Disusun Oleh :
Arsyadani Tsalisul Ilham (09)
Athiyyah Syifa Salabilah (10)
Sekar Nurul Haanifah (32)
Zahra Fatia Diani (36)
Penulis
Daftar Isi
Judul i
Kata Pengantar.................................................................................................................................ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
B. Manfaat..................................................................................................................................1
BAB II Tinjauan Pustaka / Isi....................................................................................................2
A. Pengertian Sistem Respirasi...................................................................................................2
C. Organ pada Sistem Respirasi.................................................................................................2
1. Rongga hidung..............................................................................................................2
2. Laring atau pangkal tenggorok......................................................................................3
3. Batang tenggorok atau Trakea.......................................................................................3
4. Paru-paru (Pulmo).........................................................................................................3
D. Proses Respirasi.....................................................................................................................4
1. Mekanisme pernapasan pada manusia..........................................................................5
2. Volume udara pada proses pernapasan..........................................................................6
3. Frekuensi Pernapasan....................................................................................................7
4. Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida....................................................................8
5. Pengangkutan Oksigen dan Karbon Dioksida...............................................................9
E. Perbedaan Sistem Respirasi pada Manusia dan Hewan.......................................................11
1. Pernapasan pada Serangga...........................................................................................11
2. Pernapasan pada Burung.............................................................................................12
F. Penyakit pada Sistem Respirasi.............................................................................................5
1. Pembengkakan Kelenjar Limfa.....................................................................................6
2. Gangguan pada dinding alveolus..................................................................................6
3. Gangguan pada sistem Transpor....................................................................................6
4. Pengaruh pencemaran udara terhadap pernapasan........................................................6
G. Cara mencegah dan mengobati gangguan dalam Sistem Respirasi.......................................5
BAB III Penutup..........................................................................................................................4
A. Kesimpulan............................................................................................................................5
H. Saran.......................................................................................................................................5
Daftar Pustaka..................................................................................................................................4
Lampiran 4
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Akhir – akhir ini banyak orang yang mengalami gangguan pada
sistem pernapasan. Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan sistem
pernapasan? Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
sistem pernapasan manusia? Dan bagaimana mekanisme pernapasan pada
manusia? Maka dari itu untuk menjelaskan lebih detail mengenai hal –
hal tersebut dibuatlah makalah ini dengan harapan dapat menuntaskan
rasa keingintahuan manusia terhadap pertanyaan yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Respirasi ?
2. Apa saja yang termasuk Organ dalam Sistem Respirasi ?
3. Bagaimana proses respirasi berlangsung ?
4. Apakah terdapat perbedaan antara Sistem Respirasi pada
manusia dan hewan ?
5. Apa saja penyakit pada Sistem Respirasi ?
6. Bagaimana cara mencegah dan mengobati gangguan pada Sistem
Respirasi ?
C. Manfaat
1. Mengetahui pengertian dari Sistem Respirasi.
2. Mengetahui Organ – organ yang termasuk dalam Sistem
Respirasi.
3. Mengetahui proses respirasi.
4. Mengetahui perbedaan pada Sistem Respirasi manusia dan
hewan.
5. Mengetahui macam-macam penyakit dalam Sistem Respirasi.
6. Mengetahui cara mencegah dan mengobati gangguan dalam
Sistem Respirasi.
Bab II
Tinjauan Pustaka / Isi
A. Pengertian Sistem Respirasi
Respirasi adalah proses pertukaran udara atau gas antara sel
dengan lingkungannya atau proses memasukkan udara dari lingkungan
luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke
lingkungan. Secara lebih lanjut, pengertiannya adalah penggunaan gas
(oksigen) untuk pembakaran atau oksidasi senyawa organik di dalam
sel dan menghasilkan energi, penggunaan energi, dan pengeluaran zat
sisa. Pernapasan manusia termasuk pernapasan tidak langsung. Udara
masuk ke dalam tubuh dengan perantara organ-organ pernapasan.
Kemudian, oksigen masuk ke dalam sel-sel darah kapiler menuju ke
sel-sel jaringan tubuh melalui bantuan sistem transpor.
B. Organ pada Sistem Respirasi
1. Rongga hidung
Merupakan tempat keluar masuknya udara respirasi.
Permukaan dalam dinding rongganya dilapisi selaput lendir,
banyak ditumbuhi rambut, dan terdapat banyak ujung saraf indra
pembau. Di dalam rongga hidung, udara akan mengalami
penyaringan dan penghangatan.
a. Penyaringan, benda-benda asing yang tidak berbentuk gas
seperti debu, dapat dihalangi dengan adanya rambut-rambut
yang tumbuh ke arah luar hidung. Dibantu pula dengan
adanya indra pembau yang memungkinkan gas-gas yang
berbau tidak enak yang dapat membahayakan tubuh dapat
dihindari masuk ke dalam tubuh.
b. Penghangatan, yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan
suhu tubuh dengan konka di dalam dinding rongga hidung
yang mengandung kapiler darah. Bila udara yang masuk
suhunya lebih rendah dari suhu tubuh maka darah kapiler akan
melepaskan energinya ke rongga hidung, sehingga suhu udara
yang masuk menjadi hangat.
Saluran hidung berhubungan dengan faring. Faring
merupakan saluran bersama antara sistem pencernaan dan sistem
pernapasan. Hal ini memungkinkan udara dapat masuk melalui
mulut pada saat hidung sedang tersumbat. Faring bercabang ke
dua saluran, yaitu ke kerongkongan dan ke tenggorokan. Pada
saat menelan makanan, kerongkongan akan membuka dan
tenggorokan akan menutup, sehingga makanan tidak masuk ke
tenggorokan. Sebaliknya, jika sedang bernapas, kerongkongan
akan menutup dan tenggorokan akan membuka, sehingga udara
tidak masuk ke lambung.
2. Laring atau pangkal tenggorok
Dari faring, udara yang dihirup akan menuju laring. Laring
tersusun atas beberapa keping tulang rawan yang membentuk
jakun. Keping tulang rawan pembentuk jakun terdiri atas tulang
lidah, katup tulang rawan perisai tulang rawan, dan piala tulang
rawan. Pada laring terdapat celah menuju ke batang tenggorok
yang disebut glotis. Laring tertutup oleh katup pangkal
tenggorok atau epiglotis yang bertugas mengatur pergantian
perjalanan udara pernapasan. Bila udara menuju tenggorok,
katup anak tekak melipat ke bawah bertemu epiglotis, sehingga
glotis terbuka, dan udara masuk ke batang tenggorok. Di dalam
laring juga terdapat pita suara dengan beberapa otot yang
mengatur ketegangan pita-pita suara sehingga bergetar dan
timbul suara.
3. Batang tenggorok atau Trakea
Merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas tiga lapis.
Lapis luar terdiri atas jaringan yang dindingnya terdiri atas otot
polos dan cincin tulang rawan, sedangkan lapis terdalam terdiri
atas jaringan epitel yang berisilia dan berlendir. Fungsi batang
tenggorok adalah untuk menangkap dan mengembalikan benda-
benda ke hulu saluran pernapasan, agar tidak masuk ke paru-paru
bersama udara pernapasan. Batang tenggorok bercabang menjadi
sepasang cabang tenggorok atau bronkus. Satu menuju ke paru-
paru kanan dan satu lagi menuju ke paru-paru kiri.
4. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru manusia berjumlah sepasang, kanan dan kiri.
Masing-masing dibungkus oleh selaput pembungkus paru-paru
atau pleura. Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua.
Diantara pleura dan paru-paru terdapat cairan limfa yang
berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu
mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya
paru-paru disebabkan oleh perubahan tekanan dalam rongga
dada. Dalam paru-paru terdapat bronkiolus dan alveolus.
a. Bronkiolus
Merupakan cabang dari bronkus. Salurannya lebih kecil dan
dindingnya lebih tipis. Cincin tulang rawannya juga semakin tipis
dan lingkarannya tidak sempurna. Bronkiolus ini bercabang-cabang
menjadi saluran yang semakin halus. Sel-sel epitel bersilianya
berubah menjadi sisik epitel.
b. Alveolus
Merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang terdapat di
dalam paru-paru. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara.
Dinding alveolus tipis, lembap, setebal selapis sel, dan berlekatan
erat dengan kapiler darah. Dinding alveolus yang tipis dan lembap
mempermudah udara pernapasan melewatinya. Pada alveolus
terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan
CO2 dari sel-sel darah ke udara bebas.
C. Proses Respirasi
1. Mekanisme pernapasan pada manusia
Pernapasan manusia dan sebagian besar vertebrata lainnya,
termasuk pernapasan tidak langsung, artinya udara pernapasan yang
diperlukan tubuh tidak dapat langsung masuk ke dalam sel melalui
permukaan tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang terdapat di
dalam saluran pernapasan, yaitu di alveolus. Berdasarkan otot yang
berperan aktif, pernapasan manusia atau mamalia dibedakan
menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada
Otot yang berperan aktif pada pernapasan dada adalah otot antar
tulang rusuk luar dan otot antar tulang rusuk dalam. Sistem
pernapasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu :
Tahap inspirasi, terjadi bila otot antartulang rusuk luar
berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga
dada bertambah besar, bertambahnya volume rongga dada akan
menurunkan tekanan rongga dada menjadi lebih kecil dari tekanan
rongga paru-paru. Hal ini akan mendorong paru-paru
mengembang sehingga volumenya menjadi lebih besar dan
tekanannya menjadi lebih kecil dari tekanan udara bebas.
Tahap ekspirasi, terjadi bila otot antartulang rusuk dalam
berkontraksi maka tulang rusuk akan tertarik ke posisi semula,
sehingga volume rongga dada akan mengecil dan tekanannya
membesar. Tekanan ini akan mendesak dinding paru-paru,
sehingga rongga paru-paru ikut mengecil, sehingga tekanan udara
dalam rongga paru-paru meningkat dan lebih tinggi daripada
tekanan udara bebas.
b. Pernapasan Perut
Otot yang berperan penting dalam pernapasan perut adalah otot
diafragma dan otot dinding rongga perut. Sistem pernapasan perut
terdiri dari 2 tahap, yaitu :
Tahap inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi
yang menyebabkan bertambah besarnya volume rongga dada,
sehingga tekanan udara dalam rongga dada mengecil. Penurunan
tekanan udara dalam rongga dada akan diikuti mengembangnya
paru-paru dan penurunan tekanan udara dalam paru-paru,
sehingga tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dari
tekanan udara luar.
Tahap ekspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berelaksasi
dan otot dinding terdesak ke arah diafragma, sehingga posisi
diafragma akan cekung ke arah rongga dada. Keadaan ini
menyebabkan volume rongga dada mengecil dan tekanannya
meningkat. Naiknya tekanan dalam rongga paru-paru akan
menyebabkan isi rongga paru-paru terdorong ke luar.
2. Volume udara pada proses pernapasan
Seperti halnya tekanan udara dalam paru-paru, volume udara
pada proses pernapasan oleh paru-paru juga bervariasi. Hal ini
dapat terjadi karena pengaruh cara, kekuatan, dan posisi badan
seseorang yang melakukan pernapasan.
Secara garis besarnya, udara yang digunakan dalam pernapasan
dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu :
a. Udara Pernapasan (UP), yaitu udara yang masuk atau keluar paru-
paru sebagai akibat pernapasan biasa. Udara pernapasan ini sering
disebut sebagai tidal volume, volumenya sebesar 500 cc.
b. Udara Komplementer (UK), yaitu udara yang masih dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal setelah inspirasi
normal. Volume udara ini lebih kurang 1.500 cc.
c. Udara Cadangan (UC), yaitu udara yang masih dapat dikeluarkan
secara maksimal setelah melakukan ekspirasi normal. Volume udara
cadangan adalah lebih kurang 1.500 cc.
d. Udara Residu (UR), yaitu udara yang masih tersisa di dalam paru-
paru setelah melakukan ekspirasi maksimal. Volume udara ini
sekitar 1.000 cc.
e. Kapasitas Vital Paru-paru (KV), yaitu udara yang dapat diembuskan
semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi secara maksimal.
Dengan demikian, kapasitas vital paru-paru adalah jumlah udara
pernapasan (UP) + udara komplementer (UK) + udara cadangan
(UC).
f. Volume Total Paru-paru, yaitu volume udara yang dapat tertampung
secara maksimal di dalam paru-paru. Jadi, volume total paru-paru
sama dengan kapasitas vital paru-paru + volume udara residu. (KV +
UR).
3. Frekuensi Pernapasan
Pada umumnya setiap menit manusia mampu bernapas antara 15-
18 kali. Cepat atau lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin
rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan
makin berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
b. Jenis Kelamin, umumnya laki-laki lebih banyak bergerak, sehingga
lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi
CO2 pada pria juga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa proses
metabolisme pada pria jauh lebih tinggi daripada wanita.
c. Suhu Tubuh, makin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi
pernapasan. Hal ini berhubungan erat dengan peningkatan proses
metabolisme, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan oksigen
dan pengeluaran CO2.
d. Posisi Tubuh, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi
pernapasan. Hal ini erat kaitannya dengan beban yang harus
ditanggung oleh organ tubuh.
e. Kegiatan Tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas memerlukan
lebih banyak energi daripada orang yang sedang santai atau tidur.
Faktor-faktor di atas dapat memengaruhi frekuensi pernapasan
manusia dewasa tetapi tidak pada bayi. Bayi yang masih berada
dalam rahim ibunya belum melakukan gerakan napas, karena
kebutuhan oksigen bayi dipenuhi oleh ibunya melalui plasenta atau
ari-ari. Paru-paru bayi mulai berfungsi ketika aliran darah melalui
plasenta terhenti, sehingga pada saat bayi baru lahir paru-paru harus
dirangsang agar mulai berfungsi.
4. Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida
Pada manusia dan vertebrata lainnya, pertukaran tersebut
dilakukan melalui dua tahap, yaitu pernapasan luar dan pernapasan
dalam.
a. Pernapasan Luar (Eksternal), merupakan pertukaran O2 dari udara
bebas dalam rongga alveolus dengan CO2 dalam darah kapiler
alveolus. Prosesnya terjadi saat manusia menghirup napas, udara
bebas yang lebih kaya O2 akan masuk ke dalam paru-paru/alveolus.
Oksigen akan menembus dinding alveolus secara difusi, menuju ke
darah kapiler. Saat yang bersamaan, CO2 dalam darah kapiler
dilepaskan ke rongga alveolus.
Pada saat darah kapiler ini baru masuk ke paru-paru mengangkut
banyak CO2 dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-). Bila CO2 dalam
kapiler darah paru-paru keluar ke udara bebas maka di dalam darah
kapiler tertinggal sedikit CO2 saja. Hal ini menyebabkan reaksi
bergerak ke kanan.
H4Hb H4 + Hb
Hb yang telah melepaskan ion H akan mengikat oksigen yang
berdifusi dari udara bebas dalam alveolus ke dalam darah kapiler
menjadi HbO2 atau oksihemoglobin.
Hb + O2 HbO2
b. Pernapasan Dalam (Internal), merupakan pertukaran oksigen dari
kapiler darah dan karbon dioksida dari sel-sel jaringan tubuh. Proses
terjadinya adalah dari alveolus, oksigen diangkut oleh darah dalam
bentuk HbO2 atau oksihemoglobin. Sesampainya di jaringan, oksigen
pada oksihemoglobin dilepaskan ke dalam cairan sel jaringan tubuh.
HbO2 Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh
karena oksigen yang dikandung jaringan tubuh secara terus-menerus
digunakan untuk oksidasi biologis di dalam sel, sehingga kadar O2 di
dalam cairan jaringan tubuh rendah. Oksidasi biologis di dalam
jaringan menyebabkan kadar CO2 di dalam jaringan tubuh tinggi. Hal
inilah yang mempermudah Hb yang telah membebaskan oksigen
untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam bentuk
karbaminohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi
menuju jaringan tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi
ke sel-sel darah. Pertukaran gas inilah yang disebut pernapasan dalam
(respirasi internal)
Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah kami sampaikan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Respirasi adalah proses pertukaran udara atau gas antara sel dengan
lingkungannya atau proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke
dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke
lingkungan.
2. Yang termasuk organ dalam sistem respirasi yaitu, rongga hidung, laring,
faring, trakea, dan paru-paru.
3. Proses respirasi pada manusia termasuk pernapasan tidak langsung,
artinya udara pernapasan yang diperlukan tubuh tidak dapat langsung
masuk ke dalam sel melalui permukaan tubuh, tetapi melalui selaput tipis
yang terdapat di dalam saluran pernapasan, yaitu di alveolus. Berdasarkan
otot yang berperan aktif, pernapasan manusia atau mamalia dibedakan
menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
4. Letak perbedaan respirasi pada hewan, biasanya terletak pada organ sistem
respirasinya dan proses respirasi itu sendiri, contohnya pada burung, dia
memiliki kantung udara yang berfungsi membantu pernapasan ketika
terbang.
5. Penyakit pada sistem respirasi sangat bermacam-macam, penyebabnya
antara lain seperti kelainan, lingkungan, dan virus atau bakteri tertentu.
Penyakitnya antara lain adalah amandel, polip, adenoid, bronkitis, asma,
renitis, dan lain-lain dengan penyebab dan gejala yang berbeda-beda.
6. Saat ini sudah banyak teknologi yang dapat digunakan untuk mencegah
dan mengobati beberapa penyakit sistem respirasi, diantaranya adalah
Trakeostomi, Pulmotor, Terapi oksigen, Nebulizer, dan lain-lain.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan untuk pembuatan makalah dan presentasi
kedepannya adalah sebagai berikut :
1. Lebih meluangkan waktu lagi dalam pembuatan makalah dan PPt agar tidak
tergesa-gesa dan mendapat hasil yang terbaik.
2. Mencari sumber informasi yang lebih aktual dan terpercaya.
3. Tidak mudah percaya terhadap informasi yang beredar di Internet.
4. Lebih banyak bertanya langsung pada guru.
5. Perbanyak membaca buku.
Daftar Pustaka