Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Bismllahirahmanirrahim

Puji syukur tak lupa kita panjatkan kehadirat allah SWT atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyusun makalah mengenai “KONSEP WILAYAH DAN
KEWILAYAHAN DAN KONDISI WILAYAH PERTUMBUHAN” ini dapat
terselesaikan shalawat dan salam tak lupa kita junjung kepada baginda nabi
Muhammad SAW yang membimbing kita dari zaman jahiliyah ke jalan yang
beanar.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas geografi dan di harapkan


mampu menjadi alat referensi bagi siswa siswi tentang apa itu konsep wilayah dan
pewilayahan dan bagaimana contoh wilayah pusat pertumbuhan

Ucapan terima kasih kepada teman teman kelompok guru serta semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan

Akhirnya apabila terdapat kata kata yang kurang berkena, baik dari segi isi
maupun penulisan. Jadi besaar harapan kami, sudilah pembaca memberikan kritik
dan saran-saran yang konstruktif sehingga dapat menjadi masukan demi perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................1

Daftar isi..................................................................................................................2

BABI PENDAHULUAN........................................................................................3

1.1 Latar belakang.................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Konsep Wilayah ..............................................................................................4

2.2 Regionalisasi  (Perwilayahan).........................................................................5

2.3 Penyamarataan wilayah..................................................................................7

2.4 Delimitasi dalam penyamarataan...................................................................7

2.5 Klasifikasi wilayah...........................................................................................8

2.6 Kondisi wilayah pusat pertumbuhan.............................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 kesimpulan......................................................................................................11

Daftar pustaka......................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Wilayah yang memiliki berbagai potensi dapat di kembangkan sebagai pusat


pertumbuhan. Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah mampu
memperbaruhi perkembang daerah sekitarnya.kondisi ini di harapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi penduduk.

Wilayah memiliki karakteristik tertentu yang memberikan ukuran kesamaan


dan perbedaan dengan wilayah lainnya. Wilayah wilayah yang memiliki
kesamaan karakteristik dapat di kelompkan menjadi satu

Wilayah merupakan suatu konsep yang digunakan untu mengidentifikasi dan


mengorganisasi daerah di permukaan bumi untuk berbagai tujuan. Wilayah dapat
berukuran sekecil RT atau sebesar negara.

Sementara itu pewilayahan merupakan penentuan suatu wilayah dengan


menarik batas berdasarkan kriteria tertentu. Pewilayahan merupakan suatu cara
untuk mengabungkan atau menggolongkan beberapa wilayah kedalam satu bentuk
baru.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Wilayah

A. Pengertian wilayah dan konsep wilayah

Wilayah merupakan suatu konsep yang digunakan untu


mengidentifikasi dan mengorganisasi daerah di permukaan bumi untuk
berbagai tujuan. Wilayah dapat berukuran sekecil RT atau sebesar
negara.Wilayah  dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Wilayah formal (uniform  region/homogeneous)

Wilayah Formal  (uniform  region/homogeneous)  adalah suatu


wilayah yang memiliki keseragaman atau  kesamaan dalam kriteria
tertentu, baik  fisik maupun  sosialnya. Contoh:  suatu wilayah
mempunyai kesamaan bentang alam pegunungan  disebut wilayah
pegunungan  atau suatu wilayah mempunyai keseragaman dalam
bidang kegiatan bercocok  tanam  disebut wilayah pertanian.

2. Wilayah Fungsional  (nodal region)

Wilayah Fungsional  (nodal region) merupakan  wilayah yang


dalam banyak  hal diatur  oleh  beberapa  pusat  kegiatan  yang saling
berkaitan dan ditandai  dengan adanya  hubungan  atau  interaksi
dengan wilayah di  sekitarnya.  Contoh:  Suatu industri didirikan  pada
suatu wilayah.  Setiap pagi karyawan  bekerja menuju pabrik dan sore
hari mereka pulang ke rumah masing-masing.

konsep wilayah sebagai suatu metode pengklasifikasian perkembangan


melalui 2 fase:

4
1. formal : statis, seragam, tidak aktif, pinggiran desa didasarkan
kriteria : fisik (topografi,iklim) , ekonomi (industri,pertanian) ,
politik.
hal yg terpenting dalam konsep formal adalah wilayah inti
wilayah inti : bagian dari suatu wilayah yg mempunyai derajat
diferensiasi paling besar dibandingkan dengan wilayah lain dan
umumnya terletak di bagian tengah

2. fungsional : dinamis , aktif, terus menerus yg mengubah, kawasan


geografis di
fungsikan menurut jenis dan kekhususan saling berhubungan
antara bagian 1 dengan bagian lain.
batas wilayah nodal : sejauh wilayah tersebut mampu
memengaruhi daerah di
sekitarnya sehingga tercipta interaksi yang maksimal

2.2 Regionalisasi  (Perwilayahan)

Regionalisasi berarti membagi wilayah-wilayah  tertentu di


permukaan bumi  untuk keadaan tujuan  tertentu. Untuk menentukan
regionalisasi  wilayah harus diperhatikan  fisik yang meliputi  iklim,
morfologi, sumber  daya alam, dan  keadaan  sosial budaya yang meliputi
penduduk dan  budayanya.

Dalam pewilayahan terdapat beberapa cara yang di gunaka antara


lain dengan pewilayahan berdasarkan fenomena geografis dan metode
pewilayahan

A. Pewilayahan berdasarkan fenomena geografis

5
Pewilayahan berdasarkan fenomena geografis di artikan sebagai upaya
pengelompokan bagian – bagian permukaan bumi untuk tujuan tertentu.
Contoh pewilayahan berdasarkan fenomena geografis adalah wilayah
pegunungan, wilayah dataran rendah, dan wilayah perairan.

B. Metode pewilayahan
Secara garis besar pewilayahan dapat di lakukan dengan dua cara
berikut ini
a. Generalisasi wilayah (rigion generalization), yaitu penggolonga
beberapa wilayah ke dalam satu bagian pewilayahan dengan cara
menghilangkan faktor – faktor tertentu yang di anggap kurang
penting
b. Klasifikasi wilayah (region classification), yaitu penggabungan
wilayah berdasarkan kriteria – kriteria tertentu. Metode ini tidak
menghilangkan faktor faktor tertentu kareana bertujuan menunjukkan
karakteristik yang paling menonjol.

Dalam pewilayahan ini memiliki manfaat dan tujuan di antaranya

Pewilayahan dapat bermanfaat untuk berbagai kepentingan antara lain :

1. Memisahkan sesuatu yg berguna dari yang kurang berguna


2. Mengurutkan keanekaragaman kondisi permukaan bumi
3. Menyederhanakan informasi dari berbagai gejala di permukaan
bumi yang sangat beragam
4. Memantau perubahan - perubahan yg terjadi

Tujuan pewilayahan antara lain sebagai berikut :

1. Menyebarkan & meratakan pembangunan sehingga dapat


menghindari adanya pemusatan kegiatan
2. Menjamin keserasian & koordinasi terhadap berbagai kegiatan
pembangunan yang ada di tiap - tiap daerah

6
3. Memberikan pengarahan kegiatan pembangunan, tidak saja kepada
para aparatur pemerintah di pusat / daerah, tapi juga kepada
masyarakat & para pengusaha

2.3 Penyamarataan wilayah

Penyamarataan(generalisasi) wilayah adalah usaha membagi


permukaan bumi menjadi beberapa bagian. Generalisasi dilakukan dengan
cara mengubah/menghilangkan faktor - faktor tertentu yang dianggap
kurang penting / tidak relevan.

Skala peta merupakan komponen yang paling penting dalam peta dan
sangat mempengaruhi derajat generalisasi wilayah tertentu. Akibat dari
penggunaan peta dengan skala berbeda antara lain :

1. Makin besar skala peta yang digunakan, makin kecil derajat


generalisasi wilayah yang dilakukan
2. Makin kecil skala peta yang digunakan , makin besar derajat
generalisasi wilayah yang dilakukan.

2.4 Delimitasi dalam penyamarataan wilayah

Delimitasi adalah cara - cara penentuan batas terluar suatu wilayah


untuk tujuan tertentu. Didalam generalisasi wilayah, delimitasi dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu delimitasi secara kualitatif dan delimitasi
secara kuantitatif.

Delimitasi kualitatif merupakan cara penentuan batas terluar suatu


wilayah berdasarkan kenampakan - kenampakan yang dominan pada suatu
tempat. Dalam konsep ini, yang ditekankan bukan batas wilayah,
melainkan inti wilayah tersebut.

Delimitasi kuantitatif adalah cara penentuan batas wilayah


berdasarkan ukuran -ukuran yang bersifat kuantitatif. Ukuran tersebut

7
diambil dari data yang terkumpul kemudian digambarkan ke dalam peta
sehingga memberikan gambaran persebaran data tersebut secara
keruangan.

2.5 Klasifikasi wilayah

Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk menggolongkan wilayah secara


sistematis ke dalam bagian - bagian tertentu. Klasifikasi wilayah mempunyai 2
tujuan utama, yaitu untuk mengetahui perbedaan jenis dan perbedaan tingkat.

1. Perbedaan jenis dalam klasifikasi wilayah, sangat diperlukan untuk


mendapatkan gambaran tentang karakteristik suatu wilayah.
2. Perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah, guna membuat perbedaan
tingkat dalam klasifikasi wilayah, dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu:
1. Metode interval
Harus memperhatikan parameter kelas yang dgunakan sebagai
dasar penggolongan. Makin banyak kelas yang digunakan, makin
kecil interval kelas sehingga makin banyak informasi yang dapat
diperoleh dari data yang bersangkutan.

2. Metode hierarkis
Dalam metode ini tiap kelas mempunyai hubungan dengan kelas -
kelas di bawahnya/diatasnya. Hal itu karena orde yang lebih tinggi
merupakangabungan dari kelas – kelas dibawahnya.

2.6 Kondisi wilayah pusat pertumbuhan

Pusat pertumbuhan ialah wilayah atau kawasan yang


pertumbuhannya sangat pesat sehingga karena kepesatannya itu dijadikan
sebagai pusat pembangunan yang memengaruhi kawasan-kawasan lain di
sekitarnya. Dengan adanya kawasankawasan yang dijadikan pusat
pertumbuhan itu, diharapkan kawasan-kawasan di sekitarnya turut
terpengaruh dan terpicu untuk maju. Beberapa contoh kawasan yang
merupakan pusat pertumbuhan, antara lain kota Jakarta – Bogor –

8
Tangerang – Bekasi atau Jabotabek, pusat industri Batam, segitiga
pertumbuhan Singapura – Johor – Riau atau segitiga SIJORI, dan
sebagainya.
Kaitan konsep wilayah  dan perwilayahan  dengan perencanaan
pembangunan (Pusat  Pertumbuhan) Pusat pertumbuhan  (growth  center)
erat kaitanya  dengan Pertumbuhan  wilayah di permukaan Bumi tidak
tumbuh  bersama-sama  secara terarur,tetapi  sengaja  atau  tidak sengaja,
ada bagian yang tumbuh  dan maju berkembang  lebih cepat dibanding
dengan bagian lain. Berikut ini beberapa  teori  pusat pertumbuhan.

a. Teori Tempat Sentral

Dikemukakan oleh ahli Geografi  Jerman  yang bernama


Walter Chisstaller  tahun 1993 dan Agust Losch ahli ekonomi  Jerman
tahsn 1945, menyatakan  tempat  yang lokasinya  sentral  adalah
tempat yang memungkinkan  aktivitas manusia menjadi. maksimum,
baik dalam aktivitas  pelayanan maupun  yang menjadi  konsumen dari
barang dan pelayanan  yang  dihasilkan.

b. Teori Kutub  Pertumbuhan

Kutub  pertumbuhan  (growth pole)  adalah suatu srraregi


pembangunan  yang dilakukan  dengan  cara menularkan
perkembangan  wilayah dari pusat  te pinggiran (center down
deuelopment).  Teori ini dikemukakan  oleh Francois Perroux seorang
ekonom  Perancis  tahun  1950. pada  tahun  1972 Bou Deville
memperkenaikan konsep pertumbuhan  sebagaimana  dikemukakan
oleh Perroux yang disebut  derrgan teori Engine of Economic
Growth.

c. Teori polarisasi ekonomi


Polarisasi ekonomi di kemukakan oleh gunnar myrdal, pusat
pertumbuhan adalah wilayah yang menjadi daya tarik bagi tenaga
buruh, tenaga trampil, modal, dan barang barang dagangan.

9
Pertumbuhan semakin pesat mengakibatkan polarisasi pertumbuhan
ekonomi (polarization of economic growth). Pengaruh positif pusat
pertumbuhan di sebut spread effect dan pengaruh negatiffnya di sebut
backwash effect.

 Karakteristik wilayah pusat pertumbuhan

Suatu wilayah dapat dijadikan sebagai pusat pertumbuhan apabila


memiliki karakteristik sebagai berikut

1. Memiliki sumber daya potensial. Daerah yang meemiliki kekayaan


sumber daya alam berpotensi menjad pusat prtumbuhan.
2. Memiliki sumber daya manusia yang berdaya saing.
3. Berada pada posisi strategis sehingga memuudahkan transportasi dan
angkutan barang.
4. Memiliki fasilitas penunjang, seperti jalan, jaringan listrik, jaringan
telepon, pelabuhan dan air bersih.

BAB III

10
PENUTUP

3.1Kesimpulan

Wilayah merupakan suatu konsep yang digunakan untu


mengidentifikasi dan mengorganisasi daerah di permukaan bumi untuk
berbagai tujuan. Sedangkan Regionalisasi berarti membagi wilayah-
wilayah  tertentu di permukaan bumi  untuk keadaan tujuan  tertentu.
Untuk menentukan  regionalisasi  wilayah harus diperhatikan  fisik yang
meliputi  iklim, morfologi, sumber  daya alam, dan  keadaan  sosial
budaya yang meliputi penduduk dan  budayanya.

Kaitan konsep wilayah  dan perwilayahan  dengan perencanaan


pembangunan (Pusat  Pertumbuhan) Pusat pertumbuhan  (growth  center)
erat kaitanya  dengan Pertumbuhan  wilayah di permukaan Bumi tidak
tumbuh  bersama-sama  secara terarur,tetapi  sengaja  atau  tidak sengaja,
ada bagian yang tumbuh  dan maju berkembang  lebih cepat dibanding
dengan bagian lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Powered by Blogger.com

Priscillia Charista. Template Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

https://goo.gl/efW8Ef

GEOGRAFI KELAS XII JILID 1

GEOGRAFI PR KELAS XII

12

Anda mungkin juga menyukai