Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Perencanaan Wilayah


1. Pengertian dan Karakteristik Perencanaan Wilayah
a. Pengertian Wilayah
Wilayah dapat kita artikan sebagai bagian permukaan bumi yang
memilki batas-batas dan ciri-ciri tersendiri berdasarkan lingkup pengamatan
atas satu atau lebih fenomena atau kenampakan tertentu. Penekanan pada
unsur bagian poermukaan bumi dapat menjadi titik awal dalam memahami
pengertian wilkayah seperti yang dikemukakan oleh berbagai ahli. Sebelum
diungkapkan lebih jauh, terdapat beberapa istilah lain sebagaimana disebutkan
diatas, yang memiliki pengertian sama atau mendekati peringatan wilayah,
seperti daerah, region, kawasan, zone, area, jalur, distrik dan sektor, . Dlaam
hal ini faktor ketetapan penggunaan istilah-istilah tersebut sangat tergantung
pada konteks pembahasan dan kezalimannya.
Djenen yang dikutip oleh J.E Sitanala (1979), memberiakn batasan
tentang wilayah yaitu sebagai permukaan bumi yang memiliki kesamaan yang
berdasarkan unsur-unsur tertentu yang dipilih. Atas dasar itulah wilayah dapat
diciptakan bermacam-macam, misalnya wilayah yang berdasarkan
administrasi pemerintahan (kabupaten, propinsi) wilayah geografis (lembah,
daratan, pegunungan, hutan), wialyah pemukiman tingkat pembangunan.
Wilayah dapat dibedakan atas wilayah formal dan wilayah fungsional.
Wilayah formal ditandai oleh asosiasi areal yang bersifat fisik atua biotik.
Asosiasi areal adalah hubungan antaraspek-aspek alamiah sehingga melhirkan
kondisi tertentu yang memungkinkan terjadinya wilayah formal. Contoh
daerah rawa, padang rumput, hutan jati. Dataran rendah dan air melahirkan
kondisibagi terjadinya rawa. Sedangkan wilayah fungsional ditandai oleh
interaksi keruangan. Contoh, kota yang dibangun beberapa pusat kegiatan
yang dihubungkan oleh jalan- jalan atau jaringan komunikasi Interaksi
keruangan adalah wujud saling hubungan antara satu fakta dengan fakta lain
dalm satu ruang. Misalnya, karena interaksi antara manusia dengan
lingkungannya, di suatu tempat terjadi pesawahan, sedang ditempat lain
perkebunan.
Bintarto dan Hadisumarno (1982) mengemukakan bahwa secara umum
wilayah dapat diartikan sebagai permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam
hal-hal tertentu dari daerah disekitarnya. Lebih lanjut diberiak beberapa
pengertian wilayah berdasarka klasifikasi yang berbeda. Terdapat wilayah
seragam (uniform region) dan wilayah nodus (nodal region), wilayah menurut
jenis(generic region), wilayah khusus (spesific region), dan wilayah dengan
klasifikasi dekriptif analitis.
Wilayah seragam (homogen) adalah wilayah yang menunjukan
keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, seperti wilayah pertanian
dimana terdapat keseragaman atau kesamaan antar (kota, desa) dan wilayah
yang berdasarkan petani atau daerah pertanian dan kesamaan tersebut menjadi
sifat yang dimiliki oleh elemen-elemen yang membentuk wilayah.
Wialayah nodus (wilayah tombol, tonjol, fungsional) adalah wilayah
yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
dihubungkan dengan garis melingkar.
Klasifikasi menurut jenisnya menekankan kepada jenis suatu wilayah,
seperti wilayah iklim, wilayah vegetasi, wilayah pertanian, wilayah fisiografi,
dan sebagainya. Sedangkan wilayah dengan klasifikasi menurut
kekhususannya yang menunjukan daerah tunggal, mempunyai ciri-ciri
geografiyang khusus, terutama ditentukan oleh lokasi dalam kaitannya dengan
daerah lain, misal Asia Tenggara, Wilayah Waktu Indonesia Bagian Timur,
Wialyah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan sebagainya.
Tidak semua bagian permukaan bumi dihuni oleh manusia, meskipun
demikian setiap bagian permukaan bumi adalah penting bagi manusia, dan
manusia merupakan unsur yang menentukan dalam atau bagi setiap wilayah.
Wialyah dapat dilihat sebagai ruang huniatau ruang kegiatan manusia. Atau
sebagainya yang berhubungan dengan itu. Lebih dari karakteristik wilayah
ditentukan oleh interaksiantara manusia dengan lingkungan alamnya yang
terwujud dalam berbagai kegiatan manusia.

b. Karakteristik Wilayah
Karakteristik wilayah Indonesia terbagi atas dua aspek, yakni wilayah
perairan dan wilayah daratan.
 Wilayah Daratan
1) Pegunungan
Pegunungan merupakan sebuah dataran yang menjulang lebih tinggi
dari sekelilingnya, yang berketinggian antara 800 hingga 1.000 meter
di atas permukaan laut. Pegunungan sendiri merupakan rangkaian dari
beberapa gunung. Gunung-gunung yang membentuk pegunungan
panjangnya dapat mencapai ribuan kilometer dan terbentuk dalam
waktu jutaan tahun lamanya.
2) Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah dataran luas yang letaknya di daerah
pegunungan yang terbentuk karena hasil erosi dan sedimentasi yang
terjadi selama ratusan tahun lamanya. Dataran tinggi juga bisa
terbentuk dari bekas kaldera yang tertimbun material dari lereng
gunung di sekitarnya. Sebuah area bisa disebut dataran tinggi kalau
punya ketinggian minimal 700 meter dari permukaan laut.
3) Dataran Rendah
Berbeda dengan dataran tinggi, dataran rendah merupakan dataran
yang mempunyai ketinggian sekitar 200 hingga 300 meter di atas
permukaan laut. Dataran rendah merupakan dataran yang banyak
ditemui di Indonesia karena banyak digunakan untuk daerah
pemukiman. Hal itu dikarenakan suhu di dataran rendah nggak terlalu
dingin, sehingga sangat cocok untuk pemukiman warga.
4) Lembah
Di Indonesia juga terdapat banyak lembah, merupakan bentang alam
yang sangat luas, bisa mencapai ribuan kilometer persegi, yang
dikelilingi oleh pegunungan ataupun perbukitan yang terbentuk dari
beberapa proses geologis.
 Wilayah Perairan
1) Laut
Laut adalah perairan yang menghubungkan antarpulau yang satu dengan
pulau lainnya. Menurut definisinya, laut merupakan kumpulan air asin
yang berada di dalam sebuah area cekungan yang amat besar. Bila
dibandingkan dengan samudra, ukuran laut lebih kecil lagi. Dengan kata
lain, samudra adalah kumpulan dari beberapa laut.
2) Selat
Selat merupakan bagian dari laut. Selat begitu mudah ditemukan di
Indonesia karena hampir setiap pulau di Indonesia dipisahkan oleh selat,
baik selat besar maupun yang kecil. Dengan kata lain, selat adalah laut
sempit yang terletak di antara dua pulau dan menghubungkan kedua
pulau tersebut.
3) Teluk
Teluk merupakan wilayah perairan yang menjorok ke daratan dan
dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya.
4) Danau
Danau adalah suatu daratan cekung yang digenangi oleh air yang sangat
banyak. Air yang menggenangi danau tersebut bisa berasal dari mana
saja, mulai dari mata air, air tanah, air sungai, hingga air hujan.

2. Konsep Perencanaan Wilayah


Menurut Friedman (1974, dalam Tarigan, 2005), perencanaan adalah cara
berpikir mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi, untuk menghasilkan sesuatu
di masa depan. Sasaran yang dituju adalah keinginan kolektif dan mengusahakan
keterpaduan dalam kebijakan dan program, sehingga diperlukan pemikiran yang
mendalam dan melibatkan banyak pihak sehingga hasil yang diperoleh dan cara
memperoleh hasil itu dapat diterima oleh masyarakat. Perencanaan adalah
mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan
berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor
pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, serta
mencari langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut (Tarigan, 2005). Agar
perencanaan itu menjadi perencanaan wilayah maka harus ditambahkan dengan
unsur lokasi.
Dengan demikian, definisi perencanaan wilayah adalah mengetahui dan
menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor
noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas,
menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, serta mencari
langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan lokasi dari
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien,
nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang
menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta.

3. Pengertian dan Karakteristik Perencanaan Kota


a. Pengertian Perencanaan Kota
Kota atau city adalah tempat dengan konsentrasi penduduk lebih
padat dari wilayah sekitarnya karena terjadi pemusatan kegiatan fungsional
yang berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas penduduknya (Pontoh dan
Kustiwan, 2009).
Definisi kota yang lain adalah permukiman yang berpenduduk
relatif besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris,
kepadatan penduduk relatif, tempat sekelompok orang dalam jumlah
tertentu dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu,
cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis, serta individualistis (Ditjen
Cipta Karya, 1997).
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor17/PRT/M/2009 mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota, rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
Rencana tata ruang wilayah adalah hasil perencanaan tata ruang pada
wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif.
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota adalah rencana tata ruang yang
bersifatumum dari wilayah kota yang merupakan penjabaran dari
RTRW provinsidan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan
ruang wilayah kota, rencana struktur ruang wilayah kota, rencana pola
ruang wilayah kota, penetapan kawasan strategis kota, arahan pemanfaatan
ruang wilayah kota, sertaketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kota.
Perencanaan kawasan perkotaan,menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1 Tahun 2008,adalah penyusunan rencana pengelolaan
kawasan perkotaan yang dapat mengintegrasikan rencana tata ruang
dengan rencana pembangunan daerah guna pengembangan kawasan
perkotaan yang lebih baik. Kriteria kawasan perkotaan memiliki karakteristik
kegiatan utama budidaya,bukan pertanian atau mata pencarian
penduduknya,terutama di bidang industri, perdagangan, dan
jasa,sertamemiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan
barang dan jasa didukung prasarana dan sarana,termasuk pergantian moda
transportasi dengan pelayanan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

b. Karakteristik Kota
Berikut beberapa karakteristik yang mencerminkan bila suatu daerah
disebut sebagai kota:
1) Hubungan sosial bersifat gesselschaft
2) Individualis dan materialistis
3) Mata pencaharian nonagraris
4) Status sosial ekonomi heterogen
5) Toleransi lemah
6) Pandangan hidup rasional dan berpikiran maju
7) Kepadatan penduduk tinggi
8) Terdapat kesenjangan sosial

B. Komponen Perkembangan Kota dan Wilayah


1. Komponen Perkembangan Wilayah
Pada umumnya pengembangan wilayah mengacu pada perubahan
produktivitas wilayah, yang diukur dengan peningkatan populasi penduduk,
kesempatan kerja, tingkat pendapatan, dan nilai tambah industri pengolahan.
Selain definisi ekonomi, pengembangan wilayah mengacu pada pengembangan
sosial, berupa aktivitas kesehatan, pendidikan, kualitas lingkungan, kesejahteraan
dan Sumber Daya Alam Teknologi Pengembangan Wil h Sumber Daya Manusia
Universitas Sumatera Utara lainnya. Pengembangan wilayah lebih menekankan
pada adanya perbaikan wilayah secara bertahap dari kondisi yang kurang
berkembang menjadi berkembang, dalam hal ini pengembangan wilayah tidak
berkaitan dengan eksploitasi wilayah.
Pengembangan wilayah sangat dipengaruhi oleh komponenkomponen tertentu
seperti (Friedman and Allonso, 2008):
a) Sumber daya lokal.
Merupakan kekuatan alam yang dimiliki wilayah tersebut seperti lahan
pertanian, hutan, bahan galian, tambang dan sebagainya. Sumber
Universitas Sumatera Utara daya lokal harus dikembangkan untuk dapat
meningkatkan daya saing wilayah tersebut.
b) Pasar.
Merupakan tempat memasarkan produk yang dihasilkan suatu wilayah
sehingga wilayah dapat berkembang.
c) Tenaga kerja.
Tenaga kerja berperan dalam pengembangan wilayah sebagai pengolah
sumber daya yang ada.
d) Investasi.
Semua kegiatan dalam pengembangan wilayah tidak terlepas dari adanya
investasi modal. Investasi akan masuk ke dalam suatu wilayah yang
memiliki kondisi kondusif bagi penanaman modal.
e) Kemampuan pemerintah.
Pemerintah merupakan elemen pengarah pengembangan wilayah.
Pemerintah yang berkapasitas akan dapat mewujudkan pengembangan
wilayah yang efisien karena sifatnya sebagai katalisator pembangunan.
f) Transportasi dan Komunikasi.
Transportasi dan komunikasi berperan sebagai media pendukung yang
menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya. Interaksi antara
wilayah seperti aliran barang, jasa dan informasi akan sangat berpengaruh
bagi tumbuh kembangnya suatu wilayah.
g) Teknologi.
Kemampuan teknologi berpengaruh terhadap pemanfaatan sumber daya
wilayah melalui peningkatan output produksi dan keefektifan kinerja
sektor-sektor perekonomian wilayah.
Pengembangan wilayah adalah upaya pembangunan dalam suatu
wilayah administratif atau kawasan tertentu agar tercapai kesejahteraaan
(people property) melalui pemanfaatan peluang-peluang dan pemanfaatan
sumber daya secara optimal, efisien, sinergi dan berkelanjutan dengan cara
menggerakkan kegiatan-kegiatan ekonomi, penciptaan iklim kondusif,
perlindungan lingkungan dan penyediaan prasarana dan sarana. Pada
dasarnya komponen utama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
dalam suatu wilayah adalah kemajuan ekonomi wilayah bersangkutan.

2. Komponen Perkembangan Kota


- Berorientasi ke masa depan
- Bersifat terus menerus, berkelanjutan
- Tergantung pemahaman fakta baik primer maupun sekunder
- Bersifat komprehensif (menyeluruh dan terpadu)
- Memberi kesempatan tindakan koordinasi
- Memaksimalkan peluang bagi setiap orang untuk hidup layak, bahagia dan
berkecukupan.

C. Azas dan Tujuan Tata Ruang


1. Penataan Ruang Dilaksanakan Berdasarkan Azas
Penataan ruang berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007,
diselenggarakan berdasarkan asas-asas:
 Keterpaduan: bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektora, dan lintas
pemangku kepentingan (antara lain Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat).
 Keserasian, dan keseimbangan: bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang,
keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan
pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan
dan kawasan perdesaan.
 Keberlanjutan: bahwa penataan ruang di selenggarakan dengan menjamin
kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang.
 Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan: bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber
daya yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang
yang berkualitas.
 Keterbukaan: bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan
akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi
berkaitan dengan penataan ruang.
 Kebersamaan dan kemitraan: bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
 Kepastian hukum dan keadilan: bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan berlandaskan hukum/ ketentuan peraturan perundang-undangan dan
bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan
masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil
dengan jaminan kepastian hukum.
 Akuntabilitas: bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat di
pertanggung jawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya.

2. Tujuan Penataan Ruang


Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
a) terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan;
b) terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
c) terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

D. Teori Perencanaan
Pada hakikatnya, ilmu teori perencanaan berkaitan erat denganperencanan
kota. Namun dalam perkembangannya perencanaan tidakdikembangkan berdasarkan
teori perencanaan, tetapi sebaliknya teoriperencanaan berkembang sebagai kelanjutan
dari pengalaman mengenai usahamanusia mengatasi keadaan lingkungan
kehidupannya. Oleh karena itu, ilmu inisangat diperlukan dalam merencanakan
sebuah kota, karena daam teoriperencanaan membahas definisi, pemahaman konteks,
praktek-praktek, danproses-proses dalam perencanaan kota, dan bagaimana
pertumbuhannya dariasal-usul sejarah dan kebudayaan masing-masing.Teori
perencanaan telah berkembang sejak lama dan mengalami banyakperubahan seiring
perkembangan waktu. Perencanaan sendiri telah mengalami banyak perkembangan
sejak Patrick Geddes mencetuskannya untuk pertamakali. Kebutuhan manusia akan
teori tunggal mengenai suatu perencanaan ataubiasa disebut dengan teori perencanaan
mengakibatkan pengaruh para ilmuan dibidang ilmu sosial maupun ilmu pengetahuan
alam semakin dilibatkan dalampraktek perencanaan, riset, dan pendidikan. Adapun
teori-teori perencanaan yang dipergunakan dan menjadi pijakanbagi perencana dan
perencanaan, berupa:
1. Functional Theories
Teori yang dikembangkan lebih berdasar pada pemikiran si perencana,
dengan orientasi lebih pada target oriented planning atas dasar dugaan-
dugaan, sehingga produk perencanaannya padaumumnya lebih bersifat
instrumental atau top-down.
2. Behavioural Theories
Merupakan teori yang dikembangkan dengan lebih memperhatikan
fenomena behavioural melalui gejala-gejala empiris dan lebih berpikirpada
trend oriented planning, serta hasil perencanaannya padaumumnya lebih
bersifat komunikatif atau bottom up.

Keterkaitan antara teori dan perencanaan dalam teori-teori perencanaan(planning


theory) terdiri dari 3 (tiga) teori, yaitu sebagai berikut:

1. Theory in Planning, adalah pendekatan yang kemudian berkembangmenjadi


cabang ilmu pengetahuan yang dipakai dalam perencanaan,dimana dalam
menyatakan eksistensinya ditempuh dengan carameminjam berbagai pandangan
atau paradigm cabang ilmupengetahuan yang telah berkembang lebih dulu, seperti
ilmu sosial,ekonomi, matematika, statistik, antropologi dan lainnya.
2. Theory for Planning, adalah pendekatan yang kemudian berkembangmenjadi
suatu teori, dimana proses terbentuknya adalah muncul darisuatu pengamatan
yang original yaitu dari suatu kerangka berpikiryang memang berbeda dengan
kerangka berpikir lain.
3. Theory for Planning, adalah pendekatan yang kemudian mendukungberbagai
kebijakan perencanaanbaik dalam proses atau prosedurdan cara melaksanakannya
maupun substansi perencanaannya.
Geografi Kelas 11 | Mengenal Karakteristik Wilayah Indonesia
Riza Miftah Muharram, Jul 19, 2019 • 7 min read
(https://blog.ruangguru.com/karakteristik-wilayah-indonesia)

Simak Materi Desa dan Kota Ini buat Kamu yang Kelas 12!
Serenata, June 21, 2019 Geografi, Mapel Sumber:
( https://learn.quipper.com/; http://hedisasrawan.blogspot.com/2014/07/20-
pengertian-kota-menurut-para-ahli.html;
https://www.zonasiswa.com/2016/05/pengertian-desa-kota-menurut-para-
ahli.html)

UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, 12 Nov 2019


(https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-26-2007-penataan-
ruang#:~:text=Penyelenggaraan%20penataan%20ruang%20bertujuan
%20untuk,Nusantara%20dan%20Ketahanan%20Nasional%20dengan
%3A&text=terwujudnya%20pelindungan%20fungsi%20ruang
%20dan,terhadap%20lingkungan%20akibat%20pemanfaatan%20ruang.)

Anda mungkin juga menyukai