Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas
limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya
kebaikan. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Banyak kesulitan dan hambatan yang penyusun hadapi dalam membuat makalah ini tetapi
dengan semangat, kegigihan, arahan, serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penyusun
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini,
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing Geografi yang telah
memberikan arahan, pengajaran, dan motivasi sehinnga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
penyusun menyimpulkan bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penyusun menerima saran dan kritik guna kesempurnaan makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi penyusun dan pembaca pada umumnya. Penyusun berharap
makalah ini bisa meningkatkan pengetahuan kita mengenai negara maju dan negara
berkembang. Terimakasih
Penyusun
BAB I
WILAYAH DAN PEWILAYAHAN
A. Pengertian Wilayah
wilayah adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu. areal bisa berukuran
besar dan kecil. karakteristik terdiri dari iklim, relief,tipe batuan, pola pertanian,vegetasi
alami, kegiatan ekonomi contoh: gurun sahara (gurun) & jakarta (kota ekonomi dan
kependudukan)
B. Konsep Wilayah
Ø konsep wilayah sbg suatu metode pengklasifikasian perkembangan melalui 2 fase:
formal : statis, seragam, tidak aktif, pinggiran desa
didasarkan kriteria : fisik (topografi,iklim) , ekonomi (industri,pertanian) , politik
Ø hal yg terpenting dalam konsep formal adalah wilayah inti
wilayah inti : bagian dari suatu wilayah yg mempunyai derajat diferensiasi paling besar
dibandingkan dengan wilayah lain dan umumnya terletak di bagian tengah
Ø fungsional : dinamis , aktif, terus menerus yg mengubah, kawasan geografis di
fungsikan menurut jenis dan kekhususan saling berhubungan antara bagian 1 dengan bagian
lain.
Ø batas wilayah nodal : sejauh wilayah tersebut mampu memengaruhidaerah di
sekitarnya sehingga tercipta interaksi yang maksimal
Menurut prof HR Bintarto konsep wilayah secara umum terdiri dari 3 aspek:
ide heterogenitas
ide homogenitas
untuk hierarki : dr segi ukuran, bentuk, fungsi atau gabungan dari beberapa unsur
Siegfried Passarge mengemukakan wilayah urutan :
landschaftstell : mencerminkan orde suatu wilayah
landschaft : gabungan dari landschaftteil
landsteil : gabungan dari landschaft
land : gabungan dari landschaftsteil yg membentuk
untuk kategori :
bertopik tunggal : yg keberadaannya hanya satu topik saja.
bertopik banyak : beberapa topik yg berbeda untuk tujuan yg lbh luas
bertopik gabungan : gabungan dari beberapa topik (cth: pembatasan wil
berdasarkan curah hujan)
total : wil yg pembatasannya di dasarkan atas smua unsur
compage : konsep wilayah yg didasarkan atas dominannya aktivitas manusia
sbg dasar pembatas
C. Pewilayahan
Pewilayahan adalah usaha untuk membagi - bagi permukaan bumi dalam lingkup
tertentu dan untuk tujuan tertentu. Hal ini disebabkan karna lokasi di permukaan bumi
jumlahnya sangat banyak sehingga perlu disederhanakan .
Pewilayahan dapat bermanfaat untuk Tujuan pewilayahan
berbagai kepentingan antara lain :
1. Menyebarkan & meratakan
1. Memisahkan sesuatu yg berguna dari pembangunan sehingga dapat
yang kurang berguna menghindari adanya pemusatan
kegiatan
2. Mengurutkan keanekaragaman kondisi
permukaan bumi 2. Menjamin keserasian & koordinasi
terhadap berbagai kegiatan
3. Menyederhanakan informasi dari pembangunan yang ada di tiap - tiap
berbagai gejala di permukaan bumi daerah
yang sangat beragam
3. Memberikan pengarahan kegiatan
4. Memantau perubahan - perubahan yg pembangunan, tidak saja kepada para
terjadi aparatur pemerintah di pusat / daerah,
tapi juga kepada masyarakat & para
pengusaha
1. PENYAMARATAAN WILAYAH
Penyamarataan(generalisasi) wilayah adalah usaha membagi permukaan bumi
menjadi beberapa bagian. Generalisasi dilakukan dengan cara mengubah/menghilangkan
faktor - faktor tertentu yang dianggap kurang penting / tidak relevan.
Skala peta merupakan komponen yang paling penting dalam peta dan sangat
mempengaruhi derajat generalisasi wilayah tertentu. Akibat dari penggunaan peta dengan
skala berbeda
1) Makin besar skala peta yang digunakan, makin kecil derajat generalisasi wilayah yang
dilakukan
2) Makin kecil skala peta yang digunakan , makin besar derajat generalisasi wilayah yang
dilakukan.
2. DELIMITASI DALAM PENYAMARATAAN WILAYAH
Delimitasi adalah cara - cara penentuan batas terluar suatu wilayah untuk tujuan
tertentu. Didalam generalisasi wilayah, delimitasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
delimitasi secara kualitatif dan delimitasi secara kuantitatif.
Delimitasi kualitatif merupakan cara penentuan batas terluar suatu wilayah
berdasarkan kenampakan - kenampakan yang dominan pada suatu tempat. Dalam konsep ini,
yang ditekankan bukan batas wilayah, melainkan inti wilayah tersebut.
Delimitasi kuantitatif adalah cara penentuan batas wilayah berdasarkan ukuran -
ukuran yang bersifat kuantitatif. Ukuran tersebut diambil dari data yang terkumpul kemudian
digambarkan ke dalam peta sehingga memberikan gambaran persebaran data tersebut secara
keruangan.
3. KLASIFIKASI WILAYAH
Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk menggolongkan wilayah secara sistematis
ke dalam bagian - bagian tertentu. Klasifikasi wilayah mempunyai 2 tujuan utama, yaitu
untuk mengetahui perbedaan jenis dan perbedaan tingkat.
a. Perbedaan jenis dalam klasifikasi wilayah
sangat diperlukan untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik suatu wilayah.
b. Perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah
guna membuat perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah, dapat dilakukan dengan 2
metode, yaitu:
1) Metode interval
Harus memperhatikan parameter kelas yang dgunakan sebagai dasar penggolongan.
Makin banyak kelas yang digunakan, makin kecil interval kelas sehingga makin banyak
informasi yang dapat diperoleh dari data yang bersangkutan.
2) Metode hierarkis
Dalam metode ini tiap kelas mempunyai hubungan dengan kelas -kelas di
bawahnya/diatasnya. Hal itu karena orde yang lebih tinggi merupakangabungan dari kelas -
kelas dibawahnya.
Fenomena Geografis
Ciri-ciri kota
1. Cukup tersedianya fasilitas 4. Individualistis
2. Adanya perlapisan sosial ekonomi 5. Menghargai waktu
3. Adanya jarak sosial 6. Bersifat ekonomis
Dua ahli geografi mencoba menganalisis pola keruangan di wilayah perkotaan
1. Pola keruangan wilayah kota menurut Ernest Burgess
1. Kota berada di daerah yang datar
2. Sistem transportasi di tiap lokasi bagus dan murah
3. Harga tanah tertinggi ada di pusat kota dan semakin menurun ke arah luar kota
4. Bangunan tua ada di pusat atau dekat kota
5. Latar belakang kota terdiri dari variasi etnis dan kelas sosial ekonomi
2. Pola keruangan wilayah kota menurut Homer Hoyt
1) Adanya kelompok “wealthy people”
2) Adanya lahan yang memiliki daya tarik yang sama
Perwilayahan Region
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu berbeda
dengan wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Wilayah Fungsional (nodal region) merupakan wilayah yang dalam banyak hal
diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berkaitan dan ditandai dengan adanya
hubungan atau interaksi dengan wilayah di sekitarnya. Contoh: Suatu industri didirikan
pada suatu wilayah. Setiap pagi karyawan bekerja menuju pabrik dan sore hari mereka
pulang ke rumah masing-masing.
Regionalisasi (Perwilayahan)
Dikemukakan oleh ahli Geografi Jerman yang bernama Walter Chisstaller tahun
1993 dan Agust Losch ahli ekonomi Jerman tahsn 1945, menyatakan tempat yang lokasinya
sentral adalah tempat yang memungkinkan aktivitas manusia menjadi. maksimum, baik
dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang dan pelayanan
yang dihasilkan.
Kutub pertumbuhan (growth pole) adalah suatu srraregi pembangunan yang dilakukan
dengan cara menularkan perkembangan wilayah dari pusat te pinggiran (center down
deuelopment). Teori ini dikemukakan oleh Francois Perroux seorang ekonom Perancis
tahun 1950. pada tahun 1972 Bou Deville memperkenaikan konsep pertumbuhan
sebagaimana dikemukakan oleh Perroux yang disebut derrgan teori Engine of Economic
Growth.
A. Interaksi
1. Definisi Interaksi
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak
atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok
atau antar individu dan kelompok” (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko
dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan
suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya
memungkinkan pembentukan struktur sosial” (p. 50).
B. Desa
1. Definisi Desa
Jadi Desa yaitu suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat dan hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Fungsi Desa
Sebuah desa memiliki fungsi penentu bagi kota yang berada di daerahnya, antara lain
sebagai berikut:
a. Sebagai sumber bahan mentah bagi kota.
d. Sebagai daerah penyokong atau penyuplai kebutuhan masyarakat kota. Desa sebagai
pendukung pemekaran daerah kota.
C. Kota
1. Pengertian Kota
Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia
dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak
kehidupan yang materialistik.
Menurut Max Weeber kota adalah apabila penghuni setempat dapat memenuhi
sebagian kebutuhan ekonominya di pasar local. Ciri-ciri masyarakat kota:
b. Masyarakat kota umumna dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang terpenting adalah manusia Indivdu.di kota kehisupan keluargasering sulit
disatukan, itu di karenakan memiliki kepentingan yang berbeda.
c. Pembagian kerja di wilayah kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d. Kemungkinan untuk menndapatkan pekerjaan lebih banyak di proleh oleh masyarakat kot
daripada desa.
g. Perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka
dengan menerima pengaruh dari luar. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan tua
dengan golongan muda. Oleh karena itu golongan muda belum sepenuhny kepribadiannya
terbentuk.
2. Fungsi Kota
Kota yang berfungsi sebagai pusat kebudayaan mempunyai potensi budaya yang lebih
dominan dibandingkan dengan potensi yang lain.
b. Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu wilayah
c. Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan bangunan
dan sebagainya
d. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang
bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-
unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang
bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga
melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Wilayah yang memiliki potensi sumber daya yang berbeda-beda baik secara kualitas
maupun kuantitasnya. Perbedaan sumber daya kota dan desa menyebabkan timbulnya
interaksi. Jadi ada kebutuhan saling melengkapi atau komplementaritas. I
2) Masuknya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari kota ke pedesaan.
Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa barang, jasa, manusia maupun
informasi. Proses pemindahan dari kota ke desa atau sebaliknya dipengaruhi antara lain :
d. Asimilasi.
Interaksi antara desa – kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun
bagi kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota,
dan adanya persamaan kepentingan.
Kota selalu mempunyai hubungan erat dengan wilayah sekitarnya. Penduduk kota
yang terdiri dari pedagang, pegawai pemerintah dan swasta, tukang-tukang, seniman, guru
dan sebagainya, hidup dari hasil pertanian yang dihasilkan oleh para petani di pedesaan.
Penduduk kota sangat tergantung secara ekonomis terhadap penduduk pedesaan. Demikian
pula sebaliknya, penduduk desa mempunyai ketergantungan terhadap perkotaan terutama
menyangkut sandang, pangan, dan barang jadi. Timbulnya pasar bias menjadi ajang
pertukaran kebutuhan antara penduduk desa dan kota.
Interaksi desa dan kota dapat menimbulkan dampak yang mengntungkan atau
merugikan:
a. Di tinjau dari aspek ekonomi, dampak interaksi desa dan kota anatara lain sebagai berikut:
4) Menimbulkan kawasan perdagangan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan jual bali.
1) Terjadi mobilitas antara ke duanya,terjadi saling ketergantungan antara desa dan kota,
khususnya dalam bidang pasokan bahan mentah.
c. Ditinjau dari aspek budaya,
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek
ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat
menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian pula
halnya gejala interaksi antara dua desa dan kota. Di bawah ini kalian akan melihat tabel
dampak interaksi desa – kota.
Dampak
No Positif Negatif
wilayah
Meningkatnya Cakrawala
Terjadinya penetrasi kebudayaan
pengetahuan penduduk desa dari kota ke desa yang tidak sesuai
1 Desa dengan tradisi masyarakat pedesaan.
Jadi desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang
di tandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi
yang hiterogen dan coraknya materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya
yang di timbulkan oleh unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistic di
bandingkan dengan daerah belakannya. Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya
timbal-balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan
melalui kontak langsung, melalui berita yang didengar atau melalui surat kabar.
KK
BAB III
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
1. Pengertian Sistem Sistem Geografi
Menurut sumber Esri (1990), bahwa sistem informasi geografis adalah kumpulan
terorganisasi dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang
dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis
(Prahasta, Eddy. 2006).
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia
maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen
yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.
2. Software
Software merupakan sistem modul yang berfungsi untuk mengoperasikan sistem informasi
geografis. Sebuah software SIG harus menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan
penyimpanan data analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen
yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah tools untuk melakukan input dan
transformasi data geografis, sistem manajemen basis data, tools yang mendukung query
geografis, analisis dan visualisasi, Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan
akses pada tools geografi.
3. Hardware
4. Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam sistem informasi geografis adalah data. Secara
fundamental sistem informasi geografis bekerja dengan dua tipe data yaitu data vektor dan
data raster. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data
spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan
jalan suatu kota, data distribusi lokasi pengambilan sampel, dan sebagainya. Data SIG dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data atribut atau tabular. Data grafis adalah
data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi, sedangkan
data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut (Pahlevy.
2010.)
Sistem informasi geografis sudah diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti pertanian,
lingkungan manajemen sumber daya alam, parawisata, geologi, perencanaan, dan lain
sebagainya. keunggulan sistem informasi geografis sehingga digunakan pada bidang-bidang
tersebut adalah karena kemampuannya mengintegrasikan antara data spasial dan data atribut
sehingga dalam analisisnya mampu menghasilkan informasi yang kompleks.
Telah dijelaskan diawal bahwa SIG adalah suatu kesatuan membentuk sistem yang terdiri
dari berbagai komponen, tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan perangkat
lunaknya saja, akan tetapi harus tersedia data geografis yang benar dan sumberdaya manusia
untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan menganalisa persoalan yang
menentukan keberhasilan SIG.
Sub-Sistem SIG
Suatu sistem informasi geografis menyediakan empat perangkat kemampuan untuk
menangani data tereferensi secara geografi dan dijelaskan dengan gambar seperti pada
gambar 2.1 di bawah ini (Prahasta. 2006):
Secara umum, analisis spasial adalah suatu teknik atau proses yang melibatkan
sejumlah hitungan dan evaluasi logika (matematis) yang dilakukan dalam rangka mencari
atau menemukan potensi hubungan atau pola‐pola yang (mungkin) terdapat di antara unsur-
unsur geografis (yang terkandung dalam data digital dengan batas-batas wilayah studi
tertentu. Detail, tipe, implementasi atau jenis aktual fungsi analisis spasial dapat dijumpai di
banyak teori dan perangkat lunak SIG, pengolahan citra digital, remote sensing,
fotogrametri, model permukaan digital dan CAD (Adam, 2012).
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial, data
yang berorientasi geografis. Data ini memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang berbeda dari data yang lain, yaitu
informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (atribut) yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Infromasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk di antaranya informasi datum dan proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi nonspasial, suatu lokasi yang memiliki
beberapa keterangan yang berkaitan dengannya. Contoh : jenis vegetasi, populasi, luasan,
kode pos dan sebagainya (Minartiningtyas, 2012).
Geografi saat ini bukan hanya subjek bagi kalangan akademis saja, melainkan sebuah
disiplin ilmu serius yang mempunyai implikasi jutaan bahkan miliaran rupiah jika diterapkan
pada sektor bisnis dan pemerintahan. Pemilihan lokasi, target lapisan pemasaran,
perencanaan penyebaran jaringan, masalah batas-batas wilayah suatu negara, semuanya
adalah permasalahan yang dapat dipecahkan melalui geografi. SIG (Sistem Informasi
Geografis) atau GIS (Geographic Information System) adalah suatu bentuk sistem informasi
yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai
antarmuka. Aplikasi SIG saat ini banyak digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian yang berkaitan dengan pengembangan wilayah geografis.
penerapan SIG dalam kajian geografi banyak ragamnya, antara lain diuraikan sebagai
berikut.
2. SIG dapat menunjang perencanaan pembangunan di beberapa sektor, terutama pada sektor
berikut.
c. Perencanaan serta pemantauan daerah pantai dan laut (pencarian lokasi ikan di laut dan
pemantauan terhadap daerah pencemaran lingkungan hidup).
d. Pemantauan program Inpres Desa Tertinggal/IDT (potensi desa serta jumlah, kepadatan, dan
komposisi penduduk).
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu
dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk
menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya,
wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri,
perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan
perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan
untuk pembangunan utilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan
dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak
melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya,
pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di
luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari
jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di
Kluar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan
irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di
daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor
pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan
alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses
pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya
dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-
masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil
pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen,
dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat
membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan
ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan
efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan
lainnya.
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai
berikut:
Ø Bidang sosial
Selain dalam inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pola pembangunan,
SIG juga dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial. Dalam bidangsosial SIG dapat
dimanfaatkan pada hal-hal berikut:
BAB IV
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Pengertian Negara maju dan Negara berkembang
Secara umum, pengertian negara maju adalah suatu negara yang dapat menikmati
standar hidup tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara
dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara maju. Namun beberapa negara yang telah
mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui
pengambilan phosphorus) tanpa mengembangkan industri yang beragam dan ekonomi
berdasarkan jasa tidak dianggap memiliki status ’maju’.