Anda di halaman 1dari 2

Hal_1

KD.3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG


3.1.1 HAKIKAT WILAYAH DAN PERWILAYAHAN
oleh: Dwi Anggoro S.Pd

1. PENGERTIAN WILAYAH
Wilayah dalam bahasa Inggris disebut region. Wilayah merupakan suatu konsep yang digunakan
untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi daerah (area) di muka bumi untuk berbagai tujuan. Suatu
wilayah mempunyai karakteristik tertentu yang memberikan ukuran-ukuran kesamaan dan perbedaan
dengan wilayah lain. Contohnya perbedaan wilayah pesisir dan wilayah pedalaman.

Wilayah bisa digunakan untuk menyederhanakan daerah di muka bumi dengan pengaturan
berdasarkan pada karakteristik fisik dan sosial yang ada. Wilayah dibangun manusia sebagai suatu hasil
kreasi dan mempunyai batas-batas yang diturunkan dari kriteria khusus. Adapun konsep wilayah (region)
menurut beberapa ahli sebagai berikut:
• Taylor
Wilayah didefinisikan sebagai bagian dari permukaan bumi yang berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-
sifat yang berbeda dari lainnya.

• PP No. 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional


Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/aspek fungsional

• J. Hertson
Wilayah adalah kompleks tanah, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia dengan hubungan
khusus sebagai kebersamaan yang kelangsungannya mempunyai karakter khusus dari permukaan
bumi

• Fannemar
Wilayah adalah area yang digolongkan melalui kenampakan permukaan yang sama dan
dikontraskan daengan area sekitarnya.

Dari berbagai pengeritan di atas, bisa disimpulkan bahwa wilayah adalah bagian atau daerah di
permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu yang bersifat khusus dan membedakan wilayah
tersebut dari wilayah lainnya. Misalnya, wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian dan wilayah kota
berbeda dengan wilayah pedesaan.

2. JENIS WILAYAH
A. WILAYAH FUNGSIONAL
Wilayah fungsional adalah wilayah yang dicirikan oleh adanya kegiatan yang saling
berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional.

Misalnya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang secara fisik
memiliki kondisi yang berbeda (heterogen), namun secara fungsional saling berhubungan dalam
memenuhi kebutuhan hidup penduduk di setiap wilayah.

Hubungan antarpusat kegiatan pada umumnya dicirikan dengan adanya arus transportasi dan
komunikasi yang pada akhirnya menunjang pertumbuhan dan perkembangan dari setiap wilayah
tersebut.

Pada awal perkembangannya, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi merupakan kota-
kota yang terpisah dan tidak saling mempengaruhi.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan kota Jakarta, kota di sekitarnya seperti Bekasi,
Tangerang, Depok, dan Bogor menjadi wilayah penyangga bagi pertumbuhan dan
perkembangan kota Jakarta.

B. WILAYAH FORMAL
Wilayah formal adalah suatu wilayah yang dicirikan berdasarkan keseragaman atau homogenitas
tertentu. Oleh karena itu, wilayah formal sering disebut pula wilayah seragam (unoform region).
Homogenitas dari wilayah formal dapat ditinjau berdasarkan kriteria fisik atau alam atau kriteria
sosial budaya.
Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada kesamaan topografi, jenis batuan, iklim,
dan vegetasi.
Suplemen materi Geografi XII
Hal_2

Misalnya, wilayah pegunungan kapur (karst), wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi
mangrove.
Adapun wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya, seperti wilayah suku Asmat, wilayah
industri tekstil, wlayah Kesultanan Yogyakarta, dan wilayah pertanian sawah basah.

3. REGIONALISASI (PERWILAYAHAN)
Perwilayahan (regionalisasi) adalah suatu proses penggolongan wilayah berdasarkan kriteria
tertentu.
Klasifikasi atau penggolongan suatu wilayah dapat dilakukan secara formal atau dapat juga
dilakukan secara fungsional.
Perwilayahan secara geografis adalah perwilayahan yang didasarkan atas gejala atau objek
geografi dalam hubungannya dengan letak suatu tempat di permukaan bumi.
Adapun tujuan perwilayahan sebagai berikut:
• Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada tiap daerah
• Mensosialisasikan berbagai program pembangunan kepada aparatur pemerintah dan
masyarakat serta para pengusaha
• Untuk meratakan pembangunan di semua wilayah, sehingga bisa mengurangi kesenjangan
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
Secara garis besar, perwilayahan dilakukan dengan dua cara, yaitu regional classification
(klasifikasi wilayah) dan rgional generalization (generalisasi wilayah).

I. Klasifikasi Wilayah
Klasifikasi wilayah merupakan suatu upaya mengelompokkan suatu wilayah secara sistematis
menjadi beberapa bagian tertentu. Adapun penggolongan atau klasifikasi wilayah, sebagai
berikut.
a. Resource frontier region
Adalah suatu wilayah baru yang mulai berkembang dan nantinya akan menjadi
daerah yang produktif. Daerah ini biasanya terletak jauh dari core region. Contoh:
daerah transmigrasi, kawasan industri, daerah perkebunan, dan sebagainya.

b. Depresed region atau daerah tertekan


Adalah suatu daerah yang mengalami penurunan tingkat ekonominya dan daerahnya
sulit untuk berkembang. Daerah ini biasanya tertekan secara sosial dan ekonomi,
sehingga cenderung menjadi daerah yang tertinggal dibandingkan dengan daerah
lainnya.

c. Special problem region


Adalah suatu daerah yang terletak pada lokasi yang khusus dengan karakteristik
tertentu. Contoh: daerah perbatasan, daerah cagar purbakala, perumahan militer,
dan sebagainya.

d. Core region
Adalah inti wilayah yang biasanya berupa daerah metropolitan yang terdiri atas dua
atau lebih kota-kota yang berkelompok. Contoh: Kota Jakarta

e. evelopment Axes (Poros Pembanguan)


Adalah daerah yang menghubungkan dua atau lebih core region. Biasanya berupa
jalur memanjang di koridor transportasi. Contoh: Jalur transportasi yang
menghubungkan Yogyakarta, Solo, dan Semarang.

II. Generalisasi Wilayah


Generalisasi wilayah merupakan proses pembagian permukaan bumi tertentu mejadi
beberapa bagian. Generalisasi dilakukan dengan menyamakan beberapa unsur, sehingga
menyebabkan hilangnya beberapa faktor yang dianggap kurang penting penting atau kurang
sesuai dengan tujuan generalisasi.

Hal ini ditujukan untuk menampakkan karakter-karakter tertentu yang ingin ditonjolkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam generalisasi wilayah adalah skala peta yang
digunakan dan tujuannya. Jika skala yang digunakan kecil, maka semakin besar
generalisasinya. Selain skala, generalisasi wilayah juga dipengaruhi oleh tujuan perwilayahan.

Untuk tujuan yang memerlukan data yang tidak terlalu detail, maka generalisasi yang
dilakukan lebih kecil. Sedangkan untuk data-data yang lebih spesifik, maka generalisasinya
lebih besar. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh berbagai kenampakan yang ada di wilayah
tersebut.

Suplemen materi Geografi XII

Anda mungkin juga menyukai