KEPERAWATAN MEDIKAL
Diajukan guna melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal
dengan dosen pegajar Ns. John Hafan S., M.Kep., Sp.Kep.MB
Oleh
Ni Putu Yuliana
Permatasari NIM
182310101139
Kelas C 2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan Inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Konsep Dasar Penyakit dan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru)”
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak,maka
dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ns. John Hafan S., M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Dosen Penanggung Jawab
Matakuliah Dasar Keperawatan Medikal
2. Ns. John Hafan S., M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Dosen Pengajar tugas Dasar
Keperawatan Medikal
3. Keluarga dan teman-teman yang telah banyak memberikan semangat,
dukungan dan doa
Akhir kata dengan kerendahan hati serta kesadaran menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Maka, masukan dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................5
Latar Belakang.....................................................................................................5
Epidemologi.........................................................................................................6
Rumusan Masalah................................................................................................6
Tujuan...................................................................................................................7
1.4.1 Tujuan Umum..........................................................................................7
1.4.2 Tujuan Khusus.........................................................................................7
BAB 2. KONSEP DASAR TEORI.........................................................................8
Anatomi dan Fisiologis........................................................................................8
Definisi TB Paru...................................................................................................9
Etiologi...............................................................................................................10
Faktor Resiko.....................................................................................................10
Manisfestasi Klinis.............................................................................................12
Patofisiologi........................................................................................................13
Pathway..............................................................................................................13
Pemeriksaan Penunjang......................................................................................14
Pengobatan Farmakologi dan Non-farmakologi................................................16
Konsep Asuhan Keperawatan............................................................................22
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................28
Pengkajian..........................................................................................................28
3.3 Analisis data.................................................................................................32
Diagnosa Keperawatan.......................................................................................34
3.4 Intervensi Keperawatan................................................................................35
Implementasi Keperawatan................................................................................39
Evaluasi Keperawatan........................................................................................43
BAB 4. PENUTUP................................................................................................45
Kesimpulan.........................................................................................................45
Saran...................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Epidemologi
Tuberkulosis paru merupakan penyakit tropis infeksi yang dapat
menyerang paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.
penyakit ini sudah menjadi penyakit yang menyerang sepertiga penduduk
di dunia. Menurut Widoyo dalam WHO, 1993 mengatakan kasus TB
sebanyak 9 juta kasus pertahun dengan julah kematian sebanyak 3 juta
pertahun. Terdapat 95% kasus TB paru didunia dan dari jumlah tersebut
terdapat 98% kematian. Pada tahun 2016 diperkirakan 10,4 juta orang
jatuh sakit dengan TB dimana 90% diantaranya adala orang dewasa, 65%
adalah laki-laki dan 10 % adalah orang yang hidup dengan menderita
penyakit dimana 70% berada di Afrika dan 56% berada di 5 negara yaitu
India, Indonesia, China, Filiphina dan Pakistan (WHO,2017).
Menurut WHO (2010) Indonesia saat ini berada pada peringkat
kelima dengan negara yang memiliki beban tertinggi terkait masalah TB
paru di dunia. Prevalensi kasus TB sebesar 660.000 dan berjumlah
430.000 kasus per tahunnya. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan
sebesar 60.000 kematian per tahun. Di Indonesia yang melakukan
pengobatan ulang sebanyak 5.687 kasus dan 65,2% diantaranya adalah
kasus kambuh. Kasus kematian dan kesakitan dimasyarakat diderita oleh
orang pada umur produktif dari 15-54 tahun.
1.4 Tujuan
1. Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat menentukan faktor resiko seseorang terhadap
penyakit TB paru. Apabila pekerja bekerja dilingkungan berdebu
maka paparan partikel debu akn mempengaruhi terjadinya gangguan
pada saluran pernafasan. Paparan kronis udara yang tercemar dapat
meningkatkan morbiditas, terutama terjadinya gejala penyakit saluran
pernafasan dan umumnya TB paru.
2. Kebiasaan merokok
Merokok dan mnum alkohol merupakan faktor resiko karen dapat
menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.
Asap rokok memiliki efek proinflamasi dan imunusupresif pada
sistem imun saluran pernafasan. Selain itu, merokok dapat
meningkatktan resiko infeksi mikrobakterium tuberculosis, resiko
perkembangan penyakit dan kematian pada penderita TB.
3. Status gizi
Index masa tubuh (IMT) dan body mass index (BMI) merupakan
indikator utuk memapa status gizi pada kelompok umur diatas 18
tahun. Status gizi mempengaruhi reiko tertular TB karena seseorang
dengan status gizi buruk bahkan hingga mengalami mal nutrisi dapat
menyebabkan penurunan fungsi paru oleh karena itu salahsatu daya
tangkal dari bakter tuberculosis adalah status gizi yang baik.
4. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (Basillus Calmette Guerin) merupakan imunisasi
untuk anak balita dengan tujuan mencegah penyakit TBC yang berat.
Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang
dilemahkan. Apabila setelah melakukan vaksinasi kuman TB dapat
masuk kedalam tubuh. Namun, apabila seseorang memiliki daya tahan
tubuh yang meningkat maka akan dapat mengendalikan kuman TB.
5. Status ekonimis
Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
distribusi penyakit TB paru. Ekonomi yang rendah dan kurangnya
kemampuan dalam meningkatkan status kesehatan dapat
menimbulkan terjadinya penyakit TB paru karena rendahnya penderita
dalam memenuhi kebutuhan dalam kesehatannya. Masalah
kemiskinan atau ekonomi yang rendah akan sangat mempengaruhi
kurangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi,
pemukiman dan lingkungan sehat dan ini akan mudah menimbulkan
penyakit tuberculosis.
6. HIV/AIDS
Faktor yang memungkinkan seseorang menjadi pasien TB adalah daya
tahan tubuh yang rendah diantaranya pasien yang terinfeksi
HIV/AIDS. Hal ini dikarenakan infeksi HIV menyebabkan kerusakan
luas sistem daya tahan tubuh seluler sehingga apabila terjadi infeksi
penyerta seperti tuberculosis, maka akan menjadi sakit yang parah
bahkan dapat menyebabkan kematian.
2.6 Patofisiologi
Infeksi awal timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar
bakteri yang diawali karena seseorang menghirup basil Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri tersebut menyebar melalui jalan napas menuju
alveoli yang kemudian berkembang baik dan menumpuk. Perkembangan
Mycobacterium tuberculosis dapat menjangkau higga ke area lain dari
paru-paru. Basil juga menyebar melalui system limfe dan aliran darah ke
bagian tubuh lainnya seperti ginjal, tulang dan korteks serebri serta area
lain paru bagian lobus atas. Dalam hal ini system kekebalan tubuh
memberikan respon dengan cara melakukan reaksi imflamasi.
Neurotrofil dan makrofag akan mdlkukan aksi faositosis dan semetara
limfoit spesifik akan menghancurkan basil dan jaringan normal. Reaksi
pada jaringan ini akan mengakibatkan terakumulasinya eksudat dlam
alveoli yang akan menyebabkan bronkopneumonia (Zettira and Sari
2017).
2.7 Pathway
Invasi Mycrobacrerium Tuberculosis
Infeksi Primer
Bakteri dorman
Reaksi ifeksi/inflamasi
b. Diagnosa
Diagnosa keperawata yang muncul pada pasien TB paru antara
lain:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mokus dalam umlah
berlebih, eksudat dalam jalan alveoli
b. Ketiakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernapasan
c. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar –
kapiler
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan untuk mencerna nafas
e. Nyeri akut b.d agen cidera
f. Intoleransi kativitas b.d kelemahan
g. Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan, ancaman pada
konsep diri
c. Intervensi
Intervensi keperawatan merupakan suatu perwatan yang dilakukan
oleh perawat berdasarkan penilaian klinis serta pengetahuan
perawat untuk meningkatkan outcome klien. Dalam intervensi
keperawatan mencangkup perawatan langsung kepada individu,
keluarga dan masyarakat serta seseoran yang dirujuk oleh perawat,
dokter maupun pemberi layanan kesehatan. Intervensi yang
diberikan pada pasienTB paru diberikan berdasarkan diagnose yang
diangkat.
d. Implementasi
Implementasi merupakan pemberian asuhan keperawatan secara
nyata yang berupa serangkaian kegiatan berdasarkan perencanaan
untuk mencapai hasil yang optimal. Pada tahapan ini perawat
menggunakan segala kemampuan yang dimiliki dalam
melaksanakan tindakan keperawatan tehadap klien baik secara
umum maupun secara khusus.
j. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan perbandingan sistematik dan
terencana tentang ksehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dan
melibatkan tenaga kesehatan lainnya. Dalam tahap ini, perawat
melaksanakan rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan
untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal.
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Ny. P 45 tahun dengan pendidikan terakhir SD berdomisili di
Karawang Sari, datang ke RS dengan keluhan batuk berdahak sejak 4
minggu yang lalu yang tidak kunjung sembuh dan merasa sesak. Batuk
disertai dengan dahak berwarna putih kekuningan kental dan sulit dikeluarkan
dan sesak nafas. Ny. P juga mengeluh nafsu makan menurun sehingga lemas
dan mengalami penurunan berat badan, Saat melakukan aktivitasnya Ny. P
selalu dibantu oleh keuarga, seringkali Ny. P mengalami mual dan muntah.
Ny. P mengatakan memiliki riwayat pernah kontak dengan penderita seperti
ini sebelumnya di tempat kerjanya namun, sejak di diagnosis TB paru Ny. P
berhenti bekerja. Ny. P mengeluh sulit untuk tidur dan sering terbangun
dimalam hari karena punggungnya terasa panas. Keadaan umum pasien
sangat lemah suhu tubuh 36°C, tekanan darah 110/80mmHg, frekuensi nadi
78x/menit, frekuensi nafas 29x/menit, bert badan 45 kg, tinggi badan 160 cm,
mukosa bibir mengering, pada auskultasi ditemukan bunyi ronkhi pada lobus
kanan dan kiri atas. Setelah dilakukan pemeriksaan peninjang BTA SPS
didapatkan hasil BTA +++.
3.1 Pengkajian
a. Identitas
Nama : Ny. P No. RM : 16002613
Kelamin Perkawinan
Pengkajian
Alamat : Karawang Sari Sumber : Pasien,
Keluarga
Informasi Pasien
dan
rekam
medis
b. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medis : TB paru
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh batuk berdahak kental berwarna putih kekuningan,
psien mengatakan sesak nafas, pasien mengalami mual dan muntah
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengalami penyakit tuberculosis paru
4. Riwayat kesehatan terdahulu
Pasien mengatakan pernah kontak lansung dengan penderita TB, pasien
tidak memiliki riwayat penyakit, pasien tidak memiliki kebiasaan
merokok dan meminum alkohol
5. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit apapun
6. Pola fungsi kesehatan
Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengetahui bahwa pasien sakit paru – paru, namun pasien
tidak mengetahui bahwa jenis penyakit yang dialami adalah
tuberculosis paru.
Pola nutrisi/metabolic
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan berat badannya
menurun
Pola eliminasi
Pola eliminasi pasien baik
Pola aktivitas dan latihan
Pasien sangat lemas dan pada saat melakukan aktivitas
dibantu oleh keluarga
Pola tidur dan istirahat
Pasien mengeluh bahwa sulit tidur karena pasien sering
terbangun akibat punggungnya yang terasa panas
Pola kognitif dan perseptual
Pasien dan keluarga mengetahui penyakit yang dialami
pasien, namun tidak mengetahui jenis penyakitnya.
Pola persepsi diri
Pasien berpresepsi bahwa keadaanya buruk karena pasien merasa
badannya lemas dan batuk yang tak kunjung sembuh
Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien memiliki seorang suami dan 2 prang anak perempuan
Pola peran dan hubungan
Hubungan pasien dan keluarga harmonis
Pola manajemen koping stress
Pasien terlihat lemas sehingga pasien hanya bias tidur. Saat
pasien merasa punggungnya panas maka pasien langsung
merubah posisi tidurnya
System nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama islam
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Pasien sangat lemah, mual dan muntah, tidak nafsu makan, pasien
mengalami batuk berdahak berwarna putih kekuningan dan kental
2. Tanda- tanda vital
Tekanan darah = 110/80mmHg
Nadi = 78x/menit
RR = 29x/menit
Suhu = 36°C
3. Pemeriksaan
a. Kepala
Warna rambut hitam, tidak ada jejas atau luka daerah sekitar kepala,
bentuk kepala simetris
b. Mata
Konjungtiva anemis, penglihatan normal
c. Telinga
Daun telinga simetris, pendengaran normal
d. Hidung
Bentuk hidung ormal dan simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung
e. Mulut
Bibir kering, gigi utuh dan lengkap
f. Leher
Warna leher rata dan tidak ada jejas, tidak ada luka dan tidak ada
nyeri tekan
g. Dada
Inspeksi : bentuk dada normal, tulang rusuk terlihat jelas saat
bernapas pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi
Perkusi : suara paru sonor, tidak ada kardiomegali, batas jantung
normal
Auskultasi: ditemukan suara ronki pada lobus kanan dan lobus kiri
h. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen cekung, terdapat luka
gatal Perkusi : suara perkusi timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan
edema Auskultasi : bising usus 11x/menit
i. Kulit dan kuku
Turgor kulit jelek, kulit kering dan CRT > 2 detik
d. Pemeriksaan penunjang
Ketika dilakukan pemeriksaan penunjang dan laboraturium BTA SPS
didapatkan hasil BTA +++.
menurun
Mukosa bibir
terlihat kering
RR 29x/menit
3.3Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan secret d.d batuk
berdahak
2. Defisien volume cairan b.d kurangnya asupan cairan d.d turgor kulit jelek,
kulit kering, CRT > 2 detik dan mukosa bibir kering
3. Ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan
menurun d.d penurunan berat badan
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien mengatakan lemas
5. Gngguan pola tidur b.d imobilisasi d.d pasien mengatakan sulit tidur
3.4 Intervensi Keperawatan
No Hari/tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf
1. Minggu, 18 Ketidakefektifan bersihan jalan NOC NIC £
Oktober 2020 nafas b.d penumpukan secret d.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas Ns. Ana
batuk berdahak keperawatan selama 3x24 (3140)
jam, status jalan nafas 1. Monitor status
pasien kembali paten pernapasan
dengan Kriteria hasil: 2. Posisikan pasien untuk
1. Kemampuan memaksimalkan
mengeluarkan secret ventilasi
tidak ada deviasi dari 3. Buang secret dengan
kisaran normal memotivasi pasien
2. Tidak ada akumulasi untuk melakukan
sputum batuk efektif
3. Batuk berkurang 4. Intruksikan pasien cara
batuk efektif
Monitor pernafasan
(3350)
35
4. Monitor suara nafas
tambahan
5. Monitor pola nafas
6. Monitor kemampuan
batuk efektif pasien
43
Nadi 78x/menit
RR 29x/menit
Suhu 36°C
Pasien terlihat lemas
A: Masalah teratasi sebaian
P: Lanjutkan intervensi
4. 4 Minggu, 18 S: Pasien mengatakan badannya lemas, £
Oktober keluarga mengatakan aktivitas Ns. Ana
2020 pukul perawatan diri pasien masih dibantu
12.00 WIB oleh keluarga
O: TD 110/80mmHg
Nadi 78x/menit
RR 29x/menit
Suhu 36°C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
5. 5 Minggu, 18 S: Pasien mengatakan sudah bisa tidur £
Oktober dengan nyaman Ns. Ana
2020 pukul O: TD 110/80mmHg
12.00 WIB Nadi 78x/menit
RR 29x/menit
Suhu 36°C
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain dari tubuh manusia, sehingga
selama ini kasus tuberkulosis yang sering terjadi di Indonesia adalah kasus
tuberkulosis paru (TB Paru). Bakteri ini termasuk golongan bakteri batang
tahan asam dan bersifat aerobic. Penyakit tuberculosis biasanya menular
melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mycobacterium Tubercolosis
yang dilepaskan melalui droplet pada saat penderita batuk. Selain dapat
ditularkan lewat batuk, penyakit ini juga ditularkan lewat dahak. Penyakit
ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain.
4.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memahami terkait konsep penyakit serta asuhan
keperawatan TB paru dan besar harapannya dapat mengaplikasikan
pada klien pada klinik kedepannya
b. Bagi Perawat
Dengan mempelajari tekait konsep penyakit dari TB paru, diharapkan
perawat dapat mengimplementasikannya dalam asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2018. Teknik Prosedural Keperawatan;Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta:Salemba medika
Indah. 2014. “Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta.” Unnes
Journal of Public Health 3(1): 2–5.
Kemenkes. 2011. “Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.”
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC.Jogjakarta: Media
Action
Zettira, Zahra, and Merry Indah Sari. 2017. “Penatalaksanaan Kasus Baru TB
Paru Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga.” Jurnal Medula Unila 7(3):
1–12.