Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
Rahmat dan Karunianya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum kami yang berjudul “
Mengukur Volume Udara Pernapasan pada Belalang “ ini tepat pada waktu yang telah
ditetapkan oleh pembimbing akademik.
Dalam laporan ini kami membahan bagaimana suatu mahluk hidup bernapas, ukuran
volume yang dibutuhkan dan sebagainya. Dalam laporan ini kami juga mencantumkan
perbedaan yang terjadi terhadap dua objek penelitian.
Dalam makalah ini tidak terlepas dari kerja sama yang baik, dan kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihan yang telah membantu proses didalamnya. Terima kasih
kami ucapkan kepada :
Laporan yang telah kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan karena kami
mencantumkan apa yang telah kami amati mungkin berbeda dengan teori yang menyatakan
hal tersebut. Untuk itu, pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar sempurnanya serta
bermanfaatnya laporan ini.
Penyusun,
DAFTAR ISI
1. Respirasi ...............................................................................................................3
2. Jenis respirasi ........................................................................................................3
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi .............................................3
4. Respirasi pada serangga ........................................................................................4
5. Belalang ................................................................................................................6
6. Respirometer sederhana ........................................................................................6
1. Pembahasan ........................................................................................................11
2. Pertanyaan ..........................................................................................................13
BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN .............................................................................15
1. Kesimpulan .........................................................................................................15
2. Saran ...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHUAN
Dalam tubuh serangga, terdapat trakea yang memanjang di sepanjang tubuhnya. Trakea
itu bercabang-cabang menjadi saluran-saluran udara yang sangat kecil yang disebut
trakeolus. Trakeolus bersentuhan langsung dengan jaringan dalam tubuh serangga.
Ujung trakeolus memiliki cairan. Pada cairan inilah, oksigen dalam udara yang masuk
ke dalam sistem trakea, berdifusi masuk ke dalam sel-sel jaringannya. Sebaliknya,
karbon dioksida juga keluar melalui trakeolus.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apakah proses respirasi pada serangga membutuhkan
oksigen.
1.3.2 Untuk mengetahui apakah pada proses respirasi, serangga menghasilkan
karbon dioksida.
1.3.3 Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
kebutuhan oksigen pada serangga pada saat proses respirasi.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menghitung rata-rata
respirasi serangga tiap menit.
1.4 Manfaat
Manfaat diadakannya praktikum ini adalah :
1.4.1 Praktikan dapat memenuhi persyaratan nilai dalam mata pelajaran biologi.
1.4.2 Praktikan dapat memahami proses respirasi pada serangga.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respirasi
Respirasi atau oksidasi glukosa secara lengkap merupakan proses pembentukan energy
yang utama untuk kebanyakan sel. Pada waktu glukosa dipecah dalam suatu rangkaian
reaksi enzimatis, beberapa energy dibebaskan dan diubah menjadi bentuk ikatan
phosphate bertenaga tinggi (ATP)dan sebagian lagi hilang sebagai panas. Proses
keseluruhan dari respirasi merupakan reaksi oksidasi reduksi, yaitu senyawa dioksidasi
menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O. pati, fruktan,
sukrosa, atau gula lainnya, lemak, asam organic, protein dapat bertindak sebagai
substrat respirasi. Respirasi umum glukosa, dapat ditulis sebagai berikut:
Gambar 1. Grassopper
Sistem respirasi pada insecta
Gambar 2. Insecta
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan
arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka
luar (eksosleketon) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu silindris yang
berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya
spirakel terjadi secara teratur. Pada ummunya spirakel terbuka selama serangga
terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea bercabang lagi bercabang lagi
menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan
dan alat tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk
oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel
tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kalpiler pada sistem
pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Makanisme pernapasan pada serangga, misalanya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara kaya
CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada
volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di
luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh,
dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan
demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan
untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke
jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan
tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam ke
dalam air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung
udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama menyelam,
O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa
insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
2.5 Belalang
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga
memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang
biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan
atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang.
Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga
ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk
terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.
METODE PENELITIAN
3.4 Rumus
Rumus yang digunakan unutk menghitung rata-rata kapasitas paru-paru yang dimiliki
oleh 2 ekor belalang tiap menit, adalah sebagai berikut :
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Dalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan respirometer,
digunakan larutan KOH. Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengikat CO 2, sehingga
pergerakan dari larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen.
Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
5.2 Pertanyaan
1. Apakah fungsi eosin dalam pengamatan tersebut ?
Jawab : fungsi larutan eosin dalam praktikum respirasi belalang adalah agar
pergerakan laju konsumsi oksigen oleh belalang terlihat jelas dalam pipa
berskala.
4. Hitunglah rata-rata oksigen yang dibutuhkan oleh belalang pada tiap gram berat
tubuhnya tiap menit ?
Jawab :
Belalang jenis pertama
I – II = 2,3 – 1,2 = 1,1
II – III = 3,1 – 2,3 = 0,8
III – IV = 3,85 – 3,1 = 0,75
IV – V = 4,3 – 3,85 = 0,55
Maka, jumlah waktunya = 3,2
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Belalang bernafas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida.
6.1.2 Fungsi dari KOH dalam percobaan adalah untuk mengikat gas buangan
karbondioksida dari respirasi belalang.
6.1.3 Fungsi eosin pada percobaan sebagai petunjuk laju kecepatan pernafasan.
6.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi respirasi pada belalang adalah ukuran atau
berat badan tubuh belalang, ketersediaan oksigen yang cukup dalam ruangan
(respirometer), suhu ruangan.
6.2 Saran
6.2.1 Keberhasilan percobaan/eksperimen ini tergantung tergantung pada bocor
tidaknya alat. Disarankan hubungan antara tabung dan bagian berskala diolesi
dengan vaselin lalu diputar-putar.
6.2.2 Perubahan suhu udara (bila menjadi panas) menyebabkan titik air yang sudah
bergerak ke arah tabung dapat bergerak kembali ke arah luar. Oleh karena itu
sebaiknya percobaan diadakan dalam waktu perubahan suhu tidak besar.
Sebaliknya bila suhu menurun, tetes air cepat bergerak ke arah tabung spesimen.
6.2.3 Sebelum disimpan, spesimen hewan dikembalikan ke tempatnya dan KOH yang
biasanya meleleh segera dikeluarkan dan tabung dicuci bersih. Jika kurang
bersih dan tabung tertutup, maka akan terjadi respirometer tak dapat dibuka lagi,
karena merekat oleh KOH.
DAFTAR PUSTAKA
http://humanosinalma.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-biologi-pernapasan_21.html
http://wikispot-wikispot.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-respirasi-hewan.html
http://lkpdb-nh.blogspot.com/2013/03/praktikum-biologi-pada-serangga.html
http://rheeaputri.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-biologi-respirasi.html
http://febriani61.blogspot.com/2013/09/laporan-praktikum-biologi-tentang.html
http://mayaafi.blogspot.com/2013/04/laporan-respirasi-serangga.html
http://nuraininafisah.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-respirasi-pada.html
http://biologiscient.blogspot.com/2012/05/makalah-praktikum-perkembangan-hewan.html
LAMPIRAN
# Alat
Untuk
Neraca mengetahui
massa belalang.
Untuk
membersihkan
Kapas / tisu kotoran selama
proses
praktikum.
Untuk
mengambil
larutan eosin
Pipet tetes
yang akan di
teteskan pada
pipa berskala.
Untuk
mengetahui
Stopwatch / waktu yang
HP ditempuh
larutan eosin
tiap menitnya
# Bahan
Mengikat
Krostal KOH
oksigen.
Memperjelas
laju konsumsi
Larutan eosin
oksigen pada
pipa berskala.
Menutup celah
antar tabung
dengan pipa
Plastisin/vaselin berskala agar
tidak terjadi
pertukaran
udara.
# proses praktikum
Gambar Keterangan
Menimbang belalang
Merakit alat
Mengamati pergerakan
laju eosin
Memasukan belalang ke
dalam tabung
Mengolesi tabung
dengan vaselin