Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

USAHA BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BISI 18

II.             LATAR BELAKANG
Jagung (Zea mays. L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung
juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.Jagung merupakan salah satu
komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah
jagung yang diproduksi oleh masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan
jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman jagung telah banyak dialih
fungsikan sebagai gedung-gedung dan lain-lain. Perusahaan swasta pun juga belum
memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga sebagai makanan pokok di suatu daerah
tertentu dan diubah menjadi beberapa makanan ringan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
sehingga kebutuhan akan jagung meningkat di masyarakat.
Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu masih belum optimalnya
penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian pupuk yang belum tepat, penerapan
teknologi dan cara bercocok tanam yang beum diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi
tanaman jagung adalah peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka
perlu peningkatan produksi jagung yang memenuhi standard baik kualitas dan kuantitas jagung
yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau memahami
karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi, fisiologi dan agroekologi
yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat meningkatkan produksi jagung di
Indonesia.
Jagung memiliki banyak kegunaan selain sebagai makanan tetapi dapat dijadikan sebagai
tepung ,jagung rebus,jagung bakar dan lain sebagainya sehingga dapat meningkatkan permintaan
untuk tanaman jagung. Semakin banyak permintaan pasar maka akan meningkatkan jumlah
permintaan sehingga peroduksi tanaman atau barang akan semakin menurun karena stok barang
semakin menipis serta menigkatkan harga barang.
Manfaat dari jagung juga membuat banyak orang yang membudidayakannya ,jagung
mengandung karbohidrat yang di butuhkan masyarakat. Hampir semua bagian tanaman ini dapat
di manfaatkan untuk keperluan langsung maupun tidak langsung sejalan dengan perkembangan
industri.

III.             TUJUAN
1.      Mendapatkan keuntungan dari kegiatan usaha budidaya jagung hibrida
2.      Mengetahui cara usaha budidaya jagung hibrida
3.      Mengetahui peluang dalam usaha usaha budidaya jagung hibrida
IV.             TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tanaman Jagung Hibrida
1.      Sejarah Singkat
Tanaman jagung merupakan salah satu j enis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-
rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-
orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia
termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannyacorn.
2.      Klasifikasi Tanaman Jagung
         Kingdom : Plantae
         Devisi : Magnoliophyta
         Kelas : Liliopsida
         Sub kelas : Commilinidae
         Ordo : Poales
         Family : Paceae
         Genus : Zea
         Spesies : Zea mays L
3.      Morfologi Tanaman Jagung
         Daun
Daun jagung tergolong kedalam daun yang sempurna, Daun pada jagung berwarna hijau muda
saat masih mulai menunjukkan daunnya dan hijau tua saat dewasa dan kuning saat sudah tua,
tulang daun dengan ibu tulang daun berada sejajar dan daun pada jagung ada yang halus tanpa
bulu dan ada pula yang kasar dnegan bulu.
         Batang
Batang tanaman jagung tegak lurus dan kokoh, batang tanaman jagung terdiri dari ruas-ruas dan
disetiap pelepah dibungkus dengan daun yang selalu muncul disetiap buku nya, namun batang
jagung tidak banyak mengandung lignin, namun batang nya tetap tegak lurus dan kokoh.
         Akar
Akar pada tanaman jagung memiliki akar serabut dengan mencaapai kedalaman sekitar 8 m,
meski demikian rata-rata akar pada tanaman jagung hanya berada pada kisaran 2 m, selain
serabut, akar adventif juga akan muncul ketika tanaman jagung berumur dewasa yang berfungsi
memabntu mengkokohkan tegaknya batang jagung.
         Bunga
Bunga jantan dan betina pada tanaman jagung terpisah, maka dari itu penyerbukan pada tanaman
jagung memerlukan bantuan angin, serangga dan bahkan bisa juga manusia. Setiap bunga jantan
dan betina pada tanaman jagung harus diserbukkan dengan bantuan alam (Secara alami) atau
dengan bantuan manusia, bunga jantan terdapat pada bagian ujung tongkol dari tanaman jagung.

         Buah
Buah jagung berwana kuning muda saat sebelum dewasa atau putih susu dalam keadaan
pembentukan, setiap batang tanaman jagung memiliki setidaknya 1 tongkol jagung, walau
sekarang adanya pembaharuan peningkatan mutu jagung jenis hibrida namun umumnya setiap
batang hanya satu tongkol saja, dan saat buah jagung dewasa akan berubah bentuk menjadi
kekuningan.
4.      Manfaat Jagung
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi
tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung
menduduki urutan ke 3 setelah gandum dan padi. Di Daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan
pokok. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali
gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain:
-          Batang dan daun muda: pakan ternak
-          Batang dan daun tua (setelah panen): pupuk hijau atau kompos
-          Batang dan daun kering: kayu bakar
-          Batang jagung: lanjaran (turus)
-          Batang jagung: pulp (bahan kertas)
-          Buah jagung muda (putren, Jw): sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng
-          Biji jagung tua: pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk,
biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.
5.      Syarat Iklim
Jagung ditanam didaereh tropis, seperti Indonesia.Tanaman ini dapat berproduksi dengan
baik didataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) yang berketinggian 1.800 m dpl, suhu
udara hangat antara 21 – 320C dengan suhu optimum 23 – 270C dan membutuhkan air yang
cukup.
6.      Syarat Tanah
tanah yang baik untuk tanaman jagung pada tanah lempung berdebu, lempung berpasir, atau
lempung dengan pH 5,5 – 7,0. Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya tanah grumosol,
jagung masih dapat tumbuh dengan baik asalkan tata air (drainase) dan tata udara (aerase)
diperhatikan.
7.      Teknik budidaya tanaman jagung manis
-          Pemilihan lokasi.
Lokasi yang digunakan untuk usaha budidaya jagung manis dipilih pada areal yang
terbuka, tidak tergenang air tetapi persediaan airnya cukup agar dapat diairi apabila diperlukan.
Lokasi yang akan digunakan harus sesuai dengan keadaan yang diinginkan tanaman, misalnya
iklim atau tanah yang cocok.
-          Benih.
Untuk mendapatkan produksi yang tinggi, benih yang digunakan harus bermutu
tinggi. Perlakuan benih digunakan untuk mencegah beberapa jenis penyakit yang terdapat dalam
jenis jagung.

-          Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor (untuk lahan yang luas), bajak,
atau cangkul. Mengolah tanah meliputi pekerjaan memecah, membalik, dan meratakan tanah
sehingga tanah menjadi gembur dan terhindar dari kepadatan tanah yang dapat menggangu
infiltrasi. Selanjutnya dibuat alur-alur untuk pengairan yang lebarnya ±30 cm dengan kedalaman
20 cm. Jarak tiap–tiap alur 100–120 cm.
-          Penanaman.
Menurut Rukmana (2006), tata cara penanaman benih jagung manis manis secara
monokultur, sebagai berikut:
      Buat lubang tanam sedalam 2 cm–5 cm dengan jarak tanam 100 cm x 40 cm atau 100 cm x 25
cm.
      Tanam (masukkan) benih jagung manis manis sebanyak 2 butir/ lubang tanam untuk jarak tanam
100 x 40 cm atau 1 butir/lubang tanam bila jarak tanamnya 100 cm x 25 cm.
      Tutup lubang tanam tipis dengan pupuk kandang tanpa dipadatkan.
-          Pemeliharaan.
1)   Penyulaman dan penjarangan.
Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang rusak atau tidak tumbuh. Kegiatan
ini dilakukan sekitar 7–10 hari setelah tanam.
Penjarangan dilakukan apabila di dalam lubang tanam terdapat lebih dari satu benih dan
semuanya tumbuh sehingga perlu dijarangakan dengan cara menyisakan satu tanaman yang
pertumbuhannya baik. Penjarangan dapat dilakukan pada saat tanaman telah berumur 3 minggu.
2)   Penyiangan dam pembumbunan.
Penyiangan dimaksutkan untuk memberantas rumput-rumput yang tidak diinginkan dari
pertanaman jagung manis. Sedangkan pembumbunan bertujuan untuk menutup bagian disekitar
perakaran agar batang tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah serta sekaligus
menggemburkan tanah disekitar tanaman.
3)   Pemupukan
      Pemupukan dasar.
Waktu                     : Bersamaan dengan pengolahan tanah.
Jenis pupuk             : Urea, TSP/SP 36 dan KCl.
Dosis pupuk            : Urea  = 100 kg/Ha (1/3 bagian)
TSP/SP 36      = 100 kg/Ha
KCl                = 50 kg/Ha
Cara pemupukan     : Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh 7 cm dari
tanaman.
      Pemupukan Susulan I.
Waktu                     : 3 minggu–4 minggu setelah penanaman.
Jenis pupuk             : Urea.
Dosis pupuk            : 100 kg/Ha.
Cara pemupukan     : Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh 15 cm dari
tanaman.
      Pemupukan susulan II:
Waktu                     : 8 minggu setelah penanaman.
Jenis pupuk             : Urea.
Dosis pupuk            : 100 kg/Ha.
Cara pemupukan     : Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh 15 cm dari
tanaman.
4)   Pengairan.
Tanaman jagung manis membutuhkan air pada saat/masa pertumbuhan, terutama pada
musim kemarau. Pengairan berikutnya dilakukan dua minggu sekali atau pada saat dibutuhkan
sampai tongkol jagung manis berisi penuh.
Apabila kelembaban pada tanah sudah cukup, maka tidak perlu dilakukan pengairan.
Sumber pengairan dapat diperoleh dari air hujan, air irigasi, maupun lainnya. Cara pemberian air
dapat menggunakan gayung, gembor, maupun selang.
5)   Pengendalian hama dan penyakit.
Berikut ini beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman jagung manis:
a)    Ulat grayak (Spodoptera litura).
Gejala: Ulat ini memakan daun sampai habis sehingga akan tersisa tulang daunnya.
Pengendalian:
      Tanam serentak dengan selisih waktu tanamkurang dari 10 hari sehingga masa vegetatifnya
bersamaan.
      Memantau lahan secara rutin dan mengumpulkan telur serta ulat muda yang biasanya
mengelompok lalu musnahkan.
      Menggunakan musuh alami Trichogamma sp., Telemanus so.,  atau Sarellius sp.
      Semprotkan insektisida Bayer 500 EC atau Atabrom 50 EC.
b)   Kutu Aphis (Aphis glycine).
Gejala: Tanaman layu dan pertumbuhan terhambat karena cairan tanaman terhisap.
Pengendalian:
      Melakukan tanam serentak.
      Hindarkan area tanam kedelai dari tanaman inang.
      Memanfaatkan predator dan parasite sebagai musuh alami.
c)    Lalat bibit (Antherigona exigua Stein).
Gejala: Daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Di sekitar bekas gigitan mengalami
pembusukan, akibatnya tanaman layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Pengendalian:
      Lakukan sanitasi lingkungan.
      Semprotkan insektisida saat serangan telah mencapai ambang kendali. Contoh insektisida:
Larvin 75 WP, Marshal 25 ST dan Miral 26.
      Gunakan mulsa jerami sejak perkecambahan.

d)   Penyakit bulai (Downi mildew).


Gejala: Gejala awal tulang daun berwarna putih kekuningan. Pada serangan lanjut, garis-garis
akan melebar memenuhi seluruh daun.
Pengendalian:
      Menggunakan benih yang tahan terhadap penyakit bulai.
      Melakukan penanaman serentak.
      Mencampur benih dengan fungisida Ridomil 35 SD sebanyak 5 gram/kg benih sebelum
penanaman.
e)    Penyakit hawar daun.
Gejala: Dimulai dengan munculnya bercak–bercak bulat sampai lonjong pada daun tua. Bercak
yang tampak basah ini berwarna kuning dan dikelilingi warna cokelat. Kemudian bercak tersebut
berubah warna menjadi cokelat kekuningan. Akibatnya, seluruh daun menjadi cokelat dan
mengering. Selain daun, penyakit ini dapat menyerang tongkol.
Pengendalian:
      Menjaga kondisi lahan tidak lembab dengan sanitasi areal tanam.
      Melakukan penyemprotan dengan pestisida Daconil 75 WP atau Difolatan 4F sesai dosis
anjuran.
      Melakukan penanaman serentak.
f)    Penyakit karat daun.
Gejala: Gejala awal ditandai dengan adanya titik–titik noda cokelat sampai merah oranye seperti
karat pada daun. Pada titik noda tersebut terdapat serbuk kuning kecokelatan. Selanjutnya titik–
titik noda tersebut akan berubah menjadi bermacam bentuk.
Pengendalian:
      Menggunakan varietas yang tahan terhadap serangan penyakit karat daun.
      Melakukan sanitasi areal tanaman dan jaga agar tidak lembab.
      Melakukan penyemprotan fungisida Ridomil 35 SD, Daconil 75 WP atau Difolatan 4 F dengan
dosis sesuai dengan anjuran.
-          Panen.
Umumnya jagung manis siap dipanen pada umur 60–70 hari setelah tanam, tetapi di
daerah dataran tinggi umur panen dapat mencapai 80 hari.
Saat panen yang tepat adalah bila rambut jagung manis telah berwarna cokelat dan
tongkolnya telah berisi penuh. Pemanenan jagung manis sebaiknya dilakukan pada waktu pagi
hari karean suhu udara masih rendah. Suhu udara yang tinggi dapat mengurangi kandungan gula
pada bijinya.
-          Pengolahan hasil panen.
1)   Pengemasan.
Pengemasan (packing) merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk
pangan.
2)      Penyimpanan.
Tempat penyimpanan harus teduh, kering, dan bebas hama maupun penyakit. Kondisi
penyimpanan dingin untuk jagung manis yang ditanam di daerah tropik sebaiknya pada suhu 0,5
–1,7 oC, Rh 90–95% dan lama penyimpanan satu minggu.
B.     Analisis Usaha Tani Jagung
Tabel 1. Analisis Usaha Tani Jagung Manis dalam Tinjauan Pustaka
No Bahan Jumlah Harga satuan (Rp) Jumlah/biaya
penyusutan (Rp)
A BIAYA TETAP
1 Sprayer 1 Rp. 1.400.000 Rp. 350.000
TOTAL BIAYA TETAP Rp. 350.000
B BIAYA LANCAR
1 Benih 3 kg Rp. 90.000/250 gr Rp. 1.080.000
2 Pupuk
Pupuk kandang 3 truk Rp. 120.000 Rp. 360.000
Urea 4,5 kw Rp. 5.500/kg Rp. 2.475.000
SP 36 3,5 kw Rp. 120.000/50 kg Rp. 840.000
KCl 2,5 kw Rp. 13.000/kg Rp. 3.250.000
3 Petisida
Ridomil 15 gr Rp. 31.000/100 gr Rp. 2.500
Furadan 20 kg Rp. 35.000/2 kg Rp. 45.000
Basudin 1,5 l Rp. 20.000/l Rp. 30.000
Azordin 1,5 l Rp.100.000/500 ml Rp. 20.500
4 Tenaga kerja
Pengolahan tanah 15 HOK Rp. 75.000 Rp. 1.125.000
Pembuatan garitan, 15 HOK Rp. 75.000 Rp. 1.125.000
pemupukan, penanaman
Penyianagan dan 15 HOK Rp. 75.000 Rp. 1.125.000
pembumbunan
Penyemprotan 5 HOK Rp. 75.000 Rp. 375.000
Panen 20 HOK Rp. 75.000 Rp. 1.500.000
Biaya tak terduga Rp. 1.000.000
TOTAL BIAYA LANCAR Rp. 13.353.000
TOTAL BIAYA (Biaya Tetap+Biaya Lancar) Rp. 13.703.000

C.     Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Produksi

1.    Total biaya produksi.


= Biaya Tetap + Biaya Lancar
= Rp. 350.000 + Rp. 13.353.000
= Rp. 13.703.000

2.    Total penerimaan.
= 6.000 kg X Rp. 4000/kg
= Rp 24.000.000

3.    Total pendapatan.
= Total penerimaan – Total biaya produksi
= Rp. 24.000.000 – Rp. 13.703.000
= Rp. 10.297.000

V.                RENCANA PELAKSANAAN
a.       Tempat dan Waktu
1.      Tempat
Rencana pelaksanaan usaha budidaya tanaman jagung hibrida akan dilaksanakan di kebun
Celeban, Kampus STPP Yogyakarta, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta. Usaha budidaya jagung
hibrida ini akan dilaksanakan di lahan seluas 684 m 2, dengan karateristik lahan bekas tanaman
sayur dan buah, jenis tanah regusol, dan ketinggian tempat 112 mdpl. Untuk lebih lengkapnya
karakteristik lahan ada di lampiran no 1.
2.      Waktu
Waktu penanaman jagung hibrida akan dilaksanakan pada Musim Tanam II yaitu pada bulan
Maret sampai bulan Mei.
b.      Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel 2. Alat Usaha budidaya jagung hibrida
No Ket.
Nama Alat Kegunaan
.
1. Hand traktor Untuk mengolah lahan Sewa
Untuk pembalikkan tanah Beli
dan pembuatan bedengan,
2. Cangkul
penyiangan dan
pendangiran
Alat untuk menyiang Beli
3. Kored
rumput dan mendangir
Alat untuk menaruh pupuk Beli
4. Ember saat pemupukan dasar dan
susulan (kocor)
Sebagai alat pengukur Beli
5. Meteran dalam pembuata bedengan
dan jarak tanam
6. Gembor Alat penyiraman Beli
Alat untuk mengendalikan Beli
7. Sprayer
hama penyakit
8. Solet Alat untuk mendangir Beli

2.      Bahan
Tabel 3. Bahan Usaha budidaya jagung hibrida
No
Jenis bahan Jumlah
.
1. benih jagung bisi 18 1 pack
2. Pupuk Phonska 36 kg
3. Pupuk Urea 8 kg
4. Pupuk Za 24 kg
 5. SP 36 4 kg
6. Pupuk KCl 4 kg
7. pupuk Organik 342 kg
8. Ridomil 1 bungkus
9. Furadan 2 bungkus
10. Diazinol (Basudin) 1 bungkus
c.       Tata Cara Pelaksanaan
1.      Benih Jagung Hibrida
  Persyaratan Benih
Bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Benih berasal dari varietas
unggul (daya tumbuh besar, murni, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan
penyakit). Benih yang terjamin adalah benih bersertifikat.
Jagung hibrida berpotensi produksi tinggi, namun mempunyai kelemahan yaitu harga benih
lebih mahal, dapat digunakan maksimal 2 kali turunan.
  Penyiapan Benih
-          Benih jagung komposit dapat diperoleh dari penanaman sendiri, dari jagung yang tumbuh sehat.
-          Dari tanaman terpilih, diambil jagung yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh
tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit.
-          Tongkol dipetik setelah lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji mengeras dan sebagian
besar daun menguning.
-          Tongkol dikupas dan dikeringkan, bila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah
dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan di tempat kering.
-          Dari tongkol kering, diambil biji bagian tengah. Biji di bagian ujung dan pangkal tidak
digunakan sebagai benih.
-          Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg/ha.
  Perlakuan  Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida, terutama apabila diduga akan
ada serangan jamur. Bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih
dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik.

2.      Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak, dicangkul, atau ditraktor. Pengolahan tanah
bertujuan untuk memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar, melalui
pengolahan tanah. Adapun langkah-langkahnya adalah:
-          Tanah diolah dalam kondisi lembab, tetapi tidak terlalu basah
-          Tanah yang sudah gembur hanya diolah secara minimum, yaitu hanya pada calon tempat barisan
tanaman. Pada daerah ini tanah dicangkul sedalam 15cm lalu diratakan.
-          Tanah yang keras perlu di bajak
-          Setelah tanah di bajak, setiap 3cm di buat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar
saluran 25-30cm dengan ke dalaman 20cm.

3.      Teknik Penanaman
  Penentuan Pola Tanaman
-          Tumpang sari (Intercropping); Penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda).
-          Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
-          Tanaman bersisipan (Relay Cropping): dengan cara menyisipkan satu/beberapa jenis tanaman
selain jagung.Misalnya waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
-          Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh
tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya. Pada pola ini lahan efisien, tetapi riskan terhadap
hama dan penyakit.
  Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm, tiap lubang diisi 1 butir benih. Jarak
tanam disesuaikan dengan umur panen. Jagung berumur ≥100 hari jarak tanam 40 x 100 cm (2
tanaman /lubang). jagung.berumur 80-100 hari, jarak tanamnya 25 x 58 cm
(2 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80 hari, jarak tanam 20 x 50 cm (1
tanaman/lubang). Pada proposal ini saya menggunakan jarak tanam 25 x 75 cm.
Tabel 4. Jarak tanam dan Populasi Jagung Per Hektar
Jarak tanam Populasi
Varietas
(cm x cm) (Tanaman/Ha)
Umur dalam 100 x (40-50) 40.000 – 50.000
(>100 hari)
Umur tengah 75 x (40-50) 53.000  - 66.000
(90-100 hari)
Umur genjah 50 x (20-25)80.0        – 100.000
(80-90 hari)

  Cara Penanaman
Saat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu
diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Jumlah benih per lubang tergantung
keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang,
bila dikehendaki 1 tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2 biji/lubang.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanaman adalah split tanam antara jantan dan
betina, perbandingan populasi jantan :betina, jarak tanam, penugalan dan jumlah benih
perlubang.
-          Pemisahan waktu tanam dimana benih jantan ditanam lebih dahulu dan diberi tanda patok
berbendera, baru 6 hari kemudian benih betina ditanam.
-          Perbandingan populasi jantan dengan betina adalah 1 : 4.
-          Lahan ditugal dengan kedalaman 5 cm, kemudian benih dimasukkan satu benih perlubang dan
ditutup lagi dengan abu atau sekam.
-          Jarak tanam yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lahan, sifat varietas dan musim.Pada
kondisi lahan subur sebaiknya digunakan jarak tanam agak lebar dibanding lahan kurang
subur.Pada tanah subur pertumbuhan tanaman lebih besar dibanding tanah kurang subur
sehingga membutuhkan ruang tumbuh yang lebih lebar.Selain faktor kesuburan tanah, ada
varietas yang secara genetis memiliki kanopi lebar sehingga jarak tanam yang digunakan lebih
lebar dibanding varietas yang secara genetis memiliki kanopi sempit.Selain faktor kesuburan
lahan dan sifat genetis tanaman, musim juga turut menentukan penggunaan jarak tanam.Pada
musim hujan jarak tanam yang digunakan lebih lebar dibanding musim kemarau.Pada musim
kemarau jarak tanam yang digunakan lebih rapat dibanding pada musim hujan.Hal ini
disebabkan pada musim kemarau penguapan air tinggi dibanding musim hujan sehingga untuk
mengurangi penguapan air digunakan jarak tanam rapat. Jarak tanam yang umum digunakan
adalah : 70-75cm x 20cm, 1 tanaman/ lubang atau 70–75cm x 40cm, 2 tanaman/lubang dengan
populasi= 66.000-71.000 tanaman/ha. Atau menggunakan cara tanam legowo 90–40cm x 20cm,
1 tanaman/lubang atau 100–40cm x 40cm, 2 tanaman/lubang dengan populasi = 71.000 - 77.000
tan/ha. Penanaman dilakukan dengan tugal dan tali jarak tanam yang telah diberi tanda sesuai
ukuran yang akan digunakan. Berikut diperlihatkan beberapa jarak tanam yang biasa digunakan
di lapangan. Penggunaan cara tanam legowo sangat efektif dilakukan untuk menujang
peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung pada lahan sawah tadah hujan. Cara tanam legowo
selain memberikan border bagi tanaman juga mempermudah penanaman selanjutnya sebelum
tanaman sebelumnya panen.Border bagi tanaman berarti memperbanyak tanaman pinggir
sehingga memberikan penyinaran yang merata bagi tanaman tanpa ada ternaungi.

Gambar Jarak Tanam 

4.      Pemeliharaan
a.       Penjarangan dan Penyulaman
Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya dikehendaki 2 atau 1, tanaman yang
tumbuh paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas
permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan
melukai akar tanaman lain. Benih yang tidak tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini dilakukan
7-10 hari sesudah tanam. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang sama.

b.      Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali.Penyiangan pada tanaman muda menggunakan
tangan, cangkul kecil, garpu.Penyiangan harus hati-hati agar tidak mengganggu perakaran yang
belum kuat mencengkeram tanah.
c.       Pembumbunan
Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan dan pemupukan pada umur 6 minggu.Tanah
di kanan dan kiri barisan jagung diurug dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman,
membentuk guludan memanjang.Pembubunan juga dilakukan bersamaan penyiangan kedua.
d.      Pemupukan
Pemupukan perlu memperhatikan jenis, dosis, waktu dan cara pemberian pupuk. Pada
umumnya varietas unggul lebih banyak memerlukan pupuk dibandingkan dengan varietas
lokal.Pemupukan pada tanaman jagung disajikan pada tabel 5.
Tabel 5 Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk pada Tanaman Jagung
Dosis Waktu pemberian
No Jenis
(kg/ha)
Dasar 21 HST 35 HST
(kg/ha) (kg/ha) (kg/ha)
1 Non Hibrida
- Urea 200 83,33 166,67 -
- TSP/SP-36 75-100 75-100 - -
- KCL 50 50 - -
2 Hibrida - -
- Urea 200 100 100 100
- TSP/SP-36 100 100 - -
- KCL 100 50 - -

Pertanaman jagung perlu dipupuk dengan pupuk organik 15.000-20.000kg/ha disebar


merata saat pengolahan tanah atau disebar dalam larikan dengan dosis 300 kg/ha.Pupuk buatan
diberikan  secara tugal/larikan sedalam ± 10 cm pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm.
Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan
barisan tanaman.
e.       Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah
lembab.Pengairan diperlukan pada saat pembentukan malai dan tongkol.Pemberian air pada
pertanaman jagung cukup sampai tingkat kapasitas lapang atau tidak sampai
tergenang.Pertanaman jagung yang terlalu kering dapat diairi melalui saluran pemasukan air.Air
yang diberikan cukup hanya menggenangi selokan yang ada, dibiarkan satu malam dan pada pagi
harinya sisa air dibuang. Pengairan dilakukan pada susulan pertama, susulan kedua, premordia,
inisiasi dan pengisian. Pengairan sebaiknya dihentikan pada saat 10 hari menjelang panen agar
tongkol cepat kering.
f.       Pengendalian hama dan penyakit
  Pengendalian Hama
Serangan hama merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
peningkatan produksi jagung. Hama yang menyerang di pertanaman antara lain :
-          Lalat bibit (Atherigona sp.) dan ulat tanah (Agrotis sp.), merusak tanaman muda, terutama pada
musim hujan dapat mengakibatkan tanaman mati. Pengendalian dapat dilakukan dengan
pergiliran tanaman, tanam serempak. Pengendalian dengan insektisida yang mengandung
khlorpirifos dan karbofuran.
-          Penggerek batang (Ostrinia Furnacalis), merusak daun, batang, bunga jantan dan juga tongkol
saat tanaman umur  1 bulan. Pengendalian dengan menggunakan Furadan 3 G diberikan melalui
pucuk sebelum berbunga (40 hari) dan diikuti Decis 25 EC.
-          Penggerek tongkol (Helicoverpa sp.), menyerang bagian reproduksi tanaman termasuk kuncup
bunga dan buah, biasanya pada ujung tongkol dan merusak sebagian biji jagung dalam tongkol.
Pengendalian dilakukan setelah terbentuk jambul jagung dengan Decis 25 EC setiap 1-2 hari
sekali sehingga biayanya mahal.
Pemanfaatan musuh alami dengan cara menghindari tindakan-tindakan yang dapat merugikan
perkembangan musuh alami.
Pengendalian fisik dan mekanik antara lain dilakukan dengan mengambil kelompok telur dan
membunuh larva hama atau imagonya atau mengambil tanaman yang sakit.

  Pengendalian penyakit
Suatu penyakit merupakan hasil interaksi 3(tiga) komponen utama yaitu: pathogen, inang dan
lingkungan (PIL). Usaha-usaha pengendalian untuk mengatasi masalah penyakit pada dasarnya
adalah cara-cara memanfaatkan PIL tersebut untuk memperkecil akibat yang ditimbulkannya
sehingga mencapai suatu titik di bawah ambang ekonomi dengan kerugian yang dapat diabaikan.
-          Bulai (Downy mildew), penyakit yang paling berbahaya dapat menurunkan hasil sampai 100 %.
Penyebaran penyakit melalui angin yang membawa konidia dari sumber inokulum ke tanaman di
sekitarnya. Pengendalian tidak menggunakan benih dari tanaman sakit, tanam serempak,
penggunaan varietas tahan dan eradikasi.  Seedtreatment pada benih sebelum ditanam dengan
Ridomil/Saromil dengan dosis 100 gr/kg benih dapat menekan serangan bulai.
-          Hawar daun (Helminthosporium turcicum), timbul bercak-bercak pada daun bawah tua
kemudian menuju daun-daun muda, pada infeksi berat tanaman mati. Kerugian dapat mencapai
70 %. Pengendalian gunakan fungisida sistemik, terutama sejak bunga jantan muncul dengan
interval 7-10 hari.
-          Virus Mosaik, saat ini ada 3 (tiga) macam, yaitu : Virus Mosaik Tebu, Virus Mosaik Ketimun,
dan Virus Mosaik Kerdil Jagung (VMKJ). Tanaman jagung rentan VMKJ sampai umur 5
minggu dan semakin tua akan lebih tahan. Dapat menular melalui biji dan tepung sari. Belum
ada varietas jagung yang tahan terhadap VMKJ. Pengendalian dilakukan dengan penyiangan,
sanitasi, dengan insektisida efektif seperti Monokrofos, Tamaron atau Thiodan.

Untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung jugga dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
-          Kultur teknis
a.       Pembakaran tanaman
b.      Pengolahan tanah yang intensif.
-          Pengendalian fisik / mekanis
a.       Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian
memusnahkannya.
b.      Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah
per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
-          Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV (Spodoptera litura- Nuclear
Polyhedrosis Virus),Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea
rileyi, dan Metarhizium anisopliae,bakteri Bacillus thuringensis, nematoda Steinernema sp,.
Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis geminada,  parasitoidApanteles sp.,
Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
-          Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos,
triazofos.

VI.             ANALISA USAHA TANI


Tabel 6. Analisa usaha tani
Harga satuan Jumlah/biaya
No Uraian Volume
(Rp) penyusutan (Rp)
A BIAYA TETAP
1 Sewa Lahan 684 2.000 342000
2 Cangkul 3 50.000 7.500
3 Hand spreyer 1 325.000 13.542
4 sewa traktor 1 70.000 17.500
5 Sabit 3 25.000 4.688
6 Ember 3 10.000 3.750
7 Gayung 3 5.000 1.875
8 Keranjang panen 3 35.000 13.125
9 Gembor 2 50.000 8.333
10 Karung 15 5000 9.375
TOTAL BIAYA TETAP 413.875
B BIAYA VARIABEL
1 benih jagung bisi 18 1 100000 100.000
2 Pupuk
3 Pupuk Phonska 36 4.900 176.400
4 Pupuk Urea 8 5500 44.000
5 Pupuk Za 24 2200 52.800
6 SP 36 4 5000 20.000
7 Pupuk KCl 4 13000 52.000
8 pupuk Organik 342 1000 342.000
9 Obat–obatan
10 Ridomil 1 31.000/100 gr 31.000
11 Furadan 2 35.000/2 kg 35.000
12 Diazinol (Basudin) 1 20.000/pack 20.000
TOTAL BIAYA VARIABEL 731.200
C  Biaya Tenaga kerja
Pengolahan tanah
1 (mencangkul dan 3 50.000 150.000
menggaru)
2 Pembuatan bedengan 3 50.000 150.000
3 Penanaman 2 50.000 100.000
4 Pemeliharaan 2 50.000 100.000
5 Pemupukan 2 50.000 100.000
6 Pengairan 2 50.000 100.000
7 Panen 3 50.000 150.000
8 Pasca panen 2 50.000 100.000
TOTAL BIAYA TENAGA KERJA 950.000
TOTAL BIAYA KESELURUHAN 2.095.075

A.    Analisis Biaya Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan


1.      Taksasi hasil dan Prediksi Pendapatan
Jagung hibrida varietas BISI 18 mampu menghasilkan 225 gram jagung pipil pertongkol setiap
tanaman menghasilkan 1 tongkol jagung. Populasi tanaman jagung hibrida dengan luasan 684
m2sebanyak 2208 tanaman.
Taksasi hasil: 500 kg
Harga jagung pipil: Rp 5.000/ kg
Prediksi pendapatan:
Pendapatan        = Taksasi Hasil x Harga jagung pipil
= 500 kg x Rp 5.000/ kg
= Rp. 2.500.000
2.      Total Biaya Produksi
Total biaya produksi untuk usaha budidaya jagung hibrida adalah dihitung dari penjumlahan
biaya tetap, biaya variabel dan biaya tenaga kerja.Total biaya produksi      = Biaya tetap+ Biaya
variabel + Biaya
tenaga kerja
= Rp. 413875 + Rp. 731.200+ Rp.950.000
= Rp. 2.095.075
3.      Keuntungan      
Keuntungan untuk usaha budidaya jagung hibrida dapat dihitung dengan menghitung selisih
antara pendapatan yang diterima dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
Keuntungan       = Pendapatan – Total Biaya Produksi
= Rp 2.500.000- Rp. 2.095.075
= Rp. 404.925

B.     Uji Kelayakan Usaha


C.     Pembahasan Analisis Finansial Usaha.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwausaha pembudidayaan jagung
hibrida pada pola tanam II mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 404.925. Keuntungan ini
diperoleh karena jumlah biaya produksi yang dikeluarkan lebih kecil dari total penerimaan.
Berdasarkan hasil uji kelayakan usaha, usaha budidaya jagung manis hibrida ini layak
untuk diusahakan. Berikut pertimbangannya:
1.    Usaha memperoleh keuntungan penghasilan.
2.    Output Input Ratio (O/ I ratio) yang diperoleh sebesar 1,193. O/I ratio lebih dari 1 menunjukan
bahwa usaha layak untuk diusahakan.
3.    Analisa Return on Invesment (ROI) sebesar 19,3 %. ROI ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Dengan ROI sebesar 19,3 % maka usaha
ini layak.

Anda mungkin juga menyukai