kanker paru
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Maria Valentine Sibarani, M.kep
DISUSUN OLEH
Kelompok 2
1. Putri dewi naila
2. Novita sari
3. Masya opi rahayu
4. M.iqbal alqi
FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul asuhan
keperawatan pasien dengan penyakit kanker paru.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah KMB I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan penyakit
kanker paru.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Maria Valentine Sibarani
M.kep, selaku dosen mata kuliah KMB I yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Keluhan dan Gejala Penyakit Kanker Paru........................................................
B. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik...........................................
C. Etiologi.........................................................................................
D. Cara Pencegahan.........................................................................................................
E. Cara Pengobatan.............................................................................
F. Makanan Yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi..........................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kedokteran dan merupakan
salah satudari 10 penyebab kematian utama di dunia serta merupakan penyakit keganasan yang
bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya karena sel kanker merusak sel lain. Sel kanker
adalah sel normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh tanpa
terkoordinasi dengan sel-sel tubuh lain. Proses pembentukan
kanker (karsinogenesis) merupakan kejadian somatik dan sejak lama di duga
disebabkan karena akumulasi perubahan genetik dan epigenetik yang menyebabkan
perubahan pengaturan normal kontrol molekuler perkembang biakan sel. Perubaha
n genetik tersebut dapat berupa aktivasi protoonkogen dan atau inaktivasi gen pen
ekan tumor yang dapat memicu tumori genesis dan memperbesar progresinya
(Syaifudin, 2007).
Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak dapat
terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan pertumbuhan
sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal.
Kanker paru merupakan penyakit kanker dengan penyebab kematian terbanyak di
dunia, yaitu mencapai 1,61 juta kematian pertahun (12,7%), kanker payudara
yaitu mencapai 1,31 juta kematian pertahun (10,9%), dan kanker kolorektal yaitu
mencapai 1,23 juta kematian pertahun (9,7%) (Varalakshmi, 2013: 63). Di
Indonesia, kanker paru menduduki peringkat ketiga diantara kanker yang paling
sering ditemukan di beberapa rumah sakit (Metha Arsilita Hulma, dkk, 2014:
196).
Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok yang telah diidentifikasi
dapat menyebabkan kanker dengan 63 jenis bersifat karsinogen dan beracun
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003: 2). Menurut American Cancer
Society (2013) 80% kasus kanker paru disebabkan oleh rokok (perokok aktif) dan
20% (perokok pasif). Penyebab kanker paru lainnya adalah radiasi dan polusi
udara. Selain itu, nutrisi dan genetik terbukti juga berperan dalam timbulnya
kanker paru (Albert & Samet, 2003: 21).
Kanker paru diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kanker paru
primer dan kanker paru sekunder. Kanker paru primer adalah sel kanker yang
berasal dari paru, sedangkan kanker paru sekunder adalah sel kanker yang 2
menyebar dari anggota tubuh lain, termasuk kanker payudara dan kanker
kolorektal (Sungging Haryo W, dkk, 2011: 46). Kanker paru primer dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu Small Cell Lung Cancer (SCLC) dan Non Small Cell
Lung Cancer (NSCLC) (Varalakhshmi, 2013: 1). Tahapan perkembangan SCLC
terdapat dua tahap, yaitu tahap terbatas dan tahap ekstensif, sedangkan tahapan
perkembangan NSCLC terdapat 6 tahap, yaitu tahap tersembunyi, stadium 0,
stadium I, stadium II, stadium III, dan stadium IV (Global Bioscience, 2013).
Pemeriksaan awal yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker paru
adalah pemeriksaan radiologi paru yaitu melalui foto paru. Foto paru atau sering
disebut Chest X-Ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari paru
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003: 5), yang sering digunakan untuk
screening (deteksi dini) penyakit paru. Citra dari foto paru akan memberikan hasil
yang berbeda antara paru-paru yang sehat dan yang tidak sehat. Adanya nodul di
paru-paru pada citra foto paru menunjukkan bahwa paru-paru tidak sehat, akan
tetapi nodul ini tidak serta merta menjadi indikasi kanker paru karena nodul dapat
disebabkan oleh penyakit paru lain seperti pneumonia atau tuberculosis
(Udeshani, et al, 20011: 425). Nodul yang terdeteksi pada paruparu dikategorikan
menjadi dua yaitu non cancerous nodule (benign atau tumor jinak) dan cancerous
nodule (malignant atau tumor ganas) (Japanese Society of Radiology Technology,
1997).
Deteksi kanker sejak dini perlu dilakukan, sehingga kanker paru dapat
ditangani dan disembuhkan. Penggunaan perangkat lunak dapat 3 mempermudah
diagnosis kanker serta dapat memberikan tingkat keakurasian yang tinggi
berdasarkan metode yang digunakan. Salah satu perangkat lunak yang umum
digunakan untuk mendiagnosis penyakit kanker adalah Neural Network (NN).
Neural Network (NN) atau Jaringan Syaraf merupakan sistem pemroses informasi
yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf biologi (Siang, 2005: 2).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Definisi Kanker Paru
2. Klasifikasi Kanker Paru
3. Etiologi Kanker Paru
4. Cara Pencegahan Kanker Paru
5. Cara Pengobatan Kanker Paru
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Kanker Paru
2. Untuk mengetahui klasifikasi Kanker Paru
3. Untuk mengetahui Etiologi Kanker Paru
4. Untuk mengetahui Cara Pencegahan Kanker Paru
5. Untuk mengetahui Cara Pengobatan Kanker Paru
BAB II
PEMBAHASAN
C. Patofisiologi
Awalnya menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dandeskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen makamenyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan
olehmetaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa
timbul efusi pleura, dan bisadiikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salahsatu cabang bronkus
yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus
dengandiikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala-gejala yang timbul
dapat berupa batuk, hemoptysis,dispneu, demam, dan dingin. Wheezing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadiumlanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada
hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktu-struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka
(Arisandi, 2008).
D. Etiologi
1. Merokok
Merokok diestimasikan 90% menyebabkan kanker paru-paru pada
pria, dan sekitar 70% padawanita. Di negara-negara industri, sekitar
56% - 80% merokok menyebabkan penyakit pernafasan kronis dan
sekitar 22% penyakit kardiovaskular. Indonesia menduduki peringkat
ke-4 jumlah perokok terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 141
juta orang. Diperkirakan, konsumsi rokok Indonesiasetiap tahun
mencapai 199 miliar batang rokok. Akibatnya adalah kematian
sebanyak 5 juta orang pertahunnya (Gondidoputra, 2007).
b. Orang yang merokok lebih dari satu pak rokok per hari memiliki
20-25 kali lebih besar risiko terkenakanker paru-paru daripada
orang yang tidak pernah merokok.
2. Polusi udara
3. Akibat Kerja
a. Pemaparan asbes meningkatkan resiko kanker paru-paru
sembilan kali. Kombinasi dari paparan asbesdan merokok
meningkatkan resiko untuk sebanyak 50 kali. Kanker lain dikenal
sebagai mesotheli(suatu jenis kanker pada lapisan rongga dada
yang disebut pleura atau lapisan rongga perut
disebut peritoneum) juga sangat terkait dengan paparan asbes.
b. Pekerjaan tertentu dimana paparan arsenik,, kromium nikel, hidrok
arbon aromatik, dan eter terjadidapat meningkatkan risiko kanker
paru-paru.
4. Penyakit Paru,
5. Iradiasi
6. Genetik
a. Proton oncogen
c. Gene encoding enzyme (Adisani, 2008)
7. Diet
E. Cara Pencegahan
Prinsip upaya penceggahan lebih baik dari sebatas pengoobatan.
Terdapat 4 Tingkatan pencegahan dalam epideemiologi penyakit kanker
paru, yaitu :
1. Pencegahan Primordial
Promosi kesehatan
b) Pencegahan Khusus :
Pencegahan keterpaparan
Pemberian kemopreventif
a) Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.
b) Pengobatan : misalnya dengan Kemotherapi atau Pembedahan.
F. Upaya Pengobatan
1. Kemoterapi
Kemoterapi untuk pasien kanker merupakan modalitas
yang cenderung paling sering digunakan pada penderita kanker
paru. Kemoterapi kerap kali dianggap sebagai modalitas yang tidak
efektif serta memiliki toksik yang tinggi terhadap penggunanya,
akan tetapi beberapa studi menyatakan bahwa kemoterapi
merupakan modalitas yang dapat meningkatkan survival pasien,
menurunkan gejala serta meningkatkan kualitas hidup pasien
kanker.(Brown dkk,2013; Bonferroni dkk, 2012; Brimingham dkk,
2009) Studi yang dikerjakan oleh Schiller dkk yang
membandingkan keefektivitasan pada beberapa kemoterapi yang
digunakan pada pasien kanker paru menunjukkan bahwa terapi
dengan menggunakan ciplastin dan gemcitabin memberikan hasil
terbaik dalam meningkatkan survival selama 2 tahun.
2. Radioterapi
Pengobatan kanker paru stadium awal biasanya tidak
memungkinkan untuk dilakukan pembedahan dikarenakan ukuran
kanker yang masih terlalu kecil. Kebanyakan penatalaksanaan pada
penyakit kanker paru stadium awal adalah dengan menggunakan
radioterapi. Salah satu jenis radioterapi yang dapat digunakan
sebagai modalitas adalah stereotactic body radiotheraphy (SBRT)
yang sekarang lebih dikenal dengan stereotactic ablative
radiotherapy (SABR) yang merupakan teknologi noninvasive
dengan ketepatan yang tinggi sehingga dapat mentarget tumor
dengan lebih baik tanpa meningkatkan kadar toksik pada tubuh
pasien. (Solda dkk, 2013 ; Palma dkk,2012) Penelitian dari palma
dkk juga menunjukkan bahwa radioterapi yang digunakan dalam
mengobati kanker paru merupakan terapi dengan tingkat toleransi
tinggi dan hanya menghasilkan efek samping minor pada pasien
3. Pembedahan
Pembedahan merupakan penatalaksanaan kanker paru yang
cukup umum dilakukan di Indonesia. Beberapa teknik pembedahan
dilakukan untuk mengeradikasi sel kanker pada paru-paru pasien
mulai dari pembedahan terbuka maupun pembedahan melalui
endoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan untuk kanker paru
stadium lanjut akan tetapi pembedahan juga memiliki keuntungan
untuk pengobatan kanker paru stadium awal (1&2) yaitu
kemampuannya untuk melihat getah bening secara invasive
sehingga dapat memutuskan untuk memulai kemoterapi adjuvant
apabila terdeteksi dimulainya metastasis melalui getah bening.
Selain itu, pembedahan juga memberikan keuntungan untuk
mendapatkan diagnosis histopatologi pasti.(Verstegen dkk,2013;
Zhang dkk, 2013) Studi meta analisis yang dilakukan oleh Taioli et
al menunjukkan bahwa prosedur pembedahan dengan VATS lebih
menguntungkan dibandingkan dengan torakostomi dengan 5 years
survival 62- 97% dan 5 years mortality yang lebih rendah (95%CI :
3-6). Studi Taioli et al menyarankan lobektomi dengan VATS
dijadikan sebagai terapi pengganti torakostomi dikarenakan
lobektomi VATS memiliki komplikasi yang lebih sedikit, durasi
penggunaan chest tube yang lebih pendek dan durasi opname yang
lebih pendek.
4. Prognosis Kanker Paru
Seperti yang telah dibahas pada bagian pendahuluan,
kanker paru merupakan salah satu kanker yang fatal dengan tingkat
kematian paling tinggi jika dibandingkan dengan kanker lainnya.
Prognosis kanker paru dikelompokkan berdasarkan stadiumnya
dimana semakin tinggi tingkatan kankernya maka angka 5 years
survivalnya akan semakin rendah. (American Cancer Society,
2016)
A. Pengkajian
PEMERIKSAAN FISIK
a) Sistem Pernafasan
b) Sistem Kardiovaskuler
c) Sistem Persyarafan
d) Sistem Perkemihan
e) Sistem Pencernaan
f) Sistem Muskuloskeletal
g) Integumen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada pasien kanker paru antara lain (PDPI, 2003) :
1. Foto toraks
2. Bronkoskopi
3. CT-Scan toraks
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan:
2. Ketakutan /Anxietsa
5. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan energi, fatigue, nyeri, obstruksi
trakeobronkial ansietas.
A. Kesimpulan
1. Pasien kanker paru terbanyak berjenis kelamin laki-laki dan usia 51-60
2. Gejala dan tanda klinis yang paling sering muncul adalah batuk, sesak
napas dan nyeri dada.
pemeriksaan ct-scan terbanyak pada ukuran tumor <1cm dan tepi irreguler
spiculated.
B. Saran