Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

EKONOMI REGIONAL

KONSEP REGION (WILAYAH)

DISUSUN OLEH :

GUSMEDIO MAHARDIKA (20250013)

ABDUL LATIF (20250009)

AL ABASTONI (22250014)

FAUZI AFDILLAH (20250006)

DOSEN PENGAMPU :

RIZQHA SEPRIYANTI BURANO, S.T,M.Si

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH SUMATERA BARAT

TAHUN 2022
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Wilayah Region


Rustiadi, (2006) wilayah dapat didefinisikan dapat didefinisikan sebagai unit
geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah
tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan
wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis.
Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam,
sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan. 10
Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan
sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis
tertentu.
Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey, 1977 dalam
Rustiadi ,2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke
dalam tiga kategori, yaitu:

1. Wilayah homogen (uniform/homogenous region);

Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari aspek/criteria


mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat ciri-ciri kehomogenan
ini misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan stuktur produksi dan kosumsi
yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin dll).

Geografi seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama),
agama,suku,dan sebagainya mengemukakan bahwa wilayah homogen dibatasi
berdasarkan keseragamamnya secara internal (internal uniformity).Contoh wilayah
homogen adalah pantai utara Jawa barat (mulai dari indramayu,subang dan
karawang).

2. Wilayah nodal (nodal region);

Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional


mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya (interland).
Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk factor produksi,barang
dan jasa ataupun komunikasi dan transportasi.
menyatakan bahwa pengertian wilayah nodal yang paling ideal untuk di
gunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah,mengartikan wilayah tersebut
sebagai ekonomi ruang yang yang di kuasai oleh suatu atau beberapa pusat kegiatan
ekonomi wilayah homogen dan nodal memainkan peranan yang berbeda di dalam
organisasi tata ruag masyrakat.

Perbedaan ini jelas terlihat pada arus perdagangan dasar yang biasa di gunakan
untuk suatu wilayah homogen adalah suatu output yang dapat diekspor bersama
dimana seluruh wilayah merupakan suatu daerah surplus untuk suatu output
tertentu,sehinga berbagai tempat di wilayah tersebut kecil atau tidak sama sekali
kemungkinannya untuk mengadakan perdagangan secara luas di antara satu sama
lainya.

Sebaliknya,dalam wilayah nodal,pertukaran barang dan jasa secara intern di


dalam wilayah tersebut merupakan suatu hal yang mutlak harus ada. Biasanya daerah
belakang akan menjual barang-barang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja
pada daerah inti,sedangkan daerah inti akan menjual ke daerah belakang dalam bentuk
barang jadi.

3. Wilayah perencanaan (planning region atau programming region).

Mendefinisikan wilayah perencanan (planning region atau programming


region) sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-
keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapt dilihat sebagai wilayah yang cukup
besar untuk memungkinkan terjadinya perubahan- perubahan penting dalam
penyebaran penduduk dan kesempatan kerja,namun cukup kecil untuk memungkinkan
persoalan-persoalan perencanaannya dapat dipandang sebagai satu kesatuan.

Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisik dan ekonomi,namun ada
juga dari aspek ekologis.Misalnya dalam kaitannya dengan pengelolaan daerah aliran
sugai (DAS).Pengelolaan daerah aliran sungai harusdirencanakan dan di kelola mulai
dari hulu sampai hilirnya.Contoh wilayah perencanaan dari aspek ekologis adalah
DAS Cimanuk,DAS Brantas,DAS Citanduy dan lain sebagainya
B. Klasifikasi Wilayah

Konsep wilayah dalam geografi regional memiliki permasalahan dalam


penerapannya di lapangan selama ini. Pada penerapannya, sering kali terjadi kesalahan
pengklasifian dalam menentukan satuan wilayah. Hal ini karena wilayah bersifat
dinamis.

Adanya kesulitan dalam melakukan studi kasus diantaranya adalah karena cakupan
wilayah yang diteliti harus benar-benar dipikirkan. Jika studi wilayah sedemikian umum,
maka akan kabur maknanya, sebaliknya bila sedemikian detail, maka akan hilang gambaran
umumnya.

Hal inilah yang harus dipertimbangkan bila menggunakan studi wilayah. Apabila
penerapan metoda regional tidak tepat, bisa disalah gunakan untuk kepentingan politik.
Pendekatan regional telah digunakan oleh ahli-ahli politik untuk merasionalisasi
kepentingan politik.

Selanjutrnya, kadang kala dalam melakukan studi kasus lapangan yang diteliti
sedemikian dinamis sehingga dalam waktu yang cukup singkat telah terjadi perubahan
kompoisi dan perubahan struktur dalam daerah tersebut. Hal ini menyebabkan studi kasus
yang kita lakukan akan menjadi kurang akurat di masa mendatang sehingga diperlukan studi
kasus lanjutan.

Region (wilayah) diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi yang memiliki
karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu keseragaman atau
homogenitas sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari wilayahwilayah lain di daerah
sekitarnya.

berdasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi :

1. Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan


keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang
seragam menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan
politik.
2. Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan
interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah
tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari
satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fungsional saling
berkaitan.

3. Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau


kesatuan keputusan-keputusan ekonomi

Karakteristik khas dari suatu wilayah dapat  berupa keadaan alam (kondisi fisik),
ekonomi, dem  berupa keadaan alam (kondisi fisik), ekonomi, demografi, dan sosial-budaya.
grafi, dan sosial-budaya. Pengertian wilayah menurut para ahli yaitu :

a) Menurut R. E. Dickinson  A region is an art whose physycal physycal conditions


conditions are homogeneous (Wilayah adalah sesuatu  (Wilayah adalah sesuatu
yang kondisisi fisiknya ho yang kondisisi fisiknya homogen). mogen).
b) Menurut A. J. Hertson  A region is a complex complex of land, water, air, plant,
animal and man regarded in their special relations as together continuing a definite
characteristic portion of the earth surface (Wilayah adalah komplek tanah, air,
udara, tumbuhan, hewan dan manusia dengan hubungan khusus sebagai
kebersamaan yang kelangsungannya mempunyai karakter khusus dari permukaan
bumi).
c) Menurut Fannemar A region is an area characterististized characterististized
thouroughout by thouroughout by similiar similiar  surface  surface features
features and which is contrasted contrasted with neighbouring neighbouring areas 
(Wilayah adalah area yang digolongkan melalui kenampakan permukaan yang
sama dan dikontraskan dengan area sekitarnya).
d) Menurut Taylor  A region may be defined defined as a unit are of the earth's
earth's surface surface distinguishable from amor area by the exhibition of some
unifying characteristic of  property  (Wilayah dapat didefinisikan sebagai bagian
dari permukaan bumi yang  berbeda dan ditunjukkan  berbeda dan ditunjukkan
oleh sifat-si oleh sifat-sifat yang ber fat yang berbeda dan ditunjukkan ole beda
dan ditunjukkan oleh sifat-s h sifat-sifat yang berbeda dari lainnya).
e) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan as nya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/aspek fungsional.
f) Menurut Menurut Isard (197 Isard (1975) wilayah 5) wilayah adalah suatu adalah
suatu area yang area yang memiliki arti memiliki arti (meaningful) karena adanya
masalah-masalah yang ada di dalamnya sedemikian rupa, sehingga ahli regional
memiliki interest di dalam menangani permasalahan tersebut, khususnya karena
menyangkut permasalahan sosial-ekonomi.

C. Klasifikasi Region (wilayah)

a) .Homogenuesu region
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu
berbeda dengan wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Wilayah Formal (uniform region/homogeneous) adalah suatu wilayah yang memiliki
keseragaman atau kesamaan dalam kriteria kriteria tertentu, baik fisik maupun
sosialnya.

Contoh: suatu wilayah mempunyai kesamaan bentang alam pegunungan disebut


wilayah pegunungan atau suatu wilayah mempunyai keseragaman dalam bidang
kegiatan bercocok tanam disebut wilayah pertanian.

b) Nodal Region
Wilayah Fungsional (nodal region) merupakan wilayah yang dalam banyak
hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berkaitan dan ditandai dengan
adanya hubungan atau interaksi dengan wilayah di sekitarnya.

Contoh: Suatu industri didirikan pada suatu wilayah. wilayah. Setiap pagi karyawan
karyawan bekerja bekerja menuju pabrik dan sore hari mereka pulang ke rumah
masing-masing.
c) Planning/administrasi region
Wilayah administratif adalah wilayah yang batas-batasnya di tentukan
berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi,
kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW.
Sukirno (1976) menyatakan  bahwa di dalam praktik, praktik, apabila
mengenai mengenai pembangunan wilayah, maka  pengertian   wilayah administrasi
merupakan pengertian yang paling banyak digunakan.

Lebih populernya pengunaan pengertian tersebut disebabkan dua factor yakni:

(a) dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan tindakan-


tindakan dari berbagai badan pemerintahan. Dengan demikian, lebih praktis
apabila pembangunan wilayah didasarkan pada suatu wilayah administrasi yang
telah ada

(b) wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan atas suatu administrasi


pemerintah lebih mudah dianalisis, karena sejak lama pengumpulan data
diberbagai bagian wilayah berdasarkan pada suatu wilayah administrasi tersebut.  
Namun, dalam kenyataannya, pembangunan tersebut sering kali tidak hanya
dalam suatu wilayah administrasi, sebagai contoh adalah pengelolaan pesisir,
pengelolaan daerah aliran sungai, pengelolaan lingkungan dan sebagainya, yang
batasnya bukan  berdasarkan administrasi namun berdasarkan batas ekologis dan
seringkali lintas batas wilayah administrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Marhadi. S. K.2015.Geografi Regional.Malang;Fakultas Ilmu Sosial.

Husain, Yusran. Wilayah dan Perwilayahan. [Online]. Tersedia


http://yusranhusaingeografi015.com. [1 Oktober 2019]
Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, & Dyah, R Panuju, 2009. Perencanaan dan
pengembangan wilayah. Kerjasama Cresptent Press dan Yayasan Obor Indonesia,
Anggota IKAPI DKI Jakarta.
Burgess, E.W. (1925) ”The Geography of city” dalam R.E. Park et. Al. The City, Chicago:
Chacago University Press.
I Made Sandy, 1996. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Penerbit Jurusan
Geografi FMIPA Universitas Indonesia-PT. Indograph Bakti.
Ruchyat Deni Djakapermana, 2010. Pengembangan wilayah, melalui pendekatan kesisteman.
IPB Press IPB Darmaga Bogor.
Henk Huisman, 1986. Regional and Rural Development Planning Series. Faculty of
Geography Gajah Majad University Yokyakarta.

Anda mungkin juga menyukai