Anda di halaman 1dari 12

BAB I

WILAYAH DAN PERWILAYAHAN DALAM PERENCANAAN TATA RUANG

KELOMPOK : 1

1. ELYA REF'AH
2. GINA ZAHIRA SOVA
3. HUSNUL KHATIMAH
4. M. IKHSAN
5. M. RIZKI
6. NUR CHALESA FITRIANI
7. PUTRI SEPTYA DWI
8. SISKA NUR HIDAYAH

MAN 4 HULU SUNGAI TENGAH


TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Wilayah, Perwilayah, dan Tata Ruang
1. Wilayah

Wilayah adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu dan berbeda dengan
wilayah lain. Menurut Prof R. Bintaro, wilayah adalah sebagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal
tertentu dengan daerah sekitarnya. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan, atau aspek fungsional.

Adapun unsur-unsur wilayah antara lain daerah jawa grafis yang mempunyai ciri-ciri dan luas tertentu; dapat
dibedakan dengan daerah lainnya; mempunyai batas dan sistem tertentu; serta dapat ditentukan berdasarkan aspek
administratif atau fungsional. Dalam jangka geografi wilayah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu wilayah
formal (uniform regional) dan wilayah fungsional (nodal region).

a. Wilayah Formal (Uniform Region)

Wilayah formal atau unifrom region, yaitu suatu wilayah yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan
(homogenitas). Misalnya ketampakan kesamaan dalam hal fisik muka bumi, iklim, vegetasi, tanah, bentuk lahan,
dan penggunaan lahan dalam wilayah tersebut, baik secara terpisah maupun berupa gabungan dari berbagai aspek.

b. Wilayah fungsional (Nodal Region)

Wilayah fungsional adalah wilayah yang didirikan oleh adanya kegiatan yang saling berhubungan antara
beberapa pusat kegiatan secara fungsional. Misalnya, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
(Jabodetabek) yang secara fisik memiliki kondisi yang berbeda (heterogen). Namun secara fungsional, saling
berhubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup penduduk di setiap wilayah.

2. Perwilayahan

Setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda beda. Perbedaan karakteristik tersebut merupakan
dasar untuk melakukan per wilayah atau yang disebut regionalisasi. Perwilayah merupakan penentuan suatu
wilayah dengan menarik pentas berdasarkan variabel atau kriteria tertentu, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Dalam geografi dikenal dengan tiga kreteria perwilayah dengan ciri-ciri sebagai berikut.

a. Perwilayahan berciri tunggal (single topic region) adalah penetapan wilayah yang didasarkan pada salah satu
aspek geografi. Contohnya kemiringan lereng.

b. Perwilayahan berciri majemuk (multitopic region) adalah penetapan wilayah berdasarkan faktor geografis.
Contohnya, penetapan wilayah berdasarkan iklim.

c. Perwilayahan berciri keseluruhan (total region) adalah penetapan wilayah berdasarkan banyak faktor, baik
lingkungan alam, biotik ,maupun manusia. Contohnya ekosistem mangrove.

Tujuan pembentukan perwilayah sebagai berikut.

a. Memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.

b. Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.

c. Penyederhanaan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan yang sangat beragam.
d. Memantau perubahan yang terjadi baik secara alam maupun manusia.

Regionalisasi suatu fenomena atau gejala di muka bumi memberikan berbagai. Beberapa manfaat tersebut sebagai
berikut:

a. Informasi dari suatu gejala atau fenomena diperlukan bumi yang sangat beragam dapat disederhanakan.

b. Terpisahkannya fenomena yang tidak berguna dari yang dibutuhkan atau akan digunakan.

c. Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.

d. Pemantauan dinamika yang terjadi, baik gejala alam maupun manusia dapat dilakukan dengan mudah.

e. Menyebarkan dan meratakan pembangunan sehingga dapat menghindari adanya pemusatan kegiatan
pembangunan yang berlebihan di daerah tertentu.

f. Menjamin keserasian dan koordinasi terhadap berbagai kegiatan pembangunan di setiap daerah.

g. Memberikan pengarahan kegiatan pembangunan kepada para aparatur pemerintahan di pusat atau daerah,
masyarakat umum, dan para pengusaha.

3. Tata Ruang

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang adapun penataan ruang adalah suatu sistem proses
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan
ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Tujuan tersebut akan tercapai dengan:

a. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan buatan

b.Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya bantuan dengan
memperhatikan sumber daya manusia

c. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang

Tata ruang kota mempunyai fungsi tersendiri fungsi tata ruang kota adalah sebagai berikut:

a. Acuan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) dan rencana pembangunan
jangka menengah daerah (RPJMD)

b. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah provinsi

c. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah provinsi

d. Acuan lokasi investasi dalam wilayah provinsi yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta

e.Pedoman untuk penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis provinsi

f. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan atau pengembangan wilayah provinsi yang meliputi
indikasi arahan peraturan donasi, arahan perikanan, arahan insentif dan desensentif, serta arahan sanksi
g. Acuan dalam administrasi pertahanan

Selain mempunyai fungsi, tata ruang kota juga memiliki manfaat bagi pembangunan suatu wilayah adapun
manfaat tata ruang bagi pembangunan sebagai berikut

a. Meningkatkan kepercayaan investor agar pembangunan berjalan sesuai kebutuhan penduduk secara matang.

b. Menjaga iklim investasi agar pembangunan berjalan sesuai kebutuhan penduduk setempat.

c. Mengakomodasi kebutuhan penduduk di suatu daerah dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

d. Mencegah risiko kerusakan lingkungan melalui infice proses pembangunan.

B. PERTUMBUHAN WILAYAH DI INDONESIA

1. Pusat pertumbuhan di Indonesia

Pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi
pusat daya tarik (pole of attraction). Berikut ini metode untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan.

a. Gaya tarik- menarik (gravitasi) yang di kemukakan oleh W. J. Reilly. Ia mengemukakan bahwa kekuatan
(gravitasi) interaksi antara dua wilayah atau lebih dapat diukur dengan memperhatikan penduduk masing-masing
wilayah serta jarak dua wilayah tersebut.

b. Terminal jasa distribusi yang dikemukakan oleh Purnomosidi Hadjisarosa, yaitu pertumbuhan dan wilayah
pengaruh suatu kota ditentukan oleh terminal jasa distribusi (jasa perdagangan).

Pusat pertumbuhan berskala nasional di Indonesia, contohnya kota surabaya, makassar dikembangkan sebagai
pusat pertumbuhan di kawasan Indonesia Timur, dan Medan sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Indonesia
Barat. Pusat pusat pertumbuhan regional atau daerah, seperti jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang-
Bekasi), Bandung Raya, segitiga Sijori (Singapura-Johor-Riau), dan Gerbang Kertosusilo (Gresik-Bangkalan-
Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan).

Perkembangan pusat pertumbuhan di suatu wilayah ditentukan oleh faktor faktor sebagai berikut.

a. Sumber Daya Alam

b. Sumber Daya Manusia

c. Kondisi Fisiografi/Lokasi

d. Fasilitas Penunjang

2. Teori pusat pertumbuhan

a. Teori tempat Sentral (Central Place Theory)


Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman bernama Walter Christaller tahun
1933. Christaller mengemukakan dua konsep, yaitu jangkauan (range) dan (threshold)

1). Jangkauan (range) adalah jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhannya hanya
kadang kadang.

2). Threshold adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungan suplai
barang.

Berdasarkan jenis pusat pelayanannya, hierarki tempat yang Sentral dapat dibedakan sebagai berikut.

1). Tempat sentral berhierarki 3 (k=3) adalah pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang
barang bagi daerah sekitarnya disebut kasus pasar optimal.

2). Tempat sentral berhierarki 4 (k=4) dinamakan lalu lintas yang optimal. Artinya, di daerah tersebut dan
sekitarnya yang terpengaruh tempat yang sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang
paling efisien.

3). Tempat sentral berhierarki 7 (k=7) dinamakan situasi administratif yang optimum.

Untuk dapat menerapkan teori Christaller pada suatu daerah, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi. Syarat
tersebut sebagai berikut.

1). Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari wilayah tersebut relatif seragam sehingga tidak ada
bagian wilayah yang mendapat pengaruh lereng atau pengaruh alam lainnya dalam hubungannya dengan jalur
angkutan.

2). Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer
yang menghasilkan padi padian, kayu, dan batu bara.

b. Teori kutub pertumbuhan (Growth Poles Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Francois Perroux, seorang ahli ekonomi dari prancis, pada tahun 1955. Perroux
menyatakan bahwa pada kenyataanya pembangunan di mana pun bukanlah suatu proses yang terjadi secara
serentak, tetapi muncul di tempat tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda.

c. Teori polarisasi ekonomi

Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal. Ia perpendapat bahwa daerah yang memiliki
pusat pertumbuhan akan sangat menarik bagi para pemodal, tenaga kerja, tenaga terampil dan barang-barang
dagangan sehingga dalam waktu yang lama akan memunculkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya,
antara lain membuka lowongan pekerjaan, upah buruh naik dan masuknya investasi. Adapun dampak negatifnya
antara lain adanya ketimpangan wilayah di sekitarnya sehingga memunculkan kriminalitas, kesenjangan sosial,
dan kerusakan alam.

3. Dampak dan pengaruh pusat pertumbuhan

Dampak positif dari pertumbuhan penduduk, antara lain terciptanya peluang kerja, meningkatnya
pendapatan, majunya teknologi, lengkapnya fasilitas pelayanan, dan terciptanya kesempatan kerja. Adapun
dampak negatif pusat pertumbuhan penduduk, antara lain berkurangnya lahan pertanian, berkurangnya tenaga
kerja usia produktif, masuknya pengaruh budaya negatif kota ke desa, dan meningkatnya jumlah pengangguran.

Berikut ini pengaruh pusat pertumbuhan pada berbagai bidang.

a. Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi

1). Terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka dan adanya gerakan arus barang akan
membawa dampak terhadap alat transportasi, perhubungan, perdagangan, perkantoran dan jasa.

2). Bertambah padatnya jumlah penduduk wilayah tersebut, baik yang disebabkan oleh migrasi masuk maupun
pertambahan alami akan memacu tumbuhnya sarana-sarana dan fasilitas permukiman, pemasaran, hiburan, dan
kesehatan.

3). Sektor-sektor ekonomi yang bersifat nonformal dapat ditempuh dan berkembang dengan pesat seiring
bertambahnya penduduk dan meningkatnya pendapatan masyarakat.

b. Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perubahan sosial budaya masyarakat

1). Akan memotivasi masyarakat untuk berlomba memiliki pengetahuan, keterampilan dan kesiapan untuk
menghadapi tantangan perubahan sosial budaya.

2). Akibat mobilitas penduduk, baik melalui migrasi maupun pertambahan alami dari berbagai latar belakang
budaya akan menyebabkan akulturasi dan asimilasi nilai budaya pendatang dengan nilai budaya setempat.

3). Terbukanya arus informasi dan komunikasi akan mempercepat pertumbuhan daerah tersebut.

4). Terbukanya lapangan pekerjaan yang banyak dan luas akan meningkatkan taraf hidup masyarakat secara
otomatis sehingga status sosial menjadi lebih baik.

5). Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin, bersikap hemat, dan menyeleksi yang termasuk
kebutuhan primer dan sekunder supaya tidak terpengaruh oleh tuntutan barang dan jasa yang berlebihan.

4 interaksi antar wilayah pertumbuhan

Pusat pertumbuhan dapat mempengaruhi wilayah di sekitarnya karena wilayah pusat pertumbuhan memiliki
daya tarik untuk menawarkan berbagai jenis barang dan jasa hal ini dapat menimbulkan interaksi antar wilayah.

Interaksi terjadi antar wilayah pertumbuhan dapat dilihat dari berbagai aspek interaksi antar wilayah pertumbuhan
dapat dilihat dari tiga aspek berikut.

a. Aspek ekonomi

1. Jaringan jalan yang menghubungkan dua wilayah pertumbuhan menjadikan transportasi lancar sehingga
merangsang kegiatan ekonomi di kedua wilayah itu

2 wilayah pertumbuhan a menjadi produsen barang-barang yang dibutuhkan di wilayah pertumbuhan B sehingga
barang-barang dari A dikirim ke B

3. Lalu lintas yang lancar antar wilayah pertumbuhan akan menekan harga kebutuhan di kedua wilayah.
4. Pertumbuhan a dapat menjadi pasar bagi barang-barang yang diproduksi di wilayah pertumbuhan B dan
sebaliknya.

b. Aspek sosial

1. Mobilitas dari berbagai latar belakang sosial ekonomi dan berbagai tujuan yang berbeda terjadi antar wilayah
pertumbuhan.

2. Tenaga kerja dari luar wilayah pertumbuhan yang bekerja dan mencari nafkah di suatu wilayah.

3. Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan penduduk bermigrasi ke wilayah pertumbuhan lain.

4. Kebutuhan bahan baku dan hasil industri menyebabkan terjadinya interaksi antar wilayah pertumbuhan.

c. Aspek budaya

1 mode pakaian dan gaya berpakaian dari salah satu wilayah pertumbuhan banyak ditiru di wilayah lain.

2. Penyebaran seni dan budaya melalui media komunikasi ke wilayah pertumbuhan lainnya.

3. Budaya konsumtif dari suatu wilayah pertumbuhan mudah menular ke wilayah lain.

4. Penemuan bidang teknologi dari suatu wilayah pertumbuhan dapat diterapkan untuk kemajuan wilayah lainnya.

5. Daya dukung pertumbuhan wilayah

Daya dukung wilayah ( carrying capacity) merupakan daya tampung maksimum wilayah yang mampu
mendukung kehidupan manusia. Daya tampung tersebut mencakup populasi manusia yang didukung secara
optimal tanpa merusak lingkungan salah satu unsur parameter daya dukung wilayah adalah lahan. Dari dukung
lahan digunakan untuk mengetahui tingkat penggunaan lahan di suatu wilayah hasil analisis terhadap karakteristik
daya dukung lahan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui pemanfaatan potensi wilayah.

Manfaat daya dukung wilayah yaitu sebagai dasar perencanaan kebijakan kebijakan pembangunan. Contohnya
dalam upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk dan bidang kerjasama regional. Pada dasarnya terdapat
banyak komponen yang akan menentukan daya dukung suatu wilayah, antara lain daya lenting ekosistem
(ecosistem reselience), tingkat teknologi, preferensi konsumen permintaan sumber daya, serta isu-isu distribusi
dan pemerataan, dalam perspektif lingkungan, daya dukung menjadi dua komponen, yaitu kapasitas
penyediaannya (supportive capacity) dan kapasitas tampung (assimilative capacity).

C. Pembangunan Wilayah di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah daratan mencapai 1.910.931,32 km² dan wilayah perairan
mencapai 3.257. 483 km². Yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

1. Pengertian pembangunan wilayah

Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat
menyediakan berbagai alternatif yang sesuai bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik.
Menurut direktorat pengembangan kawasan strategis, Ditjen penataan ruang, departemen permukiman dan
prasarana wilayah (2002), prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan wilayah sebagai berikut:

a. Sebagai growt center

b. Memerlukan upaya kerjasama

c. bersifat integral

d. Mekanisme pasar harus menjadi syarat

Dalam pemetaan strategic development region antara lain sumber daya alam sumber daya manusia serta
infrastruktur.

2. Wilayah pembangunan di Indonesia

Bersamaan dengan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah

pembangunan utama di Indonesia dibagi menjadi empat region utama sebagai berikut.

a. Wilayah pembangunan utama A dengan pusat pertumbuhan utama adalah Medan. Wilayah ini meliputi berikut.

1) Wilayah Pembangunan I, meliputi Aceh dan Sumatra Utara.

2) Wilayah Pembangunan II, meliputi Sumatra Barat dan Riau dengan pusatnya di Pekanbaru.

b. Wilayah pembangunan utama B dengan pusat pertumbuhan utama adalah Jakarta. Wilayah ini meliputi berikut.

1) Wilayah pembangunan III, meliputi Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu.

Wilayahnya berpusat di Palembang.

2) Wilayah pembangunan IV, meliputi Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,

dan DI Yogyakarta.

3) Wilayah pembangunan VI. meliputi Kalimantan Barat. Wilayahnya berpusat di Pontianak

c . Wilayah pembangunan utama C dengan pusat pertumbuhan utama adalah Surabaya. Wilayah ini meliputi
sebagai berikut.

1) Wilayah pembangunan V. meliputi daerah-daerah Jawa Timur dan Ba Wayah ini berpusat di Surabaya.
2) 2) Wilayah pembangunan VII, meliputi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan Wilayah ini berpusat
di Balikpapan dan Samarinda.

d. Wilayah pembangunan utama D dengan pusat pertumbuhan utama adalah Makassar Wilayah ini meliputi
berikut.

1) Wilayah pembangunan VIII, meliputi daerah-daerah di NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Wilayah ini berpusat di Makassar.
2) Wilayah pembangunan IX, meliputi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.

Wilayah ini berpusat di Manado.

3) Wilayah pembangunan X, meliputi daerah-daerah di Maluku (termasuk Maluku Utara dan Papua). Wilayah ini
berpusat di Sorong.

Wilayah pembangunan di atas selanjutnya dikembangkan lagi menjadi wilayah pembangunan yang lebih kecil
yaitu tingkat daerah dan pada provinsi. Contohnya, Jawa barat dibagi menjadi beberapa wilayah pembangunan
daerah sebagai berikut.

a. Wilayah pembangunan Jabodetabek.

b. Wilayah pembangunan Bandung raya.

c. Wilayah pembangunan Priyangan timur.

d. Wilayah pembangunan Karawang.

e. Wilayah pembangunan Cirebon dan sekitarnya.

f. Wilayah pembangunan Banten.

Arahan pembangunan Indonesia saat ini menggunakan pendekatan sektoral dan regional berdasarkan potensi
unggulan tiap-tiap wilayah. Penguatan pusat-pusat pertumbuhan dan konektivitas antara pusat pertumbuhan
merupakan dasar pembentukan koridor ekonomi Indonesia ( KEI ). Koridor ekonomi Indonesia ( KEI ) adalah
jaringan infrastruktur terintegrasi di sebuah kawasan geografi yang dirancang untuk menstimulasikan
pengembangan ekonomi satu kawasan.

D. Perencanaan Tata Ruang di Indonesia

Perencanaan Tata Ruang Wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan
perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan,memperkirakan faktor faktor pembatas, menetapkan
tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai.

a. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Tujuan perencanaan wilayah adalah mengahasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan
yang direncanakan, baik oleh pihak pemerintah maupun swasta.

Manfaatnya dapat di kemukakan sebagai berikut:

1 perencanaan wilayah haruslah mampu menggambarkan proyeksi dari berbagai kegiatan ekonomi dan
penggunaan lahan di wilayah tersebut pada masa yang akan datang.
2. Dapat membantu atau membantu para pelaku ekonomi untuk memenuhi kegiatan yang tidak perlu
dikembangkan pada masa yang akan datang dan lokasi kegiatan itu masih diizinkan

3. Sebagai bahan acuan bagi pemerintah untuk mengendalikan atau mengawasi arah pertumbuhan kegiatan
ekonomi dan penggunaan lahan manfaat

4. Sebagai landasan bagi rencana-rencana lainnya yang lebih sempit Tetapi lebih detail misalnya perencanaan
struktural dan prasarana

5. lokasi itu dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan

b. Jenis-jenis Perencanaan Wilayah

1. Top Down and Bottom Up Planning

Perencanaan top down and bottom of planning adalah kewenangan utama dalam perencanaan berada pada
institusi lebih tinggi

2. Vertical and horizontal planning

Vertical and horizontal planning adalah perencanaan yang lebih mengutamakan koordinasi antar berbagai
jenjang pada sektor yang sama

3. Perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung dan yang tidak melibatkan masyarakat

Perencanaan yang melibatkan masyarakat adalah apabila masyarakat dilibatkan dalam perencanaan suatu
wilayah perencanaan yang tidak melibatkan masyarakat adalah apabila masyarakat tidak dilibatkan sama sekali
dan hanya dimintakan persetujuan dari DPRD untuk persetujuan agar

2. Perencanaan Tata Ruang Nasional

Rencana tata ruang wilayah nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara
yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang

a. Tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN) bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman
nyaman produktif dan berkelanjutan

b. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman serta sistem jaringan prasarana dam sarana yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat tang secara hierarki memiliki hubungan fungsional.

3. PerencanaanTata Ruang Provinsi

Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari optimalisasi rencana tata ruang
wilayah nasional ( RTRW) yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi
4 perencanaan tata ruang kabupaten atau kota penyusunan rencana tata ruang kabupaten atau kota merupakan alat
pengaturan pengendalian dan pengerahan ruang di wilayah kabupaten atau kota undang-undang republik
Indonesia nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah merupakan landasan pengembangan otonomi daerah.

Rencana tata ruang wilayah kabupaten muat

a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten

b rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan
kawasan pedesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten

c.rencana pola ruang wilayah kabupaten dan menempati meliputi kawasan lindung kabupaten dan kawasan
budidaya kabupaten

d. penetapan kawasan strategi kabupaten dan lain lain

5. permasalahan dan penerapan tata ruang di Indonesia

a. permasalahan penerapan tata ruang di Indonesia

1) belum semua daerah di Indonesia mempunyai rencana tata ruang wilayah RT RW yang sesuai dengan RT RW
Nasional

2) perbedaan potensi sumber daya alam antar wilayah

3) persebaran penduduk yang tidak merata

4) sistem transportasi dan penyedia prasarana yaitu semakin banyaknya jumlah kendaraan

5) penyediaan modal untuk kegiatan usaha masyarakat pedesaan belum mencukupi khususnya untuk golongan
ekonomi ekonomi lemah

6) jumlah penduduk yang besar dan kemiskinan

7) penurunan kualitas sarana prasarana dalam permukiman daratan tidak adanya kesesuaian lahan

b. Upaya penanggulangan permasalahan tata ruang di Indonesia

upaya pemerintah dalam penanggulangan permasalahan tata ruang kota di Indonesia

1 Penasihat dilakukan oleh ditjen penataan ruang dengan mengirimkan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam
penataan ruang sesuai kebutuhan daerah untuk memberikan arah-arahan dan alternatif alternatif solusi teknis
secara profesional berkaitan dengan ragam permasalahan penataan ruang dan dihadapi oleh masing-masing
daerah

2 pendampingan dilakukan bila pemerintah daerah memiliki keterbatasan dalam hal pendanaan dan sumber daya
manusia sehingga membutuhkan bantuan tenaga ahli teknik penataan ruang dari pemerintah pusat dan penataan
ruang untuk membantu dan turut menyusunkan rencana tata ruang maupun dalam pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang
3 kerjasama pendanaan dilakukan bila pemerintah daerah memiliki keterbatasan dalam hal pendanaan namun
telah memiliki sumber daya manusia yang cukup di bidang penataan yang penataan ruang sehingga terbentuklah
teknik yang dibutuhkan dari pemerintah pusat berupa kerjasama pendanaan tempat

4penyusunan oleh pemerintah pusat adalah penyiapan dana dan tenaga ahli oleh pemerintah pusat. dalam
pelaksanaannya melibatkan pemerintah daerah, secara intensif dan berbagai stakeholders terkait lainnya

Anda mungkin juga menyukai