SKRIPSI
OLEH :
YESI MELINDA
22351117
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayahnya
“Analisis Usaha Agroindustri Kipang Beras Ketan Ria di Nagari Muaro, Kecamatan
kepada pihak-pihak yang telah ikut serta membantu dalam proses penyelesaian
proposal penelitian ini, yaitu: Bapak Ir. Mayontoni, M.P selaku Ketua Departemen
Agroindustri Fakultas MIPA Universitas Negeri Padang, Bapak Roni Jarlis S.Si,
M.Pd selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Ibu Vivi Hendrita, S.P, M.Si selaku
Dosen Pembimbing.
kekurangan. Baik itu dari segi penyajian maupun pembahasannya. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat membangun agar nantinya
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beras Ketan...................................................................................................5
2.2 Kipang ..........................................................................................................7
2.3 Konsep Agroindustri ....................................................................................9
2.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah .............................................................11
2.5 Manajemen Usaha ......................................................................................12
2.6 Tenaga Kerja...............................................................................................20
2.7 Analisis Biaya .............................................................................................21
2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu......................................................................24
2.9 Kerangka Pemikiran ......................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................27
3.2 Metode Penelitian .......................................................................................27
3.3 Responden Penelitian .................................................................................28
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................28
3.5 Variabel Penelitian .....................................................................................30
3.6 Analisis Data...............................................................................................33
3.7 Definisi Operasional ...................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................................45
2. Pedoman Wawancara ......................................................................................46
iv
BAB I
PENDAHULUAN
secara sadar telah dijadikan sebagai salah satu pilar pembangunan dalam bentuk
agroindustri, baik pada orde baru, reformasi dan saat ini. Pertanian akan mampu
menjadi penyelamat bila dilihat sebagai sebuah sistem yang terkait dengan industri
dan jasa. Jika pertanian hanya berhenti sebagai aktivitas budidaya (on farm
agribusiness), nilai tambah yang diperoleh dapat dikatakan masih kecil. Untuk itu
perlu peningkatan nilai tambah pertanian yang dapat dilakukan melalui kegiatan hilir
Agroindustri adalah perusahaan yang memproses bahan nabati (berasal dari tanaman)
atau hewani (berasal dari hewan). Proses yang diterapkan mencakup pengubahan dan
distribusi. Produk agroindustri tersebut dapat merupakan produk akhir yang siap
dikonsumsi atau digunakan oleh manusia ataupun produk bahan baku industri lain.
Indonesia sebagai makanan pokok yang kemudian juga dapat diolah menjadi produk
1
agroindustri yaitu berupa makanan dalam berbagai bentuk dan rasa. Salah satu bentuk
Kipang beras ketan merupakan makanan ringan khas dari wilayah Sumatera
Barat. Makanan ini telah beredar hampir di seluruh wilayah di Sumatera Barat,
Solok Selatan, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota
salah satu UMKM yang memproduksi makanan ini adalah salah satu UMKM (Usaha
Mikro Kecil Menengah) UMKM Ria. UMKM ini merupakan satu-satunya UMKM
Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun
UMKM Beras Ketan Ria yang berlokasi di Nagari Muaro ini merupakan
usaha keluarga yang telah diwariskan secara turun-temurun dan telah dijadikan
kipang beras ketan oleh UMKM Beras Ketan Ria sangatlah bagus. Baik dilihat dari
segi pemilik usaha maupun lingkungan sekitar. Dari hasil wawancara dengan pemilik
UMKM ini, dilihat dari aspek produksi UMKM ini, total biaya yang dikeluarkan
2
untuk produksi kipang beras ketan selama 1 bulan diperkirakan sekitar Rp.32.000.000
sementara pendapatn dari penjualan kipang beras ketan dalam periode produksi 1
yaitu 3.200 bungkus harga Rp.10.000 dan 2.800 bungkus dengan harga Rp.5.000.
Dari segi keuntungan, keuntungan serta total produksi dari UMKM ini dipengaruhi
oleh tingginya permintaan masyarakat akan produk makanan khas Sumatera Barat
ini, terlebih dengan tidak adanya pesaing yang mengolah produk serupa. Namun
dilihat dari apek pemasaran produk, dari segi lingkungan sekitar, usaha ini juga
memberikan keuntungan bagi petani yang membudidayakan padi pulut. Karena untuk
bahan dasar pembuatan kipang beras ketan ini pemilik UMKM membeli beras ketan
agar usahanya dapat memperoleh keuntungan yang besar dan adanya keberlanjutan
usaha, agar kontinuitas suatu usaha terjamin, pemilik usaha perlu mengatahui kondisi
usahanya. Untuk itu dibutuhkan analisis usaha agar usaha tersebut dapat mengetahui
perencanaan jangka panjang (Rahardi, dkk, 2007). Berangkat dari hal tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis usaha, adapun judul yang
akan penulis angkat dalam penelitian ini adalah “Analisis Usaha Agroindustri Kipang
Beras Ketan (Studi Kasus: UMKM Kipang Beras Ketan Ria di Nagari Muaro,
3
1.2 Rumusan Masalah
Sijunjung?
dengan topik penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pertanian Pada Program Studi Agribisnis Fakultas Matematika Ilmu
b. Bagi pelaku usaha, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran dalam
c. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi sekaligus
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Gramineae/Poaceae
Genus : Oryza
sebagai komponen penting dalam sistem ketahanan pangan nasional. Beras selain
sebagai bahan pokok utama, beras juga menjadi penunjang bahan dasar berbagai jenis
produk makanan. Beras ketan merupakan salah satu bahan pangan yang biasa di
konsumsi sebagai makanan pokok atau olahan menjadi tepung untuk aneka kue dan
makanan kecil, selain itu beras ketan sangat bermanfaat bagi kesehatan yang berguna
5
serta gigi. Untuk kesehatan beras ketan juga dapat mengobati penyakit kencing manis
lemak sekitar 4%, protein 6% dan air 10%. Selain kandungan karbohidrat yang
terdapat di dalamnya, terdapat juga kandungan kalori, kalsium dan fosfat yang lebih
tinggi dibandingkan dari padi biasa. Ketan juga mengandung berbagai jenis mineral
serta vitamin B1 dan B2. Sifat kelunakan pada beras ketan dipengaruhi oleh suhu
gelatinisasinya dan konsentrasi gel beras. Beras ketan memiliki kandungan amilosa
rendah sehingga bila diolah hasil nya sangat lengket dan basah (Juliano, 1971. dalam
Alawiati, 2003).
tinggi sehingga dapat memberikan tekstur lengket (sticky) atau pulen jika dimasak.
Sedangkan kandungan amilosa, fraksi penting pati lainnya, sangat rendah berkisar
antara dari 0-2 %. Oleh karena kandungan amilosa tersebut, beras ketan banyak
dimanfaatkan dalam olahan makanan berstruktur lunak dan liat (Haryadi, 2006).
Dengan adanya kelebihan pada beras ketan, masyarakat dapat diuntungkan apabila
sampai saat ini sangat terbatas keberadaannya. Beras ketan yang banyak kita jumpai
di pasaran umumnya berasal dari varietas lokal. Umumnya varietas lokal berumur ±
(5-6 bulan) dengan potensi hasil 40-50 ton lebih rendah dibandingkan dengan varietas
6
2.2 Kipang
Jipang atau bipang atau kipang adalah jenis makanan ringan tradisional yang
terbuat dari beras atau beras ketan. Makanan ringan ini disebut juga berondong beras.
Kata bipang diserap dari bahasa Hokkien bí-phang, Mandarin = mi fang yang berarti
beras yang harum atau wangi", merujuk kepada penganan dari berondong
beras. Bipang merupakan salah satu cemilan rakyat populer dari Tiongkok. Para
perantau asal Tiongkok yang tiba di Indonesia pada masa lalu memperkenalkan
bipang untuk dijual sebagai cemilan. Beberapa usaha pembuatan bipang tradisional
yang mereka rintis masih bertahan hingga kini, salah satunya Toko Bipang
Jangkar di Pasuruan, Jawa Timur yang telah beroperasi sejak tahun 1940 (Arifin,
2021). Kipang merupakan cemilan khas daerah yang terbuat dari produk pertanian
berupa beras ataupun kacang tanah yang kemudian dicampurkan dengan karamel dari
gula merah. Kipang memiliki rasa yang gurih dan manis sehingga menjadi cemilan
berbeda-beda. Selain itu proses pembuatan skala besar di pabrik pun tidak sama
dalam membuat kipang beras adalah beras dan gula pasir. Beras yang cocok dijadikan
kipang biasanya berasal dari gabah yang telah tiga sampai empat hari disimpan.
Menurut produsen kipang atau jipang, makanan ringan ini justru diminati saat musim
hujan sementara pada musim kemarau permintaan akan turun. Alasannya karena
7
pembeli menghindari cemilan yang membuat haus pada saat musim kemarau
(Muttaqin, 2021).
mana beras dimasak (dipanggang) dengan kompor gas bertekanan tinggi. Pada proses
ledakan, bahan baku beras berubah menjadi butiran berondong. Butiran-butiran ini
2021).
Sumatera Barat dibuat secara manual dengan bahan dari kacang tanah atau beras
ketan. Kipang mempunyai rasa yang gurih, renyah, dan manis jika dimakan sehingga
makanan ringan ini banyak digemari oleh masyarakat dalam negeri. Bahan baku
pembuatannya tidak hanya kacang atau beras ketan saja, tapi masih ada tambahannya
Kipang diolah dengan cara kacang atau beras ketan dikeringkan dengan
biasanya manis karena diberi tambahan gula yang telah dikaramelisasi. Kipang
adalah salah satu komoditi yang menarik untuk di kembangkan namun pada saat
sekarang ini banyak muncul para pesaing, yang menyebabkan volume penjualan
menurun.
8
2.3 Konsep Agroindustri
pertama, agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk
pertanian. Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food
processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku
utamanya adalah produk pertanian. Kemudian yang kedua adalah agroindustri itu
Kusnandar (2010), agroindustri berasal dari dua kata yaitu agricultural dan industri
yang berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku
utamanya atau suatu industri yang menghasilkan produk yang digunakan sebagai
nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat di pasarkan atau digunakan, (c)
pemerataan. Selain itu mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk menarik
ketersediaan bahan baku maupun kondisi permintaan produk olahan. Namun, masih
kontinuitas produk pertanian kurang terjamin, (b) kemampuan SDM masih terbatas,
(c) teknologi yang digunakan sebagian besar masih bersifat sederhana, sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas rendah, dan (d) kemitraan antara agroindustri
skala besar atau sedang dengan agroindustri skala kecil atau rumah tangga belum
mendayagunakan sumber daya alam dan sumber daya pembangunan lainnya agar
diarahkan menciptakan keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dan sektor
(Soekartawi, 2001). ,,
10
2.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini, yaitu dengan jumlah aset maksimal Rp. 50.000.000, dan jumlah
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
ini, yaitu jumlah aset maksimal > Rp. 50.000.000, sampai Rp. 500.000.000, dan
jumlah omzet maksimal > Rp. 300.000.000, sampai Rp. 2.500.000.000, (Undang-
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini, yaitu jumlah aset maksimal > Rp. 500.000.000, sampai Rp.
10.000.000.000, dan jumlah omzet maksimal > Rp. 2.500.000.000, sampai Rp.
11
2.5 Manajemen Usaha
1) Aspek Teknis
suatu aspek yang berkenaan dengan pengembangan proyek secara teknis dan
Berdasarkan analisis ini juga dapat diperoleh penilaian awal rencana biaya
terlebih dahulu apabila secara teknis tidak berjalan dengan baik meskipun menurut
aspek pasar dikatakan layak dijalankan. Hal tersebut dikarenakan bisnis/usaha sering
hal yang perlu diperhatikan pada aspek teknis dan teknologi yaitu sebagai berikut
(Suliyanto, 2010):
dengan berapa jumlah layanan yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan
mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang
12
paling efisien (Jakfar dan Kasmir, 2010); Perencanaan fasilitas dalam hal penentuan
2) Aspek Operasional
pengkoordinasian penggunaan sumber daya yang dimulai dari kegiatan produksi dan
sebagai rangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
produksi atau operasi agar dapat melakukan secara efisien. Selain itu, menurut Eddy
Herjanto manajemen operasional dan produksi adalah sebagai proses yang secara
tujuan.
berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan operasi, tetapi juga mencakup kegiatan
sehingga rencana bisnis dapat dikatakan layak atau sebaliknya. Aspek manajemen
menimbulkan peningkatan hasil produksi, yang disebabkan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu:
pekerjaan berulang-ulang.
lain.
3) Aspek Pemasaran
14
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari
perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan
tujuan pelanggan dan organisasi, ini berarti bahwa manajemen pemasaran adalah
mencakup barang, jasa, serta gagasan; berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah
memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat (Abdullah dan Tantri, 2013).
melakukan transaksi jual beli produk, baik barang maupun jasa (Kasmir, 2008).
Sedangkan pemasaran adalah proses perpindahan barang dan jasa dari produsen ke
konsumen, atau semusa kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan jasa dari
produksi saja tidak akan menjamin dihasilkan laba, jika pemasaran produk tidak
mampu merebut pasar. Sejalan dengan itu, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memasarkan produk semakin besar proporsinya dari keseluruhan biaya. Karena itu
cara di dalam pemasaran yang digunakan oleh perusahaan atau produsen secara terus
15
menerus untuk memenuhi misi suatu perusahaan di pasar sasaran. Buchari Alma
pemasaran yang sering disebut dengan marketing mix atau konsep empat P tersebt
adalah produk (Product), harga (Price), saluran distribusi (Place) dan promosi
(Promotion). Untuk mencapai tujuan pemasaran, keempat unsur tersebut harus saling
kepuasan konsumen.
a. Produk (Product)
memuaskan kebutuhan atau keinginan, seperti barang fisik (missal tas, kacamata,
asuransi), event (konser music, kompetisi sepak bola), dan lain sebagainya
(Tjiptono,2016). Jadi, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat
b. Harga (Price)
satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan
cepat, tidak seperti ciri khas produk dan perjanjian distribusi. Pada saat yang sama,
penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi
16
perusahaan. Namun ada banyak perusahaan yang tidak menangani masalah penetapan
tidak dapat terjangkau oleh pasar sasaran, yang pada gilirannya membuat
2016).
terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau
produk tersedia untuk konsumen sasaran. Sebagian dari tugas distribusi adalah
memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi yang secara fisik
menangani dan mengangkat produk melalui saluran tersebut, maksudnya agar produk
dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya (Kotler dan Amstrong, 2002).
dan/atau melalui perantara) yang efektif membutuhkan komitmen waktu, dana dan
usaha yang relative besar. Selain itu, saluran distribusi tidak mudah diubah,
untuk mempengaruhi pihak lain agar turut berpartisipasi dalam perubahan yang
produk dan jasa yang mereka tawarkan. Di samping periklanan, mereka juga
keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Jadi, promosi ini
merupakan komponen yang dipakai untuk memberikan dan mempengaruhi pasar bagi
usaha yang dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Faktor ada tidaknya
konsumen yang akan membeli dan besarnya pasar yang ada perlu diketahui
konsumen sebagai calon pembeli dan pesaing yang ada, baik saat ini maupun yang
akan datang. Setelah itu, perusahaan mengatur strategi pemasaran yang tepat
dengan ini strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil (Kasmir, 2012).
4) Aspek Keuangan
Aspek keuangan menurut Kasmir dan Jakfar (2010), merupakan aspek yang
digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama
pentingnya dengan aspek lainnya, belum ada beberapa pengusaha menggarap justru
aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas
hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehinga merupakan salah satu
aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Secara keseluruhan penilaian
secara lengkap, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang
(utang), baik jang panjang maupun jangka pendek; serta modal yang
19
dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan juga memberikan informasi tentang
hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu dan
(Kasmir, 2009).
seluruh aspek kegiatan manajerial dari usaha kecil tesebut. Misalnya perencanaan
a. Buku harian, yaitu buku mengenai catatan semua transaksi dan kegiatan yang
b. Buku jurnal, yaitu catatan setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan sehari-
hari sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh usaha kecil tersebut.
c. Buku besar, yaitu buku catatan terperinci mengenai masing-masing pos biaya dan
Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
20
Menurut Hendra Poerwanto (2013), dari segi keahlian dan pendidikannya
a. Tenaga kerja kasar yaitu tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan tidak
b. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan pendidikan
atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu, dan tukang memperbaiki
c. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang tinggi
dan ahli dalam bidang-bidang tertentu seperti dokter, akuntan ahli ekonomi, dan
insinyur.
1) Biaya Produksi
Menurut Ahmad (2007) biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu barang. Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan
produksi terdiri dari (1) biaya tetap (fixed cost) yang besar kecilnya tidak tergantung
pada besar kecilnya produksi, (2) biaya variabel (variabel cost ) adalah biaya yang
besar kecilnya tergantung dari jumlah barang yang diproduksi. Jika keduanya
dijumlahkan terdapat biaya total ( total cost ) dengan demikian maka TC = FC + VC.
besarnya harga pokok dari produk yang akan dihasilkan. Sedangkan biaya produksi
2) Penerimaan
21
Penerimaan dalam usaha adalah total pamasukan yang diterima oleh produsen
atau pengusaha dari kegiatan produksi yang sudah dilakukan yang telah
menghasilkan uang yang belum dikurangi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan selama
produksi (Husni et al., 2014). Menurut Ambarsari et al., (2014) penerimaan adalah
hasil perkalian antara hasil produksi yang telah dihasilkan selama proses produksi
berbanding lurus, sehingga apabila salah satu faktor mengalami kenaikan atau
penurunan maka dapat mempengaruhi penerimaan yang diterima oleh produsen atau
3) Pendapatan
biaya hasil usaha. Selanjutnya dikatakan dalam menentukan pendapatan usaha, ada
beberapa ukuran dalam menentukannya (1) pendapatan kotor usaha, yaitu nilai
produk total suatu usaha dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun yang
tidak dijual; (2) pendapatan tunai usaha, yaitu selisih antara penerimaan usaha dengan
pengeluaran tunai usaha ; (3) pendapatan bersih usaha yaitu selisih antara pendapatan
yaitu selisih antara penerimaan dan semua biaya. Besar kecilnya pendapatan
dipenaruhi oleh besarnya usaha, pemilikan cabang usaha lain, efisien dalam
22
menggunakan tenaga kerja, alat-alat lain yang digunakan, tingkat produksi,
faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh
pengusaha, antara lain: skala usaha, tersedianya modal, tingkat harga output,
tersedianya tenaga kerja, sarana transportasi, dan sistem pemasaran (Faisal, 2015).
4) Keuntungan
Menurut Reev et al., (2011), laba (Profit) atau keuntungan merupakan selisih
antara uang yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dan
biaya yang dikeluarkan untuk input yang digunakan guna menghasilkan barang dan
jasa. Menurut Harahap (2008), laba merupakan kelebihan penghasilan di atas biaya
Menurut Stice (2009), laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik.
Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas
masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya. Berdasarkan beberapa
perusahaan yang terjadi pada suatu periode tertentu. Keuntungan (pendapatan bersih)
adalah penerimaan dikurangi dengan biaya total. Yang dimaksud dengan biaya total
adalah biaya yang diperlukan dalam proses produksi yang terdiri dari biaya yang
23
2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Islami (2018), dengan judul Analisis Usaha Kipang Sapuluik Pada
sebagai berikut:
Keuntungan atau laba bersih yang di peroleh usaha kipang SWR selama
periode September 2017 adalah sebesar Rp. 3.222.233,- dimana usaha ini
Keuntungan atau laba yang di peroleh usaha kipang Andalas selama periode
3. Penelitian Surya (2016), dengan judul Analisis Usaha Kipang H. Anas di Kota
Kipang berupa kipang kacang, kipang beras ketan putih dan kipang
beras ketan hitam. Pada aspek sumberdaya usaha ini memiliki 5 orang
dipimpin oleh bapak Nasrul Anas (Anin), pada aspek peralatan dan
produksi untuk pengadaan bahan baku usaha ini memilih pemasok dari
toko pasar raya Kota Padang dan pemasok dari Bukitinggi. Pada aspek
distribusi langsung dan tidak langsung. Pada aspek yang tekahir yaitu
b) Keuntungan atau laba bersih yang diperoleh oleh usaha kipang H.Anas
selama periode April – Mei 2015 dari ketiga jenis produk yang
seputar UMKM kipang beras ketan ria di nagari muaro, kecamatan sijunjung,
kabupaten sijunjung. UMKM ini merupakan usaha keluarga yang telah diwariskan
secara turun temurun dan telah dijadikan sebagai makanan oleh-oleh dari Kabupaten
Sijunjung.
agar usahanya dapat memperoleh keuntungan yang besar dan adanya keberlanjutan
usaha. Agar kontinuitas suatu usaha terjamin, pemilik usaha perlu mengatahui kondisi
25
usahanya. Untuk itu dibutuhkan analisis usaha agar usaha tersebut dapat mengetahui
perencanaan jangka panjang. Adapun kerangka penelitian dalam bentuk skema dapat
Hasil
Kesimpulan
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian akan dilakukan pada UMKM Beras Ketan Ria di Nagari Muaro
Kipang Beras Ketan Ria ini dilakukan dengan pertimbangan usaha ini merupakan
Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat 4 bulan, dimulai dari bulan Juli
2022 hingga bulan Oktober 2022. Terhitung dari penulisan proposal ini dibuat hingga
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif
cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan antar variabel dan
27
menguji hipotesis. Tujuan dari penelitian deskriptif untuk membuat pencandraan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
Metode deskriptif yang digunakan adalah metode studi kasus (case study).
Menurut Raharjo dan Gudnanto (2011) studi kasus adalah suatu metode untuk
penelitian baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto, 2003). Dalam arti lain
penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah Ibu Ria sebagai pemilik Usaha
Kipang Beras Ketan. Untuk lebih jelas pedoman wawancara dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Jenis data yang akan dikumpulkan selama penelitian ini adalah data primer
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari
sumbernya langsung, data primer ini bisa disebut juga sebagai data langsung
(Subagio, 2017). Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan cara :
28
a. Kuesioner
b. Wawancara,
lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
Wawancara dilakukan langsung kepada informan kunci yaitu Ibu Ria salaku
c. Observasi,
2. Data sekunder
pokok penelitian, surat kabar serta membaca dan mempelajari arsip-arsip atau
pada penelitian ini diperoleh dari lembaga yang berkaitan dengan penelitian yaitu
29
3.5 Variabel Penelitian
yang dilakukan oleh UMKM Kipang Beras Ketan Ria di Nagari Muaro,
meliputi:
penyusutan alat yang terdiri dari nilai sisa dan umur ekonomis
daerah asal pembelian bahan baku, harga bahan baku, jumlah serta
30
b). Aspek bauran pemasaran, meliputi:
dilakukan.
Jumlah modal usaha, meliputi modal usaha saat awal produksi dan
2. Pada tujuan penelitian kedua untuk mengetahui besar pendapatan pada Usaha
31
b) Biaya produksi,
produksi barang dalam satu periode seperti. . Biaya ini antara lain:
c) Pendapatan
penelitian.
penjualan kipang beras ketan dan biaya total atau biaya yang
32
3.6 Analisis Data
kelompok manusia, suatu objek serta kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
antara fenomena yang sedang diselidiki. Dengan metode ini memungkinkan untuk
mendapatkan informasi yang lebih mendetail mengenai topik yang sedang diteliti.
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka metode yang sangat cocok
diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat
berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang
biaya pendapatan dan keuntungan. Data yang akan dianalisis adalah data keuangan
UMKM Kipang Beras Ketan Ria periode produksi Juli – Agustus 2022.
Biaya produksi total didapat dari menjumlahkan biaya tetap (FC) dan biaya variabel
(VC) selama satu kali periode. Dengan demikian biaya total dapat dihitung dengan
rumus :
33
TC = TFC + TVC
Keterangan :
b. Penerimaan
dengan mengalikan jumlah produksi kipang dalam satu periode dengan harga jual
waktu penelitian yang diukur dengan satuan rupiah (Rp). Menurut Umar dalam
TR =PxQ
Dimana :
TR = Penerimaan (Rp)
c. Pendapatan
telah dibayarkan (tunai) selama proses produksi. Secara matematis dapat dirumuskan:
Yi = TR – TC
Dimana :
Yi = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
34
d. Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan biaya tetap yang dikenakan untuk tujuan nilai
korbanan usaha dari investasi yang ditanamkan. Biaya penyusutan ini dikenakan
untuk alat-alat seperti : tempat produksi, wajan, ember, sendok dan lainnya.
besarnya biaya penyusutan pertahun adalah tetap. Asumsi digunakan adalah umur
ekonomis alat-alat tersebut 10 tahun dan nilai investasi dari umur ekonomis tidak
tersisa (sama dengan nol). Sehingga rumus penyusutan pertahun menurut Soekartawi
(1991) adalah :
D=P–S
N
Keterangan:
D = Penyusutan
P = Harga Beli
S = Nilai Sisa
N = Umur Ekonomis
e. Keuntungan
nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan seluruh biaya yang
dikeluarkan (Sukirno, 2012). Keuntungan atau laba bersih dapat dilihat dari
tertentu.
Rumus keuntungan :
π = TR-TC
35
π = Keuntungan/laba (Rp)
proses produksi yang terdiri dari biaya yang dibayarkan (tunai) dan biaya yang
diperhitungkan antara lain sewa tanah, upah tenaga kerja dalam keluarga dan bunga
modal sendiri.
R/C Ratio adalah nilai atau manfaat yang diperoleh dari setiap satuan biaya
yang dikeluarkan. Dimana R/C Ratio diperoleh dengan cara membagikan penerimaan
mengetahui tingkat efisiensi suatu usaha dapat digunakan parameter yaitu dengan
Keterangan:
R = Penerimaan (revenue)
C = Biaya (cost)
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada
perhitungan cash flow investasi. Dengan demikian, metode NPV pada dasarnya
memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang umur investasi ke waktu awal
Menurut Gittinger (1986) suatu usaha dinyatakan layak jika NPV > 0. Jika
NPV = 0 berarti usaha tersebut tidak untung maupun rugi. Jika NPV < 0 maka usaha
menggunakan rumus:
Keterangan:
Bt = Penerimaan
Kt = Modal
IRR atau Internal Rate of Return merupakan nilai discount rate yang membuat
NPV dari proyek sama dengan nol. IRR ini dapat juga dianggap sebagai tingkat
keuntungan atas investasi bersih dalam suatu usaha. Setiap benefit bersih yang
mendapatkan tingkat keuntungan yang sama yang diberi bunga selama sisa umur
Keterangan:
keuntungan
keuntungan
defenitif yang dapat diukur dan diamati sebagai titik tolak persamaan persepsi dalam
utamanya atau suatu industri yang menghasilkan produk yang digunakan sebagai
2. Penerimaan: perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual yang
berlaku
5. Biaya yang dibayarkan: biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha untuk membayar
upah tenaga kerja luar keluarga, pembelian input produksi seperti beras ketan,
tempat produksi milik sendiri, penyusutan tempat dan peralatan serta bunga modal
milik sendiri.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Aspek Operasional
Aspek operasional pada Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria dilihat dari
gambaran umum usaha, faktor sumberdaya manusia dan peralatan serta faktor
memproduksi olahan makanan khas daerah Sumatera Barat yaitu kipang yang bahan
bakunya adalah beras ketan. Usaha Kipang Beras Ketan ini didirikan oleh Ria
Febriani. Usaha ini beralamat di Pasar Jumat, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung,
Kabupaten Sijunjung.
Latar belakang berdirinya Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria ini yaitu
melanjutkan usaha keluarga yang telah turun-temurun sejak tahun 1950-an. Pada
perkembangan zaman produksi kipang di Muaro semakin hilang karena sudah banyak
pekerjaan yang lebih bagus untuk kaum muda kerjakan dibandingkan dengan
memproduksi kipang. Hingga saat ini, Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria
Tahun 2015, pemilik usaha Ria Febriani mengajukan izin PIRT (Pangan
Industri Rumah Tangga) kepada Koperindag (Koperasi Usaha Kecil dan Menengah,
Perindustrian dan Perdagangan) Kabupaten Sijunjung. Hingga saat ini usaha kipang
40
beras ketan ria telah memiliki izin untuk beroperasi dan termasuk kepada salah satu
Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria merupaan usaha perseorangan. Usaha
jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan. Usaha UMKM
Kipang Beras Ketan Ria tidak memiliki struktur organisasi yang tertulis. Namun,
berdasarkan pembagian tugas dan fungsinya, struktur organisasi usaha ini dapat
PEMILIK
RIA FEBRIANI
ANGGOTA
SUSNENGSI
sebagai berikut:
mengawasi, mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas semua kegiatan usaha
yang dilakukan. Pimpinan juga bertanggung jawab mencatat setiap transaksi dan
41
mengelola keuangan dari hasil penjualan produk-produk yang dihasilkan dan
b. Bagian produksi
baku menjadi produk yang siap dipasarkan. Pada bagian ini dilakukan oleh pemilik
usaha dibantu keluarganya. Saat ini bagian produksi dilakukan oleh 2 orang tenaga
c. Bagian pemasaran
bagian pemasaran ini dilakukan oleh anggota keluarga yang mengurusi pemasaran.
Mengacu pada klasifikasi industri pengolahan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang
digunakan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2010 (lampiran 2), usaha Kipang Beras
Ketan Ria termasuk kedalam UMKM industri rumah tangga karena hanya memiliki 3
orang tenaga kerja. Sebagai industri rumah tangga, usaha ini masih memiliki fungsi
tenaga kerja lain masih dalam hubungan yang informal dimana tidak ada aturan yang
tertulis mengenai struktur organisasi, hak dan kewajiban tenaga kerja, tugas,
Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria memiliki tenaga kerja sebanyak 3
orang. Tenaga kerja dalam usaha ini merupakan tenaga kerja dalam keluarga
termasuk pemilik usaha. Tenaga kerja dalam Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria
42
ini terdiri dari 1 orang pemilik yang merangkap sebagai administrasi dan bagian
keuangan dan 2 orang tenaga kerja lainnya berperan dalam bidang produksi dan
pemasaran.
Tingkat pendidikan formal tenaga kerja dalam usaha ini bervariasi, yaitu 2
orang tenaga kerja bagian produksi dan pemasaran hanya tamatan SD dan SMP
sedangkan satu orang lain yang merupakan pemilik Usaha UMKM Kipang Beras
Ketan Ria merupakan tamatan D3. Selain pendidikan formal, pemilik usaha juga
oleh dinas perizinan Koperindag Kabupaten Sijunjung. Pendidikan non formal ini
hanya di lakukan oleh pemilik usaha yang nanti di ajarkan lagi kepada pekerja.
Dalam usaha ini, pemilik sekaligus pemimpin usaha masih belum memerlukan tenaga
kerja tambahan, karna dengan jumlah produksi yang belum mengalami peningkatan
tenaga kerja dalam keluarga sudah dapat menanggulangi seluruh kegiatan usaha ini.
dari dalam keluarga, sehingga upah tenaga kerjanya tidak dibayarkan, tetapi
Tabel 1. identitas tenaga kerja Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria
No. Nama Jenis Umur Pendidikan Bagian
Kelamin (Tahun)
1. Ria Febriani Pr 28 D3 Pemilik/Adm/Keuangan
2. Eri Marlinda Pr 35 SMP Produksi/Pemasaran
3. Susnengsi Pr 33 SD Produksi/Pemasaran
43
Selain tenaga kerja, komponen lain yang dibutuhkan untuk produksi dan
menentukan kelancaran proses produksi adalah investasi dan peralatan yang dipakai
untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang bisa dinikmati oleh konsumen.
Beberapa investasi dan peralatan pada Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria dapat
Tabel 2. Jenis Peralatan dan Investasi Usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria
No. Peralatan dan Fungsi Jumlah
Investasi (unit)
1. Bangunan Tempat proses produksi 1
2. Dandang Tempat memasak beras 1
3. Kuali besar Tempat penggorengan dan 1
pencampuran adonan kipang
4. Kuali sedang Tempat pembuatan caramel 1
5. Saringan Tempat tirisan minyak 2
6. Ember Untuk meletakkan gula 2
7. Baskom Wadah beras yang sudah digoreng 2
8. Sendok kayu Pengaduk 2
9. Meja kayu Tempat cetakan kayu dan tempat 1
pengemasan
10. Cetakan kayu Tempat pencetakan kipang 1
11. Rol kayu Acuan pemotongan kipang 1
12. Lesung Pemisahan beras yang menempel 1
setelah dijemur
13. Pisau Pemotong kipang 2
14. Timbangan Menimbang kipang 1
Penyusutan alat merupakan salah satu biaya tetap, maka terlebih dahulu harus
mencari berapa biaya penyusutan setiap jenis investasi dan peralatan pada usaha ini.
44
3. Manajemen Produksi
Pada usaha ini, bahan baku utama yang digunakan adalah beras ketan. Bahan
baku utama didapatkan oleh pemilik dari petani lokal yang ada di Kabupaten
Sijunjung. Frekuensi pembelian bahan baku utama ini dilakukan 1 kali sebulan,
dengan jumlah pembelian beras ketan sebanyak 100 liter dengan harga Rp. 15.000,-
per liter.
Selain beras ketan, usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria juga
yaitu, gula merah dan minyak goreng. Bahan tambahan dibeli kepada pedagang yang
merupakan langganan usaha. Bahan tambahan pertama yaitu gula merah, gula merah
pihak usaha kualitas gula merah di sana baik dan tahan lama. Bahan selanjutnya yaitu
minyak goreng didapatkan dari toko grosir makanan yang berada di dekat lokasi
usaha.
jual masing-masingnya yaitu, gula merah Rp.17.000,- per kg, dan minyak goreng Rp.
17.000,- per kg. Sistem pembayaran yang digunakan oleh pihak usaha adalah dengan
pembayaran tunai.
Menurut keterangan pemilik usaha, sejauh ini usaha UMKM Kipang Beras
Ketan Ria belum ada mengalami kendala dalam pengadaan bahan baku dan bahan
penolong, baik dalam aspek kualitas maupun kuantitas. Jumlah bahan baku dan bahan
45
Tabel 3. Jumlah Bahan Baku dan Bahan tambahan untuk Satu kali Produksi
Bahan Jumlah
4. Proses Produksi
Proses produksi dalam usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria ini dilakukan
satu kali dalam tiga hari, karena proses produksi sangat dipengaruhi oleh cuaca yaitu
pada proses pengeringan kipang dilakukan secara alami dengan bantuan sinar
matahari, apabila cuaca tidak bagus (hujan) akan berakibat pada tidak jalannya proses
produksi. Dalam satu kali produksi dapat menghabiskan waktu selama ± 3 hari
dengan hasil produksi sebanyak 600 bungkus kipang. Proses produksi kipang ini
Dalam kegiatan produksi usaha tidak ada penggunaan teknologi yang lebih
modern, proses produksi dalam usaha ini hanya menggunakan peralatan yang
sederhana dan tradisional. Hal ini tentu akan berdampak pada efektif dan efisiennya
proses produksi kipang. Agar tingkat efektif dan efisien suatu kegiatan produksi
terhadap bahan baku utama dan bahan tambahan. Setelah bahan baku dan bahan
tambahan dipersiapkan, proses produksi pertama diawali dengan proses pada beras
46
perendaman beras selama 2 jam, selanjutnya beras ketan di masak hingga matang,
tahap selanjtnya yaitu penjemuran terhadap beras ketan selama ±10 jam.
Pada hari berikutnya, beras ketan yang sudah kering langsung ditumbuk secara
tradisional dengan menggunakan lesung. Setelah itu dilakukan proses terhadap gula
merah, pada tahap ini gula merah di masak hingga mendidih dan mengental. Setelah
Proses selanjutnya yaitu proses penggorengan beras ketan yang sudah ditumbuk
hingga berubah warna menjadi sedikit putih. Tahap selanjutnya yaitu proses
dan beras ketan yang sudah digoreng setelah itu langsung diaduk dengan
Setelah adonan kipang teraduk rata, adonan diletakan di dalam cetakan kayu
yang telah disiapkan, kemudian diratakan dengan rol kayu dan di potong sesuai garis
yang terdapat pada cetakan sehingga berbentuk dadu kecil. Tahap akhir dalam proses
produksi ini yaitu proses pengemasan produk, kipang yang telah dipotong dadu sesuai
selipkan kertas merk produk usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria. Plastik kemasan
yang digunakan adalah plastik dengan ukuran 12x24 cm dan 16x24 cm. Penggunaan
plastik sebagai kemasan berguna agar produk kedap udara sehingga tidak mudah
lunak. Dengan proses produksi yang masih sederhana dan menggunakan bahan-bahan
yang alami, produk kipang ini dapat tahan selama 6 bulan dipasaran dan memiliki
47
B. Aspek Pemasaran
pemasaran menjual kipang di Pasar Sijunjung pada setiap hari kamis. Produk juga
bisa dibeli langsung oleh konsumen ke tempat produksi. Biasanya konsumen yang
membeli langsung ke tempat produksi menjadikan kipang beras ketan ini sebagai
oleh-oleh untuk dibawa keluar kota. Dalam aspek pemasaran Kipang Beras Ketan Ria
1. Produk
menghasilkan satu jenis produk olahan yaitu kipang beras ketan. Produk yang
dihasilkan oleh usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria memiliki cita rasa tersendiri
dimata konsumennya. Produk kipang dalam usaha ini merupakan produk yang dapat
langsung dikonsumsi. Produk ini tidak menggunakan bahan kimia sintesis atau zat
pewarna, pemanis, dan bahan pengawet lain, sehingga produk ini memiliki rasa manis
yang khas, produk yang gurih, aroma yang wangi dan tahan lama di pasaran.
Merek dagang yang digunakan usaha ini yaitu “Kipang Beras Ketan Ria”.
Kemasan yang digunakan oleh pihak usaha UMKM Kipang Beras Ketan Ria adalah
kemasan plastik dengan logo dan merek dagang, produk dibungkus dengan plastik
agar produk kedap udara. Pada kemasan tertera informasi merek produk, logo, alamat
usaha, dan nomor telepon usaha. Informasi tersebut dicetak pada kertas kemasan.
2. Harga
Penetapan harga jual oleh pemilik usaha yaitu Rp. 10.000,- per bungkus
ukuran 16x24 cm dan Rp. 5.000,- per bungkus ukuran 12x24 cm. Sistem penetapan
48
harga baik untuk konsumen langsung yang datang ke lokasi produksi atau konsumen
Dasar penetapan harga yang dilakukan oleh pihak usaha didasari oleh harga
pasar, harga pasar ini didasarkan kepada harga bahan baku dan bahan tambahan.
Dasar penetapan harga oleh pimilik ini hanya berdasarkan taksiran atau perkiraan
saja, tanpa ada dasar perhitungan yang benar. Hal ini akan berdampak kepada jumlah
atau total keuntungan yang akan diperoleh oleh pihak usaha nantinya. Oleh karena
itu, agar pihak usaha dapat melihat keuntungan yang diperoleh dengan lebih jelas dan
detail dilihat dari besarnya biaya yang dikeluarkan, maka diperlukan perhitungan
3. Tempat
Pemasaran produk yang dilakukan oleh usaha UMKM Kipang Beras Ketan
Ria ini yaitu dengan menggunakan saluran distribusi langsung. Pada saluran distribusi
langsung ini konsumen langsung membeli kipang kepada produsen atau pengusaha di
lokasi produksi ataupun di pasar. Biasanya konsumen akhir pada saluran distribusi ini
adalah konsumen yang berada di dekat lokasi usaha, terkadang ada juga perantau
4. Promosi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
49
Untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya, pihak usaha UMKM
Kipang Beras Ketan Ria menggunakan media sosial sebagai wadah untuk
meperkenalkan usaha kipang beras ketan kepada banyak orang. Selain itu pihak usaha
C. Aspek Keuangan
1. Sumber Modal
Modal usaha adalah biaya awal yang digunakan oleh pemilik usaha untuk
memulai suatu usaha seperti dari mana saja modal yang didapat, berapa modal awal
usaha yang digunakan dan bagaimana pencatatan keuangan usaha. Pada awal
membuka usaha kipang ini, pemilik usaha memulai dengan menggunakan modal awal
sendiri. Modal awal dalam membuka usaha ini yaitu sebesar Rp. 2.500.000,-. Sampai
saat ini pemilik usaha Kipang Ria belum pernah meminjam uang untuk tambahan
2. Pengelolaan Keuangan
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan laba rugi serta keterangan
yang dimuat dalam lampiran antara lain laporan sumber dan penggunaan dana. Selain
itu laporan keuangan merupakan kombinasi antara faktor yang telah dicatat, prinsip-
dalam sebuah perusahaan setidaknya harus memiliki laporan keuangan yang akan
(Munawir,2004).
Pada usaha Kipang Beras Ketan Ria, pemilik sudah melakukan pencatatan
keuangan tetapi masih sangat sederhana dengan cara manual, sehingga pemilik usaha
50
tidak bisa mengidentifikasi biaya produksi, biaya pemasaran, dan pendapatan yang
diperoleh secara mendetail setiap bulannya. Oleh karena itu, pihak usaha sebaiknya
melakukan pengelolaan keuangan yang benar melalui pencatatan yang rinci pada
setiap transaksi dalam kegiatan usahanya dan menggunakan alat hitung otomatis
secara digital. Dengan adanya pencatatan akuntansi yang benar, diharapkan dapat
D. Analisis Keuntungan
1. Biaya produksi
Adapun dalam Usaha Kipang Beras Ketan Ria, biaya produksi dibedakan menjadi
a) Biaya Tetap
Menurut Soekartawi (2002) Biaya tetap adalah semua pengeluaran yang harus
penggunaannya tidak habis dalam satu kali produksi. Biaya tetap yang digunakan
oleh Usaha Kipang Beras Ketan Ria adalah biaya penyusutan bangunan dan biaya
penyusutan peralatan:
51
Tabel 4. Biaya Penyusutan bangunan dan peralatan pada Usaha Kipang Beras Ketan
Ria selama satu kali periode.
No Komponen Biaya Tetap jumlah (Rp)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya penyusutan yang terbesar terdapat
pada penyusutan bangunan yaitu sebesar Rp. 275.000 setiap satu bulan/periode.
b) Biaya Variabel
Biaya variabel yang digunakan oleh Usaha Kipang Beras Ketan Ria yaitu
terdiri dari beras ketan, minyak, gula merah, plastik, selotip dan transportasi. Total
biaya variabel yang dikeluarkan oleh Usaha Kipang Beras Ketan Ria pada satu kali
periode yaitu sebesar Rp. 7,790,000 selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 5. Biaya variabel pada Usaha Kipang Beras Ketan Ria selama satu kali periode.
NO Komponen Biaya Jumlah (Rp)
1 Beras ketan 1.500.000
2 Minyak 850.000
3 Gula merah 4.250.000
4 Plastik 800.000
5 Selotip 90.000
6 Transportasi 300.000
Total Biaya 7.790.000
Sumber: Data Primer (Diolah)
Berdasarkan Tabel di atas Usaha Kipang Beras Ketan Ria untuk pengeluaran
biaya terbesar dari biaya variabel yaitu gula merah sebanyak Rp4,250,000,-. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa biaya variabel terbesar yaitu untuk gula merah
52
karena untuk mendapatkan kipang yang gurih dan manis membutuhkan gula merah
yang banyak, sebab itulah biaya terbesar yang didapat adalah biaya pembelian gula
merah.
Total biaya produksi adalah total biaya tetap ditambah dengan biaya tidak
tetap (biaya variabel). Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh Usaha Kipang
Beras Ketan Ria yaitu Rp. 8.094.810 selama satu kali periode (bulan). Untuk lebih
Tabel 6. Total Biaya produksi pada Usaha Kipang Beras Ketan Ria selama satu kali
periode (bulan)
No komponen biaya produksi Jumlah
1 biaya tetap
penyusutan bangunan 275.000
penyusutan peralatan 29.866
Total Biaya 304.810
2 Biaya variabel
Beras ketan 1.500.000
Minyak 850.000
Gula merah 4.250.000
Plastik 800.000
Selotip 90.000
Transportasi 300.000
Total Biaya 7.790.000
3 Total Biaya Produksi 8.094.810
Sumber : Data Primer (Diolah)
pengeluaran biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Hasil perhitungan total biaya
tetap pada Usaha Kipang Beras Ketan Ria selama satu bulan/periode adalah Rp.
304.810 dan total biaya variabel Rp. 7.790.000 per bulan/periode. Total biaya
produksi yang dikeluarkan oleh Usaha Kipang Beras Ketan Ria yaitu sebesar Rp.
53
8.094.810 per bulan/periode. Pengeluaran biaya produksi yang paling besar
bersumber dari biaya pembelian gula merah yaitu Rp. 4.250.000 per bulan/periode.
Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang tidak dikeluarkan tapi dihitung
secara ekonomis. Komponen biaya diperhitungkan yang terdapat pada Usaha Kipang
Beras Ketan Ria selama satu periode yaitu dapat dilihat pada tabel 7 di bawah:
Tabel 7. Biaya yang Diperhitungkan pada Usaha Kipang Beras Ketan Ria selama satu
periode.
No Komponen Biaya Jumlah (Rp)
1 Tenaga kerja dalam keluarga 6.000.000
2 Estimasi sewa bangunan sendiri 300.000
Total Biaya 6.300.000
Sumber : Data Primer (Diolah)
diperhitungkan pada Usaha Kipang Beras Ketan Ria adalah biaya tenaga kerja dalam
keluarga dan estimasi sewa bangunan sendiri. Pengeluaran biaya terbesar yang
dikeluarkan oleh Usaha Kipang Beras Ketan Ria yaitu terdapat pada biaya tenaga
kerja dalam keluarga sebesar Rp. 6.000.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ketesediaan tenaga kerja dalam keluarga merupakan suatu potensi besar yang cukup
mempengaruhi dalam suatu usaha. Pemanfaatan tenaga kerja dalam keluarga adalah
sumbangan biaya terhadap usaha karena akan mengurangi pengeluaran biaya usaha
54
2. Penerimaan
penjualan serta dinyatakan dalam rupiah yang diperoleh dari mengalikan produksi
dengan harga produk. Total penerimaan Usaha Kipang Beras Ketan Ria selama
Tabel 8. Total penerimaan Usaha Kipang Beras Ketan Ria selama periode Juli-
Agustus 2022
Produksi Jumlah Harga Jual Total Penerimaan
Produksi (Rp) (Rp)
Jumlah 46,000,000
Penerimaan Usaha Kipang Beras Ketan Ria periode Juli-Agustus 2022 adalah
kemasan besar seharga Rp.10,000,- per pcs dan penjualan kipang dengan kemasan
kecil seharga Rp. 5,000,- per pcs selama periode Juli-Agustus 2022.
sebanyak 3.200 pcs dengan total penerimaan sebesar Rp. 32,000,000,- dan kipang
dengan kemasan kecil diperoleh oleh Usaha Kipang Beras Ketan Ria sebanyak 2.800
pcs dengan penerimaan sebesar Rp. 14,000,000,- sehingga didapat total penerimaan
Usaha Kipang Beras Ketan Ria periode Juli-Agustus 2022 sebesar Rp. 46,000,000,-.
55
3. Pendapatan
dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran selama periode Juli-Agustus 2022, hal
ini sesuai yang dikemukan oleh Soekartawi (2002) yang menyatakan bahwa
pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya. Maka
besar kecilnya pendapatan Usaha Kipang Beras Ketan Ria tergantung pada besarnya
biaya yang dikeluarkan dan besarnya penerimaan yang diperoleh. Untuk lebih
jelasnya pendapatan yang diperoleh Usaha Kipang Beras Ketan Ria periode Juli-
Tabel 9. Pendapatan Usaha Kipang Beras Ketan Ria Periode Juli-Agustus 2022
No Uraian Jumlah
(Rp)
1 Penerimaan 46,000,000
2 Total Biaya Produksi 8,094,810
dari Usaha Kipang Beras Ketan Ria Periode Juli-Agustus 2022 adalah Rp.
37,905,190,-. Hasil ini diperoleh dari selisih total penerimaan penjualan kipang
sebesar Rp. 46,000,000,- dengan total biaya produksi (pengeluaran) sebesar Rp.
8,094,810,- selama periode Juli-Agustus 2022. Hal ini menunjukan bahwa Usaha
Kipang Beras Ketan Ria selama 1 periode produksi mengalami keuntungan seperti
56
pendapatan yang telah dikoreksi terhadap pengeluaran tunai dan pengeluaran non
4. Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh dari penelitian Usaha Kipang Beras Ketan Ria
dapat diketahui dari selisih antara total penerimaan dengan biaya yang diperhitungkan
dan biaya yang dibayarkan (total produksi). Hal ini sesuai yang dikemukan
dikurangi yang dibayarkan (tunai) atau biaya yang diperhitungkan(non tunai). Untuk
melihat lebih jelas keuntungan yang diperoleh pada Usaha Kipang Beras Ketan Ria
Tabel 10. Keuntungan pada Usaha Kipang Beras Ketan Ria periode Juli-Agustus
2022
No Uraian Jumlah
(Rp)
1 Penerimaan 46,000,000
2 Total Biaya Produksi (tunai) 8,094,810
3 Biaya yang Diperhitungkan 6,300,000
Total 31,605,190
Kipang Beras Ketan Ria periode Juli-Agustus 2022 sebesar Rp. 31,605,190,-. Hal ini
menunjukan bahwa Usaha Kipang Beras Ketan Ria periode Juli-Agustus 2022
57
pendapatan bersih merupakan pendapatan yang telah dikoreksi terhadap pengeluran
R/C Ratio digunakan dalam suatu usaha untuk mengetahui layak atau tidak
usaha tersebut untuk dilanjutkan ke periode berikutnya atau sebaliknya usaha tersebut
dihentikan karena kurang layak. R/C Ratio diperoleh dengan cara membagikan hasil
produksi dengan biaya produksi. R/C Ratio dikatakan layak apabila R/C Ratio lebih
besar dari 1, R/C Ratio dikatakan impas atau tidak mengalami kerugian atau
keuntungan apabila R/C Ratio sama dengan 1, R/C Ratio dikatakan tidak layak
Tabel 10. R/C Usaha Kipang Beras Ketan Ria periode Juli-Agustus 2022
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Penerimaan 46,000,000
layak apabila R/C ratio bernilai lebih besar dari satu (R/C> 1) yang berarti setiap
lebih besar dari pada tambahan biaya yang dikeluarkan, atau secara sederhana
kegiatan Usaha Kipang Beras Ketan Ria menguntungkan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Marissa (2010), bahwa usaha dikatakan layak apabila R/C ratio Bernilai
58
lebih dari satu (R/C > 1) dan apabila R/C ratio kurang dari (R/C < 1) artinya kegiatan
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Usaha Kipang Beras Ketan Ria merupakan usaha rumahan yang memproduksi
kipang berupa kipang beras ketan putih. Pada aspek sumberdaya usaha ini
memiliki 3 orang tenaga kerja dalam keluarga, pada aspek peralatan dan mesin
pengadaan bahan baku usaha ini memilih pemasok beras ketan dari petani
lokal di Muaro, gula merah dari Batusangkar serta bahan lainnya dari toko
sembako di Muaro. Pada aspek bauran pemasaran, produk ini memiliki merek
dagang Kipang Beras Ketan Ria sedangkan untuk mendistribusikan produk ini
memiliki saluran distribusi langsung. Pada aspek yang tekahir yaitu keuangan
usaha ini memiliki sumber modal sendiri dan belum melakukan pencatatan
2. Biaya produksi dan pendapatan Usaha Kipang Beras Ketan Ria periode Juli-
a. Biaya produksi yang dihabiskan oleh Usaha Kipang Beras Ketan Ria
60
b. Pendapatan yang diperoleh pada Usaha Kipang Beras Ketan Ria
cost ratio atau R/C adalah sebesar 5,68 yang artinya Usaha Kipang
B. Saran
1. Dari aspek pemasaran, Usaha Kipang Beras Ketan Ria diharapkan membuat
kadarluarsa dan berat bersih produk. Ini bertujuan agar konsumen mengetahui
2. Dari aspek keuangan, Usaha Kipang Beras Ketan Ria diharapkan mampu
melakukan pencatatan laporan keuangan yang baik dan lebih rinci terkait
baik. Hal ini bertujuan untuk dapat melihat tingkat perkembangan dari usaha
diharapkan usaha ini mampu bertahan diatas impas penjualan dan kuantitas
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. (2013). Manajemen Pemasaran. Cet. Ii.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Ahmad subagyo. 2014. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Aliawati G (2003). Teknik analisis kadar amilosa dalam beras. Badan Peneliti dan
PengembanganhPertanian.hhttp://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi
/bt08203l.pdf - Diakses Oktober 2022.
Aliawati, Gusnimar. (2003). Teknik Analisis Kadar Amilosa dalam Beras. Buletin
Teknik Pertanian Vol. 8, No. 2.
Arifin. 2021. Ini Dia Bipang Pasuruan yang Disebut Jubir Presiden. Diakses oktober
2022.
Cahyono, B. 2002. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging. Cetakan ke-1.
Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta
63
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Penerbit ANDI, Yogyakarta 2016
Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto dan Pulus. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka.
Harahap, 2008, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Husnan, Suad and Suwarsono Muhammad. (2000). Studi Kelayakan Proyek. Edisi
Keempat, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Husni, A., K. Hidayah, Maskan. 2014. Analisis finansial usahatani cabai rawit
(Capsicum frutescens) di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan. Jurnal
ARIFOR. 13 (1) : 49-52.
Jakfar, dan Kasmir, 2010, Studi Kelayakan Bisnis, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta. Rajawali Pers.
64
Kasmir. 2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana
Kasmir. 2012, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kusnandar, F. 2010. Kimia pangan Komponen Pangan. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Muttaqin. 2021. Jipang, Jajanan Lawas yang Tetap Eksis Saat Lebaran Diakses
oktober 2022.
Prasetya, A. T., Nugraha, C., & Arijanto, S. (2013). Analisis Kelayakan Bisnis Kertas
Berbahan Baku Rumput Laut Sebagai Alternatif Bahan Baku Pada Industri
Kertas. Reka Integra, 1(3), 139–151.
Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta : Media
Pressindo
Rahardi, Yovita Hety Indriani, dkk. 2007. Agribisnis Tanaman Buah. Jakarta :
Penebar Swadaya
Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Tekhnik Non Tes.
Kudus: Nora Media Enterprise
Reeve, James M. et. al. 2011. Pengantar Akuntansi, terj. Dian. Jakarta: Salemba
Empat
65
Santika, A., dan Rozakurniati. 2010. Teknik Evaluasi Mutu Beras Hitam dan Beras
Merah pada Beberapa Galur Padi Gogo. Buletin Teknik Pertanian Vol. 15 No.
1 Hal. 1-5.
Stice dan Skousen. 2009, Akuntansi Intermediate. Edisi keenam belas, Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta.
Syafruwardi, A., H. Fajeri dan Hamdani. 2012. Analisis finansial usahatani padi
varietas unggul di Desa Guntung Ujung Kecamatan Gambut Kabupaten
Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Agribisnis. 2 (3) : 181-192
66
Tarigan, H. dan E. Ariningsih 2007. Peluang dan Kendala Agroindustri Sagu di
Kabupaten Jayapura. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Bogor.
Umar, 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis :Manajemen, Metode dan Kasus.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Van Steenis, C.G.G.J., 2003, Flora, hal 233-236, P.T. Pradya Paramita, Jakarta.
Wibowo. Martino dan ahmad subagyo .2017. seri manajemen koperasi dan ukm tata
kelola koperasi yang baik. Yogyakarta : CV Budi utama
67
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
1 Persiapan proposal
2 Seminar proposal
3 Perbaikan
4 Pengumpulan data
5 Pengolahan data
6 Analisis data
7 Peyusunan laporan
8 Seminar hasil
9 Perbaikan skripsi
10 Komprehensif
68
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
A. Indentitas Pengusaha
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan :
6. Pengalaman usaha :
7. Nama UMKM :
I. Manajemen usaha
4. Dari mana saja modal usaha yang ibu gunakan dalam menjalankan usaha
kipang ini?
6. Berapa jumlah modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha produksi kipang
11. Apakah jenis beras ketan dan gula yang digunakan berpengaruh terhadap hasil
produksi kipang?
13. Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses produksi kipang dan jumlah
unitnya berapa?
25. Bagaimana ibu mengatasi resiko yang terjadi atau apa solusi ibu terhadap
resiko tersebut?
26. Dalam satu kali produksi kipang berapa kg beras dan gula yang dibutuhkan?
34. Berapa total penerimaan yang ibu terima dari usaha kipang?
Biaya tetap
Transportasi : Rp....................
71
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
72
Lampiran 4. Biaya Penyusutan
Harga satuan Total investasi Nilai sisa Umur ekonomis Biaya penyusutan
No Keterangan Jumlah Satuan (Rp) (Rp) (Rp) (periode) (Rp)
No Keterangan Jumlah Satuan Harga satuan (Rp) Total investasi (Rp) Nilai sisa (Rp) Umur ekonomis (periode) Biaya penyusutan (Rp)
1 Dandang 1 Unit Rp 280,000 Rp 280,000 Rp 4,667 60 Rp 4,588
2 Kuali 1 Unit Rp 300,000 Rp 300,000 Rp 5,000 60 Rp 4,916
3 Kuali Sedang 1 Unit Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 4,167 24 Rp 3,993
4 Saringan 2 Unit Rp 35,000 Rp 70,000 Rp 2,916 24 Rp 2,795
5 Ember 2 Unit Rp 50,000 Rp 100,000 Rp 4,167 24 Rp 3,993
6 Baskom 2 Unit Rp 25,000 Rp 50,000 Rp 833 60 Rp 819
7 Sendok kayu 1 Unit Rp 15,000 Rp 15,000 Rp 625 24 Rp 598
8 Meja kayu 1 Unit Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 1,667 60 Rp 1,638
9 Cetakan kayu 1 Unit Rp 130,000 Rp 130,000 Rp 2,167 60 Rp 2,130
10 Rol kayu 1 Unit Rp 20,000 Rp 20,000 Rp 333 60 Rp 327
11 Lesung 1 Unit Rp 125,000 Rp 125,000 Rp 2,083 60 Rp 2,048
12 Pisau 2 Unit Rp 12,000 Rp 24,000 Rp 1,000 24 Rp 383
13 Timbangan 1 Unit Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 1,667 60 Rp 1,638
73
74