Anda di halaman 1dari 15

KONSEP WILAYAH

DAN TATA RUANG

Kelompok 1
Jasmine putri kurniawan, Marvel fattan
rabani, Rayhan fayruz, Salman alfarisi,
Shabrina Khoirunnisa
A. WILAYAH DAN TATA RUANG
Pengertian Wilayah

Wilayah (region) merupakan ruang dari permukaan


bumi yang memiliki ciri atau karakteristik tersendiri yang
membedakan dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya.

Wilayah memiliki ukuran yang bervariasi (luas hingga


sempit) yang terdiri atas berbagai komponen seperti
biotik, abiotik, dan kultural (budaya).
PENGERTIAN MENURUT
PARA AHLI
A. Immanuel Kant (muta’ali, 2006), Wilayah adalah suatu ruang
dipermukaan bumi yang mempunyai spesifik dan dalam aspek tertentu
yang membedakan antara dua titik dalam garis lurus.

B. Hartshorn (Muta’ali, 2006), Wilayah adalah suatu area dengan


lokasi spesifik dan dalam spek tertentu yang berbeda dengan area
lainnya (yang berupa mozaik).

C. Bintarto dan Hadisumarno (1983), Mengemukakan bahwa wilayah


adalah bagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal hal
tertentu dari daerah disekitarnya.

Atas dasar itulah wilayah dapat dibedakan beracam macam,


misalnya wilayah berdasarkan wilayah administrasi, wilayah geografis,
wilayah permukiman, serta
wilayah berdasarkan tingkat pembangunannya.
B. WILAYAH FORMAL DAN FUNGSIONAL
Wilayah formal dan fungsional

A. Wilayah formal (formal region)


Wilayah formal adalah suatu wilayah di muka bumi yang
dicirikan berdasarkan keseragaman (homogenitas) tertentu.
Wilayah formal sering disebut wilayah yang seragam (uniform
region).

B. Wilayah fungsional (nodal region)


Wilayah fungsional adalah wilayah yang memiliki ciri kegiatan
yang berhubungan dengan pusat kegiata contohnya jakarta,
bogor, bekasi, dan tangerang.
CONTOH WILAYAH
FORMAL DAN FUNGSIONAL

A.CONTOH PERWILYAHAN SECARA FORMAL

Perwilayahan secara formal adalah perwilayahan yang


didasarkan atas gejala atau objek yang ada ditempat tersebut
atau perwilayahan berdasarkan kepada administrasi
pemerintahan. Beberapa contoh perwilayahan secara formal,
yaitu sebagai berikut
.
• Provinsi nanggroe aceh darussalam NAD merupakan
perwilayahan formal berdasarkan batas batas yang jelas
sesuai dengan UUD yang berlaku.
• Daerah pertanian merupakan perwilayahan formal
berdasarkan pada jenis tanaman dan pengolahan lahan.
CONTOH WILAYAH
FORMAL DAN FUNGSIONAL
B. CONTOH PERWILAYAHAN SECARA
FUNGSIONAL

Perwilayahan secara fungsional (nodal) adalah


perwilayahan yang didasarkan atas fungsi, asalusul, dan
perkembangannya. Beberapa contoh perwilayahan secara
fungsional, yaitu sebagai berikut.
 
1. Daerah konservasi adalah penamaan perwilayahan secara
fungsional karena penamaan ini didasarkan pada fungsi atau
peruntukannya.
2. Daerah satelit adalah penamaan perwilayahan secara
fungsional karena enamaan ini didasarkan pada fungsi daerah
tersebut.
3. Daerah penyangga adalah perwilayahan secara fungsional
karena penamaan ini didasarkan pada fungsi daerah tersebut
sebagai pelindung bagi daerah yang lain.
PENGERTIAN TATA RUANG
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan
ruang, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,
dan memelihara kelangsungan hidupnya.

A. Tujuan Pemanfaatan Ruang


Tujuan pemanfaatan ruang adalah menciptakan hubungan yang
harmonis di antara berbagai subwilayah.
B. Struktur dan Pola Ruang Wilayah
Struktur ruang wilayah menggambarkan pola pemanfaatan ruang dan
kaitan antara berbagai ruang. Pola pemanfataan ruang wilayah adalah
tergambarkannya pemanfaatn ruang secara menyeluruh.
C. Pola Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Yaitu kebijakan dan strategi yang perlu ditempuh agar rencana
pemanfaatan ruang dapat dikendalikan menuju sasaran yang diinginkan.
B. PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN
1. Pembangunan Wilayah

Pembangunan merupakan upaya manusia untuk memanfaatkan lingkungan


dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya
pembangunan, perikehidupan dan kesejahteraan manusia dapat
ditingkatkan.
Konsep pokok dalam pembangunan harus berorientasi pada kebutuhan dan
keterbatasan yaitu harus mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.

A. Hakikat pembangunan
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan yang diharapkan
bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam arti non-fisik.

B. Wilayah Pembangunan
Pembagian wilayah Indonesia tersebut berdasarkan atas adanya kegiatan
yang berkaitan erat antara satu wilayah dengan wilayah lainnya seperti
perdagangan, kegiatan produksi, keuangan, jasa, dan sebagainya.
2. Pertumbuhan Wilayah

A. Faktor fisik
Faktor fisik sangat memengaruhi perkembangan pusat pertumbuhan
wilayah yang meliputi topografi, iklim, keadaan tanah, keadaan air, dan
sebagainya.

B. Faktor pengambil kebijakan


Kebijakan kebijakan yang diambil haruslah menguntungkan bagi
perkembangan wilayah.
Faktor ekonomi Setiap wilayah memiliki kebutuhan dan potensi yang
berbeda. Oleh karena itu, akan terjadi hubungan timbal balik yang saling
memengaruhi.

C. Faktor Sosial
Suatu wilayah dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan wilayah
apabila wilayah tersebut kondis pendidikan, pendapatan, dan kesehatan
masyarakat nya lebih terjamin bila dibandingkan dengan wilayah yang
lain.

D. Faktor sarana pendukung


Sarana pendukung memberikan kemudahan dalam kegiatan ekonomi,
juga memudahkan dalam pemngambilan kebijakan terhadap
pembangunan wilayah.
F. Teori pusat pertumbuhan

• Teori Tempat Sentral


Dikemukakan oleh Walter Christaller 1933. Teori tempat sentral iji
dapat digunakan antara lain, untuk menganalisis pusat-pusat
pelayanan dan kegiatan ekonomi yang sudah ada terhdapat daerah
sekitarnya.
• Teori Kutub pertumbuhan (Growth Poles Theory)
Dikemukakan oleh PerrouX, bahwa pembngunan bukan suatu proses
yang terjadi secara bersamaan, tetapi muncul pada tempat tempat
tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda.
• Teori Rostow
Didasarkan atas analisis Rostow terhadap perubahan-perubahan
fundamental yang terjadi dalam berbagai aktivitas ekonomi maupun
dalam kehidupan sosial-politik suatu masyarakat wilayah tertentu.
• Teori Losch
Dikemukakan oleh ekonom bernama Losch. Losch menggunakan jalur
transportasi yang dinamakan dengan bentang lahan ekonomi.
Berdasarkan pada teori Losch, maka suatu kota akan lebih cepat
berkembang bila penduduknya padat dengan wilayah yang luas.
C. PERENECANAAN TATA RUANG NASIONAL
PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
Perencanaan adalah suatu proses menetapkan suatu tujuan
dan memilih langkah langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut . perencanaan merupakan serangkaian dari
tindakan yang ditunjukan untuk memecahkan masalah di
masa depan.
Perencanaan pengembangan wilayah (PPW) merupakan
kegiatan perencanaan yang bersifat integratif dan
komprhensif, perencanaan pengembangan wilayah
dimaksudkan agar semua daerah melaksanakan
pembangunan secara proposional dan merata sesuai dengan
potensi yang ada di daerah tersebut.
Tahap perencanaan Kegiatan PPW terpadu melibatkan sebagai
sektor dan melalui berbagai tahapan. Terdapat ima sektor, yaitu
sosial, instutisonal, ekonomi, sumber daya fisik, dan infrastuktur
fisik. Selanjutnya pada kegiatan ditiap sektor terdapat enam
tahapan utama, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap pertama yaitu tahap pra perencanaan


2) Tahap kedua yaitu persiapan
3) Tahap ketiga yaitu tahap penelitian pendahuluan
4) Tahap keempat yaitu tahap penelitian lapangan
5) Tahap kelima yaitu tahap penelitian lapangan tambahan
6) Tahap keenam yaitu tahap pelaporan

Wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman,


dan lestari.
Manfaat perencanaan wilayah, yaitu sebagai berikut.
Mengambarkan proyeksi dari berbagai kegiatan dan
penggunaan lahan untuk masa yang akan datang, dan
membantu pelaku ekonomi untuk memilih lokasi dan keitan yang
perlu dikembangkan.
 
1. Perencanaan tata ruang tingkat nasional
Tingkat pemerintah di indonesia yang memilki anggaran adalah
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten kota.

2. Perencanaan tata ruang tingkat provinsi


Dilakukan dengan menyusun RPJP dengan masa 20 tahun
kedepan dan RPJM dengan masa 5 tahun kedepan

3. Perencanaan tata ruang tingkat kabupaten atau kota


Isi dan metode penyusunannya sama dengan yang dilakukan
pada tingkat provinsi.

4. Perencanaan tata ruang tingkat kecamatan


Pelaksanaanya adalah instansi kabupaten, bukan aparat
pemerintah dari kecamatan.
D. PERMASALAHN DALAM PENERAPAN
TATA RUANG WILAYAH
1. Terjadinya Konflik Kepentingan Antarsektor 3. Terjadinya Penyimpangan
Konflik antarsekor misalnya antarsektor kehutanan Pemanfaatn Ruang
dan pertambangan, antarsektor kehutanan dan Penyimpangan ini terjadi akibat tidak konsisten
perkebunan, sektor pertanian dan pengembang dalam pengendalian pemanfataan ruang. Bentuk
prasarana wilayah. Contoh konflik tersebut antara lain pengendalian tersebut antara lain berupa pengaturan
izin pertambangan dikawasan hutan, izin pembukaan zonasi pemanfaatan ruang, peraturan perizinan,
perkebunan di kawasan hutan dan alih fungsi lahan sanksi administrasi bagi pelanggaran.
pertanian menjadi kawasan industri
4. Rendahnya Partisipasi Masyarakat
2. Terjadinya Ketikselarasan
dalam Penataan Ruang
dalam Pemanfaatan Ruang
Masyarakat harus dilibatkan dalam penataan
Ketidakselarasan ini maksudnya antara ruang yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
kepentingan manusia dalam pembangunan masyarakat. Masyarakat bukan objek dari
dan daya dukung alam pada suatu wilayah. pemanfaatan ruang tetapi mereka harus
menjadi pelaku dalam pemanfaatan ruang.
Akan tetapi masyarakat juga harus mendukung
pemerintah jika dalam pemanfaatn ruang memiliki tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Misalnya pengembangan wisata agro atau desa wisata
maka masyarkat harus mendukung dan berpartisipasi
agar pembangunan berjalan maksimal

Permasalahan dalam pemanfaatan ruang tentu saja


menimbulkan berbagai dampak, yaitu
a. Kerusakan lingkungan
b. Ketimpangan wilayah
c. Kesenjangan sosial ekonomi
d. Konversi lahan

Anda mungkin juga menyukai