diharapkan klien untuk
menunjukkan criteria memaksimalkan  Membersihkan jalan
hasil sebagai berikut. ventilasi nafas dari ledir
 Buang secret diharapkan klien
Responventilasimekanik dengan dapat bernafas
: Dewasa (0411) memotivasi klien dengan lebih
untuk melakukan nyaman
 RR normal (16-
batuk atau
20x permenit)
menyedot lendir
 Irama pernafasan
 Instruksikan  Mempermudah
normal
bagaimana agar proses pembuangan
 Saturasi oksigen bias melakukan secret dari jalan
normal (>95%) batuk efektif nafas
 Auskultasi suara
Status pernafasan
nafas, catat area  Mengetahui letak
(0415)
yang ventilasinya sekret yang akan
 Kepatenan jalan menurun atau dikeluarkan
nafas tidak ada dan
 Tidak ada adanya suara  Mengetahui
penggunaan otot tambahan perkembangan
bantu nafas  Monitor status status pernafasan
 Tidak ada suara pernafasan dan dan oksigenas iklien
nafas tambahan oksigenasi,
sebagaimanamest  Memastikan jalan
inya nafas klien terbuka

 Memastikan jalan
nafas klien terbebas
Terapi oksigen (3320) dari benda asing
 Pertahankan sehingga pemberian
kepatenan jalan oksigenasi
nafas klien tambahan berjalan
 Bersihkan mulut, optimal
hidung, dan
sekresi trakea  Memenuhi
dengan tepat kebutuhan oksigen
klien
 Berikan oksigen
tambahan seperti  Memastikan bahwa
yang klien mendapatkan
diperintahkan oksigen tambahan
 Monitor aliran sesuai perintah
oksigen

18
 Monitor posisi  Memastikan posisi
perangkat (alat) alat pemberian
pemberian oksigen terpasang
oksigen dengan benar
selama pemberian
 Periksa perangkat oksigen
(alat) pemberian
oksigen  Memastikan bahwa
secaraberkala konsentrasi (yang
telah ditentukan)
sedang diberikan
Monitor pernafasan
(3350)  Mengetahui
 Monitor perkembangan klien
kecepatan, irama, selama proses
kedalaman, dan pemberian oksigen
kesulitan bernafas tambahan

 Monitor suara  Mengetahui


nafas tambahan perkembangan ada
(seperti ngorok atau tidaknya suara
atau mengi), pola nafas tambahan,
nafas (misalnya, pola nafas dan
bradipneu, saturasi oksigen
takipneu, dll) dan klien selama
saturasi oksigen pemberian oksigen
klien tambahan

Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia,
neoplasma) (Domain 12, Kenyamanan. Kelas 1, Kenyamanan Fisik. Kode
00132)

Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul


akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi.
Tujuan, Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Setelah dilakukan  Manajemen Nyeri  Manajemen Nyeri
(1400) - Untuk
tindakan keperawatan
- Lakukan mengetahui
selama 1x24 jam pengkajian nyeri berapa berat
komprehensif nyeri yang
diharapkan masalah
yang meliputi dialami pasien
keperawatan nyeri akut lokasi, - Pengetahuan

19
dapat teratasi dengan karakteristik, pasien
onset/durasi, mengenai
kriteria hasil:
frekuensi, faktor-faktor
 Tanda-tanda kualitas, nyeri akan
intensitas, atau mengurangi
vital (0802) beratnya nyeri dan ketegangan dan
- Suhu tubuh faktor pencetus lebih waspada
normal - Gali bersama - Untuk
pasien faktor- membantu
36,5-37,5 faktor yang dapat penurunan nyeri
derajat menurunkan atau - Memberikan
memperberat kenyamanan
celcius nyeri pada pasien dan
- Denyut nadi - Dukung keluarga
radial istirahat/tidur - Untuk
yang adekuat meningkatkan
normal 60- untuk membantu pengetahuan
100 x/menit penurunan nyeri dan respon
- Tingkat - Kolaborasi dengan kelaurga
pasien, orang  Terapi Relaksasi
pernafasan terdekat dan tim - Mengurangi
normal 12- kesehatan lainnya ketegangan
untuk memilih dan pada pasien
20 x/menit mengimplementas - Memberikan
- Tekanan ikan tindakan kenyamanan
darah penurun nyeri pada pasien
nonfarmakologi, - Agar klien
normal sesuai kebutuhan dapat
100/70- - Berikan informasi melakukan
yang akurat untuk secara mandiri
120/90 meningkatkan tanpa bantuan
mmHg pengetahuan dan tenaga
 Status respon kelaurga kesehatan
terhadap - Membantu
Kenyamanan pengalaman nyeri pasien
Fisik (2010)  Terapi Relaksasi mengingat
- Klien dalam (6040) teknik relaksasi
- Dorong klien yang telah
posisi untuk mengambil dipraktikkan
nyaman posisi yang oleh tenaga
- Tidak ada nyaman dengan kesehatan
pakaian longgar - Agar pasien
keluhan dan mata tertutup lebih mandiri
sesak nafas - Minta klien untuk dandapat
rileks dan mengatur
merasakan sensasi dengan sendiri
yang terjadi seberapa lama
- Tunjukkan dan relaksasi

20
praktikkan teknik diperlakukan
relaksasi pada
klien
- Dorong klien
untuk mengulang
praktik teknik
relaksasai, jika
memungkinkan
- Dorong kontrol
sendiri ketika
relaksasi
dilakukan

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien

(Domain 2, Nutrisi. Kelas 1, Makan. Kode 00002)

Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic


Tujuan, Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan proses Manajemen nutrisi Manajemen Nutrisi
keperawatan 1x24 jam (1100) 1. pengkajian penting
diharapkan masalah - Kaji status nutrisi dilakukan untuk
keperawatan pasien mengetahui sttaus nutrisi
ketidakseimbangan - Menentukan jumlah pasien sehingga dapat
nutrisi: kurang dari kalori dan jenis menentukan intervensi
kebutuhan tubuh pada nutrisi yang yang diberikan
klien dapat diatasi dengan dibutuhkan untuk 2. jumlah kalori yang sesuai
kriteria hasil: memenuhi untuk memenuhi
1. status nutrisi persyaratan gizi kebutuhan nutrisi klien
adekuat (5) - Berikan arahan 3. Informasi yang diberikan
2. asupan gizi informasi yang tepat dapat memotivasi pasien
terpenuhi (5) terhadap pasien untuk meningkatkan
3. nafsu makan tentang kebutuhan intake nutrisi
meningkat (5) nutrisi yang tepat 4. Menawarkan pilihan
4. tidak ada dan sesuai makanan yang mampu
penurunan berat - Berikan pilihan meningkatkan nasfu
badan (5) makanan sambil makan klien
menawarkan
bimbingan terhadap Manajemen gangguan
pilihan (makanan) makan
yang lebih sehat jika 1. Merundingkan asupan
diperlukan kalori dengan ahli gizi
dpat membantu
Manajemen gangguan penyesuain pemberian
makan (1030) asupan klien

21
- Rundingkan dengan 2. Memonitor asupan kalori
ahli gizi dalam makanan harian dapat
menentukan asupan membantu mengetahui
kalori harian yang status nutrisi klien
digunakan untuk 3. Memonitor berat badan
mempertahankan klien secara rutin dapat
berat badan yang mengetahui peningkatan
sudah ditentukan atau penurunan berat
- monitor asupan badan klien
kalori makanan
harian
- monitor berat badan
klien secara rutin

22
BAB 5
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan
Kanker merupakan penyebab utama kematian yang seringkali
disebabkan oleh merokok. Setiap tipe timbul pada tipe jaringan yang
khusus, menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda dalam
kecenderungan metastasis dan prognosis. Masih belum ditemukan
penyembuhan dari kanker, penekanan utama adalah dengan pencegahan.
Misalnya dengan berhenti merokok atau factor pencetus kanker khususnya
kanker paru-paru. Pengobaban pilihan dari kanker dapat dengan metode
pembedahan atau tidak dilakukan pembedahan.

1.2 Saran
a. Bagi Perawat
Perawat sebagai care giver diharapkan mampu memberikan
pelayanan kesehatan kepada balita dan keluarga dalam bentuk promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative.
b. Bagi Keluarga
Keluarga terutama ibu merupakan pemegang peran penting dalam
menentukan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan balita. Oleh
karena itu keluarga diharapkan mampu memahami konsep tumbuh
kembang pada balita dan mampu mendampingi pertumbuhan dan
perkembangan balita dengan baik sehingga bisa mengoptimalkan tumbuh
kembang balita.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa diharapkan dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat terutama kelompok ibu yang memiliki balita untuk selalu
memperhatikan asupan nutrisi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Danusantoso Halim. 2013. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran
Dochteran, J. M., & Bulechek, G. M. (2013). Nursing Interventions Classification
(NIC). 6th ed. America: Mosby Elseiver
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2014). NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. 10nd ed. Oxford:
Wiley Blackwell.
Jusuf, Anwar. Dkk. 2007. Kemoterapi Kanker Paru. Journal Respirologi.1-6.
URL:jurnalrespirologi.org/jurnal/Okto09JRI/Kemoterapi%20paru%20last
%20check10.pdf
Kep, Z. S., & Ns, M. K. (2017). HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN SUBJECTIVE WELLBEING (SWB) PADA
PENDERITA KANKER DI IRNA BEDAH RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG TAHUN 2016. Menara Ilmu, 11(76).

Somantri, Irman.2008.Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Pernafasan.Jakarta:Salemba Medika 2.

24

Anda mungkin juga menyukai