Anda di halaman 1dari 16

1

KONSEP DASAR WILAYAH DAN


PERWILAYAHAN DI INDONESIA

MATA PELAJARAN : GEOGRAFI


KELAS : XII IPS

OLEH:
DWI ANGGORO SPd

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


2

 STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis wilayah dan pewilayahan
 KOMPETENSI DASAR
Menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan
perwilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah

I. DEFINISI WILAYAH
A. Menurut R. E. Dickinson
A region is an art whose physycal conditions are homogeneous (Wilayah
adalah sesuatu yang kondisisi fisiknya homogen).

B. Menurut A. J. Hertson
A region is a complex of land, water, air, plant, animal and man regarded in
their special relations as together continuing a definite characteristic portion of
the earth surface (Wilayah adalah komplek tanah, air, udara, tumbuhan,
hewan dan manusia dengan hubungan khusus sebagai kebersamaan yang
kelangsungannya mempunyai karakter khusus dari permukaan bumi).

C. Menurut Fannemar
A region is an area characterististized thouroughout by similiar surface
features and which is contrasted with neighbouring areas (Wilayah adalah
area yang digolongkan melalui kenampakan permukaan yang sama dan
dikontraskan dengan area sekitarnya).

D. Menurut Taylor
A region may be defined as a unit are of the earth's surface distinguishable
from amor area by the exhibition of some unifying characteristic of property
(Wilayah dapat didefinisikan sebagai bagian dari permukaan bumi yang
berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat yang berbeda dan ditunjukkan oleh
sifat-sifat yang berbeda dari lainnya).

E. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997


Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Wilayah adalah ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/aspek
fungsional.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


3

II. KLASIFIKASI WILAYAH


Berdasarkan kekhasannya wilayah dapat dibedakan menjadi dua jenis.

1. WILAYAH FORMAL (HOMOGENEOUS/UNIFORM REGION)


 Dalam mengkaji wilayah formal yang diutamakan adalah keragaman yang
terdapat dalam wilayah yang bersangkutan. Misalnya, keseragaman
bentang alam pegunungan disebut wilayah pegunungan dan
keseragaman dalam usaha bercocok tanam disebut wilayah pertanian.
Wilayah formal yang juga disebut uniform region adalah suatu wilayah yg
dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan, termasuk ke dalamnya
kenampakan fisik muka bumi, iklim, vegetasi, tanah, bentuk lahan, dan
penggunaan lahan. Region formal ini bersifat statis.
 Dalam kehidupan sehari-hari wilayah formal banyak dikaitkan dengan
keseragaman pemerintahan sehingga wilayah formal identik dengan
wilayah yang dibatasi oleh administrasi pemerintah.
 Berdasarkan konsep ini maka muncul wilayah Dusun, wilayah Kelurahan
atau Desa Loa Sumber, wilayah Kecamatan Loa Kulu, wilayah kabupaten
Kutai Kartanegara, wilayah Provinsi Kalimantan Timur, dan wilayah
Negara Indonesia.
 Menurut pengertian tersebut, batas wilayah formal menjadi sangat jelas,
yaitu antara wilayah satu dan wilayah llainnya dengan dibatasi oleh batas-
batas administrasi pemerintah.

2. FUNGSIONAL (NODAL REGION/ORGANIC REGION)


 Wilayah fungsional didasarkan atas konsep heterogenitas. Wilayah ini
tercermin dengan adanya suatu pola interdependensi dan pola interaksi
gejala-gejala yang terdapat di wilayah yang bersangkutan. Misalnya,
adanya interdependensi dan interaksi antara industri dan tenaga kerja di
wilayah itu.
 Menurut V. B. Stauberry, wilayah fungsional disebut organic region karena
di dalam wilayah tersebut terdapat hubungan yang hidup.
 Sementara itu, J. W. Alexander memandang wilayah fungsional sebagai
nodal region karena dalam wilayah ini terdapat pusat aktivitas sebagai
mata rantai utama dalam sistem ini.
 Penekanan utama wilayah fungsional adalah hubungan fungsional.
 Adanya pabrik di suatu tempat akan mengakibatkan terjadinya arus
pekerja di pagi hari yang berangkat dari tempat tinggalnya menuju ke
lokasi industri dan pada sore hari akan terjadi arus pekerja yang pulang
menuju rumahnya masing-masing.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


4

 Dengan adanya kegiatan di suatu pabrik, akan tercipta suatu kesatuan


hubungan dan pola ketergantungan antara core (dalam hal ini berarti
pabrik) dengan daerah disekitarnya yang berisi orang-orang yang
beraktivitas di daerah core.
 4 unsur penting dalam suatu region nodal:
1. Adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia.
2. Adanya node (pusat) yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut
secara terorganisir.
3. Adanya wilayah yang makin meluas.
4. Adanya jaring-jaring rute tempat berlangsungnya tukar menukar.

III. PERWILAYAHAN (REGIONALISASI)


Wilayah yang memiliki ciri khas tersebut dalam geografi disebut region.
Perwilayahan adalah upaya menentukan membagi-bagi sebagian atau
seluruh permukaan bumi untuk tujuan tertentu.
Metode regionalisasi, meliput:
a. Regional generalization (penyamarataan wilayah)
Perwilayahan dilakukan dengan mengubah atau menghilangkan faktor-
faktor tertentu yang dianggap kurang penting/relevan guna menonjolkan
karakter-karakter tertentu yang dominan/khas.
b. Regional Classification (klasifikasi wilayah)
Perwilayahan dilakukan dengan menggolongkan/mengelompokkan
wilayah secara sistematis kedalam bagian-bagian tertentu. Penggolongan
tersebut memperhatikan keseragaman sifat variabel unsur geosfer yang
ada dalam wilayah yang bersangkutan.

Perwilayahan menggunakan unsur geografis dan non geografis


Perwilayahan unsur geografis; membedakan wilayah geografi atau region
berdasarkan unsur fisik. Perwilayahan unsur non geografis; membedakan
wilayah berdasarkan unsur sosial budaya manusia.
Unsur geografis Unsur non geografis
1. wilayah geologi (geological 1. wilayah bahasa (linguistic region),
region) 2. wilayah ekonomi (economic region),
2. wilayah jenis tanah (soil region), 3. wilayah sejarah (historical region),
3. wilayah iklim (climatic region), dan
4. wilayah vegetasi (vegetation 4. wilayah politik (political region)
region). seperti halnya batas negara-negara
di dunia.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


5

IV. MANFAAT REGIONALISASI


a. Membantu memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.
b. Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.
c. Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan
yang sangat beragam.
d. Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik gejala alam maupun
manusia.

V. PENENTUAN BATAS WILAYAH FORMAL DAN FUNGSIONAL


1. Perwilayahan Formal
 Penentuan suatu wilayah menjadi perwilayahan formal dapat dilakukan
dengan :
1. metode nilai bobot indeks (bilangan indeks tertimbang)
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, misal:
wilayah dengan tingkat perekonomian rendah.
2. metode analisa faktor
Penentuan batas menggunakan beberapa faktor. Masing-masing
faktor terdiri atas beberapa kriteria. Misalnya; wilayah dengan tingkat
perekonomian tinggi dengan faktor industri dan faktor sosial ekonomi.
 Perwilayahan formal bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian wilayah
yang bersifat seragam atau homogen sesuai dengan variabel atau
kriteria yang digunakan.
 Berdasarkan beberapa variabel atau kriteria maka penarikan batas
wilayah dapat dilakukan dengan metode nilai bobot indeks. Misalnya,
variabel yang digunakan untuk menentukan wilayah homogen secara
sosial ekonomi adalah pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan
penduduk.
 Contoh penentuan nilai bobot indeks kedua variabel tersebut di tujuh
wilayah kota X dilakukan sebagai berikut.

Tabel 7.1 Pendapatan per Kapita dan Tingkat Pertumbuhan


Penduduk Kota X

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


6

Nilai indeks setiap wilayah dihitung dengan ketentuan sebagai berikut.


Pendapatan per kapita:

Tabel 7.2 Nilai Bobot Indeks Wilayah A–G

Perwilayahan A–G kota X berdasarkan tabel 7.2 dapat dibedakan


menjadi tiga wilayah homogen menurut kondisi sosial ekonomi (standar
deviasi = 0,5), yaitu:
 Wilayah I <2,9 (E).
 Wilayah II 2,9–3,9 (B, C, F).
 Wilayah III > 3,9 (A, D, G).

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


7

2. Perwilayahan Fungsional
 Perwilayahan fungsional ditentukan dengan adanya hubungan dari titik-
titik pertumbuhan pada unit-unit wilayah dengan titik pusat pertumbuhan.
Jadi, perwilayahan fungsional lebih menitikberatkan adanya arus
hubungan dengan titik pusat.
 Penentuan perwilayahan fungsional umumnya menggunakan dua
pendekatan analisis, yaitu
1. analisis aliran barang/orang dan
2. analisis gravitasi.

 Analisis aliran barang/orang menitikberatkan pada sesuatu yang


dilakukan orang, sedang analisis gravitasi menitikberatkan pada suatu
kemungkinan yang akan dilakukan orang menurut pengamatan.
 Analisis aliran barang/orang memandang wilayah fungsional berdasarkan
pada arah dan intensitas aliran barang/orang antara titik pusat dan
wilayah sekitarnya. Jangkauan pengaruh titik pusat terhadap wilayah
sekitar sampai pada titik minimum arus aliran. Dengan demikian,
pengaruh aliran barang/orang berlangsung intensif di wilayah terdekat
dengan titik pusat dan kurang intensif di wilayah yang jauh dari titik pusat.
 Beberapa jenis aliran barang/orang dapat disebutkan sebagai berikut.
a. Bidang informasi :
surat kabar, tabloid, surat, telepon, dan telegram.
b. Bidang sosial :

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


8

arus sumbangan dan kemanusiaan, pasien berobat, serta siswa


sekolah.
c. Bidang ekonomi :
arus penumpang angkutan bus, barang kebutuhan pokok, barang
ekspor, dan orang yang pergi bekerja.
d. Bidang politik :
arus pengungsi dan mencari suaka politik, serta arus pembelanjaan
negara.

 Pendekatan analisis aliran barang/orang dapat dilakukan secara


sederhana dengan teori grafik. Contoh analisis aliran barang/orang
adalah arus angkutan penumpang yang menggunakan jalur bus umum di
kota Y. Jalur bus angkutan umum yang ada menunjukkan terjadinya
hubungan sosial ekonomi antarwilayah. Contoh matriks jalur bus
antarwilayah di kota Y dapat kamu lihat sebagai berikut.

Tabel 7.3 Contoh Matriks Metode Jalur Bus Umum Antarwilayah Kota
Y

 Coba kamu simak matriks di atas. Manakah wilayah yang paling banyak
dilayani oleh angkutan bus umum? Dengan mudah tentu kamu menyebut
wilayah W. Wilayah W dilayani angkutan bus umum dari berbagai wilayah dan
jumlah bus yang melayaninya paling banyak. Agar lebih jelas, kamu dapat
menyimak jaringan hubungan fungsional jalur angkutan bus umum yang
melayani wilayah T, U, V, W, X, Y, dan Z di kota Y pada gambar 7.3.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


9

 Dari gambar 7.3 menunjukkan bahwa titik W merupakan pusat jaringan jalur
angkutan bus umum dalam suatu perwilayahan fungsional kota Y.
Perwilayahan fungsional biasanya merupakan wilayah luas dengan unitunit
yang lebih kecil yang secara fungsional saling terkait. Wilayah ini dapat
diamati pada suatu kota, misalnya Jakarta. Wilayah Kota Jakarta dihubungkan
oleh jalan lingkar bagian dalam (inner ring road) dan jalan lingkar bagian luar
(outer ring road). Coba kamu simak gambar 7.4. Tampak daerah pinggiran
Kota Jakarta dihubungkan oleh jalan lingkar luar.

VI. PUSAT PERTUMBUHAN


Definisi Pusat pertumbuhan
o Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yang perkembangannya
sangat pesat dan menjadi pusat pembangunan yang dapat
mempengaruhi perkembangan daerah-daerah di sekitarnya.
o Suatu wilayah dapat menjadi pusat pertumbuhan wilayah, apabila
wilayah tersebut mempunyai berbagai aktivitas yang mampu
mempengaruhi daerah sekitarnya.
o Pusat-pusat wilayah pertumbuhan tersebut dapat berupa wilayah
kecamatan, kabupaten, kota, atau provinsi. Melalui pengembangan
kawasan pusat-pusat pertumbuhan ini, diharapkan terjadi suatu proses
interaksi dengan wilayah di sekitarnya.

VII. TEORI – TEORI PENGEMBANGAN WILAYAH (REGIONAL


PLANING)
Teori Tempat yang Sentral (Central Place Theory)
o Teori ini dikemukakan oleh Walter Cristaller pada tahun 1933. Menurut teori
ini ada tiga pertanyaan yang harus dijawab tentang kota atau wilayah, yaitu :
a. apakah yang menentukan banyaknya kota
b. apakah yang menentukan besarnya kota, dan
c. apakah yang menentukan persebaran kota.

o Konsep teori
 Asumsi : Diasumsikan pada suatu wilayah datar yang luas dihuni oleh
sejumlah penduduk dengan kondisi yang merata. Di dalam memenuhi
kebutuhannya, penduduk memerlukan berbagai jenis barang dan jasa,
seperti makanan, minuman, alat-alat rumah tangga, pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan dan sebagainya.
 Tempat yang sentral (Central Place Theory), yaitu suatu lokasi yang
senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


10

suatu tempat yang terpusat (sentral). Tempat ini memungkinkan


partisipasi manusia yang jumlahnya besar.
 Pihak penyedia barang dan jasa baik pertokoan maupun pusat-pusat pelayanan
jasa untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, maka mereka harus paham
benar berapa banyak jumlah minimal penduduk (calon konsumen) yang
diperlukan bagi kelancaran dan kesinambungan suplai barang atau jasa agar
tidak mengalami kerugian.
 Dalam teori ini digunakan dua terminologi:
1. Range adalah jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang
kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja.
2. Threshold adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk
kelancaran dan keseimbangan suplai barang. Berdasarkan kepentingan ini
maka untuk jenis barang kebutuhan dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Threshold tinggi,
yaitu barang kebutuhan yang memiliki risiko kerugian besar karena jenis
barang atau jasa yang dijual adalah barang-barang mewah, seperti:
kendaraan bermotor, perhiasan, dan barang-barang lainnya yang
memang harganya relatif mahal dan sulit terjual. Untuk jenis-jenis
barang seperti ini maka diperlukan lokasi yang sangat sentral seperti di
kota besar yang relatif terjangkau oleh penduduk dari daerah sekitarnya
dan terpenuhi jumlah penduduk minimal untuk menjaga kesinambungan
suplai barang.
b. Threshold rendah,
yaitu barang kebutuhan yang memiliki risiko kecil atau tidak
memerlukan konsumen terlalu banyak untuk terjualnya
barangbarang,karena penduduk memang membutuhkannya setiap hari.
Untuk jenis barang-barang seperti ini maka lokasi penjualannya dapat
ditempatkan sampai pada kota - kota atau wilayah kecil.

 Tempat yang sentral dalam kenyataannya dapat berupa kota-kota besar, pusat
perbelanjaan atau mall, super market, pasar, rumah sakit, sekolah, kampus-
kampus perguruan tinggi, ibukota provinsi, kota kabupaten dan sebagainya.
Masing-masing tempat yang sentral tersebut memiliki pengaruh atau kekuatan
menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang
berbeda. Misalnya, pusat kota provinsi akan menjadi daya tarik bagi penduduk
dari kota-kota kabupaten, sementara kota kabupaten menjadi daya tarik bagi
penduduk dari kota-kota kecamatan, dan kota kecamatan menjadi penarik bagi
penduduk dari desa-desa di sekitarnya.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


11

 Tempat yang sentral dan daerah yang dipengaruhinya (komplementer), pada


dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu hierarki 3 (K=3), hierarki 4
(K=4), dan hierarki 7 (K=7). Adapun secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Hierarki K=3,
Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan bagi
daerah sekitarnya, sering disebut Kasus Pasar Optimal. Wilayah ini selain
mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi sepertiga bagian dari
masing-masing wilayah tetangganya.

b. Hierarki K=4,
Wilayah ini dan daerah sekitarnya yang terpengaruh memberikan
kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien. Tempat sentral ini disebut
pula situasi lalu lintas yang optimum. Situasi lalu lintas yang optimum ini
memiliki pengaruh setengah bagian di masing-masing wilayah tetangganya.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


12

c. Hirarki K=7,
Wilayah ini selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi
seluruh bagian (satu bagian) masing-masing wilayah tetangganya. Wilayah ini
disebut juga situasi administratif yang optimum. Situasi administratif yang
dimaksud dapat berupa kota pusat pemerintahan.

Teori kutub pertumbuhan


 Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory) disebut juga sebagai
teori pusat pertumbuhan (Growth Centres Theory). Teori ini dikemukakan
oleh Perroux pada tahun 1955.
 Dalam teori ini dinyatakan bahwa pembangunan kota atau wilayah di
manapun adanya bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara
serentak, tetapi mucul di tempat-tempat tertentu dengna kecepatan dan
intensitas yang berbeda-beda.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


13

 Tempat-tempat atau kawasan yang menjadi pusat pembangunan


tersebut dinamakan pusat-pusat atau kutub-kutub pertumbuhan. Dari
kutub-kutub tersebut selanjutnya proses pembangunan akan menyebar
ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya, atau ke pusat-pusat yang lebih
rendah.
 Setelah Perang Dunia Kedua (PD II) banyak negara-negara yang terlibat
perang mengalami kemunduran ekonomi. Untuk membangun kembali
negara dikembangkan konsep pembangunan wilayah atau kota yang
disebut spread & trickling down (penjalaran dan penetesan) serta
backwash & polarization. Konsep tersebut berasal dari pengembngan
industri untuk meningkatkan pendapatan nasional kasar (Gros National
Product = GNP).
 Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan investasi pada satu kota
tertentu yang diharapkan selanjutnya meningkatkan aktivitas kota
sehingga akan semakin lebih banyak lagi melibatkan penduduk dan pada
akhirnya semakin banyak barang dan jasa yang dibutuhkan. Namun
demikian konsep ini kurang menunjukkan keberhasilan yang berarti.
Karena cukup banyak kasus justru hanya menguntungkan kota. Kota
yang diharapkan tadinya memberikan pengaruh kuat pula pada
pedesaan untuk ikut berkembang bersama, kenyataannya pedesaan
sering dirugikan, sehingga yang terjadi malah meningkatkan arus
urbanisasi dari desa ke kota dan memindahkan kemiskinan desa ke kota

Konsep agropolitan
 Konsep pusat pertumbuhan lainnya adalah yang diperkenalkan oleh
Friedman (1975). Menurut konsep ini, perlunya mengusahakan pedesaan
untuk lebih terbuka dalam pembangunan sehingga diharapkan terjadi
beberapa “kota” di pedesaan atau di daerah pertanian (agropolis).
 Dengan demikian desa mempunyai kesempatan yang sama pula dalam
meningkatkan kesejahteraannya sebagaimana yang dialami oleh
penduduk perkotaan, sehingga mencegah terjadinya migrasi atau
urbanisasi yang besar-besaran ke kota yang sering membawa dampak
negatif.
 Perkembangan yang dialami setiap daerah tentunya sangat berbeda. Hal
ini bergantung pada potensi daerah, lokasi, dan sarana transportasi,
serta sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


14

VIII. PUSAT- PUSAT PERTUMBUHAN DI INDONESIA


 Pembangunan di Indonesia dipusatkan di wilayah-wilayah tertentu yang
diperkirakan sebagai pusat pertumbuhan yang diperkirakan sebagai
kawasan sentral yang mampu menarik daerah-daerah di sekitarnya.
 Kawasan sentral yang menjadi pusat pertumbuhan tersebut diharapkan
dapat mengalirkan proses pembangunan ke wilayah-wilayah sekitarnya,
sehingga pemerataan pembangunan dapat terjadi ke seluruh pelosok
wilayah negeri secara menyeluruh.
 Pada REPELITA II tahun 1974-1978, sistem pembangunan Indonesia
telah dicanangkan. Pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem
regionalisasi atau pewilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub
atau pusat pertumbuhan.
 Bersamaan dengan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan
nasional, wilayah pembangunan utama di Indonesia dibagi menjadi empat
region utama yaitu:

1) Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama


Kota Medan terdiri atas:
a. Wilayah Pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan
Sumatera Utara.
b. Wilayah Pembangunan II, meliputi daerah-daerah di Sumatera
Barat dan Riau, dengan pusatnya di Pakanbaru.

2) Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan utama


Jakarta. Wilayah ini terdiri atas:
a. Wilayah Pembangunan III, meliputi daerah-daerah Jambi, Sumsel
dan Bengkulu, dengan pusatnya di Palembang.
b. Wilayah Pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung,
Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, dan DI Yogyakarta yang
pusatnya di Jakarta.
c. Wilayah Pembangunan VI, meliputi daerah-daerah di Kalimantan
Barat, yang pusatnya di Pontianak.

3) Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama


Surabaya, wilayah ini terdiri atas:
a. Wilayah Pembangunan V, meliputi daerah-daerah di Jawa Timur,
dan Bali yang pusatnya di Surabaya.
b. Wilayah Pembangunan VII, meliputi daerah-daerah di Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang pusatnya
di Balikpapan dan Samarinda.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


15

4) Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan utama


Ujung Pandang atau Makasar, wilayah ini terdiri atas:
a. Wilayah Pembangunan VIII, meliputi daerah-daerah di Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, yang pusatnya di Makasar
b. Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, yang pusatnya di Menado.
c. Wilayah Pembangunan X, meliputi daerah-daerah di Maluku
(termasuk Maluku Utara dan Irian Jaya (Papua) yang pusatnya di
Kota Sorong.

 Wilayah pembangunan di atas selanjutnya dikembangkan lagi menjadi


wilayah pembangunan yang lebih kecil lagi yaitu tingkat daerah pada
provinsi. Contohnya Jawa Barat dibagi menjadi 6 wilayah pembangunan
daerah, sebagai berikut:
1) Wilayah Pembangunan JABOTABEK (termasuk sebagian kecil
wilayah kabupaten sukabumi). Pada wilayah ini dikembangkan
berbagai aktivitas industri yang tidak tertampung di Jakarta.
2) Wilayah Pembangunan Bandung Raya. Wilayah ini dikembangkan
pusat aktivitas pemerintahan daerah, pendidikan tinggi, perdagangan
daerah, industri tekstil. Untuk konservasi tanah dan rehabilitasi lahan
kritis di pusatkan di wilayah-wilayah kabupaten Garut, Cianjur,
Bandung, dan Sumedang.
3) Wilayah Pembangunan Priangan Timur. Wilayah ini meliputi daerah
kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2


16

4) Wilayah Pembangunan Karawang. Wilayah ini dikembangkan


sebagai produksi pangan (beras/padi) dan palawija. Meliputi pula
daerah-daerah dataran rendah pantai utara (Pantura) seperti
Purwakarta, Subang, dan Karawang. Pusatnya Kota Karawang.
5) Wilayah Pembangunan Cirebon dan sekitarnya. Wilayah ini
dikembangkan sebagai pusat industri pengolahan bahan agraris,
industri, petrokimia, pupuk, dan semen. Untuk keperluan tersebut,
pelabuhan Cirebon ditingkatkan fungsinya untuk menampung
kelebihan arus keluar masuk barang dari pelabuhan Tanjung Priok.
6) Wilayah Pembangunan Banten. Wilayah ini berpusat di Kota Serang
dan Cilegon, terdiri atas 4 zone yaitu Bagian Utara diutamakan untuk
perluasan dan intensifiksi areal pesawahan teknis, selatan untuk
wilayah perkebunan dan tanaman buah-buahan, wilayah Teluk Lada
diperuntukkan bagi intensifikasi usaha pertanian, dan daerah sekitar
Cilegon dikembangkan sebagai pusat industri berat (besi baja).

Modul Belajar Geografi Kelas XII Ips Semester 2

Anda mungkin juga menyukai