Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PENDARAHAN


PADA KEHAMILAH”

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Hidayati, M.kep

DISUSUN
Oleh :

1. Lina
2. Putri dewi naila
3. Muhammad radhista
4. Melsy nur savitri
5. Maysa opi rahayu

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PENDARAHAN PADA
KEHAMILAH” “ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah keperawatan maternitas II, selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang gangguan
pendarahan pada kehamilah bagi para pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuk selaku dosen pembimbing
mata kuliah keperawatan meternitas II yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari , makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna . Oleh sebab itu, kritik dan saran yang memebangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi , 26 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… II

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………....1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Gangguan pendarahan saat haamil………………………………………..3


B. Gangguan pendarahan awl kehamilan……………………………….........3
C. Pendarahan kehamilan lanjut……………………………………………..5
D. Pendarahan post persalinan……………………………………………….9
E. Syock hemoragi………………………………………………………….12
F. Gangguan pada pembakuan awal kehamilan ……………………………13
G. Asuhan keperawatan kehamilan …………………………………………15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………21

DAFTARPUSTAKA……………………………………………………………22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu pertama di


indonesia, yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan nifas.
Perdarahan yang sering hamil dalam kehamilan, kehamilan kehamilan,
kehamilan trimester 1 adalah abortus yang berakhirnya suatu kehamilan
(oleh karena-akibat-akibat kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan (Sarwono, 2008).

Data WHO menyebutkan sebanyak 99% kematian ibu kehamilan


ibu dan persalinan di daerah. Salah satu penyebab masalah kehamilan dan
persalinan yaitu abortus yang presentasinya cukup tinggi yaitu sekitar 14-
15% kejadian yang diketahui pada ibu yang dinyatakan positif hamil dan
60-75% angka

abortus terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu (Depkes RI,


2007) kehamilannya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum untuk ndupu luar dnpiy kandungan (Saiffudin, 2002). Di
Indonesia tingkat abortus masih cukup Tinggi dibandingkan dengan
negara-negara maju di Dunia, yakni mencapai 2,3 juta abortus per tahun

B. RUMUSAN MASALAH.

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan pendarahan saat haamil?


2. Apa itu gangguan pendarahan awl kehamilan?
3. Apa itu pendarahan kehamilan lanjut ?
4. Bagaimana pendarahan post persalinan?
5. Apa yang dimaksud dengan Syock hemoragi?
6. Apa itu gangguan pada pembakuan awal kehamilan ?
7. Asuhan keperawatan kehamilan ?

1
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui gangguan pendarahan saat haamil.


2. Untuk mengetahui gangguan pendarahan awl kehamilan.
3. Untuk mengetahui pendarahan kehamilan lanjut .
4. Untuk mengetahui pendarahan post persalinan.
5. Untuk mengetahui syock hemoragi.
6. Untuk mengetahui gangguan pada pembakuan awal kehamilan.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kehamilan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pendarahan saat hamil


Perdarahan saat hamil merupakan kondisi yang cukup sering terjadi pada
trimester awal kehamilan. Sekitar 20 persen wanita hamil pernah mengalami
perdarahan saat hamil, khususnya pada 12 minggu pertama kehamilan.
Kondisi ini tidak selalu menandakan adanya masalah yang serius dalam
kehamilan. Namun jika mengalaminya, ibu hamil disarankan untuk
beristirahat dan hindari bepergian jauh atau naik motor di jalan yang tidak
mulus.
B. Gangguan pendarahan awal kehamilah
1. Definisi
Perdarahan antenatal pada trimester pertama (kehamilan muda)
adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 minggu.
2. Etiologi
a) Perdarahan pada Kehamilan muda
1) Abortus
Abortus adalah pengeluaran konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar Rahim, sebagai batasan kehamilan kurang dari 20mgg
atau berat janin kuarang dari 500gram. (Mucthar 2012)
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,diikuti
dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil
konsepsi terlepas, dan dianggap benda asing dalam uterus.
Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut. Abortus biasanya disertai dengan perdarahan di dalam
desidua basalis dan perubahan nekrotik di dalam jaringan-jaringan
yang berdekatan dengan tempat perdarahan. Ovum yang terlepas
sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi benda asing di
dalam uterus sehingga merangsang kontraksi uterus dan
megakibatkan pengeluaran janin.
2) Kehamilan Ektopik

3
kehamilan ektopik adalah kehamilan diluar Rahim,
misalnya dalam tuba, rongga perut, servix, atau dalam tanduk
rudimeter Rahim. (Kusmiyati 2008) Proses implantasi ovum yang
dibuahi terjadi di tuba pada dasarny sama halnya di kavum uteri.
Telur di tuba bernidasi secara kolumner. Perkembangan telur
selanjutnya dibatasi oleh kurannya vaskularisasi dan biasanya telur
mati secara dini dan kemudian direasibsu, setekag tempat nidasi
tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan
jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan
pseudokapsularis. Pembentukan desidua di tuba tidak sempurna.
Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa faktor,
seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya
perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas. Mengenai nasib
kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan. sebagian
besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilah antara 6
sampai 10 minggu.
 Hasil konsepsi mati dini dan resor
 Abortus ke dalam lumen tuba
 Pecahnya dinding tuba.
3) Keguguran
Penyebab paling sering dari perdarahan saat hamil di
trimester pertama adalah keguguran. Sekitar 20-30 persen wanita
yang mengalami perdarahan saat hamil di trimester awal akan
berakhir dengan keguguran. Selain perdarahan, gejala lain
keguguran adalah kram atau nyeri di perut bagian bawah dan
keluarnya jaringan atau gumpalan daging melalui vagina.
4) Perdarahan implantasi
Pada 6-12 hari pertama kehamilan, ibu hamil mungkin akan
mengeluarkan bercak darah. Munculnya bercak-bercak tersebut
terjadi saat sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding
rahim. Hal ini merupakan salah satu tanda kehamilan normal.

4
Dalam beberapa kasus, banyak wanita yang menyamakan kondisi
ini dengan siklus menstruasi biasa dan tidak menyadari bahwa
dirinya sedang hamil.
3. Patofisiologi
Patofisiologi yaitu terdapat gangguan mekanik terhadap ovum
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum utei. Pada suatu
saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai
darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberfapa kemungkinan akibat dari
hal ini yaitu:
a. kemungkinan besar "aborsi tuba", keluar dan keluarnya darah dan
jaringan ke ujung distal (timbria) dan ke rongga perut. Abortus tuba
biasanya hamil pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan
kemudian masuk ke rongga peritoneum baisanya tidak begityu banyak
karena tekanan dari dinding tuba.
b. Kemungkinan pecahnya dinding tuba ke dalam rongga peritoneum,
sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
c. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Rupture dinding tuba sering
terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada
kehamilan muda, Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena
trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi
perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hinggabanyak,
sampai menimbulkan syok dan kematian.
C. Perdarahan pada kehamilan lanjut
1. defenisi
Perdarahan antenatal pada kehamilan selanjutnya adalah
perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai bayi sebelum bayi
atau perdarahan intrapartum sebelum kelahira (Saifuddin: 2004).
 Pencegahan
1. Peningkatan fasilitas kesehatan
2. Sosialisasi beresiko kehamilan
3. Cepat membawa ke fasilitas kesehatan bila ada pendarahan
 Penanganan Umum

5
- Infus larutan Ringer Laktat atau garam fisiologis
- Pemeriksaan Hb
- Penyediaan darah segar
- Pengawasan ketat
- Pemeriksaan USG/ MRI
- Persiapan operasi

2. Plasenta previa

Plasenta yang berimplantasi disegmen bawah rahim sehingga


menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri internum.

 Klasifikasi
- Plasenta previa totalis
- Plasenta previa partialis
- Plasenta previa marginalis
- Plasenta letak rendah
 Etiologi
- Kehamilan paritas tinggi
- Usia relatif tua > 30 tahun
- Blastokista menempel di SBR
- Radang/ bekas operasi
- Perokok berat
 Patofisiologi
Perdarahan terjadi
- Pembentukan SBR
- Cervix yang mulai mendatar
- Cervix yang membuka
 Gambaran klinis
- Terjadi pada akhir trumester-2 keatas
- Perdarahan Spontan dan tidak sakit
- Warna darah merah segar - Perdarahan berulang
- Pada plasenta letak rendah perdarahan terjadi pada proses persalinan
- Bagian janin terbawah masih tinggi

6
 Diagnosis
- Dahulu dengan VT
- USG - MRI
 Komplikasi
- His, plasenta lepas, perdarahan
- Sering terjadi plasenta inkreta atau perkreta, perforasi, perdarahan
- SBR yang tipis dan tidak dapat kontraksi, perkreta
- Kelainan letak janin
- Prematur/ gawat janin
- Anemia, D.I.C

3. Solusio plasenta

Terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta


dari tempat implantasinya yang normal pada sebelum anak
lahir.endometrium sebelum waktunya

 Klasifikasi
- Solusio plasenta ringan Bila lepas kurang dari 25% / 1/6 bagian.
- Solusio plasenta sedang Bila lepas lebih dari 25% atau keluar darah
lebih dari 250ml.
- Solusio plasenta berat Bila lepas lebih dari 50% atau pedarahan
lebih dari 1000ml.
 Etiologi
- Kategori sosio ekonomi: mis: usia muda, primipara, single parent,
pendidikan rendah, rekuren
- Kategori fisik: mis: Trauma tumpul, KLL, KDRT
- Kategori kelainan rahim: mis: Mioma uteri, uterus berseptum
- Kategori penyakit ibu: mis: hipertensi, kelainan pembekuan darah
- Kategori Sebab iatrogenik mis: perokok berat/ narkoba 3.
 Gambaran klinis
- Pendarahan berwarna tua/ kehitaman
- Rasa nyeri perut dan uterus tergang

7
- Mudah terjadi gawat janin/ mati
- Fundus uteri lebih tinggi
- Keadaan ibu tidak sesuai dengan perdarahan
 Diagnosis
- KTG, keadaan janin
- USG. color Doppler
- MRI
- Kadar Alfa- Feloprotein serum ibu (MSAFP)
 Komplikasi
- Anemia
- Syok pada ibu
- Gagal Ginjal
- Uterus COUVELAIRE
- Sindroma Sheehan
- Kematian janin

4. Ruptura uteri

Terjadi robekan pada rahim

 Etiologi
Disebabkan oleh anomali atau kerusakan yang telah ada sebelumnya.
Misalnya:
- trauma
- Riwayat operasi
- Proses persalinan
 Gambaran klinis
- Kesakitan
- Perdarahan
- Penurunan Hb
- Penurunan tekanan darah
- Nadi cepat
- Anemis
- Palpasi sangat nyeri dan mudah teraba bagian janin

8
 Diagnosis
A. Ruptura uterus iminen
- Kesakitan dan gelisah
- HIS yang kuat
- Bandle ring
- Gawat janin
- Hematuria
B. Ruptura uteri
- Tanda diatas hilang dan bayi mudah teraba
 Penangan
- Resusitasi
- Operasi
- Histerektomi
- Antibiotik
D. Pendarahan post persalinan
a. Pengertian Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah
keluarnya darah dari jalan lahir segera setelah melahirkan. Perdarahan
setelah melahirkan dengan jumlah wajar merupakan hal yang normal
terjadi, hal ini disebut lochia.Kondisi ini terjadi ketika kehilangan darah
yang sangat banyak hingga lebih dari 500cc dalam 24 jam setelah
melahirkan merupakan suatu kondisi yang abnormal.
b. Faktor Risiko Perdarahan Postpartum
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian perdarahan
postpartum, yaitu:
 Persalinan lama.
 Bayi dalam janin lebih dari satu.
 Episiotomi (tindakan membuka jalan lahir dengan memberikan
potongan di sekitar jalan lahir).
 Bayi besar lebih dari 4000 gr.
 Riwayat perdarahan sebelumnya.
 Anemia saat hamil.

9
 Usia kehamilan terlalu tua (lebih dari 38 tahun).

c. Penyebab Perdarahan Postpartum

Penyebab perdarahan postpartum secara umum dibagi menjadi


empat penyebab, yaitu:

 Tonus/kekuatan otot, keadaan ketika uterus tidak dapat berkontraksi


atau disebut atonia uteri, menyebabkan darah yang keluar dari uterus
tidak dapat berhenti secara alamiah. Hal ini menyebabkan darah yang
keluar semakin banyak dan harus mendapatkan pertolongan.

 Trauma/cedera, adanya robekan jalan lahir karena bayi terlalu besar,


atau karena penggunaan obat pacu persalinan yang tidak sesuai
dengan aturan dapat menyebabkan kontraksi terlalu kuat dan
robeknya jalan lahir.

 Jaringan, sisa jaringan plasenta yang masih menempel pada uterus


dapat menyebabkan sumber perdarahan dari jalan lahir.

 Faktor pembekuan darah, perdarahan yang banyak dapat


menyebabkan hilangnya faktor-faktor yang dibutuhkan darah untuk
membantu penutupan luka. Selain itu, pengidap kelainan hemofilia,
yaitu ketika darah sukar membeku menyebabkan kelainan
perdarahan pasca melahirkan.

d. Gejala Perdarahan Postpartum

Gejala yang timbul berupa perdarahan dari jalan lahir yang keluar
segera setelah persalinan. Di dalam darah yang keluar biasanya
mengandung darah, beberapa bagian dari jaringan otot uterus, mukus atau
lendir, dan sel darah putih.

Pada keadaan yang normal darah yang keluar segera setelah


melahirkan kurang dari 500cc. Namun, pada keadaan ketika perdarahan

10
postpartum merupakan sebuah kelainan, darah yang muncul lebih dari
500cc. Keadaan tersebut disertai gejala lain: 

 Darah berwarna merah segar


 Nyeri pada perut bawah.
 Demam.
 Pernapasan cepat.
 Keringat dingin.
 Penurunan kesadaran, mengantuk atau pingsan.

e. Diagnosis Perdarahan Postpartum

Diagnosis perdarahan postpartum ditegakkan oleh dokter dengan


melihat gejala klinis dari pasien. Dokter menentukan diagnosis
perdarahan postpartum jika menemukan perdarahan lebih dari 500cc
dalam 24 jam pasca persalinan.

Untuk mencari penyebab perdarahan dokter dapat melakukan


beberapa pemeriksaan fisik dan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang
dilakukan oleh dokter meliputi:

 USG, untuk melihat bagian dalam uterus apakah ada sisa plasenta


yang tertinggal
 Pemeriksaan faktor pembekuan, untuk melihat adanya kelainan
pembekuan atau tidak.
 Pengobatan Perdarahan Postpartum
Pada keadaan akut, yaitu ketika kehilangan darah sangat
banyak, tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan cairan pengganti melalui infus. Tindakan
memperbaiki keadaan umum pengidap merupakan prioritas utama
pengobatan. Selanjutnya, pengobatan dilakukan dengan
memperbaiki penyebab dari perdarahan postpartum, seperti:

11
- Pemberian obat-obatan untuk memperkuat kontraksi uterus,
seperti oksitosin.
- Melakukan tindakan kuret apabila terdapat sisa jaringan
plasenta yang tertinggal di dalam uterus.
- Pemberian transfusi darah dan komponen darah apabila
terdapat perdarahan masif pada pengidap.

f. Pencegahan Perdarahan Postpartum

Perdarahan postpartum mengenai pada kelompok yang tidak berisiko


sekalipun, sehingga tindakan pencegahan aktif harus segera dilakukan
untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum. Beberapa strategi
yang dapat dilakukan meliputi:

- Identifikasi dan koreksi anemia pada ibu hamil sebelum


persalinan.

- Pemeriksaan tanda vital sebelum persalinan juga penting untuk


mengidentifikasi kemungkinan perdarahan yang  terjadi.

- Untuk petugas kesehatan, manajemen aktif saat persalinan dan


tindakan persalinan yang menghindarkan dari terjadinya
perdarahan pascapersalinan.

E. Syok Hemoragik
Syok hemoragik adalah suatu sindrom yang terjadi akibat gangguan
hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh yang
biasanya terjadi akibat perdarahan yang masif.
 menyebabkan syok hemorogik

Syok hipovolemik bisa disebabkan oleh perdarahan yang


terjadi di dalam tubuh. Selain akibat cedera atau perdarahan saluran

12
cerna, kondisi pecah atau rupturnya kehamilan ektopik (kehamilan di
luar kandungan) juga bisa menyebabkan perdarahan.

 Etiologi
syok hemoragik adalah perdarahan yang dapat bersifat internal
dan/atau eksternal, dengan trauma sebagai penyebab tersering.
Etiologi lainnya dapat berupa perdarahan gastrointestinal, perdarahan
pada kasus obstetri seperti perdarahan post, urologi, iatrogenik,
ataupun trauma vaskular.

 Klinisi

harus dapat mengenali keadaan syok agar resusitasi dapat segera


dilakukan. Pada keadaan syok, langkah penegakan diagnosis seperti
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti
laboratorium dan pencitraan dapat dilakukan sementara resusitasi
dilakukan.

 Penatalaksanaan

awal pada syok hemoragik adalah menghentikan perdarahan dan


mengganti volume yang hilang dengan pemberian cairan atau transfusi
darah. Derajat perdarahan dan respons terhadap intervensi perlu
dinilai sebagai panduan dalam resusitasi. Selain itu, tindakan
pembedahan dapat dilakukan pada beberapa kasus untuk
mengendalikan perdarahan

 Epidemiologi

menunjukkan bahwa syok hemoragik sebagian besar disebabkan


oleh trauma. Sebanyak 50% kasus trauma berupa perdarahan akut
sehingga meningkatkan mortalitas. Di Amerika Serikat, trauma
merupakan penyebab kematian ketiga terbesar pada individu berusia
antara 1 sampai 44 tahun.

13
F. Gangguan pada pembekuan awal kehamilan

Perubahan alami pada tubuh wanita selama kehamilan, persalinan, dan


periode 3 bulan setelah melahirkan dapat membuat wanita berisiko lebih
tinggi mengalami pembekuan darah.

Selama kehamilan, wanita lebih mudah menggumpal darah untuk


mengurangi kehilangan darah selama persalinan dan melahirkan. Wanita
hamil juga mungkin hambatan aliran darah ke kaki di kemudian hari
karena pembuluh darah di sekitar panggul ditekan oleh janin yang sedang
tumbuh.

 Risiko Gangguan Pembekuan Darah pada Ibu Hamil


Pembekuan darah yang terjadi selama kehamilan dapat
menimbulkan masalah. Apabila Mums memiliki pembekuan darah atau
sejenis trombofilia yang disebut sindrom antifosfolipid, Mums lebih
mungkin mengalami komplikasi yang dapat memengaruhi kesehatan
Mums dan bayi, termasuk:
- Penggumpalan darah di plasenta. Plasenta tumbuh di rahim
untuk memasok makanan dan oksigen untuk janin melalui tali
pusar. Pembekuan darah di plasenta dapat menghentikan aliran
darah ke janin. Hal tersebut dapat membahayakan janin di
kandungan Mums.
- Serangan jantung. Biasanya, terjadi ketika penggumpalan
darah, akan menghalangi aliran darah dan oksigen ke jantung.
Tanpa darah dan oksigen, jantung tidak dapat memompa darah
dengan baik, di mana otot jantung bisa mati. Serangan jantung
dapat menyebabkan kerusakan jantung atau kematian.
- Pertumbuhan bayi yang tidak baik. Dalam istilah medis
disebut intauterine growth restriction (IUGR), kondisi di mana
bayi Mumsmengalami gangguan pertumbuhan di dalam rahim.
- Keguguran. Kondisi di mana janin meninggal di dalam rahim
sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.

14
- Insufisiensi plasenta. Terjadi ketika plasenta tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, di mana bayi Mums mendapat lebih
sedikit makanan dan oksigen.
- Preeklamsia. Biasanya, terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan
atau setelah kelahiran. Kondisi di mana Mums memiliki kelebihan
protein di urine dan tekanan darah tinggi.
- Kelahiran prematur. Saat di mana bayi Mums lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu.

 gejala

- Pembengkakan pada anggota tubuh yang tersumbat bekuan


darah, misalnya di tungkai bawah.

- Nyeri atau nyeri tekan namun bukan karena cedera

- Kulit yang hangat dan kemerahan, atau berubah warna. 

G. Asuhan keperawatan kehamilan

 Asuhan keperawatan Abortus

o Pengkajian

a. Pemeriksaaan fisik terhadap jumlah perdarahan

b. Pemeraan uteri

1) Tinggi dan besar tetap dan sesuai dengan umur kehamilan

2) Tinggi dan sangat tinggi sudah mengecil

3) Fundus tidak teraba diatas simpisis

4) Fundus tinggi 28 cm atau lebih

15
5) DJI dalam batas tertentu atau dapat menunjukkan takikardi /
bradikardi

6) Abdomen keras seperti papan uterus tegang dan dengnan


pembesaran simetris atau asimetris

c. Pemeriksan dalam

1) Servik uteri menutup

2) Servik sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil


konsepsi dalam kavum uteri atau pada kanalis servikalis

3) Besarnya rahim telah mengecil 4) Konsistensinya melunak d.


Kaji TTV 1) TD 2) Nadi

3) Pernafasan

4) Suhu

 Pengkajian psikologi

a. Cemas ketakutan

b. Gelisah

c. Koping individu

 Pengkajian data yang mungkin muncul

1) Nyeri dengan hemorogi retroplasenta

2) Nyeri tekan nyata atau berat secara umum atau lokal

3) Nyeri punggung bawah

16
4) Hipotensi, takikardi, perlambatan pengisisn kapiler, kulit dingin dan
lembab, pucat , pusing

 Diagnosa keperawatan

- Nyeri akut karena kontraksi otot, dilatsi serviks,

- Perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia

- resiko tinggi infeksi b/d tindakan infasif


Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasionalisasi
keperawaran criteria hasil
Nyeri akut akibat Tujuan: Mandiri: membantu dalam
kontraksi otot, mendiagnosa dan
Klien melaporkan tentukan sifat,
dilatasi serviks, memilih tindakan,
nyeri hilang lokasi dan durasi
trauma jaringan ketidaknyamanan
kriteria hasil : nyeri.
yang melayani
DS: Nyeri hilang /
dengan aborsi
Kaji kontraksi
terkontrol
spontan, karena
- Cemas uterus,
Kualitas nyeri
kontraksi rahim
kesakitan hemorogi.retoplasm
menujukkan
yang mungkin
a,atau nyeri tekan
sekalanyeri 0-3
- gelisah diperberat oleh
abdomen.
oksitosin
Ekspresi wajah
- nyeri
Kaji stres psikologi
tidak meringis
dengan ansietas sebagai
klien / pasangan
Tidak melakukan
memorasi respon terhadap
dan respons
perlakuan kriteria
plasenta situasi darurat
emosional terhadap
dengan
dapat memperberat
kejadian
- nyeri melakukan
ketidaknyamanan
tekan kegiatan yang
Berkan lingkungan klien
nyata / berulang
yang tenang untuk
berat Dapat membantu
menghilangkan rasa
Respon
scara dalam menurunkan
nyeri
otonomik:
umum tingkat ansietas dan
Diaporosis (-)

17
local Tekanan darah Olanorasi: beri mereduksi
stabil 120/80 narkotik / sedatif. ketidakinyamanan.
- nyeri
mmHg berikan obat obat
punggung Meningkatkan
praoperatif bila
bawah Pola nafas yang kenymanan,
prosedur
mual efektif 24x / menurunkan risiko
pembedahan
menit dispneu kompliksi
diindikasikan
DO:
pembedahan.
Klien dapat
Perhatikan status
- Hipotensi
terkonsentrasi
fissologi ibu, status
dan kooperatif
- takikardi sirkulasi dan
perlambat volume darah.
an

- pengisian Kejadian
kapiler perdarahan
potensialmerusak
Auskultasi dan
- kulit
kehamilan,
laporkan DJJ catat
dingin
kemungkinan
bradikardi,
dan
menyebabkan
takikardi,
lambat.
hipovolemia /
perubahan pada
hipoksia
Perubahan
janin catat uteroplasenta.
perfusi jaringan b
Kehilangan darah
/ d hipovolemi. Tujuan:
mengkaji
ibu dan adanya
berlanjutnya
DS: Dapat kontrasi rahim
hipoksia janin.
mempertahankan/ uterus
- Melapork Pada awalnya janin
mempernaiki
an adanya anjurkan tirah berespon pada
perfusi jaringan
perdaraha baring dalam posisi penurunan kadar
Kriteria hasil: miring. 02 dengan
- Mual
takikardi
Mendemonstrasik peningkatan

18
- Muntah an perfusi yang gerakan.
adekuat TTV
DO: Bila Kontrak
stabil TD 130/80
uterus serviks, tirah
mmHg Nadi 80x /
- Perdaraha
baring dan
menit Kulit
n DJJ
medikasi mungkin
hangat terjad
tidak efektif dalam
- Hipotensi
Tidak perdarahan kehamilan
- Takikardi (normal tidak
menghilangkan
lebih dari 500 cc)
- suhu tekanan pada VCI
meningka sdan meningktakan
t sirkulasi plasenta /
janin dalam
- perdaraha
infeksi balutan pertukaran 02
Setelah diberikan
n lebih
abdominal terhadap
keperawatan
500 cc Balutan steril pada
eksudat atau
selama 4 x 24
kelahiran
rembesan lepaskan
- kulit jam asuha
membantu
balutan sesuai
dingin diharapkan klien
melindungi luka
indikasi
dapat
dari kontaminasi,
menerapkan
Dorongan dan rembesan dapat
tehnik kontrol
masukan cairan oral mengganggu
infeksi
dan diet tinggi hematoma,
protein vit C dan gangguan
infeksi Hasil:
besi penyatuan jaringan
resti infeksi Suhu 37 ° C
yang memerlukan
berhubungan Pola nafas efcktif
Kaji suhu, nadi dan kelanjutan.
dengan tindakan 24x / menit
jumlah sel darah
infasif Tidak ada nyeri
putih Mencegah dan
tekan luka bekas
memaksimalkan
dari drainase Faal lokasi dan sirkulasi dan aliran
dengan tanda Kontraktifitas protein dan vitamin

19
awal rahim, perubahan diperlukan sebuah
penyembuhan adanya nyeri pada makanan yang
tidak ada rahim yang diperlukan sintesis
kemerahan eksterna Hb

Berikan infus Dalam paska


antibiotik profilaksi operasi ketiga
dengan rincian leukositas takikardi
pertama biasanya menunjukkan
segera setelah infeksi,
pengekleman tali peningkatan
pusat dan dua dosis sampai 38 ° C
lagi masing-masing dalam jam pertama
berjarak 6 jam
Setelah kelahiran
Dapatkan budaya fundus tetap
dan urin bila infeksi ketinggian dalam
dicurigai selama sampai lima
hari infolusi mudah
Berikan antibiotik
dengan
khusus untuk
peningkatan
proses infeksi yang
lokhea,
diidentifikasi
Menurunkan
kemungkinan
endometritis paska
sesuai komplikasi
obsess
tromboflekbitis

Bakterious lebih
pada klien
mengalami pecah

20
selama 6 jam dari
klien ketubannya
tetap sebelum
mesecio sesarea

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perdarahan saat hamil merupakan kondisi yang cukup sering terjadi pada
trimester awal kehamilan. Sekitar 20 persen wanita hamil pernah mengalami
perdarahan saat hamil, khususnya pada 12 minggu pertama kehamilan.
Kondisi ini tidak selalu menandakan adanya masalah yang serius dalam
kehamilan. Namun jika mengalaminya, ibu hamil disarankan untuk
beristirahat dan hindari bepergian jauh atau naik motor di jalan yang tidak
mulus.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://sg.docworkspace.com/d/sAPPPX7_51OFK3O_6wKinFA

http://repository.ump.ac.id/2309/2/DIYANA%20MULYANINGSIH%20BAB
%20I.pdf

https://id.scribd.com/document/396347749/Asuhan-Keperawatan-Perdarahan-
Awal-Kehamilan-Dan-Kehamilan-Lanjut-1

https://www.halodoc.com/kesehatan/perdarahan-postpartum

https://www.alomedika.com/penyakit/kegawatdaruratan-medis/syok-
hemoragik#:~:text=Syok%20hemoragik%20adalah%20suatu
%20kondisi,nutrisi%20ke%20jaringan%20tidak%20adekuat

22

Anda mungkin juga menyukai