PEMBELAJ
ARAN GEOGRAFI
Di
susunOleh:
YBApri
nSugengJ at
mika
J
l.LaksdaAdi
suci
pto161Yogyakar
ta
Konsep Wilayah dan Tata Ruang
A. Pengantar.
Sering kali orang mengucapkan kata region, daerah, wilayah, space, dan area. Keempat kata
tersebut secara bahasa merupakan sinonim, tetapi mempunyai penerapan yang berbeda yakni
menyesuaikan dengan konteksnya. Istilah yang sering dipakai dalam terminology berbagai disiplin
ilmu terutama ilmu kebumian dan teknik perencanaan, seperti ilmu geografi, geodesi, planologi dan
lain-lain adalah region dan spasial. Dalam bahasa Inggris Anglosaxon, lebih banyak digunakan istilah
region, sedangkan istilah spasial (space) yang berbentuk kata sifat kini popular bersamaan munculnya
berbagai teknik analisis keruangan (spatial analysis) dengan menggunakan berbagai perangkat lunak.
Pengertian
Konsep wilayah berawal pada abad XIX, Paul Vidal de la Blache, ahli geografi perancis
mempelajari alam dan lingkungan menentukan batasan geografi dan mempengaruhi aspek sosial dan
politik suatu daerah.
No Nama Ahli Pendapat
1 M.M. Fenneman Wilayah merupakan daerah tertentu yang seluruhnya dicirikan oleh
fitur permukaan yang serupa atau terkait erat serta dapat dibedakan
dengan daerah sekitar.
2 A.J. Herbertson Wilayah merupakan suatu kompleks tanah, air, udara, tumbuhan,
hewan dan manusia yang dilihat memiliki hubungan khusus dalam
membentuk bagian permukaan bumi yang pasti dan khas.
3 B.A. Botkin Wilayah merupakan istilah geografi yang mengacu pada tipe
lingkungan di mana unsur-unsur geografis dikombinasikan dalam
hubungan tertentu yang pasti dan konsisten.
4 Richard Wilayah adalah lahan di lokasi tertentu yang agak berbeda dari
Hartshorne lahan-lahan yang lain dan membentang sejauh pembeda itu ada.
5 Bintarto dan Wilayah merupakan permukaan bumi yang dapat membedakan
Hadisumarno dalam hal-hal tertentu dari daerah di sekitarnya.
6 Rustiadi, dkk Wilayah merupakan suatu unit geografis dengan batas-batas
spesifik tertentu. Komponenp-komponen wilayah tersebut saling
berinteraksi satu sama lain secara fungsional. Batasan wilayah
tersebut bersifat dinamis (berubah-ubah)
Kesimpulannya, wilayah merupakan bagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu
dapat dibedakan dengan bagian-bagian lain di sekitarnya. Setiap wilayah memiliki kekhasan.
Menurut UU no 26 tahun 2008, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administrasi dan/ atau aspek fungsional.
1
B. Konsep wilayah
1. Konsep wilayah paling klasik menurut Richardon, Hagget, Cliff dan Frey terbagi menjadi tiga:
a. Wilayah formal dan homogen
Wilayah formal / homogen adalah tempat terdapatnya populasi di suatu area memiliki
karakteristik yang khas. Wilayah homogen didasarkan pada kriteria “alam”, seperti karakteristik
fisik, misalnya ketinggian atau iklim. Karakterisrik ini juga dapat berkisar pada karakteristik
populasi lokal seperti bahasa, pendapatan, politik atau agama. Wilayah homogen akan
menjadi wilayah formal ketika berada dalam satu wilayah administrasi yang sama.
2. Perwilayahan
Perwilayahan / regionalisasi merupakan upaya untuk membagi-bagi ermukaan bumi menjadi
unit-unit teritorial dalam lungkup dan tujuan tertentu. Upaya itu dilakukan untuk menyediakan
informasi tentang lokasi-lokasi di permukaan bumi dengan sederhana, efisien, dan ekonomis.
Manfaat: menyederhanakan informasi tentang suatu fenomena di permukaan bumi yang beragam
dan memantau perubahannya. Perwiayahan dapat dilakukan berulang kali.
3. Metode perwilayahan
a. Generalisasi wilayah. Penyemarataan wilayah merupakan upaya untuk mebagi permukaan
bumi atau bagian permukaan bumi menjadi beberapa bagian. Diakuakn dengan mengubah
/menghilangkan faktor tertentu / bagian yang tidak penting. Tujuannya untuk menonjolkan
karakter-karakter tertentu. Memudahkan membuat wilayah homogen atau wilayah formal
dengan parameter tertentu misal : ekonomi, sosial, budaya dll.
b. Delimitasi wilayah. Cara penentuan batas terluar suatu wilayah untuk tujuan tertentu. Delimitasi
dapat dilakukan dengan cara :
1) Delimitasi kualitatif : penentuan batas-batas terluar suiatu wilayah atas dasar kenampakan-
kenampakan yang dominan pad suatu tempat. Banyak dilakukan untuk interpretasi foto
udara dan citra satelit.
2) Delimitasi kuantitatif, penentuan batas wilayah atas dasar ukuran-ukuran kuantitif misal :
perwilayahan klimatologis.
2
C. Tata Ruang
Tata ruang adalah wujud struktural ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun
tidak direncanakan (UU no 24 Tahun 1992).
UU nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang. Penatan ruang wilayah dilakukan dilakukan pada
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Setiap rencana tata ruang harus mengemukakan
kebijakan makro pemanfaatan ruang berupa :
1. Tujuan pemanfaatan
Menciptakan hubungan yang harmonis di antara berbagai wilayah sehingga dapat
mempercepat proses tercapainya kemakmuran dan terjaminnya kelestarian lingkungan hidup.
Menurut UU no 26 th 2007, tujuan pemanfaatan ruang yaitu keterpaduan, keselarasan,
keberlanjutan, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan
kemitraan, perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan, serta
akuntabilitas.
Sebaiknya kita melihat isi dari Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang,
untuk mengetahui lebih pasti definisi dari tata ruang seperti yang terjabarkan dalam uraian di bawah
ini:
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional.
4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
7. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
9. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
10. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
3
11. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
12. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
13. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
14. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
15. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
16. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
17. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional.
18. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan
pada tingkat wilayah.
19. Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
20. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
21. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
22. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
sumber daya buatan.
23. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
24. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
25. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
26. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem
jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
27. Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.
28. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
29. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan.
30. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
4
31. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
32. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
33. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
34. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang
penataan ruang.
D. Makna pembangunan
UU RI no 25 th 2004. Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Makna pembangunan memiliki arti sebuah proses,
cara / perbuatan yang berkaitan dengan perubahan.
Menurut Weber, Industrinya juga dikelompokan menjadi dua jenis kecenderungan lokasi
pabrik/industri berdasarkan dimana bahan bakunya mudah tersedia atau lokasi yang
lebih dekat dengan pasar. Industri yang hasil produksinya (produk jadi) lebih ringan dari
bahan bakunya setelah melewati berbagai proses produksi dinamakan dengan Industri
yang Weight Losing. Pada Industri Weight Losing, lokasi pabrik harus lebih dekat dengan
sumber bahan baku karena biaya transportasi bahan baku akan lebih mahal jika
dibandingkan dengan biaya transportasi produk jadi menuju ke Market (pasar). Contoh
Industi Weight Losing adalah seperti produksi gula (produk jadi) yang lebih ringan dari
bahan bakunya yaitu Tebu.
Sedangkan Industri yang hasil produksinya (produk Jadi) lebih berat dari bahan bakunya
setelah melewati proses-proses produksi disebut dengan Weigth Gaining. Lokasi pabrik
pada industri Weight Gaining sebaiknya diletakan lebih dekat dengan market (pasar)
karena biaya transportasi produk jadi lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya
transportasi bahan bakunya.
6
Pada ketiga gambar tersebut, R1 dan R2 merupakan dua asal sumber bahan mentah. M
adalah lokasi pasar. P1 adalah lokasi industri. Dari ketiga gambar tersebut, lokasi
aglomerasi industri yang ideal terlihat pada gambar (1). pada gambar tersebut terlihat
bahawa jarak dari P1 ke M, P1 ke R1 dan R2 sama jauhnya. Hal ini menunjukkan
besarnya biaya trasnportasi bahan mentah dan prosuk sama.
Bila ditinjau dari jenis-jenis pusat pelayanan ini, hierarki tempat yang sentral dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
1) Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3) kasus pasar optimal.
Tempat yang sentral selain mempengaruhi wilayahnya sendiri juga mempengaruhi
sepertiga bagian dari setiap wilayah tetangganya.
7
3) Tempat sentral yang berhierarki 7 (K=7) administrasi pemerintahan.
Tempat yang sentral selain mempengaruhi wilayahnya sendiri juga mempengaruhi
semua bagian dari setiap wilayah tetangganya.
8
e. Teori Kutub Pertumbuhan
Francois Perroux (ekonom Jerman), didasarkan pada pengamatannya bahwa
pertumbuhan yang muncul tidak bersamaan dan memiliki hasil atau pengaruh yang berbeda.
Tempat pertumbuhan terjadi di tempat yang disebut pusat / kutub pertumbuhan dan memiliki
pengaruh bagi daerah atau lingkungan di sekitarnya. Suatu lokasi industri dapat
dikategorikan sebagai kutub pertumbuhan jika industri tersebut berperan sebagai unit
pendorong.
Fakta bahwa unit pendorong dikatakan beroperasi di lingkungan tertentu menunjukkan
bahwa sebuah kutub pertumbuhan juga memiliki dimensi keruangan, seperti negara, wilayah
dan kota. Pertumbuhnan hanya terjadi di lokasi – lokasi tertentu karena adanya
pengembangan industri di lokasi itu. Lokasi-lokasi itu menjadi kutub / pusat pertumbuhan
yang mempunyai kekuatan untuk menularkan ke daerah sekitarnya.
Ada empat karakter utama :
Adanya sekolompok kegiatan ekonmi terkonsentrasi di suatu lokasi tertentu.
Konsentrasi kegiatan ekonomi itu mendorong pertumbuhan ekonomi yang dinamis.
Ada keterkaitan input dan output.
Dalam kegiatan ekonomi, ada sebuah industri induk yang mendorong pengembangan
kegiatan ekonomi pada kutub pertumbuhan.
9
f. Teori Kutub Pembangunan
Jacques Boudeville (konom Perancis) menyempurnakan teori pertumbuhan Perroux. Menurut
Boudeville, tata ruang ekonomi tidak dapat dipisahkan dari tata ruang geografis. Kutub
pembangunan sebagai pusat industri yang menciptakan kemakmuran dan pasar untuk wilayah
satelit mereka. Serangkaian industri yang berkembang di daerah perkotaan dan mendorong
perkembangan kegiatan ekonomi di seluruh zona pengaruhnya menjadi kutub pembangunan
regional.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan wilayah. Growth pole merupakan suatu wilayah yang
berkembang pesat khususnya ekonomi dibandingkan daerah sekitarnya. Pertumbuhan tiap pusat
pertumbuhan berbeda-beda tergantung pada faktor penyebab antara lain :
a. Sumber daya alam (sda)
kekayaan sda akan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi, memberikan kesempatan
kerja dan meningkatkan pendapatan daerah serta berpengaruh terhadap munculnya kegiatan
ekonomi penunjang.
b. sumber daya manusia
tenaga kerja ahli, tera,pil, andal, capable dan profesional dibutuhkan untuk mengelola SDA.
Produktivitas manusia tinggi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
c. kondisi fisiografi
lokasi strategis akan memudahkan transportasi dan sehingga mmepercepat pertumbuhan.
Daerah kasar reliefnya cenderung sulit pberkembang. Dataran berpotensi menyediakan
jaringan transportasi yang strategis.
10
d. fasilitas penunjang
beberapa faislitas penunjang antara lain jalan, jaringan listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut
dan udara, prasarana kebersihan, bahan bakar,
Secara geografis
pusat pertumbuhan adalah merupakan lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan
sehingga menjadi daya tarik bagi manusia (pole of attraction). Pusat pertumbuhan memiliki ciri :
a. adanya hubungan internal dan aktivitas yang beragam.
Keterkaitan antar satu sektor dengan sektor lainnya akan membangun pertumbuhan sektor
lainnya. Pertumbuhan terlihat serasi karena semua sektor berkembang pesat. Kota sebagai
pusat pertumbuhan mampu menggerakkan semua sektor. Beda dengan kota perantara yang
fungsinya mengumpulkan bahan dari daerah belakang kemudian mengirimkanya ke kota
besar tanpa ada pengolahan atau pengkreasian produk akibatnya wilayahnya statis.
11
2. Pusat Pembangunan di Indonesia
BAPPENAS membagi wilayah di Indonesia menjadi empat pusat pembangunan Utama,
wilayah A, B, C, D.
12
formal berkembang seiring bertambahnya penduduk : rumah kos dan kontrakan;
perbengkelan; pedagang kaki lima, dll.
c. Pengaruh terhadap perubahan sosial budaya masyarakat dan lingkungan hidup.
Pengaruh kemajuan pusat pertumbuhan tersebut akan terlihat seperti berikut ini:
1) pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sosial budaya ;
2) menyebabkan akan terjadi akulturasi asimilas nilai budaya;
3) arus informasi dan komunikasi
4) Terbukanya lapangan pekerjaan
5) Manajemen waktu, disiplin, bersikap hemat, selektif
6) Permukiman, sanitasi, keamanan, lalu lintas dan pencemaran.
13
Dokumen itu terdiri dari 17 tujuan (goals) terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300
indikator. Ukuran atau indikator ini sesuai kebutuhan masing-masing negara dan masih dalam
proses pembahasan.
Ini semua adalah kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDG. Ada 5 pondasi dari SDG
yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan.
1. Tanpa kemiskinan, mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.
2. Tanpa kelaparan, mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan
gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.
3. Kehidupan sehat dan sejahtera, menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
4. Pendidikan berkualitas, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Kesetaraan gender, menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh
perempuan.
6. Air bersih dan sanitasi layak, menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi
yang berkelanjutan bagi semua orang.
7. Energi bersih dan terjangkau, menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin,
berkelanjutan dan modern bagi semua orang.
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, mendorong pertumbuhan ekonomi yang
terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak bagi semua orang.
9. Industri, inovasi dan infrastruktur, membangun infrastruktur yang berketahanan,
mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi.
10. Berkurangnya kesenjangan , mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara.
11. Kota dan komunitas berkelanjutan, menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif,
aman, berketahanan dan berkelanjutan.
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, menjamin pola produksi dan konsumsi
yang berkelanjutan.
13. Penanganan perubahan iklim , mengambil tindakan mendesak untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya.
14. Ekosistem laut , melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut
secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.
14
15. Ekosistem daratan , melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan
ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati.
16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, mendorong masyarakat yang
damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi
semua orang, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh
tingkatan.
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan, memperkuat cara-cara implementasi dan
merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
15
H. Permasalahan dalam penerapan Tata Ruang Wilayah
Menurut Muta’ali (2013) beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penataan ruang
secara umum dapat dikelompokkamn menjadi dua yaitu permasalahan lingkungan dan wilayah serta
permasalahan manajemen tata ruang .
1. Permasalahan lingkungan dan wilayah
a. menurunnya kualitas lingkungan hidup yang dipicu oleh inkonsistensi pemanfaatan ruang;
b. penurunan luas hutan tropis akibat pembalakan liar serta meluasnya perambahan dan
konversi hutan alam atau untuk pengembangan kepentingan budi daya seperti perkebunan
dan pertambangan;
c. penururnan luas dan fungsi kawasan resapan air akibat mislokasi pemanfaatan ruang untuk
kepentingan permukiman, budidaya pertanian, dan pariwisata yang mempercepat
kerusakan DAS;
d. meningkatnya bencana yang diakibatkan oleh salah urus relasi alam dan manusia;
e. degradasi kualitas lingkungan kawsan pesisir yang ditandai kerusakan dan penurunan luas
hutan mangrove;
f. ancaman dampak global warming;
g. meningkatnya urbanisasi dan aglomerasi perkotaan;
h. pengembangan struktur ruang dan sistem perkotaan yang terpusat pada pertumbuhan kota-
kota besar dan metropolitan;
i. masih tingginya kesenjangan antarwilayah dan di dalam wilayah; serta desentralisasi
pembangunan dan otonomi daerah yang meningkatkan konflik pengelolaan SDA dan
peruntukan ruang.
16
1) Pengembangan industri pengolahan yang difokuskan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Sorong, dan Kawasan Industri (KI) Teluk Bintuni;
2) Pengembangan destinasi pariwisata alam, budaya dan sejarah Destinasi Pariwisata Prioritas
(DPP) antara lain DPP Raja Ampat dskt dan DPP Biak – Teluk Cenderawasih;
3) Pembangunan jalan Trans Papua, jalan akses KEK Sorong, jalan akses DPP Raja Ampat,
Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Moor (Mappi), Pelabuhan Merauke, Bandara
Rendani/Manokwari, Bandara Nabire Baru, Bandara Elelim, Bandara Sobaham, dan Bandara
Oksibil;
4) Pengembangan outlet pelabuhan hub Pelabuhan Sorong serta Bandara Biak yang berpotensi
sebagai hub penerbangan internasional;
5) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang
terintegrasi terutama Pelabuhan Sorong sebagai hub komoditas mentah maupun barang hasil
olahan;
6) Percepatan pembangunan kawasan perbukitan dan pegunungan untuk mengurangi kesenjangan
antara kawasan pesisir dan pegunungan;
7) Peningkatan kualitas SDM khususnya sekolah berpola asrama, pendidikan vokasional pertanian,
perkebunan, dan perikanan, pemerataan layanan kesehatan, pelayanan kesehatan bergerak, Balai
Latihan Kerja, asrama mahasiswa nusantara, dan afirmasi ASN; dan
8) Pengembangan 34 SMK di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
17
2) Pengembangan destinasi pariwisata alam, budaya dan sejarah sebagai salah satu motor penggerak
pengembangan ekonomi lokal melalui sektor jasa yaitu DPP/KEK Morotai;
3) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain pembangunan Jalan Lingkar/Trans Pulau Morotai, Jalan Lingkar/Trans Seram, Jalan
Lingkar/Trans Pulau Kei Besar, Jalan Lingkar/Trans Pulau Buru, Jalan Lingkar/Trans Moa, dan
Jalan Lingkar/Trans Pulau Wetar, Pelabuhan Ambon, Bandara Taliabu, dan Bandara Weda; dan
4) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
5) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan.
18
2) Destinasi pariwisata alam, budaya dan sejarah sebagai salah satu motor penggerak pengembangan
ekonomi lokal melalui sektor jasa yaitu DPP Lombok-Mandalika/KEK Mandalika dan DPP Labuan
Bajo;
3) Pengembangan kawasan Bandar Kayangan sebagai pusat pertumbuhan baru dengan bertumpu pada
skema investasi swasta;
4) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain pembangunan Jalan Lingkar/Trans Pulau dan jalan akses ke kawasan pariwisata dan
kawasan perbatasan, antara lain Jalan Akses Samota, Jalan Akses KEK Mandalika, Jalan Akses DPP
Labuan Bajo, Jalan Paralel Perbatasan Sektor Timur Pos Perbatasan Motaain dan Motamasin,
pembangunan Jalan Perbatasan Sektor Barat NTT, pengembangan Pelabuhan Gili Trawangan,
Pelabuhan Labuan Bajo, dan Bandara Labuan Bajo;
5) Penyediaan outlet untuk komoditas mentah maupun barang hasil olahan di Nusa Tenggara
direncanakan berlokasi di pelabuhan feeder yang ada di Kepulauan Nusa Tenggara yaitu Pelabuhan
Tenau Kupang;
6) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
7) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja;
19
2) Pengembangan kawasan strategis prioritas berbasis pariwisata, yaitu Destinasi Pariwisata Prioritas
(DPP) dan/atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) antara lain DPP Manado-Likupang/KEK
Likupang, DPP Baru Toraja-MakassarSelayar, dan DPP Wakatobi;
3) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
melalui pembangunan Jalan Trans Sulawesi dan jalan akses ke kawasan pariwisata dan kawasan
perbatasan, antara lain: Jalan Lintas Gorontalo, Jalan Trans Sulawesi, Tol Manado Bitung, Jalan
Lintas Tengah dan Tenggara Sulawesi, Jalan Trans/Lingkar Pulau Buton, Jalan Trans/Lingkar
Pulau Muna, Jalan Lingkar P. Wangi-Wangi (Wakatobi), Jalan Akses Wisata Likupang, KA
Makassar Parepare, Rekonstruksi Pelabuhan Wani, Pengembangan Pelabuhan Bitung,
Pengembangan Bandara Pahuwato, Bandara Boloang Mangondow, Pengemabngan Bandara
Banggal Laut, Bandara Bumbu Kunik, dan Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal di
Metropolitan Makassar;
4) Pengembangan pusat perdagangan pelabuhan hub Pelabuhan Bitung dan Pelabuhan Makassar;
5) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
6) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja:
20
3) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain pembangunan Jalan Trans Kalimantan, serta jalan akses ke kawasan pariwisata dan
kawasan perbatasan, antara lain Jalan Akses KIPI Tanah Kuning, Jalan Akses KI Ketapang, Jalan
Paralel Perbatasan Kalimantan (Kalbar, Kaltim, dan Kaltara), Jalan Akses Pelabuhan Pelaihari,
Jalan Akses KI Batu Licin, Tol Balikpapan – Jembatan Penajam, Jalan Tol Samarinda – Bontang,
Jalan Akses KEK Maloy, Pengembangan Pelabuhan Pelaihari, Pembangunan Pelabuhan Hub
Kijing, Pelabuhan Tanah Kuning, Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Selor, Bandara Baru Murung
Raya, Bandara Baru Singkawang, Bandara Baru Ketapang Baru, Pengembangan Bandara Tanjung
Harapan, dan KA IKN; dan
4) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi; dan
5) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja
21
2) Pengembangan pariwisata daerah sebagai salah satu motor penggerak pengembangan ekonomi lokal
melalui pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) antara lain DPP Danau Toba, DPP Baru
Padang-Bukittinggi, DPP Baru Batam-Bintan, DPP Bangka Belitung/KEK Tanjung Kelayang;
3) Pengembangan industri kedirgantaraan di Batam dan Bintan;
4) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain; konektivitas melalui Tol Trans Sumatera, Penanganan Lintas Timur Riau, Penanganan
Lintas Barat Sumatera, Jalan Lintas Tengah Lampung, Jalan Lintas Penghubung Timur dan Barat
Sumatera, Jalan Akses DPP Sabang, Jalan Lintas Tengah Aceh, Jalan Akses Pelabuhan Kuala
Tanjung, Jalan Akses Pelabuhan Kuala Tanjung, Jalan Trans
Pulau Simelu, Jalan Akses DPP Danau Toba, Jalan Akses Pelabuhan Teluk Tapang, Pembangunan KA
Trans Sumatera, Reaktivasi Jalur KA Pariaman – Naras – Sungai Limau, Pembangunan KA
Tanjung Enim – Tanjung Api-Api (potensi), Pembangunan KA Trans Sumatera (Batas Sumut – Duri
– Pekanbaru), Pembangunan KA Lahan – Tarahan, Bandara Bukit Malintang, Bandara Rokot;
5) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi; dan
6) Pemantapan sistem logistik wilayah dalam mendukung industrialisasi khususnya di koridor pesisir
timur Wilayah Sumatera;
7) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja
22
7.2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Jawa-Bali
Proyek prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 antara lain
sebagai berikut:
1) Pengembangan pusat industri manufaktur, penghasil produk akhir dan produk antara yang
berorientasi ekspor dengan memanfaatkan teknologi tinggi menuju industri 4.0 serta sektor industri
kreatif dan jasa, yang difokuskan di beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) antara lain KEK
Kendal, KEK Singhasari, dan KEK Tanjung Lesung, di beberapa Kawasan Industri (KI) antara lain
KI Brebes dan KI Madura, dan kawasan ekonomi kreatif dan digital ;
2) Pengembangan kawasan strategis berbasis pariwisata alam, budaya, dan MICE, yaitu Destinasi
Pariwisata Prioritas (DPP) antara lain DPP Baru Bandung-Halimun-Ciletuh, DPP Borobudur dskt,
DPP Bromo-Tengger-Semeru, DPP Baru Banyuwangi dskt, dan DPP Revitalisasi Bali;
3) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain Pembangunan Jalan Tol Serang – Panimbang, Jalan Tol Yogya – Bawen, Solo –
Yogyakarta, Cilacap- Yogyakarta, Pembangunan Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi, Jalan Lintas
Pansela, Jalan Lintas Penghubung Utara – Selatan Bali, Jalur Ganda KA Rangkasbitung – Merak,
Reaktivasi KA Rangkasbitung-Labuan/Bayah, Reaktivitasi KA Jalur Jawa Barat, KA Akses NYIA,
Pembangunan KA Cepat Jakarta – Bandung, Pembangunan KA Ekspress Jakarta – Semarang,
Pembangunan Bandara Ngloram Cepu, dan Pembangunan Bandara Bali Baru;
23
4) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
5) Pembangunan pusat perdagangan untuk komoditas mentah maupun barang hasil olahan di Pelabuhan
Hub Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak;
6) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan, industri dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan
Kerja,
24