Anda di halaman 1dari 15

1

KANKER PARU

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KEPERAWATAN MEDIKAL


BEDAH

DOSEN PENGAMPU DHIAN LULUH ROHMAWATI, M. Kep

KELOMPOK 5 :

Bella Lusi Prasanti (015.21.19.544)


Dela Vredi Yantoro (015.21.19.546)
Nadhifah Krisna Salwa S. (015.21.19.575)
Natania Frederia (015.21.19.578)
Shindy Alaida Yahya (015.21.19.608)
Trisia Febriana (015.21.19.611)

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

Jl. Dr. Wahidin Telp.(0351) 749569, 744895 Ngawi

2020
2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan
lancar. Tugas makalah yang akan dibuat ini yang berjudul “ KANKER PARU”.
Terwujudnya tugas makalah ini merupakan tujuan kami untuk memenuhi
kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan wawasan. Tersusunnya karya ilmiah ini adalah
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan
ketulusan hati kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dhian Luluh Rohmawati, M.Kep, Sp. KMBselaku dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah yang telah membimbing kami demi terwujudnya
tugas makalah dengan baik.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberi dukungan dan support dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
3. Teman-teman semua yang telah memberikan dorongan serta masukan demi
terselesainya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas makalah ini. Oleh
karena itu kami ingin pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada tugas makalah
ini agar nantinya bisa menjadi tugas yang baik dan bermanfaat bagi para pembaca.

Ngawi, 1 September 2020

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4

A. Latar Belakang Masalah....................................................................4


B. Rumusan Masalah..............................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................5
D. Manfaat Penulisan..............................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................6

A. Kanker Paru.......................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN............................................................................7

A. Definisi Penyakit Kanker Paru...........................................................7


B. Etiologi Kanker Paru..........................................................................7
C. Tanda dan Gejala Kanker Paru..........................................................7
D. Komplikasi Kanker Paru....................................................................8
E. Patofisiologi Kanker Paru..................................................................8
F. Penatalaksanaan Kanker Paru............................................................8
G. Asuhan Keperawatan Kanker Paru....................................................10

BAB IV PENUTUP......................................................................................14

A. Kesimpulan Dan Saran......................................................................14

BAB V DAFTAR PUSTAKA......................................................................15


4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kanker paru (CA Paru) merupakan tumor ganas yang berasal dari
saluran pernafasan yang sebagian besar disebabkan karena asap rokok dan
polusi udara. Kanker paru merupakan tumor ganas paru yang ditandai
dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel
– sel jaringan normal. Kanker paru masih menjadi salah satu masalah
kesehatan di Indonesia disebabkan angka merokok yang masih tinggi pada
masyarakat. Kanker paru merupakan penyebab utama keganasan didunia
dan mencapai 13% dari semua diagnosis kanker. Selain itu kanker paru
juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker
(Kemenkes,2016).

Kasus kanker paru pada tahun 2010 menurut National Cancer


Institute (NCI) dilaporkan sebanyak 1,61 juta angka kasus baru serta 1,38
juta angka kematian karena kanker paru. Berdasarkan data RISKESDAS
pada tahun 2013, terdapat 347.792 orang yang menderita kanker.
Prevelensi kanker paru di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 yaitu
sebanyak 483 kasus. Sedangkan kasus kanker paru di kota Surakarta
sebanyak 7 kasus selama tahun 2015 (DinKes Jateng,2015),

Sesak nafas membuat seseorang tidak nyaman dan sulit melakukan


aktivitas. Keluhan ketidakefektifan pola nafas umum dirasakan pasien
kanker, diperkirakan sekitar 15% - 55% pada saat pasien didiagnosis dam
sekitar 18%6 - 79% pada minggu terakhir kehidupan pasien (Huhman &
camporeale, 2012).

Terapi non farmakologi berperan besar dalam menurunkan sesak


nafas, oleh karena itu perlu adanya pendekatan non farmakologis(Thomas
dkk, 2011). Pada pasien kanker paru melakukan latihan nafas dalam (deep
breathing exercise) dan terapi musik dapat mengurasi rasa sakit.

Deep breathing exercise (DBE) merupakan latihan aktivitas paru


dengan leknik napas dalam untuk meningkatkan kapasitas paru dan
ventilasi oksigenasi, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan
dan dada mengembang penuh (Smeltzer, et al., 2008). Dasar pemilihan
intervensi terapi musik adalah musik diketahui memiliki banyak sekali
manfaat antara lain untuk relaksasi otot, mengurangi nyeri, memperlambat
5

denyut jantung, meningkatkan kedalaman pernapasan, serta mengurangi


kecemasan dan depresi mudah didapatkan dan biaya

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kanker paru?
2. Apa etiologi kanker paru?
3. Apa tanda dan gejala kanker paru?
4. Apa komplikasi kanker paru?
5. Bagaimana patofisiologi kanker paru?
6. Bagaimanakah penatalaksanaan kanker paru?
7. Bagaimana asuhan keperawatan kanker paru?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi kanker paru
2. Untuk mengetahui etiologi kanker paru
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala kanker paru
4. Untuk mengetahui komplikasi kanker paru
5. Untuk mengetahui patofisiologi kanker paru
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker paru
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kanker paru

D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Mahasiswa
 Mahasiswa dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulis
karya ilmiah.
 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami naskah ilmiah,
jenis-jenis dan ciri-ciri serta syarat-syarat dalam penulisan karya
ilmiah.
 Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep dan langkah-langkah
penulisan karangan ilmiah dan unsur-unsurnya.
 Mahasiswa dapat menguasai tentang kajian kepustakaan untuk
mengimplementasikan dalam penulisan karangan ilmiah.
 Mahasiswa dapat memahami dan menguasai pembuatan skripsi
tesis disertai jurnal.
2. Bagi Masyarakat
 Dapat memberitahukan mengenai penyakit kanker paru, gejala-
gejala penularan, pencegahan, pengobatan dan sebagainya. Agar
masyarakat dapat mengantisipasi bahaya penyakit kanker paru
dan mencegah penyakit kanker paru.
6

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kanker Paru
Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru-paru
merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada
pria maupun wanita. Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel
di dalam paru-paru, tetapi bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh
lain yang menyebabkan kanker paru-paru(Suryo, 2010).
Kanker paru atau karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas
primer system mukosa pernapasan bagian bawah yang bersifat epithelial
dan berasal dari mukosa percabangan bronkus (Nanda.2015 ).

Kanker paru (CA Paru) merupakan tumor ganas yang berasal dari
saluran pernafasan yang sebagian besar disebabkan karena asap rokok dan
polusi udara. Kanker paru merupakan tumor ganas paru yang ditandai
dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel
– sel jaringan normal. Kanker paru masih menjadi salah satu masalah
kesehatan di Indonesia disebabkan angka merokok yang masih tinggi pada
masyarakat. Kanker paru merupakan penyebab utama keganasan didunia
dan mencapai 13% dari semua diagnosis kanker. Selain itu kanker paru
juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker
(Kemenkes,2016).
7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Kanker Paru


Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru
(metastasis tumor paru) maupun yang berasal dari paru sendiri, dimana
kelainan dapat disebabkan oleh kumpulan perubahan genetika pada sel
epitel saluran nafas, yang dapat mengakibatkan proliferasi sel yang tidak
dapat dikendalikan. Kanker paru merupakan tumor ganas yang berasal dari
saluran pernafasan yang sebagian besar disebabkan karena asap rokok dan
polusi udara. Kanker paru merupakan tumor ganas paru yang ditandai
dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak
sel-sel jaringan normal.
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel yang abnormal, yang
tidak terkendali di dalam paru-paru yang menimbulkan nyeri dan sesak
nafas.Sesak nafas merupakan gejala dari kanker paru. Pasien kanker paru
pada umumnya dilakukan pemasangan Water Seal Drainage(WSD)
bertujuan untuk mengeluarkan cairan pada paru berakibat pasien akan
mengalami nyeri.
B. Etiologi
Pada prinsipnya, pertumbuhan sel kanker berhubungan dengan
proses apoptosis (kematian sel alami). Pada sel-sel normal, selalu terjadi
proses apoptosis, sehingga organ-organ ukurannya terbatas. Pada sel
kanker, terjadi gangguan regulasi apoptosis, sehingga sel bertumbuh dan
membelah terus menerus (Komiya, et al., 1999; Reed, 1999; Amarante-
Mendes, et al., 1998; Lamprecht and Delinassions, 1998; Kalemkerian,
1994 dalam Buku Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam 1999).
Pada kanker paru, penyebab terbanyak adalah terjadinya perubahan
gen yang berperan dalam apoptosis, yang disebabkan merokok terutama
sigaret.Pada sel kanker paru terdapat lebih dari 10 kelainan genetic sel
yang didapat.Yang paling sering adalah mutasi pada onkogen, amplifikasi,
transkripsi, perubahan letak gen pada kromosom, kelainan pada gen p53,
kelainan protein p120 nukleoli. (Esteller, et al., 1999; Fontanini, et al.,
1999; Sato, et al., 1999; Amarante Mendes, et al., 1998; Minna, 1998;
Sirzen, et al., 1998).
C. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan adanya kanker paru :
a. Batuk pada pasien kanker paru-paru sekitar 65-75%
b. Hemoptysis pada pasien kanker paru sekitar 6-35%, dan sekitar
20-30% pada pasien akan mengembangkan hemoptysis, dengan
3% mengalami hemoptysis yang fatal
8

c. Sesak nafas pada pasien kanker paru-paru sekitar 65%. Penyebab


sesak naaps pada kanker paru termasuk paru-paru parenkim
utama, efusi pleura, pneumonia, dan komplikasi dari kemoterapi
atau terapi radiasi, seperti pneumonitis
d. Nyeri dinding dada pada pasien kanker paru-paru sekitar 50%.
Nyeri dada dapat terjadi karena penyebaran langsung dari tumor
ke permukaan pleura
e. Suara serak pada pasien kanker paru sekitar 18%
f. Kehilangan berat badan, nyeri tulang, sakit kepala, kelelahan,
anoreksia
D. Komplikasi
Komplikasi pada kanker paru (Perhimpunan Dokter Indonesia, 2003: 17)
yaitu sebagai berikut :
a. Efusi pleura
b. Sindrom vena cava superior (SVCS)
c. Obstruksi bronkus
d. Invasi dinding thoraks
e. Batuk darah (hemoptysis)
f. Kompresi penekanan esophagus
g. Kompresi sumsum tulang. Biasanya terjadi karena efek samping
obat maupun radiasi. Gejala yang paling sering muncul adalah
leucopenia dan trombosytopenia
h. Metastasis sel kanker ke bagian tubuh yang lain
E. Patofisiologi
Kanker paru dimulai oleh aktivitas onkogen dan inaktivasi gen
supresor tumor. Onkogen merupakan gen yang membantu sel-sel tumbuh
dan membelah serta diyakinin sebagai penyebab seseorang untuk terkena
kanker (Novitayanti, 2017). Proto-onkogen berubah menjadi onkogen jika
terpapar karsinogen yang spesifik.Sedangkan inaktivasi gen supresor
tumor disebabkan oleh rusaknya kromosom sehingga dapat
menghilangkan keberagaman heterezigot.
Zat karsinogen merupakan zat yang merusak jaringantubuh yang
apabila mengenai sel neuroendrokin menyebabkan pembentukan small cell
lung cancer dan apabila mengenai sel epitel menyebabkan pembentukan
non small cell lung cancer.
F. Penatalaksanaan
Sebagian besar rerata ketahanan hidup (survival rate) penderita
keganasan paru masih dibawah umur 2 tahun.Keberhasilan ini diperoleh
dengan tatalaksana yang optimal, seperti pembedahan, kemoterapi dan
radiasi, didukung oleh terapi suportif yang optimal. (Jeremic, et al., 1998)
Keganasan paru jenis sel kecil (small cell lung cancer/ SCLC),
pemberian kemoterapi pada stadium awal (I-II) dapat memberikan
9

ketahanan hidup 5 tahun mencapai lebih dari 40%.Pada stadium III-IV,


pemberian kemoterapi dapat memberikan ketahanan hidup selama 2 tahun
sekitar 40%-50%.Keganasan paru jenis bukan sel kecil (non-small cel
lung cancer/NSCLC), dapat mencapai ketahanan hidup 5 tahun sebesar
20%-30%. Apabila pada stadium awal (I-II) sudah dilakukan tindakan
adekuat, seperti pembedahan, kemoterapi dan radioterapi, pada stadium
yang lanjut (III-IV), ketahanan hidup 2 tahun mencapai sekitar 20%,
dengan tatalaksana yang optimal. (Sutandyo, 1999; Al-Kattan, et al., 1996)
Selain pembedahan dan kemoterapi yang adekuat, terapi suportif
dan rehabilitasi pasien kanker paru sangat membantu untuk memperbaiki
kualitas hidup. Oleh karena sebagian besar pasien kanker paru dating
dengan stadium lanjut, prinsip tatalaksana ditujukan terutama untuk
memperbaiki kualitas hidupnya (Satoh, et al., 1998; Earle and Evans,
1997). Pada pasien usia lanjut perlu perhatian khusus oleh karena ada
beberapa penyakit penyerta lainnya (comorbid factor), sehingga perbaikan
kualitas hidup sangat diperlukan, dengan pemberian kemoterapi yang hati-
hati (Pozzo, et al., 1998; Brown, et al., 1996). Untuk kanker paru dan
penyebarannya, diberikan kemoterapi dan atau radioterapi untuk
mengurangi efek local dari massa tumor. Sering terjadi adanya efusi
pleura, dimana kualitas hidup pasien menurun.Pada keadaan ini dapat
diberikan kemoterapi atau bahan inflamatoir yang diberikan intra pleura
(pleurodesis), disamping pemberian kemoterapi untuk kanker parunya.
(Han, et al., 1998; Harsal, et al., 1999; Margono, 1999; Nakagawa, 1999;
Trotti, 1997)
Kemoterapi dasar untuk kanker paru adalah Cisplatin atau
derifatnya misalnya Carboplatin.Pilihan untuk kombinasi yang baik adalah
denganderifat taxane, misalnya Paclitaxel dan Docetaxel.Selain dengan
taxane, pilihan lainnya adalah dengan Doxorubicindan Cyclophsphamide,
Etoposide, Methotrexate, Mitomycin, Ifosfamide, Tirapazaamine.
Pemberian jenis kemoterapi yang lebih baru memberikan efek samping
yang lebih kecil dibanding kemoterapi generasi sebelumnya.(Jusuf, 1999;
Sutandyo, 1999; Han, et al., 1998; McKenna, et al., 1998; Non-small Cell
Lung Cancer Collaborative Group 1995)
Terapi non farmakologi berperan besar dalam menurunkan sesak
nafas, oleh karena itu perlu adanya pendekatan non farmakologis (Thomas
dkk, 2011).Pada pasien kanker paru melakukan latihan nafas dalam (deep
breathing exercise) dan terapi music dapat mengurasi rasa sakit.
Deep Breathing Exercise (DBE) merupakan latihan aktivitas paru
dengan teknik napas dalam untuk meningkatkan kapasitas paru dan
ventilasi oksigenasi, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan
dan dada mengembang penuh (Smeltzer, et al., 2008). Dasar pemilihan
intervensi terapi music adalah music diketahui memiliki banyak sekali
10

manfaat antara lain untuk relaksasi otot, mengurangi nyeri, memperlambat


denyut jantung, meningkatkan kedalaman pernapasan, serta mengurangi
kecemasan dan depresi mudah didapatkan dan biaya murah.

G. Asuhan Keperawatan Kanker Paru

1. PENGKAJIAN
a) Keluhan umum
Pengkajian keperawatan yang nyeri dada, sesak napas,
mengi, batuk, sputum mengandung darah (hemoptisis).
b) Riwayat
a. Terpajan terhadap lingkungan karsinogen (polusi udara,
arsenik, debu logam, asap kimia, debu radioaktif, dan
asbestos).
b. Penyakit kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan
pembentukan jaringan parut dan fibrosis pada jaringan
paru.
c. Riwayat kesehatan keluarga Salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah riwayat keluarga. Faktor gen
menjadi salah satu penyebab kanker.
d. Pemeriksaan fisik :
 Inspeksi dada untuk mengetahui :
1) Deformitas atau ketidakseimbangan
2) Retraksi interkostal
3) Gangguan atau penyimpangan gerakan
pernapasan
4) Frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
bernapas.
5) Retraksi inspirasi pada area supraklavikular
6) Kontraksi inspirasi sternomastoideus
 Palpasi dada untuk mengetahui :
1) Nyeri tekan
2) Pengkajian terhadap abnormalitas yang
dapat dilihat
3) Ekspansi pernapasan
4) Fremitus taktil
 Perkusi dada Bunyi jantung normal mungkin
tidak ada pada emfisema.
 Auskultasi :
1) Bunyi napas
2) Bunyi napas tambahan Crackles/rales,
mengi atau ronchi, wheezing.
3) Jika ada indikasi, bunyi suara yang
ditransmisikan.
 Pemeriksaan kuku jari dan tangan
Inspeksi : Falang dorsal membulat dan
menggelembung. Kecembunngan dari lempeng
kuku meningkat. Sudut antara lempeng kuku dan
11

lipatan kuku proksimal bertambah sampai 180º atau


lebih. Lipatan kuku proksimal teraba seperti busa.
Banyak penyebab dan kondisi ini, termasuk
hipoksia kronis dan kanker paru.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d produksi sputum
yang berlebih
b) Nyeri akut b/d agen cedera biologis
c) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
faktor biologis
d) Intoleran aktivitas b/d ketidaksimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a) Diagnosa 1
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d produksi sputum
yang berlebih. Goal : Klien akan mempertahankan pola
nafas yang efektif selama dalam perawatan.
Objektif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
dalam perawatan pasien akan mempertahan keefektifan
pola nafas dengan kriteria hasil :
1) Menunjukan jalan nafas yang paten
2) RR normal (16-20x/m)
3) Saturasi O2 dalam batas normal
Intervensi :
1) Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
2) Atur posisi semi fowler
3) Observasi TTV
4) Auskultasi suara nafas
5) Berkolaborasi untuk memberikan antibiotic
b) Diagnose 2
Nyeri akut b/d agen cedera biologis.
Goal : Nyeri berkurang selama dalam proses keperawatan.
Objektif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
dalam perawatan nyeri pasien akan berkurang dengan
kriteria hasil :
1) Skala nyeri berkurang
2) Pasien mampu mengontrol nyeri
3) Pasien menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
4) Tanda vital dalam rentang normal
5) Tidak mengalami gangguan tidur
Intervensi :
1) Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0-10).
Rasional : Berguna dalam pengawasan
keefektifan obat, kemajuan penyembuhan.
2) Berikan istirahat dengan posisi semifowler.
12

Rasional : Dengan posisi semi-fowler dapat


menghilangkan tegangan abdomen yang
bertambah dengan posisi telentang.
3) Anjurkan klien untuk menghindari makanan
yang dapat meningkatkan kerja asam lambung.
Rasional : Mencegah terjadinya perih pada ulu
hati/epigastrium.
4) Observasi TTV tiap 24 jam.
Rasional : Sebagai indikator untuk melanjutkan
intervensi berikutnya.
5) Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri atau dapat
terkontrol.
6) Kolaborasi dengan pemberian obat analgesic.
Rasional : Menghilangkan rasa nyeri dan
mempermudah kerjasama dengan intervensi
terapi lain.
c) Diagnose 3
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
faktor biologis.
Goal : Pasien akan mempertahankan keseimbangan nutrisi
selama dalam perawatan.
Objektif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
dalam perawatan pasien akan mempertahankan
keseimbangan nutrisi dengan kriteria hasil:
1) Nafsu makan pasien akan meningkat
2) Bb kembali normal
3) Bab lancar

Intervensi :
1) Identifikasi perubahan berat badan terakhir
Rasional : Memantau perubahan berat badan
2) Bantu pasien makan jika tidak mampu
Rasional : Membantu pasien makan
3) Berikan makanan sedikit tapi sering
Rasional : Meningkatkan nafsu makan
4) Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang
berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan
menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah
atau diare.
Rasional : Berguna dalam mendefinisikan derajat
masalah dan intervensi yang tepat
5) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet yang tepat
bagi pasien dan dengan dokter dalam pemberian
obat antiemetik
Rasional : Diet sesuai dengan kebutuhan pasien dan
antiemetik dapat mengurangi mual.
d) Diagnosa 4
13

Intoleransi aktivitas b/d ketidaksimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen
Goal : Pasien dapat mempertahankan toleransi aktivitas
selama dalam perawatan
Objektif: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
dalam perawatan pasien akan mempertahankan toleransi
aktivitas dengan kriteria hasil:
1) Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri
2) TTV pasien dalam batas normal
3) Pasien nyaman saat beraktivitas

Intervensi :
1) Identifikasi aktivitas-aktivitas pasien yang
diinginkan dan sangat berarti baginya.
Rasional : Untuk meningkatkan motivasinya
agar lebih aktif.
2) Berikan latihan gerak pasif dan aktif.
Rasional : Memperbaiki mekanika tubuh.
3) Bantu klien untuk dalam melakukan aktivitas
yang memberatkan.
Rasional : Menghindari hal yang dapat
memperparah keadaan.
4) Ajarkan kepada pasien latihan yang dapat
meningkatkan kekuatan dan ketahanan.
Rasional : Dapat meningkatkan pernafasan dan
secara bertahap meningkatkan aktivitas.
5) Beri dukungan dan dorongan pada tingkat
aktivitas pasien yang dapat ditoleransi.
Rasional : Untuk membantu pasien membangun
kemandirian.
14

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran


Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien kanker paru dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan
ketidakefektifan pola nafas yang dilakukan tindakan keperawatan terapi
musik dan deep breathing exercise selama ± 3jam selama 3 hari berturut-
turut. Didapatkan pada tindakan terapi musik skala nyeri yang intervensi
ini dilakukan RSUS Dr. Moewardi Surakarta mulai hari pertama (pre test
dan post test) sampai hari ketiga (pre test dan post test).
15

DAFTAR PUSTAKA

Ina, Gabriela. 2019.” Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Tn. B Yang
Menderita Tumor Paru Di Ruang Kelimutu RSUD Dr. W. Z. Johanes Kota
Kupang”. Jurnal Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kemenkes Kupang. Diakses pada
3 September 2020 pukul 20:34

Agustia, Pani. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. I Dengan Ca Paru Di
Ruang Rawat Inap Paru Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Jurnal Karya Tulis
Ilmiah. Stikes Perintis Padang. Diakses pada 2 September 2020 pukul 03:58

Ekowati, Yuli. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Paru Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi. Surakarta. Diakses pada 31 Agustus 2020
pukul 14:51

Anda mungkin juga menyukai