Anda di halaman 1dari 6

Konsep Wilayah Dan Perwilayahan

By: Dwi AgusKS.Si


 
Pengertian Wilayah
Wilayah atau region diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi yang memiliki
karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu keseragaman
atau homogenitas sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari wilayahwilayah lain
di daerah sekitarnya. Karakteristik khas dari suatu wilayah dapat berupa keadaan
alam (kondisi fisik), ekonomi, demografi, dan sosial-budaya.
Secara umum suatu wilayah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wilayah formal
(formal region) dan wilayah fungsional (functional region atau nodal region).
Pengertian wilayah formal identik dengan definisi wilayah secara umum, yaitu suatu
daerah atau kawasan di muka bumi yang memiliki karakteristik yang khas sehingga
dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.
 
1. Wilayah Formal
Wilayah formal adalah kawasan geografis yang melmiliki kritera-kriteria tertentuyang
homogen atau seragam misalnya kriteria fisik adalah iklim, vegetasi dan topografi,
sedangkan kriteria sosial dan politik adalah partai politik, tipe pertanian, tipe industri,
jumlah pengangguran, tingkat pendapatan dan laju pertumbuhan ekonomi. Wilayah
formal sering juga disebut uniform regional.
 
2. Wilayah Fungsional
Wilayah fungsional adalah kawasan Geografis yang di fungsikan menurut jenis
dan kekuasaannya atau suatu wulayah yang sering berhubungan antara bagian satu
dengan yang lainnya. Wilayah fungsional sering disebut wilayah nodal atau Polaried
Region. Wilayah ini memiliki bagian-bagian yang Heterogon misalnya desa dan kota
secara fisik berbeda tetapi secara fungsional saling berhubungan.
Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di batasi oleh kriteria
tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal.
Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu; (1) wilayah homogen, (2) wilayah
nodal, (3) wilayah perencanaan, (4) wilayah administrative.
Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari aspek/kriteria mempunyai
sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat atau ciri-ciri kehomogenan ini
misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan stuktur produksi dan kosumsi
yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin dll.),geografi
seperti wilayah yang mempunyai topografiatau iklim yang sama), agama, suku, dan
sebagainya. Richarson (1975) dan Hoover (1977) mengemukakanbahwa wilayah
homogen di batasi berdasarkan keseragamamnya secara internal (internal
uniformity).
Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai
ketergantungan antarapusat (inti) dan daerah belakangnya (interland. Tingkat
ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan
jasa, ataupunkomunikasi dan transportasi. Sukirno (1976) menyatakan bahwa
pengertian wilayah nodal yang paling ideal untuk digunakan dalam analisis
mengenai ekonomi wilayah,mengartikan wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang
yang dikuasai oleh suatu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. tersebut sebagai
ekonomi.
Wilayah administratif adalah wilayah yang batas-batasnya di tentukan berdasarkan
kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, kabupaten,
kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. Sukirno (1976) menyatakan bahwa di
dalam praktik, apabila membahas mengenai pembangunan wilayah, maka
pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang paling banyak
digunakan.
Lebih populernya pengunaan pengertian tersebut disebabkan dua factor yakni: (a)
dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan tindakan-
tindakan dari berbagai badan pemerintahan. Dengan demikian, lebih praktis apabila
pembangunan wilayah didasarkan pada suatu wilayah administrasi yang telah ada;
dan (b) wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan atas suatu administrasi
pemerintah lebih mudah dianalisis, karena sejak lama pengumpulan data diberbagai
bagian wilayah berdasarkan pada suatu wilayah administrasi tersebut.
Namun, dalam kenyataannya, pembangunan tersebut sering kali tidak hanya dalam
suatu wilayah administrasi, sebagai contoh adalah pengelolaan pesisir, pengelolaan
daerah aliran sungai, pengelolaan lingkungan dan sebagainya, yang batasnya bukan
berdasarkan administrasi namun berdasarkan batas ekologis dan seringkali lintas
batas wilayah administrasi.
Boudeville (dalam Glasson, 1978) mendefinisikan wilayah perencanan (planning
region atau programming region) sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi
atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapt dilihat
sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya perubahan-
perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatankerja, namun
cukup kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaannya
dapatdipandang sebagai satu kesatuan.
Berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa wilayah berada dalam satu kesatuan
politis yang umumnya dipimpin oleh suatu sistem birokrasi atau sistem kelembagaan
dengan otonomi tertentu. wilayah yang dipilih tergantung dari jenis analisis dan
tujuan perencanaannya. Sering pula wilayah administratif ini sebagai wilayah
otonomi. Artinya suatu wilayah yang mempunyai suatu otoritas melakukan
keputusan dan kebijaksanaan sendiri-sendiri dalam pengelolaan sumberdaya-
sumberdaya di dalamnya.
 
Konsep Wilayah Menurut Para Ahli
Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan
batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah tersebut satu
sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan wilayah tidaklah
selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis. Komponen-komponen
wilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan (infrastruktur),
manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan.
Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan
sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis
tertentu. Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey, 1977 dalam
Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah
ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. wilayah homogen (uniform/homogenous region);
2. wilayah nodal (nodal region); dan
3. wilayah perencanaan (planning region atau programming region).
Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005)
berdasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah
menjadi :
 fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan
keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik
yang seragam menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi,
ekonomi, sosial dan politik.
 fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan
interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam
wilayah tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region
dan terdiri dari satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara
fungsional saling berkaitan.
 fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau
kesatuan keputusan-keputusan ekonomi.
Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antar
bagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Wilayah berasal dari bahasa
Arab “wālā-yuwālī-wilāyah” yang mengandung arti dasar “saling tolong menolong,
saling berdekatan baik secara geometris maupun similarity”. Contohnya: antara
supply dan demand, hulu-hilir.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah
pendelineasian unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas
hubungan fungsional (tolong menolong, bantu membantu, lindung melindungi)
antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan
adalah pewilayahan untuk tujuan pengembangan/pembangunan/development.
Tujuan-tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci, yaitu:
 
1. pertumbuhan;
2. penguatan keterkaitan;
3. keberimbangan;
4. kemandirian;
5. keberlanjutan.
 
Pengertian Perwilayahan
Regionalisasi di dalam geografi adalah suatu upaya mengelompokkan atau
mengklasifikasikan unsur-unsur yang sama. Mengingat lokasi di muka bumi memiliki
jumlah tak terbatas dan cenderung saling berdekatan, maka lokasi-lokasi tersebut
harus disusun dan dikelompokan menurut kriteria tertentu. Dengan demikian
informasi yang diperlukan dapat diperoleh secara efisien dan ekonomis. Salah satu
prinsip pembuatan suatu region adalah menyederhanakan wilayah tersebut dengan
cara menyatukan tempat-tempat yang memiliki kesamaan atau kedekatan tersebut
menjadi satu kelompok.
Regionalisasi selalu didasarkan pada kriteria dan kepentingan tertentu. Misalnya,
pada pembagian region permukaan bumi berdasarkan iklim maka kriteria yang
digunakan adalah unsur cuaca, seperti temperatur, curah hujan, penguapan,
kelembapan, dan angin. Regionalisasi menurut iklim ini sangat berguna untuk
mengetahui persebaran hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin kurang berguna
dalam hal komunikasi atau transportasi. Karena itulah pengelompokkan region dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, tergantung pada kepentingan atau tujuan
pengelompokkan region tersebut.
Regionalisasi suatu fenomena atau gejala di muka bumi memberikan berbagai
manfaat.

Manfaat Perwilayahan
Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
 Membantu memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.
 Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.
 Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan
yang sangat beragam.
 Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik gejala alam maupun
manusia.

Pendekatan Kajian Geografi Regional


Dinamika adalah sifat dari kehidupan, temasuk ilmu pengetahuan. Perkembangan
materi, ruang lingkup, metode dan analisis merupakan bagian dari perkembangan
pemikiran manusia untuk mencari suatu kebenaran secara ilmiah. Geografi sebagai
bidang ilmu yang berkaitan, dengan kehidupan manusia dan dalam analisisnya
menyentuh berbagai bidang ilmu lainnya, maka dalam menganalisis fakta secara
total memerlukan integritas semua cabang ilmu geografi.
Dalam hal ini Geografi regional menduduki peranan yang sangat strategis. Karena
memang gejala dan fenomena yang ada di permukaan bumi pada dasarnya selalu
saling terkait dan dalam pemecahannya memerlukan integritas berbagai bidang
ilmu. Pemahaman akan keterkaitan gejala-gejala di permukaan bumi di suatu
wilayah tertentu merupakan inti dari geografi.
Dalam mengapresiasikan tempat, beberapa pendekatan dapat dipergunakan tetapi
semuanya harus bersifat korologis, karena itu adalah ciri khas dari disiplin ilmu
geografi. Geografi regional sangatlah memadai untuk hal tersebut. Geografi regional
mengapresiasikan gejala secara total, dimana gejala itu memberikan ciri yang khas
baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya sendiri.
Dalam mempelajari ilmu geografi, terdapat tiga pendekatan yang digunakan untuk
mengkaji, yaitu :

1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui persebaran dalam penggunaan ruang
yang telah ada dan bagaimana penyediaan ruang akan dirancang. Dalam mengkaji
fenomena geografi dapat menggunakan 3 subtopik dari pendekatan keruangan,
yaitu :

1. Pendekatan Topik
Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji masalah/fenomena geografi dari topik
tertentu yang menjadi pusat perhatian, misalnya tentang wabah penyakit di suatu
wilayah dengan cara mengkaji :
 penyebab wabah penyakit (misal : virus atau bakteri)
 media penyebarannya
 proses penyebaran
 intensitasnya
 interelasinya dengan gejala-gejala lain di sekitarnya.
Dengan pendekatan tersebut akan dapat diperoleh gambaran awal dari wabah
penyakit yang terjadi.
1. Pendekatan Aktivitas
Pendekatan ini mengkaji fenomena geografi yang terjadi dari berbagai aktivitas yang
terjadi. Misalnya hubungan mata pencaharian penduduk dengan persebaran dan
interelasinya dengan gejala-gejala geosfer.

2. Pendekatan Regional
Pendekatan ini mengkaji suatu gejala geografi dan menekankan pada region
sebagai ruang tempat gejala itu terjadi. Region adalah suatu wilayah di permukaan
bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas.

3. Pendekatan Kelingkungan (Pendekatan Ekologis)


Digunakan untuk mengetahui keterkaitan dan hubungan antara unsur-unsur yang
berada di lingkungan tertentu, yaitu :
 hubungan antar makhluk hidup
 hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan alamnya
Contoh dari keterkaitan antar unsur misalnya petani di daerah lahan miring pasti
akan melakukan kegiatan pertanian dengan sistem terrassering.

4. Pendekatan Kewilayahan
Merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan kelingkungan. Misalnya
dalam mengkaji wilayah yang memiliki karakaterisitik wilayah yang khas yang dapat
dibedakan satu sama lain (areal differentation), maka harus diperhatikan bagaimana
persebarannya (analisis keruangan) dan bagaimana interaksi antara manusia
dengan lingkungan alamnya (analisis ekologi). Pendekatan wilayah sangat penting
untuk pendugaan wilayah (reginal forecasting) dan perencanaan wilayah (regional
planning).

Ciri-Ciri Perwilayahan
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri dari perwilayahan, yaitu sebagai berikut:

1. Single Topic Region


Pewilayahan berciri tunggal disebut juga dengan single topic region merupakan
suatu penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek
geografi. Contohnya seperti tekanan pada udara dapat digunakan untuk
membedakan antara wilayah dataran rendah serta juga wilayah dataran tinggi.

2. Multi Topic Region


Pewilayahan yang berciri majemuk juga disebut multi topic region merupakan
penetapan wilayah yang didasarkan pada faktor- faktor geografi. Contohnya yakni
penetapan wilayah dengan berdasarkan kondisi iklim pada daerah tersebut. Dalam
penetapan iklim tersebut pasti akan digunakan faktor- faktor geografi seperti
misalnya angin, intensitas cahaya, suhu, curah hujan dan lain sebagainya.

3. Total Region
Pewilayahan dengan bercirikan keseluruhan juga disebut total region merupakan
penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak sekali faktor menyangkut itu
lingkungan alam, lingkungan manusia maupun juga lingkungan biotik. Contohnya
dalam penetapan wilayah hutan pinus, hutan cemara, hutan jati dan lain 
sebagainya.
Tujuan Wilayah dan Perwilayahan
Berikut ini terdapat beberapa tujuan dari wilayah dan perwilayahan, yaitu sebagai
berikut:

 Meratakan Pembangunan
Fungsi utamanya dari ciri-ciri wilayah dan perwilayahan adalah dapat memertakan
pembangunan di semua wilayah yang secara de facto dan de jure menjadi
kekuasaan NKRI. Dengan kondisi ini sehingga dapat mengurangi kesenjangan
pembangunan yang selama ini terjadi di semua wilayah-wilayah di Indonesia.

 Kordinasi
Peranan yang diberikan lainnya tentang konsep wilayah dan perwilayahan ini adalah
mampu untuk memberikan koordinasi dari berbagai jenis-jenis program
pembangunan di setiap daerah. Kondisi inilah setidaknya dikemudian hari tidak ada
ketimpangan kepentingan antara pemerintah di daerah satu dengan yang lainnya.

 Sosialisasi
Tujuan lainnya yang dapat dikejelaskan adalah mampu untuk menyosialisasikan
berbagai program pembangunan kepada aparatur pemerintah, kepada masyarakat,
dan pengusaha yang beradal dalam semua sektor pembengunan yang telah
direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai