Anda di halaman 1dari 14

BAB KONSEP WILAYAH DAN PEWILAYAHAN

1 Disusun : SUSTRI APRILIA, S.Si.


082121352880
GEOGRAFI XII

KOMPETENSI DASAR
3.1. Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata ruang wilayah
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
4.1. Membuat peta pengelompokan penggunaan lahan di wilayah kabupaten/kota/provinsi
berdasarkan data wilayah setempat.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan studi literatur, peserta didik dapat mengenal dan memahami konsep-
konsep yang berkaitan dengan wilayah dan perwilayahan, dapat membuat peta penggunaan
lahan wilayah desanya masing-masing, serta memiliki sikap mandiri, teliti, jujur, dan
disiplin.

URAIAN MATERI
A. Wilayah dan Pewilayahan
1. Pengertian Wilayah
Pengertian Wilayah menurut ahli:
a. Taylor: Wilayah adalah suatu daerah tertentu di permukaan bumi yang dapat
dibedakan dengan daerah tetangganya atas dasar kenampakan karakteristik
yang menyatu
b. Rustiadi: wilayah adalah unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu di
mana komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi
secara fungsional. Batasan wilayah tersebut tidak selalu dengan kenampakan
fisik dan pasti, melainkan bersifat dinamis.
Berdasarkan pengertian wilayah menurut ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
wilayah mempunyai batas-batas tertentu yang dapat digunakan untuk mengenali
karakteristiknya sehingga dapat dibedakan dengan wilayah tetangganya.

2. Konsep Wilayah
Secara umum konsep wilayah di permukaan bumi dibedakan menjadi
keadaan alamiah (natural region) dan keadaan tingkat kebudayaan penduduknya
(cultural region).

a. Berdasarkan keadaan alamiah


1) Berdasarkan variasi iklim, terdapat wilayah tropiok, subtropik, sedang, arid
(gersang), dan kutub.
2) Berdasarkan tinggi rendahnya permukaan bumi, terdapat wilayah dataran
rendah, dataran tinggi dan dataran pantai.
3) Berdasarkan persebaran vegetasi, terdapat wilayah hutan hujan tropis, hutan
campuran, hutan musim, hutan berdaun jarum, tundra, sabana dan stepa.
b. Berdasarkan tingkat kebudayaan penduduk
Wilayah yang didasarkan tingkat kebudayaan penduduk berupa wilayah
agraris, wilayah industri, dan wilayah perikanan.
1) Apabila wilayah didasarkan satu kenampakan disebut generic region,
contohnya areal tebu, areal gandum dan areal padi.
2) Apabila wilayah didasarkan ciri-ciri khusus lokasi dan kekhasannya
dibanding wilayah lain, disebut specific region, contoh wilayah Timur
Tengah, Amerika Latin, dan Asia Tenggara.
Jadi, dapat dipahami bahwa konsep wilayah adalah konsep dasar yang
penting dalam geografi karena bermanfaat untuk memahami dan menganalisis
interaksi keruangan migrasi manusia, barang dan jasa, serta perubahan-
perubahan yang terjadi sebagai hasil interaksi antara manusia dan alam.
Adapun konsep-konsep wilayah menurut Rustiadi, dkk., (2011: 32)
meliputi sebagai berikut ini.
a. Wilayah homogen
Wilayah Homogen (uniform region) yaitu wilayah yang dibentuk
oleh adanya kesamaan kenampakan, termasuk iklim, vegetasi, tanah,
landform, pertanian atau penggunaan lahan. Uniform region juga disebut
dengan wilayah formal. Homogenitas dari wilayah formal dapat ditinjau
berdasarkan kriteria fisik atau alam ataupun kriteria sosial budaya. Wilayah
formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada kesamaan topografi, jenis
batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya, wilayah pegunungan kapur (karst),
wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi mangrove. Adapun wilayah
formal berdasarkan kriteria sosial budaya, seperti wilayah suku Asmat,
wilayah industri tekstil, wilayah Kesultanan Yogyakarta, dan wilayah
pertanian sawah basah. Uniform Region atau wilayah formal dicirikan oleh
sesuatu yang dimiliki atau melekat pada manusia dan alam secara umum,
seperti bahasa tertentu yang digunakan penduduk, agama, kebangsaan,
budaya, dan identitas politik serta tipe iklim tertentu, bentuk lahan, dan
vegetasi.

b. Wilayah Nodal
Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional
mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya
(hinterland). Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk,
faktor produksi, barang dan jasa, ataupunkomunikasi dan transportasi.
Batas wilayah nodal di tentukan sejauh mana pengaruh dari suatu
pusat kegiatan ekonomi bila digantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan
ekonomi lainnya. Hoover (1977) mengatakan bahwa strukturdari wilayah
nodal dapat di gambarkan sebagai suatu sel hidup dan suatu atom, dimana
terdapat inti dan plasma yang saling melengkapi. Pada struktur yang
demikian, integrasi fungsional akan lebih merupakan dasar hubungan
ketergantungan atau dasar kepentingan masyarakat di dalam wilayah itu.
c. Wilayah Perencanaan/ Pengelolaan Khusus
Wilayah perencanaan adalah wilayah yang batasannya didasarkan
secara fungsional dalam kaitannya dengan maksud perencanaan. Wilayah
perencanaan mengalami perubahan-perubahan penting dalam
pengembangannya dan memungkinkan persoalan-persoalan perencanaan
sebagai suatu kesatuan.
Wilayah perencanaan mempunyai ciri-ciri:
1) cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang
berskala ekonomi,
2) mampu mengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada,
3) mempunyai struktur ekonomi yang homogen,
4) mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point),
5) mengunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan,
6) masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama terhadap
persoalan-persoalannya.
Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisik dan ekonomi,
namun ada juga dari aspek ekologis.Wilayah perencanaan atau pengelolaan
khusus tidak dibatasi oleh administratif, namun juga dibatasi alami seperti
DAS. Pengelolaan daerah aliran sungai harus direncanakan dan dikelola
mulai dari hulu sampai hilirnya. Contoh wilayah perencanaan adalah
sebagai berikut:
1) Wilayah Pembangunan JABOTABEK (termasuk sebagian kecil wilayah
kabupaten sukabumi). Pada wilayah ini dikembangkan berbagai
aktivitas industri yang tidak tertampung di Jakarta.
2) Wilayah Pembangunan Bandung Raya. Wilayah ini dikembangkan
pusat aktivitas pemerintahan daerah, pendidikan tinggi, perdagangan
daerah, industri tekstil. Untuk konservasi tanah dan rehabilitasi lahan
kritis di pusatkan di wilayah-wilayah kabupaten Garut, Cianjur,
Bandung, dan Sumedang.
3) Wilayah Pembangunan Priangan Timur. Wilayah ini meliputi daerah
kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.

d. Wilayah administratif
Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Wilayah administratif adalah wilayah kerja perangkat pemerintah pusat
termasuk gubernur sebagai wakil pemerintah pusat untuk
menyelenggarakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat di daerah dan wilayah kerja gubernur dan bupati/walikota
dalam melaksanakan urusan pemerinatah umum di daerah.
Wilayah administrasi adalah wilayah perencanaan yang memiliki
landasan yuridis politis yang paling kuat. Contohnya wilayah administrasi
adalah desa, kecamatan, kabupaten, atau provinsi. Wilayah administrasi
disebut juga daerah otonom, yakni daerah yang memiliki kekuasaan
melakukan pengambilan kebijakan dalam pembangunan dan pengelolaan
sumber daya di dalamnya. Kesatuan wilayah administrasi memperhatikan
aspek sosial, ekonomi, budaya, dan ekologi.

LATIHAN 1

1. Apa pengertian wilayah berdasarkan pemahaman Anda? Berikan contohnya !


2. Jelaskan perbedaan antara wilayah dan daerah ? Jelaskan !
3. Mengapa konsep wilayah penting untuk dipelajari ?
4. Bagaimana pembagian wilayah menurut konsep wilayah ?
5. Jelaskan pengertian jenis-jenis wilayah berikut berserta contohnya :
a. Wilayah formal
b. Wilayah fungsional
c. Wilayah administratif
d. Wilayah perencanaan
JAWABAN LATIHAN 1

1. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
2. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.................................................................................................................................
4. ....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..................................................................................................................................
5. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..

B. Perwilayahan (Regionalisasi)
Regionalisasi berarti membagi wilayah-wilayah tertentu di permukaan bumi
untuk keadaan tujuan tertentu. Hal ini disebabkan lokasi-lokasi di permukaan bumi
jumlahnya sangat banyak sehingga diperlukan usaha untuk menyederhanakan
informasi menurut kriteria tertentu guna tujuan tertentu agar lebih efisien dan
ekonomis. Contohnya, pembagian wilayah berdasarkan iklim sangat berguna untuk
mengetahui perberan hewan dan tumbuhan.
Perwilayahan dapat bermanfaat untuk berbagai kepentingan, antara lain
sebagai berikut.
1. Memisahkan sesuatu yang berguna dan kurang berguna.
2. Mengurutkan keanekaragaman kondisi permukaan bumi.
3. Menyederhanakan informasi dari berbagai gejala di permukaan bumi yang
sangat beragam.
4. Memantau perubahan-perubahan yang terjadi di permukaan bumi.

Tujuan perwilayahan adalah sebagai berikut:


1) Menyebarkan dan meratakan pembangunan sehingga dapat menghindari adanya
pemusatan kegiatan.
2) Menjamin keserasian dan koordinasi terhadap berbagai kegiatan pembangunan
yang ada di tiap-tiap daerah.
3) Memberikan pengarahan kegiatan pembangunan, tidak saja kepada aparatur
pemerintah di pusat atau daerah, tetapi juga kepada masyarakat dan para
pengusaha.
Untuk menentukan regionalisasi wilayah harus diperhatikan fisik yang
meliputi iklim, morfologi, sumber daya alam, dan keadaan sosial budaya yang
meliputi penduduk dan budayanya. Beberapa contoh pewilayahan antara lain
sebagai berikut:
1. Pewilayahan muka bumi berdasarkan tipe iklim matahari, antara lain sebagai
berikut.
a. Zone iklim tropis antara 23,5o LU–23,5o LS.
b. Zone iklim subtropis antara 23,5o LU–35o LU dan 23,5o LS– 35o LS.
c. Zone iklim sedang antara 35o LU - 66,5o LU dan 35o LS–66,5o LS.
d. Zone iklim kutub antara 66,5o LU - 90o LU dan 66,5o LS–90o LS.
2. Pulau Jawa berdasarkan kondisi fisiografisnya, meliputi antara lain sebagai
berikut.
a. Wilayah dataran rendah Jakarta (zona Jakarta).
b. Wilayah antiklinorium Bogor (zona Bogor).
c. Wilayah dataran antarmontana atau antarpegunungan (zona Bandung).
d. Wilayah pegunungan selatan.
3. Pewilayahan Indonesia berdasarkan wilayah waktu, meliputi pewilayahan
sebagai berikut.
a. Wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB).
b. Wilayah Waktu Indonesia Tengah (WITA).
c. Wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT).

C. Perwilayahan Formal dan Fungsional


1. Wilayah Formal
Wilayah formal disebut juga wilayah uniform, yaitu suatu wilayah yang
dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan (homogenitas), misalnya
kenampakan kesamaan dalam hal fisik muka bumi, iklim, vegetasi, tanah,
bentuk lahan, penggunaan lahan yang ada dalam wilayah tersebut, baik secara
terpisah maupun berupa gabungan dari berbagai aspek. Karena itu, wilayah
yang demikian, mempunyai bentuk-bentuk kenampakan penggunaan lahan
dengan pola umum dari aktivitas industri, pertanian, permukiman, perkebunan,
dan bentuk-bentuk penggunaan lahan lain yang relatif tetap. Karena itu, wilayah
formal lebih bersifat statis. Misalnya, lembah sungai yang dicirikan oleh daerah
alirannya, di kota besar daerah CBD (Central Bussiness District), zone
permukiman, zone pinggiran kota juga merupakan region formal.

Gambar : Persebaran wilayah permukiman di sebagian kecamatan


Kebakkramat, Karanganyar

Wilayah formal berdasarkan proses klasifikasinya antara lain:


a. Wilayah Menurut Kekhususannya. Klasifikasi wilayah ini merupakan
daerah tunggal, mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus. Jenisnya disebut
specific region. Contohnya: Wilayah waktu Indonesia bagian Timur, di
mana daerah ini merupakan daerah tunggal dan mempunyai ciri khusus,
yaitu yang lokasinya di Indonesia bagian timur.
b. Wilayah yang Menekankan Perbedaan Kepada Jenisnya disebut generic
region. Dalam hal ini fungsi wilayah kurang diperhatikan, yang ditekankan
adalah jenis perwilayahan saja. Contohnya: wilayah iklim, wilayah vegetasi,
wilayah fisiografi, wilayah pertanian, dan wilayah yang menghasilkan hasil
bumi.
c. Wilayah Berdasarkan Keseragaman atau Kesamaan Dalam Kriteria
Tertentu. Wilayah seperti ini disebut uniform region. Contohnya: wilayah
pertanian, di mana terdapat keseragaman atau kesamaan antara petani atau
daerah pertanian dan kesamaan ini menjadi sifat yang dimiliki oleh elemen-
elemen yang membentuk wilayah.

2. Wilayah Fungsional
Wilayah fungsional memberikan konsep tentang wilayah berbeda
dengan wilayah formal yang menitik beratkan pada homogenitas sedangkan
wilayah fungsional berdasarkan pada heterogenitas, sehingga pandangannya
menitik beratkan pada hubungan fungsional, maka wilayah seperti itu disebut
wilayah fungsional. Seperti pandangan J. W. Alexander, dia memandang
eksistensi jenis wilayah ini pada adanya kesamaan pusat aktivitas hubungan
dari sistem yang ada, sehingga istilah yang dipakainya adalah modal region.
Menurut P. Vidal de La Blache, suatu wilayah adalah tempat (dominan) tertentu
yang didalamnya terdapat banyak sekali perbedaan, namun secara antifisial
tergabung bersama, saling menyesuaikan untuk membentuk kebersamaan.
Dari uraian di atas menggambarkan wilayah fungsional yaitu wilayah
geografik yang memperhatikan suatu hubungan fungsional antar wilayah formal
yang interdependansi dan batas wilayah tersebut terkontrol oleh sebuah titik
pusat. Untuk itu wilayah fungsional disamping menekankan pada ide
heterogenitas, juga menekankan pada ide sentralitas. Contoh wilaya desa
dengan wilayah kota, keduanya mempunyai hubungan yang saling
ketergantungan, desa berfungsi memasok bahan baku ke kota, sedangkan kota
berfungsi sebagai pusat melayani kebutuhan berupa hasil industri untuk
penduduk desa.

Gambar : wilayah desa Gambar : wilayah kota

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perbedaan wilayah formal dan


wilayah fungsional adalah:
a. Wilayah formal bersifat pasif dan statis / selalu berubah sedangkan wilayah
fungsional bersifat aktif, dinamis / selalu berubah, dan sentralistik.
b. Wilayah formal bersifat keseragaman / homogenitas, sedangkan wilayah
fungsional menekankan kemajemukan / heterogenitas.
c. Wilayah fungsional mempunyai hubungan ketergantungan satu sama lain /
interdepensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah formal.
d. Wilayah formal umumnya ditemukan di desa, sedangkan wilayah
fungsional umumnya ditemukan di kota.
e. Wilayah formal seperti desa berfungsi memasok bahan baku ke kota,
sedangkan wilayah funsional seperti kota berfungsi sebagai pusat untuk
melayani kebutuhan desa berupa hasil industri.

Gambar : Penggunaan lahan wilayah Kec. Jatitujuh Tahun 2014


LATIHAN 2

1. Jelaskan dan berilah contoh tentang wilayah formal dan wilayah fungsional !
2. Langkah-langkah seperti apa menurutmu yang harus dilakukan guna mendukung
pembangunan di wilayahmu ?
3. Apakah perbedaan antara wilayah fisik dengan wilayah sosial ?
4. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip dalam pewilayahan !
5. Apa tujuan dilakukannya perencanaan wilayah?

JAWABAN LATIHAN 2

1. .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................
2. .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
............................................................................................................................
4. .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

D. TEORI KERUANGAN INTERAKSI WILAYAH


Terdapat beberapa teori keruangan interaksi wilayah diantaranya Model
Gravitasi, Teori Titik Henti, dan Teori Grafik.
1. Model Gravitasi
Teori ini pada dasarnya adalah konsep hukum fisika yang dikemukakan oleh
Issac Newton dan diperluas penggunaannya dalam geografi oleh W. J Reilly. Reilly
berpendapat bahwa kekuatan interaksi antara dua wilayah atau lebih di permukaan
bumi dapat diukur dengan memerhatikan jumlah penduduk dan jarak mutlak diantara
dua wilayah tersebut. Rumus Interaksi berdasarkan teori gravitasi adalah sebagai
berikut:

Keterangan :
I : Kekuatan interaksi antara kota A dan Kota B
C   : konstanta, dalam rumus ini besar konstanta adalah 1
PA : jumlah penduduk kota A
PB : Jumlah penduduk Kota B
Dab : jarak antara kota A dan Kota B
Contoh Soal

SOAL 1

Apabila jumlah penduduk kota A adalah sebesar 7.200 sedangkan jumlah penduduk
kota B adalah sebesar 2.000. Jarak antara Kota A dan Kota B seperti pada gambar.
Maka berapakah kekuatan interaksi antara kota A dengan Kota B?

Jawab

 I = 1 x 7.200 x 2.000
(12)²
    = 100.000

Maka kekuatan interaksi nya antara Kota A dan Kota B adalah 100.000

SOAL 2
Perhatikan gambar. Manakah interaksi yang lebih kuat antara interaksi Kota A-B,
dibanding dengan interaksi Kota A-C apabila jumlah penduduk A sebesar 3.000,
jumlah penduduk B sebesar 2.000 dan jumlah penduduk kota adalah 1.000.

Jawab

Kita harus membandingkan kekuatan interaksi antara Kota A-B dengan kekuatan
interkasi A-C.

Kekuatan interaksi A-B adalah


I = 3.000 x 2.000
          (4) ²
   = 375.000

Sedangkan kekuatan interaksi antara A-C adalah

I = 3.000 x 1.000
         (2) ²
   = 750.000

Perbandingan interaksi A-B dengan A-C adalah 375.000 : 750.000 = 1 : 2


Maka kekuatan interaksi lebih besar terjadi antara kota A dengan Kota C yang
jaraknya lebih besar dibandingkan dengan interaksi kota A dengan kota B, meskipun
secara jumlah penduduk lebih besar.

Dari kedua soal tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan jarak antara dua
kota lebih berpengarahun besar daripada besarnya jumlah penduduk dua wilayah yang
saling berinteraksi.

2. Teori Titik Henti


Teori titik henti merupakan modifikasi dari teori gravitasi W. J Reilly. Teori ini
dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pola interaksi antara 2
wilayah dan dapat memprakirakan penempatan lokasi suatu industri atau pusat
pelayanan. 

Teori ini dapat digunakan jika memenuhi beberapa syarat yaitu:


a. Keadaan ekonomi penduduk relative sama
b. Topografi wilayah datar
c. Sarana prasarana transportasi memadai
d. Daya beli masyarakat sama

Untuk mengetahui penempatan lokasi pelayanan tersebut, digunakan rumus di bawah


ini :

Keterangan:
DAB = jarak titik henti
dAB = jarak wilayah A dan B
PA = jumlah penduduk kota A
PB = jumlah penduduk kota B

Inti dari teori ini adalah bahwa jarak titik henti (titik pisah) dari lokasi pusat
perdagangan (atau pelayanan sosial lainnya) yang lebih kecil ukurannya adalah
berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan. Namun, berbanding
terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari kota atau wilayah
yang penduduknya lebih besar dibagi jumlah penduduk kota yang lebih sedikit
penduduknya.

Contoh Soal :
Jumlah wisatawan di obyek wisata A setiap hari adalah 25.000 orang sedangkan di
Obyek Wisata B adalah 50.000 orang setiap hari. Jarak antara obyek wisata A
dengan B adalah 30 km, maka lokasi yang baik untuk didirikan fasilitas
penginapan yang dapat melayani kedua tempat tersebut adalah:

Jadi, lokasi ideal dalam penempatan fasilitas penginapan sehingga terjangkau oleh
wisatawan di obyek wisata A maupun B adalah 12,43 km dari obyek wisata A atau
17,57 dari obyek wisata B.

3. Teori Grafik (Indeks Konektivitas)


Teori ini dicetuskan oleh K. J. Kansky yang biasanya digunakan untuk
menentukan kekuatan arus interaksi barang/jasa antar wilayah yang dihubungkan oleh
jaringan jalan. Kekuatan interaksi ditentukan oleh indeks konektivitas yang dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

β = e /v
Keterangan :
β = indeks konektivitas
e = jumlah jaringan jalan
v = jumlah kota

Contoh Soal : 
Bandingkan indeks konektivitas dua wilayah berikut ini.

Diketahui :

Wilayah A: e = 9, v = 6
Wilayah B: e = 10, v = 7

Ditanyakan: indeks konektivitas (β)?

Kunci Jawaban :
LATIHAN 3
1. Jumlah penduduk kota A sebanyak 10.000 jiwa dan desa E sebanyak 2.500 jiwa.
Jarak antara kota A dengan Desa E adalah 30 km. Akan dibangun rumah sakit
diantara desa dan kota tersebut. Manakah lokasi yang tepat untuk membangun rumah
sakit tersebut?
2. Desa X memiliki sumber bahan baku untuk kegiatan industri gula namun lokasinya
cukup jauh dari pusat kota itu dibangun industri yang berjarak 60 km dari desa X,
dengan penduduk 60.000 jiwa sedang penduduk desa X = 15.000 jiwa. Lokasi
industri sesuai interaksi kota sebaiknya dibangun di mana ?
3. Hitunglah interaksi antara A, B, dan C, apabila diketahui:
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan pada A = 300.000 jiwa.
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan pada B = 20.000 jiwa.
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan pada C = 10.000 jiwa.
Jarak antara wilayah pertumbuhan A dengan wilayah pertumbuhan B yaitu: 5 km. 
4. Ada 3 buah wilayah A, B, dan C, dengan data sebagai berikut :
Jumlah penduduk wilayah A = 20.000 jiwa, B = 20.000 jiwa, dan C = 30.000 jiwa.
Jarak antara A ke B = 50 km, dan B ke C = 100 km.
Besar mana kekuatan interaksi antara kota A-B dan B-C ?
5. Tentukan indeks konektivitas sketsa jaringan jalan dan kota di bawah ini.

JAWABAN LATIHAN 3

1. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………........
3. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
4. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

KEGIATAN 1
WILAYAH DAN PEWILAYAHAN

Tujuan
Menjelaskan tentang penggunaan lahan (permukiman, pertanian, pusat pemerintahan,
dll) suatu wilayah dalam bentuk peta.
Alat dan Bahan
Kertas HVS/F4, alat tulis, dan pensil warna
Langkah Kerja
Kegiatan 1
1. Pilih satu desa sesuai tempat tinggal Anda.
2. Carilah data dan informasi terkait penggunaan lahan (permukiman, pertanian, pusat
pemerintahan, dll) di wilayah desa tersebut.
3. Gambar peta sesuai dengan informasi yang Anda dapatkan.
4. Berikan penjelasan terkait peta yang Anda buat.
5. Kumpulkan hasil pekerjaan Anda kepada bapak/ibu guru untuk dinilai.
Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta :
1. Pada Kegiatan 1, bagaimana penggunaan lahan di desa Anda ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Pada Kegiatan 1, jelaskan faktor apa yang mempengaruhi penggunaan lahan di
desa Anda !
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

SUMBER BELAJAR
1. Yasinto Sindhu P.. 2019. Geografi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
2. https://youtu.be/lXeBgyfeh5g
3. https://youtu.be/5faJghabkNI
4. https://youtu.be/njMt2SFma7U
5. https://youtu.be/w74SEkc_D9A
6. https://youtu.be/kj_NQ90oZU4
7. https://youtu.be/-Ssx3NkzEoQ

REFLEKSI DIRI
1. Untuk membantu Anda menilai diri setelah mempelajari materi dalam bab ini, isilah
tabel berikut dengan tanda centang (√) sesuai dengan keadaan sebenarnya.
No
Kemampuan yang Diharapkan Mampu Belum Mampu
.
Mampu memahami konsep wilayah
1.
dan pewilayahan
Mampu memahami teori keruangan
2.
interaksi wilayah
Mampu memahami penggunaan
3.
lahan suatu wilayah
2. Apakah Anda mampu belajar mandiri di rumah selama pandemi covid-19 ini?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

KRITERIA PENILAIAN
A. Aspek Pengetahuan
Nilai maksimal 100 diambil dari latihan 1, 2, dan 3.

B. Aspek Keterampilan
1. Nilai maksimal 100 diambil dari Kegiatan 1
2. Nilai maksimal 100 diambil dari produk peta dengan kriteria;
- Nilai 95 jika peta tepat/benar (antara judul dengan isi peta sesuai), komponen
peta lengkap, nama daerah benar, dan rapi.
- Nilai 90 jika hanya memenuhi 3 kriteria di atas.
- Nilai 85 jika hanya memenuhi 2 kriteria di atas.
- Nilai 80 jika hanya memenuhi 1 kriteria di atas.

C. Aspek Sikap
1. Sangat Baik jika tepat waktu mengumpulkan tugas, jujur menyampaikan data, dan
mandiri dalam belajar.
2. Baik jika memenuhi dua kriteria di atas.
3. Cukup jika memenuhi satu kriteria di atas.

Anda mungkin juga menyukai