KELOMPOK 1
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan Makalah Riset Pemasaran Pariwisata ini.
Makalah Riset Pemasaran Pariwisata ini merupakan salah satu tugas yang
wajib ditempuh dalam mata kuliah Riset Pemasaran Pariwisata di Prodi Destinasi
Pariwisata Jurusan Kepariwisataan Politeknik Pariwisata Makassar. Dengan
selesainya makalah riset pemasaran pariwisata ini tidak terlepas dari bantuan
pihak yang telah memberikan banyaknya kemudahan dalam menjalani tugas ini,
yakni:
Makassar, 2021
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keragaman
hayati yang tinggi dan sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan
maupun di perairan. Keseluruhan potensi tersebut mempunyai peranan yang
sangat penting bagi pembangunan kepariwisataan. Potensi pariwisata yang
dimiliki Indonesia, selain keanekaragaman hayati, berupa keunikan dan
keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, peninggalan sejarah
dan budaya yang jika dimanfaatkan secara optimal akan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sulawesi Selatan adalah salah satu
destinasi pariwisata terfavorit di Indonesia, baik wisatawan lokal maupun
mancanegara. Jenisnya pun beragam, seperti wisata budaya di Tana Toraja,
wisata pantai di Bira dan sekitarnya, wisata alam bawah laut di Kawasan
Wisata Alam Nasional Takabonerate Selayar, wisata alam Kawasan Wisata
Alam Nasional kedua yang juga merupakan Cagar Budaya di Maros, dan
masih banyak lagi.
Topik yang akan menjadi pembahasan dalam tulisan ini adalah
“Strategi Promosi Dan Pelayanan Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah
Kunjungan Di Kawasan Wisata Alam Bantimurung”. Kecamatan
Bantimurung, yaitu Kawasan Wisata Alam Wisata Alam Bantimurung.
Tempat ini sangat sesuai dengan pengertian wisata alam yang telah
dijelakan sebelumnya dan sudah menjadi salah satu kunjungan wisata
bangsa Eropa sejak dulu di Sulawesi Selatan, khususnya kaum kolonial elit
Makassar yang datang mengunjungi Air Terjun Bantimurung. Selain
berwisata, Bantimurung juga banyak menyediakan destinasi yang bernilai
edukasi. Seperti tersedianya Kerajaan Kupu-kupu, adanya gugusan bukit
Karst, Gua-gua prasejarah di Leang-Leang, dan lain-lain. Terlebih lagi jika
dikaitkan dengan Ilmu Sejarah, Maros memiliki situs Cagar Budaya seperti
lukisan di dinding gua-gua yang diperkirakan sudah ada sejak zaman
prasejarah. Jika ditarik ke masa yang lebih kontemporer, yaitu masa
kolonial, Maros merupakan wilayah Onderafdeeling Makassar yang
dikontrol secara langsung oleh bangsa Belanda, sehingga potensi alam yang
dimiliki tentu diambil alih dan dikelola oleh mereka, tanpa terkecuali
Bantimurung yang sejak lama telah menarik perhatian peneliti dan
wisatawan. Adapun keunikan dari Kawasan Wisata Alam Bantimurung-
Bulusaraung yang menjadi daya Tarik wisatawan lokal maupun
mancanegara, diantaranya: karst, goa-goa dengan stalaknit dan stalakmit
yang indah, dan yang paling dikenal adalah kupu-kupu. Kawasan Wisata
Alam Nasional ini memang mengandalkan kupu-kupu sebagai daya Tarik
uKawasan Wisata Alamya.
Seperti pada buku yang ditulis oleh Sri Nuraminah yang berjudul
Kupu-Kupu Penghuni Kawasan Wisata Alam Bantimurung (Ngatimin,
Nasruddin, Gassa, & Abdullah, 2019). Pada buku ini penulis tidak
menjelaskan bagaimana latar belakang dijadikannya Bantimurung sebagai
Kawasan Wisata Alam Nasional dan bagaimana perkembangannya. Jika
melihat kekiniannya, Maros adalah perwakilan kedua dunia sebagai pemilik
gugusan Karst terluas setelah Cina Selatan, dan salah satu peninggalan
purbakala tertua dunia, yaitu lukisan yang berada di dinding-dinding Gua.
Selain menjadi aset dunia, Maros memiliki banyak destinasi wisata yang
tidak kalah menarik, seperti Rammang-rammang, Karaengta, Rea Toa, Air
Terjun Bonto Somba, dan lain-lain seperti Kawasan Wisata Alam Wisata
Alam Bantimurung yang sudah sangat berkembang hingga menjadi
Kawasan Wisata Alam Bantimurung-Bulusaraung. Dalam perkembangan
Kawasan Wisata Alam Nasionalya, Kota Maros kemudian menjadi salah
satu kota tujuan wisata. Beberapa data yang memuat informasi tentang
aktivitas rekreasi dan fasilitas yang ada di Bantimurung, seperti kolam
permandian di Bantimurung pada tahun 1933. Hal tersebut juga
menjelaskan bahwa kondisi kota Maros aman dan kondusif. Berikut ini
adalah gambar table yang menunjukkan data jumlah kunjungan wisatawan
dari tahun 2018 hingga tahun 2020.
B. BATASAN MASALAH
1. Strategi Promosi dan Pelayanan di Kawasan Wisata Alam Bantimurung
2. Kendala Strategi Promosi dalam Menjalankan Strategi Promosi dan
Pelayanan yang dilakukan oleh pengelola Kawasan Wisata Alam
Bantimurung
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Strategi Promosi dan Pelayanan yang dilakukan oleh
pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung dalam meningkatkan
jumlah pengunjung?
2. Apa Kendala Strategi Promosi dan Pelayanan dalam Menjalankan
Strategi Promosi dan Pelayanan yang dilakukan oleh pengelola Kawasan
Wisata Alam Bantimurung dalam meningkatkan jumlah pengunjung?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui strategi promosi dan pelayanan yang dilakukan oleh
pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung dalam meningkatkan
jumlah pengunjung
2. Untuk mengetahui kendala strategi promosi dalam menjalankan strategi
promosi dan pelayanan yang dilakukan oleh pengelola Kawasan Wisata
Alam Bantimurung dalam meningkatkan jumlah pengunjung
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah wawasan dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori
yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam
penelitian yang sebenarnya.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun strategi
pengembangan daya tarik wisata Kawasan Wisata Alam Bantimurung di
daerah Kabupaten Maros.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KEPARIWISATAAN
1) Kepariwisataan menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisatan Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 adalah keseluruhan
kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang
dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
2) Kepariwisataan menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K. Kraft (dalam
Yoeti, 1990:115) tahun 1942 adalah Kepariwisataan adalah
keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal
sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.
3) Kepariwisataan Menurut Prof. Kurt Morgentroth (dalam Yoeti,
1996:17) adalah dalam arti sempit Kepariwisataan adalah lalu lintas
orang-orang yang meninggalkan kediamannya untuk sementara
waktu, untuk berpesiar di tempat lain semata-mata sebagai konsumsi
dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi
kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam
dari pribadinya.
Jadi, Kepariwisataan merupakan kegiatan jasa yang
memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas,
seperti: hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang
indah dan iklim yang nyaman.
B. WISATAWAN
1) Wisatawan menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisatan Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 adalah orang yang melakukan
wisata.
2) Wisatawan menurut World Tourism Organization (WTO) adalah
setiap orang bertempat tinggal di suatu negara, tanpa memandang
kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang
sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya
dapat diklasifikasikan
3) Wisatawan menurut G.A Schmoll adalah individu atau kelompok
individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang
dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada
perjalanan pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia
lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang
diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik
pengunjung di masa yang akan datang.
C. PARIWISATA
1) Pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisatan Bab 1 Pasal 1 Ayat 3 adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
2) Pariwisata menurut World Tourism Organization (WTO) merupakan
suatu kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di
daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya.
3) Pariwisata menurut James J. Spillane (1982) merupakan suatu
kegiatan untuk melakukan perjalanan yang bertujuan untuk
mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,
memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat,
menunaikan tugas, berziarah dan tujuan lainnya.
Jadi, Pariwisata merupakan suatu kegiatan wisata atau kegiatan
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dan
diselenggarakan dari satu tempat ketempat lainnya, dengan maksud
bukan untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi.
E. RISET PEMASARAN
1) Riset Pemasaran menurut Philip Kotler merupakan suatu perancangan,
pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sudah tersistematis dari
data atau berbagai penemuan yang relevan dengan adanya situasi
pemasaran tertentu yang telah dihadapi oleh perusahaan.
2) Menurut Robby Susatyo memiliki Riset Pemasaran sebagai suatu
pengidentifikasian yang lebih objektif dan tersistematis, yang akan
dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian beberapa
informasi yang bertujuan agar dapat memperbaiki dalam pengambilan
keputusan yang masih berkaitan dengan solusi permasalahan dan
penentuan berbagai peluang dalam proses pemasaran.
3) American Marketing Association (AMA) telah mendefinisikan bahwa
riset pemasaran sebagai salah satu fungsi yang menghubungkan
antara: konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan para
pemasar melalui informasi. Informasi inilah yang nantinya akan
digunakan dalam mengidentifikasikan dan menentukan peluang serta
permasalahan pemasaran seperti: merumuskan, menyempurnakan dan
mengevaluasi berbagai tindakan pemasaran, memantau kinerja
pemasaran, dan menyempurnakan pemahaman tentang segala aktivitas
pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas berbagai cara
yang dapat menjadikan kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif dan
lebih efisien.
F. STRATEGI
1) Menurut Craig & Grant (1996) Strategi merupakan penetapan sasaran
dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah
perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and
objectives).
2) Strategi menurut Siagian (2004) adalah serangkaian keputusan dan
tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3) Menurut Glueck dan Jauch (1989) strategi adalah rencana yang
disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Jadi, Strategi adalah suatu rencana untuk menyusun langkah
atau tindakan untuk mencapai sasaran perusahaan dengan cara
dirancang dengan sebaik mungkin untuk keberhasilan tujuan dari
perusahaan dapat tercapai melalui pelaksanaan strategi yang tepat.
G. PROMOSI
1) Menurut Sistaningrum (2002:98) Promosi ialah suatu upaya atau
kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun
konsumen potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap
produk yang ditawarkan saat ini atau dimasa yang akan datang.
2) Promosi menurut Gitosudarmo (2000:237) Promosi ialah kegiatan
yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat
menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk
tersebut.
3) Menurut Rambat Lupiyoadi (2006:120) Promosi merupakan salah satu
variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan
oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi
bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan
dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai
dengan keinganan dan kebutuhannya
Jadi, Promosi adalah salah satu cara atau upaya untuk
mempengaruhi konsumen actual maupun konsumen potensial agar
tertarik dan membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan dan
mencapai tujuan dari kegiatan promosi ini.
H. PELAYANAN
1) Pelayanan menurut Suparlan (2000:35) adalah sebuah usaha
pemberian bantuan ataupun pertolongan pada orang lain, baik dengan
berupa materi atau juga non materi agar orang tersebut bisa mengatasi
masalahnya itu sendiri.
2) Menurut Moenir (2005:47) pelayanan ialah sebuah proses dari
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung
3) Menurut Kotler (2003:364) bahwa pelayanan (Service) ialah sebagai
suatu tindakan ataupun kinerja yang bisa diberikan pada orang lain.
Pelayanan atau juga lebih dikenal dengan service bisa di
klasifikasikan menjadi dua yaitu
I. KUNJUNGAN
Pengertian Kunjungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
perihal (perbuatan, proses, hasil) mengunjungi atau berkunjung; lawatan.
Sedangkan pengertian kunjungan secara umum adalah melakukan suatu
kegiatan atau aktivitas dengan tujuan berkunjung atau mendatangi suatu
tempat secara individu maupun kelompok.
A. KABUPATEN MAROS
Kabupaten Maros terletak di bagian barat Sulawesi Selatan antara
40°45′-50°07’ lintang selatan dan 109°205′-129°12′ bujur timur yang
berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota Makassar dan
Kabupaten Gowa sebelah selatan, Kabupaten Bone di sebelah timur dan
Selat Makassar di sebelah barat. Kabupaten Maros berada pada rentang
ketinggian antara 0 m sampai dengan lebih dari 1.000 m dari permukaan
laut. Di wilayah Kabupaten Maros terdapat beberapa gunung dengan jenis
gunung yang tidak aktif dan tidak begitu tinggi, seperti Gunung Barro-
Barro, Rammang-Rammang, Samaenre, Bulu Saraung, dan Bulu Saukang.
Bulu Saukang adalah gunung yang tertinggi di wilayah Kabupaten Maros
dengan ketinggian mencapai 260 m di atas permukaan laut.
Lokasi geografi dan topografinya, terdiri dari 80 desa dan 23
kelurahan yang ada di kabupaten Maros, 10 desa berada pada wilayah
pantai, 5 desa berada pada wilayah lembah, 28 desa berada pada wilayah
perbukitan, dan sisanya 60 desa/kelurahan berada pada wilayah
dataran/landai. Kecamatan Tompobulu merupakan kecamatan yang
memiliki wilayah paling luas, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling
kecil adalah kecamatan Turikale. Kondisi Topografi Kabupaten Maros
sangat bervariasi mulai dari wilayah datar sampai bergunung-gunung.
Hampir semua di kecamatan terdapat daerah pedataran yang luas
keseluruhan sekitar 70.882 ha atau 43,8% dari luas wilayah Kabupaten
Maros. Sedangkan daerah yang mempunyai kemiringan lereng di atas dari
40% atau wilayah yang bergunung-gunung mempunyai luas 49.869 ha atau
30,8 dari luas wilayah Kabupaten Maros.
Dari Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, ke ibu kota
Kabupaten Maros berjarak kurang lebih 30 km dan dapat ditempuh dalam
waktu sekitar 1 jam melewati jalan provinsi yang cukup baik dan lancar.
SelanjuKawasan Wisata Alam Nasionalya dari ibu kota Kabupaten Maros
sampai ke kota-kota kecamatan di kabupaten tersebut juga dihubungkan
oleh jalan aspal yang cukup baik.
Kabupaten Maros sendiri memiliki potensi wisata alam yang eksotis.
Eksotisme alam yang dimiliki oleh Kabupaten Maros membawa Kabupaten
ini menjadi salah satu destinasi wisata baik untuk internasional maupun
untuk domestik. Serta pemandangan alam seperti pegunungan, bentangan
karst, pantai, dan situs arkeologi menjadikan Kabupaten Maros ini kaya
akan obyek wisata alam yang dapat memuaskan hasrat dan mata
pengunjung sekaligus menjadi pengalaman wisata alam yang tak terlupakan.
Maros menawarkan berbagai pilihan objek wisata menarik dengan dominasi
wisata alamnya yang masih sangat alami.
Potensi Sumber daya alam (SDA) unggulan kabupaten Maros lainnya
adalah potensi wisata alam seperti Kawasan Wisata Alam Bantimurung,
Cagar alam Karaenta, Kawasan Wisata Alam wisata alam Goa Pattunuang,
Kawasan Wisata Alam Safari Puncak, Permandian Air Panas Reatoa, air
terjun Lacolla dan bonto somba, Batu Napara / sungai putedan pasir putih
Kuri. Dan untuk potensi wisata lainnya adalah Kawasan Wisata Alam
purbakala leang-leang yang letaknya ada pada perbukitan kapur yang curam,
sekitar 17 km dari kota Maros. Sebagian dari objek - objek wisata tersebut
masih belum dikembangkan dan dikelola secara profesional. Khusus untuk
objek wisata alam Bantimurung dengan kondisi alam tropis yang subur
menjadikan daerah ini sebagai permukiman yang ideal dari berbagai jenis
Kupu-kupu, dimana pada saat ini tercatat sekitar 150 jenis kupu - kupu yang
di daerah lain sudah amat sulit ditemukan.
Hasil data yang diperoleh mengenai strategi promosi dan pelayanan yang
dilakukan oleh pihak pengelola Kawasan Wisata Alam Bantimurung tentunya
diperlukan pendapat dan persepsi dari responden yang dapat memberi informasi
dan data tambahan untuk penelitian. Penyajian data deskriptif dalam penelitian
juga bertujuan agar dapat dilihat profil dari responden sebagai bentuk dukungan
dalam melancarkan proses penelitian yang dilakukan. Adapun karakteristik
penelitian yang terdiri dari nama atau inisial, umur, jenis kelamin dan status
pekerjaan responden. Responden dalam penelitian ini berjumlah 68 responden.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 68 responden melalui penyajian kuesioner
dapat dilihat pada gambar berikut :
a. Jenis Kelamin Responden
a. Strategi Promosi
Berdasarkan table untuk variable strategi promosi pada item pernyataan
pertama menunjukkan 35,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa
responden sering melihat promosi melalui sosial media. 19,1% responden
menyatakan setuju, 25% responden menyatakan netral, 17,6% responden
menyatakan tidak setuju dan 2,9% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kedua menunjukkan 29,4% responden
menyatakan sangat setuju bahwa melalui media sosial membantu responden
mendapatkan informasi. 25% responden menyatakan setuju, 25% responden
menyatakan netral, 16,2% responden menyatakan tidak setuju dan 4,4%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan ketiga menunjukkan 36,8% responden
menyatakan sangat setuju bahwa media promosi melalui media sosial adalah hal
yang efektif dan efisien. 25% responden menyatakan setuju, 17,6% responden
menyatakan netral, 17,6% responden menyatakan tidak setuju dan 2,9%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan keempat menunjukkan 41,8% responden
menyatakan sangat setuju bahwa pengunjung merasa senang dengan adanya event
yang diselenggarkan. 25,4% responden menyatakan setuju, 9% responden
menyatakan netral, 13,4% responden menyatakan tidak setuju dan 10,4%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kelima menunjukkan 38,2% responden
menyatakan sangat setuju adanya event yang diselenggarakan mendatangkan
banyak pengunjung. 33,8% responden menyatakan setuju, 10,3% responden
menyatakan netral, 10,3% responden menyatakan tidak setuju dan 7,4%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan keenam menunjukkan 32,4% responden
menyatakan sangat setuju bahwa event yang diselenggarakan sangat menghibur
pengunjung. 32,4% responden menyatakan setuju, 20,6% responden menyatakan
netral, 8,8% responden menyatakan tidak setuju dan 5,9% responden menyatakan
kurang setuju
Pada table item pernyataan ketujuh menunjukkan 19,1% responden
menyatakan sangat setuju bahwa promosi melalui sosialisasi untuk menawarkan
paket wisata ditempat umum dan sekolah-sekolah termasuk efektif dan efisien.
39,7% responden menyatakan setuju, 23,5% responden menyatakan netral, 11,8%
responden menyatakan tidak setuju dan 5,9% responden menyatakan kurang
setuju
Pada table item pernyataan kedelapan menunjukkan 32,8% responden
menyatakan sangat setuju bahwa responden akan mengunjungi Kawasan Wisata
Alam Bantimurung dimasa mendatang.34,3 % responden menyatakan setuju,
13,4% responden menyatakan netral, 9% responden menyatakan tidak setuju dan
10,4% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kesembilan menunjukkan 30,9% responden
menyatakan sangat setuju bahwa responden akan merekomendasikan Kawasan
Nasional Bantimurung kepada teman,keluarga dan saudara. 38,2% responden
menyatakan setuju, 10,3% responden menyatakan netral, 13,2% responden
menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kesepuluh menunjukkan 38,2% responden
menyatakan sangat setuju bahwa responden akan mengajak teman,keluarga dan
saudara untuk mengunjungi Kawasan Wisata Alam Bantimurung. 29,4%
responden menyatakan setuju, 14,7% responden menyatakan netral, 13,2%
responden menyatakan tidak setuju dan 4,4% responden menyatakan kurang
setuju
Pada table item pernyataan ketiga menunjukkan 16,2% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengunjung. 36,8% responden
menyatakan setuju, 27,9% responden menyatakan netral, 11,8% responden
menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang setuju
b. Kualitas Pelayanan
Berdasarkan table untuk variable kualitas pelayanan pada item pernyataan
pertama menunjukkan 20,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa petugas
Kawasan Wisata Alam Bantimurung memberikan pelayanan yang sangat baik
dimedia sosial maupun secara langsung. 26,5% responden menyatakan setuju,
36,8% responden menyatakan netral, 10,3% responden menyatakan tidak setuju
dan 5,9% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kedua menunjukkan 16,2% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengunjung. 36,8% responden
menyatakan setuju, 27,9% responden menyatakan netral, 11,8% responden
menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan ketiga menunjukkan 20,6% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
melayani dengan senyum,salam dan sapa (3S). 32,4% responden menyatakan
setuju, 27,9% responden menyatakan netral, 10,3% responden menyatakan tidak
setuju dan 8,8% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan keempat menunjukkan 19,1% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
bersikap cepat tanggap terhadap keluhan pengunjung. 33,8% responden
menyatakan setuju, 25% responden menyatakan netral, 14,7% responden
menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kelima menunjukkan 11,8% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi pengunjung.
35,3% responden menyatakan setuju, 32,4% responden menyatakan netral, 14,7%
responden menyatakan tidak setuju dan 5,9% responden menyatakan kurang
setuju
Pada table item pernyataan keenam menunjukkan 17,6% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti terhadap pengunjung.
38,2% responden menyatakan setuju, 23,5% responden menyatakan netral, 13,2%
responden menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden menyatakan kurang
setuju
Pada table item pernyataan ketujuh menunjukkan 19,1% responden
menyatakan sangat setuju bahwa petugas Kawasan Wisata Alam Bantimurung
memberikan pelayanan yang baik kepada semua pengunjung tanpa memandang
status sosial. 32,4% responden menyatakan setuju, 26,5% responden menyatakan
netral, 14,7% responden menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden
menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kedelapan menunjukkan 16,2% responden
menyatakan sangat setuju bahwa komunikasi antara petugas dengan pengunjung
sudah sangat baik. 36,8% responden menyatakan setuju, 30,9% responden
menyatakan netral, 10,3% responden menyatakan tidak setuju dan 5,9%
responden menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kesembilan menunjukkan 19,1% responden
menyatakan sangat setuju bahwa kerapihan, kebersihan dan penampilan petugas
sudah baik. 36,8% responden menyatakan setuju, 23,5% responden menyatakan
netral, 13,2% responden menyatakan tidak setuju dan 7,4% responden
menyatakan kurang setuju
Pada table item pernyataan kesepuluh menunjukkan 14,7% responden
menyatakan sangat setuju bahwa kepekaan petugas Kawasan Wisata Alam
Bantimurung dalam membantu permasalahan pengunjung sudah baik. 33,8%
responden menyatakan setuju, 35,3% responden menyatakan netral, 10,3%
responden menyatakan tidak setuju dan 5,9% responden menyatakan kurang
setuju.
A. KESIMPULAN
Strategi promosi dilakukan bertujuan untuk merencanakan suatu
Langkah yang ingin dijalankan oleh semua pihak yang bersifat terarah dan
teroganisir. Strategi promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola Kawasan
Wisata Alam Bantimurung sudah sangat maksimal, hal ini dapat dilihat dari
data kunjungan dimana pada tahun 2018 hingga tahun 2019 terjadi
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancangera.
Bentuk strategi promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola
Kawasan Wisata Alam Bantimurung salah satunya dengan cara pemanfaatan
digitalisasi. Memanfaatkan digitalisasi adalah salah satu strategi pengelola
yang sangat tepat untuk membantu aktivitas promosi yang dilakukan dengan
menggunakan media sosial dan media massa sebagai media alternatif untuk
promosi. Media yang digunakan seperti Instagram dan Facebook, Website
Profile, Youtube Channel dan Periklanan yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten maros.
Strategi promosi yang ingin dicapai dan terorganisir tentunya terdapat
relevansi dalam pelayanan yang diberikan. Kualitas pelayanan sangat
berpengaruh besar pada proses strategi promosi yang dilakukan karena jika
kualitas pelayanannya baik maka terciptalah kepuasan wisatawan dan juga
menjadi peran dan upaya pengelola dalam mempertahankan wisatawan yang
loyal terhadap kunjungan wisata di Kawasan Wisata Alam Bantimurung
Kabupaten Maros.
Keberhasilan yang dicapai dalam mempromosikan Kawasan Wisata
Alam Bantimurung bukan hanya diperlukan koordinasi dan kerjasama yang
baik antara pihak pengelola dengan pihak lainnya yang bertanggung jawab
dalam pengembangan pariwisatanya. Dapat dikatakan, keberhasilan suatu
program promosi dalam bidang kepariwisataan sangat ditentukan faktor
kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan
daerah.
B. SARAN
Dari hasil penelitian yang telah disimpulkan, Penulis mencoba
memberikan saran yang kemudian bisa menjadi masukan Balai Kawasan
Wisata Alam Bantimurung dalam upaya meningkatkan kunjungan
wisatawaan asing maupun domestik sebagai berikut:
1. Sebaiknya Kawasan Wisata Alam Bantimurung memiliki SDM yang ahli
dibidang kehumasan agar lebih efektif lagi dalam melakukan kegiatan
promosi, terutama salam promosi secara digitalisasi.
2. Sebaiknya Kawasan Wisata Alam Bantimurung mengoptimalkan seluruh
bentuk-bentuk promosi yang belum diadakan, promosi penjualan yang
belum dilakukan akan mampu menarik pengunjung secara signifikan
melalui kerjasama dengan biro perjalanan, hotel, dan pendukung
pariwisata pemberian insentif.
3. Balai Kawasan Wisata Alam Bantimurung sebaiknya bisa dengan
optimal mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam
mempromosikan Kawasan Wisata Alam Bantimurung, karena dengan
adanya keterlibatan masyarakat akan memberikan citra yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Craig & Grant. 1996. Manajemen Strategi. Jakarta: Alex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
James, Spillane, J. (1982). Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya.
Yogyakarta: Kanisius
Jauch Lawrence R. & Glueck William F. (1989). Manajemen Dan Strategis
Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Kementerian Kehutanan, 1990. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Moenir, 2005, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.
Pendit, Nyoman. S. 1994. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:
Pradnya Paramita.
Siagian, Sondang P. (2004). Manajemen Strategik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sistaningrum. 2002. Manajemen Penjualan Produk. Yogyakarta: PT. Taristo.
Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Sekretariat
Negara. Jakarta (2009). Indonesia.
Yoeti, O. A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.