Anda di halaman 1dari 31

Konsep region dan perwilayahan

Pembahasan :
1. Konsep region
2. Regionalisasi
3. Pusat-pusat pertumuhan

Kelompok 7
Ani Nuryami 10
Sri Yanti 22
Yuni Agustian 34
A. Pengertian Region
menurut Dickinson (dalam Sumaatmadja, 1988), “Suatu
region adalah suatu komplek keruangan atau komplek
teritorial yang terdiri dari penyebaran gejala-gejala yang
berbeda sesamanya, yang mengungkapkan suatu
keseluruhan aspek tertentu sebagai ruang geografi”. Sifat
karakteristik sebagai suatu keseluruhan wilayah
geografi pada studi geografi digambarkan sebagai
suatu pengertian geografi yang dikenal sebagai konsep
regional.
Pengertian Region juga dapat di
bedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pengertian Internasional
2. Pengertian Nasional
B. Region Formal dan Region Fungsional
Region dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu
1. Region Formal
2. Region Fungsional
Peta wilayah iklim di Dunia
Suatu region nodal terdapat empat unsur penting sebagai
berikut :
a. adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia
b. adanya node/pusat yang menjadi pusat
pertemuan arus tersebut secara terorganisir
c. adanya wilayah yang makin meluas
d. adanya jaring-jaring rute tempat tukar menukar
berlangsung.
Perbandingan Region Formal dan Region
Nodal

Padi > 75% Kota


Padi 50 – 75% Pedesaan
C. Ragionalisasi (pewilayahan)

Regionalisasi (Pewilayahan) di dalam geografi adalah suatu

upaya mengelompokkan atau mengklasifikasikan unsur-unsur

yang sama. Mengingat lokasi-lokasi di muka bumi jumlahnya tak

terbatas, maka harus menyusun dan mengelompokkan serangkaian

lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama menurut kriteria

tertentu. Sehingga informasi dapat diperoleh secara efisien dan

ekonomis.
Menurut sumaatmadja (1988:51) bahwa, “menentukan
pewilayahan atau regionalisasi suatu wilayah di
permukaan bumi, dipergunakan kriteria geografi hasil
relasi keruangan aspek-aspek yang secara umum lebih
menonjol atau lebih dominan pada wilayah yang
bersangkutan.

Contoh pembagian region berdasarkan


iklim, permukaan bumi dapat dibedakan
atas unsur cuaca, seperti suhu, curah hujan,
penguapan, kelembaban, dan angin.
Terdapat cara pembuatan region dengan
langkah-langkah dapat Anda lakukan sebagai
berikut:

 1. Pembuatan Region Uniform.

 Mengelompokkan tempat-tempat berdasarkan jenis obyek


atau peristiwa yang diinginkan oleh Anda. Misalnya jika
Anda bertujuan membagi satu wilayah ke dalam region-
region bentang alam (landform), maka Anda harus
mengelompokkan wilayah itu menjadi dataran rendah
(plains), perbukitan (hill), pegunungan (mountains).
Lanjutan
Mengelompokkan jenis atau tipe-tipe yang sama dari obyek-
obyek dan menarik garis batas yang memisahkan setiap zone
tersebut dengan cara :
 region sedapat mungkin harus homogen yaitu memiliki
tingkat kesamaan yang kuat diantara tempat-tempat yang ada
dalam setiap region;
 setiap bagian dari region itu harus merupakan satu
kesinambungan, jadi tidak ada bagian yang tidak termasuk ke
dalam salah satu region;
 semua tempat harus ditentukan menjadi beberapa region dan
tidak ada satu tempat yang dikelompokkan ke dalam lebih dari
satu region.
2. Pembuatan Region Nodal
 Di dalam pembuatan region nodal, harus memperhatikan
core area atau daerah inti.
 Ciri region nodal adalah adanya gerakan yang mengarah ke
titik pusat. Semenatara daerah belakang penopang atau yang
terpengaruhnya sering disebut sebagai hinterland.
 Hinterland sebuah kota dapat dicirikan dari adanya gerakan
pekerja yang bergerak menuju ke arah kota atau mungkin
zonanya lebih luas lagi, seperti pedesaan tempat orang-
orang bergerak untuk bekerja atau berbelanja atau berusaha
ke kota.
Pewilayahan Berdasarkan
Fenomena Geografis
Pewilayahan berdasarkan fenomena geografis adalah
pewilayahan yang didasarkan pada gejala atau objek
geografi misalnya berdasarkan atmosfer, lithosfer,
hidrosfer, biosfer, dan antroposfer.

1. Pewilayahan berdasarkan fenomena atmosfer


Fenomena atmosfer yang akan dijadikan dasar
klasifikasi pewilayahan adalah berdasarkan iklim, di
antaranya berdasarkan posisi matahari dan ketinggian
tempat.
Lanjutan
1). Pewilayahan iklim berdasarkan posisi matahari
Dasar pewilayahan dengan menggunakan iklim
matahari adalah pewilayahan yang ditentukan pada
posisi matahari dan sinar matahari yang dapat diterima di
permukaan bumi.

2). Pewilayahan iklim berdasarkan ketinggian tempat


Tiap-tiap lokasi yang memiliki ketinggian dan morfologi
yang berbeda akan memiliki tekanan udara dan luasan
daerah yang disinari oleh matahari yang berbeda.
b. Pewilayahan berdasarkan fenomena litosfer
Fenomena litosfer yang akan dijadikan dasar klasifikasi adalah
berdasarkan batuan, kemiringan lereng, dan tanah.

1). Pewilayahan berdasarkan fenomena batuan.


Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki jenis batuan
yang berbeda,hal ini ada kaitannya dengan prose
pembentukan kulit bumi.
2). Pewilayahan berdasarkan fenomena kemiringan
lereng
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki kemiringan
lereng Yang berbeda, hal ini ada kaitannya dengan
proses dinamika kulit bumi dan sifat batuan.
3) Perwilayahan berdasarkan fenomena tanah
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki jenis tanah
yang berbeda.Hal ini berkaitan dengan faktor iklim,
organisme, batuan, topografi, dan waktu.
c. Pewilayahan berdasarkan fenomena hidrosfer

Fenomena hidrosfer yang akan dijadikan dasar untuk klasifikasi adalah


berdasarkan air permukaan, densitas air, dan kedalaman air tanah.
1). Pewilayahan berdasarkan fenomena air permukaan
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki air
permukaan yangberbeda. Hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan
morfologi, curah hujan, dan kondisi batuan
2). Pewilayahan berdasarkan fenomena densitas air
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki densitas air
yang berbeda.Hal ini karena dipengaruhi oleh kandungan
mineral yang ada pada air.
3). Pewilayahan berdasarkan fenomena kedalaman air tanah
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki kedalaman air
yang berbeda. Hal ini karena dipengaruhi oleh curah hujan, batuan,
kemiringan, dan vegetasi penutup lahan.
d. Pewilayahan berdasarkan fenomena biosfer

1) Pewilayahan berdasarkan fenomena vegetasi


Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki vegetasi yang berbeda.
Hal ini karena dipengaruhi oleh curah hujan, suhu, kelembaban,
ketersediaan air, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah,
kejenuhan basa, pH, bahan organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman
sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan, dan
singkapan batuan.

2) Pewilayahan berdasarkan fenomena fauna


Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki hewan/binatang
yangberbeda. Hal ini karena dipengaruhi oleh kondisi iklim, geologi
sejarah dan vegetasi.
e. Pewilayahan berdasarkan fenomena antroposfer

Fenomena antroposfer yang akan dijadikan dasar klasifikasi adalah


berdasarkan administratif, kependudukan, teknologi dan lainnya.

1). Pewilayahan berdasarkan fenomena administratif


Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki luas dan batas
administratif yang berbeda. Hal ini karena dipengaruhi oleh
kemampuan dan kekuasaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu
bangsa.
Lanjutan
2). Pewilayahan berdasarkan fenomena kependudukan
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki fenomena
kependudukanyang bebeda
Hal ini karena dipengaruhi oleh jumlah, usia, dan jumlah pasangan
usia subur (PUS).

3) Pewilayahan berdasarkan fenomena teknologi


Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki fenomena
penguasaan teknologi yang
berbeda. Hal ini karena dipengaruhi oleh kemampuan, penguasaan
dan ilmu yang dimiliki
berbeda.
4. Contoh Pewilayahan Secara Formal dan Fungsional

Apabila sudah memahami betul tentang pewilayahan secara formal


dan fungsional, maka akan lebih mudah untuk memberikan beberapa contoh
dari kedua pewilayahan tersebut

a. Contoh Pewilayahan secara formal


Pewilayahan secara formal didasarkan pada gejala atau objek yang ada ditempat
tersebut atau pewilayahan berdasarkan administrasi pemerintahan.
Berikut ini beberapa contoh pewilayahan secara formal.
1. Daerah gunung
2. Lahan pertanian
3. Lahan kehutanan
4. Perkotaan
5. Benua australia
6. Negara indonesia
7. Provinsi jawa barat
b. Contoh Pewilayahan Fungsional
Pewilayahan secara fungsional didasarkan pada
fungsi, asal usul, dan perkembangannya.
Berikut ini beberapa contoh pewilayahan secara
fungsional
1. Wilayah konservasi
2. Kota satelit
3. Zone penyangga
4. Wilayah resapan
Pusat-pusat pertumbuhan
Pengertian
Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yang
perkembangannya sangat pesat dan menjadi pusat
pembanguan yang dapat mempengaruhi perkembangan
daerah-daerah di sekitarnya.
Pusat pusat wilayah pertumbuhan
a. Wilayah kecamatan
b. Kabupaten
c. Kota atau provinsi.
Pengembangan kawasan-kawasan
yang menjadi pusat pertumbuhan.
 Berskala nasional.
Contoh : kota surabaya, makasar dikembangkan sebagai pusat
pertumbuhan dikawasan indonesia timur.
 Pusat pertumbuhan regional atau daerah.
Contoh: “ JABODETABEK” (Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi),
“GERBANG KERTOSUSILA” (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-
Surabaya-Sidoarjo-Lamongan)
Pendekatan pusat-pusat pertumbuhan
Teori tempat
yang sentral
(central place
theory)
Teori kutub
pertumbuhan
Potensi daerah
setempat

Konsep
agropolitan
1. Teori Tempat Yang Sentral (Central Place Theory)
(Walter Cristaller, 1933)

Tempat yang sentral yaitu suatu lokasi yang senantiasa melayani


berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang
terpusat (sentral). Tempat ini memungkinkan partisipasi manusia yang
jumlahnya besar baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan
maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang
dihasilkannya.
2. Teori Kutub Pertumbuhan (Grow Poles Theory)
(Perroux, 1955)

Dalam teori kutub pertumbuhan/ teori piusat pertumbuhan,


dinyatakan bahwa pembangunan kota atau wilayah di
manapun adanya bukanlah merupakan suatu proses yang
terjadi secara serentak, tetapi mucul di tempat-tempat
tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda.
Tempat-tempat atau kawasan yang menjadi pusat
pembangunan tersebut dinamakan pusat-pusat atau kutub-
kutub pertumbuhan
3. Potensi daerah setempat
Teori pusat pertumbuhan juga dikenal “Potential Model”. Konsepnya adalah
bahwa setiap daerah memiliki potensi untuk dikembangkan, baik alam
maupun manusianya

4. KONSEP AGROPOLITAN (Friedman, 1975)


Menurut konsep ini, perlunya mengusahakan pedesaan untuk lebih terbuka dalam
pembangunan sehingga diharapkan terjadi beberapa “kota” di pedesaan atau di
daerah pertanian (agropolis)
Pusat-pusat pertumbuhan di indonesia
Pembangunan di Indonesia dipusatkan di wilayah-wilayah tertentu yang diperkirakan sebagai
pusat pertumbuhan yang diperkirakan sebagai kawasan sentral yang mampu menarik daerah-
daerah di sekitarnya
wilayah pembangunan utama di Indonesia dibagi menjadi empat region utama yaitu:
Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama Kota Medan terdiri atas:
 Wilayah Pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan Sumatera Utara.
 Wilayah Pembangunan II, meliputi daerah-daerah di Sumatera Barat dan Riau, dengan
pusatnya di Pakanbaru.
Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan utama Jakarta. Wilayah ini
terdiri atas:
 Wilayah Pembangunan III, meliputi daerah-daerah Jambi, Sumsel dan Bengkulu, dengan
pusatnya di Palembang.
 Wilayah Pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa
tengah, dan DI Yogyakarta yang pusatnya di Jakarta.
 Wilayah Pembangunan VI, meliputi daerah-daerah di Kalimantan Barat, yang pusatnya di
Pontianak.
Lanjutan ....
Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama Surabaya,
wilayah ini terdiri atas:
 Wilayah Pembangunan VI, meliputi daerah-daerah di Jawa Timur, dan Bali
yang pusatnya di Surabaya.
 Wilayah Pembangunan VII, meliputi daerah-daerah di Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang pusatnya di Balikpapan
dan Samarinda.
Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan utama Ujung
Pandang atau Makasar, wilayah ini terdiri atas:
 Wilayah Pembangunan VIII, meliputi daerah-daerah di Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, yang
pusatnya di Makasar.
 Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, yang pusatnya di Menado.
 Wilayah Pembangunan X, meliputi daerah-daerah di Maluku (termasuk
Maluku Utara dan Irian Jaya (Papua) yang pusatnya di Kota Sorong.
Wilayah pembangunan utama
wilayah pembangunan
pusat pembangunan utama
pusat pembangunan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai