Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-
Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Kanker Paru-Paru’ ini dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas awal semester 2 kelas XI pada bidang
studi biologi. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang bahayanya Kanker

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibuk Susi selaku guru mata pelajaran
biologi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Palangki, 22 Januari 2023

SITI PATIMAH
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Organ Pernapasan pada Manusia..................................................... 6
B. Proses Pernapasan pada Manusia..................................................... 9
C. Mekanisme Pernapasan pada Manusia............................................. 11
D. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia.......... 12
E. Gangguan Pernapasan pada Manusia............................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 15
B. Saran dan Kritik............................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia.


Kanker sering menyebabkan kematian, karena penyakit ini umumnya tidak
menimbulkan gejala pada awal perkembangannya. Akibatnya, kondisi ini baru
terdeteksi dan ditangani setelah mencapai stadium lanjut.

Kanker adalah kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal tak
terkendali dan menyebar ke area sekitarnya. pertumbuhan sel abnormal ini dapat
terjadi di bagian tubuh mana pun. Biasanya, sel manusia tumbuh dan berkembang
biak melalui proses yang disebut pembelahan sel. Pembelahan sel tersebut berfungsi
untuk membentuk sel-sel baru sesuai kebutuhan tubuh. Ketika sel-sel yang lama
menjadi tua atau rusak, mereka akan mati dan digantikan dengan sel-sel yang baru.
Namun, terkadang proses pergantian tersebut rusak dan tidak berjalan sebagaimana
mestinya.
Kanker juga selalu disebut sebagai Neoplasma ganas atau Tumor ganas
(cancer, malignant neoplasm, malignant tumor, malignant tumour) adalah penyakit
yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon yang mengakibatkan
tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal. Kanker berasal dari kata
karkinos dalam Bahasa Yunani yang berarti "kepiting". Selain itu gejala ini juga
dikenal sebagai Neoplasma ganas dan sering kali ditandai dengan kelainan siklus sel
khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:
 tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
 menyerang jaringan biologi di dekatnya.
 bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik
yang disebut Metastasis.

Sedangkan menurut WHO, kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel abnormal di luar batas normal yang kemudian dapat menyerang
bagian tubuh yang berdampingan dan / atau menyebar ke organ lain. Istilah lain yang
digunakan untuk kanker adalah tumor ganas dan neoplasma (WHO, 2018).
Kanker paru merupakan penyebab utama kematian pada laki-laki dan
perempuan di dunia, dan mungkin salah satu kanker yang berakibat paling fatal. Di
Amerika Serikat, 16.8% pasien kanker paru dapat bertahan hidup sekitar lima tahun
setelah terdiagnosis. Namun, di Negara berkembang, secara signifikan hasilnya
menujukkan lebih rendah. Data resmi mengkonfirmasi bahwa kanker paru membunuh
sekitar satu setengah juta orang tiap tahunnya, per 2012. (DocDoc, 2020)
Melansir dari Healthline, orang yang merokok memiliki risiko 15 sampai 30
kali lebih besar terkena kanker paru-paru daripada non-perokok. Semakin lama dan
sering ia merokok, semakin tinggi risiko untuk terkena Kanker Paru.
Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok yang telah diidentifikasi dapat
menyebabkan kanker dengan 63 jenis bersifat karsinogen dan beracun (Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia, 2003: 2). Menurut American Cancer Society (2013) 80%
kasus kanker paru disebabkan oleh rokok (perokok aktif) dan 20% (perokok pasif).
Penyebab kanker paru lainnya adalah radiasi dan polusi udara. Selain itu, nutrisi dan
genetik terbukti juga berperan dalam timbulnya kanker paru (Albert & Samet, 2003:
21).
Meski sering terjadi pada perokok, kanker paru-paru juga bisa terjadi pada
orang yang bukan perokok. Pada orang bukan perokok, kanker paru-paru terjadi
akibat sering terpapar asap rokok dari orang lain (perokok pasif) atau paparan zat
kimia di lingkungan kerja.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kualitas hidup para perokok yang di diangnosa kanker paru
2. Bagaima motivasi pengobatan bagi penderita kanker paru

III. Tujuan/Manfaat Penulisan


Mengetahui gambaran umum mengenai Kanker Paru-Paru serta diharapkan
menjadi wawansan yang bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Serta mengetahui:
1. Kualitas hidup para perokok yang didiagnosa kanker paru
2. Motivasi pengobatan penderita kanker paru

IV. Metode penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah
metode Pustaka dan studi literatur. Dengan metode ini, penulis mencari dan
mengumpulkan informasi penting yang sesuai dengan topik penulisan dari
berbagai sumber seperti beberapa buku, artikel dan website atau situs-situs
internet yang terkait.
V. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu Bab I:
Pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan/Manfaat
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II: Pembahasan.
Bab III: Penutup, yang terdiri atas Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Kanker Paru-Paru


Kanker paru adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel abnormal
pada satu atau kedua paru. Sementara sel-sel normal bereproduksi dan
berkembang menjadi jaringan paru yang sehat, sel-sel abnormal berkembang biak
lebih cepat dan tidak pernah tumbuh menjadi jaringan paru normal. Benjolan sel
kanker (tumor) kemudian terbentuk dan tumbuh. Selain mengganggu fungsi paru,
sel-sel kanker dapat menyebar dari tumor ke dalam aliran darah atau sistem
limfatik di mana mereka dapat menyebar ke organ lain. Kanker paru dalam arti
luas adalah semuan penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang
berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor di
paru). Kanker paru primer yaitu tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau
karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma) (Risnawati, Pradjoko, & Wati,
2020).
Ca Paru atau disebut dengan Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di
paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) Dalam
pengertian klinik yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas
yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus=bronchogenic carcinoma)
(Kemenkes, 2016).
Kanker paru merupakan tumor ganas yang berasal dari saluran pernafasan
ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal, tidak terbatas dan merusak sel- sel
jaringan normal yang disebabkan oleh asap rokok (Husen et al, 2016). Kanker
paru merupakan penyebab utama keganasan di dunia dan mencapai 13% dari
semua diagnosis kanker. Selain itu, kanker paru juga menyebabkan 1/3 dari
seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki (Kemenkes, 2016) (Saputri &
Oktariani, 2020).
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan
penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit
ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan
pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang
erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi
anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan
ahli-ahli lainnya (PDPI, 2003)

II. Penyabab Kanker Paru


1. Merokok
Meroko khususnya sigaret, secara umum
merupakan penyumbang utama kanker paru. Rokok
sigaret mengandung lebih dari 60 jenis karsinogen,
termasuk di antaranya Radioisotop dari peluruhan
sekuens radon, nitrosamine, dan benzopiren. Selain itu,
nikotin menekan respons imun terhadap pertumbuhan
kanker pada jaringan yang terpapar.
Juga mereka yang hidup dengan perokok memiliki risiko yang lebih tinggi
sebesar 20–30% sedangkan mereka yang bekerja pada lingkungan perokok
mempunyai risiko 16–19% lebih tinggi. Penelitian asap aliran sisi menunjukkan
bahwa hal ini lebih berbahaya dari merokok langsung.
2. Gas Radon
Radon adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan dari
penguraian radioaktif radium, yang merupakan produk dari peluruhan uranium,
yang ditemukan di lapisan kerak bumi. Produk peluruhan radiasi mengionkan
materi genetika, sehingga menyebabkan mutasi yang kadang menjadi bersifat
kanker.

3. Asbestos
Asbestos juga dapat menyebabkan kanker pada pleura, yang disebut
mesotelioma (yang berbeda dari kanker paru).
4. Polusi Udara
Bahan partikulat atmosfer (PM2.5) halus dan aerosol sulfat, yang berasal dari
pelepasan asap kendaraan bermotor di jalanan, dihubungkan sedikit
meningkatkan risiko. Untuk nitrogen dioksida, kenaikan bertahan hingga 10
bagian per miliar meningkatkan risiko kanker paru hingga 14%. Polusi udara luar
diperkirakan bertanggung jawab terhadap 1–2% kejadian kanker paru.
5. Genetik
Diperkirakan bahwa 8 hingga 14% dari kanker paru disebabkan oleh factor
diturunkan. Pada orang dengan saudara yang terkena kanker paru, risiko
meningkat hingga 2.4 kali. Hal ini disebabkan oleh adanya kombinasi gen.
6. Penyebab lain
Sejumlah zat, pekerjaan, dan paparan lingkungan lain juga dihubungkan
dengan kanker paru. Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC)
menyatakan ada "bukti yang cukup" untuk menunjukkan bahwa sejumlah hal
berikut karsinogenik untuk paru-paru:
 Sejumlah jenis logam (produk aluminium, cadmium dan senyawa kadmium,
senyawa kromium(VI), berilium dan senyawa berilium, peleburan besi dan
baja, senyawa nikel, arsenic dan senyawa arsenik inorganik, tambang hematit
bawah tanah)
 Produk pembakaran (pembakaran tidak sempurna), arang batu (emisi
dalam ruangan dari pembakaran arang batu rumah tangga), gasifikasi batu
bara, aspal, produk kokas, jelaga, gas buang mesin disel)
 Radiasi ionisasi (radiasi sinar-X, radon-222 dan produk peluruhannya,
radiasi gamma, plutonium)
 Sejumlah gas beracun (metil eter (kadar teknis), Bis-(klorometil) eter,
sulfur mustard, MOPP ), uap pengecatan)
 Produk karet dan kristalin debu silika
III. Klasifikasi Kanker Paru-Paru
Kanker paru diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kanker paru primer
dan kanker paru sekunder. Kanker paru primer adalah sel kanker yang berasal dari
paru, sedangkan kanker paru sekunder adalah sel kanker yang menyebar dari
anggota tubuh lain, termasuk kanker payudara dan kanker kolorektal (Sungging
Haryo W, dkk, 2011: 46). Kanker paru primer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
Small Cell Lung Cancer (SCLC) dan Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
(Varalakhshmi, 2013: 1). Tahapan perkembangan SCLC terdapat dua tahap, yaitu
tahap terbatas dan tahap ekstensif, sedangkan tahapan perkembangan NSCLC
terdapat 6 tahap, yaitu tahap tersembunyi, stadium 0, stadium I, stadium II,
stadium III, dan stadium IV (Global Bioscience, 2013)
1. Klasifikasi berdasarkan jenis kanker (Black & Hawks, 2014):
a. Karsinoma sel kecil (SCLC), biasanya terletak di tengah disekitar
percabangan utama bronki. Tumor ini timbul dari sel Kulchitsky, komponen
normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel kecil dengan inti
hiperkromatik
pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum, kelenjar limfe
hilus, dengan penyebaran hematogen ke organ distal, seperti perikardium,
efusi perikardial, dan temponade kordis. Tumor sel kecil juga sering
menyebabkan hemoptisis.
b. Karsinoma bukan sel kecil (NSCLC), yang terdiri dari adenokarsinoma,
karsinoma sel skuamosa, karsinoma bronkoalveolar dan karsinoma sel besar.
1) Adenokarsinoma biasanya tumbuh di pinggir paru, memperlihatkan
susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.
Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang-
kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru-paru dan
fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas ke pembuluh darah
dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan
gejala-gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.

Karsinoma Skaumosa picture


2) Karsinoma epidermoid (skuamosa), yaitu sel kanker yang berasal dari
permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel karena metaplasia atau
displasia akibat merokok jangka panjang dan secara khas mendahului.
3) Karsinoma bronkoalveolar, Kanker ini merupakan subtipe dari
adenokarsinoma yang mengikuti permukaan alveolar tanpa menginvasi
atau merusak jaringan paru.
4) Karsinoma sel besar, Jenis ini merupakan suatu subtype dengan
gambaran histologis yang dibuat secara ekslusi. Karsinoma sel besar
tidak memberikan gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular
dengan sel bersifat anaplastik, tidak berdiferensiasi, dan biasanya
disertai infiltrasi sel neutrofil.
c. Etiologi dan patofisiologi
Penyebab pasti kanker paru belum diketahui namun paparan atau
inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan factor
penyebab utama, disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh,
genetik,dan lain-lain. Dari beberapa kepustakaan, telah dilaporkan bahwa
etiologi kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Lombard dan Doering (1928) melaporkan tingginya insiden kanker paru pada
perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Terdapat hubungan antara
rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari dengan tingginya insiden kanker
paru. Dikatakan bahwa 1 dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru.
Laporan beberapa penelitian mengatakan bahwa perokok pasif pun berisiko
terkena kanker paru. Diperkirakan 25% kanker paru dari pasien bukan
perokok berasal dari perokok pasif. Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen
yang berperanan dalam kanker paru, yakni protooncogen, tumor supressor
gene, dan gene encoding enzyme. Etiologi lain dari kanker paru yang pernah
dilaporkan adalah sebagai berikut:
a. • Asbestos, sering menimbulkan mesothelioma
• Radiasi ion pada pekerja tambang uranium
• Radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, vinil klorida
b. Polusi udara
c. Penyakit paru seperti pneumonitis intersisial kronik
d. Riwayat paparan radiasi daerah torak
e. Genetik

IV. Gejala dan Tanda Kanker


Tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan adanya kanker paru adalah
 gejala pada saluran napas: batuk, batuk berdarah mengi atau napas pendek
 gejala sistemik: berat badan turun, demam, gada pada kuku jari, atau kelelahan
 gejala karena tekanan di daerah lokal: nyeri dada, nyeri tulang, Obstruksi vena cava
superior, kesulitan menelan

Bila kanker tumbuh di sekitar saluran pernapasan, keadaan ini dapat menghambat
aliran udara, menyebabkan sesak napas. Hambatan ini dapat menyebabkan adanya
akumulasi sekret di belakang sumbatan, dan menyebabkan terjadinya pneumonia.

Bergantung pada jenis tumornya, fenomena peraneoplastik mungkin adalah


yang pertama kali menarik perhatian mengenai adanya penyakit ini. Pada kanker paru,
fenomena ini dapat meliputi Sindrom Lambert–Eaton myastenik (lemah otot yang
disebabkan oleh autoantibodi), hiperkalsemia, atau sindrom dari ketidakstabilan
hormon antidiuretik (SIADH). Tumor pada bagian pucuk paru, dikenal sebagai Tumor
Pancoast, dapat menginvasi bagian lokal dari sistem saraf simpatik, sehingga
menyebabkan Sindrom Horner (jatuhnya kelopak mata dan pupil kecil pada sisi
tersebut), dan juga menyebabkan kerusakan pada Pleksus brakhialis.

Kebanyakan gejala kanker paru (hilang nafsu makan, berat badan turun,
demam, kelelahan) tidak spesifik. Pada kebanyakan orang, kanker telah menyebar
dari lokasi awalnya saat timbul gejala dan datang ke dokter. Lokasi umum
penyebarannya termasuk otak, tulang, kelenjar adrenal, paru sebelahnya, hati,
perikardium, dan ginjal. Sekitar 10% dari penderita kanker paru tidak mengalami
gejala saat diagnosis; kanker ini ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan
foto rontgen dada.

V. Pengobatan
Pengobatan kanker paru-paru dilakukan berdasarkan jenis, ukuran, letak, dan
stadium kanker, serta kondisi pasien secara keseluruhan. Ada beberapa metode
pengobatan yang dapat dilakukan dokter, yaitu:

1. Operasi
Operasi dilakukan jika kanker masih berada di satu sisi paru-paru dan belum
menyebar ke sisi lain paru atau organ lain (stadium I dan II). Prosedur ini
dilakukan dengan mengangkat tumor dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya.
Tujuannya adalah untuk untuk menghambat penyebaran sel kanker.
Berdasarkan penyebarannya, ada beberapa operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
 Segmentektomi
Jenis operasi ini dilakukan untuk mengangkat sebagian kecil dari salah satu
paru-paru yang terkena kanker. Prosedur ini hanya dilakukan pada kanker
yang belum menyebar atau berukuran sangat kecil.
 Lobektomi
Lobektomi dilakukan untuk mengangkat setengah bagian dari salah satu
paru-paru yang terkena kanker. Prosedur ini dilakukan pada kanker yang
belum menyebar, tetapi berukuran cukup besar.
 Pneumonektomi
Pneumonektomi dilakukan untuk mengangkat salah satu paru-paru secara
keseluruhan, bisa paru kanan atau paru kiri. Operasi ini dilakukan ketika
kanker berada di tengah rongga dada atau telah menyebar ke seluruh paru-
paru.

2. Kemotrapi
Pada kanker paru stadium lanjut, kemotrapi dilakukan selama beberapa
minggu atau beberapa bulan untuk membunuh sel kanker, serta menghambat
pertumbuhan dan penyebaran sel kanker yang masih tersisa setelah operasi.
Kemoterapi juga dapat dilakukan sebelum operasi, untuk menyusutkan kanker
sehingga lebih mudah diangkat. Selain itu, kemoterapi juga berfungsi untuk
meredakan gejala kanker yang dialami pasien. Contoh obat kemoterapi yang
digunakan untuk kanker paru adalah vinorelbine dan doxorubicin.
3. Radioterapi
Radioterapi dilakukan setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang masih
tersisa. Ketika operasi tidak mungkin lagi dilakukan pada kanker paru stadium
lanjut, maka terapi radiasi bertujuan untuk meredakan gejala dan menghambat
penyebaran kanker.
4. Terapi Target
Terapi target adalah pemberian obat yang menyerang protein pertumbuhan
dari sel-sel kanker. Obat ini diberikan pada pasien kanker stadium lanjut, jika
operasi dan radioterapi sudah tidak efektif. Jenis obat terapi target untuk kanker
paru-paru antara lain erlotinib dan gefitinib.
5. Krioterapi
Krioterapi menggunakan gas bersuhu sangat dingin untuk menyusutkan
tumor atau membunuh sel kanker. Krioterapi dilakukan jika kanker telah
menyumbat saluran pernapasan sehingga menyebabkan pasien sulit bernapas.
6. Terapi Ablasi
Terapi ini ditujukan pada penderita kanker paru-paru stadium awal. Terapi
ablasi menggunakan gelombang radio yang dapat menghasilkan panas untuk
membunuh sel kanker.
7. Terapi Fotodinamik
Pengobatan ini ditujukan pada pasien kanker paru-paru stadium awal yang
menolak untuk menjalani operasi. Terapi fotodinamik menggunakan sinar laser
untuk menghancurkan sel kanker.

VI. Tinjauan Pustaka

Pertama, menurut Iedam Fardian Anshori, Dwiza Riana(2021) “PREDIKSI


HARAPAN HIDUP PASIEN KANKER PARU-PARU PASCA OPERASI
BEDAH
THORAKS MENGGUNAKAN BOOSTED NEURAL NETWORK DAN
SMOTE”
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode yang diusulkan membuat peningkatan
yang signifikan dalam prediksi harapan hidup pasien kanker paru pasca operasi
bedah toraks. Rata-rata nilai GMeans yang dihasilkan oleh metode yang diusulkan
sebesar 74.17% dengan nilai prediksi tertinggi sebesar 76.76%. Sementara
algoritma neural network tanpa optimasi hanya menghasilkan rata-rata nilai
GMeans sebesar 53.42% dengan hasil tertinggi sebesar 61.26%. Hasil uji beda
sebelum dan sesudah menggunakan optimasi menunjukan bahwa penelitian ini
mampu meningkatkan performa algoritma neural network dalam mengatasi
ketidakseimbangan kelas secara signifikan.

Kedua, menurut Khasanah NA, dkk (2019) “HUBUNGAN RIWAYAT


MEROKOK DAN TEMPAT TINGGAL DENGAN GAMBARAN
SITOPATOLOGI KANKER PARU”
Hasil penelitian menunjukkan yang terbanyak adalah adenokarsinoma (74,5%),
perokok (47,05%) dan tidak tinggal di wilayah pertambangan (66,67%).
Kesimpulannya adalah terdapat hubungan bermakna antara riwayat merokok
dengan gambaran sitopatologi kanker paru (p=0,040) dan tidak terdapat hubungan
bermakna antara tempat tinggal dengan gambaran sitopatologi kanker paru
(p=0,938).

Ketiga, menurut Andrean Reynaldi dkk (2020), “GAMBARAN


KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PARU STADIUM LANJUT DI RS
PARU DR. H. A. ROTINSULU BANDUNG.” Hasil penelitian menunjukkan
kualitas hidup hampir seluruhnya berkategori cukup (85%)., status kesehatan
sebagian besar berkategori baik (66.25%), status fungsional sebagian besar
berkategori baik (76.25%), dan gejala sebagian berkategori baik (57.5%). Pada
status fungsional terdapat domain yang mempunyai mean terendah yaitu domain
sosial dan pada gejala terdapat domain yang mempunyai mean tertinggi yaitu
rambut rontok. Dapat disimpulkan, kualitas hidup pasien kanker paru stadium
lanjut di RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu Bandung pada kategori cukup dengan
beberapa domain yang perlu ditingkatkan terutama domain sosial dengan
menyediakan terapi kelompok suportif ekspresif.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Paru – paru adalah suatu organ yang sangat pital didalam tubuh manusia sebab paru –
paru adalah alat pernapasan pada manusia, pada dasarnya penyakit paru – paru itu tidaklah
berat hal iini semuanya berawal dari kelalaian manusia mulai dari menjaga lingkungan
dari tercemarnya udara dan sampai dengan sebagian manusia malah sengaja memasukkan
racun kedalam tubuhnya melalui paru – paru yaitu dengan cara mengisap rokok dan lain
sebagainya.
Penyakit kanker paru – paru ada yang bisa disembuhkakn dan adapula yang belum
ditemukan teknis penyembuhannya tetapi pada dasarnya lebih banyak penyakit paru –
paru yang bisa disembuhkan dari pada penyakit paru yang belum bisa disembuhkan hal ini
semua tergantung kepada kita semua.
B.    Saran

Kita mengetahui pengayakit kanker paru – paru adalah penyakit yang masuk kedalam
tubuh kita melalui udara dan lain sebagainya oleh sebab itu marilah kita jaga lingkungan
kita guna untuk kelangsungan hidup kita dimasa yang akan datang bukankah orang bijak
pernah mengatakan “ mencegah itu lebih mudah daripada mengobati “
DAFTAR PUSTAKA
Jati, Galih Pangestu: dengan judul "Mengapa Rokok Bisa Picu Kanker Paru-
Paru?"https://health.kompas.com/read/2021/08/24/073100568/mengapa-rokok-bisa-
picu-kanker-paru-paru-?page=all.
Putra, Juniartha Samer(2018), MAKALAH KANKER PARU PARU
https://www.studocu.com/id/document/universitas-lampung/medicine-education/
139720556-makalah-kanker-paru-paru/20440379

https://eprints.umm.ac.id/89519/20/BAB%20II.pdf

Ina J CHEST Crit and Emerg Med | Vol. 4, No. 1 | Jan - Mar 2016: Kanker Paru: Sebuah
Kajian Singkat: http://www.indonesiajournalchest.com/Jurnal%20Chest%20Vol.
%203%20No.%201/Kanker%20Paru%20Sebuah%20Kajian%20Singkat%20.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru#Tanda-tanda_dan_gejala

Iedam Fardian Anshori, D. R. (2021). Prediksi Harapan Hidup Pasien Kanker Paru-Paru
Pasca Operasi Bedah Thoraks Menggunakan Boosted Neural Network Dan Smote.
Jurnal Infomedia: Teknik Informatika, Multimedia & Jaringa, 6(1).
https://doi.org/https://www.google.com/url?
sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAMQw7AJahc
KEwjQzKmEoJL9AhUAAAAAHQAAAAAQAw&url=https%3A%2F%2Fe-
jurnal.pnl.ac.id%2Finfomedia%2Farticle%2Fdownload
%2F2165%2F1932&psig=AOvVaw2_326yobmpdJEpSvpIXs4k&ust=1676369164354
894

urrafi Aliya Khasanah, I. K. O., Ida Yuliana. (2019). HUBUNGAN RIWAYAT


MEROKOK DAN TEMPAT TINGGAL DENGAN GAMBARAN SITOPATOLOGI
KANKER PARU. 2(1), 93-98. https://doi.org/https://www.google.com/url?
sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAQQw7AJahc
KEwig7bPRpZL9AhUAAAAAHQAAAAAQAw&url=https%3A%2F
%2Fppjp.ulm.ac.id%2Fjournals%2Findex.php%2Fhms%2Farticle%2Fdownload
%2F433%2F424&psig=AOvVaw22u4BErEXg_eDhGRZ96toN&ust=16763706949147
78

Pittara (2020), KANKER PARU-PARU,


https://www.alodokter.com/kanker-paru-paru/pengobatan

Anda mungkin juga menyukai