Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia itu diciptakan sebagai makhkluk sempurna, sehingga mampu mencintai


dirinya (autoerotik), mencintai orang lain beda jenis (heteroseksual) namun juga yang sejenis
(homoseksual) bahkan dapat jatuh cinta makhluk lain ataupun benda, sehingga kemungkinan
terjadi perilaku menyimpang dalam perilaku seksual amat banyak. Manusia tidak selamanya
lurus dan normal, karena pasti ada saja yang memiliki kecenderungan tidak normal / tidak
wajar dalam menjalani hidup di dunia. Salah satu ketidakwajaran manusia dapat dilihat dari
perilaku seksual menyimpang yang ada pada dirinya.

Kelainan seks terjadi pada batin atau kejiwaan seseorang walaupuan dari segi fisik
penderita penyakit seks batin tersebut sama dengan orang-orang normal yang lain.
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan
kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang
tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini
bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan
pergaulan, dan faktor genetik.

Hal-hal tersebut dipengaruhi karena beberapa faktor penyebab yang melatar


belakangi, sehingga dalam makalah ini penulis akan mencoba mengupas berbagai hal yang
berhubungan dengan penyimpangan seksual mulai dari pengertian, macam-macam, sebab-
sebab, cara penanggulangan dan hubungannya dengan hambatan bagi keharmonisan keluarga
Islam.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Penyimpangan Seksual?
2. Apa Saja yang Termasuk Perbuatan Penyimpangan Seksual itu?
3. Apa Saja Hal-Hal yang Menyebabkan Penyimpangan Seksual?
4. Apa Hubungan Penyimpangan Seksual dan Hambatan bagi Tercapainya Keluarga
Sakinah?
5. Bagaimana Terapi untuk Menanggulangi Penyimpangan Seksual?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Penyimpangan Seksual
2. Untuk mengetahui Macam-Macam Penyimpangan Seksual
3. Untuk Mengetahui Sebab-Sebab Penyimpangan Seksual
4. Untuk Mengetahui Hubungan Penyimpangan Seksual Sebagai Hambatan
Keluarga Sakinah
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Terapi dalam Menganggulangi Penyimpangan
Seksual

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyimpangan Seksual


Pengertian penyimpangan seksual adalah segala bentuk penyimpangan seksual baik
arah minat maupun orientasi seksual. Penyimpangan adalah gangguan atau kelainan.
Sedangkan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa
bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu,
dan bersenggama. Obyek seksualnya juga bisa berupa orang lain, diri sendiri maupun obyek
dalam khayalan.

Penyimpangan seksual merupakan salah satu bentuk perilaku yang menyimpang


karena melanggar norma–norma yang berlaku Penyimpangan seksual dapat juga diartikan
sebagai bentuk perbuatan yang mengabaikan nilai dan norma yang melanggar, bertentangan
atau menyimpang dari aturan-aturan hukum.

Sebagian dari tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa, terutama jika tidak
ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya. Akan tetapi pada sebagian perilaku
seksual yang lain, dampaknya cukup serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah dan
sebagainya.

Kesimpulan penyimpangan perilaku seksual adalah tingkah laku seksual, khususnya


yang tidak sesuai dengan norma-norma agama atau hukum atau juga asusila yang dilakukan
oleh pelaku penyimpanagan seksual.

B. Macam-macam Penyimpangan Seksual

1. Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya.
Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang
memprihatinkan disini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan peningkatan
risiko AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran Amerika (JAMA tahun
2000), kaum homoseksual yang “mencari” pasangannya melalui internet, terpapar risiko
penyakit menular seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.

3
2. Sadomasokisme
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh
bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau
menyiksa pasangannya. Sedangkan masokisme seksualmerupakan kebalikan dari
sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa
untuk memperoleh kepuasan seksual.

3. Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan
memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan
kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin
terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang
dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.

4. Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur
yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual
dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan
berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak
melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip atau
melihat, tidak lebih. Ejakuasinya dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau
selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau
melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan
seksual. Yang jelas, para penderita perilaku seksual menyimpang sering membutuhkan
bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan orang-orang terdekatnya agar
dapat membantu mengatasi keadaan mereka.

5. Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya
disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki,
atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang
tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita
yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian
melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.

6. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil

4
Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang
merangsang dengan anak di bawah umur.

7. Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti
kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.

8. Incest
Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti
antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengan anak laki-laki.

9. Necrophilia/Necrofil
Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi
mayat / orang mati.

10. Zoophilia
Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan
seks dengan hewan.

11. Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik
pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.

12. Frotteurisme/Frotteuris
Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan
seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh
perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.

13. Gerontopilia
adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari
kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-
kakek). Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian
banyak gangguan seksual seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme,
pedopilia, brestilia, homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya. Keluhan
awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri/suami sebagai pasangan hidupnya,
karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin
tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang

5
sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya
(kakek/nenek).

C. Sebab-Sebab Terjadinya Penyimpangan Seksual


Sebab-sebab atau factor-faktor yang menyebabkan terjadinya tingkah laku
penyimpangan seksual dalam rumah tangga sakinah itu dapat dikelompokkan sebagai berikut
:
1. Pengaruh lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan pondasi primer bagi
perkembangan anak. Perilaku menyimpang bukan merupakan peristiwa heriditer, bukan
merupakan warisan bawaan sejak lahir, banyak bukti menyatakan bahwa tingkah laku asusila
dan kriminal orang tua serta anggota keluarga lainnya memberikan dampak menular dan
infeksius pada jiwa anak-anak.

Keluarga merupakan sumber utama atau lingkungan yang utama penyebab kenakalan
remaja yang berupa penyimpangan seksual pada remaja. Hal ini disebabkan karena anak itu
hidup dan berkembang permulaan sekali dari pergaulan keluarga yaitu hubungan anak
dengan anggota keluarga lain yang tinggal bersama–sama. Kualitas rumah tangga atau
kehidupan keluarga jelas memainkan peranan paling besar dalam membentuk kepribadian
remaja dilingkungan. Baik buruknya struktur keluarga memberikan dampak baik dan
buruknya perkembangan jiwa dan jasmani anak, faktor keluarga yang menyebabkan
penyimpangan seksual pada remaja.

Penyebab timbulnya penyimpangan seksual remaja antara lain adalah kurangnya


pengetahuan dan pengertian orang tua tentang cara pendidikan yang baik, banyak orang tua
yang tidak memahami agama yang dianutnya apalagi mengamalkannya. Sehingga ajaran
agama Islam itu praktis tidak dilaksanakan dalam kehidupan keluarganya.

2. Penyebab Lingkungan di Sekolah.

Kondisi sekolah yang tidak menguntungkan juga mempengaruhi terjadinya


penyimpangan seksual . Kondisi tersebut antara lain minimnya fasilitas ruang belajar
sedangkan jumlah muridnya banyak sehingga mereka harus berdesak-desakan duduk di
dalam kelas. Selanjutnya mereka harus mendengarkan pelajaran yang tidak menarik minatnya
karena sikap gurunya yang tidak simpatik dan tidak menguasai metode pendidikan, sehingga
anak-anak tidak bergairah dalam belajar, selain itu adanya guru yang suka mengobyek di luar

6
sekolah, menyebabkan guru sering absent, menjadi suka membolos, sering berkeliaran di
pertokoan atau mall tanpa pengawasan atau mengganggu murid lainnya yang sedang belajar.

Kurikulum selalu berubah-ubah tidak menentu, materi pelajaran selalu ketinggalan


zaman dan tidak sesuai dengan operasi anak muda masa sekarang, anak merasa sangat
dibatasi gerak-geriknya dan merasa tertekan batinnya, kurang sekali kesempatan yang
diberikan oleh sekolah untuk melakukan ekspresi bebas, baik yang bersifat fisik maupun
psikis.

Sebagai akibatnya, anak jadi ikut-ikutan tidak mematuhi semua aturan, ingin jadi
bebas liar, mau berbuat semaunya sendiri, menjadi agresif. Juga suka melakukan perbuatan
yang tidak sesuai dengan norma sosial di luar sekolah untuk melampiaskan kedongkolan dan
frustasinya. Berdasarkan uraian diatas, maka jelaslah bahwa betapa berat pengaruh
pendidikan sekolah dalam membentuk ahlak remaja baik dalam kehidupan materi maupun
kehidupan iman, etika dan spiritual mereka.

3. Pengaruh Lingkungan Masyarakat.


Semakin dewasa anak semakin banyak kesempatan mereka bergaul dilingkungan
masyarakat. Lingkungan sekitarnya tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan
dalam perkembangan anak. Lingkungan adakalanya dihuni oleh orang dewasa, serta anak-
anak muda kriminal dan anti sosial, yang bisa merangsang timbulnya reaksi adolesens yang
masih labil jiwanya, dengan begitu anak-anak remaja ini mudah terjangkit oleh para kriminal
dan asusila dan anti sosial tadi.

Kelompok orang dewasa dan asusila tersebut biasanya terdiri atas gelandangan, tidak
punya rumah dan pekerjaan yang tetap, malas bekerja namun berambisi besar untuk hidup
mewah dan bersenang-senang. Pola-pola asusila ini sangat mudah menjalar pada remaja yang
tidak mempunyai motivasi untuk belajar dan meningkatkan kepribadiannya, sehingga mereka
lebih bergairah untuk melakukan eksperimen dalam dunia hitam yang dianggap penuh misteri
namun sangat menarik keremajaan mereka.

Bila dianalisa lebih jauh ada beberapa faktor yang mempengarui dan menentukan
terjadinya kenakalan remaja, penyebab kenakalan remaja pada dasarnya berasal dari dalam
diri manusia itu dan pengaruh lingkungan luar dirinya, diantaranya adalah :

a) Yang berasal dari remaja seperti kemungkinan tidak beriman atau masih lemah imannya.
Kurang tertanam jiwa beragama dan aktivitasnya tidak tersalurkan, tidak mampu

7
mengendalikan dorongan hawa nafsunya dan gagal keinginan atau prestasi yang
diharapkan.
b) Yang berasal dari pengaruh lingkungan (pengaruh luar) seperti pengaruh-pengaruh
lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di sekolah dan pengaruh lingkungan pergaulan
masyarakat, pengaruh modernisasi.
c) Akibat merosotnya akhlak, krisis keimanan.

D. Penyimpangan seksual sebagai hambatan keluarga sakinah.

Mayoritas manusia tentu mendambakan kebahagiaan, menanti ketentraman dan


ketanangan jiwa. Terlebih dalam lingkngan keluarga. Pentingnya keharmonisan keluarga
yang paling berpengaruh untuk pribadi dan masyarakat adalah pembentukan keluarga dan
komitmennya pada kebenaran. Allah dengan hikmah-Nya telah mempersiapkan tempat yang
mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya.

Keluarga merupakan salah satu isu penting dalam Islam. Bukankah suatu masyarakat
terbentuk oleh sekelompok keluarga. Jika keluarga sebagai pembentuk masyarakat itu sehat
dan kuat maka suatu negara akan sehat dan kuat pula. Sebaliknya jika keluarganya sakit dan
lemah, maka suatu negara juga akan lemah dan sakit. Dan dalam Islam, keluarga adalah pusat
pembentuk masyarakat dan peradaban Islam.

Keluarga islami adalah rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab islami,
baik yang menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. keluarga islami
adalah sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan
berkumpul karena Allah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, karena kecintaan mereka
kepada Allah.Keluarga islami adalah rumah tangga teladan yang menjadi panutan dan
dambaan umat. Mereka betah tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan
ruhani. Mereka berkhidmat kepada Allah dalam suka maupun duka, dalam keadaan senggang
maupun sempit.

Keluarga islami adalah rumah yang di dalamnya terdapat sakinah,


mawadah, dan rahmah (perasaan tenang, cinta dan kasih sayang). Perasaan itu senantiasa
melingkupi suasana rumah setiap harinya. Seluruh anggota keluarga merasakan suasana
“surga” di dalamnya. Baiti jannati(rumahku surgaku), demikian slogan mereka sebagaimana

8
diajarkan oleh Rasulullah untuk membentuk ummah yang kuat. Fatima Heeren dalam
bukunya Women in Islam(1993), menyebutkan empat syarat dalam membangun keluarga
Muslim.

Pertama, keluarga Muslim harus menjadikan keluarga sebagai tempat utama pembentukan
generasi yang kuat dengan cara menyediakan keluarga sebagai tempat yang aman, sehat dan
nyaman bagi interaksi antara orangtua dan anak.Kedua, kehidupan berkeluarga harus
dijadikan sarana untuk menjaga nafsu seksual laki-laki dan perempuan.Ketiga, keluarga
Muslim harus menjadikan keluarga sebagai tempat pertama dalam menanamkan nilai-nilai
kemanusiaaan seperti cinta dan kasih sayang. Keempat, keluarga Muslim harus dijadikan
sebagai tempat bagi setiap anggotanya untuk berlindung dan tempat memecahkan segala
permasalahan yang dihadapi anggotanya.

E. Terapi terhadap Penyimpangan Seksual.

Yahya Jaya dalam bukunya Psikoterapi Agama Islam menyatakan bahwa ada empat
materi bimbingan dan konseling Islami yang menurutnya dapat mencegah terjadinya
penyimpangan seksual remaja. Diantaranya materi-materi tersebut adalah materi
aqidah/keimanan, ibadah, akhlak dan muamalah. Berikut penjelasan tentang keempat materi
diatas;

1. Materi Aqidah / Keimanan


Aqidah secara harfiah adalah suatu yang di pegang dan terhunjam kuat di dalam tubuh
dan jiwa tidak dapat beralih dari padanya. Secara terminologi aqidah berarti pendapat
dan pemikiran atau anutan yang mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu
suku dari manusia itu sendiri, di bela, dipertahankan serta dii’tiqadkan bahwa hal itu
adalah benar, harus dipertahankan dan diperkembangkan. Dalam agama Islam aqidah
suatu keimanan atau kepercayaan. Materi aqidah ini berhubungan erat dengan
kepercayaan seseorang dan keyakinan berkenaan dengan agama Islam. Hal ini sesuai
dengan rukun Islam yang enam. Seperti keimanan kepada Allah, para malaikat, kitab-
kitab suci, para Rasul Allah, hari akhirat, dan keimanan kepada takdir Allah.
Aqidah merupakan landasan dalam kehidupan remaja dan masyarakat,juga merupakan
benteng yang kuat dan harus ditanamkan kedalam jiwa remaja.
Menurut Tafsir Al-Maraghi ayat di atas maksudnya “mereka adalah orang-orang
yang beriman, hatinya selalu cenderung kepada Allah dan merasa tentram ketika

9
mengingat-Nya, maka nampaklah bagi mereka dalil-dalil ke-Esaan Allah di dalam ayat-
ayat dan kejadian-kejadian, maka meridhai sebagai Pelindung dan Penolong”. Dengan
mengingat Allah, hati orang yang mukmin akan menjadi tenang dan hilanglah
kegelisahannya. Hal ini karena Allah melimpahkan cahaya iman kepadanya yang
melenyapkan kegelisahan dan kesedihannya. Jadi begitu pentingnya pemahaman nilai-
nilai aqidah ke dalam jiwa remaja karena remaja harus memiliki kemantapan aqidah
yang telah tercapai dengan baik, maka dengan sendirinya akan mempermudah dalam
menyampaikan materi tersebut.
2. Materi Ibadah
Ibadah yaitu aspek yang berhubungan dengan amal perbuatan yang didasari ketaatan
mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, seperti
thaharah, salat, puasa, zakat, haji, do’a, zikir, tilawat al-Qur’an, dan lain-lainnya.
Konsep pengertian Islam tentang ibadah sungguh luas dan tinggi karena pengertiannya
didasarkan atas keyakinan dan pemikiran yang benar, kezakiahan jiwa dan ketinggian
akhlak, kebahagiaan dunia dan kesejahteraan akhirat serta kebaikan hubungan dan
kesalehan amal. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari konsep ibadah itu kurang hidup
dalam jiwa dan aktifitas kehidupan sehari-hari. Konsep ibadah itu kurang hidup dalam
jiwa dan aktivitas kehidupan umat Islam sehingga mengalami erosi (pendangkalan) arti.

Untuk melakukan pencegahan sejak dini terhadap terjadinya penyimpangan seksual


remaja, hal-hal yang harus dilakukan oleh orang tua adalah :
a. Orang tua menanamkan nilai-nilai agama ke dalam kehidupan anak dan memberikan
contoh tauladan yang baik.
b. Memberikan kasih sayang yang lebih ditekankan kepada memberikan perhatian secara
psikologis seperti, meluangkan waktu untuk bercengkrama dengan anak-anak,
memberikan perhatian terhadap apa yang dilakukan anak di luar atau dalam rumah, serta
memberikan dukungan kepada anak terhadap kegiatan positif yang dilakukannya dan
menjauhi anak dari kegiatan-kegiatan yang negatif.
c. Memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan di lingkungan masyarakat.
Pengawasan yang di lakukan oleh orang tua yang baik adalah mengawasi dan mengontrol
apa saja kegiatan anak, di mana saja tempat-tempat bermainnya dan siapa saja teman-
teman bergaul dengannya. Orang tua memberikan rambu-rambu yang jelas agar anak
tidak terjerumus ke dalam pengaruh yang tidak baik atau pergaulan yang awut-awutan.
Orang tua juga perlu mengontrol kamar pribadi anaknya, karena bukan tidak mungkin

10
anak menyimpan sesuatu yang tidak baik, seperti VCD porno, gambar-gambar porno,
narkoba dan hal yang sejenis lainnya. Dan mengontrol buku-buku apa saja yang menjadi
bacaan anak tersebut. Bagi remaja/anak putri perlu juga diawasi dan di arahkan
bagaimana dandanannya, dan pakaian yang ia kenakan baik di dalam maupun di luar
rumah. Arahkan anak kepada berpakaian yang sopan dan Islami serta tidak berdandan
mencolok yang dapat mengundang perlakuan tidak senonoh dari orang lain.
d. Memberikan pendidikan seks.
Al-Qur’an memiliki nilai yang tidak terhingga dalam semua ini. Surat an-Nur berisi tentang
aturan system hidup bermasyarakat. Surat ini sangat membantu untuk membentuk para pemuda di
dalam menjalani fase yang berbeda-beda yang akan mereka lalui, dengan pembentukan yang baik
dan bersih. Di samping itu surat ini juga membantu masyarakat di dalam meminimalisasi
kerusakan dan malapetaka selama ini telah menjerumuskan para pemuda yang tidak memegang
norma-norma agama. Malapetaka yang bias menimpa siapapun ini bernama “gejolak seksual”.
Fase kematangan seksual dasarnya hanyalah keingintahuan. Fase ini menjadi kuat dan matang
setelah remaja berusia 15 tahun. Oleh karena itu pada usia baligh; pada usia kematangan seksual
atau satu fase sebelumnya, harus segera mengajarkan asas, norma, dan etika kepada remaja agar
mereka dapat mengendalikan dorongan seksualnya.
e. Pemanfaatan waktu luang.
Pemanfaat waktu luang ini sangat erat kaitannya dengan bakat dan minat serta hobinya. Orang tua
haruslah memberikan peluang/ kesempatan untuk anak mengembangkan hobinya serta
menyalurkan bakat dan minat yang ia miliki. Karena dengan memiliki hobi, minat dan bakatlah
anak-anak tidak akan merasa suntuk atau stress. Sehingga waktu yang terluang digunakan dengan
sebaik-baiknya.
f. Membangun komunikasi yang baik dengan anak-anak.
Komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik pula antara orang tua dan anak.
Anak tidak merasa jauh dari orang tua, dan begitu juga sebaliknya. Dengan adanya komunikasi
yang baik anak akan terbuka mengemukakan permasalahannya kepada orang tua. Dan
menjadikan orang tua tempat berbagi dalam segala permasalahan yang dihadapinya. Dengan
begitu anak tidak merasa canggung dan enggan mengemukakan masalah yang bersifat pribadi
menurut mereka. Anak akan merasa terayomi, diperhatikan dan merasa benar-benar di hargai
sebagai seorang anak.
Menurut Elida Prayitno dalam bukunya Psikologi Remaja ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh para pendidik di sekolah dalam membantu mencegah terjadinya penyimpangan
seksual remaja. Berikut pembahasannya ;
a. Para calon pendidik perlu dibekali dengan ilmu-ilmu psikologi; psikologi perkembangan,
psikologi sosial, psikologi umum, bimbingan dan konseling, psikologi pendidikan dan lain-lain.

11
Dengan dibekali oleh ilmu-ilmu tersebut maka guru akan dapat memahami murid dari berbagai
sudut pandang dan kondisi, sehingga memudahkan guru untuk memberikan bantuan kepada
siswa yang bersangkutan, dengan teknik yang tepat guna.
b. Mengintensifkan pelajaran agama dan mengadakan tenaga guru agama yang ahli dan berwibawa
serta mampu bergaul secara harmonis dengan guru-guru umum lainnya dan dapat dijadikan
contoh tauladan bagi murid.
c. Mengintensifkan bagian-bagian bimbingan dan konseling di sekolah dengan cara mengadakan
tenaga ahli atau menatar guru-guru untuk mengelola bagian ini.
d. Mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan siswa yang di lakukan di luar jam pelajaran
tetap yang telah di tentukan, yang kegiatan tersebut di laksanakan di lingkungan sekolah dan
telah menjadi program kegiatan yang di tetapkan oleh sekolah.

Berikut penulis mengembangkan tiga hal pokok yang harus dilakukan masyarakat
dalam membantu mencegah terjadinya penyimpangan seksual remaja :
a. Memberikan peluang bagi para anak dan remaja untuk mengembangkan bakat dan
minat terutama di bidang olah raga. Dan hal ini perlu dukungan secara penuh dari
masyarakat agar para remaja mempunyai kesempatan untuk merealisasikan kegiatan
tersebut secara efektif. Contoh nyata sumbangsih yang perlu dilakukan oleh masyarakat
adalah :menyediakan lapangan olah raga, mensuport remaja agar berprestasi di bidang
tersebut, mendukung remaja apabila mengadakan perlombaan-perlombaan dan lain -
lain.
b. Turut memberikan pengawasan terhadap perilaku anak dan remaja di lingkungan
masyarakat dan menganggap ini sebagai tanggung jawab bersama.
Tingkah laku-tingkah laku anak remaja yang mencurigakan, yang aneh, atau
menyimpang cepat dikenali dan ditanggulangi agar pencegahan lebih dini dapat
dilakukan terhadap penyimpangan seksual remaja.
c. Kadang kala anak dan remaja membutuhkan dukungan dan support dari orang dewasa
atas kegiatan yang mereka laksanakan. Agar remaja merasa berarti dan merasa tidak sia-
sia melakukannya. Arahkan anak dan remaja kepada kegiatan yang positif dan
bermanfaat, serta cegah anak dan remaja untuk berbuat ugal-ugalan dan kumpul-
kumpulan tidak tahu arah dan tujuan.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penyimpangan perilaku seksual adalah tingkah laku seksual, khususnya yang tidak
sesuai dengan norma-norma agama atau hukum atau juga asusila yang dilakukan oleh pelaku
penyimpanagan seksual. Adapun diantara betuk-bentuk penyimpangan sosial yaitu:
Homoseksual, Sadomasokisme, Ekshibisionisme, Voyeurisme, Fetishisme, Pedophilia /
Pedophil / Pedofilia / Pedofil, Bestially, Incest, Necrophilia/Necrofil, Zoophilia, Sodomi,
Frotteurisme/Frotteuris, dan Gerontopilia

Sebab-sebab atau factor-faktor yang menyebabkan terjadinya tingkah laku


penyimpangan seksual dalam rumah tangga sakinah itu dapat dikelompokkan karena tiga
pengaruh, yaitu : pengaruh lingkungan keluarga, pengaruh lingkungan sekolah, dan pengaruh
lingkungan masyarakat. Selain itu juga karena merosotnya nilai keimanan seseorang itu. Dan
hal tersebut tentu saja sangat berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, karena pilar-pilar
kesakinahan keluarga bisa terhambat dengan penyimpangan-penyimpangan seksual yang
terjadi itu.

Yahya Jaya dalam bukunya Psikoterapi Agama Islam menyatakan bahwa ada empat
materi bimbingan dan konseling Islami yang menurutnya dapat mencegah terjadinya
penyimpangan seksual remaja. Diantaranya materi-materi tersebut adalah materi
aqidah/keimanan, ibadah, akhlak dan muamalah. Namun secara umum, metode yang dapat
digunakan dalam bimbingan dan konseling Islami ada tiga, yaitu metode direktif, metode
nondirektif, dan metode elektrik. Disamping itu, diperlukan Bimbingan Konseling Islam dari
ranah keluarga, sekolah dan masyarakat juga sangat berperan dalam hal ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28242753/MAKALAH_MANAGEMEN_PSIKOLOGI_KELUA
RGA_PENYIMPANGAN_SEKSUAL

https://id.scribd.com/doc/290382206/makalah-Penyimpangan-Seksual

https://www.coursehero.com/file/25943858/MAKALAH-KELAINAN-SEKSUAL-BU-
SYARIFAHdocx/

14

Anda mungkin juga menyukai