Anda di halaman 1dari 16

WILAYAH DAN KEWILAYAAN

DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Nama kelompok:

1. Soaloon mt sianturi
2. Wahyu pranata
3. Fariel
4. Syarif hidaya
5. Nabila fadiah
6. Amelia damasari

SMAN 2 PANGKALAN KURAS


TP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Geografi Regional Indonesia
tentang Konsep Wilayah, Perwilayahan dan Pendekatan Kajian Geografi Refional.
Saya sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Geografi Regional Indonesia. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam Makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Makalah yang telah saya buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
DAFTAR ISI

A. KATA PENGANTAR
B. BAB I
a. PENDAHULUAN
b. RUMUSAN MASALAH
c. MAMPAAT RUMUSAN MASALAH
C. BAB II
a) WILAYAH DAN KEWILAYAHAN
1. DEFINISI DAN KONSEP WILAYAH
2. PEWILAYAHAN
3. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
b) PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
1. KONSEP DAN FUNGSI WILAYAH
2. PUSAT PERTUMBUHAN INDONESIA
3. TEORI LOKASI
4. PENGARUH PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
D. BAB III
a) Kesimpulan
b) Saran
BAB I

a. PENDAHULUAN

Bidang ilmu Geografi pada dasarnya mempelajari berbagai komponen fisik muka bumi,
mahluk hidup (tumbuhan, hewan dan manusia) di atas muka bumi, ditinjau dari persamaan dan
perbedaan dalam perspektif keruangan yang terbentuk akibat proses interaksi dan interrelasinya.
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu berbeda dengan
wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Wilayah Formal (uniform
region/homogeneous) adalah suatu wilayah yang memiliki keseragaman atau kesamaan dalam
kriteria tertentu, baik fisik maupun sosialnya. Contoh: suatu wilayah mempunyai kesamaan
bentang alam pegunungan disebut wilayah pegunungan atau suatu wilayah mempunyai
keseragaman dalam bidang kegiatan bercocok tanam disebut wilayah pertanian.
Wilayah Fungsional (nodal region) merupakan wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh
beberapa pusat kegiatan yang saling berkaitan dan ditandai dengan adanya hubungan atau
interaksi dengan wilayah di sekitarnya. Contoh: Suatu industri didirikan pada suatu wilayah.
Setiap pagi karyawan bekerja menuju pabrik dan sore hari mereka pulang ke rumah masing-
masing.
Perwilayahan berarti membagi wilayah-wilayah tertentu di permukaan bumi untuk keadaan
tujuan tertentu. Untuk menentukan regionalisasi wilayah harus diperhatikan fisik yang meliputi
iklim, morfologi, sumber daya alam, dan keadaan sosial budaya yang meliputi penduduk dan
budayanya.
Kaitan konsep wilayah dan perwilayahan dengan perencanaan pembangunan (Pusat
Pertumbuhan) Pusat pertumbuhan (growth center) erat kaitanya dengan Pertumbuhan wilayah di
permukaan Bumi tidak tumbuh bersama-sama secara terarur,tetapi sengaja atau tidak sengaja,
ada bagian yang tumbuh dan maju berkembang lebih cepat dibanding dengan bagian lain. Berikut
ini beberapa teori pusat pertumbuhan.

b. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian wilayah dan kewilayahan


2. Bagaimana konsep wilayah
3. Bagaimana konsep pembangunan wilayah
4. Apa manfaat fungsi pusat wilayah
5. Bagaimana penyebaran pusat pertumbuhan indonesia
6. Pendekatan kajian teori lokasi
7. Bagaimana pengaruh pusat pertumbuhan wilayah
c. MANFAAT RUMUSAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian wilayah dan kewilayahan


2. Untuk menganalisis konsep wilayah
3. Untuk mengetahui gambaran konsep pembangunan wilayah
4. Untuk mengetahui fungsi pusat wilayah
5. Untuk mengetahui penyebaran pusat pertumbuhan indonesia
6. Untuk mengetahui pendekatan kajian teori lokasi
7. Untuk mengetahui pengaruh pusat pertumbuhan wilayah
BAB II

a) wilayah dan kewilayahan


1. Pengertian Wilayah

wilayah atau region diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi yang memiliki
karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu keseragaman atau homogenitas
sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari wilayahwilayah lain di daerah sekitarnya. Karakteristik
khas dari suatu wilayah dapat berupa keadaan alam (kondisi fisik), ekonomi, demografi, dan sosial-
budaya.
Secara umum suatu wilayah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wilayah formal (formal
region) dan wilayah fungsional (functional region atau nodal region). Pengertian wilayah formal
identik dengan definisi wilayah secara umum, yaitu suatu daerah atau kawasan di muka bumi yang
memiliki karakteristik yang khas sehingga dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.

2. Wilayah Formal

Wilayah formal adalah kawasan geografis yang melmiliki kritera-kriteria tertentu yang
homogen atau seragam misalnya kriteria fisik adalah iklim, vegetasi dan topografi, sedangkan
kriteria sosial dan politik adalah partai politik, tipe pertanian, tipe industri, jumlah pengangguran,
tingkat pendapatan dan laju pertumbuhan ekonomi. Wilayah formal sering juga disebut uniform
regiona.
3. wilayah fungsional

Wilayah fungsional adalah kawasan Geografis yang di fungsikan menurut jenis dan
kekuasaannya atau suatu wulayah yang sering berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya.
Wilayah fungsional sering disebut wilayah nodal atau Polaried Region. Wilayah ini memiliki
bagian-bagian yang Heterogon misalnya desa dan kota secara fisik berbeda tetapi secara fungsional
saling berhubungan.
Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di batasi oleh kriteria
tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal.
Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu; (1) wilayah homogen, (2) wilayah nodal,
(3) wilayah perencanaan, (4) wilayah administrative.
Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat
atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat atau ciri-ciri kehomogenan ini misalnya dalam hal
ekonomi (seperti daerah dengan stuktur produksi dan kosumsi yang homogen, daerah dengan
tingkat pendapatan rendah/miskin dll.),geografi seperti wilayah yang mempunyai topografiatau
iklim yang sama), agama, suku, dan sebagainya. Richarson (1975) dan Hoover (1977)
mengemukakanbahwa wilayah homogen di batasi berdasarkan keseragamamnya secara internal
(internal uniformity).

Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai
ketergantungan antarapusat (inti) dan daerah belakangnya (interland. Tingkat ketergantungan ini
dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupunkomunikasi dan
transportasi. Sukirno (1976) menyatakan bahwa pengertian wilayah nodal yang paling ideal untuk
digunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah,mengartikan wilayah tersebut sebagai
ekonomi ruang yang dikuasai oleh suatu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. tersebut sebagai
ekonomi.
Wilayah administratif adalah wilayah yang batas-batasnya di tentukan berdasarkan
kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan,
desa/kelurahan, dan RT/RW. Sukirno (1976) menyatakan bahwa di dalam praktik, apabila
membahas mengenai pembangunan wilayah, maka pengertian wilayah administrasi merupakan
pengertian yang paling banyak digunakan. Lebih populernya pengunaan pengertian tersebut
disebabkan dua factor yakni: (a) dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah
diperlukan tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintahan. Dengan demikian, lebih praktis
apabila pembangunan wilayah didasarkan pada suatu wilayah administrasi yang telah ada; dan (b)
wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan atas suatu administrasi pemerintah lebih mudah
dianalisis, karena sejak lama pengumpulan data diberbagai bagian wilayah berdasarkan pada suatu
wilayah administrasi tersebut.
Namun, dalam kenyataannya, pembangunan tersebut sering kali tidak hanya dalam suatu
wilayah administrasi, sebagai contoh adalah pengelolaan pesisir, pengelolaan daerah aliran sungai,
pengelolaan lingkungan dan sebagainya, yang batasnya bukan berdasarkan administrasi namun
berdasarkan batas ekologis dan seringkali lintas batas wilayah administrasi.
Boudeville (dalam Glasson, 1978) mendefinisikan wilayah perencanan (planning region atau
programming region) sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-
keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapt dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk
memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan
kesempatankerja, namun cukup kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaannya
dapatdipandang sebagai satu kesatuan
Berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa wilayah berada dalam satu kesatuan politis
yang umumnya dipimpin oleh suatu sistem birokrasi atau sistem kelembagaan dengan otonomi
tertentu. wilayah yang dipilih tergantung dari jenis analisis dan tujuan perencanaannya. Sering pula
wilayah administratif ini sebagai wilayah otonomi. Artinya suatu wilayah yang mempunyai suatu
otoritas melakukan keputusan dan kebijaksanaan sendiri-sendiri dalam pengelolaan sumberdaya-
sumberdaya di dalamnya.

b) Konsep Wilaya Menurut Para Ahli

wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu
dimana komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional.
Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis.
Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan
(infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan.
Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya-
sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu. Konsep wilayah yang
paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey, 1977 dalam Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi wilayah,
mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategori, yaitu:
a. wilayah homogen (uniform/homogenous region);
b. wilayah nodal (nodal region); dan
c. wilayah perencanaan (planning region atau programming region).

Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan fase
kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi :
 fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan keseragaman/homogenitas.
Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu,
seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan politik.
 fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan interdependensi
fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah tersebut. Kadang juga disebut
wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari satuan-satuan yang heterogen, seperti
desa-kota yang secara fungsional saling berkaitan.
 fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan
keputusan-keputusan ekonomi.

Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antar bagiannya
mempunyai keterkaitan secara fungsional. Wilayah berasal dari bahasa Arab “wālā-yuwālī-
wilāyah” yang mengandung arti dasar “saling tolong menolong, saling berdekatan baik secara
geometris maupun similarity”. Contohnya: antara supply dan demand, hulu-hilir.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah
pendelineasian unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas hubungan
fungsional (tolong menolong, bantu membantu, lindung melindungi) antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan adalah pewilayahan untuk tujuan
pembangunan/development. Tujuan-tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci, yaitu:
 pertumbuhan;
 penguatan keterkaitan;
 keberimbangan;
 kemandirian;
 keberlanjutan.
1. Perwilayahan

Regionalisasi di dalam geografi adalah suatu upaya mengelompokkan atau


mengklasifikasikan unsur-unsur yang sama. Mengingat lokasi di muka bumi memiliki jumlah tak
terbatas dan cenderung saling berdekatan, maka lokasi-lokasi tersebut harus disusun dan
dikelompokan menurut kriteria tertentu. Dengan demikian informasi yang diperlukan dapat
diperoleh secara efisien dan ekonomis. Salah satu prinsip pembuatan suatu region adalah
menyederhanakan wilayah tersebut dengan cara menyatukan tempat-tempat yang memiliki
kesamaan atau kedekatan tersebut menjadi satu kelompok.

Regionalisasi selalu didasarkan pada kriteria dan kepentingan tertentu. Misalnya, pada
pembagian region permukaan bumi berdasarkan iklim maka kriteria yang digunakan adalah unsur
cuaca, seperti temperatur, curah hujan, penguapan, kelembapan, dan angin. Regionalisasi menurut
iklim ini sangat berguna untuk mengetahui persebaran hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin kurang
berguna dalam hal komunikasi atau transportasi. Karena itulah pengelompokkan region dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, tergantung pada kepentingan atau tujuan
pengelompokkan region tersebut.
Regionalisasi suatu fenomena atau gejala di muka bumi memberikan berbagai manfaat.
Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.

2. Manfaat perwilayahan

 Membantu memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.


 Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.
 Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan yang beragam.
 Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik gejala alam maupun manusia.

2.5 Pendekatan Kajian Geografi Regional


Dinamika adalah sifat dari kehidupan, temasuk ilmu pengetahuan. Perkembangan materi,
ruang lingkup, metode dan analisis merupakan bagian dari perkembangan pemikiran manusia untuk
mencari suatu kebenaran secara ilmiah. Geografi sebagai bidang ilmu yang berkaitan, dengan
kehidupan manusia dan dalam analisisnya menyentuh berbagai bidang ilmu lainnya, maka dalam
menganalisis fakta secara total memerlukan integritas semua cabang ilmu geografi.
Dalam hal ini Geografi regional menduduki peranan yang sangat strategis. Karena memang
gejala dan fenomena yang ada di permukaan bumi pada dasarnya selalu saling terkait dan dalam
pemecahannya memerlukan integritas berbagai bidang ilmu. Pemahaman akan keterkaitan gejala–
gejala di permukaan bumi di suatu wilayah tertentu merupakan inti dari geografi. Dalam
mengapresiasikan tempat, beberapa pendekatan dapat dipergunakan tetapi semuanya harus bersifat
korologis, karena itu adalah ciri khas dari disiplin ilmu geografi. Geografi regional sangatlah
memadai untuk hal tersebut. Geografi regional mengapresiasikan gejala secara total, dimana gejala
itu memberikan ciri yang khas baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya sendiri.
Dalam mempelajari ilmu geografi, terdapat tiga pendekatan yang digunakan untuk
mengkaji, yaitu;

1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui persebaran dalam penggunaan ruang yang
telah ada dan bagaimana penyediaan ruang akan dirancang. Dalam mengkaji fenomena geografi
dapat menggunakan 3 subtopik dari pendekatan keruangan, yaitu :
a. Pendekatan Topik
Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji masalah/fenomena geografi dari topik tertentu
yang menjadi pusat perhatian, misalnya tentang wabah penyakit di suatu wilayah dengan cara
mengkaji :
– penyebab wabah penyakit (misal : virus atau bakteri)
– media penyebarannya
– proses penyebaran
– intensitasnya
– interelasinya dengan gejala-gejala lain di sekitarnya.
Dengan pendekatan tersebut akan dapat diperoleh gambaran awal dari wabah penyakit yang
terjadi.
b. Pendekatan Aktivitas
Pendekatan ini mengkaji fenomena geografi yang terjadi dari berbagai aktivitas yang terjadi.
Misalnya hubungan mata pencaharian penduduk dengan persebaran dan interelasinya dengan
gejala-gejala geosfer.

c. Pendekatan Regional
Pendekatan ini mengkaji suatu gejala geografi dan menekankan pada region sebagai ruang
tempat gejala itu terjadi. Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki
karakteristik tertentu yang khas.

1. Pendekatan Kelingkungan (Pendekatan Ekologis)


Digunakan untuk mengetahui keterkaitan dan hubungan antara unsur-unsur yang berada di
lingkungan tertentu, yaitu :
– hubungan antar makhluk hidup
– hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan alamnya
Contoh dari keterkaitan antar unsur misalnya petani di daerah lahan miring pasti akan
melakukan kegiatan pertanian dengan sistem terrassering

2. Pendekatan Kewilayahan
Merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan kelingkungan. Misalnya dalam
mengkaji wilayah yang memiliki karakaterisitik wilayah yang khas yang dapat dibedakan satu sama
lain (areal differentation), maka harus diperhatikan bagaimana persebarannya (analisis keruangan)
dan bagaimana interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya (analisis ekologi). Pendekatan
wilayah sangat penting untuk pendugaan wilayah (reginal forecasting) dan perencanaan wilayah
(regional planning).2.6 Pusat pertumbuhan wilayah
1) Faktor perkembangan pusat pertumbuhan Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, terdapat tujuh faktor yang menunjang pertumbuhan suatu wilayah, yakni:
2) Sumber Daya Alam (SDA) Kawasan yang mempunyai SDA melimpah dan dikelola dengan
baik, tentunya bisa menjadi pusat pertumbuhan dan membawa dampak besar bagi daerah itu
sendiri serta sekitarnya.
3) Sumber Daya Manusia (SDM) Selain SDA, sumber daya manusia juga dibutuhkan dalam
pengembangan faktor pertumbuhan. SDM berperan penting untuk memanfaatkan dan
mengelola SDA, serta melakukan kegiatan usaha lainnya.
4) Lokasi Wilayah strategis memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan. Terlebih
lagi jika kawasan tersebut mempunyai aksesibilitas tinggi dan fasilitas yang memadai.
5) Fasilitas penunjang Agar bisa menjadi pusat pertumbuhan, suatu wilayah harus mempunyai
berbagai fasilitas penunjang, seperti jalan, listrik, telekomunikasi, transportasi, dan lain
sebagainya.
6) Sosial budaya Potensi sosial budaya juga berpengaruh pada perkembangan pusat
pertumbuhan. Misalnya kehidupan sosial, budaya, adat istiadat, dan lainnya. Topografi
Topografi suatu daerah juga berpengaruh pada pusat pertumbuhan. Wilayah dataran rendah
cenderung lebih mudah berkembang pesat dibanding dataran tinggi. Salah satu alasannya
karena faktor jalan yang mudah diakses.
7) Industri Industri menjadi faktor penting lainnya bagi perkembangan pusat pertumbuhan.
Biasanya semakin banyak kegiatan industrinya, maka daerah tersebut bisa menjadi pusat
pertumbuhan.

C. Fungsi Pusat Pertumbuhan wilayah

Cepatnya pertumbuhan di suatu wilayah dapat menjadi pendorong bagi wilayah lain yang
pertumbuhannya kurang.: Pengertian dan Teori Pertumbuhan Ekonomi Fungsi pusat pertumbuhan
secara umum adalah Pemudahkan koordinasi dan pembinaan Melihat perkembangan wilayah maju
dan muncur Meratakan pembangunan di seluruh wilayah. Teori Pusat Pertumbuhan Untuk
mengidentifikasi pusat perkembangan, kita perlu mengetahui teori-teori dasar pusat pertumbuhan.

Ada dua teori pusat pertumbuhan, yakni: Teori tempat yang sentral Teori ini dikemukan
oleh Walter Christaller, seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman. Ia mengadakan studi
persebaran permukiman, desa, dan kota yang berbeda ukuran luasnya. Menurutnya teori ini, suatu
lokasi pusat aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk terletak pada suatu tempat yang
sentral.

Tempat yang sentral adalah suatu tempat atau kawasan yang memungkinkan partisipasi
manusia yang jumlahnya maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun
menjadi konsumen. Teori kutub pertumbuhan Teori kutub pertumbuhan atau teori pusat
pertumbuhan dikembangkan oleh Francois Perroux pada 1955. Ia mengadakan pengamatan
terhadap proses pembangunan. Ia mengatakan bahwa pada kenyataannya, perkembangan di mana
pun adanya bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara sentral. Tapi muncul di tempat-
tempat tertentu denga kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Tempat atau kawasan yang
menjadi pusat pembangunan dinamakan kutub pertumbuhan. Dari kutub-kutub tersebut selanjutnya
proses pembangunan akan menyebar ke wilayah wilayah lain.

Pusat pertumbuhan (growth pole) adalah kawasan perkembangan yang cukup pesat sehingga
dijadikan pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah di sekitarnya. Kemajuan dari pusat
pertumbuhan akan menyebar dan mendorong perkembangan wilayah di sekelilingnya yang disebut
dengan spread effect. Pusat pertumbuhan juga dapat dirumuskan sebagai wilayah dengan
pertumbuhan yang sangat pesat ketika dibandingkan dengan wilayah lain. Pusat pertumbuhan
biasanya mengambil peran sebagai pusat pelayanan bagi daerah sekitar. Sementara itu, dikutip dari
buku Pengembangan

Wilayah: Teori dan Aplikasi (2016) karya Ali Kabul Mahi dijelaskan, bahwa pengertian
pusat pertumbuhan memiliki dua definisi sebagai berikut: Fungsional Secara fungsional, pusat
pertumbuhan merupakan suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang
memiliki sifat hubungan berupa unsur-unsur kedinamisan. Sehingga mampu mendorong kehidupan
ekonomi baik ke dalam maupun ke luar wilayah. Geografis Secara geografis, pusat pertumbuhan
adalah suatu lokasi yang memiliki fasilitas dan kemudahan. Oleh sebab itu, lokasi tersebut menjadi
pusat daya tarik yang berakibat pada berbagai ketertarikan berbagai kalangan untuk membuka
usaha.

Ada berbagai faktor serta alasan suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan, yaitu: Sumber
daya alam Daerah yang memiliki sumber daya alam maka akan punya potensi sebagai pusat
pertumbuhan. Sebagai contoh, daerah pertambangan akan memiliki daya tarik sendiri pada kegiatan
ekonomi berupa peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia berperan sebagai pembentuk pusat pertumbuhan.

Dalam membangun dan mengelola sebuah wilayah dibutuhkan tenaga ahli, profesional, dan
kapabel dengan jumlah yang cukup. Kondisi fisiografi atau lokasi Lokasi yang strategis akan
mempermudah transportasi dan distribusi barang sehingga perkembangan pusat pertumbuhan akan
cepat. Pada umumnya, daerah yang memiliki relief cenderung akan lebih cepat menjadi pusat
pertumbuhan. Fasilitas penunjang Daerah yang memiliki fasilitas penunjang yang memadai akan
memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan. Fasilitas yang dimaksud berupa jalan raya,
jaringan internet, komunikasi, bahan bakar, jaringan listrik, rumah sakit, keamanan, dan sarana
kebersihan. Hal-hal tersebut menjadi fasilitas pokok dalam pengembangan pusat pertumbuhan.

Kenampakan Alam di Wilayah Perairan Ciri-ciri pusat pertumbuhan Beberapa ciri-ciri


pusat pertumbuhan wilayah, sebagai berikut:
Adanya efek pengganda atau multiple effect Multiplier effect merupakan efek pengganda
di mana setiap uang yang diinvestasikan kepada suatu wilayah akan menghasilkan aktivitas
ekonomi yang lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena adanya aktivitas ekonomi yang
membutuhkan aktivitas-aktivitas penunjang lainnya, sehingga akan membuka lapangan pekerjaan.
Selain itu, aktivitas tersebut juga membutuhkan sumber daya untuk berjalan sehingga membuka
perdagangan di wilayah lain. Adapun, efek pengganda ini sangat diandalkan dalam pembangunan
kawasan pusat pertumbuhan. Memiliki eksternalitas ekonomi tinggi Eksternalitas merupakan
dampak-dampak yang dirasakan oleh pihak lain baik yang bernuansa positif maupun negative. Pada
umumnya, kawasan growth center menghasilkan eksternalitas perekonomian yang sifatnya sangat
positif bagi daerah sekitarnya. Hal tersebut disebabkan adanya multiplier effect serta trickle down
economics. Namun, kawasan ini juga dapat memberikan eksternalitas negatif kepada wilayah-
wilayah sekitar. Misalnya polusi lingkungan, krisis iklim, dan pencemaran-pencemaran lainnya.

Pembagian Wilayah Laut Indonesia beserta Penjelasannya Terdapat beragam aktivitas Pada
umumnya, daerah yang menjadi pusat pertumbuhan memiliki banyak sekali aktivitas yang beragam
terutama perekonomian. Sebagai contoh perdagangan, perindustrian, perumahan, pergudangan,
distribusi, sampai hiburan. Pada umumnya, semua bercampur dan saling terintegrasi dalam suatu
growth pole. Namun, setiap pusat pertumbuhan pasti memiliki spesialisasi tertentu. Bahkan, ada
yang telah dijadikan sebagai kawasan ekonomi khusus untuk mendorong pertumbuhan
perekonomian yang lebih pesat lagi. Kawasan-kawasan ini memiliki fokus tertentu yang menjadi
ciri khasnya.

Terdapat aglomerasi Pada umumnya, kawasan pusat pertumbuhan memiliki konsentrasi atau
aglomerasi aktivitas perekonomian yang ada di dalam wilayahnya. Dalam wilayah tersebut, terjadi
banyak aktivitas dan investasi yang diberikan untuk membangun infrastruktur dan menunjang
kegiatan-kegiatan yang ada di daerah ini. Aglomerasi yang tinggi ini, turut menyebabkan
terbentuknya multiplier effect yang tinggi pula. Dengan adanya multiplier effect yang tinggi maka
harapannya dapat terbentuk keuntungan-keuntungan yang lebih banyak lagi bagi para pelaku usaha
di wilayah tersebut.

Baca juga: Posisi Wilayah Indonesia secara Astronomis, Geologis, dan Geografis
Membentuk hubungan (linkage) ke depan dan ke belakang Linkage seringkali dimaknai sebagai
hubungan ekonomi antara kegiatan-kegiatan yang menyangkut perekonomian di suatu wilayah.
Dengan adanya linkage, aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah dapat menunjang dan ditunjang
oleh aktivitas lainnya. Hal ini berperan besar dalam meningkatkan produktivitas dan produk
domestik bruto dari suatu daerah. Secara umum, terdapat 2 jenis linkage, yakni linkage ke depan
BAB III

a. Kesimpulan

Wilayah atau region diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi yang memiliki
karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu keseragaman atau homogenitas
sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari wilayahwilayah lain di daerah sekitarnya. Karakteristik
khas dari suatu wilayah dapat berupa keadaan alam (kondisi fisik), ekonomi, demografi, dan sosial-
budaya. Regionalisasi di dalam geografi adalah suatu upaya mengelompokkan atau
mengklasifikasikan unsur-unsur yang sama. wilayah adalah suatu areal yang memiliki karakteristik
tertentu.

Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu berbeda dengan
wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan menjadi dua

Pengertian Wilayah Formal dan Fungsional Wilayah didefinisikan sebagai bagian dari
permukaan bumi dengan satu atau banyak karakteristik serupa yang membuatnya unik dari daerah
lain, seperti budaya, ekonomi, topografi, iklim, politik dan faktor lingkungan seperti spesies flora
dan fauna yang berbeda dan dibedakan menjadi dua macam.

1) Saran

Saran dari penulis adalah melakukan perbaikan apa bila terdapat kesalahan-kesalahan pada
makalah ini, sehingga untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi. Suatu wilayah jika dipelihara dan
dijaga keasliannya oleh manisia dan hewan, suatu wilayah tersebut akan terjaga keasliannya. Dan
diimbangi dengan renovasi yang baik disetap tahap-tahap tertentu. Maka dari itu, manusia harus
wajib menjaga wilayah mereka, dari tangan-tangan nakal manusia/mahkluk hidup lainnya

Anda mungkin juga menyukai