DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Hidayati, M.kep
DISUSUN
Oleh :
1. Lina
2. Putri dewi naila
3. Muhammad radhista
4. Melsy nur savitri
5. Maysa opi rahayu
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PENDARAHAN PADA
KEHAMILAH” “ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah keperawatan maternitas II, selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang gangguan
pendarahan pada kehamilah bagi para pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuk selaku dosen pembimbing
mata kuliah keperawatan meternitas II yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari , makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna . Oleh sebab itu, kritik dan saran yang memebangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… II
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………....1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………21
DAFTARPUSTAKA……………………………………………………………22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH.
1
C. TUJUAN PENULISAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kehamilan ektopik adalah kehamilan diluar Rahim,
misalnya dalam tuba, rongga perut, servix, atau dalam tanduk
rudimeter Rahim. (Kusmiyati 2008) Proses implantasi ovum yang
dibuahi terjadi di tuba pada dasarny sama halnya di kavum uteri.
Telur di tuba bernidasi secara kolumner. Perkembangan telur
selanjutnya dibatasi oleh kurannya vaskularisasi dan biasanya telur
mati secara dini dan kemudian direasibsu, setekag tempat nidasi
tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan
jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan
pseudokapsularis. Pembentukan desidua di tuba tidak sempurna.
Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa faktor,
seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya
perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas. Mengenai nasib
kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan. sebagian
besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilah antara 6
sampai 10 minggu.
Hasil konsepsi mati dini dan resor
Abortus ke dalam lumen tuba
Pecahnya dinding tuba.
3) Keguguran
Penyebab paling sering dari perdarahan saat hamil di
trimester pertama adalah keguguran. Sekitar 20-30 persen wanita
yang mengalami perdarahan saat hamil di trimester awal akan
berakhir dengan keguguran. Selain perdarahan, gejala lain
keguguran adalah kram atau nyeri di perut bagian bawah dan
keluarnya jaringan atau gumpalan daging melalui vagina.
4) Perdarahan implantasi
Pada 6-12 hari pertama kehamilan, ibu hamil mungkin akan
mengeluarkan bercak darah. Munculnya bercak-bercak tersebut
terjadi saat sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding
rahim. Hal ini merupakan salah satu tanda kehamilan normal.
4
Dalam beberapa kasus, banyak wanita yang menyamakan kondisi
ini dengan siklus menstruasi biasa dan tidak menyadari bahwa
dirinya sedang hamil.
3. Patofisiologi
Patofisiologi yaitu terdapat gangguan mekanik terhadap ovum
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum utei. Pada suatu
saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai
darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberfapa kemungkinan akibat dari
hal ini yaitu:
a. kemungkinan besar "aborsi tuba", keluar dan keluarnya darah dan
jaringan ke ujung distal (timbria) dan ke rongga perut. Abortus tuba
biasanya hamil pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan
kemudian masuk ke rongga peritoneum baisanya tidak begityu banyak
karena tekanan dari dinding tuba.
b. Kemungkinan pecahnya dinding tuba ke dalam rongga peritoneum,
sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
c. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Rupture dinding tuba sering
terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada
kehamilan muda, Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena
trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi
perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hinggabanyak,
sampai menimbulkan syok dan kematian.
C. Perdarahan pada kehamilan lanjut
1. defenisi
Perdarahan antenatal pada kehamilan selanjutnya adalah
perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai bayi sebelum bayi
atau perdarahan intrapartum sebelum kelahira (Saifuddin: 2004).
Pencegahan
1. Peningkatan fasilitas kesehatan
2. Sosialisasi beresiko kehamilan
3. Cepat membawa ke fasilitas kesehatan bila ada pendarahan
Penanganan Umum
5
- Infus larutan Ringer Laktat atau garam fisiologis
- Pemeriksaan Hb
- Penyediaan darah segar
- Pengawasan ketat
- Pemeriksaan USG/ MRI
- Persiapan operasi
2. Plasenta previa
Klasifikasi
- Plasenta previa totalis
- Plasenta previa partialis
- Plasenta previa marginalis
- Plasenta letak rendah
Etiologi
- Kehamilan paritas tinggi
- Usia relatif tua > 30 tahun
- Blastokista menempel di SBR
- Radang/ bekas operasi
- Perokok berat
Patofisiologi
Perdarahan terjadi
- Pembentukan SBR
- Cervix yang mulai mendatar
- Cervix yang membuka
Gambaran klinis
- Terjadi pada akhir trumester-2 keatas
- Perdarahan Spontan dan tidak sakit
- Warna darah merah segar - Perdarahan berulang
- Pada plasenta letak rendah perdarahan terjadi pada proses persalinan
- Bagian janin terbawah masih tinggi
6
Diagnosis
- Dahulu dengan VT
- USG - MRI
Komplikasi
- His, plasenta lepas, perdarahan
- Sering terjadi plasenta inkreta atau perkreta, perforasi, perdarahan
- SBR yang tipis dan tidak dapat kontraksi, perkreta
- Kelainan letak janin
- Prematur/ gawat janin
- Anemia, D.I.C
3. Solusio plasenta
Klasifikasi
- Solusio plasenta ringan Bila lepas kurang dari 25% / 1/6 bagian.
- Solusio plasenta sedang Bila lepas lebih dari 25% atau keluar darah
lebih dari 250ml.
- Solusio plasenta berat Bila lepas lebih dari 50% atau pedarahan
lebih dari 1000ml.
Etiologi
- Kategori sosio ekonomi: mis: usia muda, primipara, single parent,
pendidikan rendah, rekuren
- Kategori fisik: mis: Trauma tumpul, KLL, KDRT
- Kategori kelainan rahim: mis: Mioma uteri, uterus berseptum
- Kategori penyakit ibu: mis: hipertensi, kelainan pembekuan darah
- Kategori Sebab iatrogenik mis: perokok berat/ narkoba 3.
Gambaran klinis
- Pendarahan berwarna tua/ kehitaman
- Rasa nyeri perut dan uterus tergang
7
- Mudah terjadi gawat janin/ mati
- Fundus uteri lebih tinggi
- Keadaan ibu tidak sesuai dengan perdarahan
Diagnosis
- KTG, keadaan janin
- USG. color Doppler
- MRI
- Kadar Alfa- Feloprotein serum ibu (MSAFP)
Komplikasi
- Anemia
- Syok pada ibu
- Gagal Ginjal
- Uterus COUVELAIRE
- Sindroma Sheehan
- Kematian janin
4. Ruptura uteri
Etiologi
Disebabkan oleh anomali atau kerusakan yang telah ada sebelumnya.
Misalnya:
- trauma
- Riwayat operasi
- Proses persalinan
Gambaran klinis
- Kesakitan
- Perdarahan
- Penurunan Hb
- Penurunan tekanan darah
- Nadi cepat
- Anemis
- Palpasi sangat nyeri dan mudah teraba bagian janin
8
Diagnosis
A. Ruptura uterus iminen
- Kesakitan dan gelisah
- HIS yang kuat
- Bandle ring
- Gawat janin
- Hematuria
B. Ruptura uteri
- Tanda diatas hilang dan bayi mudah teraba
Penangan
- Resusitasi
- Operasi
- Histerektomi
- Antibiotik
D. Pendarahan post persalinan
a. Pengertian Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah
keluarnya darah dari jalan lahir segera setelah melahirkan. Perdarahan
setelah melahirkan dengan jumlah wajar merupakan hal yang normal
terjadi, hal ini disebut lochia.Kondisi ini terjadi ketika kehilangan darah
yang sangat banyak hingga lebih dari 500cc dalam 24 jam setelah
melahirkan merupakan suatu kondisi yang abnormal.
b. Faktor Risiko Perdarahan Postpartum
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian perdarahan
postpartum, yaitu:
Persalinan lama.
Bayi dalam janin lebih dari satu.
Episiotomi (tindakan membuka jalan lahir dengan memberikan
potongan di sekitar jalan lahir).
Bayi besar lebih dari 4000 gr.
Riwayat perdarahan sebelumnya.
Anemia saat hamil.
9
Usia kehamilan terlalu tua (lebih dari 38 tahun).
Gejala yang timbul berupa perdarahan dari jalan lahir yang keluar
segera setelah persalinan. Di dalam darah yang keluar biasanya
mengandung darah, beberapa bagian dari jaringan otot uterus, mukus atau
lendir, dan sel darah putih.
10
postpartum merupakan sebuah kelainan, darah yang muncul lebih dari
500cc. Keadaan tersebut disertai gejala lain:
11
- Pemberian obat-obatan untuk memperkuat kontraksi uterus,
seperti oksitosin.
- Melakukan tindakan kuret apabila terdapat sisa jaringan
plasenta yang tertinggal di dalam uterus.
- Pemberian transfusi darah dan komponen darah apabila
terdapat perdarahan masif pada pengidap.
E. Syok Hemoragik
Syok hemoragik adalah suatu sindrom yang terjadi akibat gangguan
hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh yang
biasanya terjadi akibat perdarahan yang masif.
menyebabkan syok hemorogik
12
cerna, kondisi pecah atau rupturnya kehamilan ektopik (kehamilan di
luar kandungan) juga bisa menyebabkan perdarahan.
Etiologi
syok hemoragik adalah perdarahan yang dapat bersifat internal
dan/atau eksternal, dengan trauma sebagai penyebab tersering.
Etiologi lainnya dapat berupa perdarahan gastrointestinal, perdarahan
pada kasus obstetri seperti perdarahan post, urologi, iatrogenik,
ataupun trauma vaskular.
Klinisi
Penatalaksanaan
Epidemiologi
13
F. Gangguan pada pembekuan awal kehamilan
14
- Insufisiensi plasenta. Terjadi ketika plasenta tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, di mana bayi Mums mendapat lebih
sedikit makanan dan oksigen.
- Preeklamsia. Biasanya, terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan
atau setelah kelahiran. Kondisi di mana Mums memiliki kelebihan
protein di urine dan tekanan darah tinggi.
- Kelahiran prematur. Saat di mana bayi Mums lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu.
gejala
o Pengkajian
b. Pemeraan uteri
15
5) DJI dalam batas tertentu atau dapat menunjukkan takikardi /
bradikardi
c. Pemeriksan dalam
3) Pernafasan
4) Suhu
Pengkajian psikologi
a. Cemas ketakutan
b. Gelisah
c. Koping individu
16
4) Hipotensi, takikardi, perlambatan pengisisn kapiler, kulit dingin dan
lembab, pucat , pusing
Diagnosa keperawatan
17
local Tekanan darah Olanorasi: beri mereduksi
stabil 120/80 narkotik / sedatif. ketidakinyamanan.
- nyeri
mmHg berikan obat obat
punggung Meningkatkan
praoperatif bila
bawah Pola nafas yang kenymanan,
prosedur
mual efektif 24x / menurunkan risiko
pembedahan
menit dispneu kompliksi
diindikasikan
DO:
pembedahan.
Klien dapat
Perhatikan status
- Hipotensi
terkonsentrasi
fissologi ibu, status
dan kooperatif
- takikardi sirkulasi dan
perlambat volume darah.
an
- pengisian Kejadian
kapiler perdarahan
potensialmerusak
Auskultasi dan
- kulit
kehamilan,
laporkan DJJ catat
dingin
kemungkinan
bradikardi,
dan
menyebabkan
takikardi,
lambat.
hipovolemia /
perubahan pada
hipoksia
Perubahan
janin catat uteroplasenta.
perfusi jaringan b
Kehilangan darah
/ d hipovolemi. Tujuan:
mengkaji
ibu dan adanya
berlanjutnya
DS: Dapat kontrasi rahim
hipoksia janin.
mempertahankan/ uterus
- Melapork Pada awalnya janin
mempernaiki
an adanya anjurkan tirah berespon pada
perfusi jaringan
perdaraha baring dalam posisi penurunan kadar
Kriteria hasil: miring. 02 dengan
- Mual
takikardi
Mendemonstrasik peningkatan
18
- Muntah an perfusi yang gerakan.
adekuat TTV
DO: Bila Kontrak
stabil TD 130/80
uterus serviks, tirah
mmHg Nadi 80x /
- Perdaraha
baring dan
menit Kulit
n DJJ
medikasi mungkin
hangat terjad
tidak efektif dalam
- Hipotensi
Tidak perdarahan kehamilan
- Takikardi (normal tidak
menghilangkan
lebih dari 500 cc)
- suhu tekanan pada VCI
meningka sdan meningktakan
t sirkulasi plasenta /
janin dalam
- perdaraha
infeksi balutan pertukaran 02
Setelah diberikan
n lebih
abdominal terhadap
keperawatan
500 cc Balutan steril pada
eksudat atau
selama 4 x 24
kelahiran
rembesan lepaskan
- kulit jam asuha
membantu
balutan sesuai
dingin diharapkan klien
melindungi luka
indikasi
dapat
dari kontaminasi,
menerapkan
Dorongan dan rembesan dapat
tehnik kontrol
masukan cairan oral mengganggu
infeksi
dan diet tinggi hematoma,
protein vit C dan gangguan
infeksi Hasil:
besi penyatuan jaringan
resti infeksi Suhu 37 ° C
yang memerlukan
berhubungan Pola nafas efcktif
Kaji suhu, nadi dan kelanjutan.
dengan tindakan 24x / menit
jumlah sel darah
infasif Tidak ada nyeri
putih Mencegah dan
tekan luka bekas
memaksimalkan
dari drainase Faal lokasi dan sirkulasi dan aliran
dengan tanda Kontraktifitas protein dan vitamin
19
awal rahim, perubahan diperlukan sebuah
penyembuhan adanya nyeri pada makanan yang
tidak ada rahim yang diperlukan sintesis
kemerahan eksterna Hb
Bakterious lebih
pada klien
mengalami pecah
20
selama 6 jam dari
klien ketubannya
tetap sebelum
mesecio sesarea
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan saat hamil merupakan kondisi yang cukup sering terjadi pada
trimester awal kehamilan. Sekitar 20 persen wanita hamil pernah mengalami
perdarahan saat hamil, khususnya pada 12 minggu pertama kehamilan.
Kondisi ini tidak selalu menandakan adanya masalah yang serius dalam
kehamilan. Namun jika mengalaminya, ibu hamil disarankan untuk
beristirahat dan hindari bepergian jauh atau naik motor di jalan yang tidak
mulus.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://sg.docworkspace.com/d/sAPPPX7_51OFK3O_6wKinFA
http://repository.ump.ac.id/2309/2/DIYANA%20MULYANINGSIH%20BAB
%20I.pdf
https://id.scribd.com/document/396347749/Asuhan-Keperawatan-Perdarahan-
Awal-Kehamilan-Dan-Kehamilan-Lanjut-1
https://www.halodoc.com/kesehatan/perdarahan-postpartum
https://www.alomedika.com/penyakit/kegawatdaruratan-medis/syok-
hemoragik#:~:text=Syok%20hemoragik%20adalah%20suatu
%20kondisi,nutrisi%20ke%20jaringan%20tidak%20adekuat
22