Anda di halaman 1dari 83

Free Twitter Backgrounds

Pembentukan Batuan

Wednesday, January 23, 2013

Proses hancurnya batuan dan pembentukan batuan baru antara batuan beku, sedimen dan metamorf di permukaan bumi dinamakan
daur/siklus Batuan, sebagai berikut :

siklus batuan

Karena ini adalah daur, sebenarnya tidak ada awal dan akhirnya. Tapi untuk mempermudah kita dalam mempelajarinya, kita mulai dari
magma yang membeku membentuk Batuan Beku. Batuan beku yang berada di permukaan bumi akan mengalami Proses Sedimentasi >
Pelapukan, Erosi, Transportasi, Pengendapan, Kompaksi, Sementasi dan akhirnya akan terbentuk Batuan Sedimen. Sedangkan Batuan
Metamorf dihasilkan oleh Batuan Beku yang berada di dalam bumi lalu terkena tekanan dan suhu yang tinggi sehingga merubah komposisi
mineral di dalamnya membentuk Batuan Metamorf. Selain itu, Batuan Metamorf juga dapat dihasilkan oleh Batuan Sedimen yang dibawa
ke dalam bumi oleh proses dinamika bumi, misal : Proses Subsduksi Lempeng. Di dalam bumi Batuan Sedimen akan terkenal tekanan dan
suhu yang tinggi menjadi Batuan Metamorf. Jika pengaruh tekanan dan suhu sangat tinggi sehingga melewati titik leleh batuan, maka
batuan itu akan meleleh menjadi magma.

Begitulah daur terbentuknya batuan di Bumi kita. Berikutnya kita akan lebih detil. Bagaimana proses terjadinya macam-macam Batuan
Beku.
Berdasarkan keasaman kimia di dalam batuan maka batuan beku di klasifikasikan menjadi Batuan Beku Asam, Intermediate,
Basa dan Ultrabasa.
Berdasarkan tempat terbentuknya maka batuan beku diklasifikasikan menjadi Batuan Beku Intrusif (di dalam bumi) dan Ekstrusif (di
permukaan bumi)

Untuk menjelaskan masalah ini, pembaca sekalian harus paham tentang Proses Diferensiasi Magma. Diferensiasi magma adalah proses
yang memungkinkan satu magma homogen menghasilkan bermacam-macam batuan beku yang secara komposisi kimianya berbeda. Perlu
diketahui bahwa batuan beku selalu tersusun oleh mineral-mineral yang murni membeku dari magma. Mineral-mineral ini memiliki
temperatur tertentu untuk dapat terbentuk, ada mineral yang terbentuk dalam suhu yang tinggi ada pula mineral yang terbentuk dalam
suhu yang rendah. Selain itu, mineral yang bersifat basa akan terbentuk pada suhu yang lebih tinggi daripada mineral yang bersifat asam.
(simak : bowen-pembentukan-mineral) Proses diferesiasi magma, akan dimulai pada saat magma mulai mendingin, kristal-kristal mineral
yang terbentuk pada suhu tinggi akan muncul disini, mineral ini pada umumnya bersifat ultrabasa. Lalu, akibat gaya gravitasi, kristal-
kristal (zat padat) yang terbentuk lebih dulu ini akan tenggelam dan mengendap, dengan magma (zat cair) yang lebih dingin dan asam
akan berada di atasnya. Demikianlah seterusnya sehingga terjadilah pemisahan kristal.

Sekarang kita akan membahas pertanyaan, Mengapa di zona divergen lempeng memiliki batuan ultrabasa-basa? di kerak samudra memiliki
batuan ultrabasa hingga basa? di kerak benua memiliki batuan intermediate hingga asam? Perlu diketahui bahwa cadangan magma yang
besar di mantel luar bumi bersifat ultrabasa.

Gambaran Zona Divergen

Di zona divergen, terjadi fenomena dimana terdapat dua buah lempeng yang saling menjauh. Karena saling menjauh maka terdapat
rongga yang memungkinkan magma dari mantel atas tersebut menerobos keluar. Karena sumber magma di zona ini langsung dari mantel
atas bumi, maka batuan di sekitar zona ini akan bersifat ultrabasa-basa. Pada umumnya, Zona divergen ini terletak di tengan benua
sehingga sering disebut Mid Oceanic Ridge / Punggungan tengah samudra. Hal ini dikarenakan bentukan batuan di zona ini akan
menyerupai punggungan yang memangjang ditengah lautan. Zona divergen juga disebut sebagai zona pembentukan batuan, yang
nantinya akan membentuk kerak samudra. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa kerak samudra akan memiliki batuan beku yang
bersifat ultrabasa-basa.

Gambaran Zona Subduksi

Selanjutnya kita akan membahas mengenai Kerak Benua, berbeda dengan kerak samudra yang terbentuk dari zona divergen. Kandungan
batuan dalam Kerak benua dipengaruhi oleh zona konvergen, contohnya : zona subduksi / zona penunjaman. Pada keadaan inilah akan
terjadi proses Diferensiasi magma yang telah penulis jelaskan di awal artikel ini. Pada zona subduksi akan terjadi pertemuan antara kerak
samudra dan kerak benua. Dengan hasil, kerak samudra akan menunjam di bawah kerak samudra. Karena besarnya gesekan antara
keduanya maka terdapat bagian dari kerak samudra atas dan kerak benua bawah yang akan mengalami partial melting (peleburan
bertahap), proses ini akan menghasilkan cairan magma dengan kandungan silika yang lebih tinggi daripada batuan asalnya. Magma yang
terbentuk akan bergerak ke atas, karena massa jenisnya yang lebih rendah. Karena perjalanan ini memerlukan waktu maka akan terjadi
proses diferensiasi magma. Mineral yang bersifat ultrabasa akan terbentuk terlebih dahulu dan seterusnya akan terbentuk mineral asam,
jika memang waktu yang diperlukan magma menerobos itu sangat lama. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses ini akan
menghasilkan kandungan batuan di kerak benua bersifat intermediate hingga asam.

-andreaneka-
Free Twitter Backgrounds

Proses Hujan Buatan


Monday, June 4, 2012

Apakah daerahmu mengalami kekeringan panjang ? Apakah terjadi perbedaan lama musim kemarau dari biasanya ? Itu masalah besar ?
Kalo gak ada hujan, berarti gak ada air, terus gimana nasib tanamannya petani ? Parahkan...

Oleh karena itu, para ahli meneliti. Kenapa sih gak ada hujan di suatu daerah ? Lalu gimana cara mengatasinya ? Ini dia...

Perlu diketahui bahwa jumlah air di Bumi itu akan selalu tetap, sekarang masalahnya distribusi air itu tetap nggak. Bisa aja air itu
mengumpul di suatu tempat, sehingga tempat itu kebanjiran. Tapi di sisi lain ada juga tempat yang nggak kebagian air, sehingga terjadi
kekeringan. Trus... Kenapa gak ada hujan di suatu daerah ? Nah, penyebabnya adalah terjadinya penyimpangan dari siklus Hidrologi.
Udah tahukan apa itu siklus hidrologi ? Ada baiknya kita ulas sedikit dulu ya... Hehe:)

Look at the picture ya. Bahas siklus, lebih enak klo diceritain aja... Jadi mulanya air yang ada di permukaan bumi itu mengalami
penguapan. Penguapan dibagi menjadi dua macam yaitu Evaporasi (Penguapan dari benda mati,contohnya: Laut,sungai,air di atas batu
dsb). Dan Transpirasi (Penguapan dari benda hidup,contohnya: hasil respirasi tumbuhan,air di atas daun,batang dsb). Ada juga nih
campuran kedua2nya yaitu Evapotranspirasi. Nah, setelah penguapan udah pasti si uap bakal naik ke atas kan... Di atas sana akan
terjadi Adveksi (Proses dimana uap air yang sudah ada di atas tadi mengumpul dan bergerak secara horizontal karena adanya pengaruh
angin). Selanjutnya saat uap air telah melewati suhu titik embun maka terjadi proses Kondensasi (Proses perubahan fasa/fisik dari uap
air menjadi air dalam bentuk titik-titik air yang cair). Titik air inilah yang akan membuat Presipitasi (Proses turunnya curahan hasil
kondensasi, dapat berupa hujan air atau es). Saat hujan mengguyur permukaan tanah maka akan ada Run off / Surface flow (Proses
mengalirnya air di atas permukaan tanah, contoh : Sungai). Selain ada air yang mengalir di permukaan, ada juga air yang meresap dari
permukaan ke dalam tanah secara vertikal disebut Infiltrasi. Lalu, akan ada Perkolasi (Proses mengalirnya air tanah dalam secara
horizontal, proses ini terjadi jika air yang mengalami infiltrasi telah meresap hingga lapisan impermeable, sehingga tidak bisa lagi meresap
dan akhirnya akan mengalir secara horizontal di dalam tanah, membentuk aliran air tanah dalam).

Tahukah kamu? Kalau polusi udara itu sebenarnya membantu terjadinya hujan?
Presipitasi atau hujan tidak akan terjadi jika tidak ada "Inti Kondensasi", Inti kondensasi adalah pertikel aerosol di udara yang
mengambang dan berukuran sangat kecil. Inti kondensasi dapat berupa : partikel garam, debu, partikel asap kendaraan, partikel dari abu
pembakaran dll. Inti kondensasi sangat penting, Jika tidak ada inti kondensasi maka tidak akan terjadi hujan karena titik air hasil
kondensasi akan tetap melayang di atas sana, karena beratnya tidak cukup untuk dapat jatuh ke bumi. Inti kondensasi inilah yang akan
menarik titik air tadi, terus bergabung hingga beratnya cukup besar untuk dapat jatuh ke bumi.
Nah, oleh karena itu, para ahli dapat merekayasa hujan dengan jalan menyebarkan partikel garam ke dalam awan yang mungkin
berpotensi hujan. Pemberian partikel garam ini, agar partikel ini dapat menjadi inti kondensasi yang dapat memicu adanya hujan di suatu
daerah, agar tidak kekeringan.

Free Twitter Backgrounds

Teori Pergerakan Lempeng

Wednesday, March 28, 2012

Permukaan bumi tidak rata

Mulanya kita semua beranggapan bahwa muka bumi ini datar. Tapi ternyata seiring berjalannya waktu kita sadar bahwa permukaan bumi
ini lengkung, berbentuk bola. Lalu pertanyaan kembali muncul, Di permukaan bumi sendiri, ada bagian tinggi (gunung, bukit dll), ada pula
bagian rendah (danau, laut dll) ? Kenapa ya ?

Ternyata para ilmuwan punya jawaban yang beragam tentang hal ini, di antaranya :

1. Teori kontraksi (Contraction theory)

Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut
yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan
dataran. Teori kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Mereka berpendapat bahwa bumi mengalami
pengerutan karena terjadi proses pendinginan di bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk
pegunungan dan lembah-lembah.

2. Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory)


Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan
Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi, sehingga akhirnya
terpecah-pecah menjadi benua benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana
terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada
1884.

3. Teori pengapungan benua (Continental drift theory)

Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu
benua maha besar yang disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecahpecah dan terus bergerak melalui dasar laut.
Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator. Teori ini didukung
oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan
dan fosil pada kedua daerah tersebut.

4. Teori konveksi (Convection theory)

Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz,
menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang
berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge
(punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit
bumi yang lebih tua. Bukti kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudera (Mid Oceanic Ridge), seperti Mid Atlantic
Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan bahwa semakin jauh dari
punggung tengah samudera, umur batuan semakin tua. Artinya terdapat gerakan yang berasal dari Mid Oceanic Ridge ke arah berlawanan
yang disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic theory)

liat video ini : http://www.youtube.com/watch?v=ryrXAGY1dmE&feature=endscreen&NR=1

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa planet bumi terdiri atas sejumlah lapisan. Lapisan bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar
dan kaku berada pada suatu lapisan yang plastik atau cair. Hal ini mengakibatkan lapisan permukaaan bumi bagian atas menjadi tidak
stabil dan selalu bergerak sesuai dengan gerakan yang berada di bawahnya. Keadaan inilah yang melatarbelakangi lahirnya teori Lempeng
Tektonik. Lahirnya teori lempeng tektonik (tectonic Plate theory) pada tahun 1968 merupakan kenyataan mutakhir dalam geologi yang
menunjukkan terjadinya evolusi bentuk permukaan bumi. Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso. Berdasarkan teori ini, kulit
bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, Lempeng-lempeng tektonik pembentuk
kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik
kulit bumi. Litosfer sebagai lapisan paling luar dari badan bumi, bagaikan kulit ari pada kulit manusia dan merupakan lapisan kerak bumi
yang tipis. Prinsip teori tektonik lempeng adalah kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku dengan bentuk tidak beraturan.
Dinamakan lempeng karena bagian litosfer mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar), tetapi
berukuran kecil pada arah vertikal (ketebalan). Bandingkan dengan daun meja, daun pintu, atau lantai di kelas kalian! Lempeng ini terdiri
atas lempeng benua (tebal sekitar 40 km) dan lempeng samudera (tebal sekitar 10 km). Kedua lempeng tersebut berada di atas lapisan
astenosfer dengan kecepatan rata-rata 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun. Astenosfer merupakan suatu lapisan yang cair (kental)
dan sangat panas. Panasnya cairan astenosfer senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam bumi untuk menggerakkan lempeng-
lempeng secara tidak beraturan. Kekuatan ini dinamakan tenaga endogen yang telah menghasilkan berbagai bentuk di permukaan bumi. Di
bumi ini litosfer terpecah-pecah menjadi sekitar 12 lempeng. Teori lempeng tektonik banyak didukung oleh fakta ilmiah, terutama dari data
penelitian geologi, geologi kelautan, kemagnetan purba, kegempaan, pendugaan paleontologi, dan pemboran laut dalam. Lahirnya teori
lempeng tektonik sebenarnya merupakan jalinan dari berbagai konsep dan teori lama seperti Teori Apungan Benua, Teori Arus Konveksi,
Teori Pemekaran Lantai samudera, dan Teori Sesar Mendatar, sebagaimana telah dijelaskan pada teori-teori di atas. Berdasarkan kajian
para ahli, lempeng tektonik yang tersebar di permukaan bumi.Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak dan mendesak satu sama lain.
Lempeng tektonik bagian atas disebut lempeng samudera, sedangkan lempeng tektonik pada bagian atas terdapat masa kontinen
disebut lempeng benua.

BUKTI PERGERAKAN LEMPENG :


Keserupaan garis pantai benua-benua yang dipisahkan Samudra Atlantik

Keserupaan garis pantai barat Afrika dan timur Amerika Selatan

Bukti Paleoiklim

Bukti bahwa beberapa bagian lempeng pernah memiliki iklim yang sama
Bukti Paleontologi

Bukti bahwa beberapa bagian lempeng memiliki fauna yang sama

JENIS - JENIS PERTEMUAN LEMPENG

Konvergen : Gerakan antar lempeng di mana keduanya saling bertumbukan, dibedakan menjadi :

Tumbukan antara lempeng India dan Eurasia

Zona Kolisi
Gerakan antara lempeng benua dan lempeng benua yang saling bertumbukan. contohnya : Tumbukan antara lempeng Eurasia dan
lempeng Hindia di India, membentuk Pegunungan Himalaya.

Tumbukan antara lempeng Eurasia dan Pasifik

Zona Susduksi

Gerakan antara lempeng benua dan lempeng samudra yang saling berhubungan. contohnya : Tumbukan antara lempeng Pasifik dan
lempeng Eurasia di Jepang, membuat negara ini penuh dengan aktivitas vulkanik dan aktivitas gempabumi.

Divergen : Gerakan antar lempeng di mana keduanya saling menjauh, dibedakan menjadi :

Gerakan menjauh antara lempeng benua dan lempeng benua, contoh di bagian Timur benua Afrika.

Gerakan menjauh antara lempeng samudra dan lempeng samudra, contoh di tengah Samudra Pasifik yang membentuk
Punggungan Tengah Samudra (Mid Oceanic Ridge).


Free Twitter Backgrounds

Dasar Klasifikasi Kristal, Mineral, Batuan


Saturday, March 10, 2012

Pertanyaan dari Rio Rinaldi,"Gimana kita bisa tau bahwa batuan/mineral/kristal ini termasuk
batuan/mineral/kristal itu, gimana ngebedainnya, cara klasifiaksinya gimana, gimana kita bisa tau semuanya, cara kita agar
mudah taunya gimana?"

Mana kristal, mineral, batuan ???


Bingung (*&^%$%$^&)(*

Untuk menjawab pertanyaan di atas, hal - hal yang perlu kita lakukan adalah :

Kembali ke Pengertian awal. Kenapa? hal ini dikarenakan geologi adalah ilmu, dan ilmu selalu memiliki banyak sekali
teori/ketetapan yang telah disetujui secara universal sebelumnya. Yang perlu kita lakukan sekarang hanya tinggal berusaha
memahami kesepakatan tersebut dan jika memang ditemukan keraguan kita bisa menggali lebih dalam dan mengkoreksinya
dengan penemuan terbaru. Nah, sekarang kita lihat dulu apa pengertian Mineral, Kristal dan Batuan yang telah disepakati
sebelumnya.
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia dan
batas tertentu dan memiliki susunan atom tertentu secara teratur.
Kristal adalah suatu mineral yang memiliki bentuk geometri yang sempurna, dengan dibatasi oleh bidang-bidang yang jelas.
Batuan adalah suatu benda padat yang tersusun secara alami dari kombinasi satu atau beberapa mineral di dalamnya.
Nah, saat kita sudah tahu pengertian awalnya kita jadi bisa membedakan dan mengklasifikannya kan.

Itu baru membedakan tiga hal makro tersebut, gimana dengan klasifikasi mikro di dalam masing-masing jenis, mulai mineral,
kristal, batuan? Karena mineral lebih kecil dari batuan, maka kita harus mampu mengerti dulu bagian mineral, baru kita
beranjak ke bagian batuan. Bukankah di setiap buku Geologi, selalu berisi mineral di depan, baru batuan di belakang? Itulah
sebabnya kita harus mengerti mineral dahulu baru batuan.
Hapalkan dan berikan pengertian karakteristik masing-masing mineral. Mulai warna, kilap, bentuk, cerat, belahan,
pecahan dll.
Ingat dulu klasifikasi itu berdasarkan apa. Kalau kita sudah tahu klasifikasinya berdasar apa, kita tinggal
mengelompokkan hasil hafalan kita yang tadi. Dengan mengklasifikasikan sesuatu, tingkat pemahaman kita akan naik, dari
menghapal, naik setingkat jadi memahami. Trus ngikut saran dari kak Astin,"Dipilih aja pengklasifikasian yang sering dipake
(ngikut buku pegangan aja)." Saya sangat setuju dengan cara ini. Karena tidak semua klasifikasi, digunakan secara merata di
seluruh dunia. Ada klasifikasi yang 'dianggap' induknya, nah yang ini yang harus kita pahami.

Setelah kita sudah lebih mengerti tentang mineral. Sekarang saatnya masuk ke bagian batuan. Yang harus dilakukan
adalah cari tahu dulu struktur dan tekstur batuan dan mineral penyusunnya. Dengan pemahaman sifat fisik mineral
yang baik maka tahap untuk identifikasi mineral dalam batuan tidak akan mengalami banyak kendala. Trus dari pemahaman
yang sebelumnya kita sudah tahu ciri-ciri masing-masing mineral. Pastinya bagian batuan nggak akan pernah bertentangan
dengan sifat mineral penyusunnya. Betul nggak?

Terakhir untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana cara mengklasifikasikan mineral, batuan, kristal ? Sebenernya pertanyaan
ini harusnya dijawab ama profesor-profesor terdahulu yang mengklasifikasikannya ya...^^ Tapi saya berusaha menganilis,
dan menurut saya klasifikasi selalu dibuat berdasar kesamaan sifat.bener nggak? Kalo sesuatu memiliki sifat yang sama,
maka dia akan masuk dalam satu jenis karakteristik. Oleh karenanya, klasifikasi dibuat untuk mempermudah kita mengenali
batuan tertentu.

Nah, mungkin cukup segini tips yang bisa saya berikan, untuk membantu memahami tentang klasifikasi batuan. Semoga
bermanfaat!
Salam hangat
-ek.ka-

Free Twitter Backgrounds

Asal Mula Keanekaragaman Hayati Indonesia


Saturday, December 3, 2011

Indonesia adalah negara yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau di dalamnya. Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan ragam spesies flora dan fauna yang
kaya dibanding berbagai negara lain di dunia. Lalu... Bagaimana keanekaragaman itu bisa terbentuk dan ada di bumi Indonesia ?

Secara kuantitatif berikut adalah data mengenai kekayaan alam milik Indonesia, antara lain :

1. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang amat besar. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia menjadi 1.9 juta mil persegi,dengan jumlah
pulau berjumlah 17.504 pulau, termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni. Dari ribuan pulau
tersebut, Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km),
Pulau Sumatera (473.606 km) dan Pulau Papua (421.981 km).

2. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir
25% panjang pantai di dunia. Oleh karenanya, Indonesia memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia) dan
memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 spesies).

3. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja
terdapat 270 suku. Menggunakan 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa tersebut
4. Indonesia memiliki biodiversiti yang amat beragam. Di wilayah Indonesia, terdapatkeanekaragaman hewan menyusui sebanyak 300 jenis,
burung sebanyak 7.500 jenis. reptil sebanyak 2.000 jenis, amfibi sebanyak 1.000 jenis, ikan sebanyak 8.500 jenis, keong sebanyak 20.000
jenis, serangga sebanyak 250.000 jenis, tumbuhan bijisebanyak 25.000 jenis, paku pakuan sebanyak 1.250 jenis, lumut sebanyak 7.500
jenis, Ganggang sebanyak 7.800 jenis, jamur sebanyak 72.000 jenis, bakteri dan ganggang biru sebanyak 300 jenis. (Sastra pradja,
1989). Bahkan Indonesia memilki variasi anggrek terbesar didunia yaitu sekitar 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek
Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka
dan hanya terdapat di Papua.

Sebuah pertanyaan besar, seharusnya kita tanyakan, Bagaimana ribuan spesies flora dan fauna ini muncul di Indonesia? sebuah teori yang selama ini sudah
kita kenal sebelumnya yakni teori Evolusi siap menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan sebenarnya tahukah anda bahwa teori Evolusi tidak 100% hanya
ditemukan oleh Charles Darwin lewat penelitiannya di Kepulauan Galapagos, Amerika Serikat. Namun, juga merupakan buah pemilkiran seorang ahli botani
bernama Alfred Russel Wallace yang melakukan penelitian di kepulauan negara kita, Indonesia. Bahkan Wallace dan Weber telah mengelompokkan jenis
flora dan fauna di Indonesia menjadi 3 jenis besar yaitu :

1. Tipe Asiatis (Barat)

2. Tipe Peralihan

3. Tipe Australiatis (Timur)

Teori Evolusi, Charles Darwin dalam bukunya On The Origin of Species by Means of Natural selection pada tanggal 24 November 1859 dia menyebutkan
bahwa evolusi berawal dari kemungkinan secara acak mutasi gen dalam suatu populasi yang menyebabkan adanya variasi dan ternyata seiring berjalannya
waktu variasi spesies hasil mutasi gen inlah yang bertahan dari tantangan alam yang kita kenal dengan teori seleksi alam. Persepsi kita selama ini salah
mengenai Teori Evolusi, Darwin. Dalam pemahaman orang awam, Teori Evolusi yang dianut adalah Teori Evolusi, Lanmark yang menyebutkan bahwa spesies
yang dapat beradaptasi dengan lebih baik terhadap lingkungan maka dia akan dapat bertahan dari tantangan alam. Contoh yang sering kita kenal adalah
proses memanjangnya leher jerapah. Mari kita bedakan Teori Evolusi, Darwin dengan Teori Evolusi, Lanmark.

Proses memanjangnya leher jerapah menurut Teori Evolusi, Lanmark.

Pada awalnya spesies jerapah purba merupakan hewan sejenis dengan kuda, yang hanya memiliki leher yang pendek. Lalu spesies ini bertambah jumlahnya
yang sebanding dengan kenaikan jumlah kebutuhan akan makanan. Karena bahan makanan berupa dedaunan terus dikonsumsi, maka dedaunan yang
tingginya masih dalam jangkauan jerapah purba akan habis dan menyisakan dedaunan dengan ketinggian di atas jangkauan jerapah purba. Nah, keadaan
inilah yang memaksa jerapah purba untuk menarik-narik lehernya, menjulur-julurkannya dan lama kelamaan akan sepanjang jerapah seperti sekarang.
Proses memanjangnya leher jerapah menurut Teori Evolusi, Darwin.

Pada awalnya spesies jerapah purba merupakan populasi hewan sejenis dengan kuda, yang hanya memiliki leher yang pendek. Lalu spesies ini
berkembangbiak. Dalam proses berkembangbiak kita mengenal proses yang kita kenal dengan mutasi gen dan kromosom. Hal ini mengakibatkan kelainan
pada individu baru tersebut. Mutasi terjadi secara acak, sehingga terdapat kemungkinan terjadi mutasi yang mengakibatkan leher jerapah purba ini sedikit
memanjang dari yang lain dan menimbulkan variasi dalam populasi. Lalu spesies ini bertambah jumlahnya yang sebanding dengan kenaikan jumlah kebutuhan
akan makanan. Karena bahan makanan berupa dedaunan terus dikonsumsi, maka dedaunan yang tingginya masih dalam jangkauan jerapah purba normal
akan habis dan menyisakan dedaunan dengan ketinggian di atas jangkauan jerapah purba normal, namun masih dapat dijangkau oleh jerapah purba mutasi.
Karena jerapah purba normal tidak mendapatkan makanan. Maka spesies jerapah purba normal (leher pendek) akan punah, dan digantikan oleh variasi
spesies jerapah purba mutasi (leher yang lebih panjang dari sebelumnya). Begitu seterusnya hingga leher jerapah sepanjang sekarang.

Begitulah logika Chales Darwin bekerja untuk menjawab adanya jutaan diversifikasi spesies di muka bumi. Lalu bagaimana dengan Indonesia. Apa sebenarnya
yang terjadi pada ribuan pulau di Indonesia ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu? Perlu anda ketahui bahwa kepulauan Indonesia adalah kepulauan yang
masih muda, muda dalam ilmu Geologi adalah dalam skala ratusan juta tahun lamanya. Gambaran mudahnya, setelah masa dinosaurus punah, kepulauan
Indonesia baru terbentuk. Oleh karenannya tidak heran jika di Indonesia tidak akan pernah ditemukan fosil dinosaurus, karena memang kepulauan Indonesia
belum ada saat dinosaurus berjaya pada masanya.

Dalam Teori Evolusi, seperti halnya Lanmark, Darwin juga menyebutkan bahwa makhluk hidup berevolusi sebagai usaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan. Namun, berbeda dengan gagasan Lanmark, Darwin menyadari adanya variasi dalam suatu populasi. variasi inilah yang diturunkan, bukan sifat
yang baru didapatkan seperti Teori Lanmark. Teori seleksi alam yang dikemukakan oleh Darwin dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Spesies memilki kemampuan menghasilkan keturunan yang banyak.
2. Sumber Daya Alam itu terbatas. sehingga terdapat kompetisi untuk mendapatkannya.
3. Terdapat variasi dalam suatu populasi. dan tidak terdapat individu yang sama persis. variasi umumnya diwariskan ke generasi selanjutnya.
4. Proses ini berlangsung dari generasi ke generasi secara terus menerus.

Perlu diketahui variasi akibat mutasi tersebut terjadi secara acak dan alamlah yang akan menyeleksi. variasi spesies mana yang akan dapat bertahan hidup.
Proses seleksi alam sendiri dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Seleksi Stabilitas (Stabilition selection) : Seleksi yang menguntungkan variasi yang paling umum. Seleksi ini cenderung mengurangi populasi dan
menghambat evolusi.

2. Seleksi Terarah (Direction selection) : Seleksi yang memberikan tekanan pada salah satu variasi spesies yang tidak umum. Sehingga variasi tersebut
akan hilang.

3. Seleksi Memecah Belah (Disruptive selection) : Seleksi yang terjadi ketika keadaan lingkungan bervariasi. Sehingga variasi spesies akan cenderung
mencari tempat mereka yang paling nyaman lalu mereka berkembang sendiri - sendiri tanpa ada yang lebih dominan.
Proses evolusi ditandai dengan adanya spesiasi. Spesiasi adalah pembentukan spesies baru, sedangkanSpesies adalah populasi makhluk hidup yang
melakukan reproduksi sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil. Kunci utama spesiasi sendiri adalah adanya Isolasi atau pembatasan terhadap
sesuatu. Terdapat empat jenis spesiasi tergantung dari sejauh mana populasi itu terisolasi dari lingkungannya, yaitu :

1. Spesiasi Allopatrik

2. Spesiasi Paripatrik

3. Spesiasi Parapatik

4. Spesiasi Simpatik

Lalu Bagaimana ribuan spesies flora dan fauna ini muncul di Indonesia? Jawabannya adalah karena adanya isolasi di pulau - pulau Indonesia dan setiap
pulau tentu memiki ciri khasnya masing - masing. setiap pulau memiliki bahan makanan, predator, keadaan geografi, ketersediaan air yang tentunya akan
berbeda satu dengan yang lain. Oleh karenanya di kepulauan Indonesia terjadi Isolasi Geografi. Dulu saat zaman es terjadi, suhu permukaan bumi turun
sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua
Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih
berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali
Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur
seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu
menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan
air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari
Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
Walaupun flora dan fauna kita masih tergolong mirip dengan benua Asia dan Australia. Namun, karena adanya Isolasi Geografi tadi membuat beberapa
spesies di darah peralihan memiliki beberapa perbedaan dengan keduanya dan memiliki ke khas-an tersendiri dan akhirnya menjadi sebuah spesies baru
yang endemik dan hanya ada di Indonesia. flora dan fauna tersebut melakukan adaptasi, sehingga memunculkan variasi dalam populasi, seleksi alam berkerja
dan akhirnya spesiasi terjadi dan lahirlah spesies baru.

Sekarang dapat kita rasakan manfaat dari proses yang begitu panjang tersebut. Bukan satu tahun, dua tahun, atau puluhan tahun. tapi jutaan tahun lamanya
untuk menghasilkan negari yang kaya seperti Indonesia. Artikel yang saya buat ini, selain bertujuan untuk memberikan informasi. Harapan saya juga dapat
membuat para pembaca sekalian sadar dan tergugah untuk ikut dalam kampanye pelestarian lingkungan. Negara kita kaya, tapi negara kita juga masih belum
terampil untuk memanfaatkan kekayaan tersesbut. Mari kita belajar, lalu bersatu untuk membangun Indonesia. Terimakasih.

Free Twitter Backgrounds

Pola Aliran Angin Global di Bumi

Saturday, February 12, 2011

Seperti yang kita ketahui bersama terdapat dua jenis angin di dunia, yaitu angin global dan angin lokal. Nah, untuk menjawab pertanyaan,"Mengapa di daerah
sub tropis banyak terdapat gurun, padahal rata-rata suhu tahunan tertinggi berada di daerah tropis ?" kita perlu membahas pola aliran Angin Global. Mau
tahu ?
Gambaran Pola Aliran Angin Global adalah sebagai berikut :

Nah, dari gambar tersebut kita ketahui terdapat tiga sel peredaran angin di muka bumi, yaitu sel Hadley (di ekuator), sel Ferrel (di Lintang Sedang), dan sel
Polar (di daerah kutub). Lihat dan amati arah dan pergerakan panah yang menunjukan kemana angin bergerak. Sekarang akan saya jelaskan sedikit
mengenai pergerakan udara dari gambar di atas.

1. Karena adanya Gradien Tekanan maka angin akan selalu bertiup dari tempat yang memiliki tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan
udara rendah. Sehingga menyebabkan angin bertiup dari Lintang sedang ke daerah Ekuator.

2. Adanya Efek Coriolis yang menyebabkan angin di belahan bumi utara akan dibelokkan ke kanan dan angin di belahan bumi selatan akan
dibelokkan ke arah kiri.

3. Nah, karena Ekuator adalah tempat bertemunya antara dua buah angin dari LIntang Utara dan Selatan maka kedua angin tersebut akan saling
bertumbukan dan akhirnya akan bergerak keatas membentuk hujan yang sering dikenal dengan sebutan hujan Zenital.

4. Jika kita amati pula pertemuan antara sel Polar dan sel Ferrel juga menyebabkan angin akan bergerak ke arah atas. Nah, di bagian ini selain kita
kenal akan menyebabkan Jetstream polar selain itu fenomena lain yang dapat terbentuk akibat pertemuan ini adalah terjadinya hujan yang sering
disebut Hujan Frontal.

5. Dari gambar di atas akan saya jelaskan macam-macam angin global yang dapat kita amati, di antaranya :

Angin Pasat : Angin yang bergerak dari daerah LIntang sedang ke daerah Ekuator

Angin Anti Pasat : Angin yang bergerak dari daerah Ekuator ke Lintang Sedang

Angin pasat dan anti pasat dapat kita amati pada sel Hadley

2. Angin Timur : Angin yang bergerak dari Timur Laut ke Barat Daya

3. Angin Barat : Angin yang bergerak dari Barat Laut ke Tenggara

Sekarang mari kita jawab pertanyaan minggu lalu. Mengapa di daerah sub tropis banyak terdapat gurun, padahal rata-rata suhu tahunan tertinggi berada di
daerah tropis ? Hal ini berhubungan dengan ada atau tidaknya hujan, karena tanpa adanya air tentu vegetasi takkan dapat tumbuh dengan baik di suatu
tempat, dan ketersediaan air sangat berhubungan dengan hujan. Seperti pembahasan sebelumnya (di atas), kita ketahui bersama bahwa intensitas hujan
terbesar adalah di daerah Ekuator dan daerah Lintang Tinggi, maka tak heran jika di kedua tempat tersebut banyak terdapat hutan. Di Ekuator bernama Hutan
Hujan Tropis dan di Lintang Tinggi bernama Hutan Tundra. Sedangkan di daerah Lintang Sedang walaupun tidak terlalu panas namun suplai air di daerah ini
sangat sedikit (tidak ada hujan) sehingga di daerah ini banyak ditemukan gurun-gurun besar, diantaranya Gurun Gobi, Gurun Sahara, Gurun di Australia.
Semuanya terletak di Lintang Sedang.
Nah, itulah sebabnya Mengapa di Lintang Sedang banyak terdapat Gurun. Karena emang gak ada hujan sih jadinya gersang dan gak ditumbuhi tumbuhan.
Kalo di Ekuator walaupun panas tapi banyak hujan, jadinya banyak tumbuhan yang saling bergabung membentuk hutan.

Sekian

Free Twitter Backgrounds

Terbentuknya Pulau-Pulau di Indonesia

Wednesday, February 2, 2011

Seperti yang kita ketahui bersama, Negara kita, Indonesia adalah negara kepulauan TERBESAR di dunia. 2/3 wilayahnegara kita adalah
berupa lautan dengan sisanya berupa ribuan pulau yang saling sambung menyambung dari Sabang sampai Merauke. Kurang lebih jumlah
pulau di negara kita sekitar 12.000 pulau. Wow... Banyak banget kan. Nah, sekarang pernahkah pambaca sekalian berpikir bagaimana cara
pulau yang segitu banyaknya itu terbentuk ?

Jarang dan mungkin tidak pernah terlintas dibenak pembaca sekalian bukan. Di lembaran blog yang sederhana ini saya akan berusaha
menjelaskan, mengenai proses terbentuknya pulau-pulau di negara kita tercinta, Indonesia. "Negeri 1000 pulau" atau yang sering kita
sebut pula "Zamrut Khatulistiwa"

Sebelum saya jelaskan, amati dulu gambar di atas. Gambar di atas menampakan peta Indonesia plus sebaran zona pertemuan antar
lempeng. Bagi yang belum tahu apa itu lempeng baca link berikut klik disini, Nah, udah tahu ? Hehehe^^ mari kita lanjutkan pembahasan
kita. Sebelumnya lihat lagi gambar Indonesia (khususnya pulau Jawa) kalau dipotong secara vertikal seperti gambar di bawah ini :
Bagaimana apakah pembaca sudah pernah melihat dan mengetahui bahwa ternyata di bawah tanah yang kita pijak sekarang ini ada
aktivitas Bumi seperti gambar di atas. Sebenarnya Indonesia terletak pada pertemuan 4 lempeng besar dunia(Lempeng Eurasia, Indo-
Australia, Filipina dan Pasifik) Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak setiap saat, walaupun totalnya hanya 5-9 cm per tahun , namun,
karena masa batuan yang bergerak besar, maka energinya besar pula. Hal tersebut berdampak pada banyaknya aktivitas vulkanisme,
tektonisme bahkan gempabumi di wilayah kepulauan Indonesia, seperti yang selama ini kita rasakan sehari-hari. Gunung meletus, gempa
bumi sepertinya sudah biasa bagi kita rakyat Indonesia, Negara paling aktif dari segi pergerakan lempengnya.

Sekarang kita akan masuk pada pembahasan sebenarnya. Bagaimana proses terbentuknya Kepulauan di Indonesia ? Untuk
menjelaskannya akan saya bagi per-pulau besar di Indonesia, diantaranya :

Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai kepulauan di provinsi NTT dan NTB: Pulau-pulau tersebut terbentuk. Karena adanya
aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi, maka hasil yang dapat dirasakan di permukaan Bumi adalah adanya lava. Lama
kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar membentuk sebuah gunung > deretan pegunungan > busur pulau. Proses
seperti ini kita kenal sebagai Island Arc dalam istilah geologi.

Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro
lain di daerah tersebut. Oleh karenanya, pulau Sulawesi bentuknya aneh kayak gitu. Hehehe^^

Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki kesamaan proses terbentuknya, mereka terbentuk dari pecahan super
benua pada awal terbentuknya permukaan bumi, sesuai teori Plate Tectonic yang menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratab di
muka bumi ini adalah satu daratan yang maha luas bernama Pangea lalu terpecah menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan
Laurasia(di Utara). Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut terpecah-pecah kembali menjadi pecahan benua-benua
seperti sekarang ini, Asia, Afrika, Amerika, Australia, dulunya adalah satu pualu besar.

Pulau-pulau kecil, contonhnya Kep. Seribu dll : Proses terbentuknya pulau-pulau ini, sangat sederhana dibanding yang lain.
Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya. Semakin lama semakin besar, dan akhirnya
terbentuklah sebuah pulau baru.

Kurang lebih seperti itulah cara terbentuknya pulau-pulau di Indonesia. Maaf jika di awal, saya sedikit mengulas tentang tektonik lempeng.
Hal ini bertujuan agar pembaca yang sama sekali buta tentang Geologi tetap dapat mencerna penjelasan ini dengan baik. Di akhir, saya
juga ingin mengingatkan kepada pembaca sekalian agar selalu waspada terhadap bencana yang sewaktu-waktu dapat menimpa tanpa aba-
aba sebelumnya.

Sekian.

Tak ada gading yang tak retak

Maaf jika ada salah kata atau informasi

Ingatkanlah jika salah dan mohon saran


Free Twitter Backgrounds

Pengertian Radiasi Bumi

Wednesday, January 5, 2011

Menanggapi pertanyaan dari temanku dengan inisial E.B.O. hahaha^^

Pertanyaan yang aneh dan bagus serta menantang. Uhm, jadi dia bertanya,"Mengapa dataran tinggi lebih dingin daripada dataran
rendah ?"

Hehehe^^ Sepertinya aku tahu apa yang ada di pikiranmu sekarang Bo. Pasti kamu berpikir, bukannya dataran tinggi itu ada di atas, lebih
tinggi dari dataran rendah, sehingga dataran tinggi lebih dekat dengan matahari dan lebih panas daripada dataran rendah. Iya nggak betul
nggak ? hehe nebak-nebak doang sih Bo.. hehe^^

Jika kita lihat dan telaah dengan ilmu meteorologi yang saya baca dikit-dikit sih. Fenomena tersebut dapat terjadi karena adanya Radiasi
Bumi. Jadi, nggak cuma matahari yang punya pancaran radiasi tapi Bumi juga punya. Nah, jadi gini ceritanya. Radiasi matahari yang
selalu dipancarkan matahari ke segala arah pasti mau tidak mau akan ditangkap sama Bumi. Oleh bumi, radiasi matahari ditangkap dan
diserap. Nah, pada saat-saat tertentu radiasi yang diserap ini akan dipancarkan ke atmosfer oleh Bumi, sebagai Radiasi Bumi. Dia nggak
terlalu besar sehingga panas radiasinya nggak bisa nyampek di Dataran Tinggi dan hanya sampai pada ketinggian sekitar dataran rendah.

Itulah, sebabnya mengapa di Dataran Rendah lebih panas daripada di Dataran Tinggi.

Sekian

untuk pertanyaan kedua menunggu dulu ya Bo...

masih dicari jawabannya...

Salam Hangat

Free Twitter Backgrounds

Faktor yang mempengaruhi angin

Thursday, December 30, 2010


Untuk dapat menjawab pertanyaan mengapa layang-layang lebih stabil terbang tinggi daripada terbang rendah ? terlebih dahulu
marilah kita kaji bersama mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju angin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi anginadalah sebagai berikut :

Keadaan topografi

Daratan atau lautan

Adanya pepohonan

Ketiga hal di atas sangat berpengaruh terhadap kerja laju angin. Keadaan topografi sangat berpengaruh, karena jika angin menerpa pada
topografi berupa gunung ia akan cenderung naik, berbeda jika ia menerpa pada topografi berupa dataran, ia akan cenderung lurus-lurus
saja. Kedua, saat angin bergerak di atasdaratan dan lautan juga sangat berbeda. Walau bagaimanapun angin yang bergerak di daratan
akan cenderung mengikuti keadaan permukaan daratan, berbeda jika angin yang berhembus di atas lautan maka ia akan ikut
mempengaruhi bentuk muka air laut, bahkan pergerakan arus di atas laut. Sehingga ia lebih bebas bergerak di atas lautan daripada di
daratan. Ketiga, adanya pepohonan sangat berpengaruh jika pohon tersebut cukup tinggi dan menggangu laju angin.

Nah, dari ketiga pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan mengapa layang-layang lebih stabil jika ia terbang tinggi adalah karena
ketiga faktor di atas akan di anggap 0 (nol) / tidak ada. Iya kan ? hehe^^ sehingga laju angin di atas sana lebih stabil yang membuat
layang-layang terbang stabil pula. Sekian.

Salam Hangat

Free Twitter Backgrounds

Pengertian Geologi

Wednesday, December 8, 2010


Geologi adalah Ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, seperti struktur,sejarah, dan proses perkembangan bumi.

Ilmu penunjang Geologi :

1. Geomorfologi : Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-
bentuk muka bumi tersebut.

2. Geografi : Ilmu yang mempelajari tentang aspek fisik dan sosial muka bumi.

3. Petrologi : Ilmu yang mempelajari kandungan tekstur, struktur dan mineral dalam batuan hingga memperkiraan bagaimana
batuan tersebut dapat terbentuk (genesanya)

4. Kristalografi : Ilmu yang mempelajari kristal-kristal minera; dalam suatu batuan

5. Geologi Struktur : Ilmu yang mempelajari struktur lapisan tanah akibat tenaga endogen

6. Geo-Fsika : Ilmu yang mempelajari geologi secara fisik

7. Kartografi : Ilmu yang mempelajari peta

8. Meteorologi : Ilmu yang mempelajari tentang cuaca pada atmosfer bumi.

9. Pedologi : Ilmu yang mempelajari tentang lapisan permukaan tanah(horizon tanah)

10. Hidrologi : Ilmu yang berhubungan dengan segala hal tentang air di muka bumi.

11. Klimatologi : Ilmu yang berhubungan dengan iklim pada atmosfer bumi.
12. Oseanografi : Ilmu yang mempelajari tentang laut

13. Astronomi : Ilmu yang mempelajari tentang benda-benda luar angkasa.

itu cuma sebagian jika kalian maw belajar Geologi secara utuh...

Free Twitter Backgrounds

Cara Memakai Kompas Geologi

Tuesday, December 7, 2010

Mungkin kompas geologi adalah benda baru bagi para peserta Olimpiade Kebumian... Tapi meskipun baru kita harus tetap memahami
bagaimana cara memakainya. Nah, di sini kalian bisa tahu sekelumit dari cara menggunakan kompas geologi tersebut.

Check This Out !!!

Gambar kompas geologi

untuk bisa memahami cara mengukur suatu kemiringan dengan kompas geologi. Kita perlu mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari
kompas geologi tersebut. Diantaranya :
Bagian-bagian yang perlu diketahui adalah :

Bull's eye level : Kalo di bahasa indonesiakan level mata sapi. Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas
geologi saat melakukan pengukuran strike dan trend.

Clinometer level : Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat melakukan pengukuran dip dan
plunge.

Clinometer scale : skala yang digunakan saat melakukan pengukuran dip dan plunge.

Index pin : penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini dapat diputar-putar sesuai kebutuhan, tetapi biasanya di
arahkan ke arah Utara.

Small sight dan large sight : Fungsinya digunakan untuk melakukan penembakan menggunkan kompas geologi supaya
yang kita bidik tepat lurus dengan kita.

Tips and trik untuk bisa mengukur


memakai Kompas Geologi !!!

1. Mengukur Strike

Tempelkan sisi E (east), geser-geser, bersabarlah hingga gelembung udara dalam Bull's eye level masuk ke dalam lingkaran, jangan
langsung diotak-atik, tapi tunggu dulu hingga jarum kompas stabil (nggak gerak), terakhir amati sudut yang ditunjuk arah Utara. Lalu
tulislah sesuai petunjuk N __ E
2. Mendukur Dip

Tempelkan sisi W (west) badan kompas usahakan membentuk sudut 90 terhadap strike, Clinometer level diputar-putar sampai gelembung
udara berada di antara garis dalam clinometer level/ ditengah-tengahnya, terakhir baca sudut dalam clinometer scale.

3. Mengukur Plunge

Cara mengukurnya seperti mengukur Dip, namun karena kita mengukur struktur garis maka pakai bantuan buku, atau papan jalan untuk
mempermudah, dengan jalan menempelkan sisi buku di struktur garis dan melakukan pengukuran di sisi buku yang lain.

4. Mengukur Trend

Cara mengukurnya seperti mengukur Strike, namun karena kita mengukur struktur garis kan susah tuh, maka pakai bantuan buku, atau
papan jalan untuk mempermudah, dengan jalan menempelkan sisi buku di struktur garis dan melakukan pengukuran di permukaan datar
yang ada di buku atau papan jalan tersebut.

5. Mengukur Pitch

Cara mengukurnya jadi pertama buatlah garis strike di permukaan bidang, lalu langsung ukur derajat antara struktur garis dan strike
menggunakan busur derajat.

6. Digunakan untuk mentukan tempat kita terhadap suatu benda dan arah Utara

Untuk melakukan pengukuran dengan cara ini, kita harus menggunakan small sight, large sight dan cermin agar hasil pengkurannya
maksimal. Skema pengukuran bisa dilihat digambarkan...

7. Digunakan untuk mentukan tempat kita terhadap dua buah benda atau lebih.

Untuk melakukan pengukuran dengan cara ini, kita harus menggunakan small sight, large sight dan cermin agar hasil pengkurannya
maksimal. Skema pengukuran bisa dilihat digambarkan...
salam hangat

Free Twitter Backgrounds

Geologi Struktur

Tuesday, December 7, 2010

Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan
lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault)

Macam lipatan :

a. Lipatan tegak / simetri

a. Lipatan dengan lengan lipatan yang sama panjang

b. Lipatan miring / asimetri

a. Lipatan dengan lengan lipatan tidak sama panjang

c. Lipatan rebah / recumben

a. Lipatan yang mengalami pembalikan lapisan

d. Lipatan menutup

Macam patahan/sesar :

a. Sesar naik

b. Sesar turun

c. Sesar dekstral (kanan)

d. Sesar sinistral (kiri)


e. Sesar sungkup

Macam ketidakselarasan

a. Nonconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Beku dan Batuan Sedimen karena terobosan.

b. Disconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan Batuan Sedimen karena erosi yang tidak mendatar dan
tanpa disertai lapisan yang hilang.

c. Angular unconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan Sedimen karena adanya proses pengangkatan
lapisan, erosi.

d. Paraconformity : Ketidakselarasan antara batuan Sedimen dan Batuan Sedimen karena proses erosi mendatar.
Karena mendatar jadi cukup susah untuk mengidentifikasinya, kita harus membandingkan ada dan tidaknya urutan fosil di lapisan
tersebut dengan lapisan umum lain di daerah tersebut.

Proses terbentuknya Angular unconformity

1. Jadi pertama terjadi pengendapan tanah seperti biasa, menghasilkan lapisan tanah yang mendatar.

2. Lalu lapisan tanah itu termiringkan.

3. Setelah termiringkan lalu lapisan itu tererosi bagian atasnya sehingga menjadi datar.

4. Lalu ada endapan lagi yang datang, akhirnya terjadilah ketidakselarasan antar lapisan.

Macam Lipatan lain yang lebih kompleks.


Cara mengidentifikasi kemiringan bidang

Contoh Struktur Bidang = perlapisan batuan, permukaan lereng dll

Untuk mengidentifikasi strukturbidang kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :

Strike

Sudut yang terbentuk antara perpotongan perlapisan dengan bidang horisontal dan arah utara. Cara penulisannya
dengan simbolisasi sebagai berikut :

N __ E

Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.

Dip

Sudut yang menunjukkan besarnya kemiringan struktur bidang.

Cara mengidentifikasi kemiringan garis

Contoh Struktur Garis = gores garis sesar, kekar dll


Untuk mengidentifikasi struktur garis kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :

Plunge

Sudut yang menunjukkan arah penunjaman struktur garis

Pitch

Sudut yang terbentuk antara struktur garis dan strike

Trend

Sudut yang terbentuk antara hasil proyeksi mendatar dari struktur garis terhadap arah utara. Cara penulisannya dengan
simbolisasi sebagai berikut :

N __ E

Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.

Perbedaan True dip dan Apparent dip

True dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan tegak lurus terhadap strike

Apparent dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan membentuk sudut >90 terhadap
strike.

Free Twitter Backgrounds


Proses Terbentuknya Petir di Udara

Tuesday, December 7, 2010

Mau tahu gimana proses terjadinya petir ?

Sebelum kita memulai pembahasan ini mari kita buka dulu Bab mengnai siklus hidrologi urutannya evapotranspirasi > adveksi > awan >
kondensasi > presipitasi. Nah, saat terbentuknya awan, terdapat partikel-partikel udara yang saling bertabrakan satu dengan yang lain,
sehingga mengakibatkan partikel tersebut bermuatan. Banyak diantaranya bermuatan negatif dan sebagian kecil bermuatan positif. Karena
tabrakan semakin sering maka besarnya muatannya pun semakin besar. Akhirnya, karena awan sudah tak kuat lagi menampung muatan
listrik, maka terjadinlah loncatan elektron di udara berbentuk kilat dan petir yang sering kita lihat.

Perbedaan kilat dan petir :

1. Kilat : Cahaya putih yang diakibatkan loncatan elektron di udara

2. Petir : Suara gemuruh akibat loncatan elektron di udara secara tiba-tiba


Macam-macam loncatan elektron berdasarkan tempatnya :

Intracloud = loncatan elektron di dalam awan itu sendiri

Intercloud = loncatan elektron antara awan satu dengan yang lainnya

Cloud to ground = loncatan elektron antara awan dan daratan, biasanya mencari tempat yang paling tinggi dan runcing di
ujungnya

Cloud to sky (Sprite) =loncatan elektron dari awan ke langit di atasnya.

Nah jadi seperti itulah kurang lebih proses terjadinya petir atau kilat yang sering kita jumpai di waktu hujan deras.

Free Twitter Backgrounds

Gunung di Indonesia rata-rata berbentuk kerucut


Sunday, November 21, 2010

Sebelum menerangkan tentang pertanyaan "Mengapa gunung di Indonesia berbentuk kerucut ?" mari kita kaji dulu

tentang bentuk-bentuk gunung secara umum . Nah,


sebenarnya bentuk-bentuk itu bermacam-macam, yaitu :
Perisai : bentuk gunung berapi yang relatif datar, tidak memiliki tebing yang curam kemiringan hanya berkisar
<25derajat. Gunung jenis ini dapat terjadi karena aktivitas magma berupa magma yang bersifat basa (mafic), viskositas rendah,
kandungan H2O tinggi, letusan bersifat effusif.

Strato : bentuk gunung berapi yang menyerupai kerucut, kemiringan lerengnya sekitar 45derajat. Gunung jenis
ini dapat terbentuk akibat aktivitas magma bersifat intermediate, viskositas cukup tinggi, kandungan H2O tidak terlalu banyak,
letusan bersifat eksplosif lemah.

Maar : bentuk gunung berapi yang memiliki kawah besar di puncaknya akibat letusan hebat pada jaman dahulu
kala. Gunung jenis ini dapat terbentu akibat aktivitas magma bersifat asam(felsic), viskositas sangat tinggi, kandungan H2O sedikit,
letusan bersifat eksplosif kuat. Biasanya gunung jenis ini memiliki danau vulkanik di kawahnya.

Sekarang mari kita jawab pertanyaan minggu lalu,


Mengapa gunung di Indonesia berbentuk strato (kerucut) ?

Kita ketahui bersama bahwa Indonesia terletak pada sabuk pegunungan akibat zona subsduksi antara lempeng Asia dan lempeng Hindia-
Australia. Nah, karena tumbukan tersebut membuat titik-titik panas di dalam bumi pada kedalaman sekitar 200-250 km di bawah
permukaan tanah. Titik panas ini, mengakibatkan batuan yang menunjam akibat subsduksi mengalami melting(meleleh) menjadi magma.
Magma dasar bersifat basa(mafic), mobile, dan memiliki kandungan volatil yang cukup tinggi. Oleh karenanya, berat jenisnya lebih rendah
daripada lapisan Bumi di sekitarnya, akibatnya magma akan naik ke atas. Untuk ke atas ini kan pasti perlu waktu kan. Sambil dia naik ke
permukaan, terjadilah suatu proses yang namanya"Differensiasi Magma" pada proses ini membuat magma bersifat makin lama, makin
asam. Saat keluar di permukaan Bumi umumnya magma di Indonesia akan bersifat intermediate karena letak dapur magma yang tidak
terlalu jauh dari permukaan Bumi. Oleh karenanya, gunung di Indonesia berbentuk strato (kerucut).

TAMBAHAN

Kaldera Maar
Beda Kaldera sama Gunung Api berbentuk Maar

1. Kalo kaldera terbentuk karena runtuhan saat suatu gunung berapi meletus dengan dahsyat. Jadi saat gunung tersebut meletus dengan
tekanan yang super besar, lubang diatrema tidak cukup besar untuk menahan tekanan dari bawah. Akibatnya magma berusaha mencari
celah sendiri dengan mambentuk kekar (retakan) dan sesar (patahan) akhirnya saat semua material sudah keluar dan bagian bawah sudah
kosong maka tubuh gunung itu akan turun dan membentuk bentuka negatif berupa kaldera. Oh iya, satu lagi yang membedakan dengan
gunung api maar adalah adanya bentukan gunung api baru pada sekitar kawah, hasil kekar dan sesar tadi. Maka magma bisa keluar lewat
celah tersebut.^^

2. Kalo gunung api berbentuk maar terbentuk karena letusan yang dahsyat juga, tapi bedanya dia tidak sebesar saat letusan yang
mengakibatkan kaldera. Dia cuma mampu menghilangkan bagian teratas dari gunung itu sendiri, jadilah gunung api berbentuk maar. Nah,
karena pada cekungan maar terdapat endapan abu yang bersifat unpermeable, maka sering kita temukan danau vulkanik di puncak
gunung api Maar.

Kesimpulannya : Maar punya danau vulkanik di puncaknya, kaldera punya bentukan vulkanik muda di kawah bekas letusannya.

Free Twitter Backgrounds

Potensi Bencana Sekitar Gunung Merapi Khususnya SMA Taruna Nusantara

Monday, November 8, 2010

POTENSI ARAH LETUSAN GUNUNG MERAPI


Gunung Merapi sepertinya tak bosan-bosannya untuk mengeluarkan dan menunjukan
keganasannya. Berkali-kali aliran piroclastic flow atau sering kita kenal dengan "Wedhus
Gembel" terjadi. Sudah banyak korban berjatuhan, kesakitan, luka bakar hingga korban jiwa
tak dapat dihindarkan. Ya apa daya... jika Tuhan YME sudah berkehendak, apa lagi yang bisa
kita lakukan. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha untuk semampunya menyelamatkan diri.
Menyelamatkan diri juga tidak baik jika tidak tahu bagaimana sebenarnya potensi bencana
Gunung Merapi itu sendiri. Di sinilah sekelumit informasi tentang potensi bencana sekitar
Gunung Merapi.

Tahukah anda sejarah Gunung Merapi? Gunung merapi yang sekarang kita lihat, tidaklah
terbentuk dalam satu kali proses pembentukan gunung. Gunung Merapi terbentuk dalam
beberapa tahapan yang amat panjang. Sejarah Merapi secara singkat adalah sebagai berikut :

Masa Pra Merapi (+ 400.000 th yll) gunung yang terbentuk pada masa ini
sekarang kita kenal sebagai gunung Bibi, yang berada sekitar 2,5 km sebelah Timur dari
letak Gunung Merapi sekarang. Magma yang dihasilkan masih berupa magma basaltik
yang bersifat basa.

Masa Merapi Tua (60.000 8000 th yll) Gunung yang terbentuk adalah
gunung Turgo dan Gunung Plawangan, lavanya masih bersifat basaltik.

Masa Merapi Pertengahan (8000-2000 th yll) Lava yang dikeluarkan


sudah andesitik yang bersifat intermediate. Hasilnya adalah Bukit Batulawang dan
Gajahmungkur sekarang berada di Utara Merapi dan terdapat letusan eksplosif yang
membentuk kawah Pasarbubar.

Masa Merapi Muda (2000 th yll s/d sekarang) Dalam kawah Pasarbubar
terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini kita lihat dan kita kenal dengan nama
Gunung Anyar(menurut:Berthomier 1990)

Sepanjang sejarah yang tercatat dari catatan manusia mulai sekitar abad ke-16 sampai
sekarang, kita dapat menemukan sebanyak 83 kali letusan Gunung Merapi dengan intensitas
yang cukup beragam. Selang waktu erupsi Gunung Merapi sekitar 2-5 tahun.

Itulah dia sedikit ulasan tentang sejarah Merapi, jika kita lihat memang pantas jika merapi
dijuluki Gunung teraktif di dunia, dan karena paling aktif tentunya sering juga meletus secara
eksplosif dan biasanya mengakhiri masa pertumbuhan merapi menjadi masa pertumbuhan yang
baru. Oleh karenanya, sekarang marilah kita menginjak pada potensi bencana letusan Merapi.
Lihatlah Peta Kemungkinan Arah Erupsi Merapi berikut :

Sudah diamati ? Nah, sekarang ijinkan saya bertanya, Mengapa Letusan Merapi selalu
mengarah ke Selatan dan Barat ? Sekarang mari melihat peta topografinya.

Nah, perhatikan! Di sebalah Utara dan Timur dari Gunung Merapi masih terdapat sisa-sisa
Merapi jaman dahulu. Kita dapat menemukan tebing-tebing terjal yang membatasi guguran
piroklastik merapi hingga tak bisa melewatinya. Oleh karenanya, peta kemungkinan guguran
piroklastik di atas menunjukkan perkiraan bahwa arah guguran Gunung Merapi adalah ke arah
Selatan dan Barat yang terlihat lebih landai. Lalu perhatikan kembali peta kemungkinan
guguran piroklastik tadi. Jika kita telaah dengan baik maka akan kita dapatkan adanya
perpanjangan zona bahaya pada daerah aliran sungai di sekitar Gunung Merapi. Kira-kira
kenapa ya? Hal ini, dapat terjadi karena berat jenis material piroklastik lebih besar daripada
udara. Maka dari itu, material tersebut akan turun ke bawah mencari tempat yang lebih rendah
dengan mengikuti alur dari topografi yang dilaluinya. Ia akan mengalir turun melewati lembah
yang biasanya berasosiasi dengan aliran sungai. Sehingga nggak herankan kalau zona bahaya
guguran piroklastik merapi diperluas di bagian lembah sungai. Sedangkan bagian bukit-bukit di
sebelahnya sebenarnya cukup aman, namun, bahaya karena abu vulkaniknya yang mebuat
bahaya, sebenarnya tidak panas, namun jika kandungan abu vulkanik di udara cukup tinggi,
akan membuat kita sesak napas dan tidak baik untuk kesehatan.

Menginjak ke pembahasan yang sudah saya janjikan untuk teman-teman saya di SMA Taruna
Nusantara. Di sini saya ingin mengabarkan kepada seluruh civitas akademika SMA TN bahwa
InsyaAllah SMA kita berada pada jarak yang aman dari bahaya letusan gunung Merapi.
Pertama, karena SMA TN berada pada jarak 27,46 km dari puncak merapi sedangkan jarak
bahaya hanya 20 km dari puncak Merapi. Lalu, amati peta berikut...

Nah, temen-temen bagian yang merah itu adalah perkiraan arah guguran awan panas terjauh
yang bisa ditempuh. Penentuan tersebut didasarkan pada keadaan topografi wilayah Merapi
dan melihat dari track record jauhnya guguran piroklastik yang pernah terjadi.

Pada dasarnya aliran piroklastik Merapi akan mengalir melewati daerah yang lebih rendah dari
sekitarnya. Jika kita lihat bersama, maka SMA TN dalam zona yang sangat aman, karena untuk
mencapai SMA TN aliran piroklastik tersebut harus melewati bukit Tidar yang notabene lebih
tinggi dari sekitarnya. Selain itu, jika kita lihat dari peta persebaran sungai berikut maka
semakin menambah keyakinan kita bahwa SMA TN dalam keadaan aman. Lihat, tidak ada kan,
aliran sungai dari Merapi yang langsung mengarah ke SMA TN... InsyaAllah SMA TN dalam
keadaan aman. Mungkin, akibat yang ditimbulkan letusan Merapi untuk SMA TN adalah
hanya abu vulkaniknya saja.

Jadi SMA TN dalam kedaan aman. Tidak usah terlalu resah ya teman-teman. Kita berdoa saja
semoga nggak ada apa-apa di SMA kita tercinta. SMA Taruna Nusantara.

SALAM HANGAT

Free Twitter Backgrounds

Perbedaan Petrologi dan Petrografi

Sunday, November 7, 2010

Apa sih beda dari petrologi dan petrografi ?

Uhm.. Apa ya ? Hehe^^

Kedua-duanya sama-sama mempelajari tentang batuan. Sama-sama penting untuk proses pendiskripsian suatu batuan. Dan sama-sama
perlu untuk dikuasai oleh seorang geologis. Perbedaan dari keduanya adalah :
Petrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi batuan secara makro, sehingga ilmu ini mendiskripsi suatu
batuan sesuai dengan apa yang kita lihat dan amati dari suatu batuan dengan mata telanjang (naked eyes) atau dengan bantuan lup(kaca
pembesar) geologi. Kajian Petrologi sangat berhubungan dengan sifat fisik mineral dalam mineralogi, dan membutuhkan pengertian yang
mendalam untuk mengidentifikasi klasifikasi suatu batuan.

Petrografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang komposisi batuan secara mikro, sehingga ilmu ini terasa lebih detail
daripada petrologi. Petrografi akan menjawab berbagai pertanyaan yang muncul saat kita belajar mengenai batuan dengan petrologi.
Petrografi mengidentifikasi suatu batuan dengan bantuan mikroskop polarisator. Kita dapat mengamati komposisi batuan dengan lebih jelas
dan menghilangkan segala keragu-raguan, karena keterbatasan penglihatan saat kita mengidentifikasi batuan dengan petrologi. Belajar
mengenai petrografi memang butuh perhatian ekstra karena jika kita melihat suatu mineral di bawah mikroskop polarisator, saat kita
memutar sedikit saja meja objek maka ciri-ciri suatu mineral akan berubah. Selain itu, tubuh mineral dengan jenis yang sama dengan butir
yang berbeda dalam pengamatan, dapat membuat ciri-ciri mineral tersebut akan berbeda.

Nah, itulah perbedaan dari keduanya. Petrologi sangat cocok untuk identifikasi batuan secara spontan di lapangan. Jika terdapat keragu-
raguan atau kita ingin mendapat data yang lebih akurat maka sayat batuan itu, bawa ke laboratorium, amati dengan mikroskop polarisator
dan gunakan ilmu petrografi. Maka kita akan mendapatkan data yang lebih akurat dan detail, dari suatu tubuh batuan. Selamat Belajar^^

Free Twitter Backgrounds

Proses Pembentukan Hujan

Saturday, November 6, 2010

Mengacu pada pertanyaan mingguan yaitu "Bagaimana proses hujan saat hari cerah ?"
Nah, inilah dia jawabannya...
Yang namanya nak Olimpiade Kebumian, pastinya udah tahu ya siklus Hidrologi seperti di atas, ada baiknya saya mulai penjelasan saya ini
dengan mengulas sedikit tentang gambar di atas. Gambar di atas sebenernya adalah urutan daur Hidrologi. Daur/Siklus Hidrologi adalah
urut-urutan perjalanan air di muka Bumi. Adanya siklus Hidrologi, membuat banyaknya cadangan air di muka bumi ini "Tetap" artinya tidak
bertambah ataupun tidak berkurang.

Jadi mulanya air yang ada di permukaan bumi itu mengalami penguapan. Penguapan dibagi menjadi dua macam
yaitu Evaporasi (Penguapan dari benda mati,contohnya: Laut,sungai,air di atas batu dsb). Dan Transpirasi (Penguapan dari benda
hidup,contohnya: hasil respirasi tumbuhan,air di atas daun,batang dsb). Ada juga nih campuran kedua2nya yaitu Evapotranspirasi. Nah,
setelah penguapan udah pasti si uap bakal naik ke atas kan... Di atas sana akan terjadiAdveksi (Proses dimana uap air yang sudah ada di
atas tadi mengumpul dan bergerak secara horizontal karena adanya pengaruh angin). Selanjutnya saat uap air telah melewati suhu titik
embun maka terjadi proses Kondensasi (Proses perubahan fasa/fisik dari uap air menjadi air dalam bentuk titik-titik air yang cair). Titik
air inilah yang akan membuat Presipitasi (Proses turunnya curahan hasil kondensasi, dapat berupa hujan air atau es). Saat hujan
mengguyur permukaan tanah maka akan ada Run off / Surface flow (Proses mengalirnya air di atas permukaan tanah, contoh : Sungai).
Selain ada air yang mengalir di permukaan, ada juga air yang meresap dari permukaan ke dalam tanah secara vertikal disebutInfiltrasi.
Lalu, akan ada Perkolasi (Proses mengalirnya air tanah dalam secara horizontal, proses ini terjadi jika air yang mengalami infiltrasi telah
meresap hingga lapisan impermeable, sehingga tidak bisa lagi meresap dan akhirnya akan mengalir secara horizontal di dalam tanah,
membentuk aliran air tanah dalam).

Lalu banyak orang bertanya demikian, Mengapa ada daerah yang semula nggak pernah banjir tapi sekarang banjir ? Ada juga daerah yang
dulunya selalu subur eh, sekarang malah jadi kering kerontang ? Bukankah itu berarti airnya berubah jumlahnya ?

Itu adalah anggapan yang salah, Mengapa ? Karena jika kita lihat dari siklus hidrologi seperti di atas maka jumlah air tidak akan
berkurang. Jadi kesimpulannya, bukan airnya yang berkurang jumlahnya tapi karena adanya perubahan dalam siklus hidrologi dalam segi
tempat. Ehm, jadi gini contohnya yang biasanya di Bogor banyak hujan eh, suatu saat karena anomali siklus akhirnya tempat terjadinya
kondensasi berubah tempat, maka Bogor akan kekeringan kan. Nah, jadi seperti itu. Mengerti ?
Sekarang kita kembali ke pembahasan sebelumnya, yaitu tentang proses terjadinya hujan pada siang hari yang terik. Koq bisa ya ? Ya,
bisa-bisa aja kan., bukankah hal ini sudah sering terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Jadi gini, kalo ke bawah bumi kita mengetahui
adanya Gradien Geothermal. Nah, kita juga kudu mengerti apa yang namanya Gradien Suhu pada atmosfer bumi. Gradien Suhu adalah
turunnya temperatur seiring kenaikan ketinggian di atmosfer bumi (hanya berlaku di lapisan troposfer, mesosfer saja). Kalo kita lihat dari
hal ini, maka sebenernya kondensasi sama sekali nggak terpengaruh ama sinar matahari. Sinar matahari hanya mempengaruhi siklus
hidrologi dalam proses transpirasi dan evaporisasi. Setelah itu, saat uap air naik ke atas ia akan mengalamikondensasi, syarat terjadinya
kondensasi adalah saat uap air telah mencapai titik kondensasi dan telah mendapatkan inti kondensasi. Nggak ada hubungannya kan sama
ada atau tidaknya sinar matahari.

Ada atau tidaknya sinar matahari yang kita lihat saat hujan terjadi, sebenernya cuma dipengaruhi banyak atau sedikitnya uap air yang ada
di atmosfer, saat akan terjadi kondensasi. Jika uap air banyak = awan banyak = sinar matahari nggak bisa masuk. Sebaliknya jika uap air
sedikit = awan sedikit = sinar matahari bisa masuk dan terjadilah hujan pada siang hari yang terang.

Karena banyaknya uap air di atmosfer cuma sedikit saat hujan pada siang hari yang terang, maka biasanya intensitas hujan hanya gerimis,
dan hanya sebentar. Betul gak ? sudah mengerti sekarang ?

Semoga semuanya mengerti ya dan semoga posting ini bermanfaat^^

-ek.ka-

Free Twitter Backgrounds

Merapi meletus lagi

Friday, November 5, 2010

Seminggu sudah kita dihebohkan dengan dampak letusan Gunung berapi paling aktif di dunia yaitu Gunung Merapi. Merapi begitu ganas
meletus tahun ini sampai-sampai guguran awan panasnya mencapai >15km, yang sebelumnya belum pernah terjadi. Abu vulkanik, kerikil
dan material vulkanik lainnya udah dikeluarin tanpa henti.
Awas!!! nih dia skenario terburuk dari letusan Merapi yang udah sekitar satu minggu lebih nggak henti-hentinya mengeluarkan material
vulkanik. Ada rumor yang menyebutkan tipe letusan merapi akan begitu dahsyat tahun ini. Benarkah ? Mari kita telaah bersama.

Mengapa merapi bisa berubah dari tipe guguran kubah lava jadi "Ultra-plinian"?
Terdapat berbagai hipotesis yang mendukung pemikiran tersebut :

1. Adanya percampuran magma dari magma chamber (dapur magma) samping, atau lebih kita kenal dengan sebutan magma mixing.
Karena magma yang baru ini mensuplai material yang baru makanya terdapat kemungkinan merapi akan memuntahkannya dengan begitu
dahsyat.

2. Karena adanya pengendapan magma yang cukup lama di dalam bumi dalam waktu yang cukup lama (differensiasi magma). Sehingga
magma yang terbentuk semakin felsik (asam) dan kental sehingga dapat mengakibatkan ledakan yang sangat dahsyat.
3. Karena aliran lava pijar di merapi belum juga keluar. Bisa saja merapi sedang bersiap menunggu waktu yang tepat untuk
mempersiapkan tenaganya, sehingga dapat mengakibatkan ledakan ultra-plinian.

Apa sih sebenernya bahaya dari Gunung Merapi yang sedang


meletus ?

Jadi saat gunung berapi meletus terdapat berbagai bahaya yang mengancam kehidupan mahkluk hidup di sekitar gunung api tersebut,
diantaranya :

gambar material letusan gunung berapi

Lava Flow

Lava flow adalah magma yang sudah keluar ke permukaan bumi dan mengalir di atas permukaan. Suhunya
dapat mencapai lebih dari 1000 derajat celcius. "Puanas bgtz". Namun, sebenarnya lava flow tak begitu membahayakan
karena kecepatan luncurnya yang tidak terlalu cepat. Kurang lebih 10-15 km perjam jika kemiringan lereng yang ia lalui
landai
Gambar piroklastik flow tipe 1 dan 2

Piroclastic Flow

Ini dia yang lebih berbahaya. Piroclastic flow atau sering kita sebut "wedhus gembel". Suhunya bisa
mencapai 500-800 derajat celcius. dan kecepatannya bisa mencapai 200 km/jam. Jatuhnya piroclastic flow dapat
dikarenakan dua hal. Pertamakarena gugurnya kubah lava, itulah Gunung Merapi dalam keadaan biasa. Alirannya cuma ke
satu arah. Kedua, ada juga piroclastic flow dahsyat karena letusan yang bersifat Ultra plinian, jenis yang ini ditandai dengan
adanya pembentukan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi ke atas, trus karena udah habis tenaganya akhrinya
turun ke bawah lagi menjadi piroclastic flow ke segala arah yang sangat berbahaya.

TAMBAHAN

Kandungan Abu vulkanik

Abu vulkanik itu sangatlah berbahaya bagi kesehatan... Kandungan sebenarnya dari abu vulkanik adalah gelasan dalam ukuran mikron,
secara kimia rumusnya SiO2. jadi sebenarnya walalupun kita udah pake masker itu kagak ngaruh karena saking kecilnya partikel tersebut.
Tapi ya apa daya cuma masker yang bisa membantu jadi pake aja.... ^^ ya kalian kan bisa bayangin sendiri gimana kalo ada gelasan di
tenggorokkan kalian, efek dari abu vulkanik adalah sebagai berikut:

Kandungan abu vulkanik seperti abu, pasir, belerang sangat berpengaruh terhadap kesehatan, khususnya
paru-paru

Abu vulkanik merupakan salah satu pencetus terjadinya serangan asma

Orang normal saja jika terpapar cukup kuat sangat terpengaruh pada kesehatannya. Apalagi orang yang
sebelumnya dengan riwayat penyakit pernapasan

Secara umum, efek abu vulkanik pada paru akan menyebabkan iritasi karena bersifat asam

lanjutan dari iritasi saluran napas yang terjadi adalah meningkatnya risiko terjadinya infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) (sumber : http://www.serbaseru.com/2010/11/kandungan-dan-bahaya-abu-vulkanik.html)

Free Twitter Backgrounds


Bowen = Pembentukan mineral

Saturday, October 23, 2010

Anak olimpiade kebumian pasti tahu kan apa yang namanya "Bowen Reaction Series" atau sering kita sebut deret reaksi bowen.
Kenapa ? karena reaksi Bowen-lah dasar dari pembelajaran tentang proses pembentukan mineral, khususnya mineral pada betuan beku.
Sebelumnya, marilah kita mengenal siapa penemu dari deret reaksi itu, terlebih dahulu, Bowen adalah ilmuan yang melakukan riset
mengenai proses terbentuknya mineral di dalam bumi. Riset yang dia lakukan adalah dengan mengambil sampel magma cair, lalu dia
memasukkannya ke dalam sebuah alat (sejenis oven) yang gak jelas. Intinya alat ini akan memberikan tekanan dan suhu yang dianggap
hampir sama dengan keadaan di dalam Bumi. Nah, seiring waktu berlalu alat itu, akan memperkecil besa tekanan dan suhu yang
diberikannya, analoginya seperti magma yang sedang berjalan ke luar permukaan bumi. Ternyata magma itu, mulai membeku dan terus
berubah membentuk suatu urutan mineral, mulai dari olivin, anortite menuju ke Quartz (kuarsa). Kalo mau lebih jelasnya ini dia urutan
sederhananya.

Tambahan untuk deret sebelah kanan urutan mineralnya adalah sebagai berikut : Anortite > Bitownite > Labradorite > Andesin >
Oligoklas > Albite. Kenapa perubahan pada deret yang kanan sering nggak ditulis pada skema2 reaksi bowen pada umumnya? Karena
reaksi di sebelah kanan ini bersifat "Continous Series"yang artinya perubahan mineralnya itu menerus. Alias nggak terputus-putus. Oleh
karenanya, mineral-mineral di sebelah kanan jarang ditemukan di alam. Beda, ama reaksi yang di sebelah kiri, yang
diberinama "Discontinous Series" Karena reaksinya nggak menerus dan terputus-putus, alhasil mineral-mineral di reaksi sebelah kiri lebih
umum dijumpai pada batuan beku.

Sebenarnya apa aja sih yang bisa kita dapetin dari reaksi bowen ini.... Banyaaaaak bgt...

1. Urutan mineral dari yang terbentuk pada temperatur tinggi sampai rendah. Urutannya adalah dari atas ke bawah.

2. Urutan mineral dari yang paling resisten sampai ke mineral yang mudah lapuk. Urutannya adalah dari bawah ke atas.

3. Urutan mineral dari yang kandungan silikatnya paling banyak. Urutannya dari bawah ke atas. Kenapa hal ini dapat terjadi ? Nah,
mari kita lirik dari genesa pembentukan magma. Pada awal pembentukan magma, magma bersifat basa bukan ? Karena mineral yang
bersifat basa akan membeku pada suhu yang tinggi maka mineral-mineral basa akan terlebih dahulu mengalami pembekuan. Makin lama,
makin asam kan. Maka dari itu, mineral yang terbentuk memiliki kandungan SiO2 yang melimpah.

4. Sesuai tabel reaksi bowen di atas kita bisa tahu kandungan makro dan mikro masing-masing batuan beku, diantaranya :

Granite dan Rhyolite

Makro : Quartz, Plagioklas, dan Orthoklas

Mikro : Muskovite, Biotite

2. Diorite dan Andesite

Makro : Amphibole, Plagioklas dan Orthoklas

Mikro : Biotite, Piroxene

2. Gabbro dan Basalt

Makro : Piroxene, Plagioklas dan Orthoklas

Mikro : Olivin, Amphibole

2. Peridotite dan Kimberlite

Makro : Olivin dan Piroxene

Mikro : Ca-Plagioklas (Anortite,Bitownite)

2. Urutan mineral dari yang terbentuk pada kedalaman yang dangkal hingga dalam. Urutannya adalah dari bawah ke atas. Sesuai genesa
terbentuknya magma.

Terus sebenernya ini cuma mau bagi-bagi metode shortcut gimana cara buat deskripsi batuan beku dengan mudah :

Apalin dulu mineral-mineral yang ada di deret bowen ampe di luar kepala.

Terus apalin sifat fisik masing-masing mineral sesuai tempatnya di deret bowen. Bayangkan deret bowen dan gabungkan
dengan hapalan sifat fisik mineral.

Nah, hal2 yang penting untuk mengamati mineral dalam deskripsi batuan beku adalah warna, kilap, bentuk, (ketiga ini
wajib), belahan, pecahan, dan sifat dalam(hanya sunah).
Selamat mencoba...><

Free Twitter Backgrounds

Proses terbentuknya atmosfer bumi

Saturday, October 23, 2010

ehm,.. gimana ya proses terbentuknya komposisi atmosfer bumi kita seperti sekarang ini ? gak mungkin kan langsung jadi secara tiba-tiba
gitu. Itulah soal nomor satu pertanyaan tes Pelatnas tahap 1 IESO 2011 mendatang. Wah, jujur nih pertanyaan bisa dijawab dengan
singkat dan panjang sepanjang mungkin.wkwkwkw dan saya memilih menjawab dengan panjang total 1 halaman folio. hehe^^ eh,
ternyata bapak dosen suka jawaban yang singkat padat jelas. Emang nih, nasib2....-_- nah, aku pengen posting jawabanku nih.
wkwkwkwk

Jadi gini proses terbentuknya atmosfer kita :

Proses terbentuknya atmosfer kita itu, bareng ama proses terbentuknya bumi kita pastinyakan. Nah, dulu
sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu (lama bgt ya) itu tu atmosfer kita mulai terbentuk. Tapi karena bumi kita juga masih muda banget dan
belum terbentuk secara sempurna, makanya atmosfer kita juga masih belum kayak sekarang, masih banyak debu, material, senyawa
berbahaya hasil aktivitas bumi kita yang masih 'bayi'.hehe. Pada waktu itu ada yang nama proses "Out Gassing" proses ini membuat
atmosfer kita banyak punya cadangan gas-gas beracun yaitu gas CH4 dan NH4. Oleh karenanya, pada masa ini belum ditemukan adanya
tanda-tanda kehidupan, ya pastilah keracunan kali ya. wkwkwkw.
Selain mengeluarkan dua jenis gas di atas proses ini juga
mengeluarkan H2O dalam fasa gas dari dalam bumi. Nah, karena adanya H2O pastinya pas dia udah nyampek ke atas atmosfer (bagian
dengan suhu rendah) pastinya dia bakal berubah fasa kan dari gas jadi cair(mengembun). Betul apa nggak nih ? hehe^^ Trus dia turun ke
bumi, eits... Tapi karena permukaan bumi pada waktu itu masih puanas pol-polan. Makanya pas belum nyampek di permukaan aja H2O
cair tadi udah menguap lagi dan naik lagi ke atas. Proses ini membuat permukaan bumi yang panas jadi lama-lama mendingin. Proses itu
tu teruuuuus berlangsung sekitar 1 milyar tahun yang lalu.

Proses itu terus berlangsung, pada waktu itu karena adanya proses perubahan fasa H2O tadi. Makanya pada waktu itu, permukaaan bumi
makin mendingin, bumi jadi agak stabil dan atmosfer jadi agak bersih. Karena jadi agak bersih, makanya cahaya matahari bisa masuk ke
permukaan bumi dan lanjut pada terjadinya proses yang disebut "Disosiasi fotokemis" apa itu gak jelas ya ? Jadi itu sejenis reaksi kimia
gitu deh, ini dia reaksi kimianya :

2H2O + sinar UV > 2H2 + O2

CH4 + 2O2 > CO2 + 2H2O

NH4 + 3O2 > 2N2 + 6H2O

Nah, kalo dilihat dari reaksi di atas makanya kandungan CH4 dan NH4 akan makin mengecil seperti sekarang. Kandungan O2, CO2, dan N2
jadi gedhe dan merupakan kandungan gas terbanyak saat ini. gabungan ketiga gas ini akan membentuk lebih dari 95% kandungan
atmosfer bumi, dengan rincian N2 sebanyak 78%, O2 sebanyak 21% dan CO2 sebanyak 0,5%. Proses yang satu ini lebih lama dikit sih dari
yang tadi yaaa sekitar 2 milyar tahun gitu deh. Hehe^^ Kalo diitung-itung 4,6 milyar dikurangi 1 milyar dikurangi 2 milyar, maka dari itu,
lamanya pembentukan atmosfer kita sendiri sekitar selama 3,6 milyar tahun. Nah, keren bangetkan. Itulah cerita singkat tentang proses
terbentuknya atmosfer sehingga komposisinya jadi kayak sekarang. wkwkwkw^^

Oleh karenanya teman-teman, jangan sampai proses pembentukan atmosfer selama 3,6 milyar tahun itu kita rusak dengan tangan kita
cuma dalam waktu 1 abad. Ayo selamatkan atmosfer kita dari kerusakan.
Free Twitter Backgrounds

Evolusi, Apakah benar adanya ? Mari Telaah bersama

Friday, September 24, 2010

Sebelum saya memulai tulisan saya ini mungkin ada baiknya saya mencantumkan pandangan saya mengenai teori EVOLUSI sejauh saya
tahu.

TEORI EVOLUSI
Jujur saya juga belum begitu paham dengan teori ini, karena masih begitu banyak neragu-raguan yang ada di dalamnya. Dari buku yang
telah saya baca berjudul 'Evolusi' karangan Ernst Mayr. Bahasan evolusi secara singkat adalah sebagai berikut:

dalam pandangan Charles Darwin,evolusi didasarkan kepada 'Evolusi Variasional' yang lebih menekankan pada cara berpikir tentang evolusi
dalam Populasi. Suatu populasi atau spesies berubah melalui pembuatan variasi genetis baru secara teru-menerus dan penyisihan sebagian
besar anggota populasi yang kurang berhasil. Jadi evolusi tidak mengharapkan 'SATU' bentuk yang paling sempurna tapi evolusi hanya
menyaring sifat-sifat yang sesuai dengan keadaan alam pada waktu itu dalam suatu populasi.

Dalam bukunya "The origin of spesies" Darwin membeberkan lima buah Teori Utama Darwin yaitu:

1. Tidak konstannya spesies.(teori evolusi dasar)


2. Penurunan segala organisme dari satu leluhur yang sama.(evolusi bercabang)
3. Evolusi gradual(perubahan secara terus-menerus, tidak saltasi, tidak melompat-lompat)
4. Bertambahnya spesies.(asal usul keragaman)
5. Proses seleksi alam.

Nah, dalam bahasan ini kita akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing gagasan yg diajukan darwin pada waktu
itu.
1. Teori pertama menyebutkan bahwa jenis-jenis spesies di Bumi ini tidaklah konstan dan selalu mengalami perubahan. Hal ini
sebenarnya telah didukung oleh masyarakat ilmu pengetahuan berdasarkan bukti fosil yang belakangan ini ditemukan di berbagai tempat.
Contoh pastinya adalah ditemukannya fosil kuda yang telihat berbeda dan seperti mengalami perubahan/perkembangan dari bentuk yang
sederhana sampai menjadi seperti sekarang.

2. Teori milik Darwin yang kedua adalah teori mengenai kesamaan leluhur seluruh makhluk hidup. Jadi dapat disimpulkan bahwa
leluhur kita adalah sebuah sel yang 'tak sengaja ' muncul di awal Jaman Kambrium(jaman awal kehidupan di Bumi).

3. Mulai teori ketiga inilah para ahli saling bertentangan mengenai kebenarannya. Evolusi gradual menyebutkan bahwa evolusi itu
terjadi secara terus-menerus tanpa ada putus-putusnya. Sebenarnya, dalam penulisan "The Origin of Spesies" Darwin sendiri juga ragu
kenapa hal ini bisa terjadi. Keanehan ini sebenarnya terjadi karena tidak diketemukannya fosil-fosil perantara antara satu spesies ke
spesies lain. Jika Evolusi gradual memang terjadi sudah seharunya akan ditemukan lebih banyak fosil perantara dibanding fosil masing-
masing spesies sendiri. Tapi sampai sekarang fosil perantara belum juga ditemukan. Dalam bukunya Darwin menyebutkan, hal ini dapat
terjadi karena ilmu pengetahuan tentang paleontologi(kehidupan masa lalu masih cetek) sehingga belum bisa menemukan fosil-fosil
perantara tersebut, bahkan ia sampai berharap semoga dikemudian hari fosil perantara itu ditemukan. Tapi hasilnya sampai sekarang
NIHIL. Ironinya, banyak para pendukung Darwin yang membuat kiasan fosil palsu, hanya dari potongan gigi manusia purba/tulang
paha/tulang rusuk dsb.

4. Jadi karena adanya adaptasi yang terlaksana secara terus-menerus maka mendorong 'SPESIASI' yaitu munculnya spesies yang
baru. Teori yang satu ini juga menimbulkan pertanyaan baru dikalangan ahli genetik. Pertanyaannya, apakah hasil adaptasi makhluk hidup
terhadap lingkungan dapat diturunkan begitu saja kepada keturunannya. Jawabannya jelas tidak. Mari lihat sekitar kita, jika seorang kulit
putih berpindah tempat tinggal ke daerah tropis. Lalu kulitnya menghitam karena adaptasi dengan lingkungan dan melahirkan anaknya di
daerah tropis apakah warna kulit keturunannya? Jawabannya adalah ia akan berkulit putih. Mengapa ? Karena dalam pewarisan sifat bukan
Fenotip(sifat yg terlihat) yang akan diwariskan tapi kode-kode Genotip dalam sense yang akan diwariskan.

5. Seleksi alam sebenarnya memiliki arti bahwa keadaaan lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap adaptasi spesies
dalam populasi sehingga mereka dapat berubah dalam hal morfologi tubuh mereka. Kembali lagi, teori ini juga penuh teka-teki. Apakah
kita benar bisa merubah morfologi tubuh kita sendiri ? Lalu apakah jika sudah berubah, perubahan itu nanti akan berlanjut pada keturunan
kita ?

Itulah sedikit dari teori Evolusi yang saya cuplik dari buku karangan Prof. Ernst Mayr. Jujur setelah saya membacanya satukali bukannya
saya semakin mengerti dengan Evolusi tapi malah membuat saya semakin bingung dibuatnya. Mungkin karena buku itu hasil terjemahan
sehingga sulit untuk dipahami atau apa. Tapi saya merekomendasikan buku itu untuk dibaca jika pembaca sekalian mau mengerti Evolusi
langsung dari ahlinya yang telah mengorbankan seluruh hidupnya untuk meneliti tentang Evolusi.

Satu hal yang ingin saya tanyakan kepada para pembaca yang budiman. Apakah anda setuju dengan Teori Evolusi ? Jawabannya ada pada
diri saudara-saudara sendiri. Tapi saya juga kembali ingin bertanya.

Apakah anda Beriman kepada Allah SWT ?


Pertanyaan yang kedua ini benar-benar hanya anda dan Tuhan YME yang akan tahu. Saya hanya ingin sedikit mengingatkan kembali pada
anda, jika memang anda beriman, kenapa tidak kita percaya isi KITAB suci kita sendiri. Itulah pegangan hidup kita hingga akhir jaman.
Jika kita lihat, mungkin sekarang teori yg paling bertentangan dgn agama adalah Evolusi. Tapi tidakkah anda lihat sudah banyak teori2 dlm
ilmu pengetahuan yg selaras dengan isi dari KITAB suci kita (khususnya Al Qur'an),mungkin karya2 Bapak Harun Yahya telah banyak
membahasnya dan lebih lengkap. Satu hal lagi saudara-saudaraku, sekarangKENAPA JIKA KITA SUDAH BERIMAN, SEHARUSNYA KITA
BERUSAHA UNTUK MEMBUKTIKAN SEGALA AJARAN AGAMA KITA? TEORI EVOLUSI BELUM TENTU BENAR... MASIH ADA KEMUNGKINAN
UNTUK SALAH. Maka dari itu mari terus belajar. Allah Maha Tahu tidak mungkin Allah salah. Apakah anda ingin"MENYALAHKAN" wahyu
Ilahi Yang Maha Segalanya.

MARI TERUS BELAJAR... BELAJAR... DAN BELAJAR, SEHINGGA SELURUH ISI KITAB ALLAH ITU DAPAT MENJADI TUNTUNAN HIDUP KITA.
TERMASUK DALAM ILMU PENGETAHUAN. ALLAH AKAN MENINGGIKAN DERAJAT ORANG YG BERILMU BUKAN?

saya sadar saya masih berstatus sebagai siswa sebuah SMA di Magelang. Saya masih cabai rawit. Oleh karenanya. Jika memang posting
saya ini tidak berkenan saya mohon maaf. jika ada yg lebih tahu tentang ganjalan2 yg saya sampaikan di atas dan jika ada kesempatan
mampirlah ke blog saya untuk berdiskusi dan lain sebagainya. terimakasih.

Free Twitter Backgrounds

Mineral oh mineral

Saturday, August 14, 2010

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia dan batas
tertentu dan memiliki susunan atom tertentu secara teratur.

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, bentuk individu, bentuk agregat, antara lain
mempelajari cara terjadinya, sifat fisiknya, sifat kimianya dan kegunaannya.

Sifat Fisik Mineral

1. Colour (warna)

2. Crystal habit (perawakan kristal)

3. Luster (kilap)

4. Harnesss (kekerasan)
5. Streak (gores)

6. Cleavage (belahan)

7. Fracture (pecahan)

8. Tenacity (daya tahan pukulan)

9. Specivic gravity (berat jenis)

10. Taste and flavour (rasa dan bau)

Berikut ini penjelasan dari masing-masing sifat fisik mineral tersebut :

Colour (warna)

a. Idiochromatic adalah warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen utama pada mineral itu sendiri.
b. Allochromatic adalah warna mineral yang tidak tetap tergantung apa warna pengotornya.
c. Chronophores adalah kelompok mineral tertentu yang memberikan warna tertentu pada mineral.

Crystal Habit (perawakan mineral)

menurut Richard M. Pearl


a. Elongated habit

Gambar mineral Tourmaline dan Pyrolusite

Columnar (meniang) : Tourmaline, pyrolusite.


gambar Mineral Asbestos dan Silimanite

Fibrous (berserat) : Asbestos, gypsum, silimanite, tremolite, pyrophilite.

Gambar mineral Natrolite

Acicular (menjarum) : Natrolite.

Gambar mineral Rutile dan cerrusite

Reticulate (menjari) : Rutile, cerrusite.

Gambar mineral Silver


Filiform (membenang) : Silver

Gambar mineral Cuprite

Capillery (merambut) : Cuprite, bysolite.

Gambar mineral Zircon

Stout (mondok) : Zircon

Gambar mineral Phyrophylite

Stellated (membintang) : Pirofilite


Gambar mineral Marcasite

Radiated (menjari) : Marcasite.

b. Flatted habit

Gambar mineral Kyanite dan Glaukophane

Bladed (membilah) : Kyanite, glaukophane, kalaverit

Gambar mineral Hematite dan Barite

Tabular (memapan) : Barite, hematite


Gambar mineral Microcline

Blocky (membata) : Microcline.

Gambar mineral Mica

Foliated (mendaun) : Mica, talc, chlorite

Gambar mineral Millerite dan Gypsum

Divergent (memencar) : Gypsum, millerite

Plumose (membulu) : Mica.

c. Rounded habit
Gambar mineral Malachite dan Hemimophite

Mamilary (mendada) : Malachite, opal, hemimorphite.

Gambar mineral Goethile

Colloform (membulat) : Glauconite, cobalt, bismuth, goethile.


Gambar mineral Pyromorphite

Colloform radial (menjari membulat) : Pyromorphite.

Gambar mineral Sodalite dan Alunite

Granular (membutir) : Olivine, anhydrite, chromite, sodalite, cinabar, alunite, rhodonite.

Gambar mineral pisolitic dan gibbsite

Pisolitic (memisolit) : Opal, gibbsite, pisolitic, limestone.

Stalactite (stalaktit) : Geothite.

Luster (kilap)

berdasarkan Indeks Bias (n)


Gambar mineral Galena, Sulphide, dan Pyrite

Metallic luster : Galena, pyrite, sulphide.

Gambar mineral Alabandite dan Cinnabar

Sub-metallis luster : Cuprite, cinnabar, hematit, alabandite.

Non-metalic luster dibagi menjadi :


Gambar mineral Quartz

a. Vitreous luster (kilap kaca) : Quartz, carbonates (kalsit, aragonit, dolomit), spinel, garnet, leucite, fluorite,corundum, halite(segar).

Gambar mineral Cassiterite

b. Adamantine luster (kilap intan) : Diamond, cassiterit, sulphur, sphalerite, zircon, rutile.

Gambar mineral Nepheline

c.Greasy luster (kilap lemak) : Nepheline, halite(sudah terkontaminasi)


d. Waxy luster (kilap lilin) : Serpentinit, cerargyrite.
e. Silky luster (kilap sutera) : Asbestos, selenit, serpentinit, hematit.
f. Peartly luster (kilap mutiara) : Talc, gypsum, mica.
g. Earthly luster (kilap tanah) : Kaoline, Montmorilonite, pyrolusit, chalk.

Cleavage (belahan)

Pembagian berdasarkan kualitas pembelahannya :

a. Perfect (sempurna) : Clcite, muscovite, galena, halite


b. Good (baik) : Felspart, augite, rhodonite, diopsite
c. Distinct (jelas) : Scapolite, anglesite, staurolite.
d. Indinct (tidak jelas) : Beryl, platinum, gold, magnetit, corundum.
e. Imperfect (tidak sempurna) : Apatite, cassiterite, sulphur.

Pembagian berdasarkan arah belahannya :


a. Searah : Belahan yang memiliki satu arah belahan, contohnya : mineral mica (muskovite, biotite, phlogopite)
b. Dua arah : Belahan yang memiliki dua arah belahan, contohnya : Amphibole (hornblende), felspart, gypsum
c. Tiga arah : Belahan yang memiliki tiga arah belahan, contohnya : Halite, Calcite, Galena
d. Empat arah : Belahan yang memiliki empat arah belahan, contohnya : Dolomite
e. Lima arah : Belahan yang memiliki lima arah belahan, contohnya : Fluorite, Quartz
f. Enam arah : Belahan yang memiliki enam arah belahan, contohnya : Sphalerite

Fracture (pecahan)

Obsidian

a. Choncoidal : Quartz, obsidian, cerrusite, rutile, zincite

Mineral Copper

b. Hackly : Copper, gold, silver, platinum


Mineral Talc

c. Even : Muscovite, biotite, talc, lempung

Mineral Rutile

d. Uneven : Calcite, marcasite, rutile, rhodonite, pyrolusite, orthoclase

Mineral Anhydrite

e. Splintery : Fluorite, anhydrite, serpentinite.


Mineral Kaolin

f. Earthly : Kaoline, muscovite, biotit, talc

Tenacity (daya tahan terhadap pukulan)

a. Brittle : Calcite, quartz, marcasite, hematite.


b. Sectile : Gypsum, cerargyrite.
c. Malleable : Gold, silver, copper.
d. Ductile : Silver, olivin, cerargyrite.
e. Flexible : Talc, gypsum, mica.
e. Elastic : Muscovite.

Specivic grafity ( berat jenis)

Taste and odor (rasa dan bau)

Sifat fisik mineral di atas biasa digunakan oleh para geologis untuk menentukan berbagai jenis mineral yang ada di
muka bumi. Saat kita menemukan suatu mineral atau batuan di lapangan maka pertama kali yang akan kita pergunakan
adalah sifat fisik mineral di atas, baru jika kurang yakin para geologis akan membawanya ke Laboratorium untuk
diteliti lebih lanjut, mengenai sifat Kimianya melalui penelitian lebih lanjut.

Free Twitter Backgrounds

Batuan Sedimen

Saturday, August 14, 2010

Kamu merasa susah saat mendiskripsi batuan sedimen ? Nah, di sini kalian bakal belajar mendiskripsi batuan beku sehingga jadi lebih mudah.^^
Gambaran Batuan Sedimen

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan. Batir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan,
baik oleh angin maupun air. Proses pembentukan batuan sedimen disebut diagenesis batuan sedimen yang menyatakan perubahan bentuk dari bahan deposit menjadi batuan
endapan.

Ada beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku yang
terlitifikasi (terendapkan), contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok. Sedimen
organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral

A. Tekstur Batuan Sedimen


Ukuran Butir (Skala Wenwonth)

Skala Wentworth
Pemilahan Keseragaman Ukuran Butir

Skala Pemilahan Ukuran Butir

Untuk menentukan tingkat keseragaman butir langsung aja bandingkan dengan gambar di atas. Oke^^

Kebundaran

Tingkat Kebundaran Batuan Sedimen

Well rounded

Rounded

Subrounded

Subanguler

Angular

Porositas
Perbandingan permukaan pori dengan batuan

Rumus porositas : Permukaan pori / Volume x 100 %

Permeabilitas

Kecepatan air merembes dalam batuan

Fair : 1 - 10 md

Good : 10 - 100 md

Very good : 100 - 1000 md

Semen

Materi pengisi rongga kosong antar butir, biasanya langsung ditulis material penyusun semen tersebut. Karena butiran mineral semen gak
bisa diamati. Berikut ini ada short-cutnya^^. Semen yang umum ditemukan dan ciri-cirinya :

1. Mineral Karbonat : Berwarna cerah dan membuih saat ditetesi HCl

2. Mineral Silika : Berwarna cerah tapi tidak membuih saat ditetesi HCl

3. Mineral Lempung : Berwarna kecoklatan, dan tidak membuih saat ditetesi HCl

Matrik

Semacam butiran klastik yang kecil, sangat halus dan berperan sebagai massa dasar. Karena masih bisa diamati dengan mata telanjang
(naked eyes). Maka amati saja ya. Biasanya merupakan pecahan dari fragmen.

Kemas

Kemas mencerminkan hubungan antar butir pada sedimen(kontak antar butiran). Sebenarnya Kemas biasanya cuma ditulis kemas terbuka atau tertutup. Tapi supaya lebih
lengkap perlu dicantumkan, klasifikasi seperti gambar di bawah ini.
Kemas Batuan Sedimen

B. Struktur Batuan Sedimen

Cross Cutting dan Bedding


Flute Cast

Mud Crack

Convolute dan dike

Konkresi dan Nodule

Nah, gimana ? Udah ngerti ?

Semoga bermanfa
Free Twitter Backgrounds

Batuan Metamorf

Saturday, August 14, 2010

A. Tekstur Batuan Metamorf

1. Besar Butir
Ukur saja seperti biasa menggunakan penggaris dengan teliti.

2. Bentuk Individu Kristal

Idioblastik : Mineral berbentuk euhedral

Hypioblastik : Mineral berbentuk subhedal

Allowdioblastik : Mineral berbentuk anhedral

2. Pembagian Tekstur Metamorf


Tekstur Kristaloblastik

Lepidoblastik : Tekstur batuan didomonasi mineral pipih yang berorientasi sejajar.

Granuloblastik : Tekstur batuan metamorf yang terdiri dari butiran seragam

Nematoblastik : Tekstur batuan terdiri dari bentuk prismatik menjarum dan sejajar.

Porfiroblastik : Tekstur batuan metamorf yg memiliki kristal besar tertanam dalam massa dasar batuan.

Idioblastik : Tekstur batuan dengan mineral penyusun euhedral

Xenoblastik : Tekstur batuan dengan mineral penyusun anhedral

Tekstur Khas Metamorf

Marble

B. Struktur Batuan Metamorf

1. Struktur Foliasi
Slatycleavage : sabak
Terjadi jika tipe metamorfismenya burial atau dinamo yaitu perubahan batuan karena dipengaruhi tekanan yang sangat tinggi, dan
temperatur yang rendah.

Filitik : filit
Terjadi jika tipe metamorfismenya burial atau dinamo yaitu perubahan batuan karena dipengaruhi tekanan yang sangat tinggi, dan
temperatur yang rendah.

Skistosa : sekis
Terjadi jika tipe metamorfismenya burial atau dinamo yaitu perubahan batuan karena dipengaruhi tekanan yang sangat tinggi, dan
temperatur yang rendah.

Gneissa : gneiss
Terjadi jika tipe metamorfismenya regional yaitu perubahan batuan karena dipengaruhi tekanan yang sangat tinggi, dan temperatur yang
rendah.

2. Struktur Non-Foliasi
Hornfelsik
Terjadi jika tipe metamorfismenya kontak yaitu perubahan batuan karena dipengaruhi tekanan yang rendah, dan temperatur yang sangat
tinggi. Batuan ini terjadi pada daerah terubah di dekat intrusi magma yang panas.

Milonitik

Kataklastik

Flaser
Augen

Free Twitter Backgrounds

Batuan Beku

Saturday, August 14, 2010

"Dengan mempelajari jenis-jenis batuan dalam petrologi maka kita akan dapat mengenali suatu batuan dengan melihat ciri dari tekstur, struktur dan
mineralnya. Oleh karena itu, mari belajar, Petrologi"

Petrologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal tentang batuan beku, sedimen, dan metamorf.

Batuan adalah suatu benda padat yang disusun oleh berbagai mineral di dalamnya.

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan
kompak, tidak ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil.

Gambaran batuan beku

Batuan beku
Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi :

1. Batuan Beku Dalam ; adalah batuan beku yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, pada kedalaman 15 50 km. Karena
tempat pembekuannya dekat dengan astenofer, pendinginan magmanya sangat lambat serta, contoh : Granit, Rhyolite.

2. Batuan Beku Gang, terbentuk di bagian celah/gang dari kerak bumi, sebelum sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan
magma ini agak cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai cristal yang kurang sempurna. contoh : Andesit, Diorite.

3. Batuan Beku Luar, hdala batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Magma yang keluar dari bumi mengalami proses
pendinginan dan pembekuan Sangat cepat sehingga tidak menghasilkan cristal batuan. Contohnya riolit dan basalt. contoh : Basalt, Gabro

Klasifikasi Batuan Beku

Klasfikasi batuan Beku berdasar keasaman dan besarnya mineral di dalamnya

keterangan :

Klasifikasi batuan beku berdasarkan tingkat besarnya ukuran mineral dalam batuan sehingga mudah diamati atau tidak.

Afanitik : Batuan beku tipe ini biasanya terbentuk di luar, sehingga mengalami pembekuan yang cepat sehingga batas mineral dalam
batuannya tidak terlihat dengan jelas.

Faberik : Batuan beku tipe ini biasanya terbentuk di dalam, sehingga mengalami pembekuan yang lama sehingga batas mineral dalam
batuannya dapat terlihat dengan jelas.
Klasifikasi batuan Beku berdasar Kandungan Mineral

A. Tekstur Batuan Beku

1. Granularitas
- Fanerik

Halus : diameter kristal 1mm


Sedang : diameter kristal 1 - 5 mm
Kasar : diameter kristal 5 - 30 mm
Sangat kasar : diameter kristal >30 mm

- Afanitik

Mikrokristalin : Apabila kristal individu dapat dikenali dengan mikrokop


Kriptokristalin : Apabila kristal individu tidak dapat dikenali dengan mikroskop

2. Kemas
+ Bentuk Butir

Euhedral : Bentuk kristal dari butir kristal yang memiliki bidang kristalsempurna
Subhedral : Bentuk kristal dari butir kristal yang memiliki bidang kristalsebagian sempurna
Anhedral : Bentuk kristal dari butir kristal yang memiliki bidang kristal tidak sempurna

+ Relasi (Hubungan antar kristal)

Granuler (Apabila mineral penyusun relatif seragam)


Panidiomorfik : Sebagian besar mineral berukuran seragam dan euhedral

Hipiodiomorfik : Sebagian besar mineral berukuran seragam dan subhedral

Allotromorfik : Sebagian besar mineral berukuran seragam dan anhedral

Innegranuler (Apabila mineral penyusun memiliki ukuran yang berbeda)

Fanerofilitik : Bila mineral besar di kelilingi mineral kecil

Porfiroafanitik : Bila mineral kecil di kelilingi mineral besar

Gelasan : Tekstur semua oleh mineral gelasan

Fragmental : Tekstur semua oleh fragmen hasil erupsi

B. Struktur Batuan Beku


1. Masif : Jika tidak menampakkan struktur apapun sebut saja masif

2. Pillow lava : Berbentuk seperti bantalan-bantalan lava yang membeku

3. Columnar : Berbentuk seperti tiang-tiang yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

4. Vesikuler : Adanya bekas lubang-lubang gas yang keluar akibat magma yang membeku. Struktur ini dibagi menjadi :

Scoria : Jika lubang gas yang terbentuk tidak beraturan, dan batuan yang membentuknya umumnya bersifat
basa.

Pumice : Jika lubang gas yang terbentuk tidak beraturan, dan batuan yang membentuknya umumnya berasal
dari gelasan.

Amigdaloidal : Jika lubang gas yang terbentuk tidak beraturan dan terisi oleh mineral lain.

2. Xenolith : Jika kita menemukan batuan asing dalam batuan induk.

Free Twitter Backgrounds

Mengenal Lebih Jauh Skala Mohs

Saturday, June 5, 2010

Pada tahukan semuanya yang namanya Skala Mohs. Bagi anak olimpiade Kebumian pasti udah nggak asing lagi ama yang skala yang
satu ini. Habis udah 2 tahun berturut-turut soal essay OSP terus - terusan nanyain, apa itu Skala Mohs ? Bosen juga kan.... hehehe

Nah, bagi yang belum tahu dan pengen tahu apa itu skala Mohs, di sini nih tempatnya. Nggak lengkap-lengkap amat sih tapi insyaallah
udah cukup mengobati rasa penasaran kalian tentang Skala Mohs. Amien... Nah, ini dia :
Skala Mohs adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekerasan suatu mineral dengan jalan membandingkannya dengan mineral
lain. Skala Mohs ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Jerman, Friedrich Mohs pada tahun 1812. Pada waktu itu, sang geologis membagi
kekerasan suatu mineral menjadi 10 tingkatan, dengan jalan mencari bahan terkeras yang dapat digores oleh bahan yang diukur, dan/atau
bahan terlunak yang dapat menggores bahan yang diukur. Maka terciptalah skala Mohs yang kita nikmati sekarang.

Urutan Skala Mohs adalah sebagai berikut :

1. Talc (Mg3Si4O10(OH)2)

merupakan sustansi berbentuk bedak.Talc memiliki bentuk kristal monoklin. Memiliki belahan sempurna dan non - elastis tetapi fleksibel.
Talc sangatlah lembut dan nersifat sectile (dapat dipotong dengan pisau). Talc dapat tergores oleh kuku dan memiliki berat jenis 2,5 - 2,8.
Talc tidak larut dalam air tapi agak kenyal jika dimasukan larutan asam.warnanya berkisar dari putih ke abu-abuan atau kehijau-hijauan.
Talc memiliki goresan (streak) berwarna putih. Mineral ini banyak ditemukan pada batuan Soapstone pada batuan Metamorf.

TAMBAHAN

Bersifat silikat

Kilap Mutiara (pearly luster)

Cerat berwarna putih

Pecahan tidak rata (uneven)

Belahan sempurna (perfect)

2. Gypsum (CaSO42H2O)

Mineral ini memiliki sistem kristal monoklin dengan belahan sempurna dan 2 arah. Jika gypsum tidak dikotori oleh chronophores (mineral
pengotor) maka warnanya adalah putih. Bentuk mineral gypsum umumnya prismatik. gypsum itu concoidal maka saat pecah akan
berbentuk seperti gelas yang pecah. berat jenis gypsum antara 2,31 - 2,33, gypsum memiliki gores berwarna putih dan kilaunya adalah
vitreous untuk sutera, mutiara dan lilin.
TAMBAHAN

Bersifat sulfat

Kilap Kaca (vitreous luster)

Cerat berwarna putih


Pecahan (splintery)

Belahan sempurna (perfect)

3. Calcite (CaCO3)

Calcite adalah mineral karbonat paling stabil. Sistem kristalnya trigonal. Calcite memiliki belahan sempurna dan 3 arah belah. Kilaunya
vitreous untuk mutiara dan sutera, warna goresnya putih. Jika ia dimasukkan dalam larutan asam maka ia akan larut.

TAMBAHAN

Bersifat karbonat

Kilap Kaca (vitreous luster)

Cerat berwarna putih

Pecahan (concoidal)

Belahan sempurna (perfect)

4. Fluorite (CaF2)

Mineral ini termasuk mineral Halida dengan ditandai unsur F dalam unsur kimianya. sistem kristalnya adalah isometric. Sebenarnya mineral
ini tidak berwarna(colourless) namun selalu terlihat berwarna akibat pengotor yang mengenainya. Kilapnya vitreous luster(kilap kaca),
pecahannya conchoidal, ceratnya putih dan belahannya sempurna
5. Apatite (Ca5(PO4)3(OH-,Cl-,F-))

Mineral ini termasuk dalam kelompok mineral fosfat. Apatite biasa berbentuk tabular, prismatik. Apatite memiliki sistem kristal hexagonal.
Belahannya tidak jelas, dan jika pecah akan membentuk concoidal. Warna apatite transparan tergantung pengotor, warna goresnya putih.
Berat jenisnya 3,16-3,22

6. Felspar (KAlSi3O8)

Felspar merupakan mineral paling melimpah di bumi. Felspar memiliki warna asli merah muda, putih, abu, coklat. Ia memiliki sistem kristal
trinklin atau monoklin. Kilapnya kaca.
TAMBAHAN

Bersifat silikat

Kilap Kaca (vitreous luster)

Pecahan tidak rata (uneven)

Belahan tidak sempurna (district)

7. Quartz (SiO2)

Quartz merupakan mineral terbanyak kedua setelah felspar yang ada di bumi kita ini. Quartz memiliki belahan tidak jelas dengan sistem
kristal Hexagonal. Jika pecah ia membentuk pecahan concoidal. Warna gores nya putih dan kilau quartz adalah vitreous lilin yang
membosankan jika sudah besar. Berat jenis quartz 2,65; 2,59-2,63
8. Topaz (Al2SiO4(OH-,F-)2)

Topaz termasuk dalam golongan mineral silika. Topaz memiliki sistem kristal Orthorombik. Belahan sempurna dan memiliki pecahan
concoidal. Jika kita gores Topaz maka akan nampak warna putih. Topaz memiliki berat jenis 3,49-3,57.

9. Corundum (Al2O3)

Corundum masuk pada kelompok mineral Oksida. Sistem kristal Corundum ialah trigonal. Pecahan Corundum concoidal, goresnya putih,
berat jenis 3,95-4,10

10. Diamond (C)

Mineral ini adalah Native mineral. Sistem krital diamond adalah isometrik.Jika kita menggores diamond maka ia tetap tanpa warna. Berat
jenisnya adalah. 3,52 0,01. Diamond merupakan mineral terkuat, terkompak yang pernah ditemukan. Maka mineral ini sering
dimanfaatkan sebagai mata bor yang tentunya sangat mahal. Diamond juga sering dimanfaatkan sebagai perhiasan karena keindahannya
yang mempesona. Itulah kesepuluh mineral dalam skala mohs.

Semoga bermanfaat.

-ek.ka-

Free Twitter Backgrounds


Sampel berbagai jenis batuan
Thursday, May 20, 2010

Nah, bagi kalian yang ingin mengetahui beberapa sampel batuan, baik batuan beku, batuan sedimen, metamorf di sini ini
tempatnya. Ada deskripsi singkat masing-masing batuan low... ayo liat2...

Granit

Batuan beku plutonik, bersifat asam, dengan komposis mineral kuarsa, K-felspart dll lihat artikel ini

Basalt

Batuan beku vulkanik, bersifat basa, dengan komposisi mineral umumnya adalah hornblende, piroksen dll lihat artikel ini

Andesit

Batuan beku, intermediate, komposisi mineral yang dikandungnya umumnya hornblende, muskovite, K-felspart lihat artikel ini

Rhyolite
Batuan beku vulkanik, bersifat asam lihat artikel ini
Obsidian

Batuan beku vulkanik yang terdiri dari masa gelasan (glassy) lihat artikel ini

Konglomerat

Batuan sedimen yang terdiri dari butiran-butiran bulat (2-4cm), yang berkumpul menjadi satu akibat tekanan dan pengendapan material
sedimen.

Breksi

Batuan sedimen yang terdiri dari butiran-butiran runcing (2-4cm), yang berkumpul menjadi satu akibat tekanan dan pengendapan material
sedimen.

Batukapur

Batuan sedimen hasil pengendapan fosil hewan-hewan laut jutaan tahun lalu, dan mengalami proses tektonisme hingga terangkat ke
daratan. Mineral di dalamnya adalah golongan mineral karbonat, contohnya : calcite, dolomite, dll.
Batupasir

Batuan sedimen yang terdiri dari butiran-butiran pasir yang mengalami proses proses pengendapan dan kompaksi(tekanan) hingga
menjadi padat dan berikatan satu sama lain.

Gneiss

Batuan metamorf yang kurang mendapatkan pengaruh tekanan, namun mendapatkan pengaruh temperatur yang cukup tinggi hingga
membentuk berbagai mineral granural di dalamnya.Pressure = Temperature lihat artikel ini

Philite

Batuan metamorf yang mendapatkan pengaruh tekanan dan pengaruh temperatur secara berimbang. Pressure = Temperature

Slate (Batu sabak)

Batuan metamorf yang mendapatkan pengaruh tekanan tinggi, namun mendapatkan pengaruh temperatur yang cukup rendah. Sehingga
memperlihatkan struktur foliasi (perlapisan) yang sangat baik. Batu ini juga dikenal sebagai "Batu tulis"Pressure >> Temperature lihat
artikel ini
Marble

Batuan metamorf yang berasal dari batuan kapur dan mengalami pengaruh suhu lebih besar daripada tekanan hingga berubah struktur
batuannya membentuk batuan baru.
Pressure << Temperature lihat artikel ini

Chert

Batuan sedimen yang terbentuk dari endapan radiolarian sehingga bersifat silikat lihat artikel ini

Free Twitter Backgrounds

Potensi Gempa di Indonesia

Friday, March 12, 2010


Tahukah anda bahwa negara kita adalah Negara yang PALING RAWAN akan adanya bencana alam berupa gempa bumi. Bahkan ada yang
bilang negara kita merupakan kebun gempa bumi. Mari kita lihat kenyataan di lapangan, gempa di Aceh dan Jogyakarta yang menelan
banyak sekali korban dan ada juga banyak gempa-gempa kecil yang sering kita rasakan sehari-hari dalam kehidupan kita.

Mengapa Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi ?


Karena jika lihat secara sudut pandang letak geologis Indonesia berada di wilayah pertemuan tiga lempeng besar dunia yaitu lempeng
Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia. Ketiga lempeng ini bertemu di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, di Indonesia sering terjadi gempa
bumi.

Jika kita lihat dari penyebabnya gempa bumi dapat terjadi karena pergerakan lempeng dan adanya aktivitas vulkanisme di muka bumi.
Karena keduanya ada di Indonesia, maka tidak heran kalau di Indonesia sering terjadi bencana gempa bumi.

Sekarang apa yang harus kita lakukan jika terjadi gempa bumi ?

Jika di dalam ruangan :

1. Berusahalah mencari perlindungan terhadap kepala anda, misal : di bawah meja.

2. Jangan panik.

3. Carilah senter jika gempa terjadi pada malam hari, ada kemungkinan lampu padam.

Jika di luar ruangan :

1. Carilah tempat yang aman dari kemungkinan reruntuhan bangunan, misal : lapangan, tempat parkir.
2. Lihatlah Televisi atau dengarkan radio sehingga kita tahu berita selanjutnya, misal : apakah gempa itu berpotensi tsunami atau
tidak.

Oleh karenanya, mari sadari bahwa gempa bumi dapat terjadi kapan saja di Indonesia. Sehingga mari sedia payung sebelum hujan.

"We learn, we know, we care"

Anda mungkin juga menyukai