1. Wilayah Formal
Bisa disebut juga wilayah Uniform, merupakan wilayah yang
dibentuk oleh kesamaan kenampakan. Kenampakan kesamaan
tersebut dapat dilihat dari vegetasi, bentuk muka bumi, iklim,
penggunaan lahan atau tata guna lahan dan lain sebagainya.
Setiap wilayah dibatasi oleh batas yang jelas misal sungai, jalan,
sela dan lain – lain.
2. Wilayah Fungsional
Konsep wilayah ini terlihat dari adanya pola keragaman di dalam
wilayah. Pada batasan tertentu, tercipta suatu kesatuan hubungan
dan pola kebergantungan yang terkontrol oleh sebuah titik pusat.
Wilayah ini cukup dinamis sebab terdapat gerakan ke dan dari
pusat.
Perbedaan Wilayah Formal dan
Wilayah Fungsional :
Perbedaan utama : wilayah formal digunakan untuk
mengidentifikasi area spesifik yang ditentukan oleh
karakteristik, seperti samudera atau benua,
sedangkan wilayah fungsional digunakan untuk
mendefinisikan area yang mengandung jenis
layanan, seperti televisi kabel, atau titik-titik pada
peta yang merupakan terminal untuk suatu
kegiatan, seperti perjalanan atau komunikasi
melalui telepon.
Terdapat suatu konsep wilayah paling klasik yang
membahas tentang tipologi wilayah dan membagi
konsep wilayah menjadi 5 kategori, antara lain :
1. Wilayah Homogen
Merupakan suatu wilayah yang dilihat dari beberapa aspek memiliki
ciri – ciri atau sifat yang cukup sama. Ciri kesamaan tersebut atau
homogenitas tersebut dapat dilihat dari, segi ekonomi berupa tempat
atau daerah yang mempunyai struktur konsumsi dan produksi yang
homogen, tingkat kemiskinan atau pendapatan rendah, mata
pencaharian dan lain sebagainya. Segi geografi yang berupa kesamaan
dalam hal topografi atau iklim, suku, kepercayaan dan lain–lain.
Wilayah homogen memiliki batasan keseragaman secara internal.
2. Wilayah Nodal
Adalah wilayah secara fungsional memiliki ketergantungan terhadap pusat atau inti
dengan daerah yang berada di belakangnya atau interland. Ketergantungan dapat
dilihat dari arus penduduk, barang dan jasa, komunikasi hingga transportasi.
Terdapat batasan di dalam wilayah nodal yang ditentukan dari sejauh mana
pengaruh suatu kegiatan ekonomi jika diganti oleh pengaruh yang berasal dari pusat
kegiatan ekonomi.
Baik wilayah homogen dengan wilayah nodal masing – masing memiliki peran
tersendiri di dalam tatanan masyarakat. Peran tersebut terlihat sangat jelas di arus
perdagangan. Di wilayah homogen, jika terdapat suatu out put yang bisa diekspor
secara bersamaan (wilayah homogen akan mengalami surplus out put), maka akan
kecil kemungkinan barang out put tersebut untuk diperdagangkan secara luas.
Hal ini disebabkan karena barang relatif sama. Sedangkan untuk wilayah nodal,
kegiatan perdagangan harus terjadi dan biasanya daerah belakang (interland)
menjual barang mentah ataupun jasa ke daerah pusat, sedangkan dari daerah pusat
akan menjual barang jadi ke daerah belakang.
3. Wilayah Perencanaan
Merupakan wilayah yang terdapat kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah ini bisa
dikatakan termasuk wilayah yang besar sehingga ada kemungkinan untuk terjadi
perubahan – perubahan yang sangat penting seperti ketersediaan lapangan pekerjaan
dan persebaran jumlah penduduk dan sangat sulit melakukan perencanaan dalam
menghadapi persoalan. Wilayah perencanaan harus mempunyai ciri – ciri:
Cukup besar dalam mengambil suatu keputusan investasi berskala ekonomi.
Dapat mengubah industri yang dimiliki dengan tenaga kerja yang tersedia di dalam
wilayah.
Memiliki struktur ekonomi yang sama atau homogen.
Memiliki kesadaran bersama pada masyarakatnya untuk menghadapi masalah.
Terdapat setidaknya satu titik pertumbuhan.
4. Wilayah Administratif
Suatu wilayah yang memiliki batas di mana batas tersebut ditentukan
berdasarkan administrasi pemerintah ataupun politik seperti
RT/RW, kelurahan atau desa, kecamatan, kabupaten atau kota,
hingga provinsi. Dalam membahas pembangunan wilayah, wilayah
administratif merupakan wilayah yang sering digunakan, hal ini
disebabkan oleh 2 faktor yaitu, dibutuhkan peran pemerintah dalam
melakukan kebijakan dan rencana pembangunan wilayah. Sehingga
akan lebih mudah jika pembangunan wilayah didasarkan pada
wilayah administratif yang sudah ada sebelumnya. Faktor kedua
yaitu lebih mudah melakukan analisis, sebab dalam mengumpulkan
data berdasarkan pada wilayah administrasi.
5. Wilayah Administratif – Politis
Wilayah yang berdasarkan pada kenyataan bahwa wilayah
yang dimaksud berada di dalam kesatuan politis yang pada
umumnya dipimpin oleh kelembagaan atau birokrasi
dengan otonomi tertentu. Wilayah ini sering dikenal
dengan sebutan wilayah otonomi, yang berarti wilayah
mempunyai otoritas untuk mengatur kebijakan dan
keputusan dalam mengelola sumber daya yang tersedia di
wilayahnya sendiri.
Berdasarkan dari Fase Kemajuan Perekonomian, Wilayah
dibagi menjadi :
1) Fase Pertama, sebuah wilayah formal yang memiliki keseragaman
atau homogenitas. Wilayah formal sendiri merupakan suatu wilayah
geografik yang mempunyai keseragaman berdasarkan kriteria
tertentu. Keseragaman bisa dilihat dari kondisi fisik geografi, sosial,
ekonomi, hingga politik.
2) Fase Kedua, yang merupakan wilayah fungsional dan memiliki
koherensi serta interdependensi fungsional, dan juga saling
berhubungan antar bagian di dalam wilayah tersebut.
3) Fase Ketiga, suatu wilayah perencanaan, terdapat koherensi atau
kesatuan keputusan ekonomi.
Istilah regional sudah sering didengar saat mempelajari wilayah. Regional adalah
istilah yang menggambarkan suatu daerah atau area tertentu. Pembentukan kata
regional merujuk pada sebuah kawasan, namun dengan luas kawasan yang tidak
terlalu spesifik.
Bisa dikatakan juga bahwa regional adalah sebuah wilayah atau daerah yang dikuasai dan
memiliki kedaulatan.
Batas-batas regional biasanya dibuat oleh beberapa negara atau anggota dari regional
tersebut. Sedangkan untuk negara sendiri, batasnya biasanya ditandai dengan kondisi fisik
alam seperti laut, sungai, atau gunung.
Batas-batas tersebut biasa digunakan untuk batas nasional suatu negara atau bahkan wilayah
tertentu.
Penggunaan istilah Regional
4. APEC
Contoh organisasi regional selanjutnya adalah APEC. Salah satu
organisasi regional dibentuk oleh negara-negara di kawasan Asia
Pasifik. Misi utama dari organisasi ini adalah untuk memperkuat
ekonomi regional, kerjasama perdagangan, teknologi, energi, dan
sumber daya manusia.
Tujuan Kerjasama Regional