Anda di halaman 1dari 115

“PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI

PRODUK TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PADA USAHA


SONGKOK”

(Studi Kasus Di Desa Pengangsalan, Kecmatan Kalitengah, Kabupaten


Lamongan)

SKRIPSI

Oleh :

FAUZUL HAKIM ALFARISI

NIM : 041610242

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2020
“PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI
PRODUK TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PADA USAHA
SONGKOK”

(Studi Kasus Di Desa Pengangsalan, Kecmatan Kalitengah, Kabupaten


Lamongan)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan memenuhi


Syarat-Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana manajemen
Universitas Islam Lamongan

Oleh :

FAUZUL HAKIM ALFARISI

NIM : 041610242

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2020

ii
Skripsi Berjudul

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI PRODUK


TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PADA USAHA SONGKOK
(Studi Kasus Di Desa Pengangsalan, Kecmatan Kalitengah, Kabupaten
Lamongan)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

FAUZUL HAKIM ALFARISI


NIM : 041610242

Telah dipertahankan di depan dosen penguji


Pada tanggal : 23 April 2020
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DOSEN PENGUJI

Pembimbing I Penguji I

Dr. M. RIZAL NUR IRAWAN, S.E., M.M Dr. M. RIZAL NUR IRAWAN, S.E., M.M
NIDN. 0704118801 NIDN. 0704118801

Pembimbing II Penguji II

PUGUH CAHYONO, S.E., M.M MUHAMMAD IMAM SYAIROZI, S.E., M.M


NIDN. 0720117201 NIDN. 0724088702

Lamongan, 30 April 2020


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Lamongan
Dekan

Dr. NURUL BADRIAH, S.E., M.M


NIDN. 0019047502

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah :

Nama : Fauzul Hakim Alfarisi


NIM : 041610242
Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 1 Februari 1998
Alamat : Ds. Tejoasri Kec. Laren Kab. Lamongan

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya dan sanggup untuk diangkat sumpah

bahwa penulisan skripsi ini tidak ada karya orang lain yang telah dipublikasikan.

Juga bahwa merupakan karya orang lain dalam rangkah mendapat gelar

kesarjanaan di perguruan tinggi, selain sebagai acuan dalam kutipan atau dalam

pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, jika kemudian

skripsi ini merupakan karya orang lain dalam mendapatkan gelar kesarjanaan

diperguruan tinggi, saya sanggup diproses dengan ketentuan hukum yang berlaku

dan saya sanggup dicabut kesarjanaan saya.

Lamongan, 30 Mei 2020

Fauzul Hakim Alfarisi

iv
MOTTO

“Tidak perlu kata mutiara, cukup ucapan SAH dari para saksi”

-Fauzul Hakim Alfarisi –

v
KATA PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi rabbil alamin puji syukur atas segala nikmat Allah SWT

berikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini :

1. Untuk kedua orang tua saya tercinta karena berkat beliau aku bisa ada didunia

ini, dan dibesarkan dengan baik sampai dengan sekarang.

2. Untuk semua keluarga besar saya.

3. Untuk pasangan saya kelak yang selalu menemani saya dan mendukung saya

disaat susah maupun maupun duka.

4. Untuk teman-teman saya di Universitas Islam Lamongan pada kelas

manajemen E yang sudah bersama selama 4 tahun.

5. Untuk semua dosen yang sudah memberi saya ilmu mulai dari semester satu

sampai dengan semester delapan yang diharapkan bisa memberikan manfaat

bagi diri saya dan orang lain.

vi
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha

penyayang. Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam atas limpahan

rahmat, hidayat, taufiq dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad

SAW, keluarga dan para sahabat yang menunjukkan jalan kebenaran melalui

perantara yang paling diridhoi Allah SWT yaitu agama islam.

Penulis skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai

pihak, oleh karenanya dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

beribu-ribu terimakasih kepada :

1. Bapak H. Bambang Eko M., S.H., SpN., M.Hum selaku Rektor Universitas

Islam Lamongan.

2. Ibu Dr. Nurul Badriyah, S.E., M.M. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Lamongan.

3. Bapak Muhammad Yaskun, S.E., M.M Selaku Kaprodi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Lamongan.

4. Bapak Dr. M. Rizal Nur Irawan, S.E., M.M selaku pembimbingan skripsi

yang telah sabar memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Puguh cahyono, S.E., M.M selaku dosen pembimbing skrispsi yang

telah sabar memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

vii
6. Segenap dosen fakultas ekonomi Universitas Islam Lamonganyang telah

mengajarkan dan memberikan bekal ilmu pengetahuan serta pengalaman

yang bermanfaat bagi penulis.

7. Kedua orang tua tercinta yang dengan ikhlas dan sabar merawat, mendidik,

dan selalu memberikan do’a serta motivasi selama ini.

8. Teman -teman satu angkatan 2016 jurusan Manajemen kelas E khsusnya

yang telah sedikit banyak membantu dan memberikan motivasi demi

kelancaran pengerjaan skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Semua pihak yang telah membantu maupun memberikan dukungan dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skrispsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan

tentu saja masih banyak kekuranganya. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan

hati penulis menyampaikan permohonan maaf sebanyak – banyaknya, serta

semoga skripsi ini dapat diberikan manfaat bagi penulis dan berbagai pihak yang

membaca skripsi ini.

Lamongan, 23 April 2020

Penulis

Fauzul Hakim Alfarisi


NIM : 041610242

viii
“PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI
PRODUK TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PADA USAHA
SONGKOK”
(Studi Kasus Di Desa Pengangsalan, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan)

Fauzul Hakim Alfarisi


NIM: 041610242

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah orientasi


kewirausahaan dan inovasi produk berpengaruh secara simultan terhadap
peningkatan kinerja pada usaha songkok di desa pengangsalan, apakah orientasi
kewirausahaan berpengaruh secara parsial pada usaha songkok di desa
pengangsalan, dan apakah inovasi produk berpengaruh terhadap usaha songkok di
desa pengangsalan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode kuantitatif .Penelitian ini
menggunakan rumusan masalah asosiatif. Dengan jumlah populasi sebanyak 100.
Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 64 dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan probability sampling dengan metode random sederhana (simple
random sampling). Sedangkan jenis data yang digunakan yaitu data primer dan
data sekunder, dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner)
dan dokumen. Adapun teknik menganalisis data yang digunakan yaitu: Uji asumsi
klasik, analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi, dan pengujian
hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peningkatan kinerja dapat
meningkat seiring dengan usaha yang dilakukan olah pelaku usaha songkok
dengan meningkatkan orientisi kewirausahaan dan inovasi produk yang harus
selalu mengikuti perkembangan zaman yang ada. (2) Variable orientasi
kewirausahaan dan inovasi produk jika diuji secara simultan dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kinerja. (3) Dari uji hipotesis menunjukkan bahwa apabila
di uji secara parsial, orientasi kewirausahaan dapat berpengaruh terhadap kinerja
ukm, begitupun dengan inovasi produk jika di uji secara parsial akan berpengaruh
terhadap peningkatan kinerja.

Kata kunci : Orientasi kewirausahaan, Inovasi Produk, Kinerja

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. iv
MOTTO .............................................................................................................. v
KATA PERSEMBAHAN ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.................................................................... 7
2.2 Landasan Teori ................................................................................... 15
2.2.1 Orientasi Kewirausahaan ........................................................ 15
2.2.2 Inovasi Produk ........................................................................ 25
2.2.3 Peningkatan Kinerjs ................................................................ 31
2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................... 38
2.4 Hipotesis ............................................................................................ 39
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 40
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 40
3.2 Jenis Penelitian ................................................................................... 40
3.3 Teknik Penarikan Sempel ................................................................... 40
3.3.1 Populasi .................................................................................. 40

x
3.3.2 Sampel .................................................................................... 41
3.3.3 Teknik Sampling..................................................................... 42
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 42
3.5 Operasinal Variabel ............................................................................ 44
3.6 Metode Analisis Data ......................................................................... 45
3.6.1 Validitas & Reliabilitas ........................................................... 45
3.6.2 Uji Asumsi Klasik................................................................... 46
3.6.3 Analisis Regresi Berganda ...................................................... 49
3.6.4 Koefisien Determinasi............................................................. 50
3.7 Jadwal Penelitian ................................................................................ 53
BAB IV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAAN .............................. 54
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kalitengah .......................................... 54
4.1.1 Letak Geografi dan Batasan Wilayah ................................... 54
4.1.2 Topografi Kecamatan Kalitengah ............................................ 54
4.1.3 Desa Pengangsalan ................................................................. 54
4.1.4 Sejarah Singkat Perusahaan..................................................... 55
4.1.5 Manajemen dan Struktur Organisasi........................................ 59
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 62
5.1 Deskripsi Karakteristik Responden ..................................................... 62
5.1.1 Umur ...................................................................................... 62
5.1.2 Jenis Kelamin ......................................................................... 62
5.1.3 Tingkat Pendidikan ................................................................. 63
5.1.4 Masa Kerja ............................................................................. 64
5.2 Analisis dan Olah Statistik .................................................................. 64
5.2.1 Uji validasi ............................................................................. 65
5.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................................ 66
5.3 Uji Asumsi klasik ............................................................................... 67
5.3.1 Uji Normalitas ........................................................................ 67
5.3.2 Uji Autokorelasi...................................................................... 69
5.3.3 Uji Heteroskedatisitas ............................................................. 70
5.3.4 Uji Multikolinieritas................................................................ 71
5.3.5 Uji Korelasi Berganda............................................................. 72

xi
5.4 Analisis Regresi ................................................................................. 74
5.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................ 74
5.4.2 Koefisien Determinasi............................................................. 75
5.4.3 Pengujian Hipotesis ................................................................ 76
5.5 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 80
BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 83
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 83
6.2 Saran .................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86
LAMPIRAN ...................................................................................................... 90

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Matrik Penelitian Terdahulu .................................................................. 7
5.1 Karakteristik berdasarkan Umur ............................................................ 62
5.2 Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 62
5.3 Karakteristik berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................ 63
5.4 Karakteristik berdasarkan Masa Kerja .................................................... 64
5.5 Uji Validitas Orientasi Kewirausahaan ................................................... 65
5.6 Uji Validitas Inovasi Produk .................................................................. 65
5.7 Uji Validitas Peningkatan Kinerja .......................................................... 65
5.8 Uji Reliabilitas Orientasi Kewirausahaan ............................................... 66
5.9 Uji Reliabilitas Inovasi ........................................................................... 66
5.10 Uji Reliabilitas Kinerja ........................................................................... 67
5.11 Uji Normalitas........................................................................................ 68
5.12 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 69
5.13 Uji Multikolinieritas ............................................................................... 71
5.14 Uji Korelasi berganda............................................................................. 73
5.15 Hasil Uji Regresi Linier berganda .......................................................... 74
5.16 Hasil Uji Koefisien determinasi .............................................................. 75
5.17 Hasil Uji f .............................................................................................. 76
5.18 Hasil Uji t .............................................................................................. 78

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Proses produksi Songkok Hilal Desa Pengangsalan ............................... 58


5.1 Curva Uji f ............................................................................................. 77
5.2 Curva uji t .............................................................................................. 79

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Kerangka berfikir ................................................................................... 38


4.1 Srtuktur Organisasi Songkok Di Desa Pengangsalan .............................. 59

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada setiap negara berkembang salah satu hal yang menjadi prioritas

utama dalam melaksanakan kegiatan negaranya yaitu pembangunan nasional,

begitu pula halnya dengan negara Indonesia.Salah satu hal yang diperhatikan

dalam pembangunan nasional di Indonesia adalah di bidang ekonomi. Untuk

mewujudkan pembangunan nasional di bidang ekonomi bukan hanya

menjadi tanggung jawab dari pemerintah pusat tetapi juga tanggungjawab

dari pemerintah daerah. Dengan adanya Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 (Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 213-220) tentang

pemerintahan daerah yang mempunyai wewenangan luas dalam membangun

potensi daerahnya. Salah satu yang menjadi potensi ditiap daerah adalah

keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

Nasional. Karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan

pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, dengan adanya UKM

pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

menjadi berkurang.

Asian Development Bank (2016) mengatakan bahwa peran UKM

penting bagi restrukturisasi industri, karena: Alasan pertama adalah UKM

memberikan kontribusi bagi pertumbuhan lapangan kerja dengan kecepatan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar, dan dalam jangka

1
2

panjang UKM dapat menyediakan porsi yang signifikan bagi lapangan kerja

secara keseluruhan. Alasan kedua adalah UKM dapat menolong dalam

restrukturisasi dan perampingan (streamlining) dari perusahaan besar milik

pemerintah dengan cara memungkinkan mereka untuk melepaskan atau

menjual aktivitas produk yang bukan inti dan dengan menyerap tenaga kerja

yang berlebihan. Alasan ketiga adalah UKM menyediakan perekonomian

dengan fleksibilitas yang lebih baik dalam menyediakan jasa dan pembuatan

variasi barang kebutuhan konsumen. Alasan Keempat adalah UKM

meningkatkan daya saing dari marketplace dan mencegah posisi monopolistik

dari berbagai perusahaan besar. (5) UKM bertindak sebagai tempat

pengembangan kemampuan wirausaha dan inovasi. UKM memainkan peran

penting penyediaan jasa bagi komunitas masyarakat dan UKM memberkan

kontribusi penting bagi program pengembangan regional.

Menurut Anoraga dan Sudantoko (operasi, Kewirausahaan, dan Usaha

Kecil. 2016:250) permasalahan usaha kecil pada bidang pemasaran terfokus

pada tiga hal, yaitu permasalahan persaingan pasar dan produk, permasalahan

akses terhadap informasi pasar dan permasalahan kelembagaan pendukung

usaha kecil. Produk yang dihasilkan UKM sering kali masih kalah bersaing

dengan produk yang dihasilkan oleh usaha besar, baik dari segi inovasi

produk, kualitas produk, maupun distribusi produk. Persaingan antara sesama

pelaku UKM dan persaingan dengan usaha besar seringkali menjadi

hambatan bagi UKM untuk mengembangkan dan memperluasusahanya.

Bahkan, persaingan usaha yang semakin kompetitif tidak jarang menjadi

salah satu pemicu bangkrutnya usaha berskala kecil ini. Disamping itu,
3

secara internal UKM kurang mempunyai kemampuan manajerial dan

keterampilan dan kurangnya permodalan dan pasar. Disatu sisi, kajian

literatur menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek kunci yang akan menentukan

daya saingdan dapat berdampak pada kinerja perusahaan, yaitu faktor

lingkungan internal perusahaan, lingkungan eksternal dan wirausaha.

UKM yang akan peneliti teliti yaitu UKM didesa pegangselan

lamongan, di bidang Usaha yang merupakan usaha songkok yang selalu laku

dan tidak pernah ketinggalan jaman. Usaha songkok menjadi sektor yang

sangat strategis dalam meningkatkan perekonomian daerah dan menyerap

tenaga kerja, Sebab hal tersebut telah menjadi takdir manusia yang selalu

membutuhkan songkok untuk beribadah setiap harinya. Kendati telah banyak

dilakukan, namun tetap saja relevan untuk diteliti sebab alasan logisnya yaitu

UKM diberbagai daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, dan cara

mengolahnya juga berbeda meskipun umumnya profil mereka sama.

Adapun variabel yang akan digunakan untuk mengetahui kinerja

perusahaan dalam penelitian ini yaitu orientasi kewirausahaan dan inovasi

produk. Adapun alasan peneliti menggunakan variabel ini, karena variabel

tersebut telah digunkan oleh beberapa peneliti terdahulu namun mendapatkan

hasil yang berbeda-beda. Peneliti tersebut diantaranya yaitu Heri setiawan

(2012), Adwiani sinarasri (2013), Rita indah muskowati, irma tysari (2014)

yang menemukan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan, begitupun dengan inovasi produk yang berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan Cynthia (2014) menemukan bahwa

orientasi kewirausahan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan,


4

namun jika di uji secara bersama-sama antara orientasi kewirausahaan dan

inovasi produk maka akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Begitupun dengan penelitian Rewanda (2011) yang menemukan bahwa

orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat rancangan judul penelitian “PENGARUH ORIENTASI

KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI TERHADAP PENINGKATAN

KINERJA USAHA KECIL (UKM) PADA USAHA SANGKOK DI DESA

PENGANGSALAN LAMONGAN”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah orientasi kewirausahan dan inovasi produk berpengaruh secara

parsial terhadap kinerja ukm di desa pengangsalan lamongan?

2. Apakah orientasi kewirausahaan dan inovasi produk berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja ukm didesa pengangsalan lamongan?

3. Apakah orientasi kewirausahaan dan inovasi produk berpengaruh secara

dominan terhadap kinerja ukm didesa pengangsalan lamongan?


5

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah orientasi kewirausahan dan inovasi produk


berpengaruh secara parcial terhadap kinerja ukm di desa pengangsalan
lamongan.

2. Untuk mengetahui apakah orientasi kewirausahaan dan inovasi


berpengaruh secara simultan terhadap kinerja ukm didesa pengangsalan
lamongan.

3. Untuk mengetahui variabel manakah yang diantara orientasi


kewirausahaan dan inovasi yang paling dominan pengaruhnya terhadap
prospek usaha kecil dan menengah didesa pengangansalan lamongan.

1.4 Kegunaan Penelitian


Adanya kegunaan tersebut adalah:

1. Bagi Perusahaan

Dijadikan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan

untuk mencapai tujuan perusahaan terutama dalam hal orientasi

kewirausahaan dan inovasi agar dapat meningkatkan ukm sangkok.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi di pedesaan khususnya masarakat, bahwa

usaha sangkok merupakan salah satu lapangan usaha yang tidak hanya

mampu mengurangi tingkat pengangguran di pendesaan, tetapi juga

dapat memberikan inovasi yang layak bagi masyarakat Desa

pengangsalan.
6

3. Bagi Pembaca

Untuk menambah pengetahuan yang bermanfaat dalam bidang

study manajemen khususnya mengenai penting atau tidaknya orientasi

kewirausahaan dan inovasi.

4. Bagi Penulis

Bahwa penelitian akan memberikan tambahan ilmu pengetahuan

tentang pengaruh industri di perdesaan umumnya di Desa pengangsalan

Kecamatan lamongan.

5. Bagi Universitas

Bahwa penelitian adalah salah satu wujud kepedulian terhadap

ekonomi kerakyatan sebagai aplikasi Tri dharma perguruan tinggi yaitu

pengabdian kepada masyarakat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu


Kajian ini berguna untuk memberikan gambaran dan memperjelas

kerangka berfikir pembahasan. Dan juga bertujuan untuk mendapatkan bahan

perbandingan dan sebagai acuan. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti

mencantumkan hasil penelitian terdahulu yang relevan mengenai “pengaruh

orientasi kewirausahaan dan inovasi terhadap peningkatan kinerja usaha kecil

(ukm) pada usaha sangkok di desa pengangsalan lamongan”.

Tabel 2.1
Matrik Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul penelitian Hasil


1 RITA INDAH Pengaruh Orientasi Dari hasil uji

MUSTIKOWATI Kewirausahaan, Inovasi hipotesis

(2014) dan karakteristik membuktikan bahwa

kewirausahaan terhadap orientasi

kinerja usaha kewirausahaan

berpengaruh secara

langsung dan positif

terhadap inerja

perusahaan.

Temuan ini lain yang

dihasilkan dari

pengujian hipotesis

memunjukan bahwa

7
8

inovasi berpengaruh

secara langsung dan

positif terhadap

kinerja perusahaan.

2 ANDWIANI Analisis pengaruh Hasil uji SPSS

SINARASRI orientasi kewirausahaan menunjukan

(2013) terhadap strategi bisnis pengaruh positif

dalam meningkatkan singnifikan atas

kinerja perusahaan (studi variabel orientasi

kasus pada pedagang kaki kewirausahaan

lima bidang kuliner di terhadap kinerja

semarang) peusahaan.

3 CYNTHIA Analisis pengaruh Orientasi

VANESSA motivasi perusahaan dan kewirausahaan tidak

DJODJOBO inovasi produk terhadap berpengaruh secara

HENDRA pertumbuhan usaha singnifikan terhadap

TAWAS (2014) kerajinan grabah di keunggulan bersaing

Lombok barat. namun penyatuan

orientasi

kewirausahaan

dengan inovasi

produk member

pengaruh yang lebih

kuat terhadap
9

keunggulan

bersaing.

4 R.AJ.E.P. pengaruh orientasi pasar, penelitian ini

Apriliani O.D inovasi dan orientasi menunjukkan bahwa

(2018) kewirausahaan terhadap Orientasi Pasar

kinerja pemasaran (studi berpengaruh positif

empirisdi umkm batako terhadap kinerja

kecamatan kepil kabupaten pemasaran, Inovasi

wonosobo) berpengaruh positif

terhadap kinerja

pemasaran, Orientasi

kewirausahaan

berpengaruh positif

terhadap kinerja

pemasaran

5 Rita Indah orientasi kewirausahaan, Berdasarkan hasil

Mustikowati, inovasi, dan strategi bisnis pengujian hipotesis

Irma Tysari untuk meningkatkan menunjukkan bahwa

kinerja perusahaan (studi inovasi berpengaruh

pada ukm sentra secara langsung dan

kabupaten malang) positif terhadap

kinerja perusahaan

6 Maman Sulaeman Pengaruh Orientasi Hasil penelitian

(2018) Kewirausahaan, Orientasi menemukan bahwa


10

Pasar, Dan Inovasi Produk secara parsial

Terhadap Kinerja orientasi

Pemasaran (Studi Pada kewirausahaan,

Industri Tahu Di Sentra orientasi pasar dan

Industri Tahu Kota Banjar) inovasi produk

memiliki pengaruh

positif terhadap

kinerja pemasaran.

Secara simultan

orientasi

kewirausahaan,

orientasi pasar dan

inovasi produk

memiliki pengaruh

positif terhadap

kinerja

pemasaran.

7 Jasmani (2018) Pengaruh orientasi dan . Orientasi pasar

inovasi produk untuk berpengaruh positif

meningkatkan kinerja dan siginifikan

(studi kasus pada terhadap kinerja

PT.bisma narendra di pemasaran pada PT.

Jakarta Bisma Narendra di

Jakarta. Hal ini dapat


11

dilihat dari Nilai thitung

> ttabel (6,324 > 2,002)

dan signifikansi t <

0,05 atau (0,000 <

0,05) orientasi pasar

mempunyai korelasi

positif dengan

kinerja pemasaran

sebesar 0,639.

Orientasi pasar

mempunyai

kontribusi pengaruh

sebesar 40,8%

terhadap kinerja

pemasaran. Model

regresi sederhana

yang diperoleh

adalah Y = 22,271 +

0,533X1 yang

diartikan apabila

orientasi pasar yang

tinggi akan

meningkatkan

kinetrja pemasran
12

pada PT Bisma

narendra dijakarta

8 Jala dara ilham Pengaruh orientasi Dari hasil uji

(2018) kewirausahaan, inovasi simultan yang telah

dan karakteristik dilakukan pada

kewirausahaan terhadap hipotesis pertama

kinerja usaha dapat

(Studi UKM Laundry yang disimpulkan

terdaftar di Dinas Koperasi orientasi

dan UKM Kota Makassar) kewirausahaan,

inovasi dan

karakteristik

wirausahawan secara

bersama-sama

berpengaruh secara

positif dan

signifikan terhadap

kinerja usaha kecil

menengah dikota

Makassar. Hal ini

berarti semakin baik

orientasi

kewirausahaan,

inovasi dan
13

karakteristik

dari seorang

wirausahawan maka

kinerja dari usaha

yang dilakukan akan

baik pula. Dan

begitu pun

sebaliknya.

9 Rhma yuliana Orientasi Orientasi

(2018) kewirausahaan,orientasi kewirausahaan

pasar, dan strategi bisnis terbukti berpengaruh

terhadap kinerja bisnis positif dan signifikan

(studi kasus pada UMKM terhadap kinerja

bisnis. Disini dapat


samarang)
dijelaskan bahwa

orientasi

kewirausahaan adalah

bagaimana

melibatkan

pengukuran resiko

dan pengambilan

resiko secara optimal.

Sehingga peningkatan

orientasi
14

kewirausahaan akan

meningkatkan kinerja

bisnis

1 Maman sulaeiman Pengaruh Orientasi Berdasarkan analisis


0
(2018) Kewirausahaan, Orientasi hasil penelitian dapat

Pasar, Dan Inovasi Produk ditarik simpulan:

Terhadap Kinerja Terdapat pengaruh

Pemasaran positif orientasi

(Studi Pada Industri Tahu kewirausahaan,

Di Sentra Industri Tahu orientasi pasar, dan

Kota Banjar) inovasi produk

terhadap kinerja

pemasaran pada

industri tahu di sentra

industri tahu Kota

Banjar. Artinya jika

orientasi

kewirausahaan,

orientasi pasar, dan

inovasi produk secara

bersama-sama

meningkat akan

memberikan dampak

positif, maka kinerja

pemasaran juga akan


15

meningkat.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Orientasi Kewirausahaan


2.2.1.1 Pengertian Orientasi kewirausahaan

Miller (1983) menjelaskan orientasi kewirausahaan

sebagai "salah satu yang terlibat dalam inovasi produk-pasar,

melakukan sedikit usaha berisiko, dan pertama kali datang

dengan 'proaktif' inovasi, serta memberikan pukulan untuk

mengalahkan pesaing". Dalam pandangannya, Miller (1983)

menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan dapat ditentukan

berdasarkan pada tiga dimensi, yaitu proactive, innovative dan

risk – Taking.

Covin dan Slevin (1991) mengemukakan suatu model

yang terintegrasi dan terpadu yang menjelaskan hubungan antara

perilaku kewirausahaan perusahaan dengan lingkungan, strategi,

faktor internal perusahaan dan dengan kinerja perusahaan.

Dalam pandangannya, Covin dan Slevin (1991) menyatakan

kewirausahaan akan menunjukkan perilaku standar tertentu,

tercermin dalam filosofi strategis dalam praktek manajemen

yang efektif.

Model Corporate Entrepreneurship dikemukan oleh

Lumpkin dan Dess (2001) menyatakan bahwa ada lima dimensi

Corporate Entrepreneurship yang mempengaruhi kinerja

perusahaan, yaitu kebebasan, inovasi, berani menanggung


16

resiko, proaktif, dan keagresifan bersaing. Model ini

menunjukkan bahwa aspek perusahaan/korporasi akan

mempengaruhi hubungan antara orientasi kewirausahaan dengan

kinerja perusahaan.

Orientasi kewirausahaan didefinisikan sebagai suatu

proses pembentukan strategi dengan membuat organisasi

memiliki tindakan dan keputusan yang berbasis kewirausahaan

(Lumpkin & Dess, 1996; Wiklund &Shepherd, 2003; dalam

Rauch et. al., 2004).

Orientasi kewirausahaan adalah perilaku wirausahawan

dalam mengelola usahanya (Norman dan Thomas W, 2003: 5).

(Messeghem, 2009: 5) mengemukakan bahwa orientasi

kewirausahaan adalah kemampuan perusahaan dalam melihat

peluang usaha baru. Selain itu, Orientasi kewirausahaan juga

diartikan sebagai orientasi perusahaan yang memiliki prinsip

pada upaya untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi

kesempatan, (Lumpkin dan Dess, 2014 :7). (Miller, 2013: 12)

mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai orientasi untuk

menjadi yang pertama dalam hal inovasi di pasar, memiliki

sikap untuk mengambil risiko, dan proaktif terhadap perubahan

yang terjadi di pasar.

Orientasi kewirausahaan dapat juga diartikan sebagai

strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara


17

lebih efektif di dalam pasar yang sama (Porter, 2008; dalam

Sinarasri, 2013).

Kewirausahaan adalah kemapuan kreatif dan inovatif

yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju kesuksesan. Beberapa literatur manajemen memberikan

tiga landasan dimensi – dimensi dari kecenderungan

organisasional untuk proses manajemen kewirausahaan, yakni

kemampuan inovasi, kemampuan mengambil risiko, dan sifat

proaktif (Weerawerdeena, 2003).

Menurut Sigauw, Simpson, dan Baker (1998),

kompetensi kewirausahaan dibutuhakan didalam implementasi

strategi pemasaran agar diperoleh keunggulan bersaing yang

mantap melalui nilai responsifitas atas kebutuhan pelanggan.

Sedangkan jiwa kewirausahaan sendiri meliputi 5 hal, yakni:

otonomi, keinovatifan, pengambilan risiko, proaktivitas, dan

agresifitas kompetitif. Menurut Kottler (2001), pemasaran

entrepreneurial merupakan sebuah konsep yang terpadu diera

penuh perubahan seperti sekarang ini. Pemasaran

entrepreneurial sendiri didefinisikan oleh Morris dan Lewis

(2002) sebagai sebuah aktifitas mengidentifikasi secara proaktif

upaya mencapai dan mempertahankan pelanggan yang

memberikan keuntungan melalui pendekatan yang inovatif

terhadap manajemen risiko, efektifitas sumber daya, dan

pengembangan nilai.
18

Tingkat orientasi kewirausahaan dalam bisnis dapat

dilihat dari sejauh mana suatu perusahaan berinovasi,

mengambil resiko dan bertindak secara proaktif (Miller, 1983;

dalam MatchabaHove & Vambe, 2014). Secara spesifik, Miller

mengidentifikasi dimensi dari orientasi kewirausahaan terdiri

dari tiga, yaitu inovatif, pengambilan resiko dan proaktif.

Kemudian, Lumpkin & Dess (1996) menyempurnakan

ide-ide orisinil yang dibuat oleh Miller tersebut dengan

menambahkan dua aspek penting dalam orientasi

kewirausahaan, yaitu agresifitas kompetitif dan otonomi

(Lumpkin & Dess, 1996).

Kewirausahaan dari pandangan organisasi konsisten

dengan pandangan Shumpeter yang berpendapat bahwa

kewirausahaan pada akhirnya akan didominasi oleh perusahaan

yang mampu menyediakan sumber daya yang lebih untuk

inovasi (Sembhi, 2002: 1). Shumpeter memberikan beberapa

alasan yang menarik mengapa perusahaan dapat meningkatkan

aktivitas kewirausahaannya. (Shumpeter, 2007: 13) menjelaskan

bahwa seorang wirausahawan dapat menciptakan keuntungan

yang besar, semakin banyak wirausahawan yang berinovasi,

maka ekonomi secara keseluruhan akan semakin baik pula.

Wirausahawan adalah orang yang berani membuka

kegiatan produktif yang mandiri (Yaghoobi, 2010:14). (Jong and

Wennekers, 2008:7) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat


19

didefinisikan sebagai pengambilan risiko untuk menjalankan

usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk

menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif

sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan

mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan.

Kata kunci dari kewirausahaan adalah pengambilan resiko,

menjalankan usaha sendiri, memanfaatkan peluang-peluang,

menciptakan usaha baru, pendekatan yang inovatif, mandiri

(misalnya tidak bergantung pada bantuan pemerintah).

2.2.1.2 Indikator Orientasi Kewirausahaan

Orientasi Kewirausahaan terbagi atas 4 Indikator Lee &

Tsang (2001) antara lain:

a. Need for Achievement

Menurut McCelland (1987) mengatakan need for

achievement adalah proses pembelajaran yang stabil yang

mana kepuasan akan didapatkan dengan berjuang dan

memenuhi level tertinggi untuk dapat menjadi ahli dibidang

tertentu. Pendapat lainnya mengatakan bahwa need for

achievement adalah keinginan untuk menantang pekerjaan

yang sulit, yang mana orang yang memiliki need for

achievement yang tinggi memiliki kontrol terhadap perilaku

mereka dan menyukai tantangan yang sulit, sementara

karyawan yang memiliki need for achievement yang rendah


20

mudah dipuaskan dengan tantangan yang sedikit (Aamodt,

1991).

Hal ini dijelaskan kembali oleh Santrok (2003) yang

mengatakan bahwa need for achievement adalah keinginan

untuk mencapai sesuatu, mencapai standar kemahiran dan

meluaskan usaha untuk menjadi ahli.

Cook & Hunsaker (2001) mengatakan bahwa need for

achievement adalah motif yang dipelajari yang mana

kepuasan akan didapatkan saat mengerjakan tugas yang sulit

untuk mendapakan sebuah keberhasilan. Need for

achievement adalah keinginan untuk menguasai tantangan

yang sulit, bersaing dengan orang lain, memenuhi standar

yang tinggi dan memiliki keinginan untuk mahir pada bidang

tertentu (Weitem, 2004). Pendapat lain mengatakan bahwa

need for achievement adalah motif yang dipelajari yang

bertujuan mencapai suatu standart keberhasilan dan

keunggulan pribadi di suatu bidang tertentu (Wade & Tavris,

2008). Need for achievement juga dapat diartikan sebagai

keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sasaran

secara lebih efektif. Individu-individu yang mempunyai need

for achievement yang tinggi cenderung menetapkan sasaran

yang cukup sulit dan mengambil keputusan yang lebih

beresiko (Grifffin &Moorhead, 2013).


21

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa need for achievement merupakan suatu dorongan

untuk mencapai suatu keberhasilan dengan tantangan yang

sulit, memiliki sasaran yang tepat, memilih mengambil

keputusan yang beresiko dan mempertimbangan standar

keahlian dan kemahiran yang harus dicapai.

b. Internal Locus Of Control

Lefcourt dan Martin (1983) mendefenisikan internal

locus of control adalah suatu keyakinan yang dihasilkan dari

interaksi antara individu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi

adalah dari individu itu sendiri.

Lau (1988, h.52) mengartikan locus of control sebagai

kontrol diri yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut

masalah perilaku dari individu yang bersangkutan. Individu

dengan kontrol diri yang tinggi akan melihat bahwa ia

mampu mengontrol perilakunya (locus of control internal).

Pendapat tersebut didukung oleh Sarafino (1990, h.114) yang

menyatakan, individu dengan locus of control internal yakin

bahwa kesuksesan dan kegagalan yang terjadi dalam hidup

tergantung pada diri sendiri.

Sceibe (1978) individu dengan internal locus of

control cenderung lebih aktif, berusaha keras, berprestasi,

penuh kekuatan, tidak tergantung dan efektif (Allen,

2003:297).
22

Philip Zimbardo (1985) salah satu ahli psikologi yang

terkenal menyatakan bahwa internal locus of control adalah

keyakinan tentang hasil perilaku kita tergantung kepada apa

yang kita lakukan.

Solmon oberlander (1974) menyatakan bahwa orang

yang memiliki internal locus of control bertanggungjawab

terhadap kegagalannya.

Crider (1983) seseorang dengan internal locus of

control suka bekerja keras, memiliki inisiatif, selalu berusaha

menemukan pemecahan masalah, selalu mencoba untuk

berfikir seefektif mungkin, selalu mempunyai persepsi bahwa

usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.

Phares (dalam silalahi 2009: 30-32) menjelaskan

bahwa seseorang yang memiliki internal locus of control

selalu menghubungkan peristiwa yang dialaminya dengan

faktor dalam dirinya karena mereka percaya bahwa hasil dan

perilakunya disebabkan faktor dari dalam dirinya, faktor

tersebut antara lain kemampuan, minat dan usaha.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa internal locus of control adalah

keyakinan individu bahwa sumber penentu dari peristiwa atau

kejadian dalam hidupnya dipengaruhi oleh usaha dan tingkah

lakunya sendiri.

c. Self Relience
23

Menurut Masrun (1986:8) Self reliance (kemandirian)

adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk

bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri

dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang

lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan

penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan,

mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari

usahanya. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu

mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam

tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu

(barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan

sesamanya (Antonius,2002:145).

Menurut Kartini Kartono (1985:21) kemandirian

seseorang terlihat padawaktu orang tersebut menghadapi

masalah. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa

meminta bantuan dariorang tua dan akan bertanggung jawab

terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui

berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa

orang tersebut mampu untuk mandiri. Dari beberapa

pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

kemandirian merupakan sikap yang memungkinkan

seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas

dorongan sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri,

sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat


24

menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa

meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat

bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah

diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.

d. Extroversion

Menurut Stephen dan Timothy (2008:127) Dimensi

ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam

berhubungan dengan individu lain. Individu yang memiliki

sifat ekstraversi (Extroversion) cenderung suka hidup

berkelompok, tegas, dan mudah bersosialisasi.

Costa & McCrae (1997) seseorang yang memiliki

faktor extroversion yang tinggi, akan mengingat semua

interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang

dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat extroversion

yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih

banyak memegang kontrol. Dalam kelompok mereka juga

dianggap sebagai orang-orang yang ramah. Extroversion

dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme

yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif,

energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, pekerja keras

juga ramah terhadap orang lain. Extraversion memiliki

tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin

hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam

lingkungannya.
25

Jung mengatakan (dalam Hall dan Lindzey, 1978 :

125) bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih

dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju

ke luar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak

ditentukan oleh lingkungan.

2.2.2 Inovasi Produk


2.2.2.1 Pengertian Inovasi Produk

Menurut amabile dkk (1996) inovasi adalah konsep yang

lebih luas yang membahas penerapan gagasan, produk atau

proses yang baru. Inovasi juga didefinisiskan sebagai penerapan

yang berhasil dari gagasan kreatif perusahaan. Inovasi

merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan

fungsional yang dapat membawanya selangkah lebih maju

dibandingkan pesaing, apabila memiliki suatu kelebihan yang

dipandang sebagai nilai tambah bagi konsumen.

Li dan Calantone (1998) berpendapat bahwa keunikan

pada produk diartikan sebagai atribut penting dari keunggulan

produk tersebut, yang dipengaruhi daya inovatif serta teknologi

yang tinggi, sehingga dapat dihasilkan produk yang sesuai

dengan keinginan konsumen. Wahyono (2002) menjelaskan

bahwa inovasi yang berkelanjutan dalam suatu perusahaan

merupakan kebutuhan dasar yang pada gilirannya akan

mengarah pada terciptanya keunggulan kompetitif. Secara


26

konvensional, istilah inovasi dapat diartikan sebagai terobosan

yang berkaitan dengan produk – produk baru.

Dalam studi literatur, Schumpeter (1934) menyebutkan

bahwa terdapat lima kemungkinan jenis inovasi yang dapat

dilakukan oleh perusahaan, yaitu

1. pengenalan produk baru atau perubahan kualitatif dari produk

yang sudah ada,

2. proses inovasi baru bagi industri,

3. pembukaan pasar baru,

4. pengembangan sumber – sumber pasokan bahan baku baru

atau input lainnya, serta

5. perubahan dalam organisasi.

Berdasarkan sumbernya, Tidd, et al., (2001) menjelaskan

beberapa klasifikasi dari inovasi, meliputi; inovasi yang dimulai

dari munculnya organisasi (Emergent), inovasi yang diadopsi

dari dalam perusahaan lain (Imported) dan inovasi yang

didorong dari luar organisasi (Imposed).

Secara definitif, Amabile (1996) menjelaskan inovasi

sebagai konsep yang membahas penerapan gagasan, produk atau

proses yang baru. Oleh karena itu perusahaan diharapkan

membentuk pemikiran – pemikiran baru dalam menghadapi baik

pesaing, pelanggan dan pasar yang ada. Robbins (2002)

mendefinisikan inovasi sebagai suatu gagasan baru yang

diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk


27

atau proses atau jasa. Berdasarkan penjelasan tersebut, inovasi

terfokus pada tiga hal utama, yaitu :

1. gagasan baru, yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu

fenomena yang sedang terjadi.,

2. produk atau jasa, yaitu langkah lanjutan dari adanya gagasan

baru yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian,

dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih

konkret dalam bentuk produk dan jasa yang siap

dikembangkan dan diimplementasikan.

3. upaya perbaikan, yaitu usaha sistematis untuk melakukan

penyempurnaan dan melakukan perbaikan secara terus

menerus.

Selanjutnya, Gatignon dan Xuerob (1997) menjelaskan

bahwa dalam melakukan inovasi produk, ada 3 hal penting yang

harus diperhatikan, yaitu : keunggulan produk, keunikan produk,

serta biaya produk. Produk inovasi dapat gagal karena banyak

alasan. Kesalahan dalam menerapkan strategi menjadi sebab

yang sering terjadi, sebab lainnya antara lain desain produk yang

tidak inovatif, salah memperkirakan persaingan, masalahnya

terletak pada desain atau biaya produksinya jauh lebih tinggi

dari yang diperkirakan.

Menurut (Baldacchino, 2009) inovasi merupakan

kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka

pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya inovasi


28

adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan

berbeda. (Hills, 2008) mendefinisikan inovasi sebagai ide,

praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu

atau unit pengguna lainnya. (Suryana, 2003) inovasi yaitu

sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka

memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan

memperkaya kehidupan

2.2.2.2 Indikator Inovasi Produk

Lucas & Farrel (2000) mendefenisikan bahwa inovasi

sebagai proses dalam membawa teknologi yang baru untuk

ditanggap. Inovasi dapat dipisahkan menjadi 3 indikator, yaitu:

a. Perluasan Lini Produk

Lukas dan Ferrel (2000:240) perluasan lini produk

merupakan produk yang masih familiar bagi organisasi bisnis

tetapi baru bagi pasar.

Saladin (2003) Perluasan lini produk adalah usaha

yang dilakukan perusahaan untuk menambah produk baru

yang memiliki hubungan yang erat karena memiliki fungsi

serupa, dijual pada kelompok konsumen yang sama,

dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama dengan skala

harga jual tertentu. Line Extension/Perluasan Lini Produk

menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh

konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti

rasa baru, warna, ukuran kemasan dan sebagainya pada suatu


29

kategori produk dengan nama merek yang sama. Perusahaan

dapat memperluas lini produk yang ditawarkan dipasar

melalui program pengembangan produk dengan dua alternatif

utama yaitu Perluasan lini produk secara vertikal, yaitu

menambah suatu produk baru pada tingkatan harga yang

berbeda sedangkan perluasan lini produk secara horizontal,

yaitu menambah suatu produk baru dengan karakteristik

berbeda pada tingkat harga relatif sama.

Kotler (2000) Perluasan lini dapat dilakukan para

pelaku usaha dengan cara menambahkan varian baru pada

produk mereka. Hal ini sengaja dilakukan untuk memperluas

target pasar yang mereka bidik dan menguatkan merek

tersebut di kalangan masyarakat luas.

b. Produk Tiruan/Imitasi

Imitasi berasal dari bahas inggiris, imitation yang

artinya tiruan atau peniruan.

Lukas dan Ferrel (2000:240) produk tiruan merupakan

produk yang dianggap baru oleh bisnis tetapi familiar dengan

pasar. Faktor imitasi mempunyai peran yang sangat penting

dalam prosesi interaksi. Tindakan meniru dilakukan dengan

belajar dan mengikuti perbuatan oranglain yang menarik

perhatiannya.
30

Gerungan (1966:36) Imitasi tidak berlangsung secara

otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan

mengagumi terhadap apa yang diimitasi.

Hariyanto (2011) Imitasi merupakan suatu tindakan

sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah

laku orang lain.

c. Produk Baru

Lukas dan Ferrel (2000:240) produk baru merupakan

produk yang dianggap baru baik oleh bisnis maupun pasar.

Gary Armstrong (1997) Produk baru adalah produk

asli, hasil pengembangan produk, modifikasi produk, dan

merek baru yang di kembangkan perusahan melalui upaya

penelitian dan pengembangannya sendiri.

Fandy Tjiptono (1997) mengartikan produk baru

dapat meliputi produk orisinil, produk yang di sempurnakan,

produk yang di modifikasi, serta merek baru yang di

kembangkan melalui usaha riset dan pengembangan.

Sedangkan Irawan dan Basu Swastha DH (2000)

dalam bukunya Manajemen pemasaran modern menyatakan

bahwa produk baru dapat didefinisikan sebagai barang dan

jasa yang pada pokoknya berbeda dengan produk yang telah

dipasarkan oleh sebuah perusahaan.


31

2.2.3 Peningkatan Kinerja


2.2.3.1 Pengertian Peningkatan kinerja

Kinerja merujuk pada tingkat pencapaian ataupun

prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu.

Menurut Chandler dan Hanks, (1993) terdapat 2 jenis

pendekatan dalam mengukur kinerja, yaitu: Secara obyektif

dan secara subyektif. Secara obyektif yaitu jenis pendekatan

dengan menggunakan data-data berupa data akuntansi

keuangan. Sedangkan secara subyektif yaitu pendekatan untuk

mengukur kinerja perusahaan berdasarkan pada persepsi dari

para manajer terhadap kinerja perusahaan.

Namun menurut sapienza et al (1998), terdapat

kendala/kekurangan jenis pendekatan secara obyektif yaitu :

1. Cenderung ada manipulasi angka di pihak manajemen.

2. manajer/pemilik keberatan untuk memberikan informasi

dan data-data keuangan (Kondisi ini lazim ditemui pada

penelitian terhadap perusahaan perusahaan kecil). Untuk

itu, Beal (2000) dan Covin (1991) menyatakan bahwa untuk

mengantisipasi tidak tersedianya data-data kinerja

perusahaan secara obyektif dalam sebuah penelitian,

dimungkinkan untuk menggunakan ukuran kinerja secara

subyektif yang didasarkan pada persepsi manajer.

JG lucck (2009) mengemukakan bahwa kinerja

merujuk pada tingkat pencapaian prestasi dari perusahaan

dalam periode waktu tertentu. Kinerja perusahaan adalah hal


32

yang sangat menentukan dalam berkembangnya perusahaan.

Di sisi lain, kinerja suatu bisnis merupakan hasil-hasil fungsi

pekerjaan kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor untuk mecapai tujuan organisasi dalam

periode tertentu. Adapun fungsi pekerjaan yang terkait dengan

kinerja bisnis yaitu strategi perusahaan, pemasaran,

operasional, sumber daya manusia dan keuangan (Pandutika,

2013).

Campbell, et. al (Cascio, 1998) menyatakan bahwa

kinerja sebagai sesuatu yang tampak, dimana individu relevan

dengan tujuan organisasi.

Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998), kinerja

adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada

sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu

yang berhubungan dengan tujuan organisasi.

Miner (1992), kinerja merupakan suatu yang lazim

digunakan untuk memantau produktifitas kerja sumber daya

manusia baik yang berorientasi produksi barang, jasa maupun

pelayanan.

Mc Cloy et. al, Schultz, Cherington, Motowidlo & Van

Scotter (1994), mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti

perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap

tercapainya tujuan organisasi (goalrelevant action).


33

Menurut Welbourne et. al, (1998) dalam Rotundo &

Sackett (2002), kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang

digambarkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas hasil dari

pekerjaan tersebut.

Ratundo & Sackett (2002), mendefinisikan bahwa

kinerja merupakan semua tindakan atau perilaku yang

dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi

pencapaian tujuan-tujuan dari organisasi.

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada

umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam

usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.

Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan

prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu

perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar

pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik

buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang

mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini

sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal

dalam menghadapi perubahan lingkungan. Dari sudut pandang

teoritis, beberapa penulis memberikan artikulasi kinerja

perusahaan dengan cara yang berbeda.


34

Secara komperehensif, wita (2000) menjelaskan kinerja

sebagai suatu keterkaitan antara variabel perilaku (processess),

ouput dan outcomes (value added or impact).

Chakravarthy (1986) menyatakan bahwa kinerja

perusahaan merupakan sebuah konstruk yang secara umum

dipergunakan untuk mengukur dampak dari sebuah orientasi

strategi perusahaan.

Pelham dan Wilson (1996) mendefinisikan kinerja

perusahaan sebagai sukses produk baru dalam pengembangan

pasar, di mana kinerja perusahaan dapat diukur melalui

pertumbuhan penjualan dan porsi pasar.

2.2.3.2 Indikator Peningkatan Kinerja

Kaplan dan Norton (1996), mengemukakan bahwa ada

empat perspektif untuk membentuk kerangka kerja balanced

scorecard:

a. Perspektif Keuangan

Perspektif ini tetap digunakan dalam balanced

scorecard karena ukuran keuangan menunjukkan apakah

perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan

memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan

keuntungan perusahaan. Perbaikan ini tercermin pada

sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan

keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha dan nilai

pemegang saham. Ukuran finansial sangat penting dalam


35

memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang

sudah diambil. Ukuran kinerja finansial memberikan

petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan

pelaksanaanya memberikan kontribusi atau tidak kepada

peningkatan laba perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan

mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan

bisnis yaitu growth, sustain dan harvest (Kaplan dan Norton,

2001) tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga

penekanan pengukurannya pun berbeda pula.

1) Growth (berkembang),

Adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana

perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara

signifikan memiliki potenssi pertumbuhan yang baik.

2) Sustain (bertahan)

Adalah tahapan kedua dimana perusahaan masih

melakukan investasi dan reinvestasi dengan

mangisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam

tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa

pasar yang ada bahkan mengembngkannya , jika mungkin.

3) Harvest (panen)

Adalah tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar

memanen /menuai hasil investasi ditahap-tahap

sebelumnya. Sasaran keuangan adalah hal yang utama

dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, yaitu


36

memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal

kerja.

b. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif ini, manajemen perusahaan harus

mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana unit

bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit

bisnis didalam segmen pasar. Pengukuran kinerja pada

perspektif ini adalah tingkat kepuasan pelanggan (customer

satisfaction), dengan cara mengukur seberapa besar kepuasan

pelanggan terhadap pelayanan perusahaan. Perspektif ini

merupakan leading indikator. Jadi apabila pelanggan tidak

puas maka mereka akan mencari produsen lain yang sesuai

dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari

perspektif ini akan mengurangi jumlah pelanggan dimasa

depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik.

c. Perspektif Bisnis internal

Disini manajemen mengidentifikasi proses internal

bisnis yang yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan.

Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk

mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah

produk/jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan.

Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka

yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak

dapat dilakukan oleh konsultan luar.


37

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif

ini mengidentifikasikan infrastruktur yang harus dibangun

perusahaan untuk peningkatkan pertumbuhan dan kinerja

jangka panjang. Sumber utama pembelajaran dan

pertumbuhan perusahaan adalah manusia, sistem, dan

prosedur perusahaan. Dalam perspektif ini ada 4 faktor

penting yang harus diperhatikan.

1) Kapabilitas pekerja,

Dalam hal ini manajemen dituntut untuk memperbaiki

pemikiran pegawai terhadap organisasi. yaitu bagaimana

pegawai menyumbangkan segenap kemampuannya untuk

organisasi.

2) Kapabilitas sistem informasi,

Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai,

kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas

informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi

dengan sebaik-baiknya.

3) Motivasi, kekuasaan, keselarasan,

Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang

berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi

dan inisiatif yang sebesarbesarnya bagi pegawai.


38

2.3 Kerangka Berfikir


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas dan

untuk mempermudah pembahasan maka dapat digambarkan kerangka berfikir

sebagai berikut

Bagan 2.1
Kerangka Berfikir

USAHA SONGKOK

MARKETING

ORIENTASI KEWIRAUSAAN INOVASI (X2)


(X1) INDIKATOR :
INDIKATOR : - Perluasan Lini Produk
- Need for Achievement - Produk Tiruan/Imitasi
- Internal Locus Of Control - Produk Baru
- Self Relience -
- Extroversion

- Analisis Data :
1. Uji Validitas
2. Reliabilitas
3. Uji asumsi klasik
PENINGKATAN KINERJA (Y) a. Uji Normalitas
b. Uji Auto Korelasi
INDIKATOR : c. Uji Multikolinearitas
- Perspektif Keuangan d. Uji Heterokedastisitas
4. Analisis Regresi Berganda
- Perspektif pelanggan 5. Uji Koefisien Determinasi
- Perspektif Bisnis internal 6. Korelasi berganda
- Perspektif Pertumbuhan dan 7. Uji t
Pembelajaran 8. Uji F
-
Keterangan kerangka berfikir :

Bahwa Orientasi kewirausahaan (Variabel X1), dan Inovasi (variabel

x2), Sangat berpengaruh terhadap peningkatan Kinerja (Variabel Y),

Penelitian ini menggunakan metode Uji validitas dan reliabilitas, Uji asumsi
39

klasik yang terdiri atas (Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji

Heterokedastisitas) yang berfungsi untuk menghitung data kuisioner yang

ada, sedangkan Analisis regresi linier berganda,koefisien determinasi dan Uji

googness Of Fit yang terdiri atas (Uji T dan Uji F) yang berfungsi untuk

merumuskan Hipotesis.

2.4 Hipotesis
Hipotesis menurut Prof. Dr. Sugiyono (2015:64) adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,

karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

empirik.

Berdasarkan Kerangka pemikiran di atas, maka peneliti mengajukan

hipotesis:

1. Diduga orientasi kewirausahaan dan inovasi produk berpengaruh secara

persial terhadap peningkatan kinerja usaha kecil (ukm) pada usaha

sangkok di desa pengangsalan lamongan .

2. Diduga orientasi kewirausahaan dan inovasi produk berpengaruh secara

simultan terhadap peningkatan kinerja usaha kecil (ukm) pada usaha

sangkok di desa pengangsalan lamongan.

3. Diduga orientasi kewirausahaan dan inovasi yang paling dominan

pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja usaha kecil (ukm) pada usaha

sangkok di desa pengangsalan lamongan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah dimulai pada bulan

Desember 2019. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Pengangsalan

Lamongan.

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara menguji

hubungan antar variabel yaitu pengaruh orientasi kewirausahaan dan inovasi

terhadap peningkatan kinerja usaha kecil (ukm) pada usaha sangkok di desa

pengangsalan lamongan. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan

instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat

dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Penelitian kuantitatif juga dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

3.3 Teknik Penarikan Sempel


3.3.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2011:118), adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

40
41

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau

obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini tergolong ke dalam jenis populasi

infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak diketahui

secara pasti. Oleh karena itu, populasi yang digunakan adalah

masyarakat Lamongan, baik pria dan wanita.

Karena populasi yang digunakan jumlahnya sangat banyak

(tersebar dan sulit diketahui secara pasti), maka dilakukan pengambilan

sampel untuk penelitian ini.

3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011:120), Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang sesuai dengan ciri-ciri populasi. Sampel

pada penelitian ini yaitu masyarakat Lamongan, dengan pertimbangan

sebagai berikut:

1. Responden yang telah melakukan pembelian kopyah.

2. Responden merupakan masyarakat Lamongan.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Masyarakat

Lamongan. Dari populasi diatas, maka jumlah sampel yang diambil

peneliti berjumlah 100 Masyarakat Lamongan. Jumlah itu berdasarkan

perhitungan menggunakan rumus Solvin dibawah ini :


42

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Presentasi kelonggaran ketidak pastian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan

3.3.3 Teknik Sampling


Menurut Sugiono (2015:81) pengertian teknik sampling adalah

teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel pada dasarnya

dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Probality sampling adalah teknik sampling yang memberikan

peluang yang sama bagi unsur populasi (anggota) untuk dipilih

menjadi sampel

2. Nonprobality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang / kesempatanbagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

probality sampling,dimana unsur populasi dipilih kurang lebih100

sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data


1. Metode Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan penulis

dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada aktifitas

instansi. (Sugiyono, 2015 : 145 ).


43

b. Dokumenter

Dokumenter adalah pengumpulan data dengan cara pengamatan

langsung dan mencatat secara sistematik terhadap hal-hal yang di

selidiki langsung ke obyek penelitian, yaitu arsip-arsip atau dokumen

yang diperoleh dari perusahaan. (Sugiyono, 2015:137)

c. Wawancara

Wawancara adalah cara mendapatkan informasi dengan

bertanya langsung kepada karyawan. (Sugiyono, 2015 : 137)

d. Kuesioner

Kuesioner adalah mengumpulkan data dengan menggunakan

daftar pertanyaan agar memperoleh data yang tepat dan berkaitan

dengan yang lain. (Sugiyono, 2015:142 ).

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data Primer

Data primer yaitu ata yang dikumpulkan sendiri oleh penelitidari

obyek penelitian. Data primer ini berupa data yang dihasilkan dari hasil

observasi, hasil wawancara atau hasil pengambilan dari kuesioner atau

angket (Sugiyono, 2015:137)

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber

tertulis berupa data tentang perusahaan, serta data pendukung lainya

yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan ini

(Sugiyono, 2015:139)
44

c. Study Kepustakaan

Penelitian ini peneliti juga mengambil literatur untuk data yang

disajikan dari buku dan skripsi di perpustakaan.

3.5 Operasinal Variabel


Operasional variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2015:38).

Adapun variabel yang akan diteliti didalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel bebas / independent variabel ( X ) adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan nyata timbulnya Variabel

Terikat. (Sugiyono, 2015 : 39). Variabel bebas dalam penelitianini adalah:

a. Orientasi kewirausahaan (XI)

Sebagai suatu proses pembentukan strategi dengan membuat

organisasi memiliki tindakan dan keputusan yang berbasis

kewirausahaan (Lumpkin & Dess, 1996; Wiklund &Shepherd, 2003;

dalam Rauch et. al., 2004).

b. Inovasi (X2)

Menurut amabile (1996) inovasi adalah konsep yang lebih luas

yang membahas penerapan gagasan, produk atau proses yang baru.

Inovasi juga didefinisiskan sebagai penerapan yang berhasil dari

gagasan kreatif perusahaan. Inovasi merupakan sesuatu yang dapat

dilihat sebagai kemajuan fungsional yang dapat membawanya


45

selangkah lebih maju dibandingkan pesaing, apabila memiliki suatu

kelebihan yang dipandang sebagai nilai tambah bagi konsumen.

2. Variabel Dependen (VariabelTerikat/Tergantung)

Variabel Terikat / Dependen Variabel (Y) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

(Sugiyono, 2015 : 39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Usaha

Kecil danMenengah.

Haeruman (2013: 12)Usaha kecil dan menengah (UKM)

merupakan kelompok usaha yang paling dapat bertahan ketika krisis

ekonomi melanda negeri ini. Perkembangan jumlah unit usaha kecil

menengah yang terus meningkat, tentu akan dapat membuka lapangan

kerja yang besar.

3.6 Metode Analisis Data


3.6.1 Validitas & Reliabilitas
Teknik analisis data untuk mengukur variabel-variabel dalam

penelitian ini, menggunakan software SPSS, dengan cara memasukkan

hasil dari operasionalisasi variabel yang akan di uji.

1. Uji Validitas

Uji validitas untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu

variabel.Menilai masingmasing butir pertanyaan dapat dilihat dari

nilai corrected item-total correlation (Bhuono Agung Nugroho,

Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS

.Yogyakarta : Andi Offset, 2005,h.67-68). Suatu butir pertanyaan


46

dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari

corrected item-total correlation › dari r-tabel yang diperoleh melalui

Df (Degree of Freedom )(Bhuono Agung Nugroho,S trategi Jitu:

Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS hlm.72). Pada

tingkat kesalahan 5% yaitu 0.304.Jadi ketika rhitung › dari 0.304

maka suatu butir pertanyaan dikatakan valid. Untuk menguji valid

tidaknya pertanyaan dapat dilakukan melalui program komputer

(Excel Statistic Analysis & SPSS).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu

variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Alat ukur yang

akan digunakan adalah cronbachalpha melalui program komputer

Excel Statistic Analysis & SPSS. Reliabilitas suatu konstruk variabel

dikatakan baik jika memiliki nilai cronbachalpha › 0,60 (Bhuono

Agung Nugroho, Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian

Dengan SPSS, hlm.72).

3.6.2 Uji Asumsi Klasik


Terdapat beberapa macam asumsi yang harus dipenuhi dalam

analisis regresi. Sehingga persamaan yang dihasilkan akan valid jika

digunakan untuk memprediksi. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:


47

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji

persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik. Artinya, sebelum

melakukan analisis sesungguhnya data penelitian tersebut harus diuji

kenormalan distribusinya. Menurut Ghozali (2006) uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas

dan variabel terikat memiliki distribusi normal atau tidak. Sebab,

model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam

uji normalitas yaitu: (1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka data

tersebut dinyatakan berdistribusi normal. (2) Jika nilai signifikan <

0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak normal.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi

dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.

Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel

dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik

nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Dasar

pengambilan keputusannya yaitu : (1) Apabila du < DW < 4-du,

maka tidak ada autokorelasi. (2) Apabila du ≤ DW ≤ du atau 4-du ≥

DW ≥ 4-dl, maka tidak ada kesimpulan yang dapat di ambil. (3)

Dw< dl, maka autokorelasi positif. (4) DW > 4-dl, maka autokorelasi

negatif.
48

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

korelasi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel ini tidak ontogonal. Variabel ontogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen

sama dengan 0. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dengan

membuat hipotesis : (1) Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 =

terjadi multikolinieritas. (2) Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 =

tidak terjadi multikolinieritas.

4. Uji Heteroskedatisitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel

pengganggu memiliki varian yang sama atau tidak. Untuk melihat

ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot

anatara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot anatara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y

adalah Y yang telah dipresdiksi, dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi –Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar

analisisnya yaitu: (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang

ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit) maka akan mengindikasikan telah terjadi


49

heteroskedastisitas. (2) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas, Dwi Priyanto(2009).

3.6.3 Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi Ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti

bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai

faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis

regresi berganda akan digunakan bila variabel independennya minimal

2 (Sugiono, 2013:275).

Peneliti menggunakan analisis regresi ganda tiga prediktor untuk

menguji kebenaran hipotesis, yaitu dampak Keterampilan, Pengalaman

dan Costomer Satifcation terhadap Usaha Kecil dan Menengah (home

industri Uzi Jaya Sugio). Adapun rumus yang digunakan adalah :

Rumus:

Dimana :

Y : Usaha Kecil dan Menengah

a : Konstanta

: Koefisien Regresi

: Keterampilan

: Pengalaman

: Pengalaman
50

: Costomer Satifcation

: Standar error

3.6.4 Koefisien Determinasi


Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen,

Ghozali (2009:87). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan

1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati 1 berarti variabelvariabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen , Ghozali (2009:87).

1. Uji T
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh vaiabel bebas

(independen) terhadap variabel terikat (dependen) secara parsial

Hipotesis yang digunakan adalah :

Jika Ho : b1 = 0

Maka tidak ada pengaruh antara variabel X (bebas) dan

variabel Y (terikat) secara parsial

Jika Ha : b1≠ 0

Maka ada pengaruh signifikan antara variabel X (bebas)

terhadap variabel Y (terikat) secara parsial.

Rumus
51

Keterangan :

b1 : Koefisien regresi

se : Standar error

Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

artinya adapengaruh atara variabel X terhadap variabel Y. jika t

hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak

ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.

2. Uji F

Uji ini digunakan untuk mengujipengaruh variabel - variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara bersama – sama.

Hipotesis yang digunakan :

Ho : b1= b2 = b3 = 0

Maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X

dan Y secara bersama-sama.

Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
52

Maka ada pengaruh signifikan antara variabe X dan Y secara

bersama – sama.

Rumus =

Keterangan :

R : koefisiensi regresi

K : jumlah variabel independen

N : jumlah anggota sampel

Jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

arinya ada pengaruh signifikan antara variabel X terhadap variabel

Y. jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolah yang

artinya tidak ada pengauh atara variabel X terhadap variabel Y.


3.7 Jadwal Penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian / Penulisan Skripsi Tahun 2019-2020
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Lamongan
Pelaksanaan Kegiatan
No Jenis Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Draf Proposal
2 Survey Awal
3 Konsultasi Proposal
4 Seminar Proposal
5 Komprehensif
6 Proposal Jadi
7 Proposal Penelitian
8 Analisis Data
9 Konsultasi Proposal
10 Pembuatan Laporan
11 Penulisan
12 Skripsi Jadi
13 Ujian Skripsi

53
BAB IV

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kalitengah


4.1.1 Letak Geografi dan Batasan Wilayah
Kecamatan Kalitengah sebagai wilayah administrasi yang

terbagi menjadi 20 Desa, 44 Dusun, 87 RW, dan 216 RT. Pembagian

wilayah dimaksud Kecamatan Kalitengah terletak ditepian Bengawan

Solo dan sebagian wilayah membujur ke selatan dan timur daerah

Bonorowo, batas Kecamatan Kalitengah antara lain:

Utara : Kabupaten Gresik

Selatan : Kecamatan Turi

Barat : Kecamatan Karanggeneng

Timur : Kecamatan Karangbinangun

4.1.2 Topografi Kecamatan Kalitengah


Kecamatan Kalitengah termasuk dataran rendah yang

ketinggiannya 1,25 m dari permukaan laut dengan luas wilayah

3.553,15 ha dengan perincian: sawah 910 ha, tambak 2.517 ha, tegal

116.27 ha, pekarangan 9.916 ha, dan lain-lai 0,72 ha.

4.1.3 Desa Pengangsalan


Desa pengangsalan terletak di perbatasan antara Kecaatan

Karanggeneng dengan Kecamatan Kalitengah dekat Bengawan Solo,

terbentang dinding tangkis yang mengikuti arah Bengawan Solo,

dikelilingi sawah ladang dan tambak ikan, beserta pohon bambu yang

54
55

lebat dan rindang, memiliki tanah yang subur dan terbentang luas,

tepatanya di Kecamatan Kalitengah Lamongan.

Desa ini juga desa yang berprestasi dibidang olahraga, seperti

bola volly yang sering mendapatkan juara 1 dan 2 tingkat Kabupaten

dan tingkat kompetisi lokal Jawa Timur. Tim Hivop yaitu Himpunan

Volly Pengangsalan yang mempunyai prestasi dan membanggakan para

warganya, disamping itu Desa Pengangsalan juga dikenal sebagai desa

yang ramah dan cinta damai terhadap sesama umat beragama Islam.

Desa ini sendiri mayoritas bekerja sebagai pengrajin songkok, hampir

70% para pemuda dan manula bekerja dibidang tersebut, jadi tidak

heran jika desa ini guyup rukun karena jarang yang melencong ke

negeri seberang.

4.1.4 Sejarah Singkat Perusahaan


Usaha Songkok di desa pengangsalan ini berbentuk home

industri. Songkok memang komponen terpenting yang mendukung

seseorang dalam beribadah, keberadaanya justru menjadi tren yang

tidak hanya digunakan untuk beribadah, tetapi model yang

menunjukkan kewibawaan dan cirri khas tersendiri bagi pemakaiannya.

Melihat realita itu maka perlu untuk mengembangkan persahaan

tersebut untuk lebih berkembang.

Pada saat ini perkembangan usaha Songkok sudah cukup baik.

Dengan mengandalkan desain songkok biasa dan songkok bordir,

dengan kualitas dan mutu yang baik serta trendi sehingga banyak

permintaan dari para konsumen.


56

Industri kerajinan Songkok di desa pengangsalan mempunyai

basis pemasaran diantaranya di Lamongan, Gresik, dan beberapa kota

di Madura seperti Bangkalan dan Pamekasan.

1. Visi Dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan yang bergerak dibidang produksi songkok

dengan menciptakan produk yang berkualitas serta bisa diterima

bagi konsumen.

b. Misi Perusahaan

Meningkatkan mutu kerja yang ahli, disiplin, professional dan

membuka cabang-cabang baru di Lamongan.

Pada prinsipnya semua kegiatan atau aktifitas pada perusahaan

akan mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Apabila tujuan yang telah

ditentukan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka akan

diadakan evaluasi mengenai segala aktifitas yang dijalankan oleh

perusahaan. Dengan demikian dapat diketahui sebab-sebab mengenai

tujuan perusahaan tidak tercapai dan selanjutnya dapat diambil langkah-

langkah untuk mengatasi masalah yang terjadi.

2. Tujuan Perusahaan

Tujuan dari industri kerajinan Songkok adalah sebagai

berikut:

a. Tujuan Jangka Pendek

Adapun tujuan jangka pendek yang ingin diapai yaitu:


57

1) sebisa mungkin berupaya untuk selalu meningkatkan

kelancaran operasinal perusahaan, guna mencapai target

penjualan yang diinginkan.

2) Memperbesar produksi songkok dengan cara memperluas

daerah pemasaran.

b. Tujuan Jangka Panjang

1) Untuk berusaha mengembangkan usaha semakin besar

sehingga bisa menerima pesanan sebanyak mungkin.

2) Membuat merek lain.

3. Produk yang dibuat Songkok di desa pengangsalan

Produk yang dibuat oleh industri kerajinan Songkok adalah

memproduksi songkok dengan merek sebagai berikut:

a. Taqorub

b. President baru

c. Al-thaaf

Adapun bahan baku untuk membuat membuat Songkok ini

adalah kertas karton, kain satin, kain kardilak, kain bludru, Koran,

boss, benang, dan mesin jahit. Dalam hal ini proses pembuatan

produksi songkok pada tahap awal adalah:

a. Pemotongan kertas karton, koran dan kain satin, kain kardilak,

kain bludru menjaadi kotak persegi panjang dan kotak persegi

empat sama sisi.

b. Membuat bakalan yaitu penempelan antara kertas karton, Koran

dan kain satin menjadi satu kemudian dijahit kain satinnya maka

jadilah bos-bosan dalam.


58

c. Taham ketiga yaitu perakitan dimana tahap ini adalah menjahit

semua bahan baku yang tadi menjadi satu.

d. Pengesuman, yaitu menjahit dengan tangan kosong sisi bawa

songkok untuk merapikan, proses ini adalah finishing pembuatan

songkok.

Gambar 4.1
Proses produksi Songkok Hilal Desa Pengangsalan

Tahap Tahap Tahap


Pemotongan Membuat Perakitan
Kertas Bakalan

Tahap Tahap
Pengepakan Penesuman

4. Daerah Pemasaran

Pemasaran produk Songkok di desa pengangsalan masih

tergantung pesanan artinya apabila ada pesanan maka pihak yang

besangkutan mengirim. Barang sesuai dengan pesanan Menurut

Bapak Joko daerah pemasaran usaha Songkok meliputi wilayah

Jawa Timur:

a. Lamongan

b. Gresik

c. Bangkalan

d. Pamekasan
59

4.1.5 Manajemen dan Struktur Organisasi


Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan organisasi maka

diperlukan adanya manajemen yang baik pada perusahaan yang

membutuhkan koordinasi antara tiap-tiap bagian yang didukung dengan

adanya pendelegasian wewenang, pemberian tugas yang jelas serta

tanggung jawab pada tiap-tiap bagian tersebut sehingga dapat

menciptakan kerjasama yang efektif dalam mencapai tujuan.

Secara garis besar tujuan dari perusahaan ini adalah untuk

meningkatkan penjualan, mencapai keuntungan maksimum, dan

mengadakan pengembangan usaha. Bentuk organisasi ini adalah

kekuasaan tertinggi ada ditangan pemimpinan, untuk lebih jelasnya

penulis mengemukakan struktur organisasi Songkok di Desa

Pengangsalan Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan, sebagai

berikut:

Bagan 4.1
Srtuktur Organisasi Songkok Di Desa Pengangsalan

Pemimpin

Bagian Bagian Produksi Bagian


Keuangan Pemasaran

Pekerja/
Pengrajin
60

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang ada

dalam struktur organisasi Songkok Hilal adalah sebagai berikut:

1. Pemimpin

Sebagai pimpinan perusahaan, maka mempunyai tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan atas kelancaran jalannya operasi

perusahaan secara keseluruhan.

b. Menentukan rencana kebijakan perusahaan secara keseluruhan.

2. Bagian pemasaran

a. Menerima pesanan dan mengirim produk yang dipesan.

b. Mengevaluasi kebutuhan pasar dan memberikan usulan kepada

bagian produksi untu bersama-sama meningkatkan hasil

peenjualan.

c. Memperkenalkan produk baru kepada konsumen.

d. Mengatur pelaksanaan produksi mulai bahan baku sampai bahan

jadi.

e. Menetapkan produk mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu,

sesuai dengan prioritas produksi.

f. Mengatur pelaksanaan pemeliharaan peralatan produksi sehingga

selalu dalam keadaan standar.

g. Bertanggung jawab atas hasil produksi usaha baik dalam hal

kualitas maupun kuantitas.

3. Bagian Keuangan

a. Mencatat dan mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan

usaha.
61

b. Membuat anggaran keuangan perusahaan.

c. Mengevaluasi dalam hal pembiyaan perusahaan dan menghindari

pemborosan yang dapat merugikan perusahaan.

4. Pekerja/Pengrajin

a. Bertanggung jawab terhadap pembuatan produk.

b. Membuat produk dengan kualitas baik sesuai target waktu yang

diberikan.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Karakteristik Responden


Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 64 ekslamper, kuesioner
berdasarkan kuesioner yang terlampir dalam skripsi ini. Karakteristik
responden yang menjadi subjek dalam penilitian ini terdiri dari Karakteristik
Umur , Jenis Kelamin, Pendidikan dan Masa Kerja.

5.1.1 Umur
Tabel 5.1
Karakteristik berdasarkan Umur

Umur (Tahun) Frekuensi %

≤ 35 14 21.9
36-45 32 50.0
≤46 18 28.1
Total 64 100.0

Berdasarkan Tabel di atas menjelaskan bahwa 50% responden

dari umur 36-45 tahun, 28% umur diatas 46 tahun dan hanya 14 persen

umur yang dibawah 35 tahun.

5.1.2 Jenis Kelamin


Tabel 5.2
Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi %


Laki – Laki
1 51 79.7
Perempuan
2 13 20.3
Total 64 100.0

62
63

Berdasarkan Tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah wirausaha

dan pekerja terbanyak yaitu wirausaha laki-laki, karena laki – laki

merupakan penanggung jawab kebutuhan rumah tangga, sedangkan

perempuan hanya 13 responden, sebab perempuan masih terikat dengan

tuntuan menjadi ibu rumah tangga. Sesuai dengan pendapat Dagun

(1992:2) yang mengatakan bahwa laki-laki lah yang selalu

mendominasi dalam berwirausaha. Serta Hogg (1991) yang

mengemukakan bahwa kebanyakan wanita cenderung sambil lalu dalam

memilih pekerjaan disbanding dengan pria. Wanita menganggap

pekerjaan bukanlah hal yang penting, karena wanita masih dihadapkan

pada tuntutan tradisoinal yang lebih besar menjadi istri dan ibu rumah

tangga.

5.1.3 Tingkat Pendidikan


Tingkat pendidikan responden diukur dengan melihat sampai

pada jenjang apa responden menyelesaikan pendidikan, antara lain SD,

SMP, SMA, Diploma dan Sarjana.

Tabel 5.3
Karakteristik berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jenjang Pendidikan Frekuensi %


SD - -
SMP 40 62.5
SMA 20 31.3
Diploma 2 3.1
Sarjana 2 3.1
Total 64 100.0

Berdasarkan Tabel di atas tingkat pendidikan responden rata-

rata pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) lebih dari setengah
64

responden dalam katergori tersebut yaitu sebesar 62.5 persen, setelah

itu jejang pendidikan SMA sebanyak 20 responden atau 31.3 persen.

Responden tidak ada yang berpendidikan SD karena banyak diatara

mereka yang menjadi buruh tani atau kuli kasar. Sesuai dengan

pendapat peter (1998) yang mengatakan bahwa pendidikan penting bagi

wirausaha, tidak hanya gelar yang didapatkannya, namun pendidikan

juga mempunyai peranan yang besar dalam membantu mengatasi

masalah-masalah dalam bisnis, seperti keputusan investasi dan

sebagainya.

5.1.4 Masa Kerja


Tabel 5.4
Karakteristik berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja (tahun) Frekuensi %


1-5 34 53.1
6-10 40.6
≥11 6.3
Total 64 100.0

Berdasarkan table di atas menunjukan bahwa dari 64 responden

yang diwawancarai, rata-rata masa kerja responden bekerja selama 1-5

tahun sebanyak 34 persen, untuk responden yang bekerja berkisar atara

6 – 10 tahun sebanyak 26 responden atau 40.6 persen, dan hanya 4

persen yang bekerja selama 11 tahun.

5.2 Analisis dan Olah Statistik


Uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS

20. statisticfor windows dengan responden sebanyak 64 orang.


65

5.2.1 Uji validasi


Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang

merupakan nilai dari corrected item-total correlation >dari r-tabel

(Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik

Penelitian dengan SPSS, h.68) dan

(prima.lecturer.pens.ac.id/Pasca/tabel_r.pdf), yaitu 0.242 (Lampiran).

Tabel 5.5
Uji Validitas Orientasi Kewirausahaan

Pertanyaan r-Hitung r-Tabel Keterangan


P1 0,628 0,242 Valid
P2 0,778 0,242 Valid
P3 0,823 0,242 Valid
P4 0,821 0,242 Valid
P5 0,777 0,242 Valid

Tabel 5.6
Uji Validitas Inovasi Produk

Pertanyaan r-Hitung r-Tabel Keterangan


P1 0,806 0,242 Valid
P2 0,844 0,242 Valid
P3 0,826 0,242 Valid

Tabel 5.7
Uji Validitas Peningkatan Kinerja

Pertanyaan r-Hitung r-Tabel Keterangan


P1 0,843 0,242 Valid
P2 0,834 0,242 Valid
P3 0,893 0,242 Valid
P4 0,824 0,242 Valid

Dari Tabel 5.6, Tabel 5.7 dan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa

seluruh item pertanyaan memiliki corrected item-total correlation (r-

hitung) > r-tabel yaitu 0,242. Ini berarti seluruh item masing-masing

yang ada dinyatakan valid.


66

5.2.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-

konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan

disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Alat ukur yang akan digunakan

adalah cronbachalpha melalui program komputer SP.SS. Reliabilitas

suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai

cronbachalpha › 0,60 (Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu: Memilih

Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, hlm. 72).

a. Hasil Uji Reliabilitas Orientasi Kewirausahaan

Tabel 5.8
Uji Reliabilitas Orientasi Kewirausahaan

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.822 5

Dari gambar output di atas, diketahui bahwa nilai Cronbach‟s

Alpha sebesar 0,822 dengan nilai rtabel sebesar 0,242 signifikansi

5%. Kesimpulannya Cronbach‟s Alpha > 0,60 (0,822 > 0,60) artinya

item-item orientasi kewirausahaan bersifat reliable.

b. Hasil Uji Reliabilitas Inovasi

Tabel 5.9
Uji Reliabilitas Inovasi

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items
.753 3
67

Dari gambar output di atas, diketahui bahwa nilai Cronbach‟s

Alpha sebesar 0,753 dengan nilai rtabel sebesar 0,242 signifikansi

5%. Kesimpulannya Cronbach‟s Alpha > 0,60 (0,753> 0,60) artinya

item-item Inovasi bersifat reliable.

c. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja

Tabel 5.10
Uji Reliabilitas Kinerja

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items
.870 4

Dari gambar output di atas, diketahui bahwa nilai Cronbach‟s

Alpha sebesar 0,870 dengan nilai rtabel sebesar 0,242 signifikansi

5%. Kesimpulannya Cronbach‟s Alpha > 0,60 (0,870> 0,60) artinya

item-item Inovasi bersifat reliable.

5.3 Asumsi klasik


Terdapat beberapa macam asumsi yang harus dipenuhi dalam

analisis regresi. Sehingga persamaan yang dihasilkan akan valid jika

digunakan untuk memprediksi dalam hal ini mengunakan asumsi Uji

Normalitas, Uji autokorelasi Uji Heteroskedatisitas, Uji Multikolinieritas,

dan Uji Korelasi Berganda.

5.3.1 Uji Normalitas


Pengujian Normalitas dilakukan pada data orientasi

kewirausahaan, inovasi produk terhadap kinerja perusahaan yang


68

dilakukan pada masing-masing kelompok dengan menggunakan

teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 20.

Berdasarkan analisis uji prasyarat yang diperoleh, maka

kesimpulan hasil uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut:

a. Pengujian normalitas pertama dilakukan pada orientasi

kewirausahaan denganpeningkatan kinerja. Taraf signifinikan

yang ditetapkan adalah 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan

dengan SPSS20 maka diperoleh sig 0,60. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data orientasi kewirausahaan

berdistribusi normal karena nilai sig orientasi kewirausahaan

0,60 lebih besar dari atau (0,60 > 0,05).

b. Pengujian Normalitas kedua dilakukan pada inovasi produk

dengan peningkatan kinerja. Taraf signifikan yang ditetapkan

adalah 0,176. Berdasarkan hasil SPSS 20 maka diperoleh sig

sebesar 0,176. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

inovasi produk berdistribusi normal, karena nilai sig inovasi

produk 0,176 lebih besar dari 0,05 (0,176 > 0,05).

Tabel 5.11
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized
Residual X1-Y Residual X2-Y
N 64 64
Kolmogorov-Smirnov Z 1.325 1.102
Asymp. Sig. (2-tailed) .060 .176
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
69

5.3.2 Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi

dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.

Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel

dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik

nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Dasar

pengambilan keputusannya yaitu : (1) Apabila du < DW < 4-du,

maka tidak ada autokorelasi. (2) Apabila du ≤ DW ≤ du atau 4-du ≥

DW ≥ 4-dl, maka tidak ada kesimpulan yang dapat di ambil. (3) Dw<

dl, maka autokorelasi positif. (4) DW > 4-dl, maka autokorelasi

negatif.

Tabel 5.12
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square the Estimate Watson
1 .809a .655 .643 1.547 1.808
a. Predictors: (Constant), Total_InovasiX2, Total_orientasi
b. Dependent Variable: Total_Peningkatan_KinerjaY

Dari hasil output diatas didapat nilai DW 1.808 dengan sig 0.05

dan jumlah data (n) = 64 serta k = 2, dimana k adalah jumlah variabel

independen. Maka di peroleh nilai dl (Batas Bawah DW) = 1.5315 dan

du (Batas atas DW) = 1.6601 (Tabel DW

http://lkeb.umm.ac.id/files/file/tabel-dw.pdf). Karena nilai du < Dw < 4-

du (1.6601 < 1.808 < 2.3399), maka dapat di simpulkan bahwa tidak

terjadi autokorelasi, sehinga uji autokorelasi terpenuhi.


70

5.3.3 Uji Heteroskedatisitas


Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel

pengganggu memiliki varian yang sama atau tidak. Dasar analisisnya

yaitu: (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit) maka akan mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. (2) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas (Dwi Priyanto;2009).


71

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi

heteroskedatisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik- titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. sehingga dapat dikatakan uji

heteroskedastisitas terpenuhi.

5.3.4 Uji Multikolinieritas


Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dengan membuat

hipotesis :

(1) Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 = terjadi multikolinieritas.

(2) Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 5.13
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Total_orientasiX1 .916 1.092
1
Total_InovasiX2 .916 1.092
a. Dependent Variable: Total_Peningkatan_KinerjaY
72

Hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel Coefficients

dua kolom terakhir dapat di lihat di atas. Nilai VIF untuk variabel

orientasi kewirausahaan yaitu 1.092 dengan Tolerance 0.916, VIF untuk

variabel inovasi produk yaitu 1.092 dengan tolerance 0.916. Karena nilai

Tolerance dari kedua variabel > 0,10 dan VIF dari kedua variabel < dari

10 atau 5 (banyak buku yang menyaratkan tidak lebih dari 10, tapi ada

juga yang menyaratkan tidak lebih dari 5) maka dapat dikatakan tidak

terjadi multikolinieritas pada kedua variabel bebas tersebut. Berdasarkan

syarat asumsi klasik regresi linier, bahwa model regresi linier yang baik

adalah yang terbebas dari adanya multikolinieritas. Dengan demikian,

model di atas telah terbebas dari adanya multikolinieritas

5.3.5 Uji Korelasi Berganda


Uji analisis korelsi berganda bertujuan untuk mengetahui

tingkat keeratan hubungan (SImultan) antara dua tau lebih variable

bebas (X) terhadap Variabel terikat (Y).

Dasar pengambilan keputusan:

1. jika nilai sig.F Change < 0.05, maka berkorelasi

2. jika nilai sig.F change, maka tidak berkorelasi

Derajat hubungan

1. nilai R Person correlation 0.00 – 0.20 = tidak ada korelasi

2. nilai R Person correlation 0.21 – 0.40 = korelasi lemah

3. nilai R Person correlation 0.41 – 0.60 = korelasi sedang

4. nilai R Person correlation 0.61 – 0.80 = korelasi kuat

5. nilai R Person correlation 0.81 – 1.00 = korelasi sempurna


73

Tabel 5.14
Uji korelasi berganda
Model Summary
R R Square Adjusted Std. Error Change Statistics
R Square of the R Square F df1 df2 Sig. F
Estimate Change Change Change
.809a
.655 .643 1.547 .655 57.826 2 61 .000

a. Predictors: (Constant), Total_InovasiX2, Total_orientasi

Dari hasil table diatas nilai sig. F 0.00 < 0.05 dapat diambil

kesimpulan bahwa antar variable orientasi kewirausahaan dengan

inovasi produk secara bersama-sama atau secara silmultan

berhubungan dengan variable peningkatan kinerja.

Derajat hubungan diperoleh nila R 0.809, Jika nilai R

Person correlation 0.61 – 0.80 = korelasi kuat. Dapat disimpulkan

bahwa derajat hubungan antar variable orientasi kewirausahaan

dengan inovasi produk terhadap peningkatan kinerja dapat

dikategorikan berhubungan kuat.


74

5.4 Analisis Regresi


5.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 5.16
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1.824 1.872 -.975 .334
Total_orientasi
.182 .070 .203 2.585 .012
1Kewirausahaan
Total_Inovasi
1.172 .127 .726 9.237 .000
ProdukX2
a. Dependent Variable: Total_Peningkatan_KinerjaY

Terdapat beberapa kolom dalam tabel coefficients diatas.

Untuk mencari persamaan regresi linear bergandanya adalah kolom

‘B’. Dalam kolom B tersebut nilai (constant) adalah -1,824,

Orientasi Kewirausahaan 0,182 dan Inovasi Produk 1,172.

Constant merupakan konstanta persamaan regresi atau dikenal juga

dengan nama Intersep. Sedangkan 0,182 dan 1,172 berturut-turut

adalah konstanta untuk X1 dan X2. Sehingga apabila dituliskan,

persamaan regresi linear berganda yaitu:

Y= -1,824 + 0,182X1 + 1,172X2

Interpretasi dari persamaan regresi tersebut yaitu:

Konstanta/intersep sebesar -1,824 secara matematis menyatakan

bahwa jika nilai variabel bebas (X1danX2) sama dengan 0 maka

nilai Y adalah -1,824, dalam kata lain bahwa nilai Kinerja

perusahaan tanpa Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk


75

adalah -1,824. Sedangkan Koefisien regresi variabel Orientasi

Kewirausahaan sebesar 0,182 artinya bahwa peningkatan satu unit

variabel Orientasi Kewirausahaan dengan asumsi variabel bebas

lain konstan akan menyebabkan kenaikan pada Kinerja Perusahaan

sebesar 0,182. Sedangkan Koefisien regresi variabel Inovasi

Produk sebesar 1,172 artinya bahwa peningkatan satu unit variabel

Inovasi Produk dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan

menyebabkan kenaikan pada Kinerja Perusahaan sebesar 1,172.

5.4.2 Koefisien Determinasi


Tabel 5.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Mode R R Square Adjusted R Std. Error of


l Square the Estimate
1 .809a .655 .643 1.547
a. Predictors: (Constant), Total_InovasiX2, Total_orientasi

Berdasarkan tabel diperoleh angka R2 (R Square) sebesar

0,655 atau (65.5%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase

sumbangan orientasi kewirausahaan dan inovasi produk terhadap

kinerja perusahaan sebesar 65.5% sedangkan sisanya sebesar

34.5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian ini diantaranya yaitu orientasi pasar, strategic

leadership, knowledge managemen, lingkungan internal dan

eksternal perusahaan dan lain-lain.


76

5.4.3 Pengujian Hipotesis


a. Pengujian Simultan (uji F)
Tabel 5.18
Hasil Uji F

Model Sum of df Mean Square F Sig.


Squares
Regression 276.677 2 138.339 57.826 .000b
1 Residual 145.932 61 2.392
Total 422.609 63
a. Dependent Variable: Total_Peningkatan_KinerjaY
b. Predictors: (Constant), Total_InovasiX2, Total_orientasi

Pengujian Simultan merupakan pengujian secara bersama-

sama koefisien orientasi kewirausahaan dan inovasi produk

terhadap kinerja perusahaan. Jika nilai F hitung > F tabel maka

variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat

(Y).Jika nilai F hitung < F tabel maka variabel bebas (X) tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai Sig < 0,05

maka variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat (Y). Jika nilai Sig. > 0,05 maka variabel bebas

(X) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Nilai Ftabel dapat dilihat pada tabel statistik untuk

signifikansi 0,05 dengan dF1 = (k-1) dan dF2 = (n-k) Dimana k

= jumlah variabel (bebas+terikat) dan n = jumlah

observasi/sampel pembentuk regresi. Jadi, (3–1) = 2 dan (64–3)

= 61. Hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 3.15 (lihat

ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2013/07/tabel-f-0-05.pdf)
77

Gambar 5.1
Curva Uji f

Berdasarkan hasil output SPSS di atas kita dapat melihat

bahwa nilai F hitung > nilai F tabel (57.826>3.15) dengan

tingkat signifikan yaitu 0,00. Berdasarkan cara pengambilan

keputusan uji simultan dalam analisis regresi dapat disimpulkan

bahwa variabel Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Inovasi

Produk (X2) jika diuji secara bersama-sama atau serempak

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan (Y).


78

b. Pengujian Parsial (uji t)

Uji parsial atau disebut juga uji t dalam analisis regresi

linear berganda bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

bebas (X) secara parsial (sendiri-sendiri/masing-masing

variabel) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Jika nilai t hitung > t tabel maka variabel bebas (X) berpengaruh

terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai t hitung < t tabel maka

variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variael terikat

(Y). Jika nilai Sig < 0,05 maka variabel bebas (X) berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai Sig > 0,05

maka variabel bebas (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat (Y).

Tabel 5.19
Hasil Uji t

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1.824 1.872 -.975 .334
Total_orientasi .182 .070 .203 2.585 .012
1
Total_Inovasi
1.172 .127 .726 9.237 .000
X2
a. Dependent Variable: Total_Peningkatan_KinerjaY

Nilai Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik untuk

signifikansi 0,05 dengan df=n-k Dimana k = jumlah variabel

(bebas+terikat) dan n = jumlah observasi/sampel pembentuk

regresi. Jadi, df=64-3= 61. Hasil diperoleh untuk ttabel sebesar

1,670 (lihat pada lampiran ttabel sig0,05).


79

Gambar 5.2
Curva Uji t

Berdasarkan hasil output SPSS di atas kita dapat melihat dimana

nilai t hitung variabel X1 lebih besar dari pada nilai t tabel (2.585>1,670)

dengan tingkat signifikan dibawah 0,05 yaitu 0,012 dan t hitung variable

X2 lebih besar dari pada nilai t tabel (9.237>1,670) dengan tingkat

signifikan dibawah 0,05 yaitu 0,000. Berdasarkan cara pengambilan

keputusan uji parsial dalam analisis regresi dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1) Variabel Orientasi Kewirausahaan secara parsial berpengaruh terhadap

Kinerja Perusahaan (Y).

2) Variabel Inovasi Produk secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan (Y).
80

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian


1. Hasil uji validitas variabel bebas yaitu Orientasi Kewirausahaan dan

Inovasi Produk terhadap Kinerja Perusahaan diperoleh r hitug> r tabel

(0,242). Ini berarti seluruh item masing-masing yang ada dinyatakan

valid.

2. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha

diperoleh nilai koefisien alpha pada variabel bebas Orientasi

Kewirausahaan (X1) 0.822 dan Inovasi Produk (X2) 0.753 terhadap

variable terpengaruh Kinerja Perusahaan (Y) 0.753. Jika masing-masing

variable nilai Cronbach‟s Alpha > 0,60 dengan signifikansi 5% dapat

dinyatakan reliabel.

3. Asusmsi Klasik

a. Normalitas
Pengujian normalitas pertama dilakukan pada orientasi kewirausahaan

denganpeningkatan kinerja diperoleh sig 0,60. Pengujian Normalitas

kedua dilakukan pada inovasi produk dengan peningkatan kinerja

diperoleh sig sebesar 0,176. Jika nilai di atas > 0,05 dapat dinyatakan

berdistribusi normal.

b. Multikolineritas
Nilai VIF untuk variabel orientasi kewirausahaan yaitu 1.092 dengan

Tolerance 0.916, VIF untuk variabel inovasi produk yaitu 1.092

dengan tolerance 0.916. Karena nilai Tolerance dari kedua variabel >

0,10 dan VIF dari kedua variabel < dari 10 atau 5 (banyak buku yang

menyaratkan tidak lebih dari 10, tapi ada juga yang menyaratkan tidak
81

lebih dari 5) maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas pada

kedua variabel bebas tersebut.

c. Heterosdastisitas
Bahwa tidak terjadi heteroskedatisitas sebab tidak ada pola yang jelas

serta titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.

sehingga dapat dikatakan uji heteroskedastisitas terpenuhi.

d. Auto Korelasi
Dasar pengambilan keputusannya yaitu : (1) Apabila du < DW < 4-

du, maka tidak ada autokorelasi. (2) Apabila du ≤ DW ≤ du atau 4-du

≥ DW ≥ 4-dl, maka tidak ada kesimpulan yang dapat di ambil.

Diperoleh nilai du < Dw < 4-du (1.6601 < 1.808 < 2.3399), maka

dapat di simpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi, sehinga uji

autokorelasi terpenuhi.

4. Koefisien regresi variabel Orientasi Kewirausahaan sebesar 0,182

artinya bahwa peningkatan satu unit variabel Orientasi Kewirausahaan

dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan

pada Kinerja Perusahaan sebesar 0,182. Sedangkan Koefisien regresi

variabel Inovasi Produk sebesar 1,172 artinya bahwa peningkatan satu

unit variabel Inovasi Produk dengan asumsi variabel bebas lain konstan

akan menyebabkan kenaikan pada Kinerja Perusahaan sebesar 1,172.

5. Uji korelasi berganda nilai sig. F 0.00 < 0.05 memiliki keputusan

terdapat hubungan silmutan antar varibel Orientasi Kewirausahaan dan

Inovasi Produk terhadap Kinerja Perusahaan. Nilai dari korelasi

berganda derajat hubungan diperoleh nila R 0.809, Jika nilai R Person

correlation 0.61 – 0.80 = korelasi kuat.


82

6. Pengujian Koefisien Determinasi R2 (R Square) diperoleh nilai sebesar

0,655 atau (65.5%) artinya variable Orientasi Kewirausahaan dengan

variable Inovasi Produk memberikan pengaruh sebesar 65.5% terhadap

variable peningkatan kinerja.

7. Uji F diperoleh nilai F hitung > nilai F tabel (57.826 > 3.15) dengan

tingkat signifikan yaitu 0,00. Dapat ditarik kesimpulan varibel Orientasi

Kewirausahaan dan Inovasi Produk berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan.

8. Nilai t hitung Orientasi Kewirausahaan (X1) lebih besar dari pada nilai t

tabel (2.585>1,670). Nilai t hitung Inovasi Produk (X2) lebih besar dari

pada nilai t tabel (9.237>1,670). Dapat ditarik kesimpulan setiap variable

bebas memilik pengaruh terhadap Kinerja Perusahaan. Pengaruh yang

dominan terhadap varibael terikat yaitu ditandai dengan nilai Thitung

yang paling besar dalam penelitian ini yaitu Inovasi Produk.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peniliti dengan judul

“Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk dalam Peningkatan

Kinerja” dapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan untik pengujian uji t untuk variabel

Orientasi Kewirausahaan (X1) terhadap Peningkatan Kinerja (Y)

menunjukan bahwa t hitung > t tabel yang artiya penelitian ini

mendukung dengan penelitian dari Yucel dalam Layoo dan Rahman

(2019) bahwa orientasikewirausahaan (X1) secara positif berhubungan

dengan kinerja perusahaan (Y), yang menjadikan penelitian ini

mendukung penelitian tersebut. Dalam penelitian Ie dan Pratama (2019)

orientasi kewirausahaan (X1) berhubungan positif terhadap kinerja (Y)

pada usaha kecil dan menengah sektor ritel, artinya penelitian ini

mendukung penelitian tersebut. Dalam penelitian Hasanah (2017) Nilai

koefisien regresi positif di sini dapat diartikan bahwa semakin tinggi

inovasi produk yang dihasilkan oleh industri rotan maka semakin

meningkatkan kinerja pemasaran itu sendiri, artinya penelitian ini

mendukung penelitian tersebut. dan dalam penelitian dari Haryono dan

Marniyati (2017) terdapat hubungan yang searah antara Inovasi produk

dengan keunggulan bersaing melalui kinerja bisnis. Dengan ini maka

dapat dibuktikan bahwa variabel – variabel Independent Orientasi

83
84

Kewirausahan (X1) dan Inovasi Produk (X2) secara parsial mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel Dependen Kinerja (Y).

2. Berdasarkan hasil dari uji F yang menghasilkan F hitung > F tabel maka

bisa di nyatakan penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Jannah,

Irawati dan Purnomo (2019) Dari uji hipotesis menunjukkan bahwa

Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk jika diuji secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja UMKM batik khas Tuban. Maka dapat

dibuktikan bahwa variabel Independen yaitu Orientasi Kewirausahan

(X1), Inovasi Produk (X2) secara simultan mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variabel Dependen yaitu Peningkatan Kinerja (Y).

3. Berdasarkan dari hasil regresi linier berganda maka bisa dirumuskan

pada suatu persamaan regresi pada variabel Independent yaitu Orientasi

Kewirausahan (X1), dan Inovasi Produk (X2) yang berhubungan

dominan dengan variabel dependent yaitu variable Inovasi Produk.

Dalam hal ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu penelitian

Jannah, Irawati dan Purnomo (2019) yang menjelaskan hubungan yang

dominan antara variabel Independent dengan variabel dependent yaitu

variabel Orientasi Kewirausahan.

6.2 Saran
Adapun saran – saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini

yaitu:

a. Bagi pelaku usaha inovasi produk untuk meningkat minat dan daya tari

konsumen harus harus mampu memotivasi, percaya diri, serta selalu

melihat perkembangan lingkungan. Serta melihat peluang desain produk

yang sangat disukai oleh konsumen, karena semua itu merupakan orientasi
85

kewirausahan dan inovasi produk yang berpengaruh dalam peningkatan

kinerja perusahaan.

b. Untuk skripsi ini seharusnya dapat menabahkan variable yang juga

mempunyai faktor pengaruh pada kinerja perusahaan, seperti startegi

pasar, penggunaan media pemasaran, dan faktor lainnya. Karena

keterbatasan waktu dan dana sehingga peneliti hanya menggambil dua

variable pokok yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.


DAFTAR PUSTAKA

Asepta Hendriyanto. 2014. Penciptaan Keunggulan Bersaing Perusahaan Melalui


Inovasi (Jurnal). Semarang: STIE Totalwin.

Andriani Suryanita. 2006. Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan


Kompetensi Pengetahuan Terhadap Kapabilitas Untuk Meningkatkan
Kinerja Pemasaran (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Andwiani Sinarasri. 2013. Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap


Strategi Bisnis Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus
Pada Pedagang Kaki Lima Bidang Kuliner Di Semarang) (Jurnal).
Semarang: Universitas Muhammadiyah.

Afifah. 2013. Orientasi Wirausaha Pengusaha Bordir Kerancang (Jurnal). Padang:


Politeknik Negeri Padang.

Ari Anggarani Winadi Prasetyoning Tyas Dan Vita Intan Safitri. 2015. Penguatan
Sektor Umkm Sebagai Strategi Menghadapi Mea 2015 (Jurnal). Jakarta:
Universitas Esa Unggul.

Bagas Prakosg. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi Dan Orientasi


Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan
Bersaing (Studi Empiris Pada Industri Manufaktur Di Semarang) (Jurnal).
Semarang: Universitas Diponegoro.

Bhuono Agung Nogroho.2005. Strategi Jitu: Memilih Metode Statistic Penelitian


Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Billy Rubianto Irawan. 2015. Dampak Inovasi Produk Terhadap Kinerja


Pemasaran (Studi Kasus Pada Peluncuran Produk Baru Dalam Industri
Rokok) (Jurnal). Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Cynthia Vanessa Djodjobo dan Hendra N. Tawas. 2014. Pengaruh Orientasi


Kewirausahaan, Inovasi Produk, Dan Keunggulan Bersaing Terhadap
Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning Di Kota Manado (Jurnal). Manado:
Universitas Sam Ratulangi.

Don Y.Lee, Erik w.k. Tsang. 2014. The Effect Of Entrepreneurial Personality,
Background And Network Activities On Venture Growth, Journal Of
Management Studies (38:4 , 0022-2380).

Danny Suriatna dan R.R. Retno Ardianti. 2013. Analisa Modal Sosial Dan Inovasi
Produk Pada Pengusaha Mikro Dan Kecil Di Jawa Timur (Jurnal).
Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Dr. Purwanto,M.Pd. 2011. Statistik Untuk Penelitian.Yogyakata. Pustaka Pelajar.

86
87

Elia Quantananda dan Bambang Haryadi. 2015. Pengaruh Orientasi


Kewirausahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Surabaya
(Jurnal). Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Heri Setiawan. 2012. Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Teknologi DanInovasi


Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Songket Skala Kecil Di
Kota Palembang (Jurnal). Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

Imma Adiningtyas R.S dan Ratna L. Nugroho. 2014. Pengaruh Orientasi


Kewirausahaan Terhadap Kinerja Perushaan Kecil (Jurnal). Bandung:
Universitas Telkom.

I Gusti Putu Darya. 2012. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Dan Karakteristik


Kewirausahaan Terhadap Kompetensi Usaha Dan Kinerja Usaha Mikro
Kecil Di Kota Balikpapan (Jurnal). Balikapapan: STIE Madani.

Iha Haryani Hatta. 2014. Analisis Pengaruh Inovasi, Pengambilan Resiko,


Otonomi, Dan Reaksi Proaktif Terhadap Kapabilitas Pemasaran Ukm
Kuliner Daerah Di Jabodetabek (Jurnal). Jakarta: Universitas Pancasila.

Isniar Budiarti. Balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan alat pengendali
system manajemen strategi. (Majalah ilmiah unikom, vol.6, hlm.51-59).
Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Idwiani sinarasri. 2013. Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap


Strategi Bisnis Dalam Meningkatkan Kinerja Persahaan. (ISBN:978-979-
98438-8-3). Semarang: Universitas Muhammadiyah.

Kukuh Mulyanto. 2014. Peran Orientasi Kewirausahaan Dalam Menciptakan


Kinerja Bisnis (Jurnal). Semarang: STIE Totalwin.

Mega Usvita. 2014. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar


Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Keunggulan Bersaing Sebagai
Variabel Intervening (Survey Pada UKM Pangan Dinas Perindag Tamben
Kota Padang (Jurnal). Sumatera Barat: STIE Pasaman.

Musfialdi. 2013. Integrasi Sumber Daya Strategis, Orientasi Kewirausahaan


Sebagai Basis Strategi Bersaing Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Usaha Di Provinsi Riau. (Jurnal, ISSN: 2087-4502).

Monika Kussetya Ciptani. 2000. Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja


Masa Depan: Suatu Pengantar. (Jurnal). Universitas Kristen Petra.

Mahmud dan Ariati Anomsari. 2011. Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,


Kemampuan Manajemen, Dan Strategi Bisnis Dalam Peningkatan Kinerja
Perusahaan (Studi Pada Usaha Kecil Menengah Di Kawasan Usaha Barito
Semarang) (Jurnal). Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
88

Maria Pampa Kumalaningrum. 2011. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan


Terhadap Profitabilitas UKM Dengan Orientasi Pasar Sebagai Variabel
Pemediasi (Jurnal). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ykpn.

Mohamad Soleh. 2008. Analisis Strategi Inovasi Dan Dampaknya Terhadap


Kinerja Perusahaan (Studi Kasus : Ukm Manufaktur Di Kota Semarang)
(Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Meike Supranoto. 2009. Strategi Menciptakan Keunggulan Bersaing Produk


Melalui Orientasi Pasar , Inovasi, Dan Orientasi Kewirausahaan Dalam
Rangka Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Tesis). Semarang: Universitas
Diponegoro.

Nurul Zuriah.2006.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi.


Jakarta: Bumi Aksara.

Prof. Dr. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).


Bandung: Alfabeta.

Perminas Pangeran. 2012. Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan Dan Kinerja


Keuangan Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(Jurnal). Yogyakarta: Universitas Kristen Duta Wacana.

Perengki Susanto. 2012. Pengaruh Orientasi Pasar Pada Kinerja Perusahaan Kecil
(Jurnal). Padang: Universitas Negeri Padang.

Paulus Wardoyo, Ending Rusdianti, Sri Purwanti. Pengaruh Orientasi


Kewirausahaan Terhadap Strategi Usaha Dan Minerja Bisnis Umkm
Ujung-Ujung Kec. Pabelan, Kab. Semarang (Jurnal). Universitas
Semarang.

Rahmanto Aji, Dra.Sri Hartati,Ms ,Dra.Diana Rusmawati. Hubungan Antara


Locus Of Control Internal Dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas
XII SMK N 4 Purworejo (Jurnal) Universitas Diponegoro.

Rita Indah Mustikowati dan Irma Tysari. 2014. Orientasi Kewirausahaan, Inovasi,
Dan Strategi Bisnis Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Studi Pada
UKM Sentra Kabupaten Malang) (Jurnal). Malang: Universitas
Kanjuruhan.

Renita Helia, Naili Farida dan Bulan Prabawani. 2015. Pengaruh Orientasi Pasar
dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Melalui
Inovasi Produk sebagai Variabel Antara (Studi Kasus pada IKM Batik di
Kampung Batik Laweyan, Solo) (Jurnal). Semarang: Universitas
Diponegoro.

Rahayu Puji Suci. 2009. Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan,


Kemampuan Manajemen, Dan Strategi Bisnis (Studi Pada Industri Kecil
89

Menengah Bordir Di Jawa Timur) (Jurnal). Malang: Universitas


Widyagama.

Rosady Ruslan. 2003. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi.


Jakarta: Rajawali.

Sumiati. 2015. Pengaruh Strategi Orientasi Wirausaha dan Orientasi Pasar


Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan UMKM di Kota Surabaya
(Jurnal). Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945.

Sensi Tribuana Dewi. 2006. Analisis Pengaruh Orientasi Pasar Dan Inovasi
Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja
Pemasaran (Studi Pada Industri Batik Di Kota Dan Kabupaten
Pekalongan) (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Singgih Santoso. 2010. Statistik Nonparametrik konsep dan aplikasi dengan


SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Suhartini Karim. 2007. Analisis Pengaruh Kewirausahaan Korporasi Terhadap


Kinerja Perusahaan Pada Pabrik Pengolahan Crumb Rubber di Palembang
(Jurnal). Palembang: Universitas Sriwijaya.

Tony Wijaya. 2007. Hubungan Adversity Intelligence Dengan Intense


Berwirausaha (Studi Empiris Pada Siswa SMK N 7 Yogyakarta. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaa, Vol.9, No.2 (117-127). Universitas
Kristen Petra.

Widhy Tri Astuti. 2012. Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Profitabilitas Yang
Dimoderasi Oleh Inovasi Produk Pada UMKM (Jurnal). Yogyakarta: UPN
Veteran.

Yuyun Wahyuni,SE,M.Si. 2011. Dasar-dasar Statistik Deskriptif.


Yogyakarta:Nuha Medika.

Vivin Oblivia Yunal Dan Ratih Indriyani. 2013. Analisa Pengaruh Motivasi
Berwirausaha Dan Inovasi Produk Terhadap Pertumbuhan Usaha
Kerajinan Gerabah Di Lombok Barat (Jurnal). Surabaya: Universitas
Kristen Petra.
90

LAMPIRAN
91

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN
92

Lampiran 2
HASIL UJI VALIDITAS ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN

Correlations

OK1 OK2 OK3 OK4 OK5 Total_orient


asi

Pearson Correlation 1 .486** .388** .347** .269* .614**

OK1 Sig. (2-tailed) .000 .002 .005 .031 .000

N 64 64 64 64 64 64

Pearson Correlation .486** 1 .513** .435** .449** .757**

OK2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 64 64 64 64 64 64

Pearson Correlation .388** .513** 1 .679** .446** .791**

OK3 Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000

N 64 64 64 64 64 64

Pearson Correlation .347 **


.435 **
.679 **
1 .624 **
.823**

OK4 Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000 .000

N 64 64 64 64 64 64

Pearson Correlation .269 *


.449 **
.446 **
.624 **
1 .771**

OK5 Sig. (2-tailed) .031 .000 .000 .000 .000

N 64 64 64 64 64 64

Pearson Correlation .614 **


.757 **
.791 **
.823 **
.771 **
1
Total
_orie Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
ntasi
N 64 64 64 64 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

HASIL UJI RELIBILTAS ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.822 5
93

HASIL UJI VALIDITAS INOVASI PRODUK


Correlations
INOV1 INOV2 INOV3 Total_InovasiX2

Pearson Correlation 1 .449 **


.505 **
.806**

INOV1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 64 64 64 64
Pearson Correlation .449 **
1 .622 **
.844**
INOV2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 64 64 64 64
Pearson Correlation .505** .622** 1 .826**
INOV3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 64 64 64 64
Pearson Correlation .806 **
.844 **
.826 **
1

Total_InovasiX2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 64 64 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

HASIL UJI RELIBILTAS INOVASI PRODUK


Case Processing Summary
N %

Valid 64 100.0

Cases Excluded a
0 .0

Total 64 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.753 3
94

HASIL UJI VALIDITAS KINERJA


Correlations

PK1 PK2 PK3 PK4 TotalPeningkatanKinerjaY

Pearson Correlation 1 .590** .718** .520** .843**

PK1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .590 **
1 .632 **
.622 **
.834**
PK2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .718 **
.632 **
1 .683 **
.893**
PK3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .520 **
.622 **
.683 **
1 .824**
PK4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .843 **
.834 **
.893 **
.824 **
1
Total_Peni
ngkatan_Ki Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
nerjaY N 64 64 64 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

HASIL UJI RELIBILTAS KINERJA


Case Processing Summary
N %

Valid 64 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 64 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.870 4
95

Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized
Residual X1-Y Residual X2-Y

N 64 64
Mean 0E-7 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.35719169 1.60316559
Absolute .166 .138
Most Extreme Differences Positive .102 .138
Negative -.166 -.099
Kolmogorov-Smirnov Z 1.325 1.102
Asymp. Sig. (2-tailed) .060 .176

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
96

UJI REGRESI GANDA


Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate

1 .809 a
.655 .643 1.547

a. Predictors: (Constant), Total_InovasiX2, Total_orientasi

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 276.677 2 138.339 57.826 .000b

1 Residual 145.932 61 2.392

Total 422.609 63

a. Dependent Variable: Total_Peningkatan_KinerjaY


b. Predictors: (Constant), Total_InovasiX2, Total_orientasi

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1.824 1.872 -.975 .334

1 Total_orientasi .182 .070 .203 2.585 .012

Total_InovasiX2 1.172 .127 .726 9.237 .000

a. Dependent Variable: Total_Peningkatan_KinerjaY


97

KUESIONER
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyusunan usulan penelitian di Program Studi
Manajemen Universitas Islam Lamongan, bersama ini Saya :
Nama : Fauzul Hakim Alfarisi
NIM : 041610242
Program Studi : Ekonomi Manajemen
Dalam hal ini mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan dan inovasi produk dalam peningkatan kinerja pada usaha
songkok di Desa Pengangsalan Lamongan”
Dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan bantuan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk meluangkan waktunya guna mengisi setiap pernyataan
yang ada dalam kuesioner ini secara jujur lengkap, dan sesuai dengan ketentuan
mengenai pendapat dan penilaian Anda sendiri tanpa dipengaruhi oleh siapapun.
Kueisioner ini semata-mata digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i dalam memberikan
informasi yang diperlukan, disampaikan terima kasih.

Hormat Saya

Fauzul Hakim Alfarisi

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN


No.Responden : ……… (diisi oleh peneliti)
I. Identitas Responden
e. Nama :
f. Jenis Kelamin : Pria Wanita
g. Usia : tahun
h. Tingkat Pendidikan Terakhir : (Pilih salah satu alternatif jawaban)
SD SMP/Sedrajat
98

SMA/Sedrajat Sarjana (S1)


Diploma Pasca Sarjana (S2)
5. Masa Kerja
1 s/d 5 tahun
6 s/d 10 tahun
20 /d 20 tahun
20 tahun keatas

II. Kuesioner
Petunjuk Pengisian :
1. Mohon memberi tanda centang ( √ ) pada jawaban yang bapak/ibu anggap
benar.
2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja.
3. Mohon memberikan jawaban yang sebenar-benarnya.
4. Setelah melakukan pengisian, mohon saudara mengembalikannya kepada
yang menyerahkan kuesioner.
5. Pilihan Jawaban :
SKALA RIKERL
No Keterangan Bobot
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Cukup Setuju (CS) 3
4. Tidak Setuju (S) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
99

KUISIONER VARIABEL ORIENTASI KEWIRAUSAAN

No. Indikator SS S CS TS STS


1. Saya terus berusaha walau orang lain
mengatakan tidak mungkin
2. Saya terus bekerja sampai mencapai
tujuan yang saya inginkan
3. Untung atau ruginya usaha saya
ditentukan oleh saya sendiri
4. Saya selalu merasa tidak puas bila yang
saya inginkan belum saya peroleh
5. Apa yang saya capai adalah hasil dari
kerja keras saya
100

KUISIONER VARIABEL INOVASI PRODUK

No. Indikator SS S CS TS STS


1. Produk tiruan yang diciptakan dalam
rangka peningkatan penjualan lebih
disukai oleh pelanggan
2. Produk baru yang saya ciptakan tidak
meninggalkan ciri khas dari produk
andalan yang telah ada sebelumnya
3. menciptakan produk sesuai dengan
keinginan konsumen

KUISIONER VARIABEL KINERJA

No. Indikator SS S CS TS STS


1. Saya selalu mengutamakan kualitas
dengan apa yang seharusnya saya
kerjakan
2. Saya bekerja dengan estimasi waktu yang
sudah ditentukan oleh pimpinan
3. Saya hampir tidak pernah melakukan
kesalahan dalam pekerjaan yang saya
lakukan
4. Saya hampir tidak pernah lalai dalam
melaksanakan tugas yang diamanahkan
oleh pimpinan

Anda mungkin juga menyukai