Anda di halaman 1dari 20

Asuhan keperawatan pasien dengan penyakit

kanker paru

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Maria Valentine Sibarani, M.kep

DISUSUN OLEH
Kelompok 2
1. Putri dewi naila
2. Novita sari
3. Masya opi rahayu
4. M.iqbal alqi

FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul asuhan
keperawatan pasien dengan penyakit kanker paru.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada  mata kuliah KMB I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan penyakit
kanker paru.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Maria Valentine Sibarani
M.kep, selaku dosen mata kuliah KMB I yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi 04 desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Keluhan dan Gejala Penyakit Kanker Paru........................................................
B.  Pemeriksaan Penunjang Diagnostik...........................................
C. Etiologi.........................................................................................
D. Cara Pencegahan.........................................................................................................
E. Cara Pengobatan.............................................................................
F. Makanan Yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi..........................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kedokteran dan merupakan
salah satudari 10 penyebab kematian utama di dunia serta merupakan penyakit keganasan yang
bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya karena sel kanker merusak sel lain. Sel kanker
adalah sel normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh tanpa
terkoordinasi dengan sel-sel tubuh lain. Proses pembentukan
kanker (karsinogenesis) merupakan kejadian somatik dan sejak lama di duga
disebabkan karena akumulasi perubahan genetik dan epigenetik yang menyebabkan
perubahan pengaturan normal kontrol molekuler perkembang biakan sel. Perubaha
n genetik tersebut dapat berupa aktivasi protoonkogen dan atau inaktivasi gen pen
ekan tumor yang dapat memicu tumori genesis dan memperbesar progresinya
(Syaifudin, 2007).
Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak dapat
terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan pertumbuhan
sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal.
Kanker paru merupakan penyakit kanker dengan penyebab kematian terbanyak di
dunia, yaitu mencapai 1,61 juta kematian pertahun (12,7%), kanker payudara
yaitu mencapai 1,31 juta kematian pertahun (10,9%), dan kanker kolorektal yaitu
mencapai 1,23 juta kematian pertahun (9,7%) (Varalakshmi, 2013: 63). Di
Indonesia, kanker paru menduduki peringkat ketiga diantara kanker yang paling
sering ditemukan di beberapa rumah sakit (Metha Arsilita Hulma, dkk, 2014:
196).
Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok yang telah diidentifikasi
dapat menyebabkan kanker dengan 63 jenis bersifat karsinogen dan beracun
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003: 2). Menurut American Cancer
Society (2013) 80% kasus kanker paru disebabkan oleh rokok (perokok aktif) dan
20% (perokok pasif). Penyebab kanker paru lainnya adalah radiasi dan polusi
udara. Selain itu, nutrisi dan genetik terbukti juga berperan dalam timbulnya
kanker paru (Albert & Samet, 2003: 21).
Kanker paru diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kanker paru
primer dan kanker paru sekunder. Kanker paru primer adalah sel kanker yang
berasal dari paru, sedangkan kanker paru sekunder adalah sel kanker yang 2
menyebar dari anggota tubuh lain, termasuk kanker payudara dan kanker
kolorektal (Sungging Haryo W, dkk, 2011: 46). Kanker paru primer dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu Small Cell Lung Cancer (SCLC) dan Non Small Cell
Lung Cancer (NSCLC) (Varalakhshmi, 2013: 1). Tahapan perkembangan SCLC
terdapat dua tahap, yaitu tahap terbatas dan tahap ekstensif, sedangkan tahapan
perkembangan NSCLC terdapat 6 tahap, yaitu tahap tersembunyi, stadium 0,
stadium I, stadium II, stadium III, dan stadium IV (Global Bioscience, 2013).
Pemeriksaan awal yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker paru
adalah pemeriksaan radiologi paru yaitu melalui foto paru. Foto paru atau sering
disebut Chest X-Ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari paru
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003: 5), yang sering digunakan untuk
screening (deteksi dini) penyakit paru. Citra dari foto paru akan memberikan hasil
yang berbeda antara paru-paru yang sehat dan yang tidak sehat. Adanya nodul di
paru-paru pada citra foto paru menunjukkan bahwa paru-paru tidak sehat, akan
tetapi nodul ini tidak serta merta menjadi indikasi kanker paru karena nodul dapat
disebabkan oleh penyakit paru lain seperti pneumonia atau tuberculosis
(Udeshani, et al, 20011: 425). Nodul yang terdeteksi pada paruparu dikategorikan
menjadi dua yaitu non cancerous nodule (benign atau tumor jinak) dan cancerous
nodule (malignant atau tumor ganas) (Japanese Society of Radiology Technology,
1997).
Deteksi kanker sejak dini perlu dilakukan, sehingga kanker paru dapat
ditangani dan disembuhkan. Penggunaan perangkat lunak dapat 3 mempermudah
diagnosis kanker serta dapat memberikan tingkat keakurasian yang tinggi
berdasarkan metode yang digunakan. Salah satu perangkat lunak yang umum
digunakan untuk mendiagnosis penyakit kanker adalah Neural Network (NN).
Neural Network (NN) atau Jaringan Syaraf merupakan sistem pemroses informasi
yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf biologi (Siang, 2005: 2).
B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah :
1.  Definisi Kanker Paru
2.  Klasifikasi Kanker Paru
3.  Etiologi Kanker Paru
4.  Cara Pencegahan Kanker Paru
5.  Cara Pengobatan Kanker Paru
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Kanker Paru
2.  Untuk mengetahui klasifikasi Kanker Paru
3.  Untuk mengetahui Etiologi Kanker Paru 
4.  Untuk mengetahui Cara Pencegahan Kanker Paru
5.  Untuk mengetahui Cara Pengobatan Kanker Paru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definis kanker paru


Kanker paru merupakan kanker yang onsetnya dimulai dari paru-
paru dimana terjadi pertumbuhan sel abnormal yang sangat cepat dan tidak
terkendali. Pertumbuhan sel yang tidak normal tersebut dipicu oleh
kerusakan DNA diantaranya adanya delesi pada bagian DNA, inaktivasi
gen supresor tumor, aktivasi protoonkogen menjadi onkogen, tidak
terjadinya apoptosis dan aktivitas dari enzim telomerase.(Yu, dkk, 2014;
Yolder dkk,2010)

B. Klasifikasi dan Epidemiologi Kanker Paru


Secara umum, kanker paru dibagi kedalam dua jenis yaitu NSCLC
dan SCLC. Perbedaan diantara keduanya adalah SCLC memiliki
agresivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan NSCLC. Namun secara
epidemiologi, NSCLC lebih sering dijumpai, yakni sekitar 85% dari total
kasus kanker paru. Menurut klasifikasi WHO, kanker paru terdiri dari 4
tipe major sel yaitu SCLC, NSCLC yang termasuk adenokarsinoma, SCC
dan LCC. Secara histologi, tumor dapat terjadi baik berupa tipe tunggal
maupun campuran. (WHO,2012)
SCC merupakan jenis terbanyak dari NSCLC yang terdiagnosis.
Morfologi SCC menyerupai tumor ekstrapulmonal yang nampak seperti
sarang tumor yang terinflitrasi yang tidak memiliki jembatan intraselular.
Keratin seringkali nampak pada morfologi jaringan SCC. Terjadinya SCC
ini diduga dipengaruhi oleh merokok, seiring menurunnya jumlah
perokok, maka SCC tergantikan oleh adenokarsinoma sebagai jenis
NSCLC yang paling sering terdiagnosis. Adenokarsinoma paling sering
mengenai wanita berumur di bawah 60 tahun. Adenokarsinoma memiliki
kelenjar, struktur papilari, pola branchioalveolar, musin sel atau pola solid
yang terdiferensiasi buruk. Adenokarsinoma memiliki tipe signet ring,
clear cell and mucinous serta fetal adenocarcinoma. BAC merupakan
subtype dari adenokarsinoma yang tumbuh bersama alveolus tanpa
menginvasi dan dapat dilihat sebagai masa tunggal multinoduler difus
pada X-ray, dan “ground glass” opacity pada CTScan.(Harrison,2012)
SCLC merupakan tumor neuroendokrin yang cenderung muncul
sebagai masa sentral dengan pertumbuhan endobrakial dan sangat
berhubungan dengan merokok. SCLC memiliki sel dengan sitoplasma
yang sedikit, nucleus hiperkromatik kecil dengan pola kromatin seperti
“Salt and Pepper” serta nucleolus yang prominen. SCLC sering
memproduksi hormone spesifik seperti ACTH, AVP, ANF dan GRP yang
berhubungan dengan distinctive paraneoplastic syndrome.(Harrison,2012)
LCC cenderung muncul pada bagian perifer dan nampak sebagai
karsinoma yang berdeferensiasi buruk dari komposisi paru tanpa adanya
bukti squamous, diferensiasi grandular atau SCLC pada mikroskop
cahaya. Tumor ini terdiri dari lapisan sel malignant besar yang berkaitan
dengan nekrosis. Varian dari LCC termasuk basaloid karsinoma yang
muncul sebagai lesi endobrakial yang menyerupai tumor neuroendokrin
stadium tinggi dan lymphoepithelioma-like carcinoma yang berkaitan
dengan infeksi EBV. (Harrison, 2012)

C. Patofisiologi
Awalnya menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dandeskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen makamenyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan
olehmetaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa
timbul efusi pleura, dan bisadiikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salahsatu cabang bronkus
yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus
dengandiikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala-gejala yang timbul
dapat berupa batuk, hemoptysis,dispneu, demam, dan dingin. Wheezing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadiumlanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada
hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktu-struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka
(Arisandi, 2008).

D. Etiologi
1. Merokok 
Merokok diestimasikan 90% menyebabkan kanker paru-paru pada
pria, dan sekitar 70% padawanita. Di negara-negara industri, sekitar
56% - 80% merokok menyebabkan penyakit pernafasan kronis dan
sekitar 22% penyakit kardiovaskular. Indonesia menduduki peringkat
ke-4 jumlah perokok terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 141
juta orang. Diperkirakan, konsumsi rokok Indonesiasetiap tahun
mencapai 199 miliar batang rokok. Akibatnya adalah kematian
sebanyak 5 juta orang pertahunnya (Gondidoputra, 2007).

a. Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, banyak


yang telah diidentifikasi sebagai penyebab kanker.

b. Orang yang merokok lebih dari satu pak rokok per hari memiliki
20-25 kali lebih besar risiko terkenakanker paru-paru daripada
orang yang tidak pernah merokok.

c. Setelah seseorang berhenti merokok, risiko nya untuk kanker paru-


paru berkurang secara bertahap.Sekitar 15 tahun setelah berhenti,
risiko untuk kanker paru-paru menurun dengan tingkat
seseorangyang tidak pernah merokok.

d. Cigar dan merokok pipa meningkatkan risiko kanker paru-paru,


tetapi tidak sebanyak merokok.Sekitar 90% kanker paru-paru
timbul akibat penggunaan tembakau. Risiko kanker paru-
paru berkembang adalah berkaitan dengan faktor-faktor berikut:
Jumlah rokok yang diisap, Usia di mana seseorang mulai merokok,
Berapa lama seseorang merokok (atau pernah merokok sebelum
keluar).
  Penyebab lain kanker paru termasuk sebagai berikut:

a) Merokok pasif, atau asap bekas, menyajikan lain risiko untuk


kanker paru-paru. Sebuah kematian diperkirakan 3.000 kanker
paru-paru terjadi setiap tahun di Amerika Serikat yang dapat
diatribusikan pada perokok pasif.
b) Sebagian besar karsinogen dalam asap tembakau (rokok)
ditemukan pada fase tar seperti PAH danfenol aromatik Tar adalah
sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru –  paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5-
35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat
menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru
(Gondodiputro, 2007).

2. Polusi udara

Polusi dari kendaraan bermotor, pabrik, dan sumber lain


mungkin meningkatkan risiko kanker paru-paru. Gas yang
paling berbahaya bagi paru-paru adalah SO2 dan NO2. Kalau unsur
ini diisap,maka berbagai keluhan di paru-paru akan timbul dengan
nama CNSRD (chronic non spesificrespiratory disease) seperti asma
dan bronkhitis (Aditama, 1992). Kenaikan konsentrasi gas SO2
dan NO2 dikaitkan dengan adanya gangguan fungsi paru

a.  Pengaruh pencemaran akibat oksida sulfur adalah


meningkatnya tingkat morbiditas, insidensi
penyakit pernapasan, seperti bronchitis, emphysemadan
penurunan kesehatan umum. Konsentrasi SO2
0,04 ppm dengan partikulat 169 µg/m3 menimbulkan peningkatan 
yang tingi dalam kematian akibat bronchitis dan kanker paru-paru
(Soedomo, 1999).
b.  Pengaruhnya terhadap kesehatan yaitu terganggunya sistem perna
pasan dan dapat menjadi emfisema bila kondisinya kronis dapat
berpotensi menjadi bronkhitis serta akan terjadi penimbunan NO2
dan dapat merupakan sumber karsinogenik (Sunu, 2001).

3. Akibat Kerja

a.  Pemaparan asbes meningkatkan resiko kanker paru-paru
sembilan kali. Kombinasi dari paparan asbesdan merokok
meningkatkan resiko untuk sebanyak 50 kali. Kanker lain dikenal
sebagai mesotheli(suatu jenis kanker pada lapisan rongga dada
yang disebut pleura atau lapisan rongga perut
disebut peritoneum) juga sangat terkait dengan paparan asbes.

b. Pekerjaan tertentu dimana paparan arsenik,, kromium nikel, hidrok
arbon aromatik, dan eter terjadidapat meningkatkan risiko kanker
paru-paru.

c.  Penyakit Paru Kerja Akibat Pajanan Cat Semprot. Cat semprot


mengubah substansi menjadi aerosol,yaitu kumpulan partikel halus
berupa cair atau padat, sehingga karena ukurannya yang kecil akan
mudah terhisap, selanjutnya merupakan pajanan potensial
khususnya terhadap kesehatan paru.Pigmen dalam cat berguna
untuk mewarnai dan meningkatkan ketahanan cat. Banyak jenis
pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu Chromium dan
Cadmium Memberikan warna hijau, kuning, danoranye dapat
menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit, hidung, dan saluran
nafas atas(Wahyuningsih, 2003).

4. Penyakit Paru,

Penyakit paru seperti tuberkulosis (TBC) dan penyakit paru


obstruktif kronik (PPOK), juga membuat risiko untuk kanker paru-
paru. Seseorang dengan PPOK memiliki risiko empat sampai enam
kali lebih besar terkena kanker paru-paru bahkan ketika pengaruh
merokok dikecualikan.

5. Iradiasi

a. Radon pose eksposur risiko lain merupakan produk sampingan


dari radium alami, yang merupakan produk uranium.

b. Radon hadir di udara indoor dan outdoor.

c. Risiko kanker paru meningkat dengan paparan jangka panjang


yang signifikan untuk radon, meskipuntidak ada yang tahu risiko yang
tepat. Sebuah% 12 diperkirakan kematian akibat kanker paru-
parutimbul gas radon, atau sekitar 21.000 kematian paru-paru terkait
kanker setiap tahun di US Radon gasadalah penyebab utama kedua
kanker paru-paru di Amerika Serikat setelah merokok. Seperti
dengan paparan asbes, merokok sangat meningkatkan resiko kanker
paru-paru dengan paparan radon. 

d.  Seseorang yang telah menderita kanker paru-paru lebih mungkin


mengembangkan kanker paru-parudetik dibanding rata-rata orang
adalah untuk mengembangkan kanker paru-paru terlebih dahulu.
( www.emedicinehealth.com )

6. Genetik

Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam


kanker paru, yakni :

a. Proton oncogen

b.  Tumor suppressor gene

c.  Gene encoding enzyme (Adisani, 2008)
7. Diet

Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan


vitamin A menyebabkantingginya resiko terkena kanker paru
(Suyono, 2001).

E. Cara Pencegahan
Prinsip upaya penceggahan lebih baik dari sebatas pengoobatan.
Terdapat 4 Tingkatan pencegahan dalam epideemiologi penyakit kanker
paru, yaitu :

1. Pencegahan Primordial

Berupa upaya untuk memberikan kondisi pada masyarakat yang


memungkinkan penyakitkanker paru tidak dapat berkembang karena tidak
adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan, gayahidup maupun kondisi
lain yang merupakan faktor resiko untuk munculnya penyakit kanker paru.

Misalnya : menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa


bahwa merokok itu merupakan statukebiasaan yang tidak baik dan
masyarakat mampu bersikap positif untuk tidak merokok.

Penelitian tentang rokok mengatakan bahwa lebih dari 63 jenis


bahan yang dikandung asaprokok itu bersifat karsinogenesis. Secara
epidemiologik juga terlihat kaitan kuat antara kebiasaanmerokok dengan
insidens kanker paru, maka tidak dapat disangkal lagi menghindarkan asap
rokokadalah kunci keberhasilan pencegahan yang dapat dilakukan.
Keterkaitan rokok dengan kasus kanker paru diperkuat dengan data bahwa
risiko seorang perempuan perokok pasif akan terkena kanker parulebih
tinggi daripada mereka yang tidak terpajan kepada asap rokok. Dengan
dasar penemuan di atasadalah wajar bahwa pencegahan utama kanker paru
berupa upaya memberantas kebiasaan merokok.Menghentikan seorang
perokok aktif adalah sekaligus menyelamatkan lebih dari seorang
perokok pasif (PDPI, 2003).
 

2. Pencegahan Tingkat Pertama

Pencegahan tingkat pertama yang dapat dilakukan antara lain:

a)  Promosi kesehatan masyarakat

  Kampanye kesadaran masyarakat

 Promosi kesehatan

 pendidikan kesehatan masyarakat 

  b) Pencegahan Khusus :

 Pencegahan keterpaparan

 Pemberian kemopreventif

3. Pencegahan Tingkat Kedua

a) Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.
b) Pengobatan : misalnya dengan Kemotherapi atau Pembedahan.

4. Pencegahan Tingkat Ketiga

Pencegahan tingkat ketiga dapat dilakukan dengan cara rehabilitasi.

F. Upaya Pengobatan
1. Kemoterapi
Kemoterapi untuk pasien kanker merupakan modalitas
yang cenderung paling sering digunakan pada penderita kanker
paru. Kemoterapi kerap kali dianggap sebagai modalitas yang tidak
efektif serta memiliki toksik yang tinggi terhadap penggunanya,
akan tetapi beberapa studi menyatakan bahwa kemoterapi
merupakan modalitas yang dapat meningkatkan survival pasien,
menurunkan gejala serta meningkatkan kualitas hidup pasien
kanker.(Brown dkk,2013; Bonferroni dkk, 2012; Brimingham dkk,
2009) Studi yang dikerjakan oleh Schiller dkk yang
membandingkan keefektivitasan pada beberapa kemoterapi yang
digunakan pada pasien kanker paru menunjukkan bahwa terapi
dengan menggunakan ciplastin dan gemcitabin memberikan hasil
terbaik dalam meningkatkan survival selama 2 tahun.
2. Radioterapi
Pengobatan kanker paru stadium awal biasanya tidak
memungkinkan untuk dilakukan pembedahan dikarenakan ukuran
kanker yang masih terlalu kecil. Kebanyakan penatalaksanaan pada
penyakit kanker paru stadium awal adalah dengan menggunakan
radioterapi. Salah satu jenis radioterapi yang dapat digunakan
sebagai modalitas adalah stereotactic body radiotheraphy (SBRT)
yang sekarang lebih dikenal dengan stereotactic ablative
radiotherapy (SABR) yang merupakan teknologi noninvasive
dengan ketepatan yang tinggi sehingga dapat mentarget tumor
dengan lebih baik tanpa meningkatkan kadar toksik pada tubuh
pasien. (Solda dkk, 2013 ; Palma dkk,2012) Penelitian dari palma
dkk juga menunjukkan bahwa radioterapi yang digunakan dalam
mengobati kanker paru merupakan terapi dengan tingkat toleransi
tinggi dan hanya menghasilkan efek samping minor pada pasien
3. Pembedahan
Pembedahan merupakan penatalaksanaan kanker paru yang
cukup umum dilakukan di Indonesia. Beberapa teknik pembedahan
dilakukan untuk mengeradikasi sel kanker pada paru-paru pasien
mulai dari pembedahan terbuka maupun pembedahan melalui
endoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan untuk kanker paru
stadium lanjut akan tetapi pembedahan juga memiliki keuntungan
untuk pengobatan kanker paru stadium awal (1&2) yaitu
kemampuannya untuk melihat getah bening secara invasive
sehingga dapat memutuskan untuk memulai kemoterapi adjuvant
apabila terdeteksi dimulainya metastasis melalui getah bening.
Selain itu, pembedahan juga memberikan keuntungan untuk
mendapatkan diagnosis histopatologi pasti.(Verstegen dkk,2013;
Zhang dkk, 2013) Studi meta analisis yang dilakukan oleh Taioli et
al menunjukkan bahwa prosedur pembedahan dengan VATS lebih
menguntungkan dibandingkan dengan torakostomi dengan 5 years
survival 62- 97% dan 5 years mortality yang lebih rendah (95%CI :
3-6). Studi Taioli et al menyarankan lobektomi dengan VATS
dijadikan sebagai terapi pengganti torakostomi dikarenakan
lobektomi VATS memiliki komplikasi yang lebih sedikit, durasi
penggunaan chest tube yang lebih pendek dan durasi opname yang
lebih pendek.
4. Prognosis Kanker Paru
Seperti yang telah dibahas pada bagian pendahuluan,
kanker paru merupakan salah satu kanker yang fatal dengan tingkat
kematian paling tinggi jika dibandingkan dengan kanker lainnya.
Prognosis kanker paru dikelompokkan berdasarkan stadiumnya
dimana semakin tinggi tingkatan kankernya maka angka 5 years
survivalnya akan semakin rendah. (American Cancer Society,
2016)

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT KANKER PARU

A. Pengkajian

Riwayat pasien dan keluarga:

a. Pengetahuan tentang jenis kanker & stadium

b. Pengobatan kanker sebelumnya;

 Perilaku pasien/ keluarga terhadap pengobatan


 Pengalaman efek samping dan tingkat keparahannya
 Cara untuk meminimalkan efek samping
 Efektifitas untuk menurunkan insiden dan keparahan
efek samping

c. Diet (Asupan nutrisi)

d. Pengobatan alternatif /komplementer

e. Pengetahuan tujuan dari pengobatan

PEMERIKSAAN FISIK

a) Sistem Pernafasan
b) Sistem Kardiovaskuler
c) Sistem Persyarafan
d) Sistem Perkemihan
e) Sistem Pencernaan
f) Sistem Muskuloskeletal
g) Integumen

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang pada pasien kanker paru antara lain (PDPI, 2003) :

1. Foto toraks

2. Bronkoskopi

3. CT-Scan toraks

4. Biopsi aspirasi jarum

5. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA) didapat bahan untuk sitologi


dan informasi metastasis KGB subkarina atau paratrakeal.

6. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB) mendeteksi lesi kecil yang


lokasinya agak diperifer.

7. Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB)melihat lesi yang


terletak di perifer dan ukuran lebih dari 2cm.

8. Sitologi sputum pengambilan atau pengeluaran sputum


PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

a) Respons pasien dan keluarga terkait dengan pengetahuan tentang


penyakit & pengobatannya, misal pengalaman kemoterapi
b) Support sistem dan orang-orang terdekat

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan pertukaran gas, yang berhubungan dengan penurunan


kapasitas paru sekunder terhadap destruksi jaringan

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif, yang berhubungan dengan obstruksi


tumor dan peningkatan sekresi trakeobronkial.

3. Nyeri, yang berhubungan dengan tekanan tumor pada jaringan


penunjang dan erosi jaringan.

Masalah yang mungkin muncul:

1. Muncul sputum pada jalan nafasnya yang mengganggu pernafasan.

2. Kekurangan nutrisi yang disebabkan batuk yang melelahkan.

3. Aktivitas juga menurun karena nyeri pada dadanya.

4. Koping pada individu tersebut menjadi tidak efektif

5. Pertukaran gas diparu-paru menjadi terganggu karena jalan nafasnya


terhambat.

Diagnosa Keperawatan:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

2. Ketakutan /Anxietsa

3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis


4. Gangguan rasa nyaman, nyeri

5. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan energi, fatigue, nyeri, obstruksi
trakeobronkial ansietas.

6. Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen, dispneu, kelemahan umum, hilang berat badan, depresi.

7. Keseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b/d proses penyakit


aktif (Hipermetabolisme), anoreksia, nausea, vomiting.

8. Kelemahan b/d hipermetabolisme, kecenderungan emosi tidak tertahan,


tidak nyaman, perubahan kimia tubuh.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pasien kanker paru terbanyak berjenis kelamin laki-laki dan usia 51-60

tahun. Pekerjaan terbanyak adalah buruh.

2. Gejala dan tanda klinis yang paling sering muncul adalah batuk, sesak
napas dan nyeri dada.

3. Pemeriksaan foto toraks terbanyak terdapat pada lokasi perifer,

pemeriksaan ct-scan terbanyak pada ukuran tumor <1cm dan tepi irreguler

spiculated.

4. Derajat kanker paru terbanyak pada derajat IIIB. Pengobatan yang


paling sering digunakan kemoterapi.

5. Metastasis terbanyak pada tulang. Komplikasi tersering adalah anemia.

6. Sistem pembayaran terbanyak pada BPJS. Pasien kanker paru dengan


status pulang atau perbaikan lebih banyak dibandingkan yang meninggal
selama perawatan.

B. Saran

1. Perlu diadakan pengisian catatan medik dengan lengkap, baik catatan

anamesis, pemeriksaan penunjang yang diberikan agar dapat memudahkan

dalam hal penelitian selanjutnya.

2. Perlu perhatian khusus dalam derajat kanker agar dapat dilakukan

pengobatan maupun penanganan awal.

3. Perlu perhatian khusus pada derajat kanker paru terhadap pemeriksaan


ct scan toraks dikarenakan tidak kesesuaian dengan teori.

Anda mungkin juga menyukai