Anda di halaman 1dari 26

MODUL

PEMBELAJ
ARAN GEOGRAFI

Di
susunOleh:
YBApri
nSugengJ at
mika

J
l.LaksdaAdi
suci
pto161Yogyakar
ta
Konsep Wilayah dan Tata Ruang

A. Pengantar.
Sering kali orang mengucapkan kata region, daerah, wilayah, space, dan area. Keempat kata
tersebut secara bahasa merupakan sinonim, tetapi mempunyai penerapan yang berbeda yakni
menyesuaikan dengan konteksnya. Istilah yang sering dipakai dalam terminology berbagai disiplin
ilmu terutama ilmu kebumian dan teknik perencanaan, seperti ilmu geografi, geodesi, planologi dan
lain-lain adalah region dan spasial. Dalam bahasa Inggris Anglosaxon, lebih banyak digunakan istilah
region, sedangkan istilah spasial (space) yang berbentuk kata sifat kini popular bersamaan munculnya
berbagai teknik analisis keruangan (spatial analysis) dengan menggunakan berbagai perangkat lunak.

Pengertian
Konsep wilayah berawal pada abad XIX, Paul Vidal de la Blache, ahli geografi perancis
mempelajari alam dan lingkungan menentukan batasan geografi dan mempengaruhi aspek sosial dan
politik suatu daerah.
No Nama Ahli Pendapat
1 M.M. Fenneman Wilayah merupakan daerah tertentu yang seluruhnya dicirikan oleh
fitur permukaan yang serupa atau terkait erat serta dapat dibedakan
dengan daerah sekitar.
2 A.J. Herbertson Wilayah merupakan suatu kompleks tanah, air, udara, tumbuhan,
hewan dan manusia yang dilihat memiliki hubungan khusus dalam
membentuk bagian permukaan bumi yang pasti dan khas.
3 B.A. Botkin Wilayah merupakan istilah geografi yang mengacu pada tipe
lingkungan di mana unsur-unsur geografis dikombinasikan dalam
hubungan tertentu yang pasti dan konsisten.
4 Richard Wilayah adalah lahan di lokasi tertentu yang agak berbeda dari
Hartshorne lahan-lahan yang lain dan membentang sejauh pembeda itu ada.
5 Bintarto dan Wilayah merupakan permukaan bumi yang dapat membedakan
Hadisumarno dalam hal-hal tertentu dari daerah di sekitarnya.
6 Rustiadi, dkk Wilayah merupakan suatu unit geografis dengan batas-batas
spesifik tertentu. Komponenp-komponen wilayah tersebut saling
berinteraksi satu sama lain secara fungsional. Batasan wilayah
tersebut bersifat dinamis (berubah-ubah)

Kesimpulannya, wilayah merupakan bagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu
dapat dibedakan dengan bagian-bagian lain di sekitarnya. Setiap wilayah memiliki kekhasan.
Menurut UU no 26 tahun 2008, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administrasi dan/ atau aspek fungsional.

Ada beberapa unsur wilayah antara lain :


 Mempunyai ciri dan luas tertentu
 Berbeda dengan daerah lain
 Dapat ditentukan berdasarkan aspek administratif atau fungsional

1
B. Konsep wilayah
1. Konsep wilayah paling klasik menurut Richardon, Hagget, Cliff dan Frey terbagi menjadi tiga:
a. Wilayah formal dan homogen
Wilayah formal / homogen adalah tempat terdapatnya populasi di suatu area memiliki
karakteristik yang khas. Wilayah homogen didasarkan pada kriteria “alam”, seperti karakteristik
fisik, misalnya ketinggian atau iklim. Karakterisrik ini juga dapat berkisar pada karakteristik
populasi lokal seperti bahasa, pendapatan, politik atau agama. Wilayah homogen akan
menjadi wilayah formal ketika berada dalam satu wilayah administrasi yang sama.

b. Wilayah fungsional (nodal)


Wayah fungsional adalah wilayah yang menekankan keterkaitan antarkomponen atau lokasi.
Wilayah fungsional ditandai oleh fokus utama pada beberapa aktivitas (biasanya ekonomi). Di
pusat kawasan fungsional , aktivitasnya paling kuat. Adapun menuju tepi wilayah, aktivitas
yang menentukan semakin berkurang. Contoh wilayah fungsional adalah daerah metropolitan
yang terdiri dari kota besar dan banyak kota kecil atau satelit yang mengelilinginya, misal
Jabodetabek.

c. Wilayah vernakular atau wilayah perseptual.


Adalah wilayah yang ada dalam pikiran sejumlah besar orang. Wilayah ini mungkin
memainkan peran penting dalam identitas budaya, namun tidak harus memiliki batas yang
resmi / jelas. Wilayah vernakular memiliki identitas unik karena pesepsi orang tentang wilayah
tersebut. Misal Bogor Kota Hujan, Pekalongan Kota Batik, Jogja Kota Pelajar, Banda Aceh
Serambi Mekah.

2. Perwilayahan
Perwilayahan / regionalisasi merupakan upaya untuk membagi-bagi ermukaan bumi menjadi
unit-unit teritorial dalam lungkup dan tujuan tertentu. Upaya itu dilakukan untuk menyediakan
informasi tentang lokasi-lokasi di permukaan bumi dengan sederhana, efisien, dan ekonomis.
Manfaat: menyederhanakan informasi tentang suatu fenomena di permukaan bumi yang beragam
dan memantau perubahannya. Perwiayahan dapat dilakukan berulang kali.

3. Metode perwilayahan
a. Generalisasi wilayah. Penyemarataan wilayah merupakan upaya untuk mebagi permukaan
bumi atau bagian permukaan bumi menjadi beberapa bagian. Diakuakn dengan mengubah
/menghilangkan faktor tertentu / bagian yang tidak penting. Tujuannya untuk menonjolkan
karakter-karakter tertentu. Memudahkan membuat wilayah homogen atau wilayah formal
dengan parameter tertentu misal : ekonomi, sosial, budaya dll.

b. Delimitasi wilayah. Cara penentuan batas terluar suatu wilayah untuk tujuan tertentu. Delimitasi
dapat dilakukan dengan cara :
1) Delimitasi kualitatif : penentuan batas-batas terluar suiatu wilayah atas dasar kenampakan-
kenampakan yang dominan pad suatu tempat. Banyak dilakukan untuk interpretasi foto
udara dan citra satelit.
2) Delimitasi kuantitatif, penentuan batas wilayah atas dasar ukuran-ukuran kuantitif misal :
perwilayahan klimatologis.

c. Klasifikasi wilayah, upaya pengelompokan wilayah secara sistematis ke dalam kelompok-


kelompok wilayah tertentu. Perlu diperhatiakan keseragaman sifat semua individu dalam
wilayah tersebut. Tujuannya mengetahui jenis dalam klasifikasi dan perbedaan tingkat dalam
klasifikasi.

2
C. Tata Ruang
Tata ruang adalah wujud struktural ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun
tidak direncanakan (UU no 24 Tahun 1992).
UU nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang. Penatan ruang wilayah dilakukan dilakukan pada
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Setiap rencana tata ruang harus mengemukakan
kebijakan makro pemanfaatan ruang berupa :
1. Tujuan pemanfaatan
Menciptakan hubungan yang harmonis di antara berbagai wilayah sehingga dapat
mempercepat proses tercapainya kemakmuran dan terjaminnya kelestarian lingkungan hidup.
Menurut UU no 26 th 2007, tujuan pemanfaatan ruang yaitu keterpaduan, keselarasan,
keberlanjutan, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan
kemitraan, perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan, serta
akuntabilitas.

2. Struktur dan pola ruang wilayah


Struktur ruang wilayah menggambarkan pola pemanfaatan ruang dan kaitanya antara
berbagai ruang berdasarkan pemanfaatan serta hierarki dari pusat permukiman dan pusat
pelayanan.
Pola pemanfaatan ruang wilayah adalah tergambarnya pemanfatan ruang secara keseluruhan

3. Pola pengendalian pemanfaatan ruang.


Adalah kebijakan dan strategi yang perlu ditempuh agar terencana pemanfaatan ruang dapat
dikendalikan menuju sasaran yang diinginkan. Setiap daerah memiliki ruang wilayah yang
berbeda-beda UU mengatur secara nasional, memberikan hak peemrintah provinsi untuk
mengatur ruang sendiri, sesuai keadaaan dan tidak bertentangan dengan UU.

Sebaiknya kita melihat isi dari Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang,
untuk mengetahui lebih pasti definisi dari tata ruang seperti yang terjabarkan dalam uraian di bawah
ini:
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional.
4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
7. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
9. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
10. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
3
11. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
12. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
13. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
14. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
15. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
16. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
17. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional.
18. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan
pada tingkat wilayah.
19. Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
20. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
21. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
22. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
sumber daya buatan.
23. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
24. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
25. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
26. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem
jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
27. Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.
28. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
29. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan.
30. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

4
31. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
32. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
33. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
34. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang
penataan ruang.

D. Makna pembangunan
UU RI no 25 th 2004. Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Makna pembangunan memiliki arti sebuah proses,
cara / perbuatan yang berkaitan dengan perubahan.

1. Pengertian pembangunan wilayah


a. Prof Ginanjar Kartasasmita : pembangunan adalah suatu proses perubahan menuju arah yang
lebih baik melalui upaya-upaya yang dilakukan secara terencana.
b. Prof Siagian : pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang terencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan
pemerintahan menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
c. Rustiadi : pembangunan merupakan usaha memanusiakan manusia.
d. Todaro : Pembangunan paling tidak memenuhi 3 komponen yaitu kecukupan kebutuhan pokok
(sustainance), meningkatkan harga diri (self-esteem), kebebasan memilih (Freedom)
e. UNDP : proses untuk memperoleh pilihan-pilihan bagi penduduk. Penduduk ditempatkan
sebagai tujuan akhir, sedangkan upaya pembangunan merupakan sarana untuk mencapai
tujuan.

2. Tujuan pembangunan wilayah


Pembangunan wilayah ditujukan untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan
pembangunan antardaerah sesuai dengan potensi alamnya danmanfaatkan potensi tersebut secara
efisien, tertib dan aman (Riyadi, 2.000).
Pembangunan wilayah juga bertujuan agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi disertai
pemerataan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita.
pembangunan wilayah diharapkan dapat dicapai pertumbuhan dan pemerataan
pambangunan, mengarahkan pembangunan sesuai potensi wilayah, maupun mengembangkan
keterkaitan antarwilayah. Pembangunan wilayah mencakup aspek ekonomi, sosial dan budaya, politik
dan administrasi, serta penataan ruang.
Jenis pembangunan wilayah sangat bervariasi meliputi pembangunan semesta berencana,
pembangunan bertahap (repelita), pembangunan desentralisasi, dan pembangunan berkelanjutan.
Kesimpulannya tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci, yaitu pertumbuhan,
penguatan keterkaitan, keberimbangan, kemandirian, dan keberlanjutan.

3. Teori lokasi sebagai dasar perlunya pembangunan wilayah


Teori lokasi terbentuk karena letak dan persebaran sumber daya dipegaruhi oleh posisi geografi
yang unik. Pada prinsipnya, teori lokasi menekankan penataan lokasi seluruh kegiatan ekonomi dalam
suatu ruang agar seluruh ruang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
a. Teori lokasi pertanian
Von Thunen menganalisis karakter fisik dari tanah dan posisinya yag relatif terhadap
pasar. Model, berusaha menghubungkan konsep ekonomi dengan lokasi secara spasial
(keruangan). Teori ini muncul dalam konteks struktur ruang monosentris, semua wialyah
menjadi daerah pertanian. Tempat tinggal petani tersebar. Para petani menjual hasil pertanian
ke pusat kota. Petani yang lokasinya jauh dari pusat perdagangan / kota harus menempuh jarak
jauh untuk menjual hasil panennya, semakin tinggi biaya transportasinya dan sangat berisiko
5
rusak hasil pertaniannya. Tinggi rendahya sewa tanah menjadi penentu pemilihan lokasi atau
penggunaan lahan. Hubungan ekonomi dan jarak ini menjadi dasar penentuan zona kawasan
yang sesuai dengan fungsinya (pertanian, atau lainnya).

b. Teori lokasi Industri


Alfred Weber berpendapat bahwa prinsip minimalisasi biaya menjadi dasar pemilihan lokasi
industri. Ada dua faktor utama penentu lokasi industri:
1) Faktor regional : biaya produksi tergantung pada tempat. Industri berada di tempat dengan
biaya produksi paling rendah. Biaya tranportasi dan tenaga kerja.
2) Faktor aglomerasi dan deaglomerasi.
Faktor aglomerasi mempengaruhi terjadinya pemusatan industri. Faktor tersebut dapat
berupa sekolah, perbankan, rumah sakit, dll. Faktor deaglomerasi yang menyebabkan
industri meninggalkan lokasi tertentu karena menyebabkan tingginya biaya produksi.

Menurut Weber, Industrinya juga dikelompokan menjadi dua jenis kecenderungan lokasi
pabrik/industri berdasarkan dimana bahan bakunya mudah tersedia atau lokasi yang
lebih dekat dengan pasar. Industri yang hasil produksinya (produk jadi) lebih ringan dari
bahan bakunya setelah melewati berbagai proses produksi dinamakan dengan Industri
yang Weight Losing. Pada Industri Weight Losing, lokasi pabrik harus lebih dekat dengan
sumber bahan baku karena biaya transportasi bahan baku akan lebih mahal jika
dibandingkan dengan biaya transportasi produk jadi menuju ke Market (pasar). Contoh
Industi Weight Losing adalah seperti produksi gula (produk jadi) yang lebih ringan dari
bahan bakunya yaitu Tebu.
Sedangkan Industri yang hasil produksinya (produk Jadi) lebih berat dari bahan bakunya
setelah melewati proses-proses produksi disebut dengan Weigth Gaining. Lokasi pabrik
pada industri Weight Gaining sebaiknya diletakan lebih dekat dengan market (pasar)
karena biaya transportasi produk jadi lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya
transportasi bahan bakunya.

Model segitiga lokasi :

6
Pada ketiga gambar tersebut, R1 dan R2 merupakan dua asal sumber bahan mentah. M
adalah lokasi pasar. P1 adalah lokasi industri. Dari ketiga gambar tersebut, lokasi
aglomerasi industri yang ideal terlihat pada gambar (1). pada gambar tersebut terlihat
bahawa jarak dari P1 ke M, P1 ke R1 dan R2 sama jauhnya. Hal ini menunjukkan
besarnya biaya trasnportasi bahan mentah dan prosuk sama.

c. Teori tempat yang sentral (Central Place Theory)


Teori ini dikembangkan oleh Walter Christaller (geograf ekonomi Jerman). Teori ini
berkembang di kalangan perguruan tinggi hingga akhirnya diterima dasar pemikirannya oleh
ahli ekonomi yang bernama August Losch.
Christaller menaruh perhatian pada masalah permukiman perkotaan dan perannya
dalam menyediakan barang dan jasa bagi penduduk di wilayah sekitarnya. Christaller
menggunakan istilah tempat yang sentral untuk menunjukkan permukiman perkotaan tersebut.
Teori tempat sentral merupakan lokasi yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan
penduduk dan tereltak pada suatu tempat yang terpusat (sentral). Kedua konsep dasar itu
adalah sebagai berikut :
 Range (jangkauan), yakni jarak yang harus ditempuh seseorang untuk mendapatkan
barang kebutuhannya.
 Threshold (ambang), yakni jumlah populasi penduduk minimum yang dibutuhkan agar
persediaan barang dan jasa dapat berjalan lancar dan seimbang.

Bila ditinjau dari jenis-jenis pusat pelayanan ini, hierarki tempat yang sentral dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
1) Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3) kasus pasar optimal.
Tempat yang sentral selain mempengaruhi wilayahnya sendiri juga mempengaruhi
sepertiga bagian dari setiap wilayah tetangganya.

2) Tempat sentral yang berhierarki 4 (K=4) kasus lalu lintas optimum.


Tempat yang sentral selain mempengaruhi wilayahnya sendiri juga mempengaruhi
setengah bagian dari setiap wilayah tetangganya.

7
3) Tempat sentral yang berhierarki 7 (K=7) administrasi pemerintahan.
Tempat yang sentral selain mempengaruhi wilayahnya sendiri juga mempengaruhi
semua bagian dari setiap wilayah tetangganya.

d. Teori Kerucut Permintaan


August Losch (ekonom Jerman) banyak memberi kontribusi pemikiran untuk ilmu
kewilayahan. Losh melihat lokasi optimal dari sudut pemasaran. Menurut Losch, suatu
industri memiliki lokasi yang optimal jika industri itu dapat menguasai wilayah pemasaran
yang luas. Dengan wilayah yang luas, ada permintaan yang maksimum, membuat industri
memperoleh keuntungan yang besar.
Ketiga harga turun dari R ke P, konsumsi atau permintaan meningkat dari M ke N.
meningkatnya angka konsumsi atau permintaan menjadi variabel penting dalam teori August
Losch. Variabel ini menjadi faktor dasar untuk mengetahui lokasi yang paling
menguntungkan.

8
e. Teori Kutub Pertumbuhan
Francois Perroux (ekonom Jerman), didasarkan pada pengamatannya bahwa
pertumbuhan yang muncul tidak bersamaan dan memiliki hasil atau pengaruh yang berbeda.
Tempat pertumbuhan terjadi di tempat yang disebut pusat / kutub pertumbuhan dan memiliki
pengaruh bagi daerah atau lingkungan di sekitarnya. Suatu lokasi industri dapat
dikategorikan sebagai kutub pertumbuhan jika industri tersebut berperan sebagai unit
pendorong.
Fakta bahwa unit pendorong dikatakan beroperasi di lingkungan tertentu menunjukkan
bahwa sebuah kutub pertumbuhan juga memiliki dimensi keruangan, seperti negara, wilayah
dan kota. Pertumbuhnan hanya terjadi di lokasi – lokasi tertentu karena adanya
pengembangan industri di lokasi itu. Lokasi-lokasi itu menjadi kutub / pusat pertumbuhan
yang mempunyai kekuatan untuk menularkan ke daerah sekitarnya.
Ada empat karakter utama :
 Adanya sekolompok kegiatan ekonmi terkonsentrasi di suatu lokasi tertentu.
 Konsentrasi kegiatan ekonomi itu mendorong pertumbuhan ekonomi yang dinamis.
 Ada keterkaitan input dan output.
 Dalam kegiatan ekonomi, ada sebuah industri induk yang mendorong pengembangan
kegiatan ekonomi pada kutub pertumbuhan.

9
f. Teori Kutub Pembangunan
Jacques Boudeville (konom Perancis) menyempurnakan teori pertumbuhan Perroux. Menurut
Boudeville, tata ruang ekonomi tidak dapat dipisahkan dari tata ruang geografis. Kutub
pembangunan sebagai pusat industri yang menciptakan kemakmuran dan pasar untuk wilayah
satelit mereka. Serangkaian industri yang berkembang di daerah perkotaan dan mendorong
perkembangan kegiatan ekonomi di seluruh zona pengaruhnya menjadi kutub pembangunan
regional.

E. Teori Dasar pusat pertumbuhan


1. Pusat pertumbuhan.
Pusat-pusat Pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat
pesat; sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi daerah
sekitarnya.
Pusat pertumbuhan dikembangkan sebagai upaya untuk meratakan pertumbuhan wilayah
dengan menggunakan kutub pusat sebagai penggerak pertumbuhan itu sendiri menuju daerah di
sekitarnya. Factor yang mempengaruhi perkembangan wilayah misalnya kesuburan tanah, letak suatu
daerah atau faktor sumber alam lainnya, termasuk sumber daya manusianya.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan wilayah. Growth pole merupakan suatu wilayah yang
berkembang pesat khususnya ekonomi dibandingkan daerah sekitarnya. Pertumbuhan tiap pusat
pertumbuhan berbeda-beda tergantung pada faktor penyebab antara lain :
a. Sumber daya alam (sda)
kekayaan sda akan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi, memberikan kesempatan
kerja dan meningkatkan pendapatan daerah serta berpengaruh terhadap munculnya kegiatan
ekonomi penunjang.
b. sumber daya manusia
tenaga kerja ahli, tera,pil, andal, capable dan profesional dibutuhkan untuk mengelola SDA.
Produktivitas manusia tinggi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
c. kondisi fisiografi
lokasi strategis akan memudahkan transportasi dan sehingga mmepercepat pertumbuhan.
Daerah kasar reliefnya cenderung sulit pberkembang. Dataran berpotensi menyediakan
jaringan transportasi yang strategis.
10
d. fasilitas penunjang
beberapa faislitas penunjang antara lain jalan, jaringan listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut
dan udara, prasarana kebersihan, bahan bakar,

Secara geografis
pusat pertumbuhan adalah merupakan lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan
sehingga menjadi daya tarik bagi manusia (pole of attraction). Pusat pertumbuhan memiliki ciri :
a. adanya hubungan internal dan aktivitas yang beragam.
Keterkaitan antar satu sektor dengan sektor lainnya akan membangun pertumbuhan sektor
lainnya. Pertumbuhan terlihat serasi karena semua sektor berkembang pesat. Kota sebagai
pusat pertumbuhan mampu menggerakkan semua sektor. Beda dengan kota perantara yang
fungsinya mengumpulkan bahan dari daerah belakang kemudian mengirimkanya ke kota
besar tanpa ada pengolahan atau pengkreasian produk akibatnya wilayahnya statis.

b. adanya efek pengganda (multipler effect).


Adanya kegiatan produksi yang meningkat. Penawaran barang dan jasa semakin tinggi
sehingga kapasitas produksi diperbesar dan kadang sampai memacu pertumbuhan daerah
belakang yang menjadi sumber bahan baku dan tenaga kerja.

c. adanya konsentrasi geografis


konsentrasi terjadsi karena berkumpulnya titik-titik fasilitas penunjang. Orang untuk akan
datang untuk berbelanja, sekolah, berwisata dll. Hal ini membuat kota semakin menarik untuk
dikunjungi sehingga meningkatkan volume transaksi.

d. mendorong ke daerah belakang


pusat pertumbuhan harus dinikmati pula oleh daerah belakang / penyuplai. Terjadi hubungan
harmonis terhindar dari ketimpangan. Kemungkinan daerah belakang suatu saat nanti tumbuh
pesat dapat mengimbangi pusat pertumbuhan yang melesat jauh.

11
2. Pusat Pembangunan di Indonesia
BAPPENAS membagi wilayah di Indonesia menjadi empat pusat pembangunan Utama,
wilayah A, B, C, D.

TABEL REGIONAL PETUMBUHAN DENGAN WILAYAHNYA DI INDONESIA


NO Regional Pusat Wilayah Meliputi daerah-daerah
Pembangunan Pembangunan
utama
1. A Medan I Aceh, Sumut. Pusatnya di Medan
II Sumbar, Riau, Kep. Riau. Pusatnya di
Pekanbaru
2. B Jakarta III Jambi, Sumsel, Bengkulu, Bangka Belitung,
Pusatnya di Palembang
IV Lampung, Jakarta, Jabar, Jateng, Banten, DI
Yogyakarta. Pusatnya di Jakarta
V Kalbar, Pusatnya di Pontianak
3. C Surabaya VI Jatim, Bali. Pusatnya di Surabaya
VII Kalteng, Kaltim, Kalsel. Pusatnya di
Balikpapan dan Samarinda
4. D Makasar VIII NTB, NTT, Sulsel, Sultra. Pusatnya di
Makasar
IX Sulteng, Sulut, Gorontalo. Pusatnya di
Manado
X Maluku, Maluku Utara, Papua (Irian Jaya).
Pusatnya di Sorong

3. Kaitan Pusat Pertumbuhan dan Pengaruh Wilayah di Sekitarnya


Suatu pusat pertumbuhan akan memberikan pengaruh pada wilayah sekitarnya. Beberapa
pengaruh yang ada adalah sebaga berikut:
a. Pengaruh terhadap pemusatan dan persebaran sumber daya, hadirnya pusat-pusat
pertumbuhan akan menarik jumlah tenaga kerja yang banyak.
b. Pengaruh terhadap perkembangan ekonomi, terjadinya peluang kerja di berbagai sektor
yang relative terbuka dan adanya gerakan arus barang akan membawa dampak terhadap
alat transportasi, perhubungan, perdagangan, perkantoran, dan jasa. Sektor ekonomi non

12
formal berkembang seiring bertambahnya penduduk : rumah kos dan kontrakan;
perbengkelan; pedagang kaki lima, dll.
c. Pengaruh terhadap perubahan sosial budaya masyarakat dan lingkungan hidup.
Pengaruh kemajuan pusat pertumbuhan tersebut akan terlihat seperti berikut ini:
1) pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sosial budaya ;
2) menyebabkan akan terjadi akulturasi asimilas nilai budaya;
3) arus informasi dan komunikasi
4) Terbukanya lapangan pekerjaan
5) Manajemen waktu, disiplin, bersikap hemat, selektif
6) Permukiman, sanitasi, keamanan, lalu lintas dan pencemaran.

F. Tujuan Pembangunan menurut PBB


PBB pada September 2015 menetapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Suistainable
Development Goals / SDG) :

13
Dokumen itu terdiri dari 17 tujuan (goals) terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300
indikator. Ukuran atau indikator ini sesuai kebutuhan masing-masing negara dan masih dalam
proses pembahasan.
Ini semua adalah kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDG. Ada 5 pondasi dari SDG
yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan.
1. Tanpa kemiskinan, mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.
2. Tanpa kelaparan, mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan
gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.
3. Kehidupan sehat dan sejahtera, menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
4. Pendidikan berkualitas, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Kesetaraan gender, menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh
perempuan.
6. Air bersih dan sanitasi layak, menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi
yang berkelanjutan bagi semua orang.
7. Energi bersih dan terjangkau, menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin,
berkelanjutan dan modern bagi semua orang.
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, mendorong pertumbuhan ekonomi yang
terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak bagi semua orang.
9. Industri, inovasi dan infrastruktur, membangun infrastruktur yang berketahanan,
mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi.
10. Berkurangnya kesenjangan , mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara.
11. Kota dan komunitas berkelanjutan, menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif,
aman, berketahanan dan berkelanjutan.
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, menjamin pola produksi dan konsumsi
yang berkelanjutan.
13. Penanganan perubahan iklim , mengambil tindakan mendesak untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya.
14. Ekosistem laut , melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut
secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.
14
15. Ekosistem daratan , melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan
ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati.
16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, mendorong masyarakat yang
damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi
semua orang, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh
tingkatan.
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan, memperkuat cara-cara implementasi dan
merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

G. perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota


1. Rencana Tata ruang Nasional
Memuat : Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan nasional
yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan
prasarana utama : jaringan transportasi, jaringan energi dan kelistrikan, jaringan telekomunikasi,
sistem persampahan dan sanitasi, sistem SD air.
Rencana tata ruang nasional meliputi kawasan lindung nasional dan kawasan budi daya yang
memiliki nilai strategis nasional.

2. Rencana Tata ruang provinsi


Memuat : Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah provinsi dengan wilayah sekitarnya.
Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah provinsi yang berkualitas.
Fungsi : Mewadahi penataan ruang yang tidak terwadahi.
Alokasi ruang berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan.

3. Perencanaan tata ruang kabupaten dan kota


a. Tata ruang kabupaten
1) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten.
2) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya
yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
3) Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten dan
kawasan budi daya kabupaten.
4) Penetapan kawasan strategis kabupaten.
5) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan.
6) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif, dan diinsentif serta arahan
sanksi.

b. Tata ruang wilayah kota :


Sama dengan kabupaten tetapi ditambahkan :
1) Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau.
2) Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau.
3) Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki,
angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan tata ruang evakuasi bencana, yang
dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial
ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

15
H. Permasalahan dalam penerapan Tata Ruang Wilayah
Menurut Muta’ali (2013) beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penataan ruang
secara umum dapat dikelompokkamn menjadi dua yaitu permasalahan lingkungan dan wilayah serta
permasalahan manajemen tata ruang .
1. Permasalahan lingkungan dan wilayah
a. menurunnya kualitas lingkungan hidup yang dipicu oleh inkonsistensi pemanfaatan ruang;
b. penurunan luas hutan tropis akibat pembalakan liar serta meluasnya perambahan dan
konversi hutan alam atau untuk pengembangan kepentingan budi daya seperti perkebunan
dan pertambangan;
c. penururnan luas dan fungsi kawasan resapan air akibat mislokasi pemanfaatan ruang untuk
kepentingan permukiman, budidaya pertanian, dan pariwisata yang mempercepat
kerusakan DAS;
d. meningkatnya bencana yang diakibatkan oleh salah urus relasi alam dan manusia;
e. degradasi kualitas lingkungan kawsan pesisir yang ditandai kerusakan dan penurunan luas
hutan mangrove;
f. ancaman dampak global warming;
g. meningkatnya urbanisasi dan aglomerasi perkotaan;
h. pengembangan struktur ruang dan sistem perkotaan yang terpusat pada pertumbuhan kota-
kota besar dan metropolitan;
i. masih tingginya kesenjangan antarwilayah dan di dalam wilayah; serta desentralisasi
pembangunan dan otonomi daerah yang meningkatkan konflik pengelolaan SDA dan
peruntukan ruang.

2. Permasalahan Pengelolaan Penataan ruang


Rencana tata ruang wilayah belum sepenuhnya efektif sebagai acuan dalam pemanfaatan
ruang.
a. belum tepatnya kompetensi SDM dalam penataan ruang;
b. rendahnya kualitas hasil rencana tata ruang;
c. belum diacunya peraturan perundangan penataan ruang sebagai payung kebijakan bagi
semua sektor;
d. penataan ruang belum berfungsi secara optimal;
e. ego sektoral dan regional;
f. dukungan terhadap pengembangan wilayah belum optimal;
g. terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dari ketentuan dan norma yang seharusnya
ditegakkan;
h. masih belum lengkapnya aplikasi fungsi ruang pada skala detail dan operasional yang
secara langsung dapat digunakan untuk pemberian ijin pemanfaatan ruang;
i. masih lemahnya pemenuhan hak dan kewajiban serta peran aktif masyarakat dalam
penataan ruang;
j. lemahnya dukungan teknologi informasi dalam proses pengambil keputusan;
k. masih terbatasnya kesesuaian standar peta yang digunakan dalam perencanaan tata ruang
pada berbagai skala;
l. problem teknis materi peraturan penataan ruang; dan
m. lemahnya penerapan hukum tentang pemanfaatan ruang dan penegakan pelanggaran
pemanfaatan ruang.

I. Wilayah Pembangunan di Indonesia 2020-2024


1.2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Papua
Proyek prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 antara lain
sebagai berikut:

16
1) Pengembangan industri pengolahan yang difokuskan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Sorong, dan Kawasan Industri (KI) Teluk Bintuni;
2) Pengembangan destinasi pariwisata alam, budaya dan sejarah Destinasi Pariwisata Prioritas
(DPP) antara lain DPP Raja Ampat dskt dan DPP Biak – Teluk Cenderawasih;
3) Pembangunan jalan Trans Papua, jalan akses KEK Sorong, jalan akses DPP Raja Ampat,
Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Moor (Mappi), Pelabuhan Merauke, Bandara
Rendani/Manokwari, Bandara Nabire Baru, Bandara Elelim, Bandara Sobaham, dan Bandara
Oksibil;
4) Pengembangan outlet pelabuhan hub Pelabuhan Sorong serta Bandara Biak yang berpotensi
sebagai hub penerbangan internasional;
5) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang
terintegrasi terutama Pelabuhan Sorong sebagai hub komoditas mentah maupun barang hasil
olahan;
6) Percepatan pembangunan kawasan perbukitan dan pegunungan untuk mengurangi kesenjangan
antara kawasan pesisir dan pegunungan;
7) Peningkatan kualitas SDM khususnya sekolah berpola asrama, pendidikan vokasional pertanian,
perkebunan, dan perikanan, pemerataan layanan kesehatan, pelayanan kesehatan bergerak, Balai
Latihan Kerja, asrama mahasiswa nusantara, dan afirmasi ASN; dan
8) Pengembangan 34 SMK di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

2.2.2. Pengembangan Kawasan Strategis Maluku


Proyek prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 antara lain sebagai berikut:
1) Pengembangan kawasan strategis dan pengolahan sumber daya alam berupa pertambangan yang
difokuskan pada KI Teluk Weda;

17
2) Pengembangan destinasi pariwisata alam, budaya dan sejarah sebagai salah satu motor penggerak
pengembangan ekonomi lokal melalui sektor jasa yaitu DPP/KEK Morotai;
3) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain pembangunan Jalan Lingkar/Trans Pulau Morotai, Jalan Lingkar/Trans Seram, Jalan
Lingkar/Trans Pulau Kei Besar, Jalan Lingkar/Trans Pulau Buru, Jalan Lingkar/Trans Moa, dan
Jalan Lingkar/Trans Pulau Wetar, Pelabuhan Ambon, Bandara Taliabu, dan Bandara Weda; dan
4) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
5) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan.

3.2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Nusa Tenggara


Proyek prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 antara lain sebagai berikut:
1) Pengembangan kawasan strategis, dan pengolahan sumber daya alam berupa perkebunan dan
pertambangan yang difokuskan pada KI Sumbawa Barat;

18
2) Destinasi pariwisata alam, budaya dan sejarah sebagai salah satu motor penggerak pengembangan
ekonomi lokal melalui sektor jasa yaitu DPP Lombok-Mandalika/KEK Mandalika dan DPP Labuan
Bajo;
3) Pengembangan kawasan Bandar Kayangan sebagai pusat pertumbuhan baru dengan bertumpu pada
skema investasi swasta;
4) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain pembangunan Jalan Lingkar/Trans Pulau dan jalan akses ke kawasan pariwisata dan
kawasan perbatasan, antara lain Jalan Akses Samota, Jalan Akses KEK Mandalika, Jalan Akses DPP
Labuan Bajo, Jalan Paralel Perbatasan Sektor Timur Pos Perbatasan Motaain dan Motamasin,
pembangunan Jalan Perbatasan Sektor Barat NTT, pengembangan Pelabuhan Gili Trawangan,
Pelabuhan Labuan Bajo, dan Bandara Labuan Bajo;
5) Penyediaan outlet untuk komoditas mentah maupun barang hasil olahan di Nusa Tenggara
direncanakan berlokasi di pelabuhan feeder yang ada di Kepulauan Nusa Tenggara yaitu Pelabuhan
Tenau Kupang;
6) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
7) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja;

4.2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Sulawesi


Proyek prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 antara lain
sebagai berikut:
1) Pengembangan komoditas unggulan dan industri pengolahan (hilirisasi) sumber daya alam
(pertanian, perkebunan, logam dasar, dan kemaritiman) melalui pemanfaatan dan keterpaduan
pembangunan infrastruktur yang difokuskan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan/atau
Kawasan Industri (KI) antara lain KEK/KI Palu, KEK Bitung, dan KI Takalar;

19
2) Pengembangan kawasan strategis prioritas berbasis pariwisata, yaitu Destinasi Pariwisata Prioritas
(DPP) dan/atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) antara lain DPP Manado-Likupang/KEK
Likupang, DPP Baru Toraja-MakassarSelayar, dan DPP Wakatobi;
3) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
melalui pembangunan Jalan Trans Sulawesi dan jalan akses ke kawasan pariwisata dan kawasan
perbatasan, antara lain: Jalan Lintas Gorontalo, Jalan Trans Sulawesi, Tol Manado Bitung, Jalan
Lintas Tengah dan Tenggara Sulawesi, Jalan Trans/Lingkar Pulau Buton, Jalan Trans/Lingkar
Pulau Muna, Jalan Lingkar P. Wangi-Wangi (Wakatobi), Jalan Akses Wisata Likupang, KA
Makassar Parepare, Rekonstruksi Pelabuhan Wani, Pengembangan Pelabuhan Bitung,
Pengembangan Bandara Pahuwato, Bandara Boloang Mangondow, Pengemabngan Bandara
Banggal Laut, Bandara Bumbu Kunik, dan Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal di
Metropolitan Makassar;
4) Pengembangan pusat perdagangan pelabuhan hub Pelabuhan Bitung dan Pelabuhan Makassar;
5) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
6) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja:

5.2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Kalimantan


Proyek prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 antara lain sebagai berikut:
1) Pengembangan komoditas unggulan, industri pengolahan (hilirisasi) sumber daya alam perkebunan
dan hasil tambang, serta kawasan pertambangan yang difokuskan pada Kawasan Industri (KI) antara
lain KI Ketapang, KI Surya Borneo, KI Jorong, KI Batulicin, KI Tanah Kuning, dan KI Batanjung
dan/atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yaitu KEK MBTK;
2) Pengembangan destinasi pariwisata alam, budaya dan sejarah antara lain DPP Baru Sambas-
Singkawang, dan DPP Baru Derawan-Berau;

20
3) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain pembangunan Jalan Trans Kalimantan, serta jalan akses ke kawasan pariwisata dan
kawasan perbatasan, antara lain Jalan Akses KIPI Tanah Kuning, Jalan Akses KI Ketapang, Jalan
Paralel Perbatasan Kalimantan (Kalbar, Kaltim, dan Kaltara), Jalan Akses Pelabuhan Pelaihari,
Jalan Akses KI Batu Licin, Tol Balikpapan – Jembatan Penajam, Jalan Tol Samarinda – Bontang,
Jalan Akses KEK Maloy, Pengembangan Pelabuhan Pelaihari, Pembangunan Pelabuhan Hub
Kijing, Pelabuhan Tanah Kuning, Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Selor, Bandara Baru Murung
Raya, Bandara Baru Singkawang, Bandara Baru Ketapang Baru, Pengembangan Bandara Tanjung
Harapan, dan KA IKN; dan
4) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi; dan
5) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja

6.2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Sumatera


Proyek prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 antara lain sebagai berikut:
1) Pengembangan kawasan strategis dan industri pengolahan berbasis sumber daya alam perkebunan,
perikanan, pertambangan, dan industry kedirgantaraan, di beberapa Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) antara lain KEK Arun Lhokseumawe, KEK Tanjung Api-Api, rencana pengembangan KEK
Pulau Baai serta Kawasan Industri (KI) antara lain KEK/KI Sei Mangke, KEK/KI Galang Batang,
KI Kuala Tanjung, KI Bintan Aerospace, KI Tanjung Enim, KI Kemingking, KI Sadai, KI Tenayan,
KI Tanjung Buton, KI Tanggamus, KI Pesawaran, KI Way Pisang, KI Katibung, dan KI Ladong,
serta Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) antara lain KPBPB
BatamBintan-Karimun, dan KPBPB Sabang;

21
2) Pengembangan pariwisata daerah sebagai salah satu motor penggerak pengembangan ekonomi lokal
melalui pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) antara lain DPP Danau Toba, DPP Baru
Padang-Bukittinggi, DPP Baru Batam-Bintan, DPP Bangka Belitung/KEK Tanjung Kelayang;
3) Pengembangan industri kedirgantaraan di Batam dan Bintan;
4) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain; konektivitas melalui Tol Trans Sumatera, Penanganan Lintas Timur Riau, Penanganan
Lintas Barat Sumatera, Jalan Lintas Tengah Lampung, Jalan Lintas Penghubung Timur dan Barat
Sumatera, Jalan Akses DPP Sabang, Jalan Lintas Tengah Aceh, Jalan Akses Pelabuhan Kuala
Tanjung, Jalan Akses Pelabuhan Kuala Tanjung, Jalan Trans
Pulau Simelu, Jalan Akses DPP Danau Toba, Jalan Akses Pelabuhan Teluk Tapang, Pembangunan KA
Trans Sumatera, Reaktivasi Jalur KA Pariaman – Naras – Sungai Limau, Pembangunan KA
Tanjung Enim – Tanjung Api-Api (potensi), Pembangunan KA Trans Sumatera (Batas Sumut – Duri
– Pekanbaru), Pembangunan KA Lahan – Tarahan, Bandara Bukit Malintang, Bandara Rokot;
5) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi; dan
6) Pemantapan sistem logistik wilayah dalam mendukung industrialisasi khususnya di koridor pesisir
timur Wilayah Sumatera;
7) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja

22
7.2.2 Pengembangan Kawasan Strategis Jawa-Bali
Proyek prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 antara lain
sebagai berikut:
1) Pengembangan pusat industri manufaktur, penghasil produk akhir dan produk antara yang
berorientasi ekspor dengan memanfaatkan teknologi tinggi menuju industri 4.0 serta sektor industri
kreatif dan jasa, yang difokuskan di beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) antara lain KEK
Kendal, KEK Singhasari, dan KEK Tanjung Lesung, di beberapa Kawasan Industri (KI) antara lain
KI Brebes dan KI Madura, dan kawasan ekonomi kreatif dan digital ;
2) Pengembangan kawasan strategis berbasis pariwisata alam, budaya, dan MICE, yaitu Destinasi
Pariwisata Prioritas (DPP) antara lain DPP Baru Bandung-Halimun-Ciletuh, DPP Borobudur dskt,
DPP Bromo-Tengger-Semeru, DPP Baru Banyuwangi dskt, dan DPP Revitalisasi Bali;
3) Pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan udara yang terintegrasi
antara lain Pembangunan Jalan Tol Serang – Panimbang, Jalan Tol Yogya – Bawen, Solo –
Yogyakarta, Cilacap- Yogyakarta, Pembangunan Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi, Jalan Lintas
Pansela, Jalan Lintas Penghubung Utara – Selatan Bali, Jalur Ganda KA Rangkasbitung – Merak,
Reaktivasi KA Rangkasbitung-Labuan/Bayah, Reaktivitasi KA Jalur Jawa Barat, KA Akses NYIA,
Pembangunan KA Cepat Jakarta – Bandung, Pembangunan KA Ekspress Jakarta – Semarang,
Pembangunan Bandara Ngloram Cepu, dan Pembangunan Bandara Bali Baru;
23
4) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
5) Pembangunan pusat perdagangan untuk komoditas mentah maupun barang hasil olahan di Pelabuhan
Hub Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak;
6) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan,
pendidikan vokasional pertanian, perikanan, industri dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan
Kerja,

24

Anda mungkin juga menyukai