Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH STRATEGI PROMOSI DAN PELAYANAN PARIWISATA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN DI KAWASAN


WISATA ALAM BANTIMURUNG

KELOMPOK 1

Ade Febriyanti Ayu : 18.212039


Adella D.F Lullulangi : 18.212040
Ainun Ramadhani Zharatunisa : 18.212041
Andi Asyifah Rizky Nasta : 18.212042
Anisa Tumbel : 18.212043
Aristisia Said : 18.212044
Arneta Julianti : 18.212045

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA


JURUSAN KEPARIWISATAAN
POLITEKNIK PARIWISATA NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
DAFTAR ISI

PENGARUH STRATEGI PROMOSI DAN PELAYANAN PARIWISATA DALAM


MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN DI KAWASAN WISATA ALAM
BANTIMURUNG.............................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................4
BAB I................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................5
B. BATASAN MASALAH...........................................................................................7
C. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................7
D. TUJUAN PENELITIAN..........................................................................................7
E. MANFAAT PENELITIAN......................................................................................8
BAB II...............................................................................................................................9
KAJIAN TEORI..............................................................................................................9
A. KEPARIWISATAAN..............................................................................................9
B. WISATAWAN..........................................................................................................9
C. PARIWISATA........................................................................................................10
D. DAYA TARIK WISATA.......................................................................................11
E. RISET PEMASARAN...........................................................................................11
F. STRATEGI.............................................................................................................12
G. PROMOSI...........................................................................................................13
H. PELAYANAN.....................................................................................................14
I. KUNJUNGAN........................................................................................................14
J. KAWASAN WISATA ALAM NASIONAL.........................................................14
BAB III...........................................................................................................................16
GAMBARAN UMUM...................................................................................................16
A. KABUPATEN MAROS.........................................................................................16
B. KAWASAN WISATA ALAM BANTIMURUNG...............................................17
BAB IV............................................................................................................................22
PEMBAHASAN.............................................................................................................22
A. STRATEGI PROMOSI DAN PELAYANAN DI KAWASAN WISATA ALAM
BANTIMURUNG...........................................................................................................22
B. KENDALA STRATEGI PROMOSI DALAM MENJALANKAN STRATEGI
PROMOSI DAN PELAYANAN OLEH PENGELOLA KAWASAN WISATA
ALAM BANTIMURUNG..............................................................................................28
BAB V.............................................................................................................................30
PENUTUP.......................................................................................................................30
A. KESIMPULAN.......................................................................................................30
B. SARAN....................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................32
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan Makalah Riset Pemasaran Pariwisata ini.

Makalah Riset Pemasaran Pariwisata ini merupakan salah satu tugas yang
wajib ditempuh dalam mata kuliah Riset Pemasaran Pariwisata di Prodi Destinasi
Pariwisata Jurusan Kepariwisataan Politeknik Pariwisata Makassar. Dengan
selesainya makalah riset pemasaran pariwisata ini tidak terlepas dari bantuan
pihak yang telah memberikan banyaknya kemudahan dalam menjalani tugas ini,
yakni:

1. Dosen Mata Kuliah Riset Pemasaran Pariwisata:


Diwista Febrin Katuwu, S.ST.Par.,M.Par

Kelompok kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah


ini baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman penyusun. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan.

Makassar, 2021

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keragaman
hayati yang tinggi dan sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan
maupun di perairan. Keseluruhan potensi tersebut mempunyai peranan yang
sangat penting bagi pembangunan kepariwisataan. Potensi pariwisata yang
dimiliki Indonesia, selain keanekaragaman hayati, berupa keunikan dan
keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, peninggalan sejarah
dan budaya yang jika dimanfaatkan secara optimal akan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sulawesi Selatan adalah salah satu
destinasi pariwisata terfavorit di Indonesia, baik wisatawan lokal maupun
mancanegara. Jenisnya pun beragam, seperti wisata budaya di Tana Toraja,
wisata pantai di Bira dan sekitarnya, wisata alam bawah laut di Kawasan
Wisata Alam Nasional Takabonerate Selayar, wisata alam Kawasan Wisata
Alam Nasional kedua yang juga merupakan Cagar Budaya di Maros, dan
masih banyak lagi.
Topik yang akan menjadi pembahasan dalam tulisan ini adalah
“Strategi Promosi Dan Pelayanan Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah
Kunjungan Di Kawasan Wisata Alam Bantimurung”. Kecamatan
Bantimurung, yaitu Kawasan Wisata Alam Wisata Alam Bantimurung.
Tempat ini sangat sesuai dengan pengertian wisata alam yang telah
dijelakan sebelumnya dan sudah menjadi salah satu kunjungan wisata
bangsa Eropa sejak dulu di Sulawesi Selatan, khususnya kaum kolonial elit
Makassar yang datang mengunjungi Air Terjun Bantimurung. Selain
berwisata, Bantimurung juga banyak menyediakan destinasi yang bernilai
edukasi. Seperti tersedianya Kerajaan Kupu-kupu, adanya gugusan bukit
Karst, Gua-gua prasejarah di Leang-Leang, dan lain-lain. Terlebih lagi jika
dikaitkan dengan Ilmu Sejarah, Maros memiliki situs Cagar Budaya seperti
lukisan di dinding gua-gua yang diperkirakan sudah ada sejak zaman
prasejarah. Jika ditarik ke masa yang lebih kontemporer, yaitu masa
kolonial, Maros merupakan wilayah Onderafdeeling Makassar yang
dikontrol secara langsung oleh bangsa Belanda, sehingga potensi alam yang
dimiliki tentu diambil alih dan dikelola oleh mereka, tanpa terkecuali
Bantimurung yang sejak lama telah menarik perhatian peneliti dan
wisatawan. Adapun keunikan dari Kawasan Wisata Alam Bantimurung-
Bulusaraung yang menjadi daya Tarik wisatawan lokal maupun
mancanegara, diantaranya: karst, goa-goa dengan stalaknit dan stalakmit
yang indah, dan yang paling dikenal adalah kupu-kupu. Kawasan Wisata
Alam Nasional ini memang mengandalkan kupu-kupu sebagai daya Tarik
uKawasan Wisata Alamya.
Seperti pada buku yang ditulis oleh Sri Nuraminah yang berjudul
Kupu-Kupu Penghuni Kawasan Wisata Alam Bantimurung (Ngatimin,
Nasruddin, Gassa, & Abdullah, 2019). Pada buku ini penulis tidak
menjelaskan bagaimana latar belakang dijadikannya Bantimurung sebagai
Kawasan Wisata Alam Nasional dan bagaimana perkembangannya. Jika
melihat kekiniannya, Maros adalah perwakilan kedua dunia sebagai pemilik
gugusan Karst terluas setelah Cina Selatan, dan salah satu peninggalan
purbakala tertua dunia, yaitu lukisan yang berada di dinding-dinding Gua.
Selain menjadi aset dunia, Maros memiliki banyak destinasi wisata yang
tidak kalah menarik, seperti Rammang-rammang, Karaengta, Rea Toa, Air
Terjun Bonto Somba, dan lain-lain seperti Kawasan Wisata Alam Wisata
Alam Bantimurung yang sudah sangat berkembang hingga menjadi
Kawasan Wisata Alam Bantimurung-Bulusaraung. Dalam perkembangan
Kawasan Wisata Alam Nasionalya, Kota Maros kemudian menjadi salah
satu kota tujuan wisata. Beberapa data yang memuat informasi tentang
aktivitas rekreasi dan fasilitas yang ada di Bantimurung, seperti kolam
permandian di Bantimurung pada tahun 1933. Hal tersebut juga
menjelaskan bahwa kondisi kota Maros aman dan kondusif. Berikut ini
adalah gambar table yang menunjukkan data jumlah kunjungan wisatawan
dari tahun 2018 hingga tahun 2020.

Gambar 4.1. Gambar tabel Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun


2018/2019/2020 Kawasan Wisata Alam Bantimurung
Kabupaten Maros
Berdasarkan dari data diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2018
hingga tahun 2019 terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan lokal
maupun mancangera. Sedangkan data yang menunjukkan pada tahun 2020
terjadi penurunan drastis karena adanya pandemi covid-19 yang
mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan menurun secara pesat di
Kawasan Wisata Alam Bantimurung
Kawasan Wisata Alam Bantimurung memiliki potensi dan
keberagaman keunikan yang dimiliki untuk dikembangkan. Secara jangka
panjang bukan hal mustahil jika Kawasan Wisata Bantimurung dapat
menjadi obyek wisata terkenal seperti Pulau Bali dan banyak dikunjungi
wisatawan mancanegara. Pengembangan daya tarik wisata dapat dilakukan
dengan bentuk peningkatan kualitas dan penambahan fasilitas yang ada di
Kawasan Wisata Alam Bantimurung. Selain itu, guna untuk meningkatkan
jumlah kunjungan pada Kawasan Wisata Alam Bantimurung, diperlukan
strategi dalam promosi dan pelayanan pariwisata kepada wisatawan yang
datang berkunjung.

B. BATASAN MASALAH
1. Strategi Promosi dan Pelayanan di Kawasan Wisata Alam Bantimurung
2. Kendala Strategi Promosi dalam Menjalankan Strategi Promosi dan
Pelayanan yang dilakukan oleh pengelola Kawasan Wisata Alam
Bantimurung
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Strategi Promosi dan Pelayanan yang dilakukan oleh
pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung dalam meningkatkan
jumlah pengunjung?
2. Apa Kendala Strategi Promosi dan Pelayanan dalam Menjalankan
Strategi Promosi dan Pelayanan yang dilakukan oleh pengelola Kawasan
Wisata Alam Bantimurung dalam meningkatkan jumlah pengunjung?

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui strategi promosi dan pelayanan yang dilakukan oleh
pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung dalam meningkatkan
jumlah pengunjung
2. Untuk mengetahui kendala strategi promosi dalam menjalankan strategi
promosi dan pelayanan yang dilakukan oleh pengelola Kawasan Wisata
Alam Bantimurung dalam meningkatkan jumlah pengunjung

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah wawasan dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori
yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam
penelitian yang sebenarnya.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun strategi
pengembangan daya tarik wisata Kawasan Wisata Alam Bantimurung di
daerah Kabupaten Maros.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. KEPARIWISATAAN
1) Kepariwisataan menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisatan Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 adalah keseluruhan
kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang
dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
2) Kepariwisataan menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K. Kraft (dalam
Yoeti, 1990:115) tahun 1942 adalah Kepariwisataan adalah
keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal
sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.
3) Kepariwisataan Menurut Prof. Kurt Morgentroth (dalam Yoeti,
1996:17) adalah dalam arti sempit Kepariwisataan adalah lalu lintas
orang-orang yang meninggalkan kediamannya untuk sementara
waktu, untuk berpesiar di tempat lain semata-mata sebagai konsumsi
dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi
kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam
dari pribadinya.
Jadi, Kepariwisataan merupakan kegiatan jasa yang
memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas,
seperti: hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang
indah dan iklim yang nyaman.

B. WISATAWAN
1) Wisatawan menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisatan Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 adalah orang yang melakukan
wisata.
2) Wisatawan menurut World Tourism Organization (WTO) adalah
setiap orang bertempat tinggal di suatu negara, tanpa memandang
kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang
sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya
dapat diklasifikasikan
3) Wisatawan menurut G.A Schmoll adalah individu atau kelompok
individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang
dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada
perjalanan pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia
lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang
diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik
pengunjung di masa yang akan datang.

Jadi, Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan


wisata ke tempat yang berbeda secara individu maupun kelompok
yang lebih dari 24 jam dengan tujuan berlibur.

C. PARIWISATA
1) Pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisatan Bab 1 Pasal 1 Ayat 3 adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
2) Pariwisata menurut World Tourism Organization (WTO) merupakan
suatu kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di
daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya.
3) Pariwisata menurut James J. Spillane (1982) merupakan suatu
kegiatan untuk melakukan perjalanan yang bertujuan untuk
mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,
memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat,
menunaikan tugas, berziarah dan tujuan lainnya.
Jadi, Pariwisata merupakan suatu kegiatan wisata atau kegiatan
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dan
diselenggarakan dari satu tempat ketempat lainnya, dengan maksud
bukan untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi.

D. DAYA TARIK WISATA


1) Daya Tarik Wisata menurut menurut Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2009 Tentang Kepariwisatan Bab 1 Pasal 1 Ayat 3 adalah
segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
2) Menurut Nyoman S. Pendit dalam bukunya “Ilmu Pariwisata” tahun
1994 mendefiniskan Daya Tarik Wisata sebagai segala sesuatu yang
menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.
3) Menurut A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun
1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”,
istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi
daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.

Jadi, Daya Tarik Wisata adalah memliki sesuatu nilai yang


menarik dan bernilai dari hasil keindahan keanekaragaman kekayaan
alam, budaya dan buatan manusia yang dijadikan tujuan kunjungan
wisatawan untuk berwisata.

E. RISET PEMASARAN
1) Riset Pemasaran menurut Philip Kotler merupakan suatu perancangan,
pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sudah tersistematis dari
data atau berbagai penemuan yang relevan dengan adanya situasi
pemasaran tertentu yang telah dihadapi oleh perusahaan.
2) Menurut Robby Susatyo memiliki Riset Pemasaran sebagai suatu
pengidentifikasian yang lebih objektif dan tersistematis, yang akan
dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian beberapa
informasi yang bertujuan agar dapat memperbaiki dalam pengambilan
keputusan yang masih berkaitan dengan solusi permasalahan dan
penentuan berbagai peluang dalam proses pemasaran.
3) American Marketing Association (AMA) telah mendefinisikan bahwa
riset pemasaran sebagai salah satu fungsi yang menghubungkan
antara: konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan para
pemasar melalui informasi. Informasi inilah yang nantinya akan
digunakan dalam mengidentifikasikan dan menentukan peluang serta
permasalahan pemasaran seperti: merumuskan, menyempurnakan dan
mengevaluasi berbagai tindakan pemasaran, memantau kinerja
pemasaran, dan menyempurnakan pemahaman tentang segala aktivitas
pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas berbagai cara
yang dapat menjadikan kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif dan
lebih efisien.

Jadi, Riset Pemasaran adalah melakukan riset dengan cara


mengumpulkan data, menganalisis suatu permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan yang bertujuan untuk memperbaiki dalam
pengambilan keputusan yang masih berkaitan dengan solusi
permasalahan dan penentuan berbagai peluang dalam proses
pemasaran.

F. STRATEGI
1) Menurut Craig & Grant (1996) Strategi merupakan penetapan sasaran
dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah
perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and
objectives).
2) Strategi menurut Siagian (2004) adalah serangkaian keputusan dan
tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3) Menurut Glueck dan Jauch (1989) strategi adalah rencana yang
disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Jadi, Strategi adalah suatu rencana untuk menyusun langkah
atau tindakan untuk mencapai sasaran perusahaan dengan cara
dirancang dengan sebaik mungkin untuk keberhasilan tujuan dari
perusahaan dapat tercapai melalui pelaksanaan strategi yang tepat.

G. PROMOSI
1) Menurut Sistaningrum (2002:98) Promosi ialah suatu upaya atau
kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun
konsumen potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap
produk yang ditawarkan saat ini atau dimasa yang akan datang.
2) Promosi menurut Gitosudarmo (2000:237) Promosi ialah kegiatan
yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat
menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk
tersebut.
3) Menurut Rambat Lupiyoadi (2006:120) Promosi merupakan salah satu
variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan
oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi
bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan
dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai
dengan keinganan dan kebutuhannya
Jadi, Promosi adalah salah satu cara atau upaya untuk
mempengaruhi konsumen actual maupun konsumen potensial agar
tertarik dan membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan dan
mencapai tujuan dari kegiatan promosi ini.

H. PELAYANAN
1) Pelayanan menurut Suparlan (2000:35) adalah sebuah usaha
pemberian bantuan ataupun pertolongan pada orang lain, baik dengan
berupa materi atau juga non materi agar orang tersebut bisa mengatasi
masalahnya itu sendiri.
2) Menurut Moenir (2005:47) pelayanan ialah sebuah proses dari
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung
3) Menurut Kotler (2003:364) bahwa pelayanan (Service) ialah sebagai
suatu tindakan ataupun kinerja yang bisa diberikan pada orang lain.
Pelayanan atau juga lebih dikenal dengan service bisa di
klasifikasikan menjadi dua yaitu

I. KUNJUNGAN
Pengertian Kunjungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
perihal (perbuatan, proses, hasil) mengunjungi atau berkunjung; lawatan.
Sedangkan pengertian kunjungan secara umum adalah melakukan suatu
kegiatan atau aktivitas dengan tujuan berkunjung atau mendatangi suatu
tempat secara individu maupun kelompok.

J. KAWASAN WISATA ALAM NASIONAL


1) Kawasan Wisata Alam Nasional menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) dan
Ekosistemnya, Kawasan Wisata Alam Nasional adalah kawasan
pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan sistem
zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian ilmu pendidikan,
pariwisata alam, rekreasi dan juga menunjang budidaya.
2) Menurut macKinnon et al (1993) Kawasan Wisata Alam Nasional
adalah suatu kawasan yang diperuntukkan bagi perlindungan kawasan
secara alami dan juga berpandangan indah yang penting, secara
nasional dan internasional serta yang mempunyai nilai dalam
pemanfaatan ilmiah, rekreasi dan juga pendidikan.
3) Menurut Basuni (1987) Kawasan Wisata Alam nasional adalah
kawasan konservasi di darat atau di laut yang mempunyai ciri-ciri
keaslian dan juga keanekaragaman ekosistem yang khas karena flora
dan fauna atau geomorfologis dan atau budaya, yang mempunyai nilai
keindahan yang secara keseluruhan menyangkut mengenai
kepentingan dan juga merupakan suatu warisan kekayaan alam
nasional ataupun internasional, yang dikelola dengan tujuan
pengawetan sumberdaya alam, pendidikan, rekreasi, penelitian, dan
turisme.

Jadi, Kawasan Wisata Alam Nasional adalah suatu Kawasan


yang memiliki ekosistem asli dan digunakan untuk perlindungan
Kawasan secara alami dan memiliki nilai dalam pemanfaatan ilmiah,
edukasi dan rekreasi, dan diakui secara nasional dan internasional.
BAB III
GAMBARAN UMUM

A. KABUPATEN MAROS
Kabupaten Maros terletak di bagian barat Sulawesi Selatan antara
40°45′-50°07’ lintang selatan dan 109°205′-129°12′ bujur timur yang
berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota Makassar dan
Kabupaten Gowa sebelah selatan, Kabupaten Bone di sebelah timur dan
Selat Makassar di sebelah barat. Kabupaten Maros berada pada rentang
ketinggian antara 0 m sampai dengan lebih dari 1.000 m dari permukaan
laut. Di wilayah Kabupaten Maros terdapat beberapa gunung dengan jenis
gunung yang tidak aktif dan tidak begitu tinggi, seperti Gunung Barro-
Barro, Rammang-Rammang, Samaenre, Bulu Saraung, dan Bulu Saukang.
Bulu Saukang adalah gunung yang tertinggi di wilayah Kabupaten Maros
dengan ketinggian mencapai 260 m di atas permukaan laut.
Lokasi geografi dan topografinya, terdiri dari 80 desa dan 23
kelurahan yang ada di kabupaten Maros, 10 desa berada pada wilayah
pantai, 5 desa berada pada wilayah lembah, 28 desa berada pada wilayah
perbukitan, dan sisanya 60 desa/kelurahan berada pada wilayah
dataran/landai. Kecamatan Tompobulu merupakan kecamatan yang
memiliki wilayah paling luas, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling
kecil adalah kecamatan Turikale. Kondisi Topografi Kabupaten Maros
sangat bervariasi mulai dari wilayah datar sampai bergunung-gunung.
Hampir semua di kecamatan terdapat daerah pedataran yang luas
keseluruhan sekitar 70.882 ha atau 43,8% dari luas wilayah Kabupaten
Maros. Sedangkan daerah yang mempunyai kemiringan lereng di atas dari
40% atau wilayah yang bergunung-gunung mempunyai luas 49.869 ha atau
30,8 dari luas wilayah Kabupaten Maros.
Dari Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, ke ibu kota
Kabupaten Maros berjarak kurang lebih 30 km dan dapat ditempuh dalam
waktu sekitar 1 jam melewati jalan provinsi yang cukup baik dan lancar.
SelanjuKawasan Wisata Alam Nasionalya dari ibu kota Kabupaten Maros
sampai ke kota-kota kecamatan di kabupaten tersebut juga dihubungkan
oleh jalan aspal yang cukup baik.
Kabupaten Maros sendiri memiliki potensi wisata alam yang eksotis.
Eksotisme alam yang dimiliki oleh Kabupaten Maros membawa Kabupaten
ini menjadi salah satu destinasi wisata baik untuk internasional maupun
untuk domestik. Serta pemandangan alam seperti pegunungan, bentangan
karst, pantai, dan situs arkeologi menjadikan Kabupaten Maros ini kaya
akan obyek wisata alam yang dapat memuaskan hasrat dan mata
pengunjung sekaligus menjadi pengalaman wisata alam yang tak terlupakan.
Maros menawarkan berbagai pilihan objek wisata menarik dengan dominasi
wisata alamnya yang masih sangat alami.
Potensi Sumber daya alam (SDA) unggulan kabupaten Maros lainnya
adalah potensi wisata alam seperti Kawasan Wisata Alam Bantimurung,
Cagar alam Karaenta, Kawasan Wisata Alam wisata alam Goa Pattunuang,
Kawasan Wisata Alam Safari Puncak, Permandian Air Panas Reatoa, air
terjun Lacolla dan bonto somba, Batu Napara / sungai putedan pasir putih
Kuri. Dan untuk potensi wisata lainnya adalah Kawasan Wisata Alam
purbakala leang-leang yang letaknya ada pada perbukitan kapur yang curam,
sekitar 17 km dari kota Maros. Sebagian dari objek - objek wisata tersebut
masih belum dikembangkan dan dikelola secara profesional. Khusus untuk
objek wisata alam Bantimurung dengan kondisi alam tropis yang subur
menjadikan daerah ini sebagai permukiman yang ideal dari berbagai jenis
Kupu-kupu, dimana pada saat ini tercatat sekitar 150 jenis kupu - kupu yang
di daerah lain sudah amat sulit ditemukan.

B. KAWASAN WISATA ALAM BANTIMURUNG


Kawasan Wisata Alam Bantimurung terletak di kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Bantimurung
berasal dari Bahasa Bugis dari kata benti, artinya "tetesan (air)" dan
merrung, artinya "bunyi gemuruh". Jadi Bantimurung berarti air yang
bergemuruh. Nama tersebut diusulkan oleh Karaeng Simbang, Patahoeddin
Daeng Paroempa. Simbang adalah salah satu kerajaan dalam distrik adat
Gemenschaap dan berada dalam wilayah kerajaan Marusu'. Berawal dari
kata benti merrung itulah kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung
seperti sekarang. Sejarah dan asal-usul kata "Bantimurung" dimulai sejak
masa Perjanjian Bungaya I dan II (1667-1669) saat Maros ditetapkan
sebagai daerah yang dikuasai langsung oleh Hindia Belanda.
Awal adanya pengelola resmi kawasan Bantimurung dibawah
naungan pemerintah Hindia Belanda, yaitu pada tahun 1937 oleh Natuur
Bescherming afseling Ven’s Lands Flantatiun”, lalu dilanjutkan oleh
Inspektur Kehutanan Peovinsi pada tahun 1940. Pada tahun 1961, bagian
Perlindungan Alam berada dibawah Bagian Teknik Jawatan Kehutanan,
tahun 1966 dibawah Direktorat Jenderal Kehutanan, tahun 1967 dibentuk
Organisasi Depatemen Kehutanan untuk Perlindungan Alam, dan pada
tahun yang sama lahirlah Undang-undang Pokok Kehutanan yang berlaku
untuk seluruh Indonesia (Leentvaar, 1955).
Terkait kawasan wisata Bantimurung setelah pemberlakuan kebijakan
otonomi, dikelola oleh Pemerintah Daerah Maros, namun sejak Balai
Kawasan Wisata Alam Bantimurung Bulusaraung mulai beroperasi,
kawasan wisata Bantimurung tetap dibawahi oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Maros namun ada campur tangan dari Balai Kawasan Wisata
Alam Nasional. Bantimurung Bulusaraung. Kedua pihak ini bekerjasama
karena wilayah Kawasan Wisata Alam Wisata Alam termasuk bagian dari
keseluruhan wilayah Kawasan Wisata Alam Nasional.
Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) seperti atraksi,
aksesibilitas, dan fasilitas, semua tersedia di Bantimurung. Terdapat
beberapa atraksi alam yang dapat dinikmati. Akses sangat mendukung
karena mudah dijangkau. Fasilitas cukup memadai, bahkan pengelola
menyediakan dua jenis penginapan di wilayah ini, yaitu Wisma dan Hotel,
sampai angkutan umum (Dewi, HB, & Kusumedi, 2010; Munawar, 2019).
Adapun beberapa aset dalam kawasan Kawasan Wisata Alam Wisata Alam
yang saling melengkapi dan menjedikan objek ini populer, yaitu sebagai
berikut:
1. Fasilitas
Fasilitas wisata yang ada di kawasan wisata Bantimurung meliputi
pintu gerbang (berbentuk kupu-kupu raksasa) dan setelah gerbang ada
patung kera raksasa, area parkir, kios makanan dan minuman, kios
cinderamata, lapangan tenis, wisma, loket karcis, pusat informasi,
pondok kerja, jalan setapak, Mushollah, kolam renang anak, museum
kupu-kupu, flying fox, baruga/ gazebo, shelter, jembatan, menara
pengawas, lavatory, cottage, dan papan informasi.
2. Air Terjun
Potensi yang paling menonjol dari kawasan wisata Bantimurung
adalah keindahan air terjun beserta panorama alamnya, yang memiliki
ketinggian kurang lebih 15 m, lebar kurang lebih 20 m, dan
kemiringan kurang lebih 450. Aset ini adalah ikon pertama dan utama
(primary attraction) di kawasan TWA.
3. Sungai Bantimurung
Dari aspek tata air, kawasan karst merupakan reservoir air raksasa
yang sangat strategis kedudukannya dalam menunjang berbagai
kepentingan. Kemampuan bukit karst dan mintakat epikarst pada
umumnya mampu menyimpan air selama tiga hingga empat bulan
setelah berakhirnya musim penghujan, sehingga sebagian besar sungai
bawah tanah dan mata air di kawasan karst mengalir sepanjang tahun
dengan kualitas air yang baik. Dengan formasi geologi utama berupa
batuan kapur, kawasan Kawasan Wisata Alam Bantimurung
Bulusaraung merupakan catchment area bagi beberapa sungai besar di
Sulawesi Selatan. Lebar sungai di Kawasan Wisata Alam Wisata
Alam Bantimurung bervariasi antara 8- 15 m, yang mengalir di antara
terbing karst dan membentuk telaga serta air terjun kearah selatan,
merupakan sumber air utama daerah sekitarnya. Kondisi sungai jernih,
Dangkal, dan tidak begitu deras, namun bila musim hujan menjadi
keruh, dalam, dan cukup deras. Untuk melintasi sungai tersedia
jembatan sepanjang kurang lebih 12 M. Selain menjadi sumber
kehidupan masyarakat Maros, sungai Bantimurung juga sangat
berperan penting di Kawasan Wisata Alam Wisata Alam ini, karena di
sinilah terjadinya sebagian besar aktifitas wisatawan.
4. Gua Mimpi dan Gua Batu
Selain air terjunnya, potensi yang menonjol di kawasan Wisata
Bantimurung yaitu Gua Mimpi. Di dalam gua tersebut pengunjung
dapat menikmati stalaktit dan stalakmit. Jarak Gua Mimpi dari Wisata
Air Terjun sekitar 800 Km, memiliki panjang (dari mulut Gue sampai
ujung) sekitar 1.395 m dan menembus bukit karst. Di dalam Gua
pengunjung akan disajikan keindahan kilauan-kilauan kristal stalaktit-
stalakmit. Kondisi medan yang berat sehingga hanya diperuntukkan
bagi pengunjung yang memiliki stamina kuat. Sedangkan Gua Batu
memiliki panjang sekitar 400 m dan jarak dari Wisata Air Terjun ke
Gua Batu sekitar 1 Km. Terdapat ruang yang luas di dalamnya. Jika
ingin masuk melihat isi Gua, jasa interpreter dan penyewaan senter
atau penerangan tersedia di sekitar gua. Adapu isi Gua, sama saja
dengan Gua Mimpi yaitu stalaktit stalakmit, namun di Gua Batu tidak
terdapat kilauan Kristal. Menurut salah satu staff yang bertugas di
Bantimurung, Syarif, ada stalakti- stalakmit yang sudah mati dan ada
yang masih hidup. Bedanya adalah ketika stalaktit masih
mengeluarkan air berarti stalaktit tersebut masih hidup, begitupun
sebaliknya. Mengenai hidup atau mati stalakmit itu tergantung
stalaktiKawasan Wisata Alam Nasionalya. Stalaktit-stalakmit yang
masih hidup akan mengalami pertambahan sepanjang 1 Cm/ 60 tahun.
5. Telaga Kassikebo
Tidak jauh dari Gua Batu terdapat telaga Kassikebo dengan air terjun
kecil (air terjun Bantimurung 2). Pengunjung dapat menikmati atraksi
kupu-kupu di sekitar hamparan pasir telaga tersebut dan dikelilingi
oleh terbing terjal. Telaga inilah yang menjadi habitat utama kupu-
kupu Bantimurung.
6. Kawasan Penangkaran kupu-kupu
Kawasan Penangkaran kupu-kupu di Bantimurung ini ada dua, yaitu
penangkaran pertama yang terletak di dalam kawasan TWA
Bantimurung dan Kawasan Wisata Bantimurung: Desain Tapak
Pengelolaan Wisata Alam Kawasan Wisata Alam Bantimurung
Buusaraung. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Balai Kawasan Wisata Alam Bantimurung Bulusaraung. Penangkaran
yang terletak di bagian depan TWA. Penangkaran yang ada di dalam
adalah penangkaran yang dikelolah oleh Pemerintah Daerah atau dinas
Pariwisata, sedangkan yang diluar dikelola oleh Kehutanan atau
pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung. Kupu-kupu di
Bantimurung terdapat tidak hanya di dalam kawan konservasi saja
tetapi banyak yang juga terdapat di kawasan bebas. Kupu-kupu di
kawasan bebas inilah yang dibudidayakan sendiri oleh penduduk
setempat untuk diperdagangkan sebagai ole-ole Bantimurung. Jadi
pedagang yang memperjual- belikan kupu-kupu sebagian besar
memiliki penangkaran tersendiri di luar kawasan. Selain penangkaran,
di Bantimurung juga terdapat museum kupu- kupu, yang di dalamnya
diawetkan berbagai macam jenis kupu-kupu langka dari daerah yang
berbeda-beda. Ada kurang lebih 500 jenis kupu-kupu yang
dimuseumkan. Asalnya pun berbeda-beda, ada yang dari Jawa,
Sumatara, Ambon, Papua, Kalimantan, Malaysia, bahkan ada yang
dari Bazil.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. STRATEGI PROMOSI DAN PELAYANAN DI KAWASAN WISATA


ALAM BANTIMURUNG
Strategi promosi dilakukan bertujuan untuk merencanakan suatu
Langkah yang ingin dijalankan oleh semua pihak yang bersifat terarah dan
teroganisir. Kegiatan strategi promosi yang dilakukan merupakan suatu
bentuk komunikasi dan interaksi secara langsung maupun tidak langsung
yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Menurut (Soekadijo,
1997:241) “Bahwa kegiatan promosi memiliki dua macam promosi, yaitu
Promosi langsung (consumer promotion), promosi lansung dilakukan oleh
semua lembaga yang bersangkutan dengan pemasaran sedangkan Promosi
tidak langsung (dealer promotion), ditujukan kepada penyalur produk
pariwisata, seperti biro perjalanan umum dan cabang-cabangnya, agen
perjalanan, organisasi perjalanan dan sebagainya”.
Dalam penelitian ini, bentuk strategi promosi yang dilakukan oleh
pihak pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung salah satunya dengan
cara pemanfaatan digitalisasi. Digitalisasi bertujuan untuk memberikan
pegaruh yang cukup kuat bagi sasarannya dalam meningkatkan jumlah
wisatawan. Dengan memanfaatkan digitalisasi adalah salah satu strategi
yang sangat tepat untuk membantu aktivitas promosi yang dilakukan dan
diantaranya dengan menggunakan media sosial dan media massa sebagai
media alternatif untuk promosi yang berupa:
a. Instagram dan Facebook adalah media sosial yang mampu memberikan
informasi berupa gambar dan video sebagai bentuk penawaran dan
promosi Kawasan Wisata Alam Bantimurung agar dapat dikenal lebih
luas oleh kalangan termasuk wisatawan yang penasaran dengan daya
tarik wisata yang dipromosikan. Terdapat 2 akun Instagram yang
digunakan dalam mempromosikan dan memasarkan Kawasan Wisata
Alam Bantimurung. Nama atau username akun Instagram yang pertama
yaitu btn_bantimurungbulusaraung yang dikelola langsung oleh
pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung. Nama atau username
akun Instagram yang kedua yaitu visit_maros yang dikelola oleh
Pemerintah Kabupaten Maros. Sedangkan akun Facebook yang
digunakan untuk mempromosikan dan memasarkan Kawasan Wisata
Alam Bantimurung ada 2 akun. Akun yang pertama yaitu Balai Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung dan akun yang kedua yaitu Kawasan
Wisata Alam Bantimurung.

Gambar 4.1. Akun Instagram btn_bantimurungbulusaraung


Sumber data pribadi

Gambar 4.2. Akun Instagram visit_maros


Sumber data pribadi
b. Youtube Channel memberikan banyak manfaat sebagai upaya untuk
mengembangkan daya tarik wisata termasuk Kawasan Wisata Alam
Bantimurung agar dapat lebih memperluas jangkauan dalam media
promosi. Salah satu keunggulan media sosial ini dapat menampilkan
sebuah layanan video kreatif yang dapat memungkinkan seluruh orang
didunia untuk berinteraksi dan saling berbagi. Maka hal ini, media sosial
Youtube telah menjadi media strategi promosi oleh pengelola Kawasan
Wisata Alam Bantimurung sebagai media untuk penyampaian informasi
dan menemukan konten video berupa daya tarik wisata yang ingin
dijangkau oleh wisatawan. Nama akun Youtube yang digunakan untuk
mempromosikan dan memasarkan Kawasan Wisata Alam Bantimurung
yaitu Visit Maros. Akun Youtube ini dikelola langsung oleh Pemerintah
Kabupaten Maros.

Gambar 4.3. Akun Youtube Visit Maros


Sumber data pribadi

c. Periklanan juga dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Kabupaten maros sebagai salah satu bentuk media promosi, seperti
melakukan periklanan melalui Surat kabar, Radio, Televisi, Poster yang
dibagikan diberbagai hotel ataupun rumah makan, brosur, leaflet dan
billboard.
Untuk lebih memaksimalkan strategi promosi demi meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan sekaligus memaksimalkan kinerja pegawai
demi tercapainya tujuan dan tepat sasaran. Dengan promosi secara langsung
terhadap konsumen atau pelanggan dapat membangun komunikasi yang
efektif dan hubungan yang lebih baik. Maka dari itu, pihak pengelola
Kawasan Wisata Alam Bantimurung mengaplikasikan bentuk strategi
promosi secara langsung (Direct Promotion) dengan cara
menyelenggarakan beberapa kegiatan dan event-event yang dapat
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan serta menarik perhatian seluruh
kalangan yaitu sebagai berikut, diantaranya:
a. Culinary Night Festival yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Maros dengan salah satu tujuan yaitu dapat
meningkatkan minat kan kunjungan wisatawan di Kawasan Wisata Alam
Bantimurung. Event ini diadakan pada setiap malam minggu serta
terdapat juga penyajian berbagai jajanan khas tradisional dan
disemarakkan dengan berbagai pertunjukkan seperti Atraksi kesenian
daerah dari berbagai sanggar seni dan pentas seni lainnya. Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros menargetkan kunjungan
hanya sekitar 500 orang, tetapi dengan strategi promosi yang dilakukan
dapat mendatangkan banyak pelanggan yang melebihi jumlah target yang
di rencanakan.
b. Festival Bantimurung diselenggarakan setiap satu tahun sekali pada saat
menjelang peringatan hari lahir Kabupaten Maros. Festival ini
diselenggarakan langsung di Kawasan Wisata Alam Bantimurung yang
dipertunjukkan dalam bentuk kesenian oleh para seniman dari setiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Maros. Melalui event yang
diselenggarakan dapat menjadi acuan dalam mempromosikan Kawasan
Wisata Alam Bantimurung dalam tujuan untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan agar lebih meningkat
c. Tour Packages (Paket tour) yang hingga sekarang ini masih
dipromosikan oleh berbagai travel yang bekerjasama dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten maros. Bentuk paket wisata yang
ditawarkan melalui media sosial dan juga melakukan sosialisasi secara
langsung atau melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah bahkan
keseluruh tempat seperti mall, tempat makan, toko cenderamata dan
tempat umum lainnya. Daya tarik wisata yang ditawarkan dalam satu
pake mencakup 3 (tiga) daya tarik wisata yaitu Kawasan Wisata Alam
Bantimurung, Kawasan Wisata Alam Purbakala Leang-Leang dan
Rammang-Rammang. Kegiatan insentif yang dilakukan untuk
mempertahankan pelanggan yang loyal serta memberikan pengalaman
yang menarik terhadap calon pelanggan agar dapat menikmati keindahan
dan keunikan di berbagai daya tarik wisata Kabupaten Maros.
Dalam memberikan nilai tambah terkait kegiatan strategi promosi
yang dilakukan sudah seharusnya memberikan pelayanan yang positif dan
mengikuti pedoman (SOP) terhadap wisatawan agar wisatawan
mendapatkan kepuasan dan memberikan kesan yang baik terhadap
pelayanan yang diberikan agar wisatawan dapat kembali berkunjung di
Kawasan Wisata Alam Bantimurung. Hal ini wisatawan yang puas terhadap
pelayanan khususnya pelayanan yang berkualitas baik seperti karyawan
tempat wisata, para penjual di tempat wisata serta masyarakat ditempat
wisata, maka wisatawan tersebut akan cenderung loyal dan kembali lagi
untuk menikmati lokasi, tempat atau daya tarik wisata yang telah mereka
kunjungi tersebut (Wyckof dalam Tjiptono, 2012) Terdapat dua metode
pelayanan yang di terapkan yaitu:
a. Pelayanan secara langsung, tertuju kepada bagaimana cara pegawai di
Kawasan Wisata Alam Bantimurung dalam melakukan pelayanan yang
baik dalam menyambut wisatawan dengan Senyum, Salam dan Sapa (3S)
serta penuh keramah tamahan. Pelayanan yang dilakukan oleh pegawai
Kawasan Wisata Alam Bantimurung baik dilakukan dilapangan maupun
diberbagai tempat lainnya yang bertujuan demi meningkatkan kualitas
pelayanan dan mendapatkan respon yang baik dari wisatawan
b. Pelayanan secara tidak langsung, dilakukan melalui diberbagai media
sosial dengan cara memberikan tanggapan dan respon yang baik terhadap
pelanggan jika saling berinteraksi satu sama lain. Melalui media sosial
juga dapat mempererat ikatan dengan calon pelanggan dan akan dapat
memudahkan proses promosi dan penawaran yang dilakukan.
Terkait dengan strategi promosi yang ingin dicapai yang terarah dan
terorganisir tentunya terdapat relevansi dalam pelayanan yang diberikan.
Kualitas pelayanan sangat berpengaruh besar pada proses strategi promosi
yang dilakukan karena jika kualitas pelayanannya baik maka terciptalah
kepuasan wisatawan dan juga menjadi peran dan upaya pengelola dalam
mempertahankan wisatawan yang loyal terhadap kunjungan wisata di
Kawasan Wisata Alam Bantimurung Kabupaten Maros
Keberhasilan yang dicapai dalam mempromosikan Kawasan Wisata
Alam Bantimurung bukan hanya diperlukan koordinasi dan kerjasama yang
baik antara pihak pengelola dengan pihak lainnya yang bertanggung jawab
dalam pengembangan pariwisatanya. Dapat dikatakan, keberhasilan suatu
program promosi dalam bidang kepariwisataan sangat ditentukan faktor
kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan
daerah. Oleh karena itu, sebelum program promosi dilaksanakan harus ada
komitmen dari semua unsur yang terkait bahwa pariwisata merupakan
sektor ekonomi yang bersifat quick yielding (hasil cepat) dan merupakan
agent of development bagi daerah itu sendiri dalam meningkatkan
pendapatan asli daerah sekaligus meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan.

Hasil data yang diperoleh mengenai strategi promosi dan pelayanan yang
dilakukan oleh pihak pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung tentunya
diperlukan pendapat dan persepsi dari responden yang dapat memberi informasi
dan data tambahan untuk penelitian. Penyajian data deskriptif dalam penelitian
juga bertujuan agar dapat dilihat profil dari responden sebagai bentuk dukungan
dalam melancarkan proses penelitian yang dilakukan. Adapun karakteristik
penelitian yang terdiri dari nama atau inisial, umur, jenis kelamin dan status
pekerjaan responden. Responden dalam penelitian ini berjumlah 68 responden.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 68 responden melalui penyajian kuesioner
dapat dilihat pada gambar berikut :
a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 1.1 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden


Berdasarkan keterangan diagram gambar diatas diketahui bahwa jenis
kelamin responden Kawasan Wisata Alam Bantimurung yang diambil
menunjukkan mayoritas berjenis kelamin perempuan yang berjumlah
sebanyak 61,8% sedangkan jenis kelamin laki-laki berjumlah sebanyak
36,8%. Dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar responden di Kawasan
Wisata Alam Bantimurung adalah perempuan.
b. Usia Responden

Tabel 1.2 Diagram Kolom Usia Responden


Berdasarkan keterangan diagram gambar diatas diketahui bahwa usia
responden Kawasan Wisata Alam Bantimurung yang diambil
menunjukkan kebanyakan yang berusia 20 tahun hingga berusia 60 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar responden di Kawasan Wisata
Alam Bantimurung adalah berusia 20 hingga 60 tahun.
c. Status Pekerjaan

Tabel 1.3 Diagram Lingkaran Jumlah Status Pekerjaan Responden


Berdasarkan keterangan diagram gambar diatas diketahui bahwa status
pekerjaan responden Kawasan Wisata Alam Bantimurung yang diambil
menunjukkan mayoritas berstatus pelajar/mahasiswa yang berjumlah
sebanyak 61,8% sedangkan pekerjaan wiraswasta berjumlah sebanyak
10,3%, pegawai swasta 8,8%, PNS 2,9%, ibu rumah tangga 1,5% dan
lainnya berjumlah sebanyak 14,7% . Dapat disimpulkan bahwa Sebagian
besar responden di Kawasan Wisata Alam Bantimurung adalah berstatus
pekerjaan pelajar/mahasiwa.
Hasil data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan dengan membagikan
kuesioner secara langsung di Kawasan Wisata Alam Bantimurung dan melalui
Google Form kepada responden. Adapun cara peneliti membagikan kuesioner
online tersebut melalui berbagai macam media sosial agar dapat menjangkau
responden secara online yang ingin diteliti agar menjadi lebih mudah. Daftar
pernyataan dalam kuesioner yang dibuat peneliti menyajikan beberapa item-item
pernyataan kepada responden. Berikut adalah hasil data kuesioner yang diperoleh
dari responden :
Tabel 1.4
Data Hasil Kuesioner
Total
Variabel Item pernyataan SS S N TS STS
% % % % %
P1 35,3% 19,1% 25% 17,6% 2,9%
P2 29,4% 25% 25% 16,2% 4,4%
P3 36,8% 25% 17,6% 17,6% 2,9%
P4 41,8% 25,4% 9% 13,4% 10,4%
X1 38,2% 33,8% 10,3% 10,3% 7,4%
P5
(Strategi
Promosi) P6 32,4% 32,4% 20,6% 8,8% 5,9%
P7 19,1% 39,7% 23,5% 11,8% 5,9%
P8 32,8% 34,3% 13,4% 9% 10,4%
P9 30,9% 38,2% 10,3% 13,2% 7,4%
P10 38,2% 29,4% 14,7% 13,2% 4,4%
P11 20,6% 26,5% 36,8% 10,3% 5,9%
P12 16,2% 36,8% 27,9% 11,8% 7,4%
P13 20,6% 32,4% 27,9% 10,3% 8,8%
P14 19,1% 33,8% 25% 14,7% 7,4%
X2
P15 11,8% 35,3% 32,4% 14,7% 5,9%
(Kualitas
Pelayanan) P16 17,6% 38,2% 23,5% 13,2% 7,4%
P17 19,1% 32,4% 26,5% 14,7% 7,4%
P18 16,2% 36,8% 30,9% 10,3% 5,9%
P19 19,1% 36,8% 23,5% 13,2% 7,4%
P20 14,7% 33,8% 35,3% 10,3% 5,9%

a. Strategi Promosi
Berdasarkan table untuk variable strategi promosi pada item pernyataan
pertama menunjukkan 35,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa
responden sering melihat promosi melalui sosial media. 19,1% responden
menyatakan setuju, 25% responden menyatakan netral, 17,6% responden
menyatakan tidak setuju dan 2,9% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kedua menunjukkan 29,4% responden
menyatakan sangat setuju bahwa melalui media sosial membantu responden
mendapatkan informasi. 25% responden menyatakan setuju, 25% responden
menyatakan netral, 16,2% responden menyatakan tidak setuju dan 4,4%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan ketiga menunjukkan 36,8% responden
menyatakan sangat setuju bahwa media promosi melalui media sosial adalah hal
yang efektif dan efisien. 25% responden menyatakan setuju, 17,6% responden
menyatakan netral, 17,6% responden menyatakan tidak setuju dan 2,9%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan keempat menunjukkan 41,8% responden
menyatakan sangat setuju bahwa pengunjung merasa senang dengan adanya event
yang diselenggarkan. 25,4% responden menyatakan setuju, 9% responden
menyatakan netral, 13,4% responden menyatakan tidak setuju dan 10,4%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kelima menunjukkan 38,2% responden
menyatakan sangat setuju adanya event yang diselenggarakan mendatangkan
banyak pengunjung. 33,8% responden menyatakan setuju, 10,3% responden
menyatakan netral, 10,3% responden menyatakan tidak setuju dan 7,4%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan keenam menunjukkan 32,4% responden
menyatakan sangat setuju bahwa event yang diselenggarakan sangat menghibur
pengunjung. 32,4% responden menyatakan setuju, 20,6% responden menyatakan
netral, 8,8% responden menyatakan tidak setuju dan 5,9% responden menyatakan
kurang setuju
Pada table item pernyataan ketujuh menunjukkan 19,1% responden
menyatakan sangat setuju bahwa promosi melalui sosialisasi untuk menawarkan
paket wisata ditempat umum dan sekolah-sekolah termasuk efektif dan efisien.
39,7% responden menyatakan setuju, 23,5% responden menyatakan netral, 11,8%
responden menyatakan tidak setuju dan 5,9% responden menyatakan kurang
setuju
Pada table item pernyataan kedelapan menunjukkan 32,8% responden
menyatakan sangat setuju bahwa responden akan mengunjungi Kawasan Wisata
Alam Bantimurung dimasa mendatang.34,3 % responden menyatakan setuju,
13,4% responden menyatakan netral, 9% responden menyatakan tidak setuju dan
10,4% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kesembilan menunjukkan 30,9% responden
menyatakan sangat setuju bahwa responden akan merekomendasikan Kawasan
Nasional Bantimurung kepada teman,keluarga dan saudara. 38,2% responden
menyatakan setuju, 10,3% responden menyatakan netral, 13,2% responden
menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kesepuluh menunjukkan 38,2% responden
menyatakan sangat setuju bahwa responden akan mengajak teman,keluarga dan
saudara untuk mengunjungi Kawasan Wisata Alam Bantimurung. 29,4%
responden menyatakan setuju, 14,7% responden menyatakan netral, 13,2%
responden menyatakan tidak setuju dan 4,4% responden menyatakan kurang
setuju
Pada table item pernyataan ketiga menunjukkan 16,2% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengunjung. 36,8% responden
menyatakan setuju, 27,9% responden menyatakan netral, 11,8% responden
menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang setuju

b. Kualitas Pelayanan
Berdasarkan table untuk variable kualitas pelayanan pada item pernyataan
pertama menunjukkan 20,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa petugas
Kawasan Wisata Alam Bantimurung memberikan pelayanan yang sangat baik
dimedia sosial maupun secara langsung. 26,5% responden menyatakan setuju,
36,8% responden menyatakan netral, 10,3% responden menyatakan tidak setuju
dan 5,9% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kedua menunjukkan 16,2% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengunjung. 36,8% responden
menyatakan setuju, 27,9% responden menyatakan netral, 11,8% responden
menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan ketiga menunjukkan 20,6% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
melayani dengan senyum,salam dan sapa (3S). 32,4% responden menyatakan
setuju, 27,9% responden menyatakan netral, 10,3% responden menyatakan tidak
setuju dan 8,8% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan keempat menunjukkan 19,1% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
bersikap cepat tanggap terhadap keluhan pengunjung. 33,8% responden
menyatakan setuju, 25% responden menyatakan netral, 14,7% responden
menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kelima menunjukkan 11,8% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi pengunjung.
35,3% responden menyatakan setuju, 32,4% responden menyatakan netral, 14,7%
responden menyatakan tidak setuju dan 5,9% responden menyatakan kurang
setuju
Pada table item pernyataan keenam menunjukkan 17,6% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti terhadap pengunjung.
38,2% responden menyatakan setuju, 23,5% responden menyatakan netral, 13,2%
responden menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang
setuju
Pada table item pernyataan ketujuh menunjukkan 19,1% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
memberikan pelayanan yang baik kepada semua pengunjung tanpa memandang
status sosial. 32,4% responden menyatakan setuju, 26,5% responden menyatakan
netral, 14,7% responden menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden
menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kedelapan menunjukkan 16,2% responden
menyatakan sangat setuju bahwa komunikasi antara petugas dengan pengunjung
sudah sangat baik. 36,8% responden menyatakan setuju, 30,9% responden
menyatakan netral, 10,3% responden menyatakan tidak setuju dan 5,9%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kesembilan menunjukkan 19,1% responden
menyatakan sangat setuju bahwa kerapihan, kebersihan dan penampilan petugas
sudah baik. 36,8% responden menyatakan setuju, 23,5% responden menyatakan
netral, 13,2% responden menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden
menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kesepuluh menunjukkan 14,7% responden
menyatakan sangat setuju bahwa kepekaan petugas Kawasan Wisata Alam
Bantimurung dalam membantu permasalahan pengunjung sudah baik. 33,8%
responden menyatakan setuju, 35,3% responden menyatakan netral, 10,3%
responden menyatakan tidak setuju dan 5,9% responden menyatakan kurang
setuju.

Dapat disimpulkan dari hasil data kuesioner diatas bahwa keterlibatan


responden sangat membantu dalam penyelesaian proses penelitian. Melalui
kuesioner yang dilakukan kepada responden dapat digunakan sebagai bahan
masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dalam
kepentingan penelitian. Selain itu, dapat menjadi referensi dalam meneliti lebih
lanjut yang dilakukan oleh semua pihak, baik dari pihak instansi, peneliti,
perusahaan dan sebagainya.

B. KENDALA STRATEGI PROMOSI DALAM MENJALANKAN


STRATEGI PROMOSI DAN PELAYANAN OLEH PENGELOLA
KAWASAN WISATA ALAM BANTIMURUNG
Terkait kendala yang dialami pada saat menjalankan strategi promosi
yang dilakukan oleh pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung ialah:
1. Kendala kurangnya partisipasi masyarakat dan wisatawan dalam
mempromosikan Kawasan Wisata Alam Bantimurung yang menjadi
tujuan dasar untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Demi
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan maka perlunya
diselenggarakan event-event yang dapat menarik perhatian masyarakat
dan wisatawan sebagai bentuk pengembangan pariwisata. Karena dengan
adanya keikutsertaan serta partisipasi masyarakat maupun wisatawan
merupakan salah satu alat guna untuk dijadikan sebagai sasaran promosi
dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Keterlibatan
masyarakat dan wisatawan juga dapat memberikan citra yang baik
terhadap Kawasan Wisata Alam Bantimurung.
2. Kendala minimnya pengetahuan masyarakat terhadap media sosial.
Seperti yang kita ketahui, diera globalisasi ini apa yang kita butuhkan
dapat diakses dengan mudah terutama yang berkaitan dengan bentuk
media cetak seperti Koran ataupun majalah, siaran televisi, internet dan
lain-lain. Sekarang ini orang lebih sering mengakses pemberitahuan
melalui internet atau media sosial khususnya masyarakat Indonesia. Hal
ini harusnya bisa dimanfaatkan sebagai wadah untuk melakukan promosi.
Namun pengetahuan masyarakat terhadap media social masih sangat
kurang.
3. Kurangnya sumber daya manusia dalam instansi yang mengelola
Kawasan Wisata Alam Bantimurung dalam melakukan promosi.
Walaupun terdapat 2 (dua) pemangku kepentingan yang mengelola daya
tarik wisata ini yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Maros serta
Kawasan Wisata Alam Bantimurung Bulusaraung, namun masih
kekurangan tenaga dalam melakukan promosi. Hal ini terjadi karena
masing-masing instansi kekurangan SDM yang professional dalam
melakukan sebuah promosi. Pada Disbudpar Kab. Maros hanya terdapat
1-2 orang yang melakukan promosi namun tidak begitu terampil dalam
melakukan tugasnya. Sedangkan pada Kawasan Wisata Alam Nasional
Babul belum diketahui strategi promosi apa yang dilakukan untuk
memasarkan Kawasan Wisata Alam Bantimurung. Karena hal ini juga
maka terjadi tumpang tindih dalam melakukan tugas promosi mengenai
Kawasan Wisata Alam Bantimurung.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Strategi promosi dilakukan bertujuan untuk merencanakan suatu
Langkah yang ingin dijalankan oleh semua pihak yang bersifat terarah dan
teroganisir. Strategi promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola Kawasan
Wisata Alam Bantimurung sudah sangat maksimal, hal ini dapat dilihat dari
data kunjungan dimana pada tahun 2018 hingga tahun 2019 terjadi
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancangera.
Bentuk strategi promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola
Kawasan Wisata Alam Bantimurung salah satunya dengan cara pemanfaatan
digitalisasi. Memanfaatkan digitalisasi adalah salah satu strategi pengelola
yang sangat tepat untuk membantu aktivitas promosi yang dilakukan dengan
menggunakan media sosial dan media massa sebagai media alternatif untuk
promosi. Media yang digunakan seperti Instagram dan Facebook, Website
Profile, Youtube Channel dan Periklanan yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten maros.
Strategi promosi yang ingin dicapai dan terorganisir tentunya terdapat
relevansi dalam pelayanan yang diberikan. Kualitas pelayanan sangat
berpengaruh besar pada proses strategi promosi yang dilakukan karena jika
kualitas pelayanannya baik maka terciptalah kepuasan wisatawan dan juga
menjadi peran dan upaya pengelola dalam mempertahankan wisatawan yang
loyal terhadap kunjungan wisata di Kawasan Wisata Alam Bantimurung
Kabupaten Maros.
Keberhasilan yang dicapai dalam mempromosikan Kawasan Wisata
Alam Bantimurung bukan hanya diperlukan koordinasi dan kerjasama yang
baik antara pihak pengelola dengan pihak lainnya yang bertanggung jawab
dalam pengembangan pariwisatanya. Dapat dikatakan, keberhasilan suatu
program promosi dalam bidang kepariwisataan sangat ditentukan faktor
kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan
daerah.

B. SARAN
Dari hasil penelitian yang telah disimpulkan, Penulis mencoba
memberikan saran yang kemudian bisa menjadi masukan Balai Kawasan
Wisata Alam Bantimurung dalam upaya meningkatkan kunjungan
wisatawaan asing maupun domestik sebagai berikut:
1. Sebaiknya Kawasan Wisata Alam Bantimurung memiliki SDM yang ahli
dibidang kehumasan agar lebih efektif lagi dalam melakukan kegiatan
promosi, terutama salam promosi secara digitalisasi.
2. Sebaiknya Kawasan Wisata Alam Bantimurung mengoptimalkan seluruh
bentuk-bentuk promosi yang belum diadakan, promosi penjualan yang
belum dilakukan akan mampu menarik pengunjung secara signifikan
melalui kerjasama dengan biro perjalanan, hotel, dan pendukung
pariwisata pemberian insentif.
3. Balai Kawasan Wisata Alam Bantimurung sebaiknya bisa dengan
optimal mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam
mempromosikan Kawasan Wisata Alam Bantimurung, karena dengan
adanya keterlibatan masyarakat akan memberikan citra yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Craig & Grant. 1996. Manajemen Strategi. Jakarta: Alex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
James, Spillane, J. (1982). Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya.
Yogyakarta: Kanisius
Jauch Lawrence R. & Glueck William F. (1989). Manajemen Dan Strategis
Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Kementerian Kehutanan, 1990. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Moenir, 2005, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.
Pendit, Nyoman. S. 1994. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:
Pradnya Paramita.
Siagian, Sondang P. (2004). Manajemen Strategik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sistaningrum. 2002. Manajemen Penjualan Produk. Yogyakarta: PT. Taristo.
Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Sekretariat
Negara. Jakarta (2009). Indonesia.
Yoeti, O. A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai