Anda di halaman 1dari 22

Sistem Respirasi Pada Makhluk Hidup

Disusun Oleh :
Arsyadani Tsalisul Ilham (09)
Athiyyah Syifa Salabilah (10)
Sekar Nurul Haanifah (32)
Zahra Fatia Diani (36)

Kelompok 1 – Kelas XI Mipa 1


Semester 2 (Genap)
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2018/2019
Kata Pengantar

Alhamadulillahhirabbil’alamin, puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah


SWT. yang tanpa ridha dan karunia-Nya tentu tidak mungkin kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Sistem Respirasi pada Makhluk Hidup ini tanpa ada halangan yang
berarti.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi Tugas Biologi Kelas XI Mipa 1 Semester
2, SMA Muhammadiyah 1 Yogayakarta oleh Ibu Ema Ambarwati, S.Pd , pada hari Rabu,
2 Januari 2019. Di buat berdasarkan beberapa sumber seperti Buku, Jurnal, dan beberapa
Website di Internet. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi penuh dalam penyelesaian makalah ini.
Selain itu, sebelumnya akan kami sampaikan beberapa sub bab yang akan kami
uraikan pada makalah ini, makalah ini terdiri dari 6 sub bab, yaitu Pengertian Sistem
Respirasi, Organ pada Sistem Respirasi, Proses Respirasi, Perbedaan Sistem Respirasi
pada Manusia dan Hewan, Penyakit pada Sistem Respirasi, dan Cara Mencegah dan
Mengobati Gangguan pada Sistem Respirasi.
Kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun
memohon maaf yang sebesar – besarnya apabila terdapat kesalahan dalam laporan ini
dan menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Penulis
Daftar Isi
Judul i
Kata Pengantar.................................................................................................................................ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
B. Manfaat..................................................................................................................................1
BAB II Tinjauan Pustaka / Isi....................................................................................................2
A. Pengertian Sistem Respirasi...................................................................................................2
C. Organ pada Sistem Respirasi.................................................................................................2
1. Rongga hidung..............................................................................................................2
2. Laring atau pangkal tenggorok......................................................................................3
3. Batang tenggorok atau Trakea.......................................................................................3
4. Paru-paru (Pulmo).........................................................................................................3
D. Proses Respirasi.....................................................................................................................4
1. Mekanisme pernapasan pada manusia..........................................................................5
2. Volume udara pada proses pernapasan..........................................................................6
3. Frekuensi Pernapasan....................................................................................................7
4. Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida....................................................................8
5. Pengangkutan Oksigen dan Karbon Dioksida...............................................................9
E. Perbedaan Sistem Respirasi pada Manusia dan Hewan.......................................................11
1. Pernapasan pada Serangga...........................................................................................11
2. Pernapasan pada Burung.............................................................................................12
F. Penyakit pada Sistem Respirasi.............................................................................................5
1. Pembengkakan Kelenjar Limfa.....................................................................................6
2. Gangguan pada dinding alveolus..................................................................................6
3. Gangguan pada sistem Transpor....................................................................................6
4. Pengaruh pencemaran udara terhadap pernapasan........................................................6
G. Cara mencegah dan mengobati gangguan dalam Sistem Respirasi.......................................5
BAB III Penutup..........................................................................................................................4
A. Kesimpulan............................................................................................................................5
H. Saran.......................................................................................................................................5
Daftar Pustaka..................................................................................................................................4
Lampiran 4
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Akhir – akhir ini banyak orang yang mengalami gangguan pada
sistem pernapasan. Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan sistem
pernapasan? Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
sistem pernapasan manusia? Dan bagaimana mekanisme pernapasan pada
manusia? Maka dari itu untuk menjelaskan lebih detail mengenai hal –
hal tersebut dibuatlah makalah ini dengan harapan dapat menuntaskan
rasa keingintahuan manusia terhadap pertanyaan yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Respirasi ?
2. Apa saja yang termasuk Organ dalam Sistem Respirasi ?
3. Bagaimana proses respirasi berlangsung ?
4. Apakah terdapat perbedaan antara Sistem Respirasi pada
manusia dan hewan ?
5. Apa saja penyakit pada Sistem Respirasi ?
6. Bagaimana cara mencegah dan mengobati gangguan pada Sistem
Respirasi ?
C. Manfaat
1. Mengetahui pengertian dari Sistem Respirasi.
2. Mengetahui Organ – organ yang termasuk dalam Sistem
Respirasi.
3. Mengetahui proses respirasi.
4. Mengetahui perbedaan pada Sistem Respirasi manusia dan
hewan.
5. Mengetahui macam-macam penyakit dalam Sistem Respirasi.
6. Mengetahui cara mencegah dan mengobati gangguan dalam
Sistem Respirasi.
Bab II
Tinjauan Pustaka / Isi
A. Pengertian Sistem Respirasi
Respirasi adalah proses pertukaran udara atau gas antara sel
dengan lingkungannya atau proses memasukkan udara dari lingkungan
luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke
lingkungan. Secara lebih lanjut, pengertiannya adalah penggunaan gas
(oksigen) untuk pembakaran atau oksidasi senyawa organik di dalam
sel dan menghasilkan energi, penggunaan energi, dan pengeluaran zat
sisa. Pernapasan manusia termasuk pernapasan tidak langsung. Udara
masuk ke dalam tubuh dengan perantara organ-organ pernapasan.
Kemudian, oksigen masuk ke dalam sel-sel darah kapiler menuju ke
sel-sel jaringan tubuh melalui bantuan sistem transpor.
B. Organ pada Sistem Respirasi
1. Rongga hidung
Merupakan tempat keluar masuknya udara respirasi.
Permukaan dalam dinding rongganya dilapisi selaput lendir,
banyak ditumbuhi rambut, dan terdapat banyak ujung saraf indra
pembau. Di dalam rongga hidung, udara akan mengalami
penyaringan dan penghangatan.
a. Penyaringan, benda-benda asing yang tidak berbentuk gas
seperti debu, dapat dihalangi dengan adanya rambut-rambut
yang tumbuh ke arah luar hidung. Dibantu pula dengan
adanya indra pembau yang memungkinkan gas-gas yang
berbau tidak enak yang dapat membahayakan tubuh dapat
dihindari masuk ke dalam tubuh.
b. Penghangatan, yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan
suhu tubuh dengan konka di dalam dinding rongga hidung
yang mengandung kapiler darah. Bila udara yang masuk
suhunya lebih rendah dari suhu tubuh maka darah kapiler akan
melepaskan energinya ke rongga hidung, sehingga suhu udara
yang masuk menjadi hangat.
Saluran hidung berhubungan dengan faring. Faring
merupakan saluran bersama antara sistem pencernaan dan sistem
pernapasan. Hal ini memungkinkan udara dapat masuk melalui
mulut pada saat hidung sedang tersumbat. Faring bercabang ke
dua saluran, yaitu ke kerongkongan dan ke tenggorokan. Pada
saat menelan makanan, kerongkongan akan membuka dan
tenggorokan akan menutup, sehingga makanan tidak masuk ke
tenggorokan. Sebaliknya, jika sedang bernapas, kerongkongan
akan menutup dan tenggorokan akan membuka, sehingga udara
tidak masuk ke lambung.
2. Laring atau pangkal tenggorok
Dari faring, udara yang dihirup akan menuju laring. Laring
tersusun atas beberapa keping tulang rawan yang membentuk
jakun. Keping tulang rawan pembentuk jakun terdiri atas tulang
lidah, katup tulang rawan perisai tulang rawan, dan piala tulang
rawan. Pada laring terdapat celah menuju ke batang tenggorok
yang disebut glotis. Laring tertutup oleh katup pangkal
tenggorok atau epiglotis yang bertugas mengatur pergantian
perjalanan udara pernapasan. Bila udara menuju tenggorok,
katup anak tekak melipat ke bawah bertemu epiglotis, sehingga
glotis terbuka, dan udara masuk ke batang tenggorok. Di dalam
laring juga terdapat pita suara dengan beberapa otot yang
mengatur ketegangan pita-pita suara sehingga bergetar dan
timbul suara.
3. Batang tenggorok atau Trakea
Merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas tiga lapis.
Lapis luar terdiri atas jaringan yang dindingnya terdiri atas otot
polos dan cincin tulang rawan, sedangkan lapis terdalam terdiri
atas jaringan epitel yang berisilia dan berlendir. Fungsi batang
tenggorok adalah untuk menangkap dan mengembalikan benda-
benda ke hulu saluran pernapasan, agar tidak masuk ke paru-paru
bersama udara pernapasan. Batang tenggorok bercabang menjadi
sepasang cabang tenggorok atau bronkus. Satu menuju ke paru-
paru kanan dan satu lagi menuju ke paru-paru kiri.
4. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru manusia berjumlah sepasang, kanan dan kiri.
Masing-masing dibungkus oleh selaput pembungkus paru-paru
atau pleura. Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua.
Diantara pleura dan paru-paru terdapat cairan limfa yang
berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu
mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya
paru-paru disebabkan oleh perubahan tekanan dalam rongga
dada. Dalam paru-paru terdapat bronkiolus dan alveolus.
a. Bronkiolus
Merupakan cabang dari bronkus. Salurannya lebih kecil dan
dindingnya lebih tipis. Cincin tulang rawannya juga semakin tipis
dan lingkarannya tidak sempurna. Bronkiolus ini bercabang-cabang
menjadi saluran yang semakin halus. Sel-sel epitel bersilianya
berubah menjadi sisik epitel.
b. Alveolus
Merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang terdapat di
dalam paru-paru. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara.
Dinding alveolus tipis, lembap, setebal selapis sel, dan berlekatan
erat dengan kapiler darah. Dinding alveolus yang tipis dan lembap
mempermudah udara pernapasan melewatinya. Pada alveolus
terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan
CO2 dari sel-sel darah ke udara bebas.

C. Proses Respirasi
1. Mekanisme pernapasan pada manusia
Pernapasan manusia dan sebagian besar vertebrata lainnya,
termasuk pernapasan tidak langsung, artinya udara pernapasan yang
diperlukan tubuh tidak dapat langsung masuk ke dalam sel melalui
permukaan tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang terdapat di
dalam saluran pernapasan, yaitu di alveolus. Berdasarkan otot yang
berperan aktif, pernapasan manusia atau mamalia dibedakan
menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada
Otot yang berperan aktif pada pernapasan dada adalah otot antar
tulang rusuk luar dan otot antar tulang rusuk dalam. Sistem
pernapasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu :
 Tahap inspirasi, terjadi bila otot antartulang rusuk luar
berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga
dada bertambah besar, bertambahnya volume rongga dada akan
menurunkan tekanan rongga dada menjadi lebih kecil dari tekanan
rongga paru-paru. Hal ini akan mendorong paru-paru
mengembang sehingga volumenya menjadi lebih besar dan
tekanannya menjadi lebih kecil dari tekanan udara bebas.
 Tahap ekspirasi, terjadi bila otot antartulang rusuk dalam
berkontraksi maka tulang rusuk akan tertarik ke posisi semula,
sehingga volume rongga dada akan mengecil dan tekanannya
membesar. Tekanan ini akan mendesak dinding paru-paru,
sehingga rongga paru-paru ikut mengecil, sehingga tekanan udara
dalam rongga paru-paru meningkat dan lebih tinggi daripada
tekanan udara bebas.
b. Pernapasan Perut
Otot yang berperan penting dalam pernapasan perut adalah otot
diafragma dan otot dinding rongga perut. Sistem pernapasan perut
terdiri dari 2 tahap, yaitu :
 Tahap inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi
yang menyebabkan bertambah besarnya volume rongga dada,
sehingga tekanan udara dalam rongga dada mengecil. Penurunan
tekanan udara dalam rongga dada akan diikuti mengembangnya
paru-paru dan penurunan tekanan udara dalam paru-paru,
sehingga tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dari
tekanan udara luar.
 Tahap ekspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berelaksasi
dan otot dinding terdesak ke arah diafragma, sehingga posisi
diafragma akan cekung ke arah rongga dada. Keadaan ini
menyebabkan volume rongga dada mengecil dan tekanannya
meningkat. Naiknya tekanan dalam rongga paru-paru akan
menyebabkan isi rongga paru-paru terdorong ke luar.
2. Volume udara pada proses pernapasan
Seperti halnya tekanan udara dalam paru-paru, volume udara
pada proses pernapasan oleh paru-paru juga bervariasi. Hal ini
dapat terjadi karena pengaruh cara, kekuatan, dan posisi badan
seseorang yang melakukan pernapasan.
Secara garis besarnya, udara yang digunakan dalam pernapasan
dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu :
a. Udara Pernapasan (UP), yaitu udara yang masuk atau keluar paru-
paru sebagai akibat pernapasan biasa. Udara pernapasan ini sering
disebut sebagai tidal volume, volumenya sebesar 500 cc.
b. Udara Komplementer (UK), yaitu udara yang masih dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal setelah inspirasi
normal. Volume udara ini lebih kurang 1.500 cc.
c. Udara Cadangan (UC), yaitu udara yang masih dapat dikeluarkan
secara maksimal setelah melakukan ekspirasi normal. Volume udara
cadangan adalah lebih kurang 1.500 cc.
d. Udara Residu (UR), yaitu udara yang masih tersisa di dalam paru-
paru setelah melakukan ekspirasi maksimal. Volume udara ini
sekitar 1.000 cc.
e. Kapasitas Vital Paru-paru (KV), yaitu udara yang dapat diembuskan
semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi secara maksimal.
Dengan demikian, kapasitas vital paru-paru adalah jumlah udara
pernapasan (UP) + udara komplementer (UK) + udara cadangan
(UC).
f. Volume Total Paru-paru, yaitu volume udara yang dapat tertampung
secara maksimal di dalam paru-paru. Jadi, volume total paru-paru
sama dengan kapasitas vital paru-paru + volume udara residu. (KV +
UR).
3. Frekuensi Pernapasan
Pada umumnya setiap menit manusia mampu bernapas antara 15-
18 kali. Cepat atau lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin
rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan
makin berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
b. Jenis Kelamin, umumnya laki-laki lebih banyak bergerak, sehingga
lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi
CO2 pada pria juga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa proses
metabolisme pada pria jauh lebih tinggi daripada wanita.
c. Suhu Tubuh, makin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi
pernapasan. Hal ini berhubungan erat dengan peningkatan proses
metabolisme, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan oksigen
dan pengeluaran CO2.
d. Posisi Tubuh, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi
pernapasan. Hal ini erat kaitannya dengan beban yang harus
ditanggung oleh organ tubuh.
e. Kegiatan Tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas memerlukan
lebih banyak energi daripada orang yang sedang santai atau tidur.
Faktor-faktor di atas dapat memengaruhi frekuensi pernapasan
manusia dewasa tetapi tidak pada bayi. Bayi yang masih berada
dalam rahim ibunya belum melakukan gerakan napas, karena
kebutuhan oksigen bayi dipenuhi oleh ibunya melalui plasenta atau
ari-ari. Paru-paru bayi mulai berfungsi ketika aliran darah melalui
plasenta terhenti, sehingga pada saat bayi baru lahir paru-paru harus
dirangsang agar mulai berfungsi.
4. Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida
Pada manusia dan vertebrata lainnya, pertukaran tersebut
dilakukan melalui dua tahap, yaitu pernapasan luar dan pernapasan
dalam.
a. Pernapasan Luar (Eksternal), merupakan pertukaran O2 dari udara
bebas dalam rongga alveolus dengan CO2 dalam darah kapiler
alveolus. Prosesnya terjadi saat manusia menghirup napas, udara
bebas yang lebih kaya O2 akan masuk ke dalam paru-paru/alveolus.
Oksigen akan menembus dinding alveolus secara difusi, menuju ke
darah kapiler. Saat yang bersamaan, CO2 dalam darah kapiler
dilepaskan ke rongga alveolus.
Pada saat darah kapiler ini baru masuk ke paru-paru mengangkut
banyak CO2 dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-). Bila CO2 dalam
kapiler darah paru-paru keluar ke udara bebas maka di dalam darah
kapiler tertinggal sedikit CO2 saja. Hal ini menyebabkan reaksi
bergerak ke kanan.

H + HCO3- H2CO H2O + CO2


Reaksi ini akan dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase yang
terdapat di dalam sel-sel darah. Pada saat reaksi ini berlangsung,
hemoglobin (Hb) melepaskan ion H yang diangkutnya.

H4Hb H4 + Hb
Hb yang telah melepaskan ion H akan mengikat oksigen yang
berdifusi dari udara bebas dalam alveolus ke dalam darah kapiler
menjadi HbO2 atau oksihemoglobin.

Hb + O2 HbO2
b. Pernapasan Dalam (Internal), merupakan pertukaran oksigen dari
kapiler darah dan karbon dioksida dari sel-sel jaringan tubuh. Proses
terjadinya adalah dari alveolus, oksigen diangkut oleh darah dalam
bentuk HbO2 atau oksihemoglobin. Sesampainya di jaringan, oksigen
pada oksihemoglobin dilepaskan ke dalam cairan sel jaringan tubuh.
HbO2 Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh
karena oksigen yang dikandung jaringan tubuh secara terus-menerus
digunakan untuk oksidasi biologis di dalam sel, sehingga kadar O2 di
dalam cairan jaringan tubuh rendah. Oksidasi biologis di dalam
jaringan menyebabkan kadar CO2 di dalam jaringan tubuh tinggi. Hal
inilah yang mempermudah Hb yang telah membebaskan oksigen
untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam bentuk
karbaminohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi
menuju jaringan tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi
ke sel-sel darah. Pertukaran gas inilah yang disebut pernapasan dalam
(respirasi internal)

CO2 + H2O H2 CO3


Selama pernapasan luar di dalam paru-paru, CO2 meninggalkan darah
kapiler menuju ke udara bebas dan oksigen dari udara bebas berdifusi
ke sel darah kapiler alveolus paru-paru. Selama penapasan di dalam
jaringan, oksigen meninggalkan darah kapiler menuju ke jaringan,
sebaliknya CO2 meninggalkan jaringan menuju ke darah kapiler.
Oksigen yang telah masuk ke dalam sel jaringan tubuh akan
digunakan untuk pernapasan seluler atau oksidasi biologis, yaitu untuk
pemecahan zat makanan.
5. Pengangkutan Oksigen dan Karbon Dioksida
Normalnya, dalam sehari kita membutuhkan 300 l Oksigen, jumlah itu
akan terus meningkat bila aktivitas tubuh meningkat. Sekitar 97%
oksigen yang masuk dalam darah akan diangkut oleh Hb, dan sisanya
akan larut dan terbawa plasma darah. Bagian Hb yang aktif mengikat
oksigen adalah atom besinya, peristiwa pengikatan ini disebut
deoksignasi. Proses pengikatan dan pelepasan oksigen oleh Hb
dipengaruhi oleh kadar oksigen darah, kadar karbon dioksida, dan
tekanan oksigen.
a. Aliran oksigen
O2 masuk ke alveoli, melewati dinding kapiler, 1% larut dalam
plasma darah, 1% larut dalam eritrosit, di dalam eritrosit HBO 2
pecah menjadi O2 larut dan Hb, O2 larut akan menuju plasma,
melewati dinding kapiler, cairan interstisial dan menuju sel.
b. Kebutuhan oksigen
Dalam arteri dengan tekanan parsial 100 mmHg, setiap 100 cc
darah mengangkut 19 cc oksigen, sedangkan dalam vena dengan
tekanan 40 mmHg setiap 100 cc darah mengangkut 12 cc oksigen.
Artinya terjadi pengurangan 7 cc oksigen setap 100 cc darah, itu
menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan jaringan setiap 100
cc.
c. Aliran CO2
Sel mengeluarkan zat sisa dan CO2, CO2 larut dalam cairan
interstisial melewati dinding kapiler oleh plasma dan eritrosit di
dalam jaringan, di dalam eritrosit CO 2 diikat oleh Hb menjadi
HbCO2 dan dibawa menuju paru-paru, di paru-paru, dalam eritrosit
HbCO2 di pecah menjadi Hb dan CO2 larut kemudian dibawa
plasma darah melewati dinding kapiler menuju alveoli untuk di
keluarkan.
d. Pengangkutan CO2
Karbon dioksida yang dihasilkan oleh jaringan akan keluar dari
sel dan masuk ke dalam darah untuk beredar bersama
darah.Selanjutnya oleh darah CO2 akan diangkut ke paru paru
dalam 3 bentuk,yaitu sebagai berikut:
 Sebagian besar,yaitu sekitar 60-70% CO2 akan diangkut dalam
bentuk HCO3- oleh plasma darah.Asam karbonat (H2CO3)
yang terbentuk dalam darah akan terurai menjadi ion H+ dan
HCO3-.Ion H+ merupakan racun.Oleh sebab itu ion ini segera
diikat oleh Hb,sedangkan ion HCO3- akan segera
meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah.Kedudukan ion
HCO3- di dalam eritrosit digantikan oleh ion klorit.
Persamaan reaksi kimia pengangkutan CO2 dalam bentuk
HCO3- selengkapnya sebagai berikut:
asam karbonat anhidra
H2O + CO2 H2CO2 H+ + HCO2-
Di dalam eritrosit hemoglobin merupakan ion negatif yang
mudah mengikat ion k+.Bila darah bersifat asam,misalnya
karena terjadinnya peningkatan ion H+,maka Hb akan
melepaskan ion k+ dan mengikat ion H+,sehingga Hb menjadi
asam.Dengan demikian pH darah menjadi normal kembali.
Bila darah menjadi terlalu basa,Hb asam akan melepaskan ion
H+nya,sehingga Hb menjadi bersifat negatif.Hb yang bersifat
negatif akan mengikat ion K+,sehingga pH darah menjadi
normal kembali.
H+ + HCO2- + K+Hb K+ + HCO3- + H+Hb
 Lebih kurang 25% CO2 akan diikat oleh gugus asam amino
dari Hb membentuk karbaminohemoglobin,yaitu sebagai
berikut:
CO2 + RNH2 RNHCOOH
Karena senyawa asam amino itu terikat sebagai bagian dari
Hb,maka secara sederhana reaksi CO2 dengan Hb ditulis
sebagai berikut:
CO2 + Hb HbCO2
 Sebagian kecil,yaitu sekitar 6-10% C02 diangkut oleh plasma
darah dalam bentuk senyawa asam karbonat.
Bila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah,maka
kadar asam karbonat (H2CO3) akan meningkat.Akibatnya
kadar alkali darah yang berperan sebagai senyawa bufer
menurun.Hal ini akan menimbulkan gangguan fisiologis yang
disebut asidosis.

D. Perbedaan Sistem Respirasi pada Manusia dan Hewan


1. Pernapasan pada Serangga
Alat pernapasannya berupa trakea, udara masuk dan keluar
melalui lubang kecil (spirakel / stigma) yang ada di kanan kiri
tubuhnya. Dari stigma, udara masuk ke pembuluh trakea
memanjang dan sebagian ke kantong udara (hawa). Trakea
memanjang ini kemudian bercabang menjadi saluran hawa halus
yang mengantarkan oksigen (O2) ke seluruh tubuh dan bertukar
dengan karbondioksida (CO2).
2. Pernapasan pada Burung
a. Alat pernapasan pada Burung
 Dua pasang lubang hidung. Sepasang lubang hidung luar (pangkal
paruh bagian atas) dan sepasang lubang hidung dalam (langit-
langit rongga mulut).
 Celah tekak (faring) pada dasar hulu kerongkongan yang
menghubungkan rongga mulut dan trakea.
 Trakea (batang tenggorok), berbentuk pipa yang disokong oleh
cincin tulang rawan, dan bercabang menjadi 2 di bagian belakang
menuju bronkus kanan dan kiri, percabangan ini sering disebut
bifurkasi trakea, di dalamnya terdapat alat suara (siring) yang
berbentuk lipatan-lipatan selaput yang bila bergetar akan
menimbulkan suara.
 Sepasang paru-paru berwarna merah muda di dalam rongga dada,
dibungkus oleh selaput paru-paru (pleura). Paru-paru ini
dihubungkan dengan kantong udara (pundi-pundi hawa / sakus
pneumatikus) yang terdapat di pangkal leher, rongga dada, di
antara tulang korakoid, di ketiak, dan rongga udara tubuh.
Fungsi kantong hawa :
a. Membantu pernapasan saat terbang.
b. Membantu memperbesar ruang siring, untuk memperkeras
suara.
c. Mencegah badan kehilangan panas secara berlebihan.
d. Mengatur berat jenis tubuh saat terbang.
b. Mekanisme pernapasan pada Burung
 Saat di darat
Aliran udara pada sistem pernapasan terjadi karena perubahan
volume dan tekanan pada ruangan paru-paru, rongga dada, dan
rongga perut. Bila tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada
membesar volumenya, sehingga paru-paru dapat mengembang
dan tekanan udara pada paru-paru menurun, pada saat inilah
oksigen dapat masuk melalui saluran pernapasan, masuk ke paru-
paru dan berdifusi ke dalam darah kapiler dan sebagian menuju
kantong udara.
Saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada dan
paru-paru mengecil, udara dalam alveolus dan kantong udara
keluar, saat udara melewati alveolus ini oksigen dapat diikat oleh
darah kapiler alveolus. Dan difusi oksigen berlangsung baik pada
saat inspirasi maupun ekspirasi.
 Saat terbang
Saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang
rusuknya, sehingga perubahan volume pada rongga dada tidak
mungkin terjadi dan proses pernapasan tidak dapat dilakukan
paru-paru. Oleh karena itu, kantung udara berperan penting bagi
burung saat terbang. Proses pernapasannya dilakukan secara
bergantian oleh kantung udara antar tulang korakoid dan bawah
ketiak.
Saat sayap diangkat, kantung udara di antara korakoid terjepit
dan kantung udara di bawah ketiak mengembang, udara padat
masuk ke kantung udara bawah ketiak dan terjadi proses inspirasi.
Juga sebaliknya, saat sayap turun kantung udara di antara
korakoid mengembang dan kantung bawah ketiak terjepit, udara
keluar dari kantung udara dan terjadi proses ekspirasi.

E. Penyakit pada Sistem Respirasi


1. Kelainan pada saluran pernapasan
a. Pembengkakan Kelenjar Limfa
Di antara rongga hidung dan tekek terdapat beberapa rongga
limfa seperti amandel, polip, dan adenoid. Karena beberapa hal,
kelenjar itu dapat membengkak dan terjadi penyempitan saluran
pernapasan. Hail ini berakibat pada terganggunya pengambilan napas
melalui hidung, biasanya pengambilan napas dilakukan melalui
mulut saat hal ini terjadi.
b. Penyempitan saluran pernapasan
Gangguan ini terjadi karena bronkitis dan asma. Bronkitis
adalah peradangan pada trakea, bronkus, maupun bronkiolus.
Peradangan biasanya terjadi pada bagian dalam yang tertutup selaput
lendir, mengakibatkan menyempitnya saluran pernapasan dan
terganggunya pernapasan.
Asma adalah penyempitan saluran pernapasan karena otot
polos penyusun dinding saluran berkontraksi secara terus-menerus,
hal ini terjadi antara lain karena alergi dan kekurangan hormon
adrenalin.
c. Renitis dan Sinusitis
Renitis adalah radang pada rongga hidung. Sedangkan Sinusitis
adalah radang pada atas rongga hidung.
d. Pleuritis
Pembengkakan pada selaput pembungkus paru-paru.
2. Gangguan pada dinding alveolus
Gangguan ini dapat terjadi karena pneunomia, tuberkulosis, dan
kemasukan air. Pneumonia (radang paru-paru) adalah peradangan
paru-paru yang dapat mengakibatkan alveolus terisi cairan limfa
yang berlebihan. Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri
(misalnya Streptococcus pneumoniae atau Mycoplasma
pneumoniae), virus, atau jamur (Aspergillus fumigatus dan
Actinomyces israelii). TBC (tuberkulosis) adalah penyakit infeksi
oleh bakteri tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Penularan
TBC terjadi melalui udara. Bakteri TBC yang menginfeksi tubuh
akan mengumpul di paru-paru dan selanjutnya melalui pembuluh
darah akan menyebar serta menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh. Misalnya paru-paru, otak, saluran pencernaan, ginjal, tulang,
dan kelenjar getah bening. Di dalam paru-paru akan terbentuk
tuberkel, yaitu koloni bakteri tuberkulosis yang dorman/istirahat.
Jika kekebalan tubuh kurang baik, tuberkel akan bertambah banyak
dan membentuk ruangan di dalam paru-paru yang memproduksi
dahak (sputum). Bila alveolus kemasukan air seperti pada paru-paru
basah atau karena tenggelam, akibatnya permukaan alveolus
tertutup oleh air dan menyebabkan proses difusi terhambat.
3. Gangguan pada sistem Transpor
Bila terjadi gangguan dalam mengangkut oksigen dari daerah
penyerapan oksigen, yaitu di alveolus paru-paru ke jaringan maka
akan menyebabkan terjadinya gangguan oksidasi di dalam jaringan.
Gangguan ini dapat terjadi antara lain karena anemia, keracunan
sianida, dan gas CO (karbon monoksida). Anemia adalah
kekurangan darah. Darah mempunya peran penting dalam
pengangkutan oksigen. Oleh sebab itu,apabila kadarnya sangat
rendah maka pengangkutan oksigen menjadi terganggu. Sianida
(CN) dan gas CO adalah racun yang mempunyai daya ikat oksigen
terhadap Hb. Oleh sebab itu, apabila kadar sianida atau CO di
dalam darah cukup tinggi maka Hb darah akan mengikatnya,
sehingga oksigen yang amat diperlukan tubuh tidak terangkut.
Apabila sebagian besar Hb di dalam tubuh telah mengikat CN atau
CO, maka akan dapat menyebabkan kematian. CN dan CO juga
dapat mengganggu fungsi kerja enzim pernapasan atau hormon
sitokrom. Gangguan pada proses pengangkutan oksigen ke jaringan
dan penggunaannya oleh jaringan disebut asfiksi.
Penyakit atau gangguan pada sistem pernapasan,misalnya sebagai
berikut:
a. Faringitis, adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti
bakteri dan virus. Nyeri saat menelan.
b. Tonsilitis, adalah radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada
tonsil. Tenggorokan sakit, susah menelan, suhu tubuh naik, demam,
dan otot-otot terasa sakit.
c. Difteri, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheriae, menyerang saluran pernapasan anak
bagian atas. Demam, kelelahan, lumpuh dan mematikan.
d. Emfisema, adalah suatu kondisi noninfeksi di mana alveolus
mengalami perluasan berlebihan dan mengakibatkan
menggelembungnya paru-paru dan sulit bernapas.
e. Kanker paru-paru dan kanker laring, adalah kanker yang disebabkan
tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkial.
Apabila terjadi kelainan pada sistem pernapasan perlu segera
mendapatkan pertolongan. Pertolongan tersebut harus sesuai
dengan jenis penyebabnya:
a. Pada penderita pernapasan yang disebabkan oleh infeksi maka
diberikan antibiotika.
b. Bila ada paru paru yang luka maka paru paru tersebut perlu
diistirahatkan, yaitu dengan cara mengisi udara steril pada celah antar
plura.
c. Pada penderita gangguan pernapasan karena tenggelam atau shock
karena sengatan arus listrik, pusat pernapasan sering terhenti
sementara, sehingga gerakan bernapas juga sering berhenti sementara.
4. Pengaruh pencemaran udara terhadap pernapasan
Polutan yang mencemari udara umumnya berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna oleh mesin-
mesin pabrik, pembangkit listrik, maupun kendaraan bermotor.
a. Emisi Gas Kendaraan Bermotor dan Kabut Asap
Polutan CO (karbon monoksida) yang dikeluarkan oleh
kendaraan bermotor dan kabut asap dari pembakaran hutan memberi
dampak negatif bagi kesehatan manusia. Karbon monoksida
merupakan bahan pencemar berbentuk gas yang sangat beracun.
Berkurangnya persediaan oksigen ke seluruh tubuh akan membuat
sesak napas dan dapat menyebabkan kematian, apabila tidak segera
mendapat udara segar kembali. Karbon monoksida apabila terhirup
oleh manusia bisa menyebabkan terjadinnya sakit kepala, rasa mual,
atau kelelahan yang diikuti dengan tidak sadarkan diri serta dampak
terburuk adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Aktif).
b. Bahaya Asap Rokok
Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Dalam rokok
terkandung lebih kurang 4.000 zat kimia dan setidaknya 200 di
antarannya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada
rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Asap rokok
merupakan penyebab kanker dan menimbulkan kerusakan fungsi
organ, bahkan menyebabkan kecacatan organ tubuh pada bayi jika
sang ibu seorang perokok. Perokok pasif akan menghirup dua jenis
asap, yaitu dikeluarkan dari pembakaran rokok dan asap langsung,
yang dikeluarkan dari perokok. Asap tidak langsung inilah yang
menurut penelitian ahli paling berbahaya.

F. Cara mencegah dan mengobati gangguan dalam Sistem


Respirasi
Teknologi yang dikembangkan untuk membantu permasalahan
dalam mengatasi gangguan sistem pernapasan antara lain adalah
trakeostomi, pulmotor, terapi oksigen, terapi oksigen hiperbarik,
spirometer, intubasi endotrakeal, ventilator, bronkoskopi, nebulizer, dan
kateter oksigen.
1. Trakeostomi adalah pembuatan lubang pada dinding anterior trakea
untuk mempertahankan jalan napas. Hal ini dimaksudkan agar udara
dapat masuk ke dalam paru-paru melewati jalan napas bagian atas.
Trakeostomi biasanya dilakukan pada pasien penderita difteri akut.
2. Pulmotor adalah alat yang digunakan untuk melakukan pernapasan
buatan. Alat ini biasanya digunakan untuk menolong orang-orang yang
mengalami gangguan pernapasan akibat tenggelam atau karena shock
akibat sengatan listrik.
3. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen menggunakan peralatan
emergency oxygen, yang dapat diberikan melalui kanula hidung atau
masker wajah yang ketat.
4. Terapi oksigen hiperbarik (HBOT = Hyperbaric Oxygen Therapy) adalah
proses pemberian oksigen 100% kepada pasien di dalam ruangan
hiperbarik dengan tekanan udara yang lebih tinggi daripada tekanan
udara atmosfer normal. Hal ini dilakukan untuk membantu proses
penyembuhan luka maupun proses antipenuaan (peremajaan jaringan
tubuh).
5. Spirometer adalah alat untuk mengukur secara langsung dan cepat
kemampuan paru-paru seseorang. Spirometer juga dapat digunakan
untuk keperluan diagnose paru-paru yang abnormal.
6. Intubasi endotrakeal adalah tindakan medis berupa memasukan tabung
endotrakeal melalui mulut atau hidung untuk menghubungkan udara luar
dengan kedua paru-paru. Tujuannya adalah untuk pertolongan darurat
atau untuk anestesi saat proses pembedahan.
7. Ventilator adalah sebuah mesin yang didesain untuk memompa udara
masuk dan keluar paru-paru. Mesin ini membantu pernapasan pasien
yang secara fisik kesulitan bernapas. Tujuan utama dari ventilator adalah
digunakan sebagai pengobatan intensif, perawatan di rumah, dan
pengobatan darurat.
8. Bronkoskopi adalah jenis pemeriksaan secara langsung terhadap laring,
trakea, dan bronkus. Pemeriksaan ini dilakukan melalui suatu
bronkoskop logam standar atau bronkoskop serat optik - eksibel yang
disebut dengan bronko broskop.
9. Nebulizer adalah alat untuk mengubah cairan (obat) menjadi uap yang
sangat halus agar bisa dihisap ke dalam saluran pernapasan dan paru-
paru.
10. Kateter oksigen atau kanula oksigen adalah alat yang digunakan untuk
mengalirkan oksigen ke dalam lubang hidung.

Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah kami sampaikan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Respirasi adalah proses pertukaran udara atau gas antara sel dengan
lingkungannya atau proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke
dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke
lingkungan.
2. Yang termasuk organ dalam sistem respirasi yaitu, rongga hidung, laring,
faring, trakea, dan paru-paru.
3. Proses respirasi pada manusia termasuk pernapasan tidak langsung,
artinya udara pernapasan yang diperlukan tubuh tidak dapat langsung
masuk ke dalam sel melalui permukaan tubuh, tetapi melalui selaput tipis
yang terdapat di dalam saluran pernapasan, yaitu di alveolus. Berdasarkan
otot yang berperan aktif, pernapasan manusia atau mamalia dibedakan
menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
4. Letak perbedaan respirasi pada hewan, biasanya terletak pada organ sistem
respirasinya dan proses respirasi itu sendiri, contohnya pada burung, dia
memiliki kantung udara yang berfungsi membantu pernapasan ketika
terbang.
5. Penyakit pada sistem respirasi sangat bermacam-macam, penyebabnya
antara lain seperti kelainan, lingkungan, dan virus atau bakteri tertentu.
Penyakitnya antara lain adalah amandel, polip, adenoid, bronkitis, asma,
renitis, dan lain-lain dengan penyebab dan gejala yang berbeda-beda.
6. Saat ini sudah banyak teknologi yang dapat digunakan untuk mencegah
dan mengobati beberapa penyakit sistem respirasi, diantaranya adalah
Trakeostomi, Pulmotor, Terapi oksigen, Nebulizer, dan lain-lain.

B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan untuk pembuatan makalah dan presentasi
kedepannya adalah sebagai berikut :
1. Lebih meluangkan waktu lagi dalam pembuatan makalah dan PPt agar tidak
tergesa-gesa dan mendapat hasil yang terbaik.
2. Mencari sumber informasi yang lebih aktual dan terpercaya.
3. Tidak mudah percaya terhadap informasi yang beredar di Internet.
4. Lebih banyak bertanya langsung pada guru.
5. Perbanyak membaca buku.

Daftar Pustaka

Prawirohartono, Slamet. 2016. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA


Kelas XI. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
https://d14fikpiqfsi71.cloudfront.net/media/W1siZiIsIjIwMTgvMDcvMjAvM
DMvMzYvNDUvNjk0MGIyZWItN2VhYy00Yjk5LTg0MDYtNjU5MjJhNm
E3NTRmL0JpbyUyMEsxMSUyMFMxNCUyMCgxKS5wZGYiXV0.pdf?
sha=083cb7ae7d532733
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai