Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PERCOBAAN RESPIROMETER

RESPIRASI PADA SERANGGA

Oleh:
Filia Benevolentia Adiartanto
IX Asoka/ 10
SMP STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2019/ 2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugerahNya, sehingga laporan hasil percobaan yang berjudul Laporan
Percobaan Respirometer, Respirasi Pada Serangga ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, terutama atas
bimbingan dari guru mata pelajaran IPA kami, Bapak Fx. Suparjo.
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia biasa yang mempunyai banyak keterbatasan
dalam berbagai hal. Namun, saya telah berusaha mengerjakan laporan ini semaksimal mungkin,
dengan kemampuan yang saya miliki. Maka dari itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian
sangat saya harapkan dan akan saya jadikan bahan pembelajaran untuk penulisan laporan
selanjutnya.
Akhir kata, lewat laporan ini, saya berharap pembaca dapat semakin mengerti tentang
kebutuhan oksigen pada serangga. Semoga laporan hasil percobaan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.

Yogyakarta, 28 Februari 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..... 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………….. 4
D. Manfaat dan Makna Penelitian…………………………………………………. 4
LANDASAN TEORI…………………………………………………………………... 5
HASIL PENGAMATAN
A. Alat , Bahan, dan Objek….………………………………………………............ 7
B. Langkah Kerja…………………………………………………………………… 7
C. Tabel Data Pengamatan…………………………………………………………. 8
D. Uraian Rumusan Masalah……………………………………………………….. 9
KESIMPULAN ………………………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 10

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk
lainnya, tergantung jenis makhluk hidupnya. Misalkan, alat pernafasan manusia tentu
akan berbeda dengan alat pernafasan serangga. Sebagaimana diketahui bahwa alat
pernafasan manusia adalah paru-paru. Sedangkan alat pernafasan serangga adalah
trakea.

Proses respirasi pada serangga meggunakan alat pernafasan yang disebut sistem


trakea. Fungsi trakea adalah mengangkut dan mengedarkan gas O2 ke seluruh tubuh
dan mengeluarkan CO2. Bentuk trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi
saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Sehingga, makhluk hidup yang
bernafas dengan trakea tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah.

Jenis makhluk hidup yang bernafas dengan sistem trakea adalah serangga,
misalnya jangkrik. Pada sistem pernafasan trakea, udara masuk dan keluar melalui
stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel).

B. Rumusan Masalah
1. Kemana arah pergerakan eosin?
2. Mengapa eosin dapat merambat?
3. Apakah fungsi NaOH/KOH yang dibungkus kapas dalam percobaan tersebut?
4. Bagaimana perbandingan pergerakan eosin ketika dilakukan percobaan dengan
jumlah jangkrik yang berbeda? Apa prediksi akan hal itu?
5. Bagaimana persamaan reaksi kimia oksidasi?

C. Tujuan Penelitian
1. Membuktikan bahwa makhluk hidup bernapas mengambil O2.
2. Menentukan banyak oksigen yang diperlukan hewan untuk bernapas dalam satuan
waktu tertentu.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pembaca, hasil pengujian ini akan membawa pemahaman mengenai banyak
oksigen yang diperlukan hewan untuk bernapas.
2. Bagi pembelajaran IPA di kelas, hasil pengujian ini dapat digunakan sebagai salah
satu bahan diskusi dalam pembelajaran di kelas.
3. Bagi penulis (peneliti), hasil pengujian ini menjadi nilai untuk ujian praktek mata
pelajaran IPA.

4
LANDASAN TEORI

1. Respirasi
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad
hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi untuk digunakan dalam menjalankan
fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari, respirasi dapat disamakan
dengan pernapasan. Namun, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak
tercakup pada istilah pernapasan.
Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai
dari individu hingga sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan
penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan
oksigen.

2. Serangga
Serangga, disebut pula insecta, berasal dari bahasa Latin insectum, sebuah kata
serapan dari bahasa Yunani ἔντομον [éntomon], yang artinya "terpotong menjadi
beberapa bagian". Serangga adalah salah satu kelas avertebrata di
dalam filum arthropoda yang memiliki exoskeleton berkitin, bagian tubuhnya terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen, tiga pasang kaki yang terhubung
ke thorax, memiliki mata majemuk, dan sepasang antena.
Serangga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling beragam, mencakup
lebih dari satu juta spesies dan menggambarkan lebih dari setengah organisme
hidup yang telah diketahui. Jumlah spesies yang masih ada diperkirakan antara enam
hingga sepuluh juta  dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan hewan
yang berbeda-beda di bumi. Serangga dapat ditemukan di hampir semua lingkungan,
meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan, suatu habitat yang didominasi oleh
kelompok arthropoda lain, krustasea.

3. Alat Pernapasan Serangga


Serangga memiliki alat pernapasan berupa trakea. Hewan yang termasuk jenis
serangga. Contoh serangga adalah nyamuk, belalang, lalat, rayap, dan kupu – kupu.
Trakea adalah pembuluh – pembuluh halus yang bercabang dan memenuhi seluruh
bagian tubuh serangga kemudian bermuara pada stigma. Stigma ialah lubang (corong)
yang terletak di sisi tubuh bagian kanan kiri. Stigma berfungsi sebagai jalan keluar
masuknya udara. Oksigen tidak diedarkan melalui darah tetapi diedarkan melalui sistem
trakea. Keluar masuknya udara disebabkan gerakan otot tubuh secara teratur.

5
4. Respirometer
Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata
pernapasan organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan karbon
dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-faktor seperti umur atau
pengaruh cahaya memengaruhi rata-rata pernapasan. Respirometer sederhana adalah
alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa
macam organisme hidup seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar. Jika tidak
ada perubahan suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam
ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1
gram berat tiap detik.
Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang
digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika
organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang
dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan
terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat pada pipa kapiler
berskala.

5. Eosin
Eosin merupakan cairan berwarna merah yang biasanya dipakai
untuk eksperimen biologi mengenai kecepatan laju O2 yang
dibutuhkan serangga dan tumbuhan. Dalam penggunaanya, eosin dimasukkan ke dalam
pipa respirometer agar dapat melihat kecepatan laju oksigennya, untuk mengetes
kecepatan pernapasan serangga atau tumbuhan pada saat dimasukkan ke
dalam tabung yang udaranya terbatas.

6. Natrium hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api,
atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk
dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida adalah basa
yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen. Ia
bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses
pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis. Ia juga larut
dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar

6
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan
kertas.

HASIL PENGAMATAN

A. Alat, Bahan, dan Objek:


1. Respirometer
2. Papan percobaan
3. Kapas
4. Suntikan
5. Kristal NaOH sedikit
6. Eosin
7. Vaseline
8. Jangkrik

B. Langkah Kerja
1. Masukkan Kristal NaOH yang dibungkus dengan kapas.
2. Masukkan jangkrik kedalam respirometer.
3. Tutuplah tabung respirometer dan olesi sekeliling tutupnya dengan vaseline.
4. Teteskan eosin pada ujung respirometer.
5. Amati dan catat perambatan eosin tiap 2 menit selama 9 menit.
6. Ulangi percobaan yang sama dengan menggunakan 2 jangkrik dan 3 jangkrik

7
C. Tabel Data Pengamatan
Hasil Pengamatan 1 Jangkrik
Waktu tiap 2 menit Perambatan eosin Kebutuhan O2
2 menit I 0,03 mm – 0,19 mm 0,16 ml
2 menit II 0,19 mm – 0,30 mm 0,11 ml
2 menit III 0,30 mm – 0,41 mm 0,11 ml
Rata – rata kebutuhan O2: 0,127 ml

Hasil Pengamatan 2 Jangkrik


Waktu tiap 2 menit Perambatan eosin Kebutuhan O2
2 menit I 0,04 mm – 0,31 mm 0,27 ml
2 menit II 0,31 mm – 0,58 mm 0,27 ml
2 menit III 0,58 mm – 0,73 mm 0,15 ml
Rata – rata kebutuhan O2: 0,230 ml

Hasil Pengamatan 3 Jangkrik


Waktu tiap 2 menit Perambatan eosin Kebutuhan O2
2 menit I 0,01 mm – 0,35 mm 0,34 ml
2 menit II 0,35 mm – 0,59 mm 0,24 ml
2 menit III 0,59 mm – 0,77 mm 0,18 ml
Rata – rata kebutuhan O2: 0,253 ml

D. Uraian Rumusan Masalah

1. Kemana arah pergerakan eosin?

8
Eosin bergerak ke arah tabung respirometer atau ke arah jangkrik berada.

2. Mengapa eosin dapat merambat?


Eosin dapat merambat ke arah tabung respirometer karena adanya tekanan negatif
dari volume udara yang semakin lama semakin berkurang.

3. Apakah fungsi NaOH/KOH yang dibungkus kapas dalam percobaan tersebut?


Fungsi dari NaOH yang dibungkus kapas ialah menyerap H2O hasil respirasi , karena
NaOH bersifat hidrofil. NaOH dibungkus kapas agar sifat kaustik dari NaOH tidak
terlalu berefek pada makhluk hidup yang ada dalam tabung.

4. Bagaimana perbandingan pergerakan eosin ketika dilakukan percobaan dengan


jumlah jangkrik yang berbeda? Apa prediksi akan hal itu?
Berdasarkan hasil rata – rata dari pergerakan eosin dengan jumlah jangkrik yang
berbeda, diperoleh perbandingan 127 : 230 : 253 (berurutan 1 jangkrik, 2 jangkrik,
dan 3 jangkrik). Menurut prediksi saya, semakin banyak jumlah jangkrik, semakin
cepat volume udara berkurang. Maka semakin banyak jumlah jangkrik, rata – rata
pergerakan eosin pun semakin besar.

5. Bagaimana persamaan reaksi kimia oksidasi?


Persamaan reaksi kimia oksidasi: C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O + E

KESIMPULAN

Oksigen sangat dibutuhkan makhluk hidup karena oksigen dapat membantu perombakan
makanan dalam tubuh . 1 dari proses perombakan makanan ialah energi bisa diperoleh . Dalam
keadaan biasa , sehari semalam kita memerlukan 300 liter oksigen , atau lebih kurang 0,25 per
menit . Jumlah tersebut akan terus meningkat apabila aktifitas tubuh meningkat . Sepanjang
hidupnya , semua makhluk hidup harus memasukkan oksigen kedalam tubuhnya terus-menerus
dan tidak boleh berhenti . Sel-sel tubuh akan rusak atau mati apabila tidak mendapat oksigen
dalam jangka waktu tertentu .
Beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah sebagai berikut. Ketika melakukan ekspirasi,
CO2 dari hasil metabolisme jangkrik diikat oleh NaOH. Dimana CO2 memiliki volume terbesar
karena merupakan gas, sedangkan NaOH sendiri berbentuk padat. Akibatnya, volume O2 dalam
tabung kaca berisi belalang akan terus berkurang karena CO2 maupun O2 diikat oleh NaOH.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://idschool.net/sma/respirasi-pada-serangga/
https://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Serangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Eosin
https://id.wikipedia.org/wiki/Respirometer
https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida
https://eprints.umk.ac.id/76/9/KARTU_MATERI.pdf
https://www.siswapedia.com/reaksi-oksidasi-dan-reduksi/

10

Anda mungkin juga menyukai