Anda di halaman 1dari 26

Asia Regional Planning

PENGERTIAN, KONSEP &


KLASIFIKASI WILAYAH

Dr. H. Buntaram, ST.,MM

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


Fakultas Teknik Perencanaan dan Arsitektur
Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah & Kota
Pengertian dari wilayah yaitu tempat yang berada di
permukaan bumi, memiliki karakteristik yang khas sehingga
bisa dibedakan dari wilayah–wilayah lain. Dalam
Ilmu Geografi, wilayah adalah region seperti wilayah industri
yang bisa dibedakan dengan wilayah nonindustri. Sebuah
wilayah harus memiliki karakteristik yaitu kesamaan atau
homogenitas tertentu. Karakteristik tersebut berupa, aspek
fisik yaitu adanya perbedaan kondisi alam, aspek sosial budaya
merupakan kemampuan penguasaan teknologi dan informasi
serta kebudayaan, dan juga perpaduan dari beberapa aspek.
Sehingga, wilayah bisa dibedakan menjadi wilayah
internasional meliputi beberapa negara (kesamaan dalam
struktur alam dan manusia), seperti Wilayah Asia Tenggara.
Wilayah Nasional yaitu wilayah sebagian dari negara
(kesamaan struktur alam dan manusia), seperti pantai Utara
Jawa. Oleh karena itu, konsep wilayah ini sangat penting
dipelajari di geografi, sebab konsep dasar ini digunakan
untuk menganalisis dan memahami interaksi keruangan,
barang dan jasa serta perubahan – perubahan lain.
Secara ilmu geografi, wilayah dibedakan menjadi :

1. Wilayah Formal
Bisa disebut juga wilayah Uniform, merupakan wilayah yang
dibentuk oleh kesamaan kenampakan. Kenampakan kesamaan
tersebut dapat dilihat dari vegetasi, bentuk muka bumi, iklim,
penggunaan lahan atau tata guna lahan dan lain sebagainya.
Setiap wilayah dibatasi oleh batas yang jelas misal sungai, jalan,
sela dan lain – lain.
2. Wilayah Fungsional
Konsep wilayah ini terlihat dari adanya pola keragaman di dalam
wilayah. Pada batasan tertentu, tercipta suatu kesatuan hubungan
dan pola kebergantungan yang terkontrol oleh sebuah titik pusat.
Wilayah ini cukup dinamis sebab terdapat gerakan ke dan dari
pusat.
Perbedaan Wilayah Formal dan
Wilayah Fungsional :
Perbedaan utama : wilayah formal digunakan untuk
mengidentifikasi area spesifik yang ditentukan oleh
karakteristik, seperti samudera atau benua,
sedangkan wilayah fungsional digunakan untuk
mendefinisikan area yang mengandung jenis
layanan, seperti televisi kabel, atau titik-titik pada
peta yang merupakan terminal untuk suatu
kegiatan, seperti perjalanan atau komunikasi
melalui telepon.
Terdapat suatu konsep wilayah paling klasik yang
membahas tentang tipologi wilayah dan membagi
konsep wilayah menjadi 5 kategori, antara lain :

1. Wilayah Homogen
Merupakan suatu wilayah yang dilihat dari beberapa aspek memiliki
ciri – ciri atau sifat yang cukup sama. Ciri kesamaan tersebut atau
homogenitas tersebut dapat dilihat dari, segi ekonomi berupa tempat
atau daerah yang mempunyai struktur konsumsi dan produksi yang
homogen, tingkat kemiskinan atau pendapatan rendah, mata
pencaharian dan lain sebagainya. Segi geografi yang berupa kesamaan
dalam hal topografi atau iklim, suku, kepercayaan dan lain–lain.
Wilayah homogen memiliki batasan keseragaman secara internal.
2. Wilayah Nodal
Adalah wilayah secara fungsional memiliki ketergantungan terhadap pusat atau inti
dengan daerah yang berada di belakangnya atau interland. Ketergantungan dapat
dilihat dari arus penduduk, barang dan jasa, komunikasi hingga transportasi.
Terdapat batasan di dalam wilayah nodal yang ditentukan dari sejauh mana
pengaruh suatu kegiatan ekonomi jika diganti oleh pengaruh yang berasal dari pusat
kegiatan ekonomi.
Baik wilayah homogen dengan wilayah nodal masing – masing memiliki peran
tersendiri di dalam tatanan masyarakat. Peran tersebut terlihat sangat jelas di arus
perdagangan. Di wilayah homogen, jika terdapat suatu out put yang bisa diekspor
secara bersamaan (wilayah homogen akan mengalami surplus out put), maka akan
kecil kemungkinan barang out put tersebut untuk diperdagangkan secara luas.
Hal ini disebabkan karena barang relatif sama. Sedangkan untuk wilayah nodal,
kegiatan perdagangan harus terjadi dan biasanya daerah belakang (interland)
menjual barang mentah ataupun jasa ke daerah pusat, sedangkan dari daerah pusat
akan menjual barang jadi ke daerah belakang.
3. Wilayah Perencanaan
Merupakan wilayah yang terdapat kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah ini bisa
dikatakan termasuk wilayah yang besar sehingga ada kemungkinan untuk terjadi
perubahan – perubahan yang sangat penting seperti ketersediaan lapangan pekerjaan
dan persebaran jumlah penduduk dan sangat sulit melakukan perencanaan dalam
menghadapi persoalan. Wilayah perencanaan harus mempunyai ciri – ciri:
 Cukup besar dalam mengambil suatu keputusan investasi berskala ekonomi.
 Dapat mengubah industri yang dimiliki dengan tenaga kerja yang tersedia di dalam
wilayah.
 Memiliki struktur ekonomi yang sama atau homogen.
 Memiliki kesadaran bersama pada masyarakatnya untuk menghadapi masalah.
 Terdapat setidaknya satu titik pertumbuhan.
4. Wilayah Administratif
Suatu wilayah yang memiliki batas di mana batas tersebut ditentukan
berdasarkan administrasi pemerintah ataupun politik seperti
RT/RW, kelurahan atau desa, kecamatan, kabupaten atau kota,
hingga provinsi. Dalam membahas pembangunan wilayah, wilayah
administratif merupakan wilayah yang sering digunakan, hal ini
disebabkan oleh 2 faktor yaitu, dibutuhkan peran pemerintah dalam
melakukan kebijakan dan rencana pembangunan wilayah. Sehingga
akan lebih mudah jika pembangunan wilayah didasarkan pada
wilayah administratif yang sudah ada sebelumnya. Faktor kedua
yaitu lebih mudah melakukan analisis, sebab dalam mengumpulkan
data berdasarkan pada wilayah administrasi.
5. Wilayah Administratif – Politis
Wilayah yang berdasarkan pada kenyataan bahwa wilayah
yang dimaksud berada di dalam kesatuan politis yang pada
umumnya dipimpin oleh kelembagaan atau birokrasi
dengan otonomi tertentu. Wilayah ini sering dikenal
dengan sebutan wilayah otonomi, yang berarti wilayah
mempunyai otoritas untuk mengatur kebijakan dan
keputusan dalam mengelola sumber daya yang tersedia di
wilayahnya sendiri.
Berdasarkan dari Fase Kemajuan Perekonomian, Wilayah
dibagi menjadi :
1) Fase Pertama, sebuah wilayah formal yang memiliki keseragaman
atau homogenitas. Wilayah formal sendiri merupakan suatu wilayah
geografik yang mempunyai keseragaman berdasarkan kriteria
tertentu. Keseragaman bisa dilihat dari kondisi fisik geografi, sosial,
ekonomi, hingga politik.
2) Fase Kedua, yang merupakan wilayah fungsional dan memiliki
koherensi serta interdependensi fungsional, dan juga saling
berhubungan antar bagian di dalam wilayah tersebut.
3) Fase Ketiga, suatu wilayah perencanaan, terdapat koherensi atau
kesatuan keputusan ekonomi.
Istilah regional sudah sering didengar saat mempelajari wilayah. Regional adalah
istilah yang menggambarkan suatu daerah atau area tertentu. Pembentukan kata
regional merujuk pada sebuah kawasan, namun dengan luas kawasan yang tidak
terlalu spesifik.

Definisi Regional Secara Umum


Pengertian Regional
Regional adalah sebuah kawasan yang memiliki karakteristik tertentu. Berdasarkan
geografisnya, sebuah regional dapat dibedakan dengan kawasan atau wilayah lainnya. Pada
suatu regional terdapat struktur ekonomi dan sosial yang homogen sebagai wujud
penggabungan dari faktor demografis dan juga lingkungan. Wilayah dalam regional yang sama
memiliki kondisi lingkungan yang hampir sama.

Bisa dikatakan juga bahwa regional adalah sebuah wilayah atau daerah yang dikuasai dan
memiliki kedaulatan.

Batas-batas regional biasanya dibuat oleh beberapa negara atau anggota dari regional
tersebut. Sedangkan untuk negara sendiri, batasnya biasanya ditandai dengan kondisi fisik
alam seperti laut, sungai, atau gunung.
Batas-batas tersebut biasa digunakan untuk batas nasional suatu negara atau bahkan wilayah
tertentu.
Penggunaan istilah Regional

Region menjadi salah satu istilah yang paling sering


digunakan untuk sebuah kerjasama atau organisasi.
Kerjasama regional biasanya dilakukan oleh
beberapa negara yang memiliki kesamaan atau
berada dalam cakupan wilayah yang berdekatan.
Hal tersebut juga sama dengan organisasi regional
yang umumnya dibentuk oleh beberapa negara di
dalam sebuah wilayah regional yang sama.
Jenis-Jenis Regional
Para geograf melihat region sebagai wilayah yang terdiri dari
beberapa jenis region yaitu sebagai berikut.
1. Jenis Regional Menurut Stephen L.J Smith :
• Region Apriori
Pada region apriori ini sebuah wilayah dibuat atau dibentuk karena memiliki
pandangan politik yang sama. Wilayah regional apriori tidak dibuat secara
metodologis dari regionalisasi melainkan unsur kesamaan yang lebih bersifat
individual.
• Region Fungsional
Istilah yang paling umum digunakan lebih mengacu pada regional
fungsional. Regional fungsional merupakan wilayah yang dibuat berdasarkan
tinggi rendahnya interaksi antar negara atau kawasan di permukaan bumi.
• Region Formal
Istilah region formal adalah untuk wilayah yang dibuat berdasarkan
kesamaan kenampakan wilayah secara internal.
2. Jenis Regional Menurut Wittlesay :
• Region Total
Wilayah yang termasuk dalam region total contohnya adalah
negara, propinsi, atau kawasan tertentu. Wilayah ini terdiri dari
banyak gabungan antara unsur fisik dan manusia.
• Multiple Feature Region
Wilayah regional ini memiliki gambaran yang lebih majemuk
seperti dengan menggabungkan antara jenis tumbuhan dengan
jenis tanah. Regional ini memiliki ciri khas geografis yang bisa
dibedakan dengan wilayah lainnya.
• Regional berdasarkan Iklim
Unit region terdiri dari kenampakan iklim tertentu. Suatu
regional adalah wilayah yang memiliki kenampakan areal fisik
yang berbeda dari lainnya.
3. Jenis Regional Menurut Bintarto :
• Uniform region
Wilayah yang memiliki kesamaan atau keseragaman.
• Nodal region
Wilayah yang dalam berbagai hal diatur oleh berbagai pusat
kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar.
Beberapa geograf juga mengemukakan jenis-jenis region lain
yang tidak berdasarkan pada istilah di atas. Masyarakat
sering membagi regional adalah wilayah yang terdiri dari
south, Midwest, west, dan cornbelt. Pembagian wilayah
regional ini lebih kepada persepsi individual.
Contoh Organisasi Regional
Organisasi regional merupakan sebuah organisasi yang bersifat
regional atau anggotanya hanya terdiri dari wilayah tertentu saja.
Anggota dari organisasi regional berasal dari suatu kawasan yang
sama.

Contohnya adalah di kawasan ASEAN yang membentuk organisasi


bagi negara-negara ASEAN. Beberapa kawasan regional lain juga
memiliki organisasi regional seperti berikut ini.

1. Masyarakat Ekonomi Eropa


MEE adalah salah satu contoh organisasi regional yang dibentuk
oleh negara-negara di regional Eropa. Anggota dari organisasi
regional ini terdiri dari enam negara yaitu Jerman, Prancis,
Luxemburg, Belanda, Italia, dan Belgia.
Negara-negara tersebut membuat organisasi ini untuk mengatasi
kemiskinan dan perpecahan yang terjadi setelah berakhirnya perang
dunia II.
2. Konferensi Asia Afrika
Organisasi regional adalah organisasi yang dibentuk
oleh wilayah regional tertentu. Contohnya adalah KAA
atau konferensi Asia Afrika yang anggotanya terdiri dari
negara-negara Asia dan Afrika seperti Sri Lanka,
Indonesia, India, Pakistan, Myanmar, dan Pakistan.

Dahulu organisasi ini memiliki tujuan untuk melawan


penjajahan Amerika, Uni Soviet, dan negara-negara
imperialis lain. Sekarang KAA memiliki misi untuk
mempromosikan kerjasama negara-negara Asia Afrika
di bidang ekonomi dan budaya.
3. NAFTA
Salah satu contoh organisasi regional adalah North America Free
Trade Agreement atau NAFTA.
Organisasi ini mengatur perdagangan bebas antara negara
Amerika utara yaitu Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Misi
utama dari organisasi regional ini adalah memudahkan sektor
perdagangan seperti pembebasan tarif bea masuk bagi anggota
NAFTA.

4. APEC
Contoh organisasi regional selanjutnya adalah APEC. Salah satu
organisasi regional dibentuk oleh negara-negara di kawasan Asia
Pasifik. Misi utama dari organisasi ini adalah untuk memperkuat
ekonomi regional, kerjasama perdagangan, teknologi, energi, dan
sumber daya manusia.
Tujuan Kerjasama Regional

1. Memasarkan produk antar negara


Tujuan dari sebuah organisasi atau kerjasama regional adalah untuk
mempermudah dan melancarkan kepentingan suatu negara dalam
memasarkan produknya.

Biasanya kerjasama ini dilakukan oleh beberapa negara yang sudah


memiliki hubungan diplomatik sehingga untuk memasarkan produk
antar negara menjadi lebih mudah.
2. Menguatkan ekonomi
Kerjasama atau organisasi regional umumnya sangat memperhatikan
ekonomi di negara-negara anggotanya. Biasanya kerjasama ini banyak
membahas isu dan kondisi suatu negara yang berpengaruh pada stabilitas
perekonomian.

Melalui hubungan regional ini, negara-negara anggota dapat membuat


kebijakan baru yang saling menguntungkan untuk kondisi ekonomi dari
setiap negara anggota.

3. Menjaga stabilitas kawasan


Hubungan yang terjalin antar negara di suatu kawasan atau regional juga
bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan dari kawasan itu sendiri.

Hubungan regional ini menjalin kerjasama dan juga persahabatan agar


kondisi di sekitar kawasan regional terkait tetap dalam kondisi stabil dan
aman.
4. Memperoleh Material
Hubungan regional yang dilakukan oleh beberapa negara
juga bertujuan untuk mempermudah suatu negara
mendapatkan material.

Contohnya kerjasama dengan negara-negara penghasil


minyak yang akan memudahkan suatu negara untuk
mendapatkan material hasil bumi tersebut.

Kerjasama yang terjalin oleh beberapa negara di suatu


regional juga akan menguntungkan setiap pihak yang ikut
serta.
5. Memperbaiki Sumber Daya Manusia
Umumnya kerjasama atau hubungan yang terjalin antar negara di
kawasan regional tertentu adalah karena memiliki latar belakang yang
sama. Negara-negara ini memiliki persamaan nasib, tujuan, latar
belakang, budaya, dan lain sebagainya.

Banyak dari organisasi atau kerjasama regional yang dibentuk


dengan misi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Biasanya tujuan ini akan dicapai dengan menjalin penelitian bersama,
pertukaran tenaga ahli, dan lain sebagainya.

Demikian beberapa hal penting terkait dengan istilah regional yang


sudah sering didengar. Dapat disimpulkan bahwa regional adalah
suatu kawasan yang terdiri dari beberapa propinsi, kota, atau negara
yang memiliki persamaan atau karakteristik homogen secara
geografis, budaya, atau lainnya.
Contoh-contoh Kerjasama Indonesia dan Luar Negeri

Anda mungkin juga menyukai