Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN

“ MARI MENGENAL TANAMAN JAGUNG “

OLEH:

IKA RAHMA YUNI (20250014)

DOSEN PENGAMPU :

Ir. Yustitia Akbar,MP

AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

PAYAKUMBUH

2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT , karena


dengan Rahmad dan Hidayat Nya kami dapat menyelesaikan Makalah
Manajemen Produksi Tanaman Pangan yang berjudul “MARI MENGENAL
TANAMAN JAGUNG ”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Payakumbuh,20 Oktober 2022

IRY

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian tanaman jagung ....................................................... 1
2. Penggolongan tanaman jagung ................................................. 2
3. Manfaat tanaman jagung .......................................................... 3

BAB II PERSIAPAN DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG


1. Persiapan dan teknik budidaya tanaman jagung ....................... 5

BAB III LINGKUNGAN TUMBUH TANAMAN JAGUNG


1. Lingkungan tumbuh tanaman jagung ......................................... 10

BAB VI PERBANYAKAN TANAMAN JAGUNG


1. Perbanyakan tanaman jagung .................................................... 13

BAB V PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG


1. Pemeliharaan tanaman jagung ................................................... 14

BAB VI PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN TANAMAN JAGUNG


Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan
berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit
berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung
termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan (Nuridayanti, 2011).
Kedudukan taksonomi jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae,
Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo:
Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L.
Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini
didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan
semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.
Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung
maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan
ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51,
4 %.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang

1
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
B. PENGGOLONGAN TANAMAN JAGUNG
Menurut AAK (1993), jenis-jenis tanaman jagung antara lain :
1. Flour corn atau soft corn (Zea mays L. amylaceae Sturt = Jagung tepung)
Tanaman jagung jenis flour corn atau soft cornb ini banyak mengandung zat
pati/tepung sehingga sebagian orang mengenal dengan nama jagung tepung.
Biji jagung jenis ini bersifat lunak dan merupakan jagung yang tertua. Pada
endosperma (cadangan makanan) dalam biji biasanya berisi tepung lunak.
Apabila kena panas mudah pecah. Panjang tongkol jagung tepung berkisar
25 cm sampai dengan 30 cm, dan jumlah barisan biji pada janggel berkisar 8
sampai 12 barisan biji. Pembungaan pada jagung tepung akan dilanjutkan
proses pembuatan pati di dalam biji.
2. Dent corn (Zea mays indenteta = jagung gigi kuda)
Tanaman jagung gigi kuda nampak tegap dan biasanya berbatang tinggi atau
panjang. Pada batang jagung biasanya hanya terbentuksatu atau dua tongkol
jagung dengan biji-bijinya besar. Warna biji-bijinya kuning, putih dan
kadangkadang berwarna lain. Tanaman jagung ini di Indonesia kurang tahan
terhadap hamabubuk dan mudah hancur bila ditumbuk (AAK, 1993).
3. Flint corn (Zea mays indurata = Jagung mutiara)
Biji jagung ini lebih tahan terhadap serangan hama (insekta) dan gangguan
luar lainnya seperti keadaan hujan yang tidak teratur Bijinya yang tidak
berkerut pada saat mengering atau waktu masak menyebabkan daya tahan
terhadap serangan hama, khususnya hama gudang akan lebih baik. Bentuk
bijinya putih, kuning dan ada juga yang merah. Jagung jenis flint corn
paling banyak ditanam orang, sebab memiliki tingkat kemasakan yang lebih
cepat dan kualitas konsumsi serta pengolahan yang baik. Jagung mutiara
banyak diusahakan di Indonesia, terutama untuk kebutuhan konsumsi
manusia dan sebagian untuk makanan ternak.
4. Pop corn (Zea mays L. everta Sturt = Jagung berondong)
Jagung yang termasuk kelompok pop corn mempunyai ciri biji yang lebih
kecil. Meskipun bijinya kecil dan keras tetapi apabila dipanaskan dapat

2
mengembang. Sebab didalam biji terkandung zat pati yang penuh/cukup
akibatnya biji menjadi keras. Biasanya jagung jenis ini berwarna putih atau
kuning dengan bentuk yang agak meruncing dan tongkolnya berukuran
kecil.
5. Sweet corn (Zea mays L. saccharata = Jagung manis)
Jagung manis ini mempunyai ciri-ciri, biji yang masih muda bercahaya dan
berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dan kering
akan menjadi keriput/berkerut. Kandungan protein dan lemak di dalam biji
lebih tinggi dari jagung biasa sehingga banyak diusahakan (AAK, 1993).
6. Pod corn (Zea mays L. tunicata sturt = jagung bungkus)
Bentuk bijinya sangat sederhana dan mempunyai daun pembungkus ganda
yaitu kelobot yang bentuknya kecil berasal dari sekam. Mahkota
menyelubungi setiap biji pada janggel sedangkan tongkolnya terselubung
oleh kelobot besar. Jadi bijinya tidak nampak .
7. Waxy corn (Zea mays L.ceratina Kulesch)
Jenis jagung ini warnanya jernih seperti lilin sehingga sering disebut waxy
corn. Bijinya kecil dan mengkilap. Biji jagung ini mengandung zat pati yang
berbeda dari jagung lain. Zat pati yang dibentuk mengandung
erithrodextrine, tepung dan substansi keras lai. Jagung jenis ini berasal dari
Asia, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebab dapat menggantikan
kedudukan tepung topioka dan bahan pengganti sagu.
C. MANFAAT TANAMAN JAGUNG
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di
Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah
padi. Di daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman
dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Jagung memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan karena jagung merupakan sumber serat dan kaya akan
nutrisi penting bagi tubuh. Kandungan-kandungan yang terdapat didalam jagung
memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit.
Kandungan serat yang tinggi berperan dalam pencegahan penyakit yang
menyerang pencernaan seperti sembelit dan wasir serta kanker kolorektal.

3
Antioksidan pada jagung juga berperan sebagai agen anti-kanker. Limbah kulit
jagung juga bermanfaat sebagai bahan pakan ternak oleh masyarakat dan dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan kertas, sedangkan batang jagung digunakan
sebagai bahan kayu bakar

4
BAB II

PERSIAPAN DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

1. Benih
a. Selalu mempergunakan benih segar yang berkualitas dengan tingkat
berkecambahnya 85 %.
b. Gunakan varietas benih yang telah mengalami perbaikan clan diakui oleh
Pemerintah, belilah benih dari perusahaan benih.
c. Benih harus dari varietas yang cocok dengan kondisi setempat.
d. Jumlah benih yang dianjurkan untuk setiap ha adalah 25 kg.
e. Hindari terjadinya kecambah yang jelek, serangan serangga, penyakit,
burung dan hewan pengerat.

Syarat benih

Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih
hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih ± 20-30 kg/ha.
Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt
air semalam).

2. Pengolahan Lahan

Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup
banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan
diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm,
kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan
tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama
pada tanah yang drainasenya jelek. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah
dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan
tanaman, ± 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari
GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah
penyakit layu pada tanaman jagung.

5
3. Jarak Tanam
a) Jarak antar bedengan 75 -80 cm
b) Jarak antar tanaman pada bedengan 20 -25 cm
c) Kerapatan yang dianjurkan 53.333 tanaman / ha.
4. Pelaksanaan Penanaman
a. Persiapan Lahan
 Pemberian pupuk alami dan kompos pada lahan
 Buat bedengan rendah dengan jarak antar bedeng 75 cm
b. Waktu tanam dan kedalaman tanam
 Waktu tanam pada saat musim hujan tiba
 Masukan 1 benih pada tiap lubang
 Kedalaman tanam tergantung pada jenis tanah, kelembapan dan suhu.
Pada kondisi penanaman yang baik kedalaman ideal adalah 5 cm. Agar
dapat berkecambah dengan baik, setelah benih ditaburkan, benih ditekan -
tekan dengan kaki. Benih dapat masuk lebih dalam pada tanah berpasir
dari pada tanah berlempung
 Tentukan lubang untuk pupuk dasar dengan menggunakan cangkir pupuk
setelah benih ditaburkan. Pada kondisi suhu udara 24 -34 °C dan tanah
berkelembaban ideal, maka benih jagung akan dapat berkecambah 4 -5
hari setelah ditaburkan.
5. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
a. Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1
tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur
seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung,
ketela pohon, padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara beruntun
sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk
mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo,
kedelai, kacang tanah, dll.

6
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan
menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok
(dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda).
Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang
panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) : penanaman terdiri beberapa
tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya,
semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap
ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti
jagung, kedelai, ubi kayu.
2) Lubang Tanam dan Cara Tanam

Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1
butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin
panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100
hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung
berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1 tanaman/lubang).

6. Pengelolaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara
langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain
yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih
yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah
dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu
penanaman.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung
yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll.
Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari.

7
c. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk
memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup
akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi.
Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu
pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan
cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan
terbentuk guludan yang memanjang.
d. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila
tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun
menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga
perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
7. Pengendalian Hama Dan Penyakit
A. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang
mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan
tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri
warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna
perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5
mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran
tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3)
Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai
dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda
roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera
litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah
jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau
pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat
di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

8
8. Pemupukan Dan Pemeliharaan
 Pemupukan yang dianjurkan, untuk pupuk organic ( pupuk kandang /
kompos ) 20 ton / ha. Sedangkan untuk pupuk an organik : Urea 300 kg /
ha, TSP 100 kg / ha, KCI 50 kg / ha. Pupuk dasar diberikan sebelum tanam
atau bersamaan tanam sejumlah 20 ton / ha pupuk organic, 100 kg / ha
Urea, 100 kg TSP, daD 50 kg / ha KCl dengan membuat larikan atau
ditugalkan kemudian ditutup kembali dengan tanah dengan jarak 10 cm
dari garis tanam / lubang tanam. Pupuk susulan diberikan 3 minggu setelah
tanam berupa Urea 100 kg / ha, diteruskan pupuk susulan kedua pada
tanaman berumur 5 minggu sejumlah 100 kg Urea / ha.
 Penyiangan pertama dilakukan segera setelah rumput / gulma mulai
tumbuh dengan cara pengerjaan tanah secara dangkal pada tanaman
berumur 2 minggu. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berumur
3-4 minggu sekaligus dilakukan pembumbunan pada barisan tanaman
jagung.
9. Panen dan Pasca Panen
A. Ciri dan Umur Panen
Umur panen ± 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung
muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol
1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk
beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang
fisiologis.
B. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

9
BAB III

LINGKUNGAN TUMBUH TANAMAN JAGUNG

Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik


jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8.
Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C. Tanaman jagung
pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm air. Ketersediaan air dapat
ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk meningkatkan
pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan
serangan hama.

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam
awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari,
tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil
biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 23º C – 30º C. Jagung tidak
memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya
humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan
ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat
kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
Ketinggian antara 1000 m -1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600
m dpl.

a. Media tanam
Salah satu faktor penting yang menentukan dalam kegiatan bercocok tanam
adalah media tanam. Media tanam adalah bahan-bahan yang dipakai sebagai
tempat tumpat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman. Tanah berperan sebagai
media yang menyediakan air dan unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanah dikenal manusia sejak
pertama kali manusia mengenal budi daya pertanian. Sampai sekarang manusia
masih mempelajari tanah karena masih banyak hal yang perlu dikaji dari tanah
agar budi daya pertanian lebih berkembang. Tanah menjadi tumpuan hidup
manusia karena sampai sekarang belum ada yang menggantikan posisi tanah

10
sebagai media tanam, meskipun sekarang sedang dikembangkan media tanam
secara hidroponik. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan
tanaman yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil produksi.
Setiap jenis tanaman membutuhkan sifat dan karakteristik media tanam yang
berbeda, bergantung media tanam yang ditanam. Fungsi media tanam adalah
untuk menopang tanaman agar batang tidak roboh, memberikan nutrisi dan
menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang.
Secara umum, media tanam yang baik harus memiliki syarat-syarat yaitu media
tanam menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, memiliki porositas yang
baik untuk menyimpan air dan drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi
(kemampuan mengalirkan oksigen), menyediakan unsur hara yang cukup baik
makro, tidak mengandung bibit penyakit.
b. Suhu (temperatur)
Temperatur yang dikehendaki tanaman jagung antara 21ºC hingga 30ºC. Akan
tetapi temperatur optimum adalah antara 23º sampai dengan 27ºC. Hal ini tidak
akan menjadi problem yang berarti bagi areal pertanaman jagung di Indonesia. Di
Jawa Timur yang terkenal banyak diusahakan tanaman jagung, bahkan menjadi
daerah penting di Indonesia. Temperatur di suatu daerah sangat erat hubungannya
dengan ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu daerah, suhu udara akan semakin
turun. Temperatur daerah merupakan salah satu syarat tumbuh tanaman jagung.
Pada proses perkecambahan benih memerlukan temperatur yang cocok, sebab
kehidupan embrio dan pertumbuhannya menjadi kecambah perlu suhu kira-kira
30ºC.
c. Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah
pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000 – 1.800 meter dari permukaan
air laut. Jagung yang ditanam didataran rendah dibawah 800 meter daari
permukaan air laut dapat berproduksi dengan baik, dan pada ketinggian diatas 800
meter dari permukaan air lautpun jagung masih bisa memberikan hasil yang baik
pula.

11
d. Intensitas penyinaran
Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat membantu dalam proses
asimilasi daun. pada proses asimilasi sinar matahari berperan langsung pada
pemasakan makanan yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh tanaman.
Disamping itu penyinaran matahari juga berperan dalam pembentukan batang,
batang menjadi lebih kokoh.
e. Curah Hujan
Air sangat diperlukan untuk hidup semua makhluk, termasuk tanaman. Air
dapat menyediakan zat hara dari dalam tanah ke daerah perakaran tanaman,
sehingga memudahkan proses penyerapan hara oleh akar – akar tanaman. Setiap
tanaman mebutuhkan persyaratan tertentu terhadap curah hujan yang diperlukan.
Pengaruh curah hujan ini dpat terlihat jelas, khususnya dipulau Jawa. Pada daerah
yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang tegas,
maka kebutuhan air cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik.
f. Kemiringan Tanah
Kemiringan tanah ada hubunganya dengan gerakan air permukaan tanah. Hal
ini juga merupakan salah satu syarat kehidupan tanaman, termasuk tanaman
jagung. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat dilakukan penanaman
jagung. Pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil kemungkinan terjadinya
erosi tanah.
g. Tanah
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus mempunyai kandungan
hara yang cukup. Tersediaanya zat makanan di dalam tanah sangat menunjang
proses pertumbuhan tanaman hingga menghasilkan/berproduksi. Jagung tidak
memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai macam tanah dapat
diusahakan untuk pertanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada tanah
gembur, subur, dan kaya akan humus dapat memberi hasil dengan baik.

12
BAB IV

PERBANYAKAN TANAMAN JAGUNG

Tanaman jangung berkembang biak dengan cara generatif, yaitu perbanyakan


tanaman dengan menggunakan biji. Jika biji ditanam stelah 3-4 hari, bakal
tanaman akan muncul kepermukaan tanah. Seiring berjalannya waktu, tanaman
jagung akan terus tumbuh menjadi besar. Pada bagian ujung tanaman jagung
terdapat helaian-helaian rambut halus. Pada helai rambut inilah tersimpan tepung
sari.

Ketika angin bertiup,tepung sari akan terbang, kemudian juatuh diatas kepala
putik yang terletak dibagian bawah bunga pada pohon bunga lain. Pada saat itulah
terjadi proses pembuahan.

13
BAB V

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG

Pembuatan saluran drainase atau saluran irigasi.

Saluran drainase diperlukan untuk mengalirkan air dari areal tanam pada
Musim Hujan (MH) agar tidak tergenang karenan tanaman jagung sangat peka
dengan genangan air. Sedangkan saluran irigasi dibuat pada Musim Kemarau
(MK) bertujuan untuk mengairi tanaman. Tanaman jagung peka terhadap
kelebihan air (musim hujan) , sehingga diperlukan system drainase yang baik
Saluran tersebut dibuat pada saat penyiangan pertama dengan menggunakan
cangkul atau mesin pembuat alur seperti PAI-2 R rancangan Balitsereal

Pada lahan sawah, saluran irigasi diperlukan pada saat penyiangan pertama
untuk memudahkan pengaturan air . Pembuatan saluran irigasi untuk setiap dua
baris tanaman lebih efisien dibanding untuk setiap baris tanaman. Untuk
pertumbuhan tanaman jagung diperlukan air dan udara. Selama benih belum
tumbuh, peranan air cukup besar dalam membantu proses perkecambahan benih.
Benih yang diberi air akan berusaha menyerap, kemudian dilanjutkan perubahan
dan perkembangan sel dalam biji, akhirnya benih tumbuh. Biasanya setelah benih
ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab.

Pengairan berikutnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu dan ini
pun tidak perlu banyak air. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang
diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara
bumbunan tanaman jagung.

Untuk pertumbuhan tanaman jagung diperlukan curah hujan yang merata. Air
berperan sangat penting dalam peningkatan produksi. Pada saat terbentuknya
malai dan tongkol, kondisi tanaman sangat peka terhadap kekurangan air. Jika
pada saat itu terjadi kekurangan air, maka proses pengisian biji akan terganggu.
Pada saat tersebut air mutlak dibutuhkan, walaupun selama pertumbuhan yang
dimulai dari penanaman, benih juga memerlukan air.

14
Cara Pemberian Air.

Pada saat benih ditanam, air yang dibutuhkan belum begitu banyak. Pada saat
ini peresapan air dapat dilakukan dengan mengalirkannya melalui parit-parit
sehingga dapat menjangkau tempat-tempat benih ditanam. Apabila air tidak
mencukupi maka dapat dilakukan cara penyiraman lokal, yaitu cukup pada lubang
tanam. Hal ini akan sangat membantu pengaturan kelembaban dalam tanah. Pada
waktu tanaman mulai berbunga, air dialirkan melewati sebelah kiri dan kanan
guludan tempat tanaman itu tumbuh. Pengairan hanya dilakukan bila tidak turun
hujan selama 3 hari berturut-turut. Pedoman perlu tidaknya pengairan dengan cara
melihat keadaan tanah dan tanaman. Namun, menjelang tanaman berbunga, air
yang dibutuhkan lebih banyak sehingga perlu dialirkan air pada parit di antara
bumbunan tanaman jagung (LUB).

Penyulaman

Benih yang tidak tumbuh atau hilang hendaklah secepatnya dilakukan


penyulaman dengan benih yang baru. Penyulaman ini dapat dilakukan selama
bibit tanaman jagung yang tumbuh belum terlalu tinggi. Sehingga keseragaman
umur tanaman tetap terjaga, tidak terlalu berbeda umur dan penampakan fisik
tetap sama. Hal ini sebaiknya dilakukan sebelum bibit lain berumur 15 hari. Pada
lahan jagung yang bibitnya telah berumur 15 hari, biasanya tumbuhan
pengganggu telah bermunculan dan mulai mengganggu tanaman pokok. Untuk
mengatasi terbaginya makanan di dalam tanah oleh tanaman jagung dan
pengganggu, maka pada saat itu mutlak dilakukan penyiangan pertama. Pada saat
bibit berumur 15 hari setelah tanam (hst), mereka belum cukup kuat berdiri dan
perakarannya pun masih sedikit, maka penyiangan harus dilakukan dengan hati-
hati. Bila perlu cukup dengan tangan saja, sehingga kerusakan akar pada bibit
tidak terjadi atau dapat ditekan sekecil mungkin.

Penyiangan yang kedua dapat dilakukan pada waktu tanaman berumur satu
bulan. Penyiangan yang kedua ini bisa menggunakan alat penyiang. Saat itu
perakaran jagung mulai berkembang dan pada saat itu pula tanaman perlu
ditimbun dengan tanah atau dengan istilah lain ialah membumbun. Dengan

15
penimbunan tanah pada daerah perakaran jagung, maka akar tanaman semakin
bertambah banyak dan bertambah kuat berdirinya. Penyiangan ketiga bilamana
perlu dapat dilakukan pada saat tanaman berumur lebih kurang 2 bulan dengan
cara yang sama.

Pembumbunan

Maksud pembumbunan ialah untuk memperkuat berdirinya batang. Selain itu


pembubunan berarti menyediakan makanan yang ada pada tanah yang dipakai
untuk membubun. Pembubunan juga berfungsi mengatasi tanah yang terlalu
banyak air dan sekaligus memperbaiki drainase. Selain itu pembubunan juga
bertujuan untuk menciptakan lingkungan akar yang lebih baik agar tanaman
tumbuh kokoh dan tidak mudah rebah, dilakukan bersamaan waktu penyiangan I
dan pembuatan saluran atau setelah pemupukan II pada 35 HST dan setelah
penyiangan II. Pembumbunan dilakukan dapat menggunakan cangkul atau dengan
mesin pembuat alur.

Pembumbunan tanaman umumnya dilakukan petani dengan menggunakan


cangkul. Tanah disekitar tanaman diambil dengan cangkul dan dipindahkan ke
sekitar perakaran tanaman. Cara pembumbunan seperti ini efektif memperkuat
perakaran tanaman.

Ditinjau dari produktifitas kerja, kegiatan pembumbunan konvensional ini


ebenarnya sangat melelahkan dan biaya tinggi., Untuk membumbun lahan seluas
1 Ha diperlukan waktu 176 jam. Apabila diasumsikan kapasitas kerja petani 8
jam/hari, maka diperlukan waktu 21 hari untuk pembumbunan. Namun demikian
kegiatan pembumbunan perlu dilakukan mengingat manfaatnya untuk
memperkokoh dan memperkuat pertanaman. Selain itu kedalaman pembumbunan
dengan cangkul hanya 9 – 10 cm, sehingga pengairan yang diberikan melimpah
diatas alur dan menggenangi seluruh lahan. Cara ini tentu tidak efisien dalam
penggunaan air.

Kegiatan pembumbunan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan


pertama dan pembuatan saluran, atau setelah pemupukan ke dua (35 HST)
bersamaan dengan penyiangan ke dua secara mekanis Penyiangan dapat dilakukan

16
bila mana tumbuhan pengganggu mulai tumbuh dan bersaing untuk mendapatkan
makanan atau hara. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda atau kecil
biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting
penyiangan ini tidak mengganggu tanaman pokok, terutama perakaran tanaman
yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Ke
dalaman alur pembumbunan yang mencapai 22 cm memungkinkan tanaman
tumbuh lebih cepat dan tahan rebah. Tanah yang gembur disebelah kanan dan kiri
barisan tanaman diuruk dengan cangkul pada bidang dekat pangkal tanaman
jagung, kemudian ditimbun dibarisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk
guludan yang memanjang

Pengendalian hama penyakit

Salah satu penyebab gagal panen adalah serangan hama dan penyakit. Oleh karena
itu perlu dilakukan antisipasi serangan dengan pencegahan yang lebih baik dari
pada pengobatan. Jika serangan sudah terjadi, sebaiknya lakukan pengendalian
sesuai dengan jenis hama yang menyerang.

Hama yang bisa menyerang tanaman jagung yaitu: belalang, ulat tongkol,
pengerek, ulat daun, ulat grayak, serta lalat bibit. Sedangkan penyakit yang sering
menyerang tanaman jagung adalah : bulai, gosong, busuk batang, danlain-lain.
Kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan
kerusakan hingga kematian pada tanaman

17
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jagung merupakan bagian dari sub sektor tanaman pangan yang memberikan
andil bagi pertumbuhan hulu dan pendorong industri hilir yang kontribusinya
pada pertumbuhan ekonomi cukup besar. Jagung adalah tanaman semusim dan
termasuk jenis rerumputan atau graminae yang mempunyai batang tunggal, meski
terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dab
lingkungan tertentu.
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia dan
mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini mengingatkan
fungsinya yang multi guna yaitu sebagai sumber pangan dan bahan baku industri

18
DAFTAR PUSTAKA

Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Bandung: Nuansa Aulia

Khulafaurrosidin, 2009. Pengaruh Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma


terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas PGN Yogtakarta

Purigawati, A. 2008. Pengelolaan lapangan, Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah


pada Produksi Benih Jagung Hibrida di PT. Branita Sandhini, Mosanto
Indonesia. Bogor: FATETA. IPB

https://www.academia.edu/24030967/MAKALAH_Budidaya_Tanaman_Jagung_
Oleh_HERMANSYAH_TONGASA_D1B1_12_055_PROGRAM_STUDI_
AGROTEKNOLOGI

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/570/3/BAB%20II.pdf

file:///C:/Users/asus/Downloads/adoc.pub_pemeliharaan-tanaman-jagung.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai