Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

RESPIRASI DAN PERTUKARAN GAS PADA HEWAN

Dosen Pengampu :

Dr. Tri Jalmo, M.Si.


Dr. Dina Maulina, M.Si.

Disusun oleh kelompok 6 :

1. Putri Mega Pratiwi (2113024067)


2. Nisa Najmi (2113024039)
3. Syifa Khairunisa. (2113024051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt, atas berkat rahmat, barokah dan ridho-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa terhalang suatu apapun.
Adapun judul makalah ini adalah Respirasi dan Pertukaran Gas. Maka dengan itu
pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Tri
Jalmo, M.Si., dan Ibu Dr. Dina Maulina, M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Fisiologi Hewan serta kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan demi perkembangan positif
bagi kelompok kami dan karya tulis setelah ini. Demikian makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Fisiologi Hewan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi kelompok kami. Terima
kasih.

Bandar Lampung,4 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................2

2.1 Pengertian Respirasi ......................................................................................... 2

2.2 Alat Respirasi pada Vertebrata......................................................................... 5

2.3 Alat Respirasi pada Invertebrata ...................................................................... 9

2.4 Pernafasan paru-paru dan pernafasan Sel ...................................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh sertame
mbuang CO2 dari dalam tubuh. Kita sering mendengar istilah respirasi eksternal dan
internal.Pada dasarnya, pengertian respirasi eksternal sama dengan bernapas, sedangkan
respirasi internalatau respirasi seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan
pembuangan zat sisa metabolisme sel yang berupa CO2
Penyelenggaraan respirasi harus didukung oleh alat pernapasan yang sesuai,yaitu sebuah
alat yang dapat digunakan oleh hewan untuk melakukan pertukaran gas dengan
lingkungannya.
Alat yang dimaksud dapat berupa alat pernapasan khusus ataupun
tidak. Oksigen yang diperoleh hewan dari lingkungannya digunakan dalam proses fosforil
asioksidatif untuk menghasilkan ATP. Sebenarnya, hewan dapat menghasilkan ATP tanpa
oksigen.Proses semacam itu disebut respirasi anaerob. Akan tetapi, proses tersebut tidak
dapatmenghasilkan ATP dalam jumlah banyak. Respirasi yang dapat menghasilkan ATP
dalam jumlah banyak ialah respirasi aerob. Dalam proses anaerob, sebuah molekul glukos
a hanyamenghasilkan dua molekul ATP, sementara dalam proses aerob, molekul yang sa
ma akanmenghasilkan 36 atau 38 molekul ATP. Oleh karena itu, hampir semua hewan
sangat sangat bergantung pada proses respirasi (pembentukan ATP) secara aerob.
Respirasi sel (internal) akanmenghasilkan zat sisa berupa CO2 dan air, yang harus segera
dikeluarkan dari sel. (Isnaeni,2006:191-192).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja organ pernapasan pada hewan?
2. Jelaskan pengaturan respirasi dan pertukaran gas!
3. Jelaskan mekanisme respirasi pada vertebrata dan invertebrata!

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan organ pernapasan pada hewan
2. Menjelaskan pengaturan respirasi dan pertukaran gas
3. Menjelaskan mekanisme respirasi pada vertebrata dan invertebrata.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Respirasi

Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara sel-sel yang aktif dengan lingkungan
luarnya atau antara cairan tubuh hewan dengan lingkungan tempat hidupnya disebut
dengan respirasi. Respirasi juga didefenisikan sebagai proses biokimia yang
berlangsung di dalam sel berupa perombakan molekul-molekul makanan dan
transfer energi yang dihasilkan (respirasi seluler). Proses respirasi erat kaitannya
dengan laju metabolisme yang didefinisikan sebagai unit energi yang dilepaskan
per unit waktu. Laju respirasi pada hewan tergantung pada aktivitas metabolisme
total dari organisme tersebut. Fungsi utama respirasi adalah dalam rangka
memproduksi energi melalui metabolisme aerobik dan hal tersebut terkait dengan
konsumsi oksigen. Fungsi lainnya adalah membantu menjaga fungsi normal darah,
membantu memepertahankan suhu tubuh dan membantu mempertahankan
keberadaan oksigen di dalam darah.

2.2 Alat Respirasi Pada Vertebrata

a. Alat respirasi pada Ikan

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan
dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen
mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah
yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan
co2 berdifusi keluar Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan
kanan kepala. Masing-masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh
tutup insang (operkulum).Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara
membuka dan menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup
tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut
sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi
ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu
menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui
insang.Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida
dikeluarkan.

b. Alat Respirasi Pada Katak

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan.Pada saat terjadi gerakan
rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara
berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang
tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan
kulit, ini dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam keadaan basah dan
mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen
yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea)kemudian dibawa
ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari
jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat
arteri kulit pare-paru(arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.Selain bernapas dengan selaput rongga
mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya
belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang
berbentuk gelembung btempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru
diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan
dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang
pendek.Katak dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan
bentuk. Pada waktu muda berupa berudu dan setelah dewasa hidup di darat. Mula-
nula berudu bernapas dengan insang luar yang terdapat di bagian belakang kepala.
Insang tersebut selalu bergetar yang mengakibatkan air di sekitar insang selalu
berganti. Oksigen yang terlarut dalam air berdifusi di dalam pembuluh kapiler darah
yang terdapat dalam insang. Setelah beberapa waktu insang luar ini akan berubah
menjadi insang dalam dengan cara terbentuknya lipatan kulit dari arah depan ke
belakang sehingga menutupi insang luar. Katak dewasa hidup di darat,
pernapasannya dengan paru-paru. Selain dengan paru-paru, oksigen dapat berdifusi
dalam rongga mulut yaitu melalui selaput rongga mulut dan juga melalui kulit.

c. Alat Raspirasi Pada Burung

Pada burung, alat berdisfusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-
paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi
oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada
tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada
dasar faring yangmenghubungkan trakea. Trakea bercabang menjadi dua yaitu,
bronkus kanan dan bronkus kiri. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9
perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar
ampai ke perut, leher dan sayap. Di pundi-pundi hawa ini tidak terjadi difusi gas
pernapasan dan berfungsi sebagai penyimpanan cadangan oksigen dan
meringankan tubuh.
2.3 Alat Respirasi Pada Invertebrata

a. Alat Respirasi Pada Serangga

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan
arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel (stigma). Spirakel berbentuk
pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap
segmen tubuh. Spirakel menpunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga
membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel
terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat. Oksigen
dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-
pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang
halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat
tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh
sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel
tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem
pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
b. Alat Respirasi Porifera

Hewan filum ini tubuhnya tersusun atas banyak sel dan memiliki jaringan yang
sederhana. Porifera tidak memiliki alat pernapasan khusus.Porifera bernapas
dengan cara memasukan air melalui paru-paru (ostium) yang terdapat pada seluruh
permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga spongocoel. Proses pernapasan
selanjutnya dilakukan oleh sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung
dengan rongga spongocoel. Udara pernapsan dipertukarkan langsung oleh sel-sel
dipermukaan tubuh atau oleh sel-sel leher yang bersentuhan dengan air. Contoh:

Spongia

2.3 Pernapasan Paru-Paru dan Pernapasan Sel

a. Pernapasan sel.

Pernapasan paru adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada
paru-paru, pernapasan paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen diambil melalui
mulut dan hidung pada waktu bernapas yang oksigen masuk melalui trakea sampai
ke alveoli berhubungan darah dalam kapiler pulmonar. Alveoli memisahkan
oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah
dibawa ke jantung dan dari jantung dipompa keseluruh tubuh.

a. Pernapasan sel

1. Transpor Gas Paru-Paru dan Jaringan.

Selisih tekanan parsial antara O2 dan CO2 menekankan bahwa kunci dari
pergerakan gas O2 mengalir dari alveoli masuk ke dalam jaringan melalui darah,
sedangkan CO2 mengalir dari jantung ke alveoli melalui pembuluh darah, akan
tetapi jumlah kedua gas yang ditranspor ke jaringan dan dari jaringan secara
keseluruhan tidak cukup bila O2 tidak larut dalam darah dan bergabung dengan
protein membawa O2 (hemoglobin). Dengan demikian juga CO2 yang larut masuk
ke dalam serangkaian reaksi kimia reversibel (rangkaian perubahan udara). Yang
mengubaah menjadi senyawa lain. Adanya hemoglobin menaikan kapasitas
pengangkutan O2 dalam darah sampai 70 kali dan reaksi CO2 menaikan kadar CO2
dalam darah menjadi 17 kali.

2. Pengangkutan Oksigen ke Jaringan.

Sistem pengangkutan O2 dalam tubuh terdiri dari paru-paru dan sistem


kardiovaskuler. Oksigen masuk ke jaringan bergantung pada jumlahnya yang
masuk ke dalam paru-paru, pertukaran gas yang cukup pada paru-paru, aliran darah
ke jaringan dan kapasitan pengangkutan O2 dalam darah. Aliran darah bergantung
pada derajat konsentrasi dalam jaringan dan curah jantung. Jumlah O2 dalam darah
ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, hemoglobin, dan afinitas (daya tarik)
hemoglobin.

3. Reaksi Hemoglobin dan Oksigen.


Dinamakan reaksi hemoglobin sangat cocok untuk mengangkut O2. Hemoglobin
adalah ptotein yang terikat pada rantai polipeptida, dibentuk porfirin dan satu atom
besi ferro. Masing-masing besi dapat mengikat secara reversibel (perubahan arah)
denagn satub molekul O2. Besi berada dalam bentuk ferro sehingga reaksinya
adalah oksigenasi bukan oksidasi.

4. . Transpor Karbondioksida.

Kelarutan CO2 dalam darah kira-kira 20 kali kelarutan O2 sehingga terdapat lebih
banyak CO2 dari pada O2 dalam larutan sederhana. CO2 berdifusi dalam sel darah
merah dengan cepat mengalami hidrasi menjadi H2CO2 karena adanya anhydrase
(berkurangnya sekresi keringat) karbonat berdifusi ke dalam plasma. Penurunan
kejenuhan hemoglobin terhadap O2 bila darah melalui kapiler-kapiler jaringan.
Sebagian dari CO2 dalam sel darah merah beraksi dengan gugus amino dari protein,
hemoglobin membentuk senyawa karbamino (senyawa karbondioksida).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Respirasi adalah proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan)


di dalam sel untuk memperoleh energi. Pada hewan tingkat tinggi terdapat organ
untuk bernafas yaitu berupa paru-paru, insang atau trakea, sedangkan pada hewan
proses pertukaran udara dilakukan secara langsung dengan cara difusi melalui
permukaan sel-sel tubuhnya.Sistem respirasi ada dua macam, yaitu respirasi
eksternal dan respirasi internal. Respirasiseluler adalah proses masuknya O2 ke
dalam sel dan dikeluarkan CO2 dan ATP yang dimanaCO2 dibuang dan ATP
digunakan. Organ respirasi hewan
1. Hewan Akuatik menggunakan kulit dan insang,
2. Hewan terrestrial menggunakan paru-paru difusi, paru-paru buku, paru-paru
alveolardan trakea.
DAFTAR PUSTAKA

Arsih, Fitri. 2012. Fisiologi Hewan. Padang : UNP Press.2.

Campbell. 2004. Biologi Jilid 5. Jakarta : Erlangga.3.

Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Malang : IKIP Malang.

Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Risa Purnamasari dkk. 2017. Fisiologi Hewan. http://osf.io/r6uyb/. (17 September


2020).

Anda mungkin juga menyukai